Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini penulis akan menjelaskan teori-teori yang akan penulis gunakan untuk menganalisis. Pada bab ini penulis akan menguraikan apa itu semantik, semiotik, teori kanji, teori pembentukan kanji Rikusho 「六書」, bushu, teori “to kanmuri”, dan teori analisis medan makna. 2.1 Teori Semantik Untuk menganalisis makna suatu kanji dan memahami pengertian kanji tersebut, penulis menggunakan teori semantik. Teori semantik adalah salah satu teori linguistik yang dapat digunakan sebagai landasan teori. Dengan memahami pengertian semantik maka dapat memahami apa yang disampaikan orang lain. Pengertian semiotik berhubungan dengan pengertian semantik karena kedua pengertian itu meliputi makna dan kemaknaan dalam komunikasi antarmanusia ( Parera, 2004 : 41 ). Semantik adalah istilah yang digunakan untuk bidang linguistik yang mempelajari hubungan antar tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang ditandainya. Atau dengan kata lain, bidang studi dalam linguistik yang mempelajari makna atau arti dalam bahasa (Chaer, 1994 : 2). Semantik dalam bahasa indonesia berasal dari bahasa Yunani sema yang berarti “tanda” atau “lambang”. Yang dimaksud dengan tanda atau lambang disini sebagai padanan kata sema itu adalah tanda linguistik. Seperti yang dikemukakan oleh Ferdinand de Saussure (1966) yaitu, yang terdiri dari (1) komponen yang mengartikan, yang berwujud bentuk-bentuk bunyi bahasa dan (2) yang diartikan atau makna dari komponen 8
yang pertama. Kedua komponen ini adalah merupakan tanda atau lambang (Chaer, 2009:2). 2.1.1 Makna Denotasi Penulis akan menuliskan teori tentang denotatif dan konotatif untuk mencari makna dari kanji yang akan dianalisis. Makna denotatif itu sendiri adalah makna yang sebenarnya. Kata makna dalam Semantik dibagi menjadi dua, yaitu makna yang bersifat denotatif dan makna yang bersifat Konotatif. Makna denotatif pada dasarnya sama dengan makna referensial sebab makna denotatif ini lazim diberi penjelasan sebagai makna yang sesuai dengan hasil observasi menurut penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, atau pengalaman. Makna denotatif ini menyangkut informasi-informasi faktual objektif (Chaer, 2009 : 65-66). Contoh : Ada seribu orang yang menghadiri pertemuan itu. 2.1.2 Makna Konotasi Untuk pengertian makna Konotatif, penulis mengambil teori dari Keraf. Konotatif itu sendiri adalah makna yang bukan sebenarnya, makna yang sudah ditambahkan. Makna konotatif adalah suatu jenis makna dimana stimulus dan respons mengandung nilai-nilai emosional (Keraf 2002:29). Contoh : Banyak sekali orang yang menghadiri pertemuan itu. Makna konotatif sebagian terjadi karena pembicara ingin menimbulkan perasaan setuju-tidak setuju, senang-tidak senang pada pihak pendengar, dipihak lain kata yang dipilih itu memperlihatkan bahwa pembicaranya juga memendam perasaan yang sama (Keraf, 2002:29). 9
Konotasi pada dasarnya timbul karena masalah hubungan sosial atau hubungan interpersonal, yang mempertalikan kita dengan orang lain. Bahasa manusia tidak hanya menyangkut masalah makna denotatif atau ideasional. 2.1.3 Teori Analisis Medan Makna Dalam menganalisis kanji to kanmuri penulis juga menggunakan analisis medan makna. Medan makna merupakan satu jaringan asosiasi yang rumit berdasarkan pada similaritas/kesamaan, kontak/hubungan, dan hubungan-hubungan asosiatif dengan penyebutan satu kata (Parera, 2004:138). J. Trier melukiskan vocabulary sebuah bahasa tersusun rapi dalam medan-medan dan dalam medan itu setiap unsur yang berbeda didefinisikan dan diberi batas yang jelas sehingga tidak ada tumpang tindih antarsesama makna ( Parera, 2004 : 139 ). Setiap medan makna itu akan selalu tercocokkan antar sesama medan sehingga membentuk satu keutuhan bahasa yang tidak mengenal tumpang tindih ( Parera, 2004 : 139 ). Contohnya : Pandai Cerdik
Bijak
Terpelajar Berpengalaman Terdidik
Cendekiawan
Sumber : Parera 2004 : 139
10
2.2 Teori Semiotik Penulis akan menulis makna simbol dari bushu to kanmuri. Analisis simbol ini termasuk kedalam penelitian semiotik, oleh karena itu penulis juga akan menjelaskan beberapa teori mengenai semiotik. Pengertian semiotik atau semiotika berhubungan dengan pengertian semantik karena dua pengertian itu meliput makna dan kemaknaan dalam komunikasi antar manusia. Menurut Charles Morris bahwa bahasa sebagai satu sistem sign dibedakan atas signal dan simbol. Akan tetapi, semiotik bukan hanya berhubungan dengan isyarat bahasa melainkan juga semiotik berhubungan dengan isyarat-isyarat nonbahasa dalam komunikasi antar manusia (Parera, 2004:41). Sign adalah sebuah subsitusi untuk hal-hal yang lain, oleh karena itu sign memerlukan interpretasi. Misalnya, saya melihat tanda hitam di halaman surat kabar. Sebuah signal adalah satu stimulus pengganti, lampu merah adalah stimulus untuk berhenti. Symbol adalah sebuah sign yang dihasilkan oleh interpreter tentang sebuah signal dan bertindak sebagai pengganti untuk signal tersebut. Seperti, jika teman saya melihat jam tangannya, saya menginterpretasikannya itu satu signal yang berarti “sudah waktunya” (Parera, 1991:25-26). Kata semiotik berasal dari bahasa Yunani, semeion, yang berarti “tanda”, yang secara umum didefinisikan sebagai teori falsafah umum yang berkenaan dengan produksi tanda-tanda dan simbol-simbol sebagai bagian dari sistim kode yang secara sistematis digunakan untuk mengkomunikasikan informasi atau pesan secara tertulis di setiap kegiatan dan perilaku manusia (Christomy, 2004 : 228).
11
Menurut Morris dalam Parera ( 2004 : 41 ) mengatakan bahwa bahasa sebagai satu sistem sign dibedakan atas signal dan symbol. Akan tetapi, semiotik bukan hanya berhubungan dengan isyarat bahasa , melainkan juga berhubungan dengan isyaratisyarat nonbahasa dalam komunikasi antarmanusia. Kita dapat mengatakan bahwa semiotika adalah ilmu isyarat komunikasi yang bermakna. Morris dalam Christomy (2004 : 89), menjelaskan tiga dimensi dalam analisis semiotik, yaitu : 1
Sintaksis semiotik, berkaitan dengan analisis yang bersifat deskriptif mengenai tanda secara individual dan kombinasinya.
2
Semantik semiotik, berkaitan dengan analisis mengenai relasi antara tanda dan maknanya.
3
Pragmatik semiotik, berkaitan dengan analisis mengenai relasi antara tanda dan penggunanya.
Menurut Peirce dalam Christomy (2004 : 117), tanda melibatkan proses kognitif di dalam kepala seseorang dan proses itu dapat terjadi jika ada representamen, acuan dan interpretan. Dengan kata lain, sebuah tanda senantiasa memiliki tiga dimensi yang saling terkait, antara lain : 1
Representamen (R) atau sesuatu yang dapat dipersepsi (preceptiable), yaitu “wajah luar” tanda yang berkaitan dengan manusia secara langsung (sering disamakan dengan pengertian “tanda”).
12
2
Objek (O) atau sesuatu yang mengacu kepada hal lain (referential), yaitu konsep yang dikenal oleh pemakai tanda berkaitan dengan representamen tersebut.
3
Interpretan (I) atau sesuatu yang dapat diinterpretasikan (interpretable), yaitu penafsiran lanjut oleh pemakai tanda, setelah representamen dikaitkan dengan objek. Gambar 2.1 Diagram Tiga Dimensi Tanda
Sumber: Christomy (2004 : 117) Menurut Peirce dalam Christomy (2004 : 121 - 122), tanda (representamen) mengacu kepada objeknya (denotatum) melalui tiga cara utama, yaitu : 1
Ikon adalah tanda hubungan antara representamen dan objeknya bersifat persamaan bentuk alamiah (keserupaan).
13
2
Indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara representamen dan objeknya melalui cara penunjukkannya yang bersifat kausal atau hubungan sebab - akibat.
3
Simbol adalah tanda yang menunjukkan hubungan antara representamen dan objeknya bersifat arbitrer dan berdasarkan konvensi (perjanjian) masyarakat.
Dari penjelasan tersebut, ada tiga contoh yang dapat dikemukakan, yaitu : 1
Asap yang kita lihat mengepul di kejauhan (R), dipersepsikan dan dirujuk pada suatu peristiwa kebakaran (O). Memperlihatkan (R) yang berkaitan langsung dengan (O), yang disebut dengan indeks.
2
Foto yang kita lihat (R), dirujuk pada sosok orang yang sesuai dengan foto tersebut (O). Memperlihatkan (R) yang mewakili (O), yang disebut dengan ikon.
3
Lampu merah pada rambu lalu lintas (R), kira rujuk pada makna atau konsep “berhenti” (O). Memperlihatkan (R) yang perujukannya pada (O) bersifat konvensional (disepakati oleh masyarakat), yang disebut simbol.
Dari proses representamen dan objek, masih berlanjut pada proses penafsiran yang disebut interpretan (I), misalnya dari contoh yang pertama, “(ada kebakaran) di daerah senen“ Æ ”mungkin proyek senen“ Æ ”banyak pedagang kelas menengah dan kecil yang rugi“ Æ ”perekonomian terganggu”, dan seterusnya
(Christomy, 2004 : 56).
14
2.3 Huruf Kanji Penulis akan menjelaskan teori kanji yang akan digunakan dalam menganalisis data. Pengertian huruf kanji menurut Takebe (1993:28) adalah “ 漢字の元は絵です。絵は縦の線と横の線だけではありません。絵には 斜めの線もあります“。 Terjemahan : Kanji awalnya gambar. Gambar tidak hanya memiliki garis-garis vertikal dan horisontal. Mereka juga memiliki diagonal stroke.
Gambar 2.2 Bentuk Kanji
Sumber : http://doraemonn.blog.ocn.ne.jp/blog/cat11032681/
2.3.1 Teori Pembentukan Kanji Dalam memahami makna kanji penulis juga harus mengenal unsur-unsur nya atau karakter pembentukannya. Moriyama (2001:16), mengemukakan bahwa satu cara agar mendapatkan semangat dalam mempelajari kanji ialah dengan mengenal unsur-unsurnya.
15
Menurut Henshall (1998, xvi-xix) karakter pembentukan kanji dalam bahasa jepang disebut dengan Rikusho 「六書」. Rikusho di bagi menjadi 6 macam, 4 dilihat dari susunan karakter bentuknya, shoukei moji, shiji moji, kai’i moji, keisei moji, dan 2 berhubungan dengan karakter penggunaan, tenchu moji, kasha moji atau kashaku moji, yaitu : 1. Pictograph 「象形文字 Shoukei moji」,
Pada dasarnya menggambarkan sebuah
bentuk benda, dan biasanya cukup sederhana, sebagai contoh : kanji pohon「木」、 mata 「目」. 2. Tanda atau simbol 「指事文字 Shiji moji」, Pada dasarnya sebuah simbol yang menyatakan konsep abstrak, dan biasanya cukup sederhana, contohnya : kanji atas 「上」. 3. Ideograph 「会意文字 Kai’i moji」, pada dasarnya bermakna kombinasi dua atau lebih pictographs atau tanda, dan biasanya cukup sederhana. Contohnya : kanji puncak「峠」gabungan dari kanji atas「上」kanji bawah「下」dan kanji gunung 「山」. 4. Phonetic-Ideograph atau Semasio-Phonetic 「 形 声 文 字 Keisei moji 」 , pada dasarnya merupakan kombinasi dari unsur semantik (makna) dengan unsur fonetik (vokal). Biasanya menunjukan sifat umum dari suatu hal yang diwakili, biasanya memberikan informasi yang spesifik dengan memberikan bunyi untuk menyatakan pengucapan kata deskriptif. Contohnya : kanji menuang 「 注 」 memiliki unsur 16
semantik kanji air シ , dan unsur fonetik kanji「主」yang menyatakan suara dari sebuh kata yang berarti terus menerus. 5.
Karakter yang meminjam arti dan pengucapan「転注文字 Tenchuu moj」, yaitu gabungan dua kanji yang menyatakan perluasan arti, bila tidak diketahui sebab akibatnya maka kanji ini akan membingungkan karena mempunyai arti yang berbeda sekali dari arti yang sebenarnya. Contohnya : kanji senang「楽」、yang dikatakan populer dan memiliki pictographically bergambar drum dan telah memperoleh makna yang diasosiasikan atau peminjaman.
6. Secara fonetis meminjam karakter 「 仮 借 文 字 Kasha moji 」 , pada dasarnya dipinjam bunyinya saja tanpa memperhatikan dan memperdulikan hubungan arti dari setiap kanji yang digunakan. Contohnya kanji amerika, yaitu 亜米利加.
2.4 Konsep Bushu Bushu digunakan untuk mempermudah menemukan karakter dasar dalam mencari sebuah huruf kanji di dalam kamus kanji. Menurut
Habien
(2000:20)
bushu
dibagi
menjadi
tujuh,
yaitu:
1. Hen : Bushu yang berada di bagian kiri huruf kanji. Contohnya : Bushu 木、火、禾、 糸、言、貝、金.
17
2. Tsukuri : Bushu yang berada di bagian kanan huruf kanji. Contohnya : Bushu 刂、力、 彡、阝、攵、欠、殳、頁. 3. Kanmuri : Bushu yang berada di bagian atas huruf kanji. Contohnya : Bushu 宀、穴、 竹、雨. 4. Ashi : Bushu yang berada di bawah huruf kanji. Contohnya : Bushu 儿、夂、巾、 心、灬、皿、示. 5. Tare : Bushu yang membentuk seperti siku-siku dari bagian atas ke bagian bawah huruf kanji. Contohnya : Bushu 口、門、尸、广. 6. Nyoo : Bushu yang membentuk seperti siku-siku dari bagian kiri ke bagian bawah kanan huruf kanji. 7. Kamae : Bushu yang tampak seolah-olah mengelilingi bagian kanji lainnya.
2.4.1 Konsep Kanji Bushu「戸」To kanmuri Kanmuri adalah bushu yang terletak dibagian atas kanji. Bushu to terbentuk dari gambar pintu menjadi satu setengah dari pintu atau gerbang (Henshall, 1998:30). Menurut Takebe (1993:131) : 「戸」は「と」の形です。「門(もん)」の左の部分と同じです。門には、 二つの「と」があります。「戸」では、「コ」の部分が「と」です。左 の「ノ」は「|」と同じです、「と」の「はしら」です。 Terjemahan : 18
kanji 「 戸 」 adalah bentuk pintu. 「 門 ( も ん ) 」 sama dengan bentuk kiri gerbang. Di pintu ggerbang ada dua buah daun pintu. Dalam 「戸」, 「コ」 bagian dari「と」.「ノ」bagian kiri sama dengan「|」adalah tihang atau pilar.
Menurut Kanehide (1990:82) : もと戸で、片がわに開くとびらの形を表しています。「と、とぐち」のい みで、「家、家の数の単位」としても使われています。 Terjemahan : Asal mula kanji pintu「戸」adalah menunjukkan setengah potong bentuk pintu yang terbuka. Dalam suatu rumah pintu digunakan sebagai pintu keluar masuk.
Gambar 2.3 Asal Mula Bentuk Bushu Kanji Tokanmuri
Sumber : Toudou, 1990 : 125
19