BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal Ada bermacam-macam pengertian pasar modal, namun pada dasarnya pengertian pasar modal adalah sama. Dibawah ini ada beberapa pengertian atau definisi dari pasar modal, yaitu : Menurut Fakhrudin dan Hardianto (2001:1) mengemukakan bahwa pada dasarnya pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri. Menurut Sunariyah (2003:4) pasar modal adalah suatu pasar (tempat, berupa gedung yang disiapkan guna memperdagangkan saham, obligasi dan jenis surat berharga dengan memakai jasa perantara pedagang efek. 2.1.2 Macam-Macam Pasar Modal Pasar modal dapat dibedakan menjadi: a. Primary Market Primary Market adalah penawaran saham yang dilakukan oleh emiten kepada calon investor selama batas waktu tertentu yang ditetapkan oleh emiten sebelum hal tersebut dijual melalui bursa/ sebelum listing.
6
7
b. Secondary Market Secondary Market biasanya diistilahkan sebagai transaksi jual beli saham/ sekuritas setelah masa penawaran terlewati yaitu ditandai dengan dilakukannya listing bursa. c. Third Market Third Market adalah perdagangan saham yang dilakukan diluar bursa / OTC (Over The Counter Market), biasa disebut sebagai bursa parallel. d. Fourth Market Fourth Market merupakan bentuk perdagangan efek antar investor yang dilakukan tanpa melalui perantara pedagang efek.
2.1.3 Saham Saham merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular yang merupakan bukti kepemilikan perusahaan yang memberikan penghasilan tetap. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau badan usaha dalam suatu perusahaan. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pengertian saham menurut Tampubolon (2005:138) saham adalah sumber keuangan perusahaan yang berasal dari pemilik perusahaan dan merupakan bukti kepemilikan atas perusahaan oleh pemegangnya serrta surat berharga yang dapat diperdagangkan di pasar bursa.
8
2.1.4 Bentuk Saham Menurut Tandelilin (2001:18) saham dapat dibagi menjadi 2 yaitu : 1. Saham Preferen Saham preferen adalah saham yang mempunyai kombinasi karakteristik gabungan dari obligasi maupun saham biasa, karena saham preferen memberikan pendapatan yang tetap seperti halnya obligasi, dan juga mendapatkan hakkepemilikan seperti pada saham biasa. Perbedaan dengan saham biasa adalah bahwa saham preferen tidak memberikan hak suara kepada pemegangnya untuk memilih direksi ataupun manajemen perusahaan, seperti layaknya saham biasa. 2. Saham Biasa Sekuritas yang menunjukkan bahwa pemegang saham biasa tersebut mempunyai hak kepemilikan atas aset-aset perusahaan. Investor yang membeli saham biasa belum tentuakan mendapatkan pendapatan secara tetap dari perusahaan, karena saham biasa tidak mewajibkan perusahaan untuk membayar sejumlah kas terhadap pemegang saham. Hal ini sangat berbeda dengan obligasi yang memberikan pendapatan tetap dan waktu jatuh tempo yang sudah ditentukan, sehingga saham memiliki resiko yang relatif lebih besar dibandingkan obligasi. 2.1.5
Harga Saham
Harga saham dapat diartikan sebagai harga pasar (market value) yaitu harga saham yang ditentukan oleh mekanisme modal. Harga saham pada hakikatnya
9
adalah penerima besarnya pengorbanan yang dilakukan oleh setiap investor untuk penyertaan dalam perusahaan. Harga pasar saham adalah harga terakhir yang melaporkan saat suatu surat berharga atau efek terjual di bursa. Menurut Sunariyah (2003:170) harga saham diartikan sebagai harga pasar (market value) yaitu harga saham yang ditentukan dan dibentuk oleh mekanisme pasar modal. Harga saham pada hakikatnya merupakan penerimaan besarnya pengorbanan yang harus dilakukan oleh setiap investor untuk penyertaan dalam perusahaan. Harga saham di bursa efek akan bergerak sesuai dengan kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi atas saham. Tinggi rendahnya harga saham lebih banyak dipengaruhi oleh pertimbangan pembeli dan penjual tentang kondisi internal dan eksternal.
2.1.6 Keuntungan pemegang saham Ada beberapa keuntungan yang diperoleh pemegang saham yaitu : 1. Dividen Dividen adalah pembagian laba yang diberikan perusahaan kepada pemegang saham. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Jika seorang atau badan hukum ingin mendapatkan dividen, harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai atau berupa saham yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan
10
dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut. 2. Capital Gain Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Misalnya seseorang atau badan hukum membeli saham PT X dengan harga per saham Rp 3.000 kemudian menjualnya dengan harga Rp 3.500 per saham, orang atau badan usaha tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 500 untuk setiap saham yang dijualnya.
2.1.7 Kerugian pemegang saham Selain keuntungan, pemilik saham dapat mengalami risiko atau kerugian, antara lain: 1. Capital Loss Capital loss merupakan kebalikan dari Capital gain, yaitu suatu kondisi dimana pemilik saham menjual saham lebih rendah dari harga beli. Misalnya saham PT. X yang di beli dengan harga Rp 2.000,- per saham, kemudian harga saham mengalami penurunan menjadi Rp 1.400,- per saham. Karena takut harga saham tersebut akan terus turun, pemilik saham menjual pada harga Rp 1.400,- tersebut sehingga mengalami kerugian sebesar Rp 600,- per saham. 2. Risiko Likuiditas Jika perusahaan yang sahamnya dimiliki pemegang saham dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan atau perusahaan tersebut dibubarkan, maka hak
11
klaim pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan, maka sisanya dibagikan secara proporsional kepada seluruh pemegang saham. Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan memperoleh haknya. Resiko likuiditas ini merupakan risiko yang terberat dari pemegang saham. Oleh karena itu seorang pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan. Di pasar perdagangan saham sehari-hari, harga-harga saham mengalami fluktuasi, yaitu harga saham dapat mengalami kenaikan maupun penurunan. Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas saham tersebut di pasar bursa. Permintaan dan penawaran saham dipengaruhi banyak faktor, baik yang sifatnya spesifik (kinerja perusahaan dan industri dimana perusahaan tersebut bergerak) maupun faktor yang sifatnya makro seperti tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar dan faktor-faktor non ekonomi seperti kondisi sosial dan politik, dan faktor lainnya.
2.1.8 Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham Harga saham selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu, dari hari ke hari, bahkan dari detik ke detik. Oleh karena itu, investor harus memperhatikan faktor-faktor
yang
mempengaruhi
harga
saham.
Faktor-faktor
yang
mempengaruhi harga saham dapat berasal dari faktor internal dan faktor eksternal. Menurut Samsul (2006:209) untuk menilai sekuritas khususnya saham dapat dipengaruhi oleh faktor mikro. Faktor mikro yang mempunyai pengaruh terhadap
12
harga saham suatu perusahaan berada dalam perusahaan itu sendiri, yaitu variabelvariabel : a. Laba bersih per saham b. Likuiditas c. Rasio ekuitas terhadap utang d. Rasio laba bersih terhadap ekuitas Menurut Cohen (1987); Amling (1989); Francis (1993); Marzuki Usman (1996) dalam (Soejoto, 2002:255) faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham adalah seperti pada gambar 1.
13
Faktor Internal
Pasar Modal
Informasi Finansial
Saham
Faktor Eksternal
Kondisi Hukum dan Politik
CR ROI
H
Tingkat Suku Bunga
A
Inflasi ROE
R G
PER
DER
Pertumbuhan Ekonomi
A S
Regulasi
A
EPS
Kurs Valuta Asing H A
M
Nilai Transaksi Volume Perdagangan Saham
Capital Gain
Analisis
Gambar 1 Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham
Sumber: Cohen (1987); Amling (1989); Francis (1993); Marzuki (1996), (Soejoto, 2002:255)
14
Faktor-faktor internal yang mempengaruhi harga saham adalah: 1. Laba perusahaan 2. Pertumbuhan aktiva tahunan 3. Likuiditas 4. Nilai aktiva total 5. Penjualan Sedangkan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi harga saham adalah: 1. Kebijakan pemerintah dan dampaknya 2. Fluktuasi nilai tukar mata uang terhadap mata uang asing 3. Rumor dan sentimen pasar 4. Pengabungan usaha atau merger Sunariyah (2003: 168), beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk menilai harga saham antara lain yaitu: 1. Pendekatan Tradisional Analisis saham dengan pendekatan tradisional dilakukan dengan dua analisis yaitu: a. Analisis teknikal Analisis teknikal merupakan suatu teknik analisis yang menggunakan data tentang pasar itu sendiri. Analisis teknikal berusaha mengakses permintaan dan penawaran suatu saham.
15
b. Analisis fundamental Analsis fundamental mengasumsikan bahwa setiap saham memiliki nilai intrinsik. Pendekatan penilaian saham dengan analisis fundamnetal dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu: - Pendekatan laba (Price Earning Ratio) Pendekatan laba didasarkan pada hasil yang diharapkan pada perkiraan laba per saham di masa yang akan datang. Dengan demikian dapat diketahui berapa lama investasi saham akan kembali. - Pendekatan nilai sekarang (Present Value Approach) Dengan pendekatan nilai sekarang, nilai suatu saham diestimasikan dengan cara mengkapitalisasi pendapatan. Nilai sekarang suatu saham sama dengan dengan nilai sekarang dari arus kas di masa yang akan datang yang diharapkan diterima dari investasi saham tersebut. 2. Pendekatan portofolio modern a. Analisis Ekonomik Analisis ekonomik bertujuan untuk mengetahui jenis serta prospek bisnis suatu perusahaan. Variabel yang dianalisis adalah variabel makro yaitu; pendapatan nasional, kebijakan moneter dan fiskal, tingkat bunga dan inflasi. b. Analisis industrial Analisis industri digunakan untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan jenis industri perusahaan. Hal-hal penting yang perlu dipertimbangkan oleh investor dalam analisis saham yaitu; penjualan dan laba perusahaan, sikap dan
16
kebijakan pemerintah terhadap industri, kondisi persaingan dan harga saham perusahaan sejenis. c. Analisis perusahaan Analisis ini untuk mengetahui kinerja perusahaan. Investor memerlukan informasi tentang perusahaan yang relevan sebagai dasar pembuatan keputusan investasi. Informasi-informasi yang relevan antara lain informasi tentang informasi laporan keuangan. Dari laporan keuangan tersebut dapat diketahui solvabilitas, rentabilitas, dan likuiditas perusahaan.
2.1.9 Macam-Macam Rasio Keuangan a. Return on Equity (ROE) Menurut Husnan (2001) keterbatasan kinerja keuangan perusahaan dapat diukur dengan return on equity (ROE). Sedangkan Agus Sartono (2001) mendefinisikan ROE sebagai pengembalian equitas yang jumlahnya dinyatakan sebagai paramater dan diperoleh atas investasi dalam saham biasa perusahaan untuk suatu periode tertentu. Besarnya ROE dipengaruhi oleh laba yang diperoleh perusahaan. Semakin tinggi laba yang diperoleh, maka semakin tinggi pula ROE. ROE adalah rasio antara laba sesudah pajak dengan total modal sendiri, laba ditahan, dan cadangan lain yang dimiliki perusahaan. Agus Sartono (2001) merumuskan ROE sebagai berikut Laba bersih setelah pajak ROE =
x 100% Total Ekuitas
17
b. Debt to Equity Ratio (DER) DER merupakan perbandingan antara total debt (total hutang) dengan total shareholders equity (total modal sendiri). DER semakin tinggi berarti total utang perusahaan juga semakin besar dibandingkan dengan modal sendiri, sehingga kewajiban perusahaan kepada kreditur juga semakin besar. Agus Sartono (2001) merumuskan DER sebagai berikut: Total Hutang DER =
x 100% Total Ekuitas
c. Price Earning Ratio (PER) Menurut Hanafi dan Halim (2007:84), PER merupakan perbandingan antara harga pasar perlembar saham dengan pendapatan perlembar saham yang diperoleh pemilik perusahaan. Harga Per Lembar Saham PER =
x100% Earning Per Share
d. Current Ratio (CR) Current ratio umumnya digunakan untuk mengukur kewajiban jangka pendek perusahaan. “Rasio ini menunjukkan perbandingan antara modal solvable dan kewajiban solvable, dan mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan modal dipecahkan saat ini tersedia” Current ratio menunjukkan perbandingan antara modal lancar dengan kewajiban lancar. CR merepresentasikan kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendek dengan modal lancar yang ada saat ini.
18
Aktiva Lancar CR =
x 100% Hutang Lancar
e. Return of Investment (ROI) Hanafi dan Halim (2007: 84) mendefinisikan ROI sebagai rasio antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva. ROI mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat tertentu yang dimiliki perusahaan. ROI dapat dirumuskan sebagai berikut: Laba bersih setelah pajak ROI =
x 100% Total Aktiva
f. Earning Per Share (EPS) Earning per share merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Rasio yang rendah berarti manajemen belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi, kesejahteraan pemegang saham meningkat. Semakin besar earning per share, maka akan semakin tinggi harga saham tersebut. Menurut Sutrisno (2001:255), Earning Per Share (EPS) atau laba per lembar saham
merupakan
ukuran
kemampuan
perusahaan
untuk
menghasilkan
keuntungan per lembar saham pemilik. Laba yang digunakan sebagai ukuran adalah laba bagi pemilik atau EAT. EPS dapat dirumuskan sebagai berikut: Jumlah Pendapatan EPS =
x 100% Jumlah lembar per saham
19
Informasi mengenai laba per lembar saham dapat digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk menentukan dividen yang akan dibagikan. Informasi ini juga berguna bagi investor untuk mengetahui perkembangan perusahaan selain itu juga dapat digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan suatu perusahaan. Perhitungan laba per lembar saham diatur dalam SAK No.56 yang menyatakan dua macam laba per lembar saham : 1. Laba per lembar saham dasar adalah jumlah laba pada suatu periode yang tersedia untuk setiap saham biasa yang beredar dalam periode pelaporan. 2. Laba per lembar saham dilusian, adalah jumlah laba pada suatu periode yang tersedia untuk setiap saham biasa yang beredar selama periode pelaporan dan efek lain yang asumsinya diterbitkan bagi semua efek berpotensi saham biasa yang sifatnya dilutif yang beredar sepanjang periode pelaporan.
2.2 Penelitian Terdahulu 1. Nirawati (2003) Meneliti tentang “Pengaruh Debt To Equity Ratio, Current Ratio, Earning Per Share Dan Return On Asset Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Property Yang Go Public Di Bursa Efek Jakarta”. Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti terdahulu adalah untuk meneliti pengaruh DER, CR, EPS, dan ROA terhadap harga saham pada perusahaan Property yang go public di BEJ tahun pengamatan 1997-2001. Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah secara simultan, Debt to Equity Ratio, Current Ratio, Earning Per Share dan Return On Asset berpengaruh nyata terhadap harga saham. Secara parsial variabel
20
DER dan CR berpengaruh nyata terhadap harga saham. Sedangkan variabel EPS dan ROA tidak mempunyai pengaruh secara nyata terhadap harga saham. Varibel ROA mempunyai pengaruh paling dominan terhadap harga saham tidak terbukti, namun demikian variable ROA mempunyai koefisien regresi kearah positif. Persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini adalah : Persamaan : a. Peneliti terdahulu dengan peneliti saat ini sama-sama menggunakan variabel bebas CR, DER, dan EPS. b. Peneliti terdahulu dengan peneliti saat ini sama-sama menggunakan variabel terikat harga saham. Perbedaan : a. Peneliti terdahulu menggunakan 4 variabel bebas yaitu CR, DER, ROA, EPS, sedangkan peneliti sekarang menggunakan 6 variabel bebas yaitu CR, ROI, ROE, PER, DER, EPS. b.
Peneliti terdahulu menggunakan sampel perusahaan property yang terdapat di BEJ dengan periode 1997-2001, sedangkan peneliti saat ini menggunakan sampel Perusahaan Telekomunikasi yang terdapat di BEI dengan periode 2008-2011.
21
2. Rahmawati (2011) Meneliti tentang “Pengaruh Faktor-faktor Internal yang Mempengaruhi Harga Saham pada Perusahaan Semen yang Go Public di Bursa Efek Indonesia”. Tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti terdahulu adalah untuk meneliti pengaruh faktorfaktor internal yaitu CR, ROE, PER, DER, EPS, DPR terhadap harga saham pada perusahaan semen yang go public di BEI. Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah secara simultan, CR, ROE, PER, DER, EPS, DPR berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara parsial variabel CR, EPS, DPR, PER berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, sedangkan variabel ROE tidak berpengaruh terhadap harga saham. Persamaan dan perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini adalah : Persamaan : a. Peneliti terdahulu dengan peneliti saat ini sama-sama menggunakan variabel bebas CR, DER, ROE, PER dan EPS. b. Peneliti terdahulu dengan peneliti saat ini sama-sama menggunakan variabel terikat harga saham. Perbedaan : a. Peneliti terdahulu menggunakan DPR sebagai salah satu dari keempat variabel bebasnya, sedangkan peneliti yang sekarang menggunakan ROI sebagai salah satu dari keempat variabel bebasnya.
22
b.
Peneliti terdahulu menggunakan sampel perusahaan semen yang terdapat di BEI, sedangkan peneliti saat ini menggunakan sampel perusahaan Telekomunikasi yang terdapat di BEI dengan periode 2008-2011.
2.3 Rerangka Pemikiran Gambar 2 Rerangka Pemikiran
CR EPS ROI ROE
Harga Saham
DER PER Keterangan: = Berpengaruh secara parsial = Berpengaruh secara simultan
Dengan mengkombinasikan landasan teori-teori dan penelitian-penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, dapat dibuat kerangka pemikiran untuk menjawab rumusan permasalahan yang ditelah dibuat sebelumnya.
23
2. 4 Perumusan Hipotesis Berdasarkan rumusan permasalahan dan tujuan yang ingin di capai pada penelitian ini, serta tinjauan teori yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Diduga Current Ratio, Return On Investment, Return On Equity, Price Earning Ratio, Devidend Earning Ratio, Earning Per Share berpengaruh secara simultan terhadap harga saham pada perusahaan Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia. 2. Diduga Current Ratio, Return On Investment, Return On Equity, Price Earning Ratio, Devidend Earning Ratio, Earning Per Share berpengaruh secara parsial terhadap harga saham pada perusahaan Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia. 3. Diduga Earning Per Share (EPS) mempunyai pengaruh dominan terhadap harga saham pada perusahaan Telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia.