BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Nilai Perusahaan 1. Pengertian Nilai Perusahaan Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2012:7) Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Oleh karena itu setiap perusahaan akan berusaha untuk memaksimalkan nilai perusahaan dengan memiliki harga saham perusahaan yang tinggi. Menurut Nugroho (2012:5) Nilai perusahaan adalah nilai wajar perusahaan yang menggambarkan persepsi investor terhadap emiten tertentu, sehingga nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan yang selalu dikaitkan dengan harga saham. Menurut Nurhayati (2013) Nilai perusahaan dapat didefinisikan sebagai nilai wajar perusahaan yang menggambarkan persepsi investor terhadap emiten bersangkutan, dan nilai wajar perusahaan dapat tercermin dari rasio Price to Book Value (PBV) yang diperoleh dengan membandingkan harga pasar per lembar saham dengan nilai bukunya. Berdasarkan penjelesan tentang nilai perusahaan dari beberapa ahli dan berbagai penelitian dapat disimpulkan bahwa nilai perusahaan merupakan seberapa besar harga yang bersedia dibayar oleh pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Dimana calon pembeli yang akan membeli perusahaan tersebut dapat melihat dari harga saham perusahaan yang akan dibeli. Semakin tinggi harga saham perusahaan
maka juga menunjukan bahwa nilai perusahaan juga tinggi. Karena nilai perusaahaan yang tinggi menunjukan kemakmuran dan kesejahteraan para pemegang saham juga semakin tinggi. Sehingga dapat membuat calon pembeli tertarik untuk membeli saham perusahaan tersebut dan membuat para investor tetap mempertahankan dana bahkan meningkatkan investasi kepada perushaan tersebut. 2. Faktor – Faktor Penentu Nilai Perusahaan Indikator- indikator yang mempengaruhi nilai perusahaan menurut Susanti (2010) diantaranya adalah: a. PER (Price Earning Ratio) PER yaitu rasio yang mengukur seberapa besar perbandingan antara harga saham perusahaan dengan keuntungan yang diperoleh para pemegang saham. b. Struktur kepemilikan Struktur kepemilikan sangat penting dalam menentukan nilai perusahaan. Dua aspek yang perlu dipertimbangkan ialah konsentrasi kepemilikan perusahaan oleh pihak luar (outsider ownership concentration) dan kepemilikan perusahaan oleh manajer (manager ownership). Pemilik perusahaan dari pihak luar berbeda dengan manajer karena kecil kemungkinannya pemilik dari pihak luar terlibat dalam urusan bisnis perusahaan sehari-hari. c. Profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Para investor menanamkan saham pada perusahaan adalah untuk mendapatkan return, yang terdiri dari yield dan capital gain. Semakin tinggi kemampuan
memperoleh laba, maka semakin besar return yang diharapkan investor, sehingga menjadikan nilai perusahaan menjadi lebih baik. d. Keputusan investasi Fama (1978) menyatakan bahwa nilai perusahaaan semata-mata ditentukan oleh keputusan investasi. Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa keputusan investasi itu penting, karena untuk mencapai tujuan perusahaan hanya akan dihasilkan melalui kegiatan investasi perusahaan ( Modligliani dan Miller, 1958). e. Kebijakan dividen Kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan keputusan pendanaan perusahaan. kebijakan deviden (dividend policy) merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dimasa yang akan datang. Rasio pembanyaran deviden (devidend payout ratio) menentukan jumlah laba dibagi dalam bentuk deviden kas dan laba yang ditahan sebagai sumber pendanaan.
2.1.2 Kebijakan Dividen 1. Pengertian Kebijakan Dividen Kebijakan dividen menyangkut tentang masalah penggunaan laba yang menjadi hak para pemegang saham. Pada dasarnya, laba tersebut bisa dibagi sebagai dividen atau ditahan untuk diinvestasikan kembali (Husnan dan Pudjiastuti, 2012). Dengan demikian seharusnya (dalam keadaan apa) laba akan dibagikan dan kapan
akan ditahan, dengan tetap memperhatikan tujuan perusahaan yaitu meningkatkan nilai perusahaan. Menurut Horne dan Warchowicz (2009:270) Kebijakan dividen adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam keputusan pendanaan perusahaan. Rasio pembayaran dividen (dividen payout ratio) menentukan jumlah laba yang dapat ditahan dalam perusahaan sebagai sumber pendanaan. Akan tetapi, dengan menahan laba saat ini dalam jumlah yang lebih besar dalam perusahaan juga berarti lebih sedikit uang yang akan tersedia bagi pembayaran dividen saat ini. Jadi, aspek utama dari kebijakan dividen perusahaan adalah menentukan alokasi laba yang tepat antara pembayaran dividen dengan penambahan laba ditahan perusahaan. Berdasarkan penjelasan tentang kebijakan dividen diatas dapat disimpulkan bahwa kebijakan dividen merupakan seberapa besar proporsi keuntungan atau laba bersih yang telah diperoleh perusahaan tersebut akan dibagikan dalam bentuk dividen atau tetap dipertahankan untuk menginvestasikannya kembali dalam bentuk modal untuk perusahaan itu sendiri. Kebijakan dividen itu sendiri dapat dilihat dari rasio DPR (Dividen Payout Ratio). 2. Macam-macam Dividen a. Dividen Tunai Dividen jenis ini adalah dividen yang paling sering dipilih oleh manajemen perusahaan. Bagi perusahaan, dividen jenis tunai ini akan mengurangi saldo akun laba ditahan sedangkan bagi investor, dividen tunai tersebut akan menghasilkan kas dan dicatat sebagai penghasilan dividen.
b. Dividen Properti Dividen jenis ini merupakan distribusi kepada pemegang saham yang terutang dalam bentuk aset selain kas. Yang biasanya dibagikan adalah aset dalam bentuk efek dari perusahaan lain yang dimiliki oleh perusahaan. Dividen jenis ini dilakukan dalam perusahaan tertutup. c. Dividen Saham Perusahaan dapat membagikan tambahan saham dari perusahaan itu sendiri kepada pemegang saham sebagai dividen saham. Dividen tidak berarti sama dengan mentransfer kas ataupun aset lain kepada para pemegang saham. d. Dividen Likuidasi Dividen jenis ini merupakan suatu pembagian yang mencerminkan suatu pengembalian kepada para pemegang saham atas sebagian dari modal yang telah disetor. Dividen ini merupakan pengembalian atas investasi yang dicatat dengan cara mengurangi agio saham. 3. Pendapat Kebijakan Dividen Menurut Harjito dan Martono (2013:271) ada dua pendapat mengenai relevansi kebijakan dividen, yaitu (1) pendapat yang menyatakan bahwa dividen tidak relevan, dan (2) pendapat yang menyatakan bahwa dividen adalah relevan dalam kaitannya dengan kemakmuran pemegang saham. a. Pendapat tentang ketidakrelevanan dividen (Irrelevant Theory) Pendapat ini dikemukakan oleh Modigliani dan Miller. Modigliani dan Miller (MM) memberikan argumentasi bahwa pembagian laba dalam bentuk dividen tidak relevan. MM menyatakan bahwa, dividend payout ratio (DPR) hanya
merupakan bagian kecil dari keputusan pendanaan perusahaan. DPR tidak mempengaruhi kekayaan pemegang saham. MM berargumentasi bahwa nilai perusahaan ditentukan tersendiri oleh kemampuan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba atau kebijakan investasi. Jadi dalam rangka membagi laba perusahaan menjadi dividen dan laba yang ditahan tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Dalam hal ini MM berasumsi bahwa adanya pasar modal sempurna dimana tidak ada biaya transaksi, biaya pengambangan (floating cost) dan tidak ada pajak. b. Pendapat tentang relevensi dividen (Relevant Theory) Pendapat ini mencoba membantah pendapat ketidakrelevanan pembayaran dividen. Sejumlah argumentasi diajukan untuk mendukung posisi yang kontradiksi yaitu bahwa dividen adalah relevan untuk kondisi yang tidak pasti. Dengan kata lain, para investor dapat dipengaruhi oleh kebijakan dividen. Pendapat ini terutama ditujukan untuk keadaan yang penuh ketidakpastian. 4. Pertimbangan Manajerial dalam Pembayaran Dividen Menurut Harjito dan Martono (2013:272) sejauh ini pembahasan dividen hanya menyangkut aspek-aspek teoritis dari kebijakan dividen. Namun, ketika perusahaan menetapkan suatu kebijakan dan memperhatikan sejumlah hal, pertimbanganpertimbangan ini harus dikaitkan kembali ke teori pembayaran dividen dan penilaian perusahaan. Dalam pembahasan berikut, akan dibahas berbagai faktor yang dapat dan harus dianalisis perusahaan dalam praktek ketika melakukan pendekatan terhadap keputusan dividen.
a. Kebutuhan dana bagi perusahaan Semakin besar kebutuhan dana perusahaan berarti semakin kecil kemampuan untuk membayar dividen. Penghasilan perusahaan akan digunakan terlebih dahulu untuk memenuhi kebutuhan dananya (semua proyek investasi yang menguntungkan) baru sisanya untuk pembayaran dividen. b. Likuiditas perusahaan Likuiditas perusahaan merupakan salah satu pertimbangan utama dalam kebijakan dividen. Karena dividen merupakan arus kas keluar, maka semakin besar jumlah kas yang tersedia dan likuiditas perusahaan, semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Apabila manajemen ingin memelihara likuiditas dalam mengantisipasi adanya ketidakpastian dan agar mempunyai fleksibilitas keuangan, kemungkinan perusahaan tidak akan membayar dividen dalam jumlah yang besar. c. Kemampuan untuk meminjam Posisi likuiditas bukanlah satu-satunya cara untuk menunjukkan fleksibilitas dan perlindungan terhadap ketidakpastian. Apabila perusahaan mempunyai kemampuan yang tinggi untuk mendapatkan pinjaman, hal ini merupakan fleksibilitas keuangan yang tinggi sehingga kemampuan untuk membayar dividen juga tinggi. Jika perusahaan memerlukan pendanaan melalui hutang, manajemen tidak perlu mengkhawatirkan pengaruh dividen kas terhadap likuiditas perusahaan.
d. Pembatasan-pembatasan dalam perjanjian hutang Ketentuan perlindungan (protective covenant) dalam suatu perjanjian hutang sering menvantumkan pembatasan terhadap pembayaran dividen. Pembatasan ini digunakan oleh para kreditur untuk menjaga kemampuan perusahaan tersebut membayar hutangnya. Biasanya, pembatasan ini dinyatakan dalam presentase maksimum dari laba kumulatif. Apabila pembatasan ini dilakukan, maka manajemen perusahaan dapat menyambut baik pembatasan dividen yang dikenakan para kreditur, karena dengan demikian manajemen tidak harus mempertanggungjawabkan penahanan laba kepada para pemegang saham. e. Pengendalian perusahaan Apabila suatu perusahaan membayar dividen yang sangat besar, maka perrusahaan mungkin menaikkan modal di waktu yang akan dating melalui penjualan
sahamnya
untuk
membiayai
kesempatan
investasi
yang
menguntungkan. Dengan bertambahnya jumlah saham yang beredar, ada kemungkinan kelompok pemegang saham tertentu tidak lagi dapat mengendalikan perusahaan karena jumlah saham yang mereka kuasai menjadi berkurang dari seluruh saham yang berderar. Oleh karena itu dianggap berbahaya bila perusahaan terlalu besar membayar dividennya, sehingga pengendalian perusahaan menjadi berpindah tangan. 5. Faktor – Faktor yang mempengaruhi Kebijakan Dividen Berikut ini, faktor-faktor yang digunakan perusahaan untuk membuat keputusan kebijakan dividen (Horne dan Warchowicz, 2009:280) :
a. Aturan-aturan Hukum Hukum badan perusahaan memutuskan legalitas distribusi apa pun kepada para pemegang saham biasa perusahaan. Aturan-aturan hukum ini berkaitan dengan penurunan nilai modal, insolvensi (kebangkrutan), dan penahan laba yang tidak dibenarkan. b. Kebutuhan Pendanaan Perusahaan Perusahaan mungkin ingin menentukan apakah ada yang tersisa setelah memenuhi kebutuhan pendanaan perusahaan, termasuk pendanaan untuk berbagai proyek investasi yang dapat diterima. Dalam hal ini, perusahaan harus melihat situasi selama beberapa tahun ke dapan guna mengatasi fluktuasi. c. Likuiditas Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam banyak keputusan kebijakan dividen. Karena dividen menunjukan arus kas keluar, semakin besar posisi kas dan keseluruhan likuiditas perusahaan, maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. d. Kemampuan untuk Meminjam Posisi yang likuid tidak hanya merupakan cara untuk memberikan fleksibilitas keuangan dan melindungi dari ketidakpastian. Jika perusahaan memiliki kemampuan untuk meminjam dalam jangka waktu yang relatif singkat, maka dapat dikatakan perusahaan tersebut fleksibel secara kemampuan. Kemampuan untuk meminjam ini bisa dalam bentuk batas kredit atau perjanjian kredit bergulir dari suatu bank, atau hanya berupa kesediaan informal dari suatu lembaga keuangan untuk memberikan kredit.
e. Batasan-batasan dalam Kontrak Utang Syarat perjanjian utang (covenant) sebagai pelindung dalam kesepakatan obligasi atau perjanjian pinjaman sering kali meliputi batasan untuk pembayaran dividen. Batasan tersebut ditentukan oleh pihak pemberi pinjaman untuk menjaga kemampuan perusahaan membayar utang. f. Pengendalian Jika suatu perusahaan membayar dividen dalam jumlah yang cukup besar, maka perusahaan perlu mengumpulkan modal di kemudian hari melaui penjualan saham agar dapat membiayai berbagai peluang investasi yang menguntungkan.
2.1.3 Keputusan Investasi 1. Pengertian Keputusan Investasi Setiap penggunaan dana (investasi) dimaksudkan untuk meningkatkan kemakmuran pemodal. Apabila investasi dilakukan untuk jangka panjang, maka konsep nilai waktu uang menjadi penting untuk diperhatikan (Husnan dan Pudjiastuti, 2012:194). Serta menurut Harjito dan Martono (2013 : 144) menjelaskan bahwa investasi adalah penanaman dana yang dilakukan oleh suatu perusahaan ke dalam suatu asset (aktiva) dengan harapan memperoleh pendapatan dimasa yang akan datang. Keputusan investasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan,
dimana keputusan investasi menyangkut
keputusan tentang
pengalokasian dana, baik dilihat dari sumber dana (yang berasal dari dalam dan dari
luar perusahaan) maupun penggunaan dana untuk tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa investasi adalah kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam menentukan keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dan kinerja perusahaan di masa yang akan datang, atau dengan kata lain investasi adalah komitmen atas sejumlah dana penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dengan harapan menghasilkan pendapatan yang positif di masa yang akan datang. Apabila perusahaan salah di dalam pemilihan investasi, maka kelangsungan hidup perusahaan akan terganggu dan hal tersebut akan mempengaruhi penilaian investor terhadap perusahaan, karena investasi yang dilakukan perusahaan pada dasarnya adalah untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan dan mencapai tujuan perusahaan.
2.1.4 Profitabilitas 1. Pengertian Profitabilitas Salah satu rasio yang digunakan dalam menganalisa kinerja keuangan dari suatu perusahaan adalah rasio profitabilitas. Profitabilitas yang tinggi akan memberikan gambaran kepada investor bahwa perusahaan tersebut telah bekerja dengan baik dalam menghasilkan laba sehingga dapat meningkatkan minat investor untuk berinvestasi dalam perusahaan tersebut, karena dengan berinvestasi pada perusahaan yang memiliki tingkat keuntungan yang tinggi para investor berharap akan mendapat return yang tinggi pula atau pun memperoleh keuntungan dari capital gain.
Menurut Helfert, 1996:86 (dalam Ayuningtias, 2013) menyatakan bahwa salah satu daya tarik utama bagi pemilik perusahaan pemegang saham dalam suatu perseroan adalah profitabilitas. Dalam konteks ini, profitabilitas berarti hasil yang diperoleh melalui usaha manajemen atas dana yang diinvestasikan pemilik. Pemilik juga tertarik pada pembagian laba yang menjadi haknya yaitu, seberapa banyak yang diinvestasikan kembali dan seberapa banyak yang dibayarkan sebagai dividen kepada mereka. Akhirnya, pemilik juga berkepentingan dengan dampak hasil perusahaan terhadap nilai pasar investasi mereka, khususnya jika saham dijual kepada umum. Menurut Harahap, 2004:304 (dalam Suryawardhana, 2010) rasio profitabilitas adalah salah satu teknik analisis rasio keuangan yang menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber daya yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya. Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba disebut juga operating cost. Berdasarkan penjelasan tentang profitabilitas dari beberapa ahli dan penelitian dapat disimpulkan bahwa profitabilitas merupakan kemampuan setiap perusahaan dalam menghasilkan laba yang sebanyak-banyaknya guna mencapai tujuan jangka pendek maupun jangka panjang perusahaan. Sehingga perusahaan memiliki prospek untuk masa yang akan datang. 2. Faktor – Faktor yang mempengaruhi Profitabilitas Menurut Munawar, 1995 (dalam Nofrita, 2013) ada beberapa faktor yang mempengaruhi profitabilitas, yaitu :
a. Jenis Perusahaan Profitabilitas perusahaan akan sangat bergantung pada jenis perusahaan, jika perusahaan menjual barang komsumsi atau jasa biasanya akan memiliki keuntungan yang stabil dibandingkan dengan perusahaan yang memproduksi barang-barang modal. b. Umur Perusahaan Sebuah perusahaan yang telah lama berdiri akan lebih stabil bila dibandingkan dengan perusahaan yang baru berdiri. Umur perusahaan ini adalah umur sejak berdirinya
perusahaan
sehingga
perusahaan
tersebut
masih
mampu
menjalankan operasinya. c. Skala Perusahaan Jika skala ekonominya lebih tinggi, berarti perusahaan dapat menghasilkan produk dengan biaya yang rendah. Tingkat biaya yang rendah tersebut merupakan cara untuk memperoleh laba yang diinginkan. d. Harga produksi Perusahaan yang biaya produksinya relatif lebih murah akan memiliki keuntungan yang lebih baik dan stabil daripada perusahaan yang biaya produksinya tinggi. e. Habitat Bisnis Perusahaan yang bahan produksinya dibeli atas dasar kebiasaan (habitual basis) akan memperoleh kebutuhan lebih stabil daripada nonhabitual basis.
f. Produk yang dihasilkan Perusahaan yang bahan produksinya berhubungan dengan kebutuhan pokok biasanya penghasilan perusahaan tersebut akan lebih stabil daripada perusahaan yang memproduksi barang modal. 2.1.5 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengaruh kebijakan dividen, kebijakan investasi, dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 1 Pemetaan penelitian terdahulu Nama Peneliti Judul Variabel Teknik Analisis Data Mardiyanti et al. Pengaruh Kebijakan Regresi linier (2012) Kebijakan dividen, berganda Dividen, kebijakan Kebijakan hutang, Hutang Dan profitabilitas, Profitabilitas dan nilai Terhadap perusahaan Nilai Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Efek Indonesia (BEI)
Erkaningrum Indri (2013)
Interactions among insider ownership, dividend policy, debt
Insider ownership, dividend policy, debt policy,
Simultaneous equation model of three stage least square (3sls)
Hasil Penelitian Kebijakan dividen secara parsial memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan kebijakan hutang berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, dan profitabilitas memiliki pengaruh yang positif terhadap nilai perusahaan Dividen, risiko bisnis, dan profitabilitas memiliki pengaruh negatif terhadap
Winarto Jacinta (2015)
policy, investment decisions, and business risk
investment decisions, and business risk
The Determinants of Manufacturer Firm Value in Indonesia
Firm Value
hutang. Kepemilikan orang dalam, investasi, perubahan penghasilan dan struktur aset tidak memiliki pengaruh terhadap hutang. Kepemilikan orang dalam dan risiko bisnis memiliki pengaruh negative terhadap investasi. Profitabilitas, dan pertumbuhan penjualan mempunyai pengaruh positif terhadap investasi. Dividen, hutang, dan Q ratio tidak memiliki pengaruh terhadap investasi. Kepemilikan orang dalam, dividen, investasi dan ukuran memiliki pengaruh negatif terhadap risiko bisnis. Hutang dan likuidasi tidak memiliki pengaruh terhadap risiko bisnis. Regression Leverage analytical mempunyai technique with pengaruh terhadap panel data nilai perusahaan. approach Likuiditas signifikan negatif terhadap nilai perusahaan.
Stock Exchange
Manurung et al.(2014)
The Influence Of Capital Structure on Profitability and Firm Value (A Study on Food and Beverage Companies listed in Indonesia Stock Exchange 2010-2012 period)
Capital Structure, Profitability, and Firm Value
Partial Least Squares (PLS)
Profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Ukuran tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Kebijakan Investasi berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan. Aktivitas tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Dividen berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan. Struktur modal berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Struktur modal berpengaruh signifikan negatif terhadap profitabilitas. Profitabilitas berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan.
Nasrum et al.(2015)
The Influence Ownership of Ownership Structure, Structure and Corporate Corporate Governance, Governance to and Investment Investment Decision Decisions Companies Listed on Indonesia Stock Exchange Sumber: Berbagai jurnal diolah penulis
Analysis of variance (ANOVA)
Struktur kepemilikan dan tata kelola perusahaan, berpengaruh signifikan positif terhadap keputusan investasi.
Penjabaran hasil penelitian terdahulu : 1. Dilakukan Mardiyanti et al. (2012), dengan judul “Pengaruh Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Efek Indonesia (BEI)” menghasilkan : a. Kebijakan dividen yang diproksikan dengan variabel Dividend payout ratio (DPR) secara parsial memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap nilai perusahaan manufaktur yang diproksikan dengan PBV. Meningkatnya nilai dividen tidak selalu diikuti dengan meningkatnya nilai perusahaan. Karena nilai perusahaan ditentukan hanya oleh kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aset-aset perusahaan atau kebijakan investasinya. b. Kebijakan hutang berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini terjadi dikarenakan adanya agency problem dimana muncul antara kreditur (pemberi hutang), contohnya pemegang obligasi
perusahaan
(bondholders)
dengan
pemegang
saham
(stockholders) yang diwakili oleh manajemen perusahaan. Konflik tersebut muncul karena manajemen mengambil proyek-proyek yang resikonya lebih besar daripada yang diperkirakan oleh kreditur atau karena perusahaan. c. Profitabilitas memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti semakin tinggi nilai profit yang didapat maka akan semakin tinggi nilai perusahaan. Karena profit yang tinggi akan memberikan indikasi prospek perusahaan yang baik sehingga dapat memicu investor untuk ikut meningkatkan permintaan saham. Permintaan saham yang meningkat akan menyebabkan nilai perusahaan yang meningkat. 2. Dilakukan Erkaningrum Indri (2013), dengan judul “Interactions among insider ownership, dividend policy, debt policy, investment decisions, and business risk” menghasilkan : a. Dividen, risiko bisnis, dan profitabilitas memiliki pengaruh negatif terhadap hutang. b. Kepemilikan orang dalam, investasi, perubahan penghasilan dan struktur aset tidak memiliki pengaruh terhadap hutang. c. Kepemilikan orang dalam dan risiko bisnis memiliki pengaruh negative terhadap investasi. d. Profitabilitas, dan pertumbuhan penjualan mempunyai pengaruh positif terhadap investasi.
e. Dividen, hutang, dan Q ratio tidak memiliki pengaruh terhadap investasi. f. Kepemilikan internal, dividen, investasi dan ukuran memiliki pengaruh negatif terhadap risiko bisnis. g. Hutang dan likuidasi tidak memiliki pengaruh terhadap risiko bisnis. 3. Dilakukan Winarto Jacinta (2015), dengan judul “The Determinants of Manufacturer Firm Value in Indonesia Stock Exchange” memiliki hasil : a. Leverage mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan. b. Likuiditas berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan. Dikarenakan kas yang semakin besar dalam sebuah perusahaan akan dinilai oleh investor bahwa perusahaan tidak memiliki peluang investasi atau tidak membeli barang perdagangan sehingga dinilai tidak menguntungkan. c. Profitabilitas (ROA) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Profitabilitas semakin dalam sebuah perusahaan akan dinilai oleh investor bahwa perusahaan berada dalam kondisi baik. d. Ukuran tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. e. Kebijakan Investasi berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan. f. Aktivitas tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. g. Dividen berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan.
4. Dilakukan Manurung et al. (2014), dengan judul “The Influence Of Capital Structure on Profitability and Firm Value (A Study on Food and Beverage Companies listed in Indonesia Stock Exchange 2010-2012 period)” menghasilkan :Struktur modal memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. a. Struktur modal memiliki pengaruh signifikan negatif terhadap profitabilitas. Ini berarti bahwa perusahaan yang memiliki utang yang lebih tinggi dikarenakan oleh rasio utang, debt equity ratio, dan utang jangka panjang terhadap ekuitas akan memiliki profitabilitas yang lebih rendah. b. Profitabilitas memiliki pengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan. Hasil yang signifikan berarti bahwa profitabilitas akan memberikan pengaruh yang kuat pada nilai perusahaan. Ini berarti bahwa profitabilitas yang lebih tinggi, di mana dibangun oleh pengembalian aset, return on equity, dan margin laba bersih akan meningkatkan nilai perusahaan yang dibangun oleh nilai buku, price to book value, dan harga penutupan. 5. Dilakukan Nasrum et al. (2015), dengan judul “The Influence of Ownership Structure and Corporate Governance to Investment Decision Companies Listed on Indonesia Stock Exchange” menghasilkan : a. Struktur kepemilikan dan tata kelola perusahaan, berpengaruh signifikan positif terhadap keputusan investasi. Pengaruh positif disebabkan oleh kepemilikan saham yang masih didominasi oleh internal perusahaan di mana ada kepemilikan oleh pemilik perusahaan
dan kepemilikan oleh manajer. Maka akan terus menambah dan mengembangkan investasi, karena hal tersebut akan menjadi pertanda bahwa perusahaan sedang berkembang. 2.2 Rerangka Pemikiran Setiap perusahaan memiliki dua tujuan yaitu tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Dimana, dalam tujuan jangka pendek perusahaan hanya bertujuan untuk memaksimalkan laba perusahaan dengan menggunakan sumber daya yang ada, sementara dalam tujuan jangka panjang perusahaan bertujuan untuk mensejahterakan
atau
memakmurkan
para
pemegang
saham
dengan
memaksimalkan nilai perusahaan. Sehingga, manajemen perusahaan harus menentukan apakah keuntungan yang di dapat sepenuhnya di bagikan kepada pemilik saham berupa dividen, atau perusahaan menahan pembagian dividen yang anggarannya di gunakan untuk investasi perusahaan. Apakah keputusan investasi tersebut tepat sehingga mampu meningkatkan profitabilitas perusahaan, atau investasi tersebut justru merugikan dan menurunkan nilai perusahaan. Berdasarkan penjelasan diatas, maka rerangka pemikiran yang digunakan untuk menjelaskan penelitian adalah sebagai berikut :
Kebijakan Dividen Dividend Payout Ratio (DPR)
Keputusan Investasi Price to Earning Ratio (PER)
Nilai Perusahaan Price to Book Value (PBV)
Profitabilitas Return On Assets (ROA)
Gambar 1 Rerangka Konsep Penelitian
2.3 Perumusan Hipotesis 2.3.1 Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan Menurut Nofrita (2013) berdasarkan uji secara parsial (Uji t) antara kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan, diperoleh hasil bahwa kebijakan dividen berpengaruh secara signifikan positif terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian Winarto (2015) juga menyatakan bahwa kebijakan dividen berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut : H1 :
Kebijakan Dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan
2.3.2 Pengaruh Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan Menurut Herawati (2011) keputusan investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Kenaikan investasi akan meningkatkan nilai perusahaan. Apabila tingkat investasi di sebuah perusahaan tinggi, maka akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan tersebut karena pertumbuhan investasi tersebut dapat dipersepsikan sebagai informasi yang bagus bagi investor. Selain itu, peningkatan investasi ini akan dianggap sebagai pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang dan penentu nilai perusahaan. Hal ini berarti bahwa tujuan perusahaan hanya akan dihasilkan melalui kegiatan investasi perusahaan. Menurut Winarto (2013) Kebijakan Investasi berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut : H2 :
Keputusan Investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan
2.3.3 Pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan Hasil penelitian Mardiyanti et al. (2012) menunjukkan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti semakin tinggi nilai profit yang didapat maka akan semakin tinggi nilai perusahaan. Karena profit yang tinggi akan memberikan indikasi prospek perusahaan yang baik sehingga dapat memicu investor untuk ikut meningkatkan permintaan saham. Permintaan saham yang meningkat akan menyebabkan nilai perusahaan yang meningkat.
Menurut Wijaya dan Hadianto, 2008 (dalam Suryawardhana, 2010) menyatakan bahwa semakin tinggi profitabilitas, memungkinkan perusahaaan memperoleh nilai perusahaan yang semakin tinggi pula. Berdasarkan uraian tersebut, hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: H3 :
Profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan