BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Investasi 1. Definisi investasi Abdul Halim (2005:4) menyatakan bahwa investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Frento T. Suharto (2013:1)
investasi sering didefinisikan sebagai
menempatkan uang atau modal demi hasil atau bunga dengan cara membeli properti, emas, valas, saham, obligasi, dan lain-lain. Lebih jauh ekonom asal Amerika Paul R. Krugman dan Maurice Obstfeld (1999:10) mengatakan bahwa bagian output yang diganakan oleh perusahaan – perusahaan swasta guna menghasilkan output di masa mendatang bisa disebut sebagai investasi. 2. Tujuan Investasi Irham Fahmi (2012:3) menyatakan bahwa untuk mencapai efektivitas dan efisiensi dalam suatu keputusan, diperlukan ketegasan terhadap tujuan yang diharapkan. Begitu pula halnya dalam bidang investasi, kita perlu menetapkan tujuan yang hendak dicapai. Tujuan tersebut antara lain : a. Terciptannya keberlanjutan (continuity) dalam investasi tersebut b. Terciptanya profit yang maksimum atau keuntungan yang diharapkan (profit actual)
c. Terciptanya kemakmuran bagi para pemegang saham d. Turut memberikan andil bagi pembangunan bangsa 3. Bentuk-bentuk investasi Dalam aktivitasnya, secara umum investasi dikenal ada dua bentuk (Irham Fahmi, 2012:4). a. Investasi nyata Investasi nyata (real investment) secara umum melibatkan aset berwujud, seperti tanah, mesin-mesin, atau pabrik. b. Investasi Keuangan Investasi keuangan (financial investment) melibatkan kontrak tertulis, seperti saham biasa (common stock) dan obligasi (bond). 4. Tipe-tipe investasi a. Investasi langsung Investasi langsung (direct investment) yaitu mereka yang memiliki dana dapat langsung berinvestasi dengan membeli secara langsung suatu aset keuangan dari suatu perusahaan yang dapat dilakukan baik melalui perantara atau berbagai cara lainnya. Beberapa macam investasi langsung dirangkum sebagai berikut. 1) Investasi langsung yang tidak dapat diperjualbelikan a) Tabungn b) Deposito 2) Investasi langsung yang dapat diperjualbelikan a) T-bill b) Deposito yang dapat dinegosiasikan
c) T-bond d) Federal Agency Securities e) Municipal bond f) Corporate bond g) Convertible bond h) Saham preferen (preffered stock) i) Saham biasa (common stock) j) Waran (warrant) k) Opsi put (put option) l) Opsi Call (call option) b. Investasi tidak langsung Investasi tidak langsung (indirect investment) adalah mereka yang memiliki kelebihan dana dapat melakukan keputusan investasi dengan tidak terlibat secara langsung atau pembelian aset keuangan cukup hanya dengan memegang dalam bentuk saham atau obligasi saja. Mereka yang melakukan kebijakan investasi tidak langsung umumnya cenderung tidak terlibat dalam pengambilan keputusan penting pada suatu perusahaan. Contohnya, membeli saham dan obligasi yang dijual di pasar modal dan biasannya dilakukan melalui perusahaan investasi atau perantara (agent). Dengan begitu dapat dipahami bahwa perantara tersebut akan mendapatkan sejumlah keuntungan yang dianggap sebagai upah jasa (fee). Perusahaan investasi adalah perusahaan yang menyediakan jasa keuangan dengan cara menjual sahamnya ke publik dan menggunakan dana yang diperoleh
untuk diinvestasikan ke dalam portofolionya. Untuk penjelasan dalam investasi tidak langsung dapat dilihat pada ( Gambar 1).
Investasi tidak langsung Perusahaan Investasi
Investor
Investasi langsung Aset-aset Keuangan
Investasi langsung
Gambar 1 Investasi langsung dan investasi tidak langsung Sumber: Jogiyanto (2008:7) 5. Proses investasi a) Menetapkan sasaran investasi Penetapan sasaran berarti melakukan keputusan yang bersifat fokus atau menempatkan target sasaran terhadap yang akan diinvestasikan. Penetapan sasaran investasi sangat disesuaikan dengan apa yang akan ditujukan pada investasi tersebut. b) Membuat kebijakan investasi Tahap kedua ini berkaitan berkaitan dengan bagaimana perusahaan mengelola dana yang berasal dari saham, obligasi, dan lainnya untuk kemudian didistribusikan ke tempat-tempat yang dibutuhkan.
c) Memilih strategi portofolio Hal ini menyangkut keputusan peranan yang akan diambil oleh pihak perusahaan, yaitu apakah bersifat aktif atau pasif saja. Pada saat perusahaan melakukan investasi aktif maka semua kondisi tentang perusahaan akan dengan cepat tergambarkan di pasar saham. Investasi aktif akan selalu mencari informasi yang tersedia dan kemudian selanjutnya mencari kombinasi portofolio yang paling tepat untuk dilaksanakan. Sementara secara pasif hanya dapat dilihat pada indeks rata-rata atau dengan perkataan lain berdasarkan reaksi pasar saja, tanpa ada sikap atraktif. d) Memilih aset Disini pihak perusahaan berusaha memilih aset investasi yang nantinya akan memberi imbal hasil yang tertinggi (maximal return). Imbal hasil disini dilihat sebagai keuntungan yang akan mampu diperoleh. e) Mengukur dan mengevaluasi kinerja Tahap ini adalah menjadi tahap reevaluasi bagi perusahaan untuk melihat kembali apa yang telah dilakukan selama ini dan apakah tindakan yang telah dilakukan selama ini telah benar-benar maksimal atau belum. Jika belum, maka sebaiknya segera melakukan perbaikan agar kerugian tidak akan terjadi kedepan nantinnya. Bagimanapun perusahaan berharap akan memperoleh keuntungan yang bersifat tetap (suistainability) dan bukan hanya keuntungan yang diperoleh sesaat saja (stimulus profit).
2.1.2
Risiko dan Imbal Hasil (Risk and Return)
Irham Fahmi (2012:185) menyatakan bahwa risiko dan imbal hasil (risk and return) merupakan kondisi yang dialami oleh perusahaan, institusi, dan individu dalam keputusan investasi yaitu baik kerugian ataupun keuntungan dalam suatu periode akuntansi. Dalam dunia investasi dikenal adanya hubungan kuat antara risiko dan imbal hasil, yaitu jika risiko tinggi maka imbal hasil atau keuntungan juga akan tinggi begitu pula sebaliknya jika imbal hasil rendah maka risiko juga akan rendah. Dalam mengambil setiap keputusan investasi, investor selalu berusaha meminimalisasi berbagai risiko yang timbul, baik risiko yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang. Setiap perubahan berbagai kondisi mikro dan makro ekonomi akan turut mendorong terbentuknya berbagai kondisi yang mengharuskan investor memutuskan apa yang harus dilakukan dan strategi apa yang diterapkan agar tetap memperoleh imbal hasil yang diharapkan. 1. Risiko investasi Kemungkinan terjadinya perbedaan antara imbal hasil yang sesungguhnya (actual return) dan tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return). 2. Expected return Keuntungan yang diharapkan oleh seorang investor dikemudian hari terhadap sejumlah dana yang telah ditempatkan.
3. Sumber-sumber risiko yang mempengaruhi besarnya risiko suatu investasi a. Risiko suku bunga Naik turunnya suku bunga perbankan, baik deposito, tabungan, dan pinjaman akan mempengaruhi keputusan publik dalam menetapkan keputusannya, jika suku bunga bank mengalami kenaikan, maka publik akan menyimpan dannya di bank seperti dalam bentuk deposito, namun jika suku bunga bank terjadi penurunan maka publik akan mempergunakan dana tersebut untuk membeli saham. b. Risiko pasar Kondisi risiko pasar tergambarkan pada fluktuasi pasar, krisis moneter, dan resesi ekonomi. c. Risiko Inflasi Daya beli masyarakat pada saat inflasi terjadi penurunan, namun pada saat inflasi stabil atau rendah maka daya beli masyarakat akan terjadi peningkatan. d. Risiko bisnis Perkembangan dalam bidang tren, mode, dan dinamika lainnya telah mampu mempengaruhi berbagai keputusan publik dalam melakukan pembelian. e. Risiko finansial Memakai utang dalam membiayai perusahaan, maka akan menyebabkan utang terjadi peningkatan hingga berefek pada risiko yang ikut meningkat juga sehingga otomatis risiko finansial akan ikut meningkat.
f. Risiko likuiditas Menyangkut kemampuan likuiditas perusahaan dalam memenuhi kebutuhan jangka pendeknya, seperti membayar gaji karyawan, teknisi, membayar listrik, telepon, dan biaya operasional lainnya. g. Risiko nilai tukar mata uang (risiko pasar mata uang) Naik turunnya nilai mata uang suatu negara saat dikonversikan dengan mata uang negara lainnya, seperti dengan dolar, yen, euro, dan lainnya h. Risiko negara (country risk) Hal ini menyangkut dengan kerusuhan politik, kudeta militer, dan pemberontakan lainnya. 4. Perhitungan risiko Irham Fahmi (2012:192) menunjukan bahwa dalam pendekatan matematis untuk menghitung varian dan standar deviasi dapat dipergunakan rumus sebagai berikut : varians imbal hasil standar deviasi
= σ2 = [ Ri – E(R)]2pri = σ = (σ2)1/2
Keterangan : σ2
= varians imbal hasil
σ
= standar deviasi
E(R)
= imbal hasil yang diharapkan dari suatu surat berharga
Ri
= imbal hasil ke-i yang mungkin terjadi
Pri
= probabilitas kejadian imbal hasil ke-i Adapun pengertian dari standar deviasi, varian, dan koefisien varian adalah
sebagai berikut. a. Standar deviasi atau simpangan baku Suatu estimasi probabilitas perbedaan imbal hasil nyata (reality) dari imbal hasil yang diharapkan (expected). Secara Konsep jika jangka waktu investasi adalah pendek maka semakin besar standar deviasi dan risiko juga semakin tinggi, itu juga terjadi sebaliknya jika jangka waktu investasi adalah panjang maka standar deviasi adalah semakin kecil dan risiko juga akan semakin kecil b. Nilai kuadrat dari deviasi standar (varian) Dalam statistik, ukuran penyerapan dari penyebaran probabilitas. Hal ini merupakan pangkat dua deviasi standar. c. Koefisien varian Ukuran penyebaran relatif atau risiko relatif. 5. Menghitung imbal hasil dari suatu sekuritas yang diharapkan. Untuk menghitung imbal hasil yang diharapkan dari suatu sekuritas yang harus dipahami oleh seorang investor adalah dengan memahami probabilitas dari kejadian yang akan terjadi. Irham Fahmi (2012:196) menunjukan bahwa dalam menghitung imbal hasil dari suatu sekuritas yang diharapkan, adapun rumusnya adalah sebagai berikut : E(R) = ∑
Keterangan : E(R)
= expected return atau imbal hasil yang diharapkan dari suatu sekuritas
Ri
= return ke-i yang mungkin terjadi
Pri
= probabilitas kejadian return ke-i
n
= banyaknya return yang mungkin terjadi
6. Perhitungan keuntungan yang diharapkan pada portofolio Adapun pengertian dari portofolio adalah sebuah bidang ilmu yang khusus mengkaji tentang bagaimana cara yang dilakukan oleh seorang investor untuk menurunkan risiko dalam berinvestasi seminimal mungkin, termasuk salah satunya dengan menganekaragamkan risiko tersebut. Irham Fahmi (2012:195) menyatakan bahwa adapun rumus dalam menghitung keuntungan yang diharapkan pada portofolio adalah sebagai berikut :
E(RP) = XA . E(RA) + XB . E(RB)
Keterangan : E(RP)
= expected return portofolio
E(RA)
= expected return A
E(RB)
= expected return B
XA
= uang yang diinvestasikan pada saham A
XB
= uang yang diinvestasikan pada saham B
2.1.3. Obligasi Obligasi merupakan suatu surat berharga yang dijjual kepada publik. Disana dicantumkan berbagai ketentuan yang menjelaskan berbagai hal seperti nilai nominal, tingkat suku bunga, jangka waktu, nama penerbit, dan beberapa ketentuan lainnya yang dijelaskan dalam undang-undang yang disahkan oleh lembaga terkait 1. Pihak yang berhak menerbitkan obligasi Obligasi diterbitkan oleh pihak-pihak yang memiliki legalitas dari segi hukum karena ini menyangkut pertanggungjawaban di kemudian hari, seperti persoalan ketidakmampuan menyelesaikannya dan sebagainya. Ada beberapa pihak yang menerbitkan obligasi, yaitu : a. Perusahaan b. Pemerintah c. Pemerintah negara bagian (di indonesia sering dijelaskan dengan pemda) d. Pemerintah asing e. Perusahaan asing 2. Alasan membeli Obligasi Pada saat seseorang ingin membeli obligasi, ada beberapa alasan berikut yang mendasarinnya a. Memiliki obligasi jauh dari risiko, karena tingkat suku bungannya tetap ( tidak berubah).
b. Obligasi diterbitkan oleh institusi yang memiliki badan hukum yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan, serta memiliki mekanisme penyelesaian pada saat bermasalah. c. Seorang investor yang membeli obligasi dapat mempertahankan obligasi yang dimilikinya hingga jatuh tempo tiba dan selanjutnya mengambil atau memperoleh pendapatan tersebut untuk diinvestasikan kembali. d. Jika pemegang obligasi merasa terdesak oleh oleh kewajiban untuk membayar utang karena faktor tagihan dari pihak lain, maka dia dapat meminjamkan obligasinya tersebut sebagai jaminan hingga utang tersebut dilunaskan. e. Kemapuan sebuah institusi dalam membeli berbagai jenis obligasi yang berasal dari berbagai perusahaan, negara, dan pemerintah daerahakan memberi pengaruh kepada penilaian publik terhadap kapasitas finansial perubahan yang dianggap kuat atau dengan perkataan lain perusahaan akan naik. 3. Peringkat obligasi Obligasi yang dijual ke publik dalam prespektif para pembeli, melihatnya berdasarkan peringkat (rating). Peringkat tersebut menggambarkan pada kredibilitas dan prospek layaknya obligasi tersebut dibeli untuk dijadikan sebagai salah satu aset lancar perusahaan. Oleh karena itu, tidak sembarang obligasi yang akan dibeli. Obligasi yang dibeli terutama didasarkan pada rekomendasi dari lembaga pemeringkat yang selama ini telah terpercaya dan teruji penilaiannya di tingkat internasional. Berikut ini adalah tabel arti dan peringkat obligasi. (Tabel 1).
Tabel 1 Arti dan Peringkat Obligasi Moody's Aaa
S&P AAA
Arti Kualitas terbaik, dengan resiko terkecil; penerbitnya stabil dan dapat diandalkan. Kualitas tinggi, dengan risiko jangka panjang yang
Aa
AA
sedikit lebih tinggi. Kualitas tinggi hingga menegah, dengan banyak atribut
A
A
kuat, tetapi agak rentan terhadap kondisi perekonomian. Kualitas menengah, jangka pendek memadai, tetapi
Baa
BBB
kurang dapat diandalkan untuk jangka panjang. Ada unsur spekulatif, dengan tingkat keamanan yang
Ba
BB
moderat, tetapi tidak ada jaminan keamanan. Mampu membayar sekarang, tetapi dengan risiko macet
B
B
di masa yang akan datang. Kualitas rendah, bahaya nyata kegagalan di masa yang
Caa
CCC
Ca
CC
akn datang. Kualitas yang berspekulasi tinggi, seringkali gagal Urutan terendah, prospek pembayaran kembali rendah
C
C
K
K
meskipun mungkin masih bisa terbayar Tidak mampu membayar bunga
Sumber : Irham Fahmi (2012:147)
4. Jenis obligasi berdasarkan penerbitan. Jika melihat dari segi penerbitan, maka jenis obligasi tersebut ada empat. a. Treasury Bond ( TB ). Treasury bond adalah obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah, seperti kementerian keuangan atau bank sentral suatu negara. Adapun risikonya adalah kecil karena ditanggung langsung oleh negara. b. Corporate Bond ( CB ). Corporate bond adalah obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan. Obligasi jenis ini mengandung berbagai macam permasalahan seperti risiko yang harus ditanggung oleh pihak pemegang obligasijika ternyata perusahaan tersebut mengalami risiko gagal bayar ( risk default ) dengan sebab – sebab tertentu. Jika tingkat risiko kegagalan membayar semakin tinggi, maka semakin tingkat suku bunga yang harus dibayar oleh penerbit. c. Municipal Bond ( MB ). Municipal bond adalah obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah negara bagian dan biasanya pemegang obligasi ini dibebaskan dari pajak. Adapun risikonya dalah sama - sama memiliki risiko namun lebih rendah dari risiko pemegang obligasi perusahaan. d. Foreign Bond ( FB ). Foreign bond adalah obligasi yang diterbitkan oleh negara asing dan salah satu risikonya adalah risiko dalam bentuk mata uang asing. Risiko lain adalah jika terjadi pada risiko gagal bayar.
5. Tingkat bunga obligasi. Perbedaan tingkat bunga obligasi sangat bergantung pada dua hal berikut. a. Waktu jatuh temponya suatu obligasi ( suatu obligasi yang mempunyai waktu jatauh tempo yang berbeda akan mempunyai kepekaan yield obligasi yang berbeda pula). b. Premi risiko obligasi (premi risiko terkait dengan premi yang diminta oleh peminjam sebagai kompensasi atas risiko obligasi yang ditanggungnya). 6. Spot interest rate. Spot interest rate merupakan tingkat bunga dari obligasi yang hanya mempunyai satu arus kas bagi pembeli obligasi tersebut. Obligasi dengan arus kas seperti ini sering disebut juga dengan zero coupon bond dan pure discount bond. 7. Nominal yield dan current yield. Irham Fahmi (2012:153) menyatakan bahwa yield merupakan hasil yang diperoleh dari menginvestasikan sejumlah dana pada suatu obligasi. Nominal yield merupakan tingkat bunga ( coupon ) dari suatu obligasi. Current yield adalah rasio tingkat obligasi terhadap harga pasar dari obligasi. Berikut ini adalah rumus untuk menghitung current yield adalah sebagai berikut.
CY = Keterangan : CY
= current yield dari obligasi tersebut
Ci
= coupon interest atau kewajiban membayar kupon obligasi pada tahun i
Pm
= market price of bond atau harga pasar dari obligasi
8. Yield to maturity. Yield to maturity ( YTM ) adalah keuntungan yang diperoleh oleh seorang investor dalam membeli commercial paper, yaitu obligasi pada harga pasar saat ini dan selanjutnya menahan obligasi tersebut hingga waktu deadline atau jatuh tempo tiba. Adapun rumus untuk menghitung yield to maturity adalah sebagai berikut.
P=(
)
(
)
(
)
(
)
(
)
Keterangan : P
= harga obligasi saat ini
C
= pembayaran kupon untuk setiap tahunnya
Y
= yield to maturity
Tn
= nilai jatuh tempo
2.1.4. Valuta Asing. 1. Definisi valuta asing. Valuta asing adalah mata uang yang dipakai sebagai alat transaksi yang berbentuk mata uang dari negara lain. Valuta asing tersebut berbentuk kertas dan koin dan umumnya memiliki nillai fluktuatif di pasaran. Fluktuatif terjadi disebabkan oleh berbagai faktor yang mendorong menguat dan melemahnya nilai tukar mata uang negara yang bersangkutan.
2. Imbal hasil valas. Imbal hasil utama yang anda peroleh dari valas adalah kenaikan harga saat anda menjual dan membelinya. Jika anda membeli suatu valas pada harga murah dan menjualnya pada saat harga tinggi, anda akan mendapat keuntungan. 3. Definisi risiko valuta asing. Risiko valuta asing (valas) merupakan risiko yang disebabkan oleh perubahan kurs valuta asing di pasaran yang tidak sesuai lagi dengan yang diharapkan, terutama pada saat dikonversikan dengan mata uang domestik. Faisal, M (2001:5) menyatakan bahwa risiko nilai tukar (exchange risk) adalah perubahan – perubahan nilai tukar atau kurs yang tidak pasti mengarah pada fluktuasi – fluktuasi tidak pasti pada nilai perusahaan. Perusahaan menghadapi risiko nilai tukar pada saat terjadi perubahan – perubahan potensial yang tidak terantisipasi dalam nilai tukar, yang berpengaruh pada nilai perusahaan. Perusahaan dikatakan terpengaruh oleh risiko kurs valas (exposed to exchange risk), karena adanya pergerakan yang tidak terlihat dari nilai tukar / kurs valas. 4. Faktor – faktor penentu harga valuta asing. Istijanto Oei (2009:89) menyatakan bahwa uang seringkali dipandang sebagai komoditi yang dipertukarkan antarnegara. Karena itu, harga uang asing ini juga dipengaruhi hukum permintaan dan penawaran. Demikian juga rupiah (Rp) dan dolar AS (US$). Jika banyak pihak menukarkan rupiah ke dolar AS, permintaan dolar AS akan meningkat. Akibatnya, harga dolar AS pun naik. Sebaliknya, kalau banyak pihak berbondong – bondong menukarkan dolar AS-nya ke rupiah,
pasokan dolar AS akan berlimpah di pasar. Dampaknya, rupiah semakin langka dan harganya naik (Rp menguat, US$ melemah). Sedangkan menurut . Faisal, M (2001:31) Demand Indonesia terhadap USD (mata uang dolar AS) ekuivalen dengan supply mata uang rupiah (IDR) disebabkan oleh adanya demand Indonesia terhadap barang- barang, jasa-jasa, dan aset-aset negara Amerika Serikat. Sementara supply mata uang dolar (USD) ekuivalen dengan demand rupiah (IDR) disebabkan oleh adanya demand negara tersebut (AS) akan barang-barang, jasa-jasa, dan aset-aset negara Indonesia. Semakin banyak barang, jasa-jasa yang diminta dari negara AS, harga mata uang dolar (USD) akan cenderung meningkat. Sebaliknya, semakin banyak permintaan negara Indonesia akan barang-barang dan jasa-jasa negara AS, harga mata uang rupiah (IDR) cenderung menurun. 5. Pergerakan mata uang asing dipengaruhi oleh tingkat inflasi, suku bunga, dan tingkat pertumbuhan GNP. a) Perubahan tingkat inflasi Jika tingkat inflasi di negara A lebih besar dari negara B, mata uang negara A diperkirakan akan depresiasi relatif terhadap negara B. Pengaruh inflasi RI terhadap equilibrium kurs dijelaskan dengan (Gambar 2)
Gambar 2 Pengaruh inflasi RI terhadap equilibrium kurs Sumber : . Faisal, M (2001:32) Jika supply rupiah naik relatif terhadap demand-nya. Kelebihan pertumbuhan dalam supply uang akan menyebabkan inflasi di negara RI, yang berarti harga-harga di negara RI mulai naik relatif terhadap hargaharga barang dan jasa AS. Konsumen AS cenderung akan membeli lebih sedikit barang-barang RI dan mulai beralih membeli barang subtitusi AS, yang mengakibatkan penurunan jumlah USD yang di-supply. Hasilnya adalah pergeseran kurva supply USD ke kiri atas S’. Sama halnya dengan harga-harga yang lebih tinggi di negara RI akan mengakibatkan konsumen RI mensubtitusi barang-barang RI dengan barang-barang impor dari AS,
yang menghasilkan kenaikan demand USD sebagaimana digambarkan oleh D’. Dengan demikian semakin tinggi tingkat inflasi di negara RI daripada di negara AS, akan secara bersamaan meningkatkan ekspor AS ke negara RI dan mengurangi ekspor RI ke nagara AS, Equilibrium baru e1 > e0 terbentuk. Dengan kata lain tingkat inflasi yang lebih tinggi di negara RI daripada negara AS akan mengakibatkan depresiasi rupiah relatif terhadap USD atau secara ekuivalen apresiasi USD relatif terhadap IDR. b) Perubahan – perubahan tingkat bunga Kita ketahui bahwa uang dipinjam dan dipinjamkan anatarnegara. Beberapa dari dana tersebut bergerak hampir secara kontinu di dunia ini, yakni dalam hal mencari aset – aset finansial yang paling likuid (seperti obligasi-obligasi pemerintah jangka penedek / short term goverment bonds and commercial paper) yang memberikan tingkat bunga paling tinggi. Ketika tingkat bunga yang berlaku di negara A berubah relatif terhadap tingkat yang ada di negara B, dana – dana cenderung mengalir ke negara yang tingkat bunganya paling tinggi, hal-hal lain tetap sama. c) Pertumbuhan ekonomi Jika pertumbuhan ekonomi negara A lebih tinggi dibanding negara B, mata uang negara A diperkirakan akan apresiasi. Karena ekonomi yang lebih kuat menarik modal, pertumbuhan ekonomi akan
mengakibatkan kuatnya nilai tukar. Faktor-faktor tambahan yang akan mempengaruhi pergerakan – pergerakan mata uang asing dalah risikorisiko politik dan ekonomi. Untuk mengetahui pergerakan valuta asing, kita dapat melihat grafik data harga valuta asing. Grafik data harga (history price) valuta asing $USD/RP tahun 2016 menurut bi.go.id dapat dilihat pada (Gambar 3).
Gambar 3 Gambar Grafik Kurs Transaksi Valuta Asing ($USD/RP) Tahun 2016 Sumber: http://www.bi.go.id
6. Cara membeli valuta asing Istijanto Oei (2009:93) menyatakan bahwa valuta asing bisa dibeli di bank atau tempat penukaran uang ( money changer ). Anda harus memilih tempat penukaran uang yang resmi supaya terhindar dari kemungkinan menerima uang palsu. Diruangan penukaran uang biasanya terdapat papan penunjuk nilai tukar beberapa
negara seperti dolar AS (US$), dolar Australia (AUD), dollar Singapura (SIN), Yen Jepang (JPN), Euro (EUR), Poundsterling (GBP), dan lain – lain. Selanjutnya tiap mata uang memiliki dua kolom. Satu kolom beli (buy), yaitu harga jika mereka membeli dan satu kolom jual (sell), yaitu harga jika mereka menjual. Perbedaan angka pada dua kolom ini merupakan selisih kurs yang menjadi keuntungan mereka.Selisihnya tipis berkisar Rp 50 – Rp 100. 7. Cara menjual valuta asing Istijanto Oei (2009:93) menyatakan bahwa untuk menjual valas kita cukup membawa uang asing ke bank atau money changer resmi. Kurs yang ditawarkan kadang sedikit berbeda antara tempat penukaran uang dan bank atau antara tempat yang satu dengan yang lain. Anda perlu cermat mencari tawaran harga yang lebih tinggi. Ada kalanya kurs bisa dinegosiasikan. Sebagai contoh, mereka membeli pada harga Rp 11.100 per US$. Anda bisa mencoba menawarkan lebih tinggi, misalnya Rp 11.200. 2.1.5. Emas 1. Definisi emas Emas merupakan logam yang mempunyai nilai yang sangat tinggi di semua kebudayaan di dunia, bahkan dalam bentuk mentahnya sekalipun. Emas sering disebut dengan istilah “Barometer of fear”. Pada saat orang-orang cemas dengan situasi perekonomian, mereka cenderung untuk membeli emas untuk melindungi nilai kekayaan mereka. Dua macam situasi ekonomi yang sering membuat orang cemas adalah inflasi dan deflasi.
Emas telah terbukti sebagai sarana penyimpanan kekayaan yang tahan baik terhadap inflasi maupun deflasi. Emas memiliki supply yang terbatas dan tidak mudah didapat, sementara permintaan terhadap emas tidak pernah berkurang, akibatnya harga emas cenderung mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Pada kenyataan sehari-hari, harga emas tidak hanya tergantung kepada situasi permintaan dan penawaran, atau supply and demand. Harga emas juga dipengaruhi oleh situasi perekonomian secara keseluruhan (Sisca Debyola Widuhung, 2014:146). Berikut ini beberapa situasi ekonomi yang dapat mendorong naiknya harga emas menurut Kurniawan, 2011 (dalam Sisca Debyola Widuhung, 2014:146) : a. Kepanikan finansial secara global. b. Angka inflasi naik tidak terkendali. c. Kejadian politik besar yang mempengaruhi. d. Kurs dollar menguat. e. Kenaikan harga minyak dan harga komoditas pada umumnya. f. Naiknya permintaan emas sebagai cadangan devisa Negara. g. Naiknya konsumsi emas dunia dan permintaan emas di pasar lokal. Ketika permintaan emas di pasar lokal maupun dunia naik, maka akan mendorong naik harga emas. Jumlah cadangan emas di perut bumi bertambah seiring pertambahan jumlah populasi manusia, yaitu sekitar 1,5 persen per tahun. Jadi emas selalu cukup, namun selalu langka. Penambangan dan pengolahan emas terbatas, sehingga emas tetap saja langka.
Saat ini setidaknya ada tiga jenis emas yang biasa diperdagangkan. Masingmasing jenis tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Namun dalam kerangka investasi, tentu kita akan memilih jenis emas yang memberikan keuntungan yang paling besar (Sisca Debyola Widuhung, 2014:146). 2. Ragam investasi dalam bentuk emas Frento T. Suharto (2013:1) menunjukan bahwa ada tiga jenis investasi emas, yaitu : a) Investasi emas dalam bentuk fisik Investasi emas dalam bentuk fisik adalah dalam bentuk emas batangan, emas batangan dapat dibeli di perusahaan Antam (Aneka Tambang) atau di toko emas (biasanya di toko emas harganya lebih mahal dari Antam). Di Indonesia perusahaan Antamlah yang mengeluarkan emas batangan berikut sertifikatnya. Satuan atau potongan emas batangan biasanya di mulai dari 25 gr, 50gr, 100gr dan 1000 gr. Karena Antam yang mengeluarkan emas batangan di Indonesia, maka sudah pasti harga Antamlah yang menjadi patokan harga emas batangan di Indonesia. b) Investasi emas dalam bentuk perhiasan Investasi emas dalam bentuk perhiasan kurang dianjurkan, karena tingkat kemurnian emas tersebut sudah berkurang. Rata – rata kadar emas yang terdapat dalam perhiasan emas yang beredar hanya sekitar 70% sampai 75%. c) Investasi emas dalam bentuk satuan trading atau online trading emas Investasi emas dalam bentuk satuan trading atau online trading emas adalah proses jual beli emas secara online. Dalam melakukan online trading emas, Anda
tidak perlu pergi jauh – jauh untuk membeli atau menjual emas, karena semua transaksi cukup dilakukan pada satu layar atau yang biasa disebut platform online trading. Pada layar atau platform online trading tersebut tertera harga beli dan harga jualnya secara running market atau harga yang berlaku pada waktu dan jam tersebut. Jadi, ketika anda melihat harga tersebut, Anda dapat langsung membeli atau menjual emas tersebut dalam bentuk satuan trading atau yang biasa disebut lot. 3. Cara berinvestasi emas Melalui perkembangan teknologi dan trading komoditi, emas dapat diinvestasikan melalui berbagai cara. Serta dengan cakupan produk yang luas seperti, Gold Bullion, Gold Certificates, Gold Accounts, Gold Exchange Traded Funds (ETFs), Gold Mining Shares, dan Gold Mutual Funds. 4. Cara membeli emas Untuk membeli emas, tidaklah sulit. Anda cukup datang ke toko emas yang reputasinya terpercaya. Biasanya toko – toko emas berderet di suatu kawasan. Tiap kota biasanya memiliki sentral penjualan emas. Emas untuk investasi berbentuk batangan. Ada yang dari London (LD) dengan gambar kuda berlari, angka 9999, dan tulisan Johnson Matthey. Ada juga yang hasil dari Antam. Beratnya bervariasi dari 100 gram sampai 1 kg. Seringkali ini disebut emas lokal.Bukti nota saat anda membeli sebaiknya disimpan sebagai bukti toko emas tempat anda membeli. Ini penting terutama saat menjualnya kembali (Istijanto Oei, 2009:68).
5. Cara menjual emas Hampir sama dengan membeli, kita menjual emas juga di toko emas. Kita bisa menjual ke toko emas yang sama atau ke toko emas lain. Antara satu toko dengan toko yang lain harganya hampir sama karena mereka mengikuti harga pasaran dunia. Meskipun demikian, anda perlu mengecek harga beberapa toko. Selisih Rp 250 mungkin terjadi. Mereka memiliki asosiasi yang disebut AEPI (Asosiasi Pengusaha Emas dan Perhiasan Dunia). 6. Cara menganalisis harga emas Untuk meramal harga emas kita bisa menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi harga emas. Ini bisa meliputi faktor makro (luas) maupun mikro (sempit). Di sini kita menganalisis prospek emas kedepannya secara jangka panjang, misalnya dari segi berikut ini :
permintaan dan penawaran emas dunia
kondisi ekonomi global
suku bunga
harga komoditas
kondisi pasar modal dunia
Seperti layaknya harga komoditas, harga emas dipengaruhi permintaan dan penawaran. Jika permintaan meningkat, misalnya untuk cadangan bank, untuk pasar perhiasan, untuk mengamankan investasi dari gejolak krisis keuangan global, efek inflasi atau yang lain, maka harga akan naik. Demikian juga jika
pasokan menurun karena pekerja tambang emas terbesar mogok kerja atau terjadi perang, harga emas cenderung naik. Sebaliknya, harga emas juga bisa turun karena pasokan melimpah. Saat IMF melego emasnya untuk menolong negara – negara Asia keluar dari krisis 1998, pasokan emas meningkat. Akibatnya, harga emas dunia turun sampai di US$250,8 per troy ounce. Selain dipengaruhi harga emas dunia, harga emas di Indonesia juga dipengaruhi nilai tukar rupiah. Nilai tukar ini juga perlu kita analisis. Jika nilai tukar stabil, harga emas dalam rupiah cenderung tetap. Cara – cara analisis seperti ini disebut analisis fundamental. Cara lain memprediksi adalah melihat pola atau tren harga emas dari masa lalu ke masa kini. Kita menganalisis tren yang terjadi beberapa tahun berturut – turut, kemudian pola itu kita tarik ke depan sebagai harga emas mendatang. Cara ini seringkali disebut analisis teknikal. Melalui analisis ini kita melihat kecenderungannya di masa yang akan datang : naik, tetap, atau turun. Analisis ini bisa dilakukan secara jangka panjang atau jangka pendek . Selain cara tersebut, dalam investasi kita juga bisa menggunakan intuisi kita. Disini biasanya dikaitkan dengan psikologi investor. Apakah harga sudah kelihatan murah atau mahal. Untuk mengetahui fluktuasi harga emas dapat melihat grafik data harga emas (history price) tahun 2016 menurut antamgold.com yang disajikan pada (Gambar 4).
Gambar 4 Grafik data harga emas (history price) tahun 2016 Sumber : http://www.antamgold.com 7. Imbal hasil emas. Imbal hasil yang bisa diperoleh dari investasi emas adalah selisih harga beli dan harga jual. Sepanjang nilai tukar rupiah dan harga emas dunia tidak terlalu bergejolak, harga emas biasanya juga stabil. Namun kalau terjadi gejolak, harganya juga bisa naik dan turun dalam waktu yang relatif singkat (Istijanto Oei, 2009:63). 8. Risiko emas Istijanto Oei (2009:65) menyatakan bahwa emas dipengaruhi hukum permintaan dan penawaran, emas berpeluang mengalami penurunan harga. Dalam kurun waktu sepuluh tahun dari 1998 – 2008, harga emas dunia pernah mencapai nilai terendah pada US$252,8 per troy ounce. Inilah risikonnya kalau kita membeli emas dengan harga yang lebih tinggi daripada menjualnya, pasti kita akan rugi.
2.1.6. Penelitian Terdahulu Tabel 2 Penelitian Terdahulu No
1
Peneliti
Variabel
Model Analisis
Hasil Penelitian
Radianto, W. E.
Risk dan
Uji beda mean Terdapat perbedaan
dan, C.
Return
(compare
rata - rata risk dan
Ayuningtyas,
Investasi Pada
mean)
return investasi
(2010)
Emas, Saham,
yang signifikan
dan Reksadana
pada emas, saham, dan reksadana
2
Widuhung, S. D.
Return dan
Uji beda
Terdapat perbedaan
(2014)
Risiko
(independent
rata - rata risk dan
Investasi pada
sample t –
return investasi
Saham Syariah
test)
yang signifikan
dan Emas
pada saham syariah dan Emas
3
Yazir A. G. dan,
Risiko dan
Uji beda
Terdapat perbedaan
Suhardi. (2010)
Tingkat
(parametic t
rata - rata risk dan
Pengembalian
statistic yaitu
return investasi
Reksadana
independent
yang signifikan
Syariah dan
sample t-test
pada saham syariah
Reksadana
dan paired
dan Emas
Konvensional
sample t-test)
2.2. Rerangka Pemikiran
Pengumpulan Data
Rata – rata risk (RI) Obligasi, Valas, dan emas periode 2013 2015
Rata – rata return (RN) Obligasi, Valas, dan emas periode 2013 - 2015
Uji beda dua rata - rata
Hipotesa signifikan: H0 ditolak, Ha diterima
Hipotesa tidak signifikan: H0 diterima, Ha ditolak
Kesimpulan
Gambar 5 Rerangka Pemikiran
2.3. Perumusan Hipotesis Hipotesis adalah dugaan sementara terhadap suatu masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Berdasarkan analisis terhadap teori yang sudah ada sebelumnya, serta penelitian terdahulu tentang implementasi teori – teori tersebut terhadap perbandingan risk and return pada instrumen investasi, maka hipotesis dalam penelitian ini dapat disusun sebagai berikut : H1: Obligasi memiliki perbedaan risk dan return dibandingkan dengan valuta asing. H2: Obligasi memiliki perbedaan risk dan return dibandingkan dengan emas. H3: Valuta asing memiliki perbedaan risk dan return dibandingkan dengan emas. H4: Dari ketiga instrumen investasi tersebut valas yang memberikan tingkat pengembalian (return) lebih tinggi.