BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1
Tinjauan Teoritis
2.1.1
Pasar Modal
Pasar Modal bisa dikatakan adalah pasar yang tidak berbeda jauh dengan pasar tradisional, dimana ada pedagang, pembeli dan juga tawar menawar harga. Pasar Modal juga bisa diartikan sebagai wahana yang mempertemukan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang menyediakan dana sesuai aturan yang ditetapkan oleh lembaga yang berkaitan dengan efek. Pasar Modal mempunyai posisi yang sangat strategis dalam pembangunan nasional. Pertumbuhan pasar modal sangat tergantung dari kinerja perusahaan yang go public atau yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan-perusahaan harus menjalin kerja sama untuk menciptakan pasar yang mampu menyediakan berbagai jenis produk atau investasi bagi masyarakat. Menurut Fahmi (2012:52) Pasar Modal adalah tempat berbagai pihak, Khususnya perusahaan menjual saham (stock) dan obligasi (bond), dengan tujuan dari hasil penjualan tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai tambahan dana atau memperkuat modal perusahaan. Pasar modal merupakan pasar berbagai instrument keuangan jangka panjang yang biasa diperjual belikan. Instrument yang biasa diperjual belikan dipasar modal misalnya saham, obligasi, opsi, right dll. Di pasar modal menurut Sunariyah (2011:4) memiliki 4 jenis pasar modal, yaitu: 8
9
1) Pasar Perdana (Primary Market) Pasar perdana merupakam pasar modal yang memperdagangkan saham-saham atau sekuritas lainnya yang dijual untuk pertama kalinya (penawaran umum) sebelum saham tersebut dicatatkan dibursa. 2) Pasar Skunder (Secondary Market) Pasar skunder adalah pasar dimana saham dan sekuritas lain diperjual belikan secara luas, setelah melalui masa penjualan dipasar perdana. Harga saham dipasar skunder ditentukan oleh permintaan dan penawaran antara pembeli dan penjual. 3) Pasar Ketiga (Third Market) Pasar ketiga adalah tempat dimana saham dan skuritasnya diperdagangkan diluar bursa. Di Indonesia, pasar ketiga juga disebut dengan bursa paralel yang merupakan system perdagangan efek yang terorganisasi diluar bursa efek, yang menyerupai pasar skunder yang diatur dan dilaksanakan oleh perserikatan perdagangan uang dan efek dengan dikontrol oleh Badan Pengawas Pasar Modal. 4) Pasar Keempat (Fourth Market) Pasar keempat merupakan bentuk perdagangan efek antar pemodal atau dengan kata lain pengalihan saham dari satu pemegang saham ke pemegang saham lainnya tanpa perantara pedagang efek. Fungsi dari pasar modal adalah memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara, karena pasar modal mempunyai 2 fungsi, yaitu :
10
1)
Fungsi ekonomis Pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak investor dan pihak yang memerlukan dana.
2)
Fungsi keuangan Pasar modal memberikan kesemparan memperoleh imbalan (return) bagi pemilik dana atau investor, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih. Diharapkan adanya pasar modal aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal merupakan alternative pendanaan bagi perusahaan-perusahaan untuk meningkatkan pendapatan perusahaan.
2.1.2 Investasi Menurut Halim (2002:2) Pengertian investasi pada hakekatnya merupakan penempatan sejumlah dana saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa yang akan dating. Untuk melakukan investasi dipasar modal diperlukan pengetahuan yang cukup, pengalaman serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek yang mana akan dibeli, dijual dan yang tetap dimiliki. Sebagai investor harus rasional dalam menghadapai pasar jual beli saham dan investor harus mempunyai ketajaman perkiraan mada depan perusahaan yang sahamnya akan dibeli atau dijual. 2.1.3
Saham
Menurut Tandelilin (2001:18) mendefinisikan pengertian saham sebagai bukti kepemilikan aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka investor akan mempunyai hak terhadap
11
pendapatan dan kekayaan perusahaan. Sedangkan menurut Darmadji dan Fakhruddin (2001:23) saham merupakan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa saham adalah tanda penyertaan modal terhadap suatu perseroan dimana dengan saham tersebut investor dapat mempunyai hak atas kekayaan perusahaan. Bentuk saham dapat dikatagorikan dalam tiga kategori saham, yaitu : berdasarkan hak tagih, berdasarkan peralihan hak, dan berdasarkan kinerja. 1. Bentuk saham berdasarkan hak tagih atau klaim, terdapat dua jenis saham, yaitu : a. Saham Biasa (Common Stock), yaitu merupakan saham yang menempatkan pemiliknya yang paling yunior terhadap pembagian dividen, dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. b. Saham Preferen (Preferrend Stock), merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga bias tidak mendapatkan hasil seperti yang dikehendaki investor. Saham preferen serupa dengan saham biasa karena dua hal, yakni : mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulisa diatas lembaran saham tersebut dan membayar deviden.
12
2. Berdasarkan peralihan hak, terdapat 2 jenis saham, yaitu : a. Saham Atas Unjuk (Bearer stock), merupakan saham yang memili karakteristik tidak tercantum nama pemilik dengan tujuan agar saham tersebut dapat dengan mudah di pindah tangankan dari suatu investor ke investor lainnya. b. Saham
Atas
Nama (Registered stock), yakni saham-saham yang
dimana ditulis dengan jelas nama pemilik dan pemegang hak atas saham tersebut. Dimana cara peralihannya dengan mencatatkan pada dokumen peralihan dan kemudian nama pemiliknya dicatat dalam buku perusahaan yang khusus memuat daftar nama pemegang saham. 3. Bentuk saham berdasarkan kinerja saham : a. Blue Chip Stock, yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi sebagi leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayr deviden. b. Growth Stock, saham ini merupakan saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industry sejenis yang mempunyai reputasi tinggi. c. Speculation Stock, saham ini merupakan saham suatu perusahaan yang tidak bias secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ketahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi dimasa mendatang meskipun belum pasti
13
d. Counter Cyclical Stock, saham ini merupakan saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonoi makro maupun situasi bisnis secara umum. e. Income Stock, saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar deviden lebih tinggi dari rata-rata deviden yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. 2.1.4
Harga Saham
Harga saham merupakan nilai sekarang dari arus kas yang akan diterima oleh pemilik saham dikemudian hari dalam jangka waktu tertentu. Menurut Anoraga (2001:100) harga saham adalah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh bukti penyertaan atau pemilikan suatu perusahaan. Harga saham juga dapat diartikan sebagai harga yang dibentuk dari interaksi para penjual dan pembeli saham yang dilator belakangi oleh harapan investor terhadap profit perusahaan. Harga saham juga menunjukan nilai dari perusahaan itu sendiri. Semakin tinggi nilai saham dan harga saham suatu perusahaan, maka investor akan tertarik untuk menjual sahamnya. Adapun menurut Alwi (2008:87), faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan saham yaitu : a. Faktor Internal 1. Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan seperti pengiklanan, rincian kontrak, perubahan harga, penarikan produk baru, laporan produksi, laporan keamanan produk, dan laporan penjualan.
14
2. Pengumuman pendanaan (financing announcements), seperti pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan hutang. 3. Pengumuman badan direksi manajemen (management board of director announcements) seperti perubahan dan pergantian direktur, manajemen, dan struktur organisasi. 4. Pengumuman
pengambilalihan
diversifikasi,
seperti
laporan
merger, investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakusisian dan diakuisisi. 5. Pengumuman investasi (investment announcements), seperti melakukan ekspansi pabrik, pengembangan riset dan penutupan usaha lainnya. 6. Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcements), seperti negoisasi baru, kontrak baru, pemogokan dan lainnya. 7. Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba sebelum akhir tahun fiskal dan setelah akhir tahun fiskal, Earning Per Share (EPS), Dividen Per Share (DPS), price earning ratio, net profit margin, return on assets (ROA), dan lain-lain. b. Faktor Eksternal 1. Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga tabungan dan deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah.
15
2. Pengumuman
hukum
(legal
announcements),
seperti
tuntutan
karyawan terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan tuntutan perusahaan terhadap manajernya. 3. Pengumuman industri sekuritas (securities announcements), seperti laporan pertemuan tahunan, insider trading, volume atau harga saham perdagangan, pembatasan/penundaan trading. 4. Gejolak politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga merupakan faktor yang berpengaruh signifikan pada terjadinya pergerakan harga saham di bursa efek suatu negara. 5. Berbagai isu baik dari dalam dan luar negeri.
2.1.5
Rasio Keuangan
Menurut Fahmi (2011:107) rasio disebut sebagai perbandingan jumlah, dari suatu jumlah dengan jumlah yang lainnya itulah dilihat perbandingannya dengan harapan nantinya akan ditemukan jawaban yang selanjutnya itu dijadikan bahan kajian untuk dianalisis atau diputuskan.
Rasio keuangan sangat penting gunanya untuk melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan. Bagi investor jangka pendek dan jangka menengah pada umumnya lebih tertarik kepada kondisi keuangan jangka pendek dan kemampuan perusahaan untuk membayar deviden yang memadai. Informasi tersebut dapat diketahui dengan cara yang lebih sederhana yaitu dengan menghitung rasio-rasio keuangan yang dibutuhkan.
16
Menurut Fahmi (2011:121-138) rasio keuangan dikelompokan menjadi enam jenis rasio keuangan, yaitu :
1.
Rasio likuiditas, rasio ini terbagi menjadi Current Ratio, Quick Ratio (Acid Test Ratio), Net Working Capital Ratio, Cash Flow Liqudity Ratio.
2.
Rasio leverage. Rasio ini terbagi menjadi Debt To Total Assets atau Debt Ratio, Debt To Equity Ratio, Times Interest Earned, Cash Flow Coverage, Long-Term Debt To Total Capitalization, Fixed Charged Coverage, Cash Flow Adequancy.
3.
Rasio Aktivitas. Rasio ini terbagi menjadi Inventory Turnover, Day Sales Outstanding, Fixed Assets Turnover, Total Assets Turnover, Long Term Assets Turnover.
4.
Rasio Profitabilitas. Rasio profitabilitas secara umum ada 4 (empat), yaitu Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE).
5.
Rasio pertumbuhan. Rasio pertumbuhan ini yang umum dilihat dari berbagai segi yaitu dari segi penjualan, Earning After Tax (EAT), laba per lembar saham, dividen per lembar saham, dan harga pasar per lembar saham.
6.
Rasio Nilai Pasar. Rasio ini terbagi menjadi Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), Book Value Per Share (BVS), Price Book Value (PBV), Dividen Yield, Dividen Payout Ratio (DPR).
17
Menurut Fahmi (2014:53) rasio keuangan memiliki manfaat, yaitu : 1.
Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat untuk dijadikan sebagai alat menilai kinerja dan prestasi perusahaan.
2.
Analisis rasio keuangan sangat bemanfaat bagi pihak manajemen sebagai rujukan untuk membuat perencanaan.
3.
Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai alat untuk mengevaluasi kondisi suatu perusahaan dari prespektif keuangan.
4.
Analisis rasio keuangan juga bermanfaat bagi para kreditur dapat digunakan untuk memperkirakan potensi resiko yang akan dihadapi dikaitkan dengan adanya jaminan kelangsungan pembayaran bunga dan pengembalian pokok pinjaman.
5.
Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai penilaian bagi pihak stakeholder organisasi.
2.1.6
Laporan Keuangan
Menurut Kasmir (2013:07) laporan keuangan merupakan laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Dalam laporan keuangan mengungkapkan informasi empat aktivitas utama perusahaan yaitu perencanaan, pendanaan, investasi dan operasi.
Sedangkan menurut Sadeli (2002:2) laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi dan merupakan informasi histories. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi untuk membuat pertimbangan dan mengambil keputusan yang tepat bagi pemakai informsi tersebut.
18
Berdasarkan pengertian-pengertian dari para ahli diatas dapat disimpulkan Laporan keuangan merupakan laporan tertulis yang memberikan informasi tentang posisi keuangan dan perubahan-perubahannya, serta hasil yang dicapai selama periode tertentu. Laporan keuangan dapat dijadikan media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan. Laporan keuangan tersebut terdiri dari neraca, perhitungan rugi laba, ikhtisar laba ditahan dan laporan posisi keuangan. menurut Syafri (2008:7) Pemakai laporan keuangan antara lain:
1. Pemilik perusahaan Bagi pemilik perusahaan laporan keuangan dimaksudkan untuk: a. Menilai prestasi atau hasil yang diperoleh manajemen perusahaan. b. Mengetahui hasil deviden yang akan diterima. c. Menilai posisi keuangan perusahaan dan pertumbuhannya. d. Mengetahui nilai saham dan laba perlembar saham. e. Sebagai dasar untuk memprediksi kondisi perusahaan dimasa datang. f. Sebagai dasar untuk mempertimbangkan menambah atau mengurangi investasi. 2. Manajemen perusahaan Bagi manajemen perusahaan laporan keuangan digunakan untuk : a. Alat untuk mempertanggung jawabkan pengelolaan kepada pemilik. b. Mengatur tingkat biaya dari setiap kegiatan operasi perusahaan, divisi, bagian segmen tertentu. c. Mengukur tingkat efisiensi dan tingkat keuntungan perusahaan, divisi, bagian, atau segmen tertentu.
19
d. Menilai hasil kerja individu yang diberikan tugas dan tanggung jawab. e. Untuk menjadi bahan pertimbangan dalam menetukan perlu tidaknya diambil kebijaksanaan baru. f. Memenuhi ketentuan dalam UU, peraturan. Anggaran Dasar, Pasar Modal. Dan lembaga regulator lainnya. 3. Investor Bagi investor laporan keuangan dimaksudkan untuk : a. Menilai kondisi keuangan dan hasil uasaha perusahaan. b. Meniali kemungkinan menanamkan dana dalam perusahaan. c. Menilai kemungkinan menanamkan divestasi (menarik investasi) dari perusahaan. d. Menjadi dasar memprediksi kondisi perusahaan di masa datang 4. Kreditur atau Banker Bagi kreditur, banker, atau supplier laporan keuangan digunakan untuk : a. Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. b. Menilai kualitas jaminan kredit / investasi untuk menopang kredit yang akan diberikan. c. Melihat dan memprediksi prospek keuntungan yang mungkin diperoleh dari perusahaan atau menilai rate of return perusahaan. d. Menilai kemampuan likuiditas, solvabilitas, rentabilitas perusahaan sebagai dasar dalam pertimbangan keputusan kredit.
20
e. Menilai sejauh mana perusahaan mengikuti perjanjian kredit yang sudah disepakati. 5. Pemerintah dan Regulator Bagi pemerintah atau regulator laporan keuangan dimaksudkan untuk : a. Menghitung dan menetapkan jumlah pajak yang harus di bayar. b. Sebagai dasar dalam menetapkan kebijakan-kebijakan baru. c. Menilai apakah perusahaan memerlukan bantuan atau tindakan lain. d. Menilai kepatuhan perusahaan terhadap aturan yang ditetapkan. e. Bagi lembaga pemerintah lainnya bisa menjadi bahan penyusunan data dan statistik. 6. Analisis, Akademis, Pusat data bisnis Para analisis, akademis, dan juga lembaga-lembaga pengumpulan data bisnis laporan keuangan penting sebagai bahan atau sumber informasi yang akan diolah sehingga menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi analisa, ilmu pengetahuan, dan komoditi informasi. Tujuan laporan keuangan menurut PSAK No. 1 (2012,p. 3), laporan keuangan bertujuan untuk : 1.
Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.
2.
Laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi karena secara
21
umum menggambarkan pengaruh keuangan dan kejadian masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non-keuangan. 3.
Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumberdaya yang dipercayakan kepadanya.
2.1.7
Return Saham
Menurt Tandelilin (2010:102) mengatakan bahwa salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi adalah return, dan retutn merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung resiko akan investasi yang dilakukannya. Sedangkan menurut Jogiyanto (2003:109) dalam Pamadanu (2010) return saham adalah hasil yang diperoleh dari hasil investasi, pada umumnya melakukan investasi adalah untuk mendapatkan return (tingkat pengembalian) sebagai imbalan atas dana yang telah ditanamkan serta kesediaannya menanggung resiko yang ada dalam investasi tersebut. Berdasarkan pengertian dari para ahli diatas, dapat disimpulkan Return saham adalah hasil dari keuntungan yang diperoleh dari aktivitas jual-beli saham. Return dapat berupa return realisaisan yang sudah terjadi maupun return ekspektasian yang belum terjadi, namun diharapkan akan terjadi dimasa mendatang. Menurut Sjahrial (2012:69) Pengembalian (return) terdiri dari : 1. Return realisasian Return realisasian merupakan return yang telah terjadi yang dihitung berdasarkan data historis. Pengembalian historis ini juga berguna sebagai
22
dasar penentuan pengembalian yang diharapkan (expected return) dan risiko dimasa datang. Return realisasian ini penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan dan juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspetasian dan risiko dimasa datang. 2. Return ekspetasian Return ekspetasian adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor dimasa mendatang. Berbeda dengan pengembalian yang terealisasi yang sifatnya telah terjadi, pengembalian yang diharapkan sifatnya belum terjadi. Menurut simatupang (2010:39) terdapat dua bentuk return saham yang diterima oleh investor dari kegiatan investasi saham, yaitu : 1. Dividen Dividen adalah keuntungan bersih dikurangi pajak yang diberikan perusahaan penerbit saham kepada para pemegang saham (Simatupang, 2010:39-40). Sering dijumpai perusahaan tidak membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya. Hal ini didasarkan pada pertimbangan kebutuhan dana untuk pengembangan usaha, memprioritaskan pembayaran utang perusahaan, dan pertimbangan lainnya. Oleh sebab itu, investor harus dapat mengamati dan mempertimbangkannya sebelum melakukan investasi.
23
2. Capital Gain Capital gain merupakan keuntungan yang diperoleh oleh para investor di pasar modal, yang berasal dari selisih antara harga beli dan harga jual. Data-data transaksi di bursa efek menunjukkan bahwa banyak para investor di pasar modal melakukan investasi saham lebih memprioritaskan mendapatkan capital gain daripada dividen. Hal ini ditunjukkan oleh banyaknya investor yang melakukan investasi bersifat jangka pendek dengan membeli saham pada pagi hari dan kemudian akan menjualnya lagi pada sore hari atau satu dua hari kemudian setelah harganya naik. 2.1.8 Penelitian Terdahulu Penelitian ini juga pernah diangkat sebagai topik penelitian oleh beberapa peneliti sebelumnya. Hasil berbagai penelitian sebelumnya dapat dijadikan sebagai data pendukung atau acuan, penelitian terdahulu ini penting digunakan untuk memberikan perbandingan hasil penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan. Penelitian terdahulu juga dapat digunakan untuk mengetahui perbedaan masalah-masalah atau latar belakang dari berbagai penelitian sebelumnya sehingga diperoleh gambaran lengkap mengenai permasalahaan yang akan diteliti. Dalam hal ini, fokus penelitian terdahulu yang dijadikan acuan adalah terkait dengan masalah berupa faktor-faktor yang mempengaruhi rasio keuangan terhadap return saham,oleh karena itu peneliti melakukan kajiankajian terhadap beberapa hasil penelitian sebelumnya berupa jurnal-jurnal.
24
Penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai acuan dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut : Tabel. 1 Penelitian Terdahulu No
Nama Peneliti
Judul Penelitian
Variabel Penelitian
Teknis Analisis
Hasil Penelitian
1
Hidayat (2014)
Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Dividend Payout Ratio (DPR)
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi data panel.
Hasil penelitian menunjukan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap harga saham. Likuiditas, dividen dan pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh terhadap harga saham.
2
Farkhan dan Ika (2013)
Pengaruh Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER), dan Dividend Payout Ratio (DPR) terhadap Return Saham Perusahaan (Studi pada Sektor Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia pada Periode 20112013) Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia
Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Assets Turnover, Return On Assets, dan Price Earning Ratio.
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda
Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel CR, DER, TATO tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham dan variabel ROA dan PER memiliki pengaruh secara signifikan terhadap return saham
25
3
Erlina Nurgana Indah (2013)
Analisis pengaruh Rasio Solvabilitas dan Rasio Profitabilitas terhadap Perusahaan Pertambangan Batu Bara yang Terdaftar di BEI Tahun 20092011
Total Debt to Assets Ratio, Long Term Debt Ratio, Time Interest Earned, Return on Assets, Return on Equity, dan Net Profit Margin
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi dan regresi linier sederhana
4
Ida Nuryana (2013)
Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan LQ 45 Di Bursa Efek Jakarta
return on invesment, debt to equity ratio, total asset turnover, equity pershare, gross profit margin
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda
5
Anggie Dennyswara Suryaputra
Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham pada Perusahaan Real Estate dan Property di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Return On Asset (ROA), Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), Total Asset Turn Over (TATO), Earning Per Share (EPS).
Hasil penelitian menunjukan bahwa Rasio Solvabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan return saham sedangkan Rasio Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap perubahan return saham
Dari hasil penelitian diketahui bahwa 2 variabel berpengaruh positif (ROI, DER), dan 3 variabel lainnya berpengaruh negatif ( TAT, EPS, GPM) Analisis Dari hasil yang penelitian digunakan diketahui dalam TATO daan penelitian EPS ini adalah berpengaruh analisis terhadap return regresi saham berganda
26
2.2
Rerangka Pemikiran Dalam suatu perusahaan tambahan modal adalah hal yang sangat penting
untuk mendorong kinerja operasional perusahaan. Modal itu sendiri sumbernya bisa diperoleh dari modal intern dan modal ekstern. Modal intern yaitu modal yang berasal dari pemilik perusahaan atau dari laba yang ditahan sedangkan modal ekstern biasanya didapat dari hasil penjualan saham dan kreditur. Penilaian kinerja keuangan perusahaan yang membutuhkan dana juga mempengaruhi investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut. penilaian kinerja keuangan memerlukan rasio keuangan untuk mengukur tingkat kesehatan perusahaan dan perputaran modal mengalami kestabilan atau tidak dalam kurun waktu tertentu untuk memprediksi operasional perusahaan dimasa yang akan datang. Dalam penelitian ini hubungan antara lima variabel bebas, yakni CR, DER, TATO, ROA, EPS dan variabel terikatnya adalah return saham. Dari perhitungan yang didapat pada rasio-rasio keuangan adalah variabel bebas, maka keadaan keuangan perusahaan dapat diketahui. Sehingga return atau pengembalian atas investasi yang didapat oleh investor bisa diperkirakan. Berdasarkan dari penjelasan yang sudah di uraikan diatas maka rerangka konseptual yang digunakan untuk menjelaskan penelitian ini adalah sebagai berikut :
27
Gambar 1. Kerangka Konseptual
28
2.3
Perumusan Hipotesis Adapun hipotesis yang diajukan oleh penulis mengenai masalah yang terjadi
pada perusahan Real Estate dan Property, adalah sebagai berikut : H1
: Current Ratio (CR) berpengaruh terhadap return saham.
H2
: Debt Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap return saham.
H3
:Return On Assets (ROA) berpengaruh terhadap return saham.
H4
: Total Asset Turn Over (TATO) berpengaruh terhadap return saham.
H5
: Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap return saham.