BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
2.1
Penelitian Sebelumnya (State of the Art) Sebelum melakukan penelitian ini, terdapat referensi dari penelitian
sebelumnya untuk mengerjakan penelitian yang akan dilakukan. Berikut adalah beberapa penelitian yang telah dilakukan yang menjadi referensi dalam penelitian ini. 2.1 Tabel Penelitian Sebelumnya (State of the Art) Judul PROSES PRODUKSI
Teori Teori produksi
Metodologi Deskriptif
Hasil Hasil
DAN VOX-POP
kualitatif
disimpulkan bahwa terwujudnya
ACARA FREEDAY DI
Wawancara/
suatu
TELEVISI LOKAL SBO
interview dan
proses produksi yaitu tahap Pra-
TV SURABAYA
kuesioner
produksi antara lain
penelitian
dapat
program melalui tahapan
Oleh Zaenal Abidin Ilmu
internal meeting untuk membahas
Komunikasi FISIP-
topik yang akan diangkat dalam
UPNV Jatim
acara Freeday
Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 1. No.1 April 2009 PROSES PRODUKSI
The
Kualitatif
Hasil yang di dapat dari penelitian
PROGRAM TALK
Mathematical
Data primer
ini adalah bahwa Proses Produksi
SHOW “REDAKSI 8”
Theory of
menggunakan
Program Talk Show “Redaksi 8”
PADA TELEVISI
Communication
wawancara
memiliki beberapa tahapan yang
LOKAL TEPIAN TV
or Shannon and
telah sesuai dengan SOP proses
SAMARINDA
Weaver Model
produksi program acara yang
Dina Febriyana
Terdiri
dari
pra
produksi,
produksi dan pasca produksi. eJournal Ilmu Komunikasi, Volume 1, Nomor 4, 2013: 340-352 PRODUKSI PROGRAM
Produksi
Deskriptif 7
Hasil
penelitian
dapat
8 811 (EIGHT ELEVEN)
program televisi dengan
SHOW DI METRO TV
disimpulkan
bahwa
produksi
pendekatan
program 811 show Metro TV
Kualitatif
memiliki tahapan pra produksi,
Skripsi oleh Nila Lestasi
produksi hingga pasca produksi
Jurusan komunikasi dan
sebelum live.
penyiaran islam fakultas ilmu dakwah dan ilmu komunikasi Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta/ 2011 Reporting and The
Theory of fields
Kualitatif
Transformations of The
of cultural
pertanyaan-pertanyaan
Journalistic Field: US
production
bukti dari sejarah jurnalisme di
News Media, 1890–2000
Hasilnya
adalah
membahas dengan
Amerika Serikat. Apa yang paling khas tentang jurnalisme modern
Media, Culture &
adalah
praktek
spesifik:
Society33(1) 89–104©
berita
The Author(s) 2011
pelaporan. Praktek ini menjadi
Reprints and permission:
umum di tahun 1860-an dan 1870-
sagepub.co.uk/journalsPe
an dengan munculnya jurnalisme
rmissions.navDOI:
sebagai lapangan dengan saham
10.1177/0163443710385
sendiri, relatif independen dari
502
keuntungan
pengumpulan
politik
aktif atau
atau
jasa
sastra. The Social
Konsep proses
Kualitatif,
Tim
kreatif
Production of
produksi
deskriptif.
merancang, turut dalam produksi
Creative
televisi,
dan mengawasi sebuah program
Products in The
kreativitas
televisi
atau
bertugas
flim
dalam
sangatlah
Television and
menantang, karena dari tim inilah
Film Industry.
produk-produk kreatif itu lahir.
Di Tulis oleh :
9 Johanne Brunet International Journal of Arts Management Vol. 6. No 2 (WINTER 2004), pp. 4-10
2.2
Landasan Konseptual
2.2.1 Komunikasi Massa Didalam buku Nurudin (2011) terdapat definisi komunikasi massa yang dikemukakan oleh Josep A. Devito yakni yang pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditunjukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya, meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau menonton televisi. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio visual. Michael W. Gambler dan Teri Kwal Gamble (Nurudin, 2011) mendefinisikan komunikasi massa mencakup hal-hal berikut: 1. Komunikator dalam media massa mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan pesan kepada khalayak melalui media yang modern seperti surat kabar, majalah, televisi, film, atau gabungan diantara media tersebut. 2. Komunikator dalam media massa menyebarkan pesan-pesannya kepada jutaan orang yang tidak saling kenal. 3. Pesan adalah millik publik. 4. Komunikator massa biasanya organisasi formal seperti jaringan, ikatan atau perkumpulan yang berarti komunikator berasal dari lembaga. 5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper/penapis informasi (Umpan balik) dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. 2.2.1.1 Karakteristik Komunikasi Massa Menurut Onong (2007) dalam buku ‘Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek’ komunikasi massa mempunyai ciri-ciri khusus yang disebabkan oleh sifat-sifat komponennya, ciri-cirinya sebagai berikut: 1. Komunikasi massa berlangsung satu arah
10 2. Komunikasi pada komunikasi massa melembaga 3. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum 4. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan 5. Komunikasi massa bersifat heterogen 2.2.1.2 Fungsi Komunikasi Massa Dalam buku Nurudin (2011) ada beberapa fungsi kumunikasi massa menurut para ahli, yakni: A. Fungsi komunikasi massa menurut Jay Black dan Frederick C. Whitney (Nurudin, 2011) antara lain: 1. To inform (menginformasikan) 2. To entertain (memberi hiburan) 3. To persuade (membujuk) 4. Transmission of the culture (transmisi budaya)
B. Fungsi komunikasi massa menurut John Vivian dalam bukunya ‘The Media of
Mass Communication’ disebutkan:
1. Providing information 2. Providing entertainment 3. Helping to persuade 4. Contributing to social cohesion (mendorong kohesi social)
C. Fungsi komunikasi massa yang pernah dikemukakan oleh Lasswell yakni : 1. Surveillance of the environment (fungsi pengawasan) 2. Correlation of the part of society in responding of the environment (fungsi korelasi) 3. Transmission of the social heritage from one generation to the next (fungsi pewarisan social) 2.2.1.3 Elemen-elemen Komunikasi Massa Dalam buku Nurudin (2011) menjelaskan bahwa dalam komunikasi massa pengirim sering disebut sebagai sumber (source) atau komunikator, sedangkan
11 penerima pesan disebut audience, komunikan, pendengar, pemirsa, penonton atau pembaca. Ada beberapa elemen dalam komunikasi massa, antara lain: 1. Komunikator, merupakan gabungan dari berbagai individu dalam sebuah lembaga media massa. Komunikator dalam komunikasi massa artinya individu, tetapi kumpulan orang yang bekerja sama satu sama lain (organisasi, lembaga, institusi, atau jaringan). 2. Isi, Ray Eldon Hiebert dan kawan-kawan mengungkapkan bahwa isi media terbagi menjadi lima kategori yaitu berita dan informasi, analisis dan interpretasi, pendidikan dan sosialisasi, hubungan masyarakat dan persuasi, iklan dan bentuk penjualan iklan, dan hiburan. 3. Audience, yang dimaksud dalam komunikasi massa sangat beragam, dari jutaan penonton televisi, ribuan pembaca buku, majalah atau jurnal ilmiah. Menurut Hiebert dan kawan-kawan, audience dalam komunikasi massa setidak-tidaknya mempunyai lima karakteristik, antara lain: a. Audience berisi individu-individu yang cenderung untuk berbagi pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan sosial diantara mereka. Individu-individu tersebut memilih produk media yang mereka gunakan berdasarkan seleksi kesadaran. b. Audience cenderung besar. Artinya tersebar ke berbagai wilayah jangkauan sasaran komunikasi massa. c. Audience cenderung heterogen. Mereka berasal dari berbagai lapisan dan kategori sosial. Beberapa media tertentu mempunyai sasaran, tetapi heterogenitasnya juga tetap ada. d. Audience cenderung anonim, karena mereka tidak mengenal satu sama lain. e. Audience secara fisik dipisahkan dari komunikator. 4. Umpan Balik, ada dua umpan balik (feedback) dalam komunikasi, yaitu: a. Umpan balik langsung (immediated feedback) Umpan balik langsung terjadi jika komunikator dan komunikan berhadapan langsung atau berbicara langsung. b. Tidak langsung (delayed feedback). Umpan balik secara tidak langsung bisa ditunjukkan dalam letter to the editor/surat pembaca. Misalnya kritikan yang ditujukan pada media yang bersangkutan.
12 5. Gangguan, merupakan sesuatu yang dapat menghambat proses pengiriman pesan dari komunikator ke audiens. Dalam komunikasi massa terdapat dua tipe gangguan, yaitu: a. Gangguan Saluran Gangguan saluran adalah gangguan seperti kesalahan cetak, kekurangan kata, langganan majalah yang tidak datang atau sinyal televisi dan radio yang buruk. Gangguan saluran yang terjadi di radio biasanya adalah gangguan gelombang radio. b. Gangguan Semantik Gangguan semantik adalah gangguan yang berhubungan dengan bahasa. Gangguan semantik lebih rumit, kompleks, dan sering kali muncul. Gangguan semantik adalah gangguan dalam proses komunikasi yang diakibatkan oleh pengirim pesan itu sendiri. Misalnya reporter salah ucap ketika sedang membacakan berita di lapangan. c. Gatekeeper, Bittner mengistilahkan gatekeeper sebagai individu-individu atau kelompok orang yang memantau arus informasi dalam sebuah saluran komunikasi (massa). Gatekeeper adalah orang yang berperan penting dalam media massa seperti surat kabar, majalah, televisi, radio, internet, video tape, compact disk, dan buku. Mereka yang disebut gatekeeper adalah reporter, editor berita, editor film atau orang lain dalam media massa yang ikut menentukan arus informasi yang disebarkan. Fungsi gatekeeper adalah: 1. Menyiarkan informasi. 2. Membatasi informasi dengan mengeditnya sebelum disebarkan. 3. Memperluas kuantitas informasi dengan menambahkan fakta dan pandangan lain. 4. Menginterpretasikan informasi. d. Pengatur, dalam media massa adalah mereka yang secara tidak langsung ikut memengaruhi proses aliran pesan media massa. Pengatur tidak berasal dari dalam media tersebut, tetapi di luar media. Meskipun di luar media massa, kelompok itu bisa ikut menentukan kebijakan redaksional. Pengatur tersebut antara lain pengadilan, pemerintah, konsumen, organisasi profesional, dan kelompok penekan, termasuk narasumber, dan pengiklan.
13 e. Filter, adalah kerangka pikir melalui mana audience menerima pesan. Dengan kata lain, filter adalah jendela audiens karena setiap audiens memiliki reaksi berbeda-beda terhadap pesan yang diterimanya. 2.2.2 Media Massa Media massa pada dasarnya digunakan untuk menyampaikan pesan kepada khalayak dalam jumlah besar yang disebut massa. Menurut Fachruddin (2014) dijelaskan bahwa media berasal dari bahasa latin yang medium yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’, atau ‘pengantar’. Yang berarti media adalah perantara atau pengantar dari komunikator (pengirim pesan) kepada komunikan (penerima pesan). Massa merupakan kata serapan yang berasal dari bahasa Inggris mass yang artinya massa atau jumlah besar dan sering diartikan dengan massa, rakyat, atau masyarakat. Media massa adalah media komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara massal dan dapat diakses oleh masyarakat secara massal pula (Burgin, 2006). Laswell mengatakan bahwa, media digunakan oleh komunikator untuk menyampaikan pesan kepada khalayak, terlebih apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator itu akan disampaikan kepada khalayak yang berjauhan atau dalam jumlah banyak. Jadi definisi media massa sendiri adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (menerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis. 2.2.2.1 Bentuk Media Massa Menurut Elvinaro (2007), media massa terbagi menjadi dua kategori, yakni media: 1.
Massa cetak
Media cetak yang dapat mempengaruhi kriteria sebagai media massa adalah surat kabar dan majalah. 2.
Media massa elektronik.
Media elektronik yang memenuhi kriteria media massa adalah radio, televisi, film, dan internet.
14 Berikut ini adalah penjelasan bentuk-bentuk media massa menurut Elvinaro (2007): A. Media Massa Cetak 1.
Surat Kabar Merupakan media massa paling tua yang keberadaannya dimulai sejak ditemukannya media cetak oleh Johann Gutenberg di Jerman. Prototipe pertama surat kabar diterbitkan di Bremen Jerman pada tahun 1609. Di Indonesia surat kabar nasional diantaranya: Kompas, Suara Pembaharuan, Media Indonesia, Republika, dan Suara Karya.
2.
Majalah Keberadaan majalah sebagai media massa terjadi tidak lama setelah surat kabar. Di Indonesia, sejarah keberadaan majalah sebagai media massa dimulai menjelang dan pada awal Kemerdekaan Indonesia. Di Jakarta pada tahun 1945 terbit majalah bulanan dengan nama Pantja Raja pimpinan Markoem Djojohadisoeparto (MD) dengan prakata dari Ki Hajar Dewantoro selaku Mentri Pendidikan pertama RI di Ternate.
B.
Media Massa Elektronik 1.
Radio Radio sebagai alat komunikasi ditemukan setelah mesin cetak ditemukan. Dimulai dari tahun 1982 oleh Dane denggan ditemukannya suatu pesan dalam jarak pendek dengan menggunakan alat sederhana berupa kawat berlian listrik. Radio adalah media massa elektronik tertua dan sangat luwes. Selama hampir satu abad lebih keberadaannya, radio siaran telah berhasil mengatasi persaingan keras dengan bioskop, rekaman kaset, televisi, televisi kabel, electronic games dan personal casset players.
2.
Televisi Penemuan televisi telah melalui berbagai eksperimen yang dilakukan oleh para ilmuan pada akhir abad 19 dengan dasar penelitian yang dilakukan oleh James Clark Maxwell dan Heinrich Hertz, serta penemuan Marconi pada tahun 1890. Televisi sebagai pesawat transmisi dimulai pada tahun 1925 dengan menggunakan metode mekanikal dari Jenkins. Di Indonesia, kegiatan penyiaran televisi oleh TVRI dimulai pada tanggal 24 agustus 1962, pada saat itu bertepatan dengan dilangsungkannya pembukaan pesta olahraga di Senayan. Sejak itu pula TVRI dipergunakan sebagai panggilan stasiun
15 (station call). Selama tahun 1962-1963 TVRI mengudara rata-rata satu jam sehari dengan segala kesederhanaannya. 3.
Film Film ditemukan dari hasil pengembangan prinsip-prinsip fotografi dan proyektor. Film yang pertama kali diperkenalkan kepada publik Amerika Serikat adalah ‘The life of an American fireman dan film The Great Train Robbery’ yang masa putarnya hanya 11 menit dianggap sebagai film cerita pertama. Sementara di Indonesia, film pertama yang diputar berjudul ‘Lady Van Java’ yang diproduksi di Bandung pada tahun 1926.
4.
Komputer dan Internet Internet merupakan jaringan longgar dari ribuan komputer yang menjangkau jutaan orang diseluruh dunia. Asal mula internet adalah tercipta oleh suatu ledakan tak terduga di tahun 1969, yaitu dengan lahirnya Arpanet, suatu proyek eksperimen Kementrian pertahanan Amerika Serikat. Misi awalnya sederhana, yaitu mencoba menggali teknologi jaringan yang dapat menghubungkan para peneliti dengan sumber daya jauh seperti sistem komputer dan pangkalan data yang besar. Dua puluh lima tahun kemudian sistem ini berevolusi menjadi suatu “Organisme” yang semakin luas perkembangannya, yang mencakup puluhan juta orang dan ribuan jaringan. Dewasa ini internet telah tumbuh menjadi demikian besar.
2.2.2.2 Fungsi Media Massa Menurut ahli komunikasi Dr. Harold D. Laswell, (Nurudin, 2011) fungsi media massa termasuk televisi sebagai berikut: 1. The Surveillance of the environment Fungsi media massa adalah sebagai pemberi informasi tentang hal-hal yang berada diluar jangkauan penglihatan kepada masyarakat luas. 2. The Corellation of the parts of society Melakukan seleksi, evaluasi dan interpretasi dari infomasi menjadi fungsi media massa. Peranan media massa adalah melakukan seleksi mengenai apa yang diperlukan dan pantas untuk disiarkan. Biasanya dilakukan oleh editor, reporter, redaktur yang mengelola media massa.
16 3. The Transmission of the social heritage from one generation to the next Media massa sebagai sarana untuk menyampaikan nilai dan warisan sosial budaya dari satu generasi ke generasi lainnya. Fungsinya sebagai pendidikan (educational function of mass media). 2.2.2.3 Karakteristik Media Massa Media dapat dikatakan media massa jika memiliki karakteristik tertentu, hal ini di jelaskan dalam buku Cangara (2008), antara lain: 1. Bersifat melembaga, pihak yang mengelola media terdiri dari banyak orang, yakni mulai dari pengumpulan, pengelolaan sampai pada penyajian informasi. 2. Bersifat satu arah, komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dan penerima. Kalau pun terjadi reaksi atau umpan balik, biasanya memerlukan waktu dan tertunda. 3. Meluas dan serempak, dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak, karena ia memiliki kecepatan. Bergerak secara luas dan simultan, dimana informasi yang disampaikan diterima oleh banyak orang dalam waktu yang sama. 4. Memakai peralatan teknis atau mekanis, seperti radio, televisi, surat kabar, dan semacamnya. 5. Bersifat terbuka, pesannya dapat diterima oleh siapa saja dan dimana saja tanpa mengenal batas usia, jenis kelamin, dan suku bangsa 2.2.3 Sejarah Televisi Prinsip televisi ditemukan oleh Paul Nipkow dati Jerman pada tahum 1884, namun baru tahun 1928 Vladimir Zworklyn (Amerika Serikat) menemukan tabung kamera atau iconoscope yang bisa menangkap dan mengirim gambar ke kotak yang bernama televisi. Zworkyn dengan bantuan Philo Farnsworth berhasil menciptakan pesawat televisi pertama yang dipertunjukkan kepada umum pada pertemuan World’s Fair pada tahun 1939 (Morissan, 2013). Pada perang dunia ke-2 sempat menghentikan perkembangan televisi. Disamping itu setelah perang usai, teknologi dalam televisi di sempurnakan dan televisi semakin maju. Pesawat televisi berwarna mulai diperkenalkan kepada publik
17 pada tahun 1950an yang pertama kali disiarkan di stasiun televisi NBC pada tahun 1960. Pertelevisian di Indonesia pertama kali dimulai tahun 1962 saat TVRI menayangkan langsung upacara hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1962 dan menjadi siaran percobaan. Siaran resmi TVRI baru dimulai tanggal 24 Agustus 1962 jam 14.30 WIB yang menyiarkan upacara pembukaan Asian Games yang ke-4. Hingga tahun 1989, televisi Indonesia tidak hanya menyiarkan TVRI, muncul lah izin operasi kepada kelompok usaha Bimantara untuk membuka stasiun televisi RCTI yang merupakan stasiun televisi pertama di Indonesia dan disusul dengan SCTV, Indosiar, ANTV, dan TPI. 2.2.3.1 Karakteristik Televisi Menurut buku Adi Badjuri (2010) yang berjudul ‘Jurnalistik Televisi’ ada beberapa karakteristik televisi yakni: a. Mengutamakan gambar Kekuatan televisi terletak lebih pada gambar yang didukung oleh narasi atau sebaliknya paparan dari narasi yang diperkuat oleh gambar. Tentu saja gambar yang dimaksud adalah hidup yang membuat televisi lebih menarik dibanding media cetak. b. Mengutamakan kecepatan Jika deadline media cetak 1x24 jam, deadline atau tenggat televisi bisa disebut setiap detik. Televisi mengutamakan kecepatan. Kecepatan bahkan menjadi salah satu unsur yang menjadikan berita-berita televisi bernilai. Berita paling menarik atau menonjol dalam rentang waktu tertentu, pasti akan ditayangkan. c. Bersifat sekilas Jika media cetak mengutamakan dimensi ruang, televisi lebih mengutamakan dimensi waktu atau durasi. Durasi berita televisi terbatas. Berita yang ditayangkan televisi cenderung bersifat sekilas. Berita yang ditayangkan televisi cenderung tidak mendalam.
18 d. Bersifat satu arah Televisi bersifat satu arah. Pemirsa tidak bisa pada saat itu juga memberi respon pada berita televisi yang ditayangkan, kecuali pada beberapa program interaktif. Pemirsa hanya punya satu kesempatan memahami berita televisi. Pemirsa tidak bisa, misalnya, meminta presenter membacakan ulang berita televisi karena pemirsa tersebut belum memahami atau ingin lebih memahami berita tersebut. e. Daya jangkau luas Televisi memiliki daya jangkau luas. Ini berarti televisi menjangkau segala lapisan masyarakat, dengan berbagai latar belakang sosial-ekonomi. Orang buta huruf tidak mungkin membaca berita media cetak, tetapi ia bisa menonton berita televisi. Siaran atau berita televisi harus dapat menjangkau rata-rata status sosialekonomi khalayak. 2.2.3.2 Kelebihan dan Kekurangan Televisi Ada kelebihan dan kekurangan televisi (Badjuri, 2010), yakni: 1. Kelebihan Televisi a. Kesan realistik: audio visual b. Masyarakat lebih tanggap: menonton dalam suasana santai, rekreatif. c. Adanya pemilahan area siaran (zooning) dan jaringan kerja (networking) yang mengefektifkan penjangkauan masyarakat. d. Terkait erat dengan media lain. e. Cepat, dari segi waktu, cepat dalam menyebarkan berita ke masyarakat luas. f. Terjangkau luas, menjangkau masyarakat secara luas 2. Kelemahan Televisi a. Jangkauan pemirsa massal, sehingga pemilahan (sulit menentukan untuk pangsa pasar tertentu) sering sulit dilakukan. b. Iklan relatif singkat, tidak mampu menyampaikan data lengkap dan rinci (bila diperlukan konsumen). c. Relatif mahal. d. Pembuatan iklan TV cukup lama.
19 2.2.4 Berita Dalam buku ‘Penulisan Berita’ (Abrar: 2005) berita adalah hasil rekonstruksi tertulis dari realitas sosial yang terdapat dalam kehidupan. Ada juga yang beranggapan berita lebih merupakan pekerjaan merekonstruksikan realitas sosial ketimbang gambaran dari realitas itu sendiri. Hornby (1961:278) menjelaskan “news” sebagai laporan tentang apa yang terjadi paling mutakhir (=sangat–sangat baru), baik peristiwa maupun faktanya. Secara ilmiah Curtis D. Macdougall (1977:11) menyatakan bahwa berita yang selalu dicari oleh para reporter adalah laporan tentang fakta yang terlibat dalam suatu peristiwa, namun bukan hakiki dari peristiwa itu sendiri. Namun demikian Dr. Willard G. Bleyer mendefinisikan berita sebagai segala sesuatu yang hangat dan menarik perhatian sejumlah pembaca, dan berita yang terbaik ialah berita yang paling menarik perhatian bagi jumlah pembaca yang paling besar (Wonohito, 1960:2). Dalam hal ini Bleyer tidak membedakan antara laporan dengan peristiwa sendiri, padahal satu sama lain jauh sekali perbedaannya. Yang diterima dan dibaca orang bukan peristiwa atau fakta, melainkan laporannya. Adapun definisi berita menurut pers Timur dan pers Barat. Menurut pers Timur, berita adalah suatu “proses”, proses yang ditentukan arahnya. Berita tidak didasarkan pada maksud untuk memuaskan nafsu “ingin tahu” segala sesuatu yang “luar biasa” dan “menakjubkan”, melainkan pada keharusan ikut berusaha mengorganisasikan pembangunan dan pemeliharaan negara sosialis. Dan menurut pers Barat memandang berita sebagai komoditi, sebagai barang dagangan yang dapat diperjual belikan. 2.2.4.1 Jenis-jenis berita Dalam buku ‘Broadcasting To Be Broadcaster’ (Arifin, 2010) ada beberapa jenis-jenis berita, yaitu: 1. Writing News, berita tulis berupa adlips, spot news yaitu berita pendek dari media lain atau berita yang ditulis ulang, bisa berupa liputan reporter yang naskah diproduksi kembali distudio. 2. News with insert, berita sisipan yaitu berita yang dilengkapi atau di mix dengan sisipan suara narasumber.
20 3. News feature yaitu berita atau laporan jurnalistik panjang yang lebih bersifat human interest. 4. Phone in news yaitu berita yang disajikan langsung reporter via telephone dan bersifat interaktif lebih khususnya pada reporter dan penyiarnya. Proses phone dari lokasi tempat kejadiannya inipun adalah merupakan alat untuk dapat menggungah perasaan emosi dari pendengar dan pemirsanya. 5. Bulletin berita (news bulletin) yaitu gabungan beberapa berita pendek yang disajikan dalam satu blok waktu. 6. News interview berita interaktif yaitu berita yang bersifat interaktif sedapat mungkin ada keterlibatan dengan khalayak, misalnya wawancara masyarakat lewat telephone atau yang menempatkan masyarakat sebagai subyek pelapor yang dapat terpercaya (reporter dadakan) baik mereka sebagai pelaku maupun sekedar saksi mata kejadian nyata. 7. Hard News yaitu berita yang baru saja terjadi atau laporan yang saat peristiwa tersebut terjadi masih hangat dibicarakan oleh masyarakat. 8. Soft News yaitu berita lanjutan laporan peristiwa (infotaiment) yang tidak terikat oleh waktu lebih menekan pada aspek Human Interest, perilaku dan tempat-tempat yang bisa mempengaruhi banyak orang. 9. Indept News (berita mendalam) lebih dari pada paparan fakta kepermukaan, biasanya dikemas dalam format Feature akan tetapi bisa juga dalam berita sisipan, dengan syarat penekanan isinya terletak pada proses pendalaman kasus atau tinjauan aspek dalam suatau peristiwa. 10. Breaking News biasanya ini adalah berita penting hangat banyak dibicakan orang yang sedang terjadi dan berita ini biasanya berkesinambungan dengan berita yang akan datang, berita diulang dalam satu jam sekali. 11. Berita Varia, berita ini adalah beraneka ragam, seperti pada satu program acara berita di RRI yaitu berita Nusantara ini menggambarkan suatu berita yang beraneka ragam tentang peristiwa dibeberapa daerah wilayah Indonesia khususnya setiap hari. 12. Straight News, berita yang bersifat langsung pada saat ada peristiwa terjadi, berita langsung disiarkan kepada khalayak. 13. Opinion News, berita opini tanggapan dari banyak khalayak. 14. Investigative News, berita investigasi mengandung kontroversial serta dapat merugikan masyarakat luas serta memerlukan tanggung jawab moral dan
21 memerlukan waktu yang panjang dan penuh kehati-hatian, keuletan, mengandung tantangan. 15. News Culture, suatu pemberitaan tentang khasana dan peristiwa budaya. 16. Kalederscope News (berita akhir tahun) kumpulan dari berita-berita ekonomi, politik, sosial budaya dalam periode satu tahun yang disiarkan pada akhir penutupan tahun, untuk menengok peristiwa di masa lalu (flashback) untuk menjadi pembelajaran dan evaluasi di masa depan. 2.2.4.2 Unsur Berita Dalam buku ‘Penulisan Berita’ (Abrar, 2005) dijelaskan bahwa pada umumnya unsur-unsur berita adalah headline, dateline, lead dan body (Basuki 1983:22:25). Headline adalah judul berita, yang sering kali digabungkan dengan anak judul yang berguna untuk menolong pembaca agar segera mengetahui peristiwa yang akan diberitakan dan menonjolkan satu berita dengan dukungan teknik grafika. Dateline, ada yang terdiri atas nama media massa, tempat kejadian dan tanggal kejadian. Ada pula yang terdiri atas nama media massa dan tempat kejadian. Tujuannya adalah untuk menunjukkan tempat kejadian dan inisial media. Lead yang biasa disebut teras berita. Terdapat pada paragraf pertama dalam sebuah berita. Merupakan unsur paling penting dari sebuah berita, yang menentukan apakah isi berita akan dibaca atau tidak. Lead merupakan sari pati sebuah berita, yang melukiskan seluruh berita tersebut. Body atau tubuh berita, isinya menceritakan peristiwa yang dilaporkan dengan bahasa yang singkat, padat dan jelas. Body merupakan perkembangan berita. 2.2.4.3 Struktur berita televisi Struktur berita televisi biasanya terdiri dari lead atau intro atau teras berita serta tubuh berita atau body. Lead merupakan inti berita yang menjadi daya tarik berita. Lead merupakan inti berita yang menjadi daya tarik berita. Lead biasanya mengandung 20-30 kata. Lead mengandung unsur what, who, where dan when. Agar berita memiliki daya tarik, sebaiknya lead mengandung unsur manusiawi atau human interest atau human angle.
22 Tubuh berita atau body berita merupakan uraian lebih terperinci dari lead. Tubuh berita tempat penguraian lebih lanjut mengenai unsur what, why dan how. Penguraian ini meliputi penjelasan tentang kelengkapan peristiwa atau pendapat narasumber yang diberitakan dan dinilai penting. Penguraian ditulis alinea demi alinea dengan memperhatikan hubungan yang logis dan menaati batas maksimal jumlah kata. Tubuh berita biasanya akan mudah ditulis bila judul dan lead in berita sudah siap (Abrar, 2005). 2.2.4.4 Format Berita Televisi Menurut buku Adi Badjuri (2010) televisi mempunyai sejumlah format berita. Format berita ini adalah: 1. Reader (RDR): Format berita paling sederhana, hanya berupa lead in yang dibaca presenter. 2. Voice Over (VO): Format berita TV yang lead in dan tubuh beritanya dibacakan oleh presenter seluruhnya. 3. Voice Over Grafik (VO – Grafik): Format berita TV yang lead in dan tubuh beritanya dibacakan oleh presenter seluruhnya. 4. Voice Over Sound On Tape (VO-SOT): Format berita TV yang memadukan Voice Over (VO) dengan Sound On Tape (SOT). Lead in dan isi tubuh berita dibacakan presenter. Lalu di akhir berita dimunculkan soundbite dari narasumber sebagai pelengkap dari berita yang telah dibacakan sebelumnya. 5. Sound On Tape (SOT): Format berita TV yang hanya berisi lead in dan soundbite dari narasumber. Presenter hanya membacakan lead in berita, kemudian disusul oleh pernyataan narasumber (soundbite). 6. Paket atau Package (PKG): Laporan berita lengkap dengan narasi (voice over) yang direkam kedalam pita kaset. Narasi dalam paket dibacakan oleh seorang pengisi suara atau dubber. 7. Live On Tape (LOT): Format berita TV yang direkam secara langsung di tempat kejadian, namun siarannya ditunda (delay). Jadi, reporter merekam dan menyusun laporannya di tempat peliputan, dan penyiarannya baru dilakukan kemudian. 8. Live on Cam (Laporan langsung): Format berita TV yang disiarkan secara langsung dari lapangan atau lokasi peliputan.
23 9. Visual News: Format berita TV yang hanya menayangkan (rolling) gambargambar menarik dan dramatis. 10. Live by Phone: Format berita TV yang disiarkan secara langsung dari tempat peristiwa dengan menggunakan telepon ke studio. Lead in berita dibacakan presenter, lalu dia memanggil reporter yang ada dilapangan untuk menyampaikan laporannya. 11. Phone Record: Format berita TV yang direkam secara langsung dari lokasi reporter meliput, tetapi penyiarannya dilakukan secara tunda (delay). 12. Vox pop: Bukan merupakan format berita tetapi biasa digunakan untuk melengkapi format berita yang ada. Isinya biasanya opini masyarakat tentang isu tertentu. 2.2.4.5 Struktur Organisasi Berita Dalam buku Morissan (2008) dijelaskan bahwa redaksi pemberitaan memiliki struktur organisai untuk bekerja sama sebagai tim. Struktur organisai bagian pemberitaan biasanya terdiri dari sejumlah jabatan, yakni: 1. Direktur pemberitaan Seorang direktur pemberitaan mempunyai sifat independen yang bahkan dapat lebih independen daripada pemilik stasiun televisi itu sendiri. Maksudnya, dalam sebuah pemberitaan yang ingin disajikan secara akurat dan adil staf pemberitaan direktur pemberitaan harus memiliki akses langsung ke pimpinan stasiun. Hal ini dikarenakan berita tidak dapat menunggu, jadi berita harus segera mendapatkan izin untuk waktu penayangannya sesegera mungkin. 2. Produser Eksekutif Dalam produksi program berita televisi eksekutif produser bertanggung jawab terhadap penampilan jangka panjang suatu program secara keseluruhan. Produser eksekutif bertugas untuk memikirkan setting, dekor, latar belakang atau tampilan suatu program infomasi yang akan menjadi ciri khas program itu. Hal yang dilakukan oleh produser tentu atas persetujuan direktur pemberitaan. Ia melakukan pengawasan terhadap kerja reporter dan produser dan memastikan staf redaksi mematuhi style yang telah ditetapkan dan harus konsisten dengan ketetapan itu.
24 3. Produser Tanggung jawab suatu program berita diserahkan kepada produser. Stasiun televisi biasanya menyiarkan program berita lebih dari satu program dalam satu hari, ada berita pagi, siang, sore dan malam. Masing-masing program berita dipimpin oleh satu atau beberapa orang produser. Produser akan memutuskan berita-berita apa saja yang akan disiarkan dalam program beritanya, berapa lama durasinya, format berita, apakah Voice Over (VO), paket, reader, dan lain-lain. Produser bertugas untuk menyusun urutan berita. 4. Produser acara Produser acara atau (show producer) bertanggung jawab untuk persiapan penayangan suatu program berita. Ia bertugas untuk memilah berita yang akan disiarkan pada suatu program berita. Produser acaranya harus mempersiapkan susunan acara (rundown) yang berisikan format berita yang akan ditampilkan. Produser acara dalam menjalankan tugasnya mendapat dukungan dari koordinator liputan (korlip) dan reporter. Ketiga pihak ini selalu bertemu dalam rapat rutin dan produser memberitahukan perkiraan rundown bagi program berita yang akan tayang nanti. 5. Produser lapangan Produser lapangan bertugas melakukan koordinasi pada saat peliputan dan namanya, produser lapangan akan lebih banyak berada di lokasi. Fungsi produser lapangan menjadi penting, ketika stasiun televisi melakukan liputan langsung (live). 6. Asisten produser Asisten produser bertugas untuk membantu reporter mempersiapkan paket berita jika reporter berada dalam keadaan waktu yang mendesak atau jika reporter tidak sempat menyelesaikan paket beritanya, maka tugas ini diambil alih oleh asisten produser. Asisten produser juga bertugas untuk mengumpulan gambar yang dikirim (di-feeding) oleh reporter dari lapangan melalui saluran salelit atau microwave. 7. Presenter Pembawa acara (host), pembawa berita (presenter) atau yang sering disebut anchor menjadi citra dari suatu stasiun televisi. Banyak orang yang lebih suka memilih program informasi pada stasiun televisi tertentu karena pembawa acaranya. Menurut Herford, keuntungan merekrut seorang reporter menjadi
25 presenter adalah ketika terjadi suatu peristiwa besar yang harus terus menerus ditayangkan secara langsung. Seorang reporter dengan reputasi baik yang bekerja pada media cetak, bisa pula menjadi orang yang tepat untuk televisi. 2.2.4.6 Reporter Reporter sangat dibutuhkan dalam stasiun televisi untuk program beritanya. Wartawan televisi bekerja secara cepat mengumpulkan informasi, menentukan lead berita, menulis berita dan melaporkannya, baik secara langsung (live) ataupun dalam bentuk paket yang akan disiarkan kemudian. Wartawan televisi terkadang ditempatkan disuatu pos tertentu untuk liputannya misalnya kantor polisi, pemerintah daerah, pengadilan, dan lain-lain. Wartawan lainnya ditugaskan khusus meliput berita-berita yang terkait dengan kesehatan, ekonomi, olahraga, ilmu pengetahuan, dan lain-lain. Wartawan televisi sebagaimana wartawan radio adalah wartawan penyiaran (broadcast reporter). Mengenai wartawan penyiaran ini Mark W. Hall dalam bukunya ‘Broadcast Journalism’ mengatakan bahwa wartawan penyiaran adalah “…a newsperson who works for a radio or television”. Jadi dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan wartawan televisi adalah seseorang yang profesinya di bidang pemberitaan dan bekerja pada stasiun televisi (reporter dan juru kamera) yang hasil liputannya akan disiarkan melalui media televisi (Morissan, 2008). 2.2.4.7 Rapat Redaksi Berita Dalam buku Morrisan (2008) terdapat penjelasan mengenai rapat redaksi pemberitaan yang terdiri dari produser, reporter, dan koordinator liputan. Stasiun televisi yang memiliki program berita tiga sampai empat kali sehari setidaknya mengadakan rapat redaksi tiga kali sehari. Rapat biasanya dilakukan pada pagi hari, siang hari dan malam, yaitu setalah program berita petang selesai disiarkan. Dalam rapat, produser acara akan mengemukakan perkiraan susunan berita (rundown) yang akan dibuatnya berdasarkan berita-berita yang telah diperoleh ataupun yang masih harus dikejar. Sebagaimana dijelaskan diatas susunan berita bersifat fleksibel dan dapat berubah sewaktu-waktu.
26 Rapat evaluasi akan dilakukan pada malam hari untuk mebahas apa saja yang telah diperoleh pada hari itu, apa saja yang belum atau gagal diperoleh saat hari itu. Apakah ada kesalahan teknis dalam peliputan berita, rapat evaluasi berguna untuk mengetahui perkembangan suatu program berita. Rapat redaksi adalah tempat pertemuan dari berbagai ide atau gagasan, dalam pertemuan ini merupakan arena pertarungan gagasan. Seluruh anggota redaksi diharapkan dapat menyumbangkan ide untuk rencana peliputan yang akan mendatang. 2.2.5 Produksi Program Televisi Produser professional dalam melakukan sebuah produksi program televisi akan dihadapkan dalam lima hal yang memerlukan pemikiran mendalam, yaitu materi produksi, sarana produksi (equipment), biaya produksi (financial), organisasi pelaksana produksi, dan tahapan pelaksanaan produksi (Fred Wibowo, 2007). Tahapan produksi terdiri dari tiga bagian televisi yang disebut standard operation procedure (SOP), sebagai berikut: 1. Pra produksi (perencanaan dan persiapan) Tahap pra produksi meliputi tiga bagian: a. Penemuan ide, tahap dimana seorang produser menemukan ide atau gagasan, membuat riset dan menulis naskah. b. Perencanaan, tahap meliputi penetapan jangka waktu kerja (time schedule), penyempurnaan naskah, pemilihan artis, lokasi, dan crew. c. Persiapan, tahap dimana pemberesan semua kontrak, perijinan dan suratmenyurat. 2. Produksi Pelaksanaan produksi dimulai saat semua persiapan dan perencanaan siap betul. Dimana sutradara bekerjasama dengan talent dan crew untuk mewujudkan apa yang sudah direncanakan dalam kertas dan tulisan. 3. Pasca produksi Tiga langkah utama pasca produksi: a. Editing offline dengan teknik analog Langkah ini adalah dimana penulis skrip membuat kembali catatan semua hasil shooting berdasarkan shooting dan gambar (logging). Didalam logging
27 time tersebut maka sutradara akan mebuat editing kasar yang disebut editing offline. b. Editing online dengan teknik analog Editor mengedit hasil shooting asli berdasarkan naskah editing. Setiap shoot dan adegan dibuat tepat berdasarkan time-code dalam naskah editing. Dan juga memasukan sound asli dengan keseimbangan yang sempurna. c. Mixing (pencampuran gambar dengan suara) Keseimbangan antara suara asli, sound effect, suara narasi, dan music harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak saling mengganggu dan terdengar jelas. Narasi yang sudah direkam dan ilustrasi musik dimasukkan kedalam pita hasil editing online sesuai dengan ketentuan yang tertulis dalam naskah editing. 2.2.6 Proses Produksi Acara Berita Televisi Menurut buku Andi Fachruddin (2014), ada tahapan proses produksi acara berita televisi, yakni: A. Pra Produksi 1. Tahap perencanaan (planning) Mencari/mendata informasi yang masuk dari beberapa sumber media cetak/audio visual dari dalam atau luar negri. Mencari/ mendata informasi berasal dari fakta peristiwa, pendapat realita yang di sekitarnya atau dari narasumber yang dapat dipercaya. 2. Rapat redaksi (Production meeting) Diadakan rapat redaksi berita biasanya diadakan pagi dan sore, setiap hari atau
beberapa
jam
sebelum
program
berita
on
air,
untuk
membicarakan/membahas informasi yang masuk sebagai berita liputan, antara lain: a. Mendata dan membahas seluruh informasi berita yang masuk ke ruang produksi b. Membicarakan nilai berita/news value yang akan diliput c. Menentukan jenis-jenis berita yang akan diliput.
28 3. Penugasan kru peliputan (program planning) a. Menentukan/memerintahkan petugas reporter maupun camera person berita yang akan melaksanakan liputan di lapangan yang dituangkan pada daftar shooting planning. b. Memerintahkan
kepada
kepala
redaktur
untuk
memantau
perkembangan peristiwa atau kejadian selama pelaksanaan tugas. c. Mengadakan evaluasi berita-berita yang telah disiarkan, dan yang akan disiarkan sehingga dapat mengetahui/menentukan berita mana yang harus diikuti perkembangan isi berita selanjutnya. B. Produksi 1. Persiapan produksi, sebelum melaksanakan tugas kru diharuskan melakukan persiapan: a. Reporter beserta kru lainnya mengadakan koordinasi, dan membahas berita yang akan diliput. b. Menyiapkan peralatan shooting (kamera, microphone, tape cassette, tripod, lampu dan sebagainya). c. Menyiapkan transportasi (apakah menggunakan pesawat terbang, kendaraan umum atau kendaraan dinas, paspor, tanda pengenal, dan akomodasi lainnya). d. Checking peralatan khususnya kamera dan microphone, kondisi alat apakah layak dipakai. 2. Pelaksanaan produksi a. Melaksanakan
shooting
sesuai
dengan
persiapan
produksi
sebelumnya. b. Sekembalinya dari lokasi melaksanakan shooting dilapangan, reporter dan camera person melakukan preview/checking hasil shooting. C. Pasca produksi Setelah melakukan shooting di lapangan, kru selanjutnya mempersiapkan pekerja: a. Camera person dan reporter menyerahkan kaset/card hasil shooting kepada editor dengan data shooting (shooting list). b. Proses editing. c. Membuat grafik untuk pendukung materi berita.
29 d. Reporter
membuat
naskah
berita
yang
disesuaikan
dengan
gambar/suara yang dishooting (disinkronisasi). e. Proses dubbing. f. Naskah diserahkan kepada pimpinan redaksi (editor in chief). g. Naskah yang sudah di cek oleh pimpinan redaksi selanjutnya diserahkan ke editor/penata gambar atau disebut editor berita. Dalam pelaksanaan editing, reporter dan juru kamera sebaiknya mendampingi editor untuk memberitahukan gambar dan statement yang akan ditampilkan. 2.3 Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
30