19
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Akuntansi Manajemen 1. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Manajemen Pengertian akuntansi manajemen menurut Horngren (2000) adalah proses identifIkasi, pengukuran, akumulasi, analisa, penyiapan, penafsiran, dan komunikasi tentang informasi yang membantu masing-masing eksekutif untuk memenuhi tujuan organisasi. Mulyadi (1992:3) menyatakan bahwa sebagai suatu tipe akutansi, akutansi manajemen merupakan suatu system pengolahan informasi keuangan yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan bagi kepentingan pemakaian intern organisasi. Fungsi akuntansi manajemen menurut Hariadi (2002:3) adalah Akuntansi manajemen berfungsi mengidentifikasi, pengukuran, pengumpulan, analisis, pencatatan, interpretasi, dan pelaporan kejadian-kejadian ekonomi suatu badan usaha yang dimaksudkan agar manajemen dpat menjalankan fungsi perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan.
20
2.Peranan Akuntansi Manajemen Tunggal (2000:2) menyatakan bahwa system informasi manajemen yang tepat dan akurat guna menentukan keputusan operasional dan strategis yang menyangkut kinerja perusahaan serta untuk memprediksi keadaan masa yang akan datang. Akutansi manajemen terutama ditujukan untuk menyediakan informasi kepada para pengambil keputusan serta diharapkan mampu menghadapi perubahan
pada
lingkungan
operasi
perusahaan.
Akutansi
manajemen
memberikan gambaran prediksi atas masa yang akan datang. Berikut penjelasan aktifitas proses manajemen perusahaan menurut Hasen dan Mowen (2006:7). 1. Perencanaan (planning) Perencanaan merupakan formulasi terinci dari suatu aktivitas manajemen dan merupakan awal dari tujuan manajemen. Oleh karena itu, jika manajemen melakukan perancanaan yang baik untuk perusahaannya, maka perusahaan tersebut dapat melakukan pengendalian dan pengambilan keputusan yang baik. 2. Pengendalian (controlling) Pengendalian
merupakan
langkah
selanjutnya
untuk
manajemen
dalam
pengambilan suatu keputusan. Pengendalian juga dapat diartikan sebagai aktivitas manajerial untuk memonitor pelaksanaan rencana dan melakukan tindakan korektif yang sesuai dengan kebutuhan. Pengendalian biasanya dicapai dengan menggunakan suatu umpan balik.
21
3. Pengambilan keputusan (Decision making) Merupakan proses akhir dalam proses manajemen dimana perusahaan harus memilih
alternatif
yang cocok untuk
kelangsungan hidup
perusahaan.
Berdasarkan pengertian di atas maka seorang manajer harus menetapkan perencanaan sesuai dengan apa yang dibutuhkan perushaan. Agar pengambilan keputusan tidak merugikan perusahaan. Manajer pasti dihadapkan pada alternatif untuk menerapkan tujuan. Maka pengambilan kepuusan dipengaruhi oleh perencanaan dan pengendalian dimana fungsi tersebut saling berurutan. 2.1.2
Biaya
1. Pengertian Biaya Biaya adalah salah satu aspek yang dapat mempengaruhi laba. Jika biaya lebih besar daripada pendapatan maka perusahaan akan mengalami kerugian, tetapi jika lebih kecil dari pendapatan maka perusahaan akan mengalami keuntungan. Menurut Firdaus (1994:21), biaya adalah pengeluaran–pengeluaran atau nilai pengorbanan untuk memperoleh barang atau jasa yang berguna untuk masa yang akan datang atau mempunyai manfaat yang meneliti satu periode akuntansi tahunan. Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa biaya adalah pengorbanan ekonomi yang dapat diukur dengan satuan uang yang digunakan untuk memperoleh manfaat atau keuntungan tertentu.
22
2.
Alokasi dan Penelusuran Biaya Biaya Langsung (direct cost), merupakan biaya yang terjadi dimana
penyebab satu-satunya adalah karena ada sesuatu yang harus dibiayai. Dalam kaitannya dengan produk, biaya langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya Tidak Langsung (indirect cost), adalah suatu objek yang berkaitan dengan suatu objek biaya namun tidak dapat dilacak ke objek biaya tertentu dengan cara yang layak secara ekonomis, sebagai contoh gaji supervise yang juga mengawasi produksi sejumlah produk minuman ringan. 3. Klasifikasi biaya Keberhasilan dalam merencanakan dan mengendalikan biaya tergantung pada pemahaman yang menyeluruh atas hubungan antara biaya dan aktifitas bisnis. Menurut Mulyadi (2003:13), biaya dapat di klasifikasikan menjadi: 1. Penggolongan biaya menurut objek pengeluaran Objek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya, misalnya nama objek pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut biaya bahan bakar. 2. Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan
23
Dalam perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi pokok yaitu : fungsi produksi, fungsi pemasaran, fungsi administrasi dan umum. Oleh karena itu dalam perusahaan manufaktur, biaya di kelompokan menjadi tiga kelompok : a. Biaya Produksi Yaitu biaya-biaya yang terjadi untuk pengolahan bahan baku menjadi produk jadi. Biaya Produksi terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. b. Biaya Pemasaran Yaitu biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan pemasaran produk. Biaya ini berhubungan dengan usaha untuk memperoleh pesanan. Untuk memperoleh pesanan, perusahaan harus mengeluarkan biaya, seperti biaya iklan, biaya promosi, dan biaya gaji karyawan yang melakukan kegiatan pemasaran. Sedangkan untuk memenuhi pesanan, perusahaan harus mengeluarkan biaya angkut dari gudang perusahaan ke gudang pembeli. c. Biaya Administrasi dan Umum Yaitu biaya-biaya yang terjadi berkaitan dengan penyusunan kebijaksanaan dan pengarahan perusahaan secara keseluruhan atau biaya-biaya yang terjadi untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk. 3.
Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang
dibiayai. Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen. Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat di kelompokan menjadi dua golongan, yaitu :
24
a. Biaya Langsung b. Biaya Tidak Langsung 4.
Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungan dengan
perubahan volume kegiatan. Dalam hubungannya
dengan perubahan volume kegiatan,
biaya
dapat
digolongkan menjadi : a. Biaya Variabel Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contoh biaya variabel adalah biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. b. Biaya Semi variabel Biaya semi variabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semi variabel mengandung unsur biaya tetap dan biaya variabel. c. Biaya Tetap Biaya tetap adalah biaya yang jumlah total produksinya tetap dalam kisaran volume kegiatan tertentu. Contohnya dari biaya tetap adalah biaya gaji. 2.1.3 Harga Pokok Produksi Suatu perusahaan perlu menentukan harga pokok bagi produksi yang dihasilkan, karena harga pokok itu merupakan salah satu faktor yang ikut mempengaruhi menentukan harga jual dasar penentuan kebijakan–kebijakan yang berhubungan dengan pengelolaan perusahaan.
25
Harga Pokok Produksi digunakan oleh perusahaan manufaktur atau perusahaan yang memproduksi sendiri barang dagangan mereka. Dari pemakaian bahan baku dan bahan penolong, ditambah gaji tenaga kerja yang berhubungan langsung dengan produksi, ditambah lagi dengan biaya overhead pabrik, akan dihasilkan Harga Pokok Produksi. 1. Pengertian Harga Pokok Produksi Menurut Supriyono (2002:11) Harga pokok produksi adalah aktiva atau jasa yang dikorbankan atau diserahkan dalam proses produksi yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik dan termasuk biaya produksi. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa harga pokok produksi sangat mempengaruhi harga jual suatu produk pada perusahaan serta dapat memberikan suatu informasi dari pengolahan bahan baku dengan pengorbanan sumber ekonomi untuk kemudian diolah menjadi produk jadi. 2. Unsur Biaya dalam Harga Pokok Produksi Menurut Mulyadi (2003:144) unsur biaya dalam harga pokok produksi adalah: a. Biaya bahan baku langsung, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh bahan baku yang dipergunakan dalam proses untuk memproduksi suatu produk sebagai obyek biayanya. Oleh karenanya jumlah total biaya bahan baku langsung ini proposional dengan jumlah unit produk yang dihasilkan atau jumlah volume produksi. b. Biaya upah langsung merupakan biaya yang dibayarkan kepada tenaga kerja yang ikut secara langsung dalam proses pengerjaan suatu produk atau biaya
26
tenaga kerja yang secara langsung dapat diidentifikasi kepada suatu produk sebagai obyek biayanya. Seperti halnya bahan baku langsung, jumlah total biaya upah langsung juga proposional dengan jumlah unit produk yang dihasilkan atau jumlah volume produksi. c. Biaya produksi tidak langsung (biaya overhead), yaitu komponen biaya produksi yang tidak memiliki hubungan langsung dengan suatu produk tertentu dengan dan tidak diidentifikasi atau ditelusuri kepada produk tersebut dengan cara yang ekonomis. Dengan kata lain, biaya produksi tidak langsung ini adalah biaya yang berkaitan dengan proses produksi diluar biaya bahan baku langsung dan biaya upah langsung. Oleh karenanya biaya ini tidak dapat diperhitungkan atau dibebankan langsung kepada suatu produk tertentu sebagai obyek biayanya. 3. Peranan Harga Pokok Produksi Harga pokok produk memberikan informasi kepada manajemen untuk mengambil keptusan apakah membeli atau memproduksi sendiri. Selain itu informasi harga pokok produk berfungsi sebagai alat mengidentifikasi kelamahan produk untuk melakukan perbaikan atau koreksi. Menurut Supriyono (2002:185) alasan mengapa manajemen menggunakan harga pokok produk adalah untuk dua tujuan pokok yaitu: 1. Penilaian persediaan dalam penyajian laporan keuangan. Perhitungan harga pokok produk biasanya berhubungan dengan tujuan pelaporan keuangan suatu organisasi. Harga pokok produk dihitung untuk menentukan nilanilai persediaan dalam harga pokok.
27
2. Pembuatan keputusan Informasi harga pokok produk menentukan harga pokok produk menuntun tindakan manajer yang berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan dan penyusunan strategi produk. 4. Penentuan Harga Pokok Produksi Penentuan harga pokok produk yang benar sangat penting bagi perusahaan dalam menjalankan usahanya. Penetapan produk yang tidak benar akan menyebabkan kegagalan perusahaan dalam bidang usahanya. Terdapat dua kemungkinan yang akan ditemui apabila perusahaan tidak teliti dalam melakukan perhitungan harga pokok yaitu: 1. Harga yang diperhitungkan terlalu tinggi Perusahaan yang tidak teliti dalam menghitung harga pokok sehingga harga pokok menjadi terlalu tinggi akan menimbulkan masalah bagi perusahaan, karena harga pokok yang tinggi dapat menyebabkan harga jual produk di pasaran menjadi mahal. Dengan harga yang tinggi tersebut, perusahaan akan sulit dalam memasarkan hasil produksinya dan kalah dalam persaingan bisnis dengan perusahan lain, sebab konsumen akan lebih memilih produk sama dengan harga yang lebih rendah dan memiliki kualitas yang sama. 2. Harga pokok yang diperhitungkan terlalu rendah Perusahaan yang tidak teliti dalam menghitung harga pokok produksi yang menyebabkan harga pokok terlalu rendah dapat merugikan perusahaan itu sendiri.
28
Harga pokok yang rendah akan menyebabkan harga jualnya pun menjadi rendah. Di satu sisi produsen dapat menjual produknya dengan cepat karena harga jual yang rendah tetapi di sisi lain hal ini dapat merugikan perusahaan karena pendapatan yang diperoleh tidak dapat menutupi biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi. 5. Metode Penilaian Harga Pokok Produksi Menurut Mulyadi (1999:41) metode penilaian harga pokok produksi adalah cara memperhitungkan unsur-unsur biaya kebutuhan dalam harga pokok produksi. terdapat dua metode dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi yaitu: a. Metode Full Costing Metode full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap ditambah dengan biaya non produksi (biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum). Dalam pendekatan full costing, taksiran biaya penuh yang dipakai sebagai dasar penentu terdiri dari unsur-unsur seperti yang disajikan berikut ini.
29
Biaya bahan baku
xxx
Biaya tenaga kerja langsung
xxx
Biaya overhead pabrik variabel
xxx
Biaya overhead pabrik tetap
xxx +
Harga pokok produksi
xxx
Biaya administrasi dan umum
xxx
Biaya pemasaran
xxx
Biaya komersil
xxx +
Total harga pokok produk
xxx
b. Metode Variable Costing Metode variable costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel ditambah dengan biaya non produksi variabel (biaya pemasaran variabel, biaya administrasi dan umum variabel). Dalam pendekatan variabel costing, taksiran biaya penuh yang dipakai sebagai dasar penentu terdiri dari unsur-unsur seperti yang disajikan berikut ini.
30
Biaya bahan baku
xxx
Biaya tenaga kerja langsung
xxx
Biaya overhead pabrik variabel
xxx +
Harga pokok produksi variabel
xxx
Biaya pemasaran variabel
xxx
Biaya administrasi dan umum variabel
xxx
Biaya komersil
xxx +
Total biaya variabel
xxx
Biaya overhead pabrik tetap
xxx
Biaya pemasaran tetap
xxx
Biaya admistrasi dan umum tetap
xxx
Total biaya tetap
xxx +
Total harga pokok produk
xxx
6. Kelebihan dan kelemahan Metode Full Costing Adapun kelebihan metode full costing adalah : a. Metode full costing mampu menyajikan laporan keuangan sesuai dengan prinsip Akuntansi Indonesia yang menghendaki kewajaran laporan keuangan kepada pihak ekstemal perusahaan. Prinsip Akuntansi Indonesia mengikuti konsep penentuan harga pokok penuh karena harga pokok berarti jumlah pengeluaran langsung atau tidak langsung untuk
31
menghasilkan barang atau jasa didalam kondisi dan tempat dimana barang atau jasa tersebut dijual. b. Metode full costing lebih mudah dan sederhana dalam perhitungannya karena memasukkan semua biaya tanpa harus memisahkan biaya ke dalam biaya tetap dan biaya variabel. Dan kelemahan metode full costing adalah sebagai berikut : a. Metode full costing tidak layak digunakan untuk pengambilan keputusan jangka pendek, karena metode full costing memasukkan seluruh elemen biaya dalam perhitungan harga pokok produk, baik biaya variabel maupun biaya tetap atau period cost. Sedangkan dalam pembuatan keputusan dalam jangka pendek yang menyangkut perubahan volume kegiatan period cost tidak relevan karena tidak berubah dengan adanya perubahan volume kegiatan. b. Data biaya yang disajikan oleh konsep penentuan harga pokok full costing sering tidak relevan untuk tujuan manajerial control dalam jangka pendek. Dalam full costing (biaya overhead pabrik) tetap diperhitungkan dalam tarip biaya overhead pabrik dan dibebankan sebagai unsur biaya produksi. Oleh karena itu manajemen kehilangan perhatian terhadap period cost atau biaya overhead pabrik tetap tertentu yang dapat dikendalikan karena full costing tidak memperhatikan elemen biaya overhead pabrik yang dapat dikendalikan dan yang tidak dapat dikendalikan.
32
7. Kelebihan dan Kelemahan Metode Variable Costing Adapun kelebihan metode varible costing adalah : a. Metode variable costing mampu menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi manajemen dalam perencanaan laba jangka pendek. Hal ini dimungkinkan karena dalam jangka pendek biaya tetap tidak relevan karena tidak terpengaruh oleh pengambilan keputusan yang dilakukan manajemen. b. Metode variable costing mampu menyajikan dampak pengambilan keputusan jangka pendek apabila keputusan tersebut berpengaruh terhadap biaya tetap, yaitu dapat menunjukkan dampak tersebut terhadap biaya tetap dan laba. Selain memberikan keuntungan seperti diatas dalam pelaksanaannya metode variable costing juga mempunyai kelemahan sebagai berikut : a. Pemisahan biaya ke dalam biaya variabel dan biaya tetap sebenarnya sulit untuk dilaksanakan, karena jarang sekali suatu biaya benar-benar variabel atau benar-benar tetap. b. Penentuan harga pokok variabel terutama ditujukan untuk kepentingan internal manajemen dalam jangka pendek, sedangkan untuk kepentingan ekstemal diperlukan penyesuaian kedalam metode full costing. Cara penyesuaian tersebut umumnya sulit dipahami oleh pihak eksternal. 8. Metode Harga Pokok Produksi Menurut Horngren (2005), metode harga pokok terdiri dari dua metode yaitu:
33
1. Volume Based Costing System
Dalam metode ini pola konsumsi input, jumlah overhead serta overhead per unit produk dialokasikan pada masing-masing produk berdasarkan volume dan unit. Alokasi ini kurang mencerminkan biaya aktivitas penanganan produk yang sesungguhnya. Hal ini mengakibatkan produk dalam jumlah besar dialokasikan biaya terlalu besar, dan sebaliknya. 2.
Activity Based Costing System Activity Based Costing System merupakan metode penentuan harga pokok
yang menelusuri biaya atas dasar aktivitas dan kemudian ke produknya. Alokasi ini
berhubungan
dengan
konsumsi
aktivitas
dan
penanganan
produk
sesungguhnya. Konsep seperti ini mendorong adanya golongan aktivitas penambah nilai dan aktivitas bukan penambah nilai, sehingga memungkinkan untuk mengurangi aktivitas bukan penambah nilai bahkan menghilangkannya sama sekali. Metode ini sangat cocok untuk perusahaan yang menghasilkan macam-macam produk. 9.
Jenis-jenis Penentuan Harga Pokok Produksi Menurut Mulyadi (1999:38) mengungkapkan bahwa terdapat dua jenis
penentuan harga pokok yang timbul dalam menanggapi bagaimana proses produksi dapat dijalankan yaitu:
34
1. Penentuan Harga Pokok Proses (Process Costing) Pendekatan ini digunakan dalam situasi yang hanya melibatkan satu produk tunggal yang dibuat dalam satu jangka yang lama secara sekaligus. Pendekatan dasarnya adalah pengumpulan biaya dalam suatu operasi atau departemen tertentu selama suatu periode penuh (bulan, kwartal, tahun). Selanjutnya membagi biaya total tersebut oleh jumlah satuan yang diproduksi selama periode yang bersangkutan. 2. Penentuan Harga Pokok Pesanan (Job Order Costing) Pendekatan ini digunakan pada situasi produksi yang menghasilkan berbagai produk yang berbeda, pesanan berbeda, atau kumpulan produksi yang berbeda setiap periode. 10. Tujuan Penentuan Harga Pokok Produksi Penentuan harga pokok produksi bertujuan untuk mengetahui berapa besarnya biaya yang dikorbankan dalam hubungannya dengan pengolahan bahan baku menjadi barang jadi atau jasa yang siap untuk dijual dan dipakai. Penentuan harga pokok sangat penting dalam suatu perusahaan, karena merupakan salah satu elemen yang dapat digunakan sebagai pedoman dan sumber informasi bagi pimpinan dalam mengambil keputusan. Adapun tujuan penentuan harga pokok produksi yang lain menurut Akbar (2011), diantaranya yakni: a. Sebagai dasar untuk menilai efisiensi perusahaan. b. Sebagai dasar dalam penentuan kebijakan pimpinan perusahaan.
35
c. Sebagai dasar penilaian bagi penyusun neraca yang menyangkut penilaian terhadap aktiva. d. Sebagai dasar untuk menetapkan harga penawaran atau harga jual terhadap konsumen. e. Menentukan nilai persediaan dalam neraca, yaitu harga pokok persediaan produk jadi f. Untuk menghitung harga pokok produksi dalam laporan laba rugi perusahaan. g. Sebagai evaluasi hasil kerja. h. Pengawasan terhadap efisiensi biaya, terutama biaya produksi. i. Sebagai dasar pengambilan keputusan. j. Untuk tujuan perencanaan laba. 2.1.4
Harga Jual
1. Pengertian Harga Jual Harga jual adalah sejumlah kompensasi (uang ataupun barang) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi barang atau jasa. Perusahaan selalu menetapkan harga produknya dengan harapan produk tersebut laku terjual dan boleh memperoleh laba yang maksimal. Hansen dan Mowen (2005:288) menyatakan bahwa harga jual adalah jumlah moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa harga jual adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi suatu barang atau jasa
36
ditambah dengan persentase laba yang diinginkan perusahaan, karena itu untuk mencapai laba yang diinginkan oleh perusahaan salah satu cara yang dilakukan untuk menarik minat konsumen adalah dengan cara menentukan harga yang tepat untuk produk yang terjual. Harga yang tepat adalah harga yang sesuai dengan kualitas produk suatu barang dan harga tersebut dapat memberikan kepuasan kepada konsumen. Manfaat Informasi Biaya Penuh dalam Keputusan Penentuan Harga
2. Jual
Pada dasarnya, dalam keadaan normal harga jual produk atau jasa harus dapat menutup biaya penuh yang bersangkutan dengan produk atau jasa dan menghasilkan laba yang dikehendaki. Biaya penuh merupakan total pengorbanan sumber daya untuk menghasilkan produk atau jasa, sehingga semua pengorbanan ini harus dapat ditutup oleh pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk atau jasa. Menurut Mulyadi (2003:34) informasi biaya penuh memberikan manfaat bagi manajer penentu harga jual dalam pengambilan keputusan: a. Biaya penuh merupakan titik awal untuk mengurangi ketidakpastian yang dihadapi oleh pengambil keputusan. b. Biaya penuh merupakan dasar yang memberikan perlindungan bagi perusahaan dari kemungkinan kerugian. c. Biaya penuh memberikan informasi yang memungkinkan manajer penentu harga jual untuk melihat struktur biaya peerusahaan pesaing.
37
d. Biaya penuh merupakan dasar pengambil keputusan perusahaan memasuki pasar. 3. Sasaran Penetapan Harga Jual Para pemasar berusaha untuk mencapai sasaran tertentu melalui komponen-komponen penetapan harga. Beberapa perusahaan mencoba untuk meningkatkan keuntungan dengan menetapkan harga rendah untuk menarik bisnis baru. Menurut Boone dan Kurtz (2002:70) “ada empat kategori dasar atau sasaran penetapan harga, yaitu: 1. Sasaran Profitabilitas Sebagian besar perusahaan mengejar sejumlah sasaran profitabilitas dalam strategi penetapan harganya. Para pemasar mengerti bahwa laba diperoleh dari selisih pendapatan dan beban. Dan juga pendapatan merupakan harga jual dikalikan dengan jumlah yang terjual. Berbagai teori ekonomi mendasari prinsip maksimalisasi keuntungan (profit maximization). Akan tetapi pada kenyatannya prinsip ini masih sulit diterapkan. Maka banyak perusahaan beralih pada sasaran profitabilitas yang lebih sederhana, yaitu Target Return Goal, dimana perusahaan menetapkan harga dengan tingkat profitabilitas yang diinginkan sebagai pengembalian finansial atas penjualan ataupun investasi. 2. Sasaran Volume Pendekatan yang lain dalam strategi penetapan harga disebut maksimalisasi penjualan (sales maximization), para manajer menetapkan tingkat minimum
38
profitabilitas yang dapat diterima dan kemudian menetapkan harga yang akan menghasilkan volume penjualan tertinggi tanpa menyebabkan laba turun di bawah level
itu.
Strategi
ini
memandang
ekspansi
penjualan
sebagai
suatu
prioritas yang lebih penting bagi posisi persaingan jangka panjang perusahaan daripada laba jangka pendek. 3. Tingkat Kompetisi Sasaran penetapan harga ini hanyalah untuk menyamakan harga dengan pesaing. Jadi perusahaan berusaha untuk menghindari perang harga dengan tidak menekankan elemen harga dari bauran pemasaran dan memfokuskan usaha persaingannya pada variabel selain harga seperti menambah nilai, meningkatkan kualitas, mendidik konsumen, dan menciptakan hubungan. 4. Sasaran Pretise Pengaruh harga pada prestise membuat sebuah harga menjadi relatif tinggi untuk mengembangkan dan menjaga sebuah citra dari kualitas dan eksklusivitas. pemasar menetapkan sasaran tersebut karena mereka mengakui peran harga dalam mengkomunikasikan citra suatu perusahaan dan produk-produknya. 4. Strategi Penentuan Harga Jual Menurut Sukirno (2006:226) harga yang ditentukan untuk sebuah produk akan mempengaruhi pendapatan perusahaan dan pada akhirnya tingkat laba. Perusahaan menentukan harga jual produknya dengan tiga dasar pertimbangan yaitu biaya produksi, suplai persediaan, dan harga persaingan.
39
1. Penentuan harga berdasarkan biaya produksi Pada strategi ini, perusahaan menentukan harga untuk sebuah produk dengan mengestimasi biaya per unit untuk memproduksi produk tersebut dan menambahkan suatu kenaikan. Jika metode ini digunakan, perusahaan harus mencatat semua biaya yang melengkapi produksi sebuah produk dan diupayakan agar harga tersebut dapat menutupi semua biaya tersebut.Sebuah strategi harga harus menghitung skala ekonomis. Bagi produk atau jasa yang berada di dalam skala ekonomis, harga harus cukup rendah agar dapat mencapai volume tingkat penjualan yang tinggi sehingga biaya produksi mengalami penurunan. 2. Penentuan harga berdasarkan suplai persediaan Pada umumnya perusahaan cenderung menurunkan harga jika mereka harus mengurangi persediaan. 3. Penentuan harga berdasarkan harga pesaing Penentuan harga berdasarkan harga pesaing dibagi atas tiga yaitu: a. Penentuan harga penetrasi, dimana perusahaan menentukan harga yang lebih rendah dari harga pesaing agar dapat menembus pasar. Keberhasilan penentuan harga penetrasi tergantung pada seberapa besar tanggapan konsumen terhadap penurunan harga dan juga perusahaan tidak perlu menggunakan strategi ini bila produknya tidak elastis terhadap harga karena kebanyakan konsumen tidak akan beralih ke produk pesaing untuk mengambil keuntungan dari harga yang lebih rendah.
40
b. Penentuan harga defensive, dimana perusahaan menrunkan harga produk untuk mempertahankan pangsa pasarnya. Selain itu beberapa perusahaan juga menurunkan harga untuk menyerang pesaing baru yang masuk ke dalam pasar, disebut dengan biaya predatori. c. Penentuan harga prestise, harga prestise ditentukan dengan tujuan untuk memberikan kesan lini terbaik bagi produk perusahaan. Perusahaan yang memiliki diversifikasi bauran produk akan menggunakan strategi penetrasi harga pada beberapa produk dan penentuan harga prestise untuk produk lainnya. 5. Hubungan Harga Jual dan Harga Pokok Produksi Keputusan harga jual merupakan keputusan yang sulit, karena adanya faktor-faktor yang terlibat dalam pembuatan keputusan tersebut, baik faktor intern maupun ekstern, sehingga perlu pertimbangan mendalam dan teliti untuk memperoleh harga jual yang benar-benar sesuai keinginan dan tujuan perusahaan. Menurut Swastha dan Irawan (1990:349) Adapun faktor-faktor tersebut adalah: a. Keadaan Perekonomian Keadaan perekonomian sangat mempengaruhi tingkat harga yang berlaku, seperti periode resesi misalnya inflasi harga naik, defaluasi harga akan turun. Dengan terjadinya nilai rupiah terhadap nila dollar menyebabkan barang-barang mengalami kenaikan. b. Penawaran dan Permintaan Penawaran dan permintaan dimana dengan adanya permintaan yang besar terhadap suatu barang tertentu akan mengakibatkan harga barang tersebut
41
meningkat, sedangkan apabila penawaran terhadap suatu produk meningkat maka harga akan naik. c. Elastisitas Permintaan Elastisitas permintaan dapat juga dikatakan sifat permintaan pasar, sifatnya tidak hanya berpengaruh pada penetuan harga tetapi mempengaruhi volume yang dijual apabila terjadi kenaikan harga maka penjualan akan turun dan sebaliknya. d. Persaingan Persaingan dimana harga jual suatu barang juga dipengaruhi oleh keadaan yang persaingan yang ada antara lain persaingan murni, pada persaingan murni banyak penjual dan pembeli dalam pasar persaingan tidak sempurna yaitu ada barang sejenis dalam pasar dengan merk yang berbeda-beda. Oligopoli, adanya beberapa penjual menguasai pasar sedangkan monopoli jumlah penjual yang ada di pasar hanya satu, sehingga penentuan harga sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti permintaan barang yang bersangkutan, harga barang substitusi atau pengganti, peraturan harga dari pemerintah. e. Biaya Biaya merupakan dasar penentuan harga dalam penentuan harga. Sebab suatu tingkat harga yang tidak dapat menutup biaya akan mengakibatkan kerugian, apabila suatu tingkat harga melebihi semua biaya akan menghasilkan keuntungan. f. Tujuan dan Perusahaan Tujuan perusahaan, setiap penentuan harga selalu dikaitkan dengan tujuan perusahaan yang hendak dicapai antara lain: laba maksimum, volume penjualan, penguasaan pasar, kembalinya modal yang tertanam dalam jangka waktu tertentu.
42
g. Pengawasan Pemerintah Pengawasan pemerintah, pengawasan ini dapat berupa penentuan harga maksimum dan minimum, deskriminasi harga, serta praktek-praktek lain yang mendorong atau mencegah usaha-usaha ke arah monopoli. Faktor-faktor di atas merupakan pertimbangan yang harus diperhatikan agar perusahaan dalam menetapkan harga jual dapat sesuai dan diterima oleh konsumen pemakai produk, sehingga konsumen tertarik untuk membeli produk tersebut. 6.Metode Penentuan Harga Jual Menurut Mulyadi (2003:348) ada beberapa metode dalam penentuan harga jual, diantaranya adalah sebagai berikut: a. Penentuan Harga Normal (Normal Pricing) Dalam keadaan normal, harga jual ditentukan atas biaya penuh masa yang akan datang dan ditambahkan atas laba yang diharapkan. Penentuan harga jual normal biasa disebut dengan Cost-Plus Pricing, taksiran biaya penuh dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu Full costing dan Variable costing. b. Cost Type Contract Kontrak pembuatan produk atau jasa yang pihak pembeli setuju untuk membeli produk atau jasa pada total biaya yang sesungguhnya dikeluarkan oleh produsen ditambah dengan laba yang dihitung sebesar persentase tertentu dari total biaya sesungguhnya tersebut.
43
c.
Penentuan Harga Jual Pesanan Khusus (Spesial Order Pricing) Pesanan diterima oleh perusahaan diluar pesanan reguler perusahaan. Pesanan regular adalah pesanan yang dibebani tugas untuk menutup seluruh biaya tetap yang akan terjadi dalam tahun anggaran. Pesanan khusus adalah diperkirakan tidak hanya mengeluarkan biaya variabel saja, namun merupakan biaya tetap, karena harus beroperasi diatas kapasitas yang telah tersedia.
d. Penentuan Harga Jual Waktu dan Bahan Penentuan harga jual dan bahan ini pada dasarnya merupakan Cost-Plus Pricing. Harga jual ditentukan sebesar harga jual perbuah dan ditambah laba yang diharapkan. Metode harga jual seperti ini digunakan oleh perusahaan bengkel mobil, dok kapal, dan perusahaan lain yang menjual jasa reparasi dan bahan, dan suku cadang sebagai pelengkap penjualan jasa. Komponen waktu per jam terdiri dari : 1. Upah langsung termasuk tunjangan serta bonus 2. Biaya yang terkait dengan biaya tidak langsung seperti pengawas, peyusutan, asuransi, bahan tidak langsung yang dapat diukur dengan jam 3. Laba yang diinginkan per satuan waktu ( per jam) Komponen bahan per jam terdiri dari 1. Persentase laba dari harga bahan 2. Persentase dari biaya yang terkait dengan pengelolaan bahan
44
2.3 Kerangka Pemikiran UKM CAULA yang berproduksi di daerah Sidoarjo adalah perusahaan yang bergerak dalam industri manufaktur. Seperti halnya perusahaan industri lainnya, perusahaan industri ini mempunyai kegiatan memproduksi bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Metode perhitungan harga pokok produksi merupakan salah satu komponen penting dalam menentukan kemajuan perusahaan dalam menghadapi dunia persaingan yang semakin ketat. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis biaya produksi yang dikeluarkan guna menghitung harga pokok produksi pada UKM CAULA. Penetapan harga jual yang ditetapkan belum mencerminkan berapa besar biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk karena unsur biaya overhead pabrik tidak secara rinci diperhitungkan dalam perhitungan harga pokok produksi. Harga pokok produksi akan dihitung berdasarkan metode perhitungan harga pokok produksi yang selama ini dilakukan perusahaan, dengan menggunakan biaya konvensional. Adapun yang dijelaskan pada gambar 1.
45
UKM CAULA home industry daerah Sidoarjo
Identifikasi biaya-biaya produksi
Perhitungan Harga Pokok Produksi
Penentuan Harga Jual
Gambar 1 Kerangka Pemikiran