BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
2.1
Program Sebelumnya Pada kesempatan kali ini penulis berkesempatan untuk membuat sebuah program features
yang bertujuan untuk mengedukasi khalayak tetapi tidak menghilangkan unsur hiburannya. Feature tidak jauh berbeda dengan soft news. Dalam cara pembuatan sebuah program features tidak jauh berbeda dengan membuat berita televisi, hanya saja karena feature bukan informasi yang harus dengan cepat disajikan agar informasinya tidak basi, maka membuat feature dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Feature yang penulis pilih adalah feature perjalanan (traveling) dan realityshow. Pada hakikatnya feature berbeda dengan program berita, feature memberikan penekanan yang lebih besar pada fakta-fakta yang unik, fakta yang mungkin merangsang emosi (menghibur, memunculkan empati, disamping tetap tidak meninggalkan unsur informatifnya). Fungsi program features televisi mencakup lima hal berikut : - Sebagai pelengkap sekaligus variasi program berita. Tanpa feature, program berita terkesan monoton, harus ada strategi menjaga kesinambungan pemirsa untuk tetap menonton berita secara utuh. - Memberikan informasi tentang suatu situasi, keadaan atau peristiwa yang telah terjadi dari prespektif jurnalis dengan pendekatan human interest yang dominan. Informasi yang disajikan berita sangat formal dan hanya menunjuk pada hal-hal yang sifatnya penting sekali. Namun, feature sebaliknya, mengandung informasi ringan, unik, menyentuh perasaan, dan terperinci yang belum terangkat pada program berita menjadi materi berharga dalam kisah feature yang berbobot, karena pemirsa membutuhkan informasi tersebut. - Memberikan
hiburan
atau
sarana rekreasi
dan
pengembangan
imajinasi
yang
menyenangkan. Fungsi menghibur senantiasa melekat pada setiap bentuk media. Pemirsa membutuhkan program televisi karena terdesak akan hiburan untuk mengembangkan imajinasi bagi keseimbangan kejiwaannya dalam segala tingkatan usia. - Sebagai wahana pemberi nilai dan makna terhadap suatu keadaan atau peristiwa unik yang terlewatkan atau belum diketahui secara luas. Program features selain melihat dari dimensi kuantitatif tetapi sekaligus member makna terhadap dimensi kualitatif.
12
- Sebagai sarana ekspresi yang paling efektif dalam memengaruhi pemirsa televisi. Dengan program berita, pemirsa akan mendapatkan aspek kognitif yaitu mendapatkan informasi pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran. Dengan program features pemirsa televisi akan dipengaruhi dari aspek afektif yaitu empati, perasaan, hati nurani, dan ketenangan. (Fachruddin, 2012) Tabel 2.1 Perbandingan Dengan Program Sebelumnya
NO
JUDUL
ISI PROGRAM
PERBEDAAN PROGRAM
PROGRAM
1.
Perjalanan cerita selebritis atau
Program ini menceritakan lebih
bintang tamu dengan kesan liburan
berkesan saat liburan atau jalan-
Celebrity on
mereka. Menceritakan perjalanannya
jalan karena adanya tantangan
Vacation
dengan gaya liburan ala artis-artis.
dengan misi-misi yang harus dicapai. Dan juga adanya mencantumkan budget biaya pada bintang tamu yang ditantang.
2.
Program yang menyajikan dengan
Program yang menonjolkan
Koper Dan
menonjolkan perbedaan berjalan-
sebagaimana terbatasnya biaya
Ransel
jalan secara mewah dan dengan
yang ditentukan oleh tim produksi
secra sederhana. Mencantumkan
untuk menantang bintang tamu.
nominal harga dalam programnya.
Menantang bintang tamu untuk menikmati liburan yang menjadi teka-teki namun dapat menikmati perjalananya tersebut.
3.
Adanya achievement, seakan ada
Ada sebuah keberhasilan
cerita drama yang konyol atau aneh
pencapaian misi namun pencapaian
Jalan-Jalan
menurut imajinasi pembawa
tersebut berupa teka-teki kemana
Men
acara.dalam cerita yang dibuat pada
bintang tamu akan berjalan ke suatu
program “jalan-jalan men” tersebut.
tempat untuk menikmati wisata.
Juga menonjolkan kekonyolan pembawa acaranya.
4.
Reality show dan game show yang
Game show traveling yang
mengikut sertakan banyak peserta.
menantang para bintang tamunya
Seperti petualangannya namun tidak
untuk dapat menikmati dan berlibur
Amazing
mengekspose keindahan alam pada
dengan minim budget.
Race
suatu setting tempat.
Mengekspose keindahan alam tempat atau setting.
2.2
Teori yang Berkaitan Dengan Pembuatan Tugas Karya Akhir
2.2.1
Proses Produksi Televisi Gerrald Millerson dalam (Fachruddin, 2012)menjabarkan konsep standart
operasional prosedur produksi televisi dalam arti luas sebagai berikut: a) Pra Poduksi Pra-produksi adalah tahapan perencanaan dan persiapan. Tahapan ini sangat penting sebab jika tahap ini dilaksanakan dengan rinci dan baik, sebagian pekerjaan dari produksi direncanakan sudah beres. Tahapan pra-produksi meliputi tiga bagian, yaitu: - Penemuan ide: Merupakan tahapan awal, dimulai ketika seorang produser menemukan idea atau gagasan, membuat riset dan menuliskan atau meminta penulis naskah mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset. - Perencanaan:
Tahapan ini meliputi penetapan jangka waktu kerja,
penyempurnaan naskah, lokasi dan area. Selain estimasi biaya, penyediaan
biaya dan rencana alokasi merupakan bagian dari perencanaan yang perlu dibuat dengan hati-hati dan teliti. - Persiapan: Tahapan ini me;iputi pemberesan semua kontrak dan perijinan dan surat menyurat, meneliti dan melengkapi peralatan yang diperlukan. Semua persiapan ini paling baik diselesaikan menurut jangka waktu kerja yang sudah ditetapkan.
b) Produksi Produksi adalah tahapan sesudah semua proses perencanaan dan persiapan seselai. Ketika pelaksanaan produksi dimulai, produser bekerja sama dengan bintang tamu dan para crew mencoba mewujudkan apa yang direncanakan dalam sebuah kertas dan tulisan (syuting script) menjadi gambar, susunan gambar yang dapat bercerita. Dalam pelaksanaan produksi produser menentukan jenis shoot yang akan diambil dalam adegan (scene) yang dirangkum dalam shoot list.
c) Pasca Produksi Aktivitas utama dari pasca produksi terdiri dari video dan audio editing. Dan juga terdiri dari pembenaran warna di video clip (misalnya, warna baju yang digunakan oleh aktor akan terlihat sama dari satu shoot ke shoot yang lain), pemilihan background musik, dan pembuatan dari efek audio khusus. Saat menggunakan single kamera maka adegan direkam dengan satu adegan. Tahapan pasca produksi akan membutuhkan waktu lebih lama dari produksi lainnya. (Zettl, 2009)
2.2.2
Pengertian features Features dapat diartikan sebagai softnews karena, cara pembuatan
features sama seperti berita televisi dan features informasinya tidak harus dengan cepat disajikan atau disampaikan kepada masyarakat hanya karena takut
informasinya akan basi. Maka dalam pembuatan features sangat fleksibel sesuai dengan kebutuhannya. (Fachruddin, 2012)
2.2.3
Jenis-jenis features Menurut Jim Atkins dan Leo Willette dalam buku Fachrudin features
adalah sesuatu yang bisa membuat penonton berlompatan dan berpindah untuk menyaksikannya,
lalu
mereka
membicarakannya,
meresponnya
dan
mengingatnya. Dapat diartikan disini features adalah liputan mengenai kejadian yang dapat menyentuh perasaan serta menambah pengetahuan melalui penjelasan yang terperinci. Features menyuguhkan kegiatan pada umumnya yang membutuhkan interaksi, rekreasi, pengetahuan, pemecahan masalah atau informasi kuliner.(Fachruddin, 2012) Beberapa jenis features menurut Fachruddin adalah: •
Features Kepribadian (profil) Membahas tentang profil perjalanan hidup seorang tokoh yang menarik.
•
Features Sejarah Features sejarah memperingati tanggal-tanggal atau peristiwa penting yang terjadi secara nasional maupun internasional.
•
Features Musiman Program musiman selalu menghadirkan informasi yang seluas luasnya hingga mendetail karena kebutuhan informasi yang tinggi. Dalam hal ini disebut musiman karena tidak dilaksanakan setiap harinya, hanya pada fase-fase tertentu.
•
Feature Petualangan Merupakan features yang menuliskan pengalaman-pengalaman istimewa dan mencengankan
•
Features Interpretatif. Pada jenis ini, features interpretative menyajikan sebuah organisasi, aktivis, tren atau gagasan tertentu yang sedang menjadi buah bibir dimasyarakat.
•
Features Kiat (Petunjuk Praktis)
Features ini berkisah kepada pemirsa bagaimana menuntun, mengajarkan dan melakukan hal atau tindakan. •
Feature ilmiah (Science) Features ilmiah merupakan features yang mengungkapkan sesuatu yang berkaitan dengan dunia ilmu pengetahuan.
•
Features Perjalanan (Traveloque) Tayangan features yang mengajak pemirsa televisi untuk mengenali lebih jelas tentang suatu kegiatan perjalanan wisata yang dinilai memiliki daya tarik karena objeknya yang popular, masyarakatnya yang ramah, maupun terdapat berbagai fenomena lainnya.
•
Features Kuliner Features tentang apapun yang berkaitan dengan makanan yang mempunyai daya tarik dan perlu diketahui pemirsa.
•
Features Minat Insani Features yang menyentuh kebiasaan dan kebutuhan hiduo manusia seharihari beserta mahluk hidup yang berada disekitarnya.(Fachruddin, 2012)
2.2.4
Program yang dibuat oleh penulis adalah features perjalanan
(Traveloque) Features perjalanan merupakan kisah perjalanan jurnalis atau seseorang beserta kelompoknya ke objek wisata, yang detail merinci seluruh persiapan yang dibutuhkan dengan konsekuensi yang diperoleh dalam sejumlah biaya. Tayangan ini mengajak pemirsa berekreasi mengunjungi beberapa tempat wisata yang popular atau belum dikenal tetapi sangat indah (beautiful place), sehingga pemirsa tanpa harus keluar keluar rumah serasa bertamasya, menambah cakrawala pengetahuannya, kepedulian terhadap lingkungan semakin tajam, dan kecintaan terhadap alam semakin kuat. (Fachruddin, 2012) 2.2.5
Proses Pembuatan Features Memproduksi sebuah features harus kreatif karena, features dimaksud
untuk membuat pemirsa atau penonton merasa nyaman, terhibur, dan memberikan informasi kepada penonton. Sebaiknya sebuah features harus menyajikan fakta-
fakta yang kuat, dan penuh dengan warna seperti percakapan, cerita dan penuturan yang mengalir. Berikut proses pembuatan features: 1. Mencari ide Setelah mengetahui jenis-jenis features televisi yang dapat diproduksi, selanjutnya bagaimana seorang produser mendapatkan bahan untuk membuat features. Dan ide untuk pembuatan program features bisa didapatkan dari: - Pengalaman pribadi - Jaringan atau informan - Menelalah media lain - Ide di pinggir jalan Setelah mendapatkan ide, mulailah menentukan tema. Pada dasarnya semua masalah dapat diangkat menjadi features televisi. Mulai dari masalah sosial, personal, politik, ekonomi, budaya, dll. (Fachruddin, 2012)
2. Membuat Perencanaan Rujukan riset dilakukan untuk membuat kerangka rancangan cerita atau proposal, treatment atau skrip,structure (sequence atau scene), daftar pertanyaan, jadwal rencana peliputan shooting, wawancara, editing,mixing, dll. Perencanaan features dapat dimulai dari rapat redaksi sebelum berita on air, untuk membahas informasi yang masuk sebagai bahan liputan berita. Dan setelah mendapatkan ide dan melakukan riset, jurnalis menjabarkan treatmen untuk dituangkan dalam proposal. (Fachruddin, 2012)
3. Structure (Sekuen Dan Scene) Structure membentuk kerangka features agar alur cerita menjadi jelas dan tersusun dengan baik. Membuat tahapan structure akan lebih nyaman dilakukan terlebih dahulu. Dimana sequence dan scene sejatinya akan mendasari setiap langkah produksi yang dilakukan structure relatif fleksibel melihat perkembangan dilapangan. (Fachruddin, 2012)
4. Menyusun Daftar pertanyaan Features
membutuhkan
narasumber
sebagai
informasi
untuk
mengembangkan cerita pada program. Tanpa narasumber sangat sulit mengandalkan data-data saja. Keakuratan informasi yang dibuat dalam features mengesankan program yang objektif serta memuluskan alur cerita yang mengalir alami. Daftar pertanyaan harus disiapkan sebelum bertemu dengan
narasumber karena,
ketika berhadapan
suasananya mungkin akan berbeda
dengan
narasumber,
dan akan mempengaruhi konsentrasi
jurnalis yang bisa saja gugup atau bahkan blank tanpa sadar begitu saja. (Fachruddin, 2012)
5. Menyiapkan Host ( Presenter Program) Penunjukan host pada setiap program features sangat bebas dan kompetitif, mengingat persaingan program di stasiun televisi saat ini. sebagian besar features di stasiun televisi dipandu oleh host yang khusus dikontrak untuk membawa features tersebut. Kalaupun seorang host adalah karyawan stasiun televisi yang bersangkutan sifatnya sangat mendesak serta performance-nya sangat netral dan trendi. Seperti: berparas menarik, energik, dan menguasai gaya bahasa. Penampilannyapun menggunakan baju yang netral ditambah dengan pergerakan kamera crazy short. Namun, dalam menyusun pertanyaan harus dilakukan oleh jurnalis karena, host belum tentu memiliki penguasaan amteri seluas apa yang dibenak seorang creator features yang handal. (Fachruddin, 2012)
6. Membuat shooting list Shooting list berisikan perkiraan gambar yang dibutuhkan, seperti catatan tentang urutan gambar yang akan kita rekam dengan kamera, seperti lokasi peristiwa, wawancara narasumber yang berkaitan dengan materi program. (Fachruddin, 2012)
7. Menyiapkan Jadwal Shooting
Setelah membuat shooting list, begitu banyak lokasi, angle, komposisi, janjian wawancara, suasana ramai, tenang, cuaca, dll yang harus dijadwalkan berdasarkan skala prioritas. Patokannya adalah berdasarkan gambar yang paling penting dengan pertimbangan waktu shooting, suasana yang mendukung dan pernajian wawancara dengan narasumber features yang akan diproduksi. (Fachruddin, 2012) 8. Menyiapkan Perlengkapan Perlengkapan shooting yang paling penting adalah dimulai dari kamera. Jenis kamera apa yang akan digunakan, lalau dicek apakah seluruhnya berfungsi dengan baik untuk merekam gambar. Sebaiknya, cameramen mengecek peralatan kamera, system perekamannya termasuk kaset, baterai, mikrofon, tripod, kabel, dan lampu darurat untuk wawancara. Karena untuk memastikan apakah cameramen yang mengoperasikanya sudah terbiasa dengan kamera tersebut. (Fachruddin, 2012)
2.2.6
Konsep Editing Editing adalah suatu proses mengatur dan menyusun rangkaian shot
menjadi sebuah scene, rangkaian scene menjadi sebuah sequence, rangkaian sequence menjadi suatu cerita yang utuh. Tujuan dasar dari proses editing adalah menyajikan suatu cerita dengan jelas kepada penonton.(Nugroho, 2014)
Sebelum memulai editing hendaknya seorang editor memahami ide keseluruhan cerita yang akan disajikan : -
Tema dasar cerita
-
Plot atau alur cerita
-
Apa yang diharapkan penonton untuk ikut merasakan dan mengalaminya (tujuan komunikasi)
-
Memilih apa yang penting dan membuang apa yang tidak penting dalam hubungan keseluruhan cerita
-
Ada pesan utama dari program
-
Siapa audience-nya
Syarat penting dalam editing adalah: -
Tema dasar cerita
-
Plot atau alur cerita
-
Apa yang di harapkan dari penonton untuk ikut merasakan dan mengalaminya (tujuan komunikasi)
2.2.6.1Jenis Editing Sebuah paket produksi televisi baik yang dibuat di studio maupun di luar studio, harus melalui proses editing terlebih dahulu. Hasil shooting harus diolah kembali menjadi sebuah rangkaian yang mempunyai alur cerita sesuai dengan naskah yang dibuat. Editing terbagi atas 2 macam yaitu : a)
Editing Linier Editing linier adalah proses editing yang menggunakan system perekam/penyusunan gambar yang berurutan (linier), jadi urutan gambar yang diinginkan sesuai dengan urutan pada naskah, mulai dari A s/d Z harus diedit secara alfabetis. Ada dua jenis konfigurasi linear editing yang banyak digunakan yaitu simple editing dan A/B roll editing. (Fachruddin, 2012) Editing linier pada dasarnya memilih gambar dari satu tape dan menyalin gambar tersebut dalam urutan tertentu ke tape lain. Prinsip operasional linear editing adalah menyalin. Rekaman yang sudah diambil bekerja pada prinsip dasar yang sama, satu atau beberapa VTR memutar ulang bagian-bagian rekaman itu dengan rekaman asli , dan VTR lain mencatat pada pita sendiri bahan yang dipilih dari rekaman asli. (Zettl, 2009)
b)
Editing Nonlinier
Editing Nonlinier adalah dimana kita dapat dengan mudah memindahkan,
menghapus
serta
menduplikasi
data-data.
Nonlinier editing merupakan proses penyusunan gambar yang dilakukan secara tidak berurutan (random/acak), penyusunan gambar bisa dimulai dari pertengahan suatu program acara, kemudian awal dari suatu program acara tersebut dan seterusnya hingga program acara tersebut selesai. . (Fachruddin, 2012) Semua sistem editing nonlinear pada dasarnya, komputer yang menyimpan video digital dan informasi audio pada hardrive berkapasitas tinggi. Selain computer dan hardrive berkapasitas tinggi, atau perangkat digital yang memegang rekaman asli (hardrive eksternal atau server), sebuah audio mixer kecil , monitor besar yang menampilkan preview editing , dan monitor kedua yang menampilkan urutan untuk diedit. (Zettl, 2009) Pada kesempatan kali ini, penulis yang memiliki jobdesc sebagai seorang editor, menggunakan system editing nonlinier karena pada saat melakukan editing penulis dapat memilih secara acak gambar yang akan diedit terlebih dahulu. Hal ini dapat dilakukan karena proses penyusunan gambar-gambar hanya dengan memindahkan stock shoot/clip yang sudah tersedia ketempat yang diinginkan. Software yang digunakan dalam editing nonlinier
beragam macamnya, salah satunya adalah
Adobe Premiere Pro CS6 yang digunakan penulis untuk mengedit.
2.2.6.2Jenis Transisi 2.2.6.2.1 Cut Cut adalah perpindahan langsung secara tegas dari suatu shot ke shot berikutnya. Cut paling sering digunakan dalam penyambungan shot. 2.2.6.2.2Dissolve
Dissolve adalah adalah perpindahan shot secara berangsur-angsur. Akhir dari suatu shot berikutnya, shot pertama hilang secara perlahanlahan dan akhirnya jelas sama sekali penggunaan dissolve ini lebih daripada cut. Pada umumnya, dissolve digunakan untuk jembatan penghubung atau transisi dari shot action, pergantian tempat dan waktu,dan menunjukan hubungan yang erat antara dua shot. 2.2.6.2.3 Fade Fading biasanya digunakan pada awal dan akhir suatu adegan atau sebuah program. - Fade in: suatu shot secara perlahan muncul dari kegelapan (layar hitam), dari redup makin lama akan menjadi terang sepenuhnya - Fade out: suatu shot secara perlahan hilang dalam kegelapan - Fade from black: muncul dari layar hitam selalu menunjukan permulaan adegan - Fade to Black : hilang dalam kegelapan menunjukan bahwa adegan selesai. 2.2.6.2.4 Wipe Wipe adalah suatu shot disapu oleh shot sehingga shot yang pertama Nampak terdorong keluar dari bingkai layar. Seperti halnya dengan fade, wipe biasanya digunakan sebagai permulaan adegan. Kecuali itu ada bermacam-macam konfigurasi efek wipe yang bisa digunakan untuk menampilkan kesan tertentu. 2.2.6.2.5 Split Screen Efek dimana layar dibagi menjadi dua bagian atau lebih yang masing bagian menampilkan shot atau adegan yang berbeda. 2.2.6.2.6 Chromakey Sebuah objek yang ditempatkan didepan background dengan warna tertentu (biasanya biru), bisa dipotong dan dimasukan ke dalam latar belakang yang lain
2.2.6.3 Teknik editing 1. Editing continuitas (continuity cutting) Yaitu menyambungkan pemotongan sesuai, dimana aksi yang berkesinambungan dan mengalir dari shot yang satu ke shot yang lainnya, dimana aksi yang diperlihatkan buka merupakan bagian dari sebelumnya. Suatu sekuen yang berkesinambungan atau rangkaian dari sambungan yang sesuai boleh terdiri dari berbagai angle yang berbeda, namun gambar harus memperlihatkan kesinambungan pergerakan gambar, ketika subjek berpindah posisi maupun arah harus disambung bersama. Jika suatu shot tidak sesuai atau berurutan maka akan mengakibatkan jump-cut. 2. Editing kompilasi (compilation cutting) Film berita dan film jeis documenter mengenai survey, laporan, analisa dokumentasi, sejarah atau laporan perjalanan, umumnya menggunakan editing kompilasi karena sifat snapsot yang mengasyikan dari informasi visual. Ini semua dihubungkan oleh narasi yang berkesinambungan. Narasi suara menggerakan gambar dan akan sedikit maknanya jika gambar tanpa penjelasan suara. 3. Editing kontinuitas dan kompilasi (continuity and compilation) cerita menggunakan editing kontinuitas boleh juga sesekali menggunakan editing kompilasi, seperti serangkaian longshot-shot introduksi, sebuah sekuen editing dalam waktu dan ruang yang diringkas atau serangkaian shot yang tidak saling berkaitan untuk memberikan imperesi bukannya suatu reproduksi dari suatu peristiwa. (Mascelli, 2005) 2.2.6.4 Peran Editor Seorang
editor
dituntut
memiliki
sense
of
story
telling
(kesadaran/rasa/indra penceritaan) yang kuat, sehingga sudah pasti dituntut sikap kreatif dalam menyusun shot-shotnya. Maksud sense of story telling yang kuat adalah editor harus sangat mengerti akan konstruksi dari struktur
cerita yang menarik, serta kadar dramatik yang ada di dalam shot-shot yang disusun dan mampu mengesinambungkan aspek emosionalnya dan membentuk irama adegan/cerita tersebut secara tepat dari awal hingga akhir film. Tahap Praproduksi: 1. Menganalisa skenario dengan melihat adegan yang tertulis dalam skenario dan mengungkapkan penilaiannya pada sutradara. 2. Berdiskusi dengan departemen yang lain dalam script untuk menganalisa skenario, baik secara teknis, artistik dan dramatik. 3. Dalam produksi Mission On Vacation, editor bersama produser dan sutradara menentukan proses pascaproduksi yang akan digunakan seperti kinetransfer, digital intermediate atau negative cutting. Tahap Produksi, dalam tahap ini seorang editor tidak memiliki tugas dan kewajiban khusus. Namun dalam proses produksi ini seorang editor dapat membantu mengawasi pendistribusian dan kondisi materi mulai dari laboratorium sampai materi tersebut berada di meja editing. Pihak yang dibantu oleh editor adalah individu profesional yang ditunjukkan oleh rumah produksi yang bersangkutan dalam melaksanakan pendistribusian materi tersebut. Tahap Pascaproduksi: 1. Membuat struktur awal shot-shot sesuai dengan struktur skenario (rough cut 1). 2. Mempresentasikan hasil susunan rought cut kepada produser. 3. Setelah dilakukan revisi berdasarkan hasil diskusi dengan sutradara dan produser, maka dengan kreativitas dan imajinasi editor, ia membentuk struktur baru yang lebih baik. Dalam struktur baru ini editor harus bisa membangun emosi, irama dan alur yang menarik.
4. Mempresentasikan
dan
mendiskusikan
struktur
baru
yang
dihasilkannya bersama sutradara dan produser hingga struktur yang paling diharapkan (final edit). 5. Menghaluskan hasil final edit (trimming) hingga film selesai dalam proses kerja editing (picture lock). Dalam produksi untuk film for television, editor bersama sutradara membagi hasil editing tersebut menjadi beberapa bagian untuk pertimbangan kebutuhan jeda iklan (commercial break). Editor dapat menjadi rekanan diskusi untuk pengolahan suara dan musik. Diskusi ini berupa penentuan suara efek dan musik sebagai pembentuk kesatuan gambar dan suara yang saling mendukung.
2.3 Teori atau Konsep yang menjadi kaitan antara Tugas Karya Akhir
dengan
Penontonnya
2.3.1 Komunikasi Satu Langkah (Model Peluru) Model peluru ini banyak ditemuka pada riset mengenai pengaruh atau efek media terhadap khalayak. Media dianggap mempunyai pengaruh yang tidak terbatas (Unlimited Effect) atau pengaruh yang kuat (Powerfull Effect). Model ini berasumsi bahwa komponen komponen komunikasi (komunikator, pesan, media) mempunyai pengaruh yang luar biasa dalam mengubah sikap dan perilaku khalayak. Disebut peluru karena seakan akan komunikasi ditembakan khalayak dan khalayak tidak dapat menghindar. Proses ini juga sama dengan jarum suntik yang disuntikan ke tubuh pasien (Hypodermic Nedle Theory).Khalayak dianggap sebagai entitas yang pasif yang terbentuk karna terpaan pesan media. Karena itu sifat khalayak
adalah homogeny dan khalayak akan beraksi yang sama terhadap pesan media. (Kriyantono, 2012) 2.3.2 Uses And Gratification Uses and gratification ini berlawanan dengan model peluru. Uses and gratification berangkat dari pandangan bahwa komunikasi (khususnya media massa) tidak mempunyai kekuatan memengaruhi khalayak. Inti teori uses and gratification adsalah khalayak pada dasarnya menggunakan media berdasarkan motif motif tertentu. Media dianggap berusaha memenuhi motif khalayak. Jika motif ini terpenuhi maka kebutuhan khalayak terpenuhi. Konsep dasar teori ini menurut para pendirinya, Elihu Katz, Jay.G.Blumer, dan Michael Gurevitch adalah meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan social, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber sumber lain yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan. Dan juga menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat akibat lain, barang termasuk juga yang tidak kita inginkan. (Kriyantono, 2012) Pada penelitian ini penerapan teori uses and gratifications dapat dilihat dari apakah program Mission on Vacation dapat dipilih oleh penonton untuk memenuhi kebutuhannya. Lalu apa yang dicari penonton dari program ini untuk memenuhi kebutuhannya. Lalu karakteristik penonton seperti apa yang kebutuhannya terpenuhi setelah menonton program ini. Dan apa hubungan antara konten program, gaya host membawakan program serta durasi program terhadap kepuasan pendengar.