BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Teori Umum
2.1.1 Komunikasi Komunikasi adalah topik yang sering diperbincangkan, tidak hanya oleh para ilmuwan komunikasi, melainkan juga dikalangan awam. Sehingga komunikasi memiliki banyak arti yang berbeda-berbeda. Laswell yang dikutip oleh Deddy Mulyana (2007, hal. 69) menggambarkan bahwa komunikasi adalah menjawab pertanyaan sebagai berikut: “Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?”Atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana. Hal ini diperkuat lagi oleh Roggers dalam Deddy Mulyana (2007, hal. 69) mengatakan bahwa “Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.” Komunikasi yang disampaikan oleh sumber berupa pesan/ ide yang dikirim ke suatu penerima atau lebih melalui media yang bertujuan memberikan pengaruh kepada si penerima.
11
12 2.1.1.1 Model Komunikasi Laswell –Two Step Flow of Communications
Who
Says What
In Which Channel
To Whom
With What Effect
Gambar 2.1 Model Komunikasi Laswell: Two Step Flow of Communications Sumber: (Wiryanto, 2004, hal. 17)
Gambar di atas adalah model komunikasi menurut Laswell(Two Step Flow of Communications). Unsur Who atau sumber
adalah merupakan
pengendali pesan yang kemudian akan mengirimkan pesan (says what) untuk analisis isi. Pesan kemudian dikirim melalui saluran komunikasi (in which channel) yang akan diterima oleh unsur penerima (to whom). TBIG sebagai unsur who menyampaikan informasi kepada publiknya baik secara internal maupun eksternal (to whom)melalui channel yang ditentukan oleh TBIG yaitu media massa. Baik media cetak maupun media online. Dengan tujuan mendapatkan pemahaman yang baik antara kedua belah pihak sehingga akan membawa efek yang baik pula. Pemahaman yang baik akan berpengaruh terhadap pandangan yang baik oleh khalayak dan mendukung tercapainya tujuan perusahaan.
13 2.1.2 Public Relations 2.1.2.1 Definisi Public Relations Banyak orang yang masih mendefinisikan PR sebagai profesi persuasi atau bujukan. Bahkan didalam salah satu kamus (dalam Cutlip dan Center, 2007, hal. 3), mendefinisikan public relations sebagai “mengajak publik agar memahami dan punya kemauan baik (goodwill)”. Tetapi pandangan terhadap PR yang terus berubah dari tahun ke tahun merefleksikan evolusi dalam praktik PR, baik di dalam organisasi maupun masyarakat. Perubahan ini menggambarkan bagaimana profesi PRyang mencari identitas dan pengakuan profesional. Rex Harlow mendefinisikan public relations (dalam Cutlip dan Broom, 2007, hal. 5), adalah sebagai fungsi manajemen tertentu yang membantu membangun dan menjaga lini komunikasi, pemahaman bersama, penerimaan mutual dan kerja sama antara organisasi dan publiknya. Sedangkan menurut International Public Relations Association (IPRA) (Ruslan, 2007, hal. 8)Public Relations adalah usaha untuk menciptakan hubungan yang harmonis antara suatu lembaga atau organisasi dengan pihak masyarakat melalui suatu proses komunikasi timbal balik, hubungan yang harmonis, saling mempercayai, dan menciptakan citra positif. Menurut Edward L. Bernays (Ardianto, 2011, hal. 10), PR mempunyai 3 arti: (1) penerangan kepada publik, (2) persuasi kepada publik untuk mengubah sikap dan tingkah laku publik, (3) upaya untuk menyatukan sikap dan perilaku suatu lembaga. Pandangan-pandangan terhadap PR terus berubah dari waktu ke waktu. Public relations tidak hanya sekedar pembujuk, melainkan menjaga komunikasi baik dari internal perusahaan maupun eksternal perusahaan.
14 2.1.2.2 Ruang Lingkup Public Relations Adapun ruang lingkup PR dalam sebuah organisasi antara lain sebagai berikut (Ruslan, 2010, hal. 23):
1.
Membina hubungan ke dalam (publik internal) Publik internal adalah publik yang menjadi bagian dari organisasi/
perusahaan itu sendiri. Publik-publik internal dalam organisasi/ perusahaan antara lain, karyawan, manajer baik di level korporat atau pelaksana, shareholder, bahkan karyawan di level bawah sekalipun. Seorang praktisi PR harus mampu mengenali masalah-masalah atau gambaran negatif yang akan timbul dari publik internal perusahan. Semua itu bertujuan agar kebijakan baru yang akan dibuat oleh perusahaan dapat dijalankan dengan baik oleh publik internal perusahaan. 2. Membina hubungan keluar (publik eksternal) Yang dimaksud dengan publik eksternal adalah publik umum (masyarakat).
Tidak
hanya
masyarakat
saja,
pemerintah,
komunitas,distributor, supplier serta media massa (media cetak, media elektronik, media online)juga termasuk ke dalam publik eksternal. Peran PR untuk publik eksternal adalah mengusahakan dan menupayakan tumbuhnya sikap yang positif terhadap organisasi yang diwakilinya. Membina hubungan kedalam dan keluar sama pentingnya dijalankan oleh seorang PR. Dimana fungsi utama PR yaitu menjaga hubungan baik dengan publik-publiknya untuk membangun identitas dan citra perusahaan yang positif.
15 2.2
Teori Khusus
2.2.1 Strategi
Menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi (2003, hal.300), strategi adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Yosal Iriantara (2008, hal.89), strategi pada dasarnya merupakan kebijakan untuk mencapai tujuan yang kemudian dijabarkan ke dalam sejumlah taktik untuk pencapaian tujuan yang sudah ditetapkan.
2.2.2
Strategi Public Relations
Strategi Public Relations atau yang lebih dikenal dengan bauran Public Relationsdalam Firsan Nova (2009, hal.54)adalah sebagai berikut : 1. Publications adalah cara Public Relations dalam menyebarkan informasi, gagasan/ide kepada publik. 2. Event adalah bentuk kegiatan yang dilakukan oleh Public Relations dalam proses penyebaran informasi kepada publik. Hal ini berkaitan dengan penyusunan program acara, yang dapat dibedakan menjadi: a.
Calendar Event – meliputi kegiatan-kegiatan rutin.
b.
Special Event – meliputi kegiatan-kegiatan khusus dan biasanya dilaksanakan pada momen-momen tertentu.
c.
Moment Event – meliputi kegiatan yang bersifat momentum.
3. News adalah informasi yang disampaikan secara langsung maupun tidak langsung kepada publik, dengan tujuan agar dapat diterima oleh publik dan mendapatkan tanggapan yang positif.
16 4. Corporate Identity adalah cara pandang publik. terhadap segala aktivitas usaha yang dilakukan oleh suatu perusahaan. 5. Community Involvement adalah hubungan yang dibangun dengan publik (stakeholder, stockholder, media, masyarakat yang berada di sekitar perusahaan, dan lain-lain). 6. Lobbying and negotiation adalah sebuah rencana yang dibuat oleh Public Relations, baik yang jangka panjang maupun jangka pendek dalam rangka melakukan penyusunan budget yang dibutuhkan. 7. Corporate Social Responbility adalah wacana yang digunakan oleh perusahaan dalam rangka mengambil peran dalam melaksanakan kegiatannya secara bersama-sama untuk menyejahterakan masyarakat di sekitarnya.
2.2.3 Media Relations Organisasi/ perusahaan dan Public Relations tidak dapat terpisah satu sama lain. Dengan memandang PR sebagai fungsi manajemen satu organisasi, maka selama organisasi itu ada maka PR pastilah ada (Iriantara, 2008, hal. 23). Walaupun divisi atau bagian PR tidak ada tetapi fungsi PR sebagai fungsi manajemen organisasi tentu ada.
Di dalam suatu organisasi pasti
terjadi kegiatan komunikasi. Baik itu komunikasi yang terjadi kepada internal maupun eksternal perusahaan. Tahap perkembangan organisasi yang berbeda melahirkan bentuk kegiatan PR yang berbeda pula. Gregory (dalam Iriantara, 2008, hal. 24-25) menggambarkan hal tersebut sebagai berikut:
17
Gambar 2.3 Public Relations dan Siklus Hidup Organisasi Sumber: (Iriantara, 2008, hal. 25)
Gambar tersebut menjelaskan tentang proses revolusi PR pada sebuah organisasi. Pada saat kelahiran, fungsi organisasi memang dijalankan. Tetapi pemisahan fungsi PR seperti media relations, employee relations belum ada. Seiring pertumbuhan PR dan saat PR memasuki tahap kedewasaan atau kematangan, disitulah unit-unit kerja PR semakin kompleks. Unit kerja mulai terpisah dan tanggung jawab yang jelas sudah terbentuk. Di tahap kematangan atau kedewasaan ini, disitulah kebutuhan untuk menjalin hubungan dengan media dirasa penting. Di tahap-tahap sebelumnya memang menjalin hubungan media sudah ada, tetapi belum sebesar saat organisasi mencapai tahap kematangan. Pada tahap kematangan, kehadiran organisasi/ perusahaan sudah mulai dirasakan oleh publik. Sehingga publik mulai mencari tahu tentang keberadaan organisasi/ perusahaan tersebut. Disaat inilah, organisasi akan menyadari betapa pentingnya reputasi. Dan reputasi
18 tersebut merupakan asset penting yang harus dijaga agar publik percaya terhadap organisasi/ perusahan tersebut.
2.2.3.1 Definisi Media Relations Yosal Iriantara(2008, hal. 28), menyebut media relations sebagai salah satu bagian dari PR eksternal yang membina dan mengembangkan hubungan baik dengan media massa sebagai sarana komunikasi antara organisasi dengan publik (-publik-)nya untuk mencapai tujuan organisasi. Sedangkan media relations menurut Lesley (dalam Iriantara, 2008, hal. 29), adalah sebagai hubungan dengan media komunikasi untuk melakukan publisitas atau merespon kepentingan media terhadap organisasi. Pernyataan-pernyataan diatas kemudian disimpulkan bahwa, media massasebagai bagian dari publik eksternal PR perlu dibina dan dikembangkan hubungan antara keduanya demi menciptakan publisitas dan merespon kepentingan media terhadap organisasi.
2.2.3.2
Fungsi Media Relations Fungsi media relations dengan sendirinya mengacu atau diacukan
pada fungsi PR secara keseluruhan (Glen dan Griswold dalam Iriantara, 2008, hal. 38). Berikut fungsi PR menurut Lesley (Firsan, 2009, hal. 210) dalam hubungannya dengan pers: 1.
Fungsi Pasif dan Pelayanan Fungsi pasif berarti PR hanya menanggapi permintaan pers dan tidak melakukan inisiatif tertentu.
19 2.
Fungsi Setengah Aktif Secara kontinyu PR menyiapkan penyebaran informasi tentang berbagai kejadian di organisasi kepada beberapa media.
3.
Fungsi Aktif PR menggunakan inisiatif dalam melakukan pendekatan dengan media.
2.2.3.3
Aktivitas Media Relations Dalam menjalin hubungan dengan media, aktivitas media relations
pada umumnya dijalankan oleh praktisi PR. Berikut bentuk-bentuk kegiatan media relations :
1. Pengiriman siaran pers Pengiriman siaran pers atau yang biasa disebut press release adalah dokumen yang dimaksudkan dengan tujuan utama yaitu penyebaran informasi kepada media massa. Baik itu media cetak, media elektronik, maupun media online(Ruslan, 2010, hal.187). 2. Menyelenggarakankonferensipers Konferensi pers merupakan komunikasi dua arah. Konferensi pers sengaja diselenggarakan oleh praktisi PR, yang bertindak sebagai narasumber dalam upaya menjelaskan suatu rencana atau permasalahan tertentu yang dihadapinya (Ruslan, 2010, hal. 187).
Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan saat mempersiapkan penyelenggaraan konferensi pers: a. Topik/ tema yang akan disampaikan pada media massa. Misalnya, konferensi
pers
yang
diselenggarakan
menjelang
RUPS
20 perusahaan yang go public disampaikan kinerja keuangan dan organisasi
perusahaan
sehingga
disampaikan
pendapatan,
pertumbuhan keuntungan atau perluasan pasar yang dilakukan. b. Menetapkan orang yang akan menjadi juru bicara. Biasanya yang berbicara pada saat konferensi pers adalah pimpinan tertinggi atau unsur pimpinan organisasi seperti direktur keuangan. c. Menyusun tim dengan pengembangan tugas yang jelas. Ada anggota tim yang menulis materi presentasi, mempersiapkan media kit, menyusun daftar undangan dan seterusnya. d. Menyusun media kit. Menyediakan data tertulis yang hendak disampaikan kepada para wartawan. e. Mempersiapkan materi presentasi dan sarana presentasi. f. Menyusun daftar undangan. Dari daftar media yang sudah kita susun, kemudian dipilih media yang akan diundang untuk mengikuti konferensi pers. g. Menentukan waktu dan tempat penyelenggaran konferensi pers h. Membuat daftar cek (checklist) untuk kegiatan-kegiatan yang mesti dilakukan selama persiapan dan penyelenggaran konferensi pers. (Iriantara, 2008, hal. 213-215). 3. Menyelenggarakan media gathering Media gathering adalah pertemuan pers secara informal, khususnya hubungan natara praktisi PR dan wartawan media massa dalam acara sosial keagamaan dan aktivitas olahraga (Iriantara, 2008, hal. 193). Contoh, ketika pada saat bulan puasa biasanya perusahaan-perusahaan mengadakan media breakfasting gathering yaitu mengundang wartawan-
21 wartawan media massa untuk berbuka puasa bersama. Media gathering pada dasarnya menekankan pendekatan pribadi ke pribadi (personal to personal). Sebagai upaya untuk membangun hubungan yang akrab, saling pengertian, saling mengenal dan saling mendukung satu sama lain. 4. Menyelenggarakan perjalanan pers Perjalanan pers atau yang biasa disebut dengan press tour adalah kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan dengan mengundang media massa untuk berkunjung ke suatu event khusus, atau peninjauan ke luar kota bersama dengan pejabat instansi atau pimpinan perusahaan. Contohnya adalah mengundang wartawan untuk mengikuti kunjungan dinas pejabat tinggi negara baik di dalam maupun di luar negeri dan meliput kegiatan tersebut (Iriantara, 2008, hal. 190-191). 5. Menyelenggarakan wawancara khusus Wawancara khusus biasanya merupakan inisiatif dari pihak pers/ wartawan
setelah
melalui
perjanjian
atau
konfirmasi
dengan
narasumbernya. Hasil wawancara tersebut disiarkan atau tidaknya di media bersangkutan adalah sepenuhnya ada di tangan pewawancara (Iriantara, 2008, hal. 193).
2.2.3.4
Bentuk PendekatanMedia Relations Menurut Frank Jefkins (dalam Iriantara, 2008, hal. 170-171), bentuk-
bentuk hubungan pers adalah sebagai berikut:
1.
Kontak pribadi (Personal contact) Keberhasilan pelaksanaan hubungan media dan pers tergantung komunikasi yang dilakukan antara kedua belah pihak. Dijalin dengan
22 adanya kejujuran, saling pengertian dan saling menghormati serta kerjasama demi tercapainya publisitas yang positif. 2.
Pelayanan informasi atau berita (News service) Praktisi PR harus mampu memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya dengan memberikan informasi, publikasi dan berita. Baik tertulis, tercetak maupun terekam.
3.
Mengantisipasi kemungkinan hal darurat (Contingency plan) Praktisi PR harus siap melayani permintaan-permintaan yang bersifat mendadak dari wartwan/ pers mengenai wawancara. Hal ini bertujuan demi menjaga hubungan baik yang telah terbina.
2.2.3.5 Arus Komunikasi dalam Media Relations Dalam praktik media relations, PR tidak hanya menggunakan media untuk komunikasi dengan publik. Tetapi juga menggunakan media untuk mendengarkan atau mengikuti apa yang dikomunikasikan publik-publik organisasi kepada organisasi (Avrill dan Lesley dalam Iriantara, 2008, hal. 31). Berikut gambar arus komunikasi dalam praktik media relations :
23
Media massa
Organisasi
Publik(-publik)
Gambar 2.4 Arus Komunikasi dalam Media Relations Sumber: (Iriantara, 2008, hal. 33)
Gambar
tersebut
menjelaskan
tentang
bagaimana
organisasi
menyampaikan informasi kepada publik melalui media massa. Kemudian publik menyatakan aspirasinya tentang organisasi tersebut melalui media massa ataupun secara langsung kepada organisasi melalui saluran komunikasi yang tersedia antara publik dan organisasi.
2.2.3.6 Tujuan dan Manfaat Media Relations Tujuan media relations menurut Firsan (2009, hal. 210-211) adalah: 1. Memperoleh publisitas seluas mungkin tentang kegiatan serta langkah organisasi yang dianggap baik untuk diketahui publik. 2. Memperoleh tempat dalam pemberitaan media secara objektif, wajar dan berimbang mengenai hal-hal yang menguntungkan organisasi. 3. Memperoleh umpan balik mengenai upaya dan kegiatan organisasi. 4. Melengkapi data bagi pimpinan organisasi untuk keperluan kebijaksanaan.
24 5. Mewujudkan hubungan yang stabil dan berkelanjutan yang dilandasi saling percaya dan menghormati.
Manfaat Media Relations menurut Firsan (2009, hal. 211): 1. Membangun pemahaman mengenai tugas dan tanggung jawab organisasi dan media masa. 2. Membangun kepercayaan timbal balik dengan prinsip saling menghormati dan menghargai serta kejujuran dan kepercayaan. 3. Penyampaian atau perolehan informasi yang akurat, jujur, dan mampu meberikan pencerahan bagi publik.
2.2.3.7
Prinsip-prinsip Media relations Prinsip-prinsip media relations yang positif diharapkan mampu
menciptakan suatu hubungan yang saling menguntungkan antara organisasi/ perusahaan dengan media massa. Prinsip-prinsip tersebut menurut Ruslan (2010, hal. 178) di antaranya adalah sebagai berikut: 1. Sikap yang terus terang dan ramah, tetap tegas dan konsekuen, serta profesional. 2. Saling memahami fungsi dan kewajiban, serta tugas profesi yang tengah disandang serta keterikatan mereka pada “kode etik profesinya” masingmasing. 3. Saling mengenal baik, cukup akrab antara kedua belah pihak. Namun tetap
menjaga jarak demi terciptanya ketertiban, dan demi menjaga
kerahasiaan perusahaan.
25 4. Kenalilah siapa Pemred (pemimpin redaksi), Wapemred (wakil pemimpin redaksi), Redpel (redaktur pelaksana), redaktur halaman dan para reporter yang bertugas pada setiap bidang atau liputan beritanya. 5. Meminta kartu nama, biasanya setiap wartawan resmi yang bertugas akan dilengkapi dengan identitas wartawan. 6. Menerima kedatangan wartawan dalam rangka peliputan, konfirmasi berita, wawancara dan sebagainya, tanpa menunjukkan sikap yang raguragu atau penuh dengan kecurigaan. 7. Tidak mencoba-coba untuk menutupi saluran informasi atau komunikasi ketika praktisi PR suatu organisasi/ perusahaan mengalami masalah (isu negatif). 8. Melayani sebaik-baiknya bila ada permintaan wawancara oleh pihak pers, termasuk permintaan mendadak. 9. Kirimkanlah kartu ucapan selamat, baik kepada individu maupun lembaga penerbitnya ketika menghadapi suatu event hari perayaan. 10. Pemberian iklan goodwill, yaitu iklan secara insidentil di luar iklan promosi/ komersil. 11. Membentuk suatu proyek publikasi atau promosi bersama dengan pihak media.
2.2.4 Publisitas Publisitas merupakan salah satu teknik dalam PR (Iriantara, 2008, hal. 192). Publisitas bukan merupakan pekerjaan teknis semata, melainkan sebuah karya kreatif. Menurut Lesley dalam Jurnal Ilmu Komunikasi(Prajarto, 2008). Publisitas
merupakan
penyebaran
pesan
secara
terencana
dengan
26 menggunakan media tertentu, guna mencapai kepentingan organisasi tanpa melakukan pembayaran dengan media. Karena merupakan salah satu teknik yang biasa digunakan dalam kegiatan PR, fungsi publisitas pada dasarnya merupakan fungsi PR yaitu menjaga citra positif dan menangani publisitas negatif yang terkait dengan organisasi/ perusahaan. Seperti yang telah dijelaskan diatas, teknik publisitas menggunakan media massa sebagai media informasinya. Publisitas yang ditulis/ disiarkan oleh media massa semata-mata tidak hanya dihasilkan karena berita itu menarik. Apalagi menyangkut organisasi bisnis. Tapi pada dasarnya, berita tentang organisasi bisnis juga sangat diperlukan oleh media dan sebaliknya organisasi bisnis pun membutuhkan media massa untuk berkomunikasi dengan publik-publiknya (Iriantara, 2008, hal. 78). Untuk melakukan komunikasi penyampaian pesan, atau informasi tertentu mengenai aktivitas yang bersifat kelembagaan, perusahaan/ institusi, produk dan hingga kegiatan bersifat individual lainnya yang perlu dipublikasikan melalui kerja sama dengan pihak pers atau media massa demi terciptanya publisitas dan citra positif diperlukan kegiatan khusus dari Public Relations yaitu media relations(Ruslan, 2010, hal. 169).
2.2.4.1 Definisi Publisitas Definisi publisitas menurut Lesley (Iriantara, 2008, hal. 190)adalah penyebaran pesan yang direncanakan dan dilakukan untuk mencapai tujuan lewat media tertentu untuk kepentingan tertentu dari organisasi dan perorangan tanpa pembayaran tertentu pada media.
27 Salah satu kunci untuk publisitas adalah nilai berita (news value). Nilai berita menjadi acuan dalam merancang setiap kegiatan atau menunjukkan
dimensi-dimensi
kegiatan
yang
dilakukan
organisasi/
perusahaan supaya mendapatkan perhatian media massa. Cutlip dan Center (2007, hal.12), menyatakan bahwa publisitas adalah informasi yang disediakan oleh sumber luar yang digunakan oleh media karena informasi itu memiliki nilai berita.
2.2.4.2
Jenis-jenis Publisitas
Berikut jenis-jenis publisitas menurut Kriyantono(2008, hal. 63-66):
1. Publisitas dalam berdasarkan sumber •
Publisitaslisan:
Publisitas
yang
bersumberdaripernyataanlisan.
Contoh, wawancara PR denganwartawanpadasaatkonferensi pers. Dimanadalam proses wawancaratersebutterjadi dialog antara PR sebagainarasumberdanwartawansebagaipewawancara. •
Publisitastulisan: publisitas yang bersumberdaripernyataantertulis yang dibuatoleh PR. Contoh-contohproduktulisan yang dibuat PR untukpublisitasantaralain, press release, media kit, letter of denial.
2. Berdasarkan dampak •
Publisitas positif: Segala bentuk pemberitaan yang berbentuk positif tentang organisasi/ perusahaan yang terkait.
•
Publisitas negatif: bentuk pemberitaan organisasi/ perusahaan.
3. Berdasarkan kejadian
negatif tentang suatu
28 • Publisitas direncanakan: Publisitas dari bentuk kegiatan yang sengaja diselenggarakan oleh PR kemudian media di undang untuk meliput kegiatan tersebut. • Publisitas tidak direncanakan: Publisitas yang memang tidak direncanakan dan spontan. Kebanyakan publisitas ini berbentuk negatif. Dan biasanya PR tidak sengaja memberitahukan informasi tersebut kepada media atau media tersebut mendapat informasinya sendiri.
2.2.5 Kerangka Pemikiran Kerangka Pemikiran adalah dukungan dasar teoritis dalam rangka memberi jawaban terhadap pendekatan pemecahan masalah (Ardianto, 2010, hal. 20). Pada Gambar 2.5 dijelaskan kerangka pemikiran yang digunakan penulis dalam penelitian ini. Dimana kerangka pemikiran tersebut dimulai dengan pertanyaan umum yaitu “Bagaimana StrategiMedia Relations PT Tower Bersama Infrastructure Tbk dalam meningkatkan publisitas”. Selanjutnya metode penelitian yang digunakan untuk menjawab pertanyaan tersebut adalah metode kualitatif - deskriptif. Unit analisis data yang digunakan adalah kegiatan media relations dan cara mengukur publisitas. Kegiatan media relations yang akan diteliti adalah press confrence, press release, dan press tour periode Januari 2012 hingga Mei 2012. Cara mengukur publisitas adalah dengan melihat bentuk-bentuk publisitas perusahaan dan dengan melihat media monitoring periode Januari 2012 hingga Mei 2012. Berikut adalah gambar kerangka pemikiran dari keseluruhan penelitian;
29
Kegiatan media relations TBIG: -
Konferensi pers Press Release Press Tour
Pendekatan dengan media cetak dan media online: Personal contact News Service Contingency plan
Gambar 2.5 Kerangka Pemikiran
-
Publisitas TBIG di media periode Januari 2012-Mei 2012