BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
2.1 State Of The Art Beberapa penelitian yang dipakai sebagai rujukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini :
No
Nama
Judul
Tabel 2.1 State Of The Art Penjelasan dan hasil penelitian
Pengarang 1
Lydia Elton
Jurnal Ilmiah
Tidak
ada
Pengaruh
Universitas
SCRIPTURA
signifikan antara variabel berita
Kristen Petra
ISSN 1978-
surat
385X Vol. 1
kecelakaan pesawat Adam
No.2 Juli
terhadap
2007.
pengguna jasa transportasi udara di
98.Pengaruh
Surabaya. Hipotesis penelitian Ha
Pemberitaan
ditolak dan Ho diterima,dimana hal
Surat Kabar
ini berarti tidak ada pengaruh berita
Terhadap
surat
Persepsi
masyarakat, persamaan penelitian
Masyarakat
ini dengan penelitian yang penulis
Pengguna
lakukan
Jasa
menggunakan metode kuantitatif
Transportasi
dan perbedaannya yaitu penelitian
Udara di
ini memberikan hasil Ha diterima
Surabaya
dan
(Kasus Studi
mengindikasikan
Kecelakaan
pengaruh antara pemberitaan delay
Pesawat
Lion Air periode 18 Februari 2015
Adam Air)
– 20 Februari di Kompas.com
kabar
terhadap
mengenai
persepsi
Kabar
yang
adalah
persepsi
keduanya
ditolak
tingkat
Air
masyarakat
terhadap
ho
kasus
bahwa
yang Ada
kepercayaan
backpacker pada maskapai Lion Air. 11
12 2
Maya Juita
Pengaruh
Pengaruh
Pemberitaan
Kriminal
Sopia
Pemberitaan
Reportase Investigasi Trans TV
Universitas
Kriminal
terhadap prilaku masyarakat RT 01
Islam
Negeri Reportase
RW 06 Kelurahan Simpang Baru
Sultan
Syarif Investigasi
Kecamatan
Kasim Riau
Tampan
Kota
Trans Tv
Pekanbaru menunjukan hasil yang
Terhadap
signifikan
Perilaku
maka dapat dilihat dari tabel output
jika
dipersentasekan
Masyarkat RT regresi model summary yakni dari 01 RW 06
nilai R square dimana nilai R
Kelurahan
square adalah 0,569 atau 56,9%.
Simpang Baru Dapat
diartikan
bahwa
pemberitaan
56%
Kecamatan
pengaruh
Tampan
terhadap
Pekanbaru
dipengaruhi
oleh
tayangan
pemberitaan
kriminal
reportase
prilaku
kriminal masyarakat
investigasi trans tv. Sedangkan sisanya 44% di pengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Persamaan penelitian ini dengan yang diteliti penulis adalah
keduanya
menggunakan
metode penelitian kuantitatif dan perbedaannya penelitiannya.
adalah
objek
13 3
Mochammad
Pengaruh
Hasil
penelitian
menunjukkan:
Nurdi
Pemberitaan
Pemberitaan
media
massa
Iriansyah
Media Massa
memberikan
pengaruh
terhadap
Dan Persepsi
ketahanan
sosial
budaya
Masyarakat
masyarakat sebesar 0,338 atau
Tentang
33,8%. Artinya bahwa media massa
Perilaku
sebagai media komunikasi massa
Agresif
dalam pemberitaannya memiliki
Mahasiswa
pengaruh kuat, dengan sifatnya
Dalam Aksi
yang bersifat langsung dan segera
Unjuk Rasa
serta sama kepada semua individu
Terhadap
penggunanya.
Ketahanan
ditimbulkan
Pengaruh oleh
yang
pemberitaan
Sosial Budaya media massa ini terjadi, karena (Studi di Kota media massa memiliki keaktifan Makassar,
dalam
memberitakan
setiap
Provinsi
peristiwa yang tengah menjadi
Sulawesi
perhatian masyarakat, juga karena
Selatan)
adanya keaktifan dari individu dalam mencari berbagai informasi yang
diperlukannya.
Persamaan
penelitian ini dengan yang penulis tulis
adalah
keduanya
menggunakan penelitian kuantitatif dan perbedaannya adalah objek penelitiannya. 4.
Martina Jetzki
The Progation Penelitian empiris yang berkaitan of Delay
dengan penyebaran keterlambatan
Transport in
dalam lalu lintas udara eropa .Apa
Europe
yang
disebut
reaksioner
menjelaskan keterlambatan sekitar 40 persen dari keseluruhan di eropa tetapi penundaan keberangkatan,
14 karena
keterbatasan
data,
penundaan sebagian besar studi yang
telah
berfokus
secara
pada
penundaan
tradisional
analisis
utama
keberangkatan
di
bandara . Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang ditulis oleh penulis adalah kesamaan adalah keduanya meneliti tentang delay transportasi perbedaannya
udara
dan
adalah
metode
penelitian yang digunakan. 5
Diana C. Mutz Reading
Ini mungkin penting untuk latihan
dan Joe Sos
pengaruh
public
persepsi
opinion : The masyarakat influence news coverage
sebagai
pada
warga
keseluruhan
of arti-penting melekat pada masalah persepsi dan opini mereka tentang on iklim dominan dalam komunitas
Perception of mereka.Mungkin akan ada efek ini public
tidak
cocok
sentiment
organisasi
untuk,
berita
tujuan
kemampuan
mengubah persepsi dalam situasi politik di mana perubahan dapat menunjukkan
transpire
berita
organisasi yang mampu membuat perubahan langsung yang mereka cari. Persamaan dari penelitian ini dengan penelitian yang penulis tulis adalah keduanya ingin melihat pengaruh dari sebuah pemberitaan sedangkan
perbedaannya
dapat
dilihat dari metode penelitiannya.
15 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Komunikasi Massa Komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai suatu proses komunikasi yang berlangsung dimana pesan tersebut dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya massal melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio, televisi, surat kabar dan film (Cangara, 2008: 37). Adapun menurut Fredison (Ardianto, Komala, & Karlinah, 2009: 4) komunikasi massa itu dibedakan dari jenis komunikasi lainnya dengan keadaan bahwa komunikasi massa ditujukan kepada sejumlah populasi dari berbagai kelompok, bukan hanya satu atau sejumlah individu atau sebagian khusus populasi. Komunikasi massa juga menyampaikan anggapan tersirat dengan adanya alat-alat tertentu untuk menyampaikan komunikasi agar komunikasi itu dapat mencapai pada saat yang sama kepada semua orang dengan mewakili berbagai lapisan masyarakat. Menurut Defleur dan McQuail dalam Riswandi (2009:103) komunikasi massa adalah suatu proses dimana komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan pesan secara luas, dan secara terus menerus menciptakan makna makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda beda dengan melalui berbagai cara. Cangara (2012:140-141) menyebutkan 5 karakteristik media massa: 1. Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari banyak orang, yakni mulai dari pengumpulan,pengelolaan sampai pada penyajian informasi. 2. Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dan penerima. Kalau pun terjadi reaksi atau umpan balik, biasanya memerlukan waktu dan tertunda. 3. Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak, karena ia memiliki kecepatan. Bergerak secara luas dan simultan, dimanainformasi yang disampaikan diterima oleh banyak orang dalam waktu yang sama. 4. Memakai peralatan teknis atau mekanis, seperti radio, televisi, surat kabar, dan semacamnya. 5. Bersifat terbuka, artinya pesannya dapat diterima oleh siapa saja dan dimana saja tanpa mengenal batas usia, jenis kelamin, dan suku bangsa
16 2.2.1.1 2.2.1.2 Efek Komunikasi Massa Dari berbagai pesan media massa yang diberikan kepada masyarakat terdapat efek-efek yang muncul. Media massa secara pasti mempengaruhi pemikiran dan tindakan khalayak. Efek pesan yang muncul dari sebuah informasi atau pesan yang disampaikan oleh media massa, yaitu: (Vera, 2010: hal. 49-52) 1. Efek Kognitif Akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya. Dalam dampak kognitif ini akan dibahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. Dampak Prososial Kognitif adalah bagaimana media massa memberikan manfaat yang dikehendaki oleh masyarakat.
2. Efek Afektif Kalau dampak kognitif sampai pada tahap pengetahuan maka dampak afektif sudah melibatkan perasaan atau emosi. Dampak ini kadarnya lebih tinggi daripada dampak kognitif. Tujuan dari komunikasi massa bukan hanya sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah dan sebagainya.para peneliti telah berhasil menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas rangsangan emosional pesan media massa. Faktor-faktor tersebut antara lain: a. Suasana Emosional: menonton sinetron sedih di televisi atau membaca novel akan dipengaruhi oleh suasana emosional kita. Adegan-adegan lucu menyebabkan kita tertawa bila menontonnya dalam keadaan senang. b. Skema Kognitif: naskah yang ada dalam pikiran kita yang menjelaskan tentang alur peristiwa. Kita tau bahwa dalam sebuah film action ‘sang jagoan’ pada akhirnya akan menang. c. Suasana Terpaan (setting exposure), tayangan misteri di tv membuat kita berpikir bahwa kehidupan makhluk itu sebagaimana yang kita lihat dalam film atau sinetron tersebut.
17 d. Predisposisi Individual, mengacu pada karakteristik khas individu. Orang yang melankolis cenderung menanggapi tragedi lebih emosional daripada orang yang periang. Orang yang periang akan senang bila melihat adegan-adegan lucu atau film komedi daripada orang yang melankolis. Beberapa penelitian membuktikan bahwa acara yang sama bisa ditanggapi berlainan oleh orang yang berbeda. e. Faktor Identifikasi, menunjukan sejauh mana orang akan merasa terlibat dengan tokoh yang ditonjolkan dalam media massa. Dengan identifikasi, penonton, pembaca, atau pendengar menempatkan dirinya dalam posisi tokoh tersebut.
3. Efek Behaviorial Efek behavioral adalah efek yang timbul dalam diri khalayak berupa perilaku, tindakan atau kegiatan dalam kehidupan masyarakat itu sendiri. Seperti kekerasan atau gaya hidup. Tetapi ada beberapa kondisi yang menyebabkan dampak pesan media massa sampai pada tahap konatif antara lain:
a. Exposure (jangkauan pengenaan) Jika sebagian besar khalayak telah terexpose oleh media massa. b. Kredibilitas Jika pesan media massa mempunyai kredibilitas yang tinggi dimata khalayaknya dalam arti kebenarannya dapat dipercaya. c. Konsonasi Jika isi informasi yang disampaikan oleh beberapa media massa, baik materi, arah serta orientasinya maupun dalam hal waktu, frekuensi dan cara penyajian sama atau serupa. d. Signifikansi Jika materi pesan media massa signifikan dalam arti berkaitan secara langsung dengan kepentingan dan kebutuhan khalayak. e. Sensitif Jika materi dan penyajian pesan media massa menyentuh hal-hal yang sensitif.
18 f. Situasi Kritis Jika ada ketidakstabilan struktural yang menyebabkan masyarakat berada dalam situasi kritis. g. Dukungan Komunikasi Antar Pribadi Jika informasi melalui media massa menjadi topik pembicaraan, karena didukung oleh komunikasi antar pribadi.
2.2.1.2 Fungsi Komunikasi Massa Komunikasi massa yang merupakan suatu prosos berkomunikasi melalui media masssa mempunyai beberapa fungsi. Para pakar mengemukakan tentang sejumlah fungsi komunikasi, pembahasan komunikasi telah menjadi diskusi yang cukup penting, terutama konsekuensi komunikasi melalui meida massa. Fungsi komunikasi massa menurut Dominivk (Elvinaro Ardiato, 2007:14) terdiri dari:
1. Pengawasan (Surveillance) Fungsi pengawasan ini dibagi menjadi dua, yaitu pengawasan peringatan (warning and beware surveillance) yang terjadi ketika media massa menginformasikan tentang ancaman yang penting untuk diketahui oleh khalayak, dan pengawasan instrumental (instrumental surveillance), yaitu penyampaian atau penyebaran informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan sehari-hari.
Fungsi pengawasan peringatan terjadi ketika media massa menginformasikan tentang ancaman dari angin topan, meletusnya gunung, kondisi yang memperhatinkan, tayangan inflaso atau adanya serangan militer. Peringatan ini dengan serta merta dapat mejadi ancaman. Sebuah statiun televisi mengelola program untuk menayangkan sebuah peringatan atay menayangkan dalam jangka panjang ( Ardianto dan rekan, 2007 : 15).
Fungsi pengawasan Instrumental adalah penyampaian informasi yang memiliki kegunaan atau dapat memabantu kahalayak dalam kehidupan sehari-hari. Berita tentang film apa yang sedang ditayangkan di bioskop, bagaimana harga-harga saham dalam bursa efek, produk-produk baru,ide-ide tentang metode, resep
19 masakan dan sebagainya, adalah contoh-contoh pengawasan instrumental (Ardianto dan rekan, 2007:15). 2. Interpretation (Penafsiran) Fungsi penafsiran hampir mirip dengan fungsi pengawasan. Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafisran terhadap kejadian- kejadian penting. Organisasi atau media memilih dan memutuskan peristiwa-peristiwa yang ditayangkan. 3. Lingkage (Pertalian) Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk pertalian berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu. 4. Transmission of Values (Penyebaran nilai-nilai) Fungsi ini disebut juga sebagai sosialisasi. Media mewakili sebagai model dan peran yang kita amati dan harapan untuk menirunya 5. Entertaiment ( Hiburan ) Sulit dibantah lagi bahwa pada kenyataannya hampir semua media menjalankan fungsi hiburan. Televisi adalah media massa yang mengutamakan sajian hiburan. Hampir tiga perempat bentuk siaran televisi setiap hari merupakan tayangan hiburan. Begitu pun radio, siarannya banyak memuat acara hiburan. Melalui berbagai macam program acara yang ditayangkan televisi, khalayak dapat memperoleh hinuran yang di kehendakinya. Melalui berbagai macam acara di radio pun masyarakat dapat menikmati hiburan. Sementara itu, Effendy mengemukakan fungsi komunikasi massa secara umum adalah: (Ardianto dan rekan, 2007:18) isi informasi ini diartikan bahwa media massa adalah penyebar informasi bagi pembaca, pendengar atau pemirsa. Berbagai informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang bersangkutan sesuai dengan kepentingannya. Khalayak sebagai mahkluk sosial akan selalu merasa haus akan informasi yang terjadi. Sebagian informasi didapat bukan dari sekolah, atau tempat bekerja, melainkan dari media. Kita belajar music, politik, ekonomi, hukum, seni, sosiologi, psikologi, komunikasi, dan hal lain dari media. Kita belajar keterampilan menggunakan komputer, memasak, menjahit dan lain sebgainya dari media. Kita mengenal tempattempat bersejarah yang ada di dunia juga dari media elektronik (terutama film) dan mediacetak yaitu buku-buku sejarah.
20 Khalayak media massa berlangganan surat kabar, majalah, mendengarkan radio siaran atau menonton televisi karena merekea ingin mendapatkan informasi tentang peristiwa yang terjadi dimuka bumi, gagasan atau pikiran orang lain, apa yang dilakukan, diucapkan atau dilihat orang lain. Fungsi komunikasi massa menurut Ardianto, Komala, dan Karlinah (2009:28-19) 1. Fungsi Informasi Fungsi informasi diartikan bahwa media massa adalah penyebar informasi bagi pembaca, pendengar atau khalayak. Khalayak sebagai makhluk sosial yang haus akan informasi diberikan berbagai informasi yang sesuai dengan kepentingannya. 2. Fungsi Pendidikan Dalam setiap informasi yang diberikan oleh media massa media massa juga merupakan sarana ppenididikan bagi khalayaknya. Karena media massa banyak juga menyajikan hal-hal yang mendidik. Salah satu cara mendidik yang dilakukan media massa adalah melalui pengajaran nilai, etika serta aturan-aturan yang berlaku kepada pemirsa atau pembaca. Media massa menyajikannya melalui drama, cerita, diskusi dan artikel. 3. Fungsi Mempengaruhi Dari berbagai jenis informasi yang disampaikan oleh media massa, informasi yang disajikan tersebut juga memiliki fungsi mempengaruhi masyarakat atau khalayak. Khalayak dapat terpengaruh oleh iklan-iklan yang ditayangkan televisi ataupun surat kabar. Selanjutnya Devito (dalam Ardianto dan rekan rekan, 2007:19) menyebutkan fungsi komunikasi massa secara khusus, adalah: 1. Fungsi Meyakinkan (to Persuade) Fungsi untuk meyakinkan melalio pengukuhan atau memperkuat sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang, mengubah sikap, menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu, memperkenalkan etika atau menawarkan sistem nilai tertentu. 2. Fungsi Menganugrahkan Status Penganugrahkan status menjadi terjadi apabila yang disebarluaskan melaporkan kegiatan individu-idnvidu tertentu sehingga prestise (gengsi) mreka meingkat. Misalnya harian Ekonomi Bisnis Indonesia menyajikan rubik profil pengusaha di halaman depan, sehingga menaikan prestise mereka sebagia pengusaha. Dengan memfokuskan kekuatan media massa
21 pada orang-orang tertentu, masyarakat menganugrahkan kepada orangorang tersebut suatu publik yang tinggi. 3. Fungsi membius (Narcotization) Ini berarti bahwa apabila media menyajikan informasi tentang sesuatu, penerima percaya bahwa tindakan tertentu harus diambil. Sebgai akibatnya, permirsa atau penerima terbius ke dalam keaddan pasif, seakan-akan berada dalam narkotik. 4. Fungsi Menciptakan Rasa Kebersatuan Fungsi komunikasi massa yang tidak hanya disadari oleh kita semua adalah kemampuanya untuk membuat kita merasa menjadi anggota suatu kelompok. Program televisi, berita-berita di surat kabar telah mebuat seseorang yang kesespiab merasa menjadi anggota sebuah kelompok yang lebih besar. 5. Fungsi Privatasi Privatasi adalah kecendrungan bagi seseorang untuk menarik diri dari kelompok sosial mengucilkan diri kedalam dunianya sendiri. Beberapa ahli berpendapatbahwa berlimpahnya informasi yang di jejalkanle apda kita telah membuat kita merasa kekurangan. Laporan yang gencar tentang perang, inflasi, kejahatan, dan pengangguran membuat sebagian orang merasa begitu putus asa sehingga mereka menarik diri ke dalam dunia mereka sendiri.
2.2.2 Media Massa Menurut Hafied Cangara, media massa merupakan suatu alat untuk menyampaikan pesan dari sumber kepada masyarakat (penerima) yang menggunakan alat–alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan televisi (Cangara, 2008:128). Media Massa sendiri dalam memberikan informasi dibagi menjadi dua, yaitu: (Ardianto, Komala, & Karlimah, 2009:103)
2.2.2.1 Media Cetak Media cetak bisa diartikan sebagai suatu alat yang dapat digunakan untuk menyebarkan informasi secara tertulis dan mendetail yang informasi tersebut berkaitan dan bermanfaat bagi masyarakat atau khalayak. Dalam media cetak terbagi lagi dengan karakteristik yang berbeda yaitu surat kabar dan majalah (Ardianto, Komala, &
22 Karlinah, 2009:103-123). 1. Surat Kabar Surat kabar merupakan media yang memberikan informasi secara tertulis dan terperinci. Surat kabar juga dapat diperoleh dengan harga terjangkau. Surat kabar merupakan media massa pertama untuk menyampaikan informasi yang dibutuhkan oleh khalayak. Keunggulan dari surat kabar ini adalah terperinci dan tertulis, jadi berbentuk dokumen yang mudah dibawa dan dicari ketika dibutuhkan. 2. Majalah Tipe suatu majalah ditentukan oleh sasaran khalayak yang dituju. Untuk majalah dari awal tim redaksi harus sudah menentukansiapakah pangsa pasar mereka berdasarkan umur, gender dan juga sosial. Majalah juga diterbitkan oleh setiap kelompok masyarakat, dimana mereka dengan leluasa menentukan jenis, bentuk dan sasaran khalayaknya.
2.2.2.2
Media Elektronik Media elektronik merupakan media yang menggunakan alat alat mekanis pada
saat penggunaannya. Media elektronik terdiri dari:
1. Radio Radio adalah suatu medium komunikasi dimana pesan berupa suara
diubah
menjadi sinyal suara, dipancarkan dari suatu sumber dengan antene pemancar, tanpa perangkat kabel, melalui gelombang elektromagnetik, kemudian diterima oleh antene penerima, pada pesawat penerima, yang mengubah sinyal suara menjadi pesawat penerima, yang mengubah sinyal suara menjadi pesan berupa suara kembali (Wibowo, 2012:1). Contoh radio yang mengudara di Indonesia adalah GenFM, Radio Republik Indonesia, Elshinta, dan Prambos. 2. Televisi Televisi berasal dari kata tele (bahasa yunani) yang berarti “jarak”
dan visi
(bahasa latin) yang berarti “citra atau gambar”. Jadi kata televisi berarti suatu sistem penyajian gambar berikut suaranya dari suatu tempat yang berjarak jauh (Vera, 2010:76). Contoh Stasiun televise yang mengudara di Indonesia adalah RCTI, SCTV, TVRI, dan Indosiar.
23 3. Internet Beberapa ahli memberikan definisi atau penjelasan mengenai internet secara berbeda-beda, seperti Rice , karakteristik internet dapat dilihat menurut jenis penggunaannya, isinya, dan konteksnya, yaitu sebagai: (Vera, 2010: 84) . a. b. c. d. 2.2.2
Interpersonal communication media Interactive play media Information search media Collective participatory media
Teori Uses and Effect Pemikiran ini pertama kali dikemukakan oleh Sven Windhal merupakan
sintesis antara pendekatan uses and gratification dan teori tradisional mengenai efek. Konsep ”use” (penggunaan) merupakan bagian yang sangat penting atau pokok pemikiran ini. Karena pengetahuan mengenai penggunaan media dan penyebabnya, akan memberikan jalan bagi pemahaman dan perkiraan tentang hasil dari suatu proses komunikasi massa (Senjaya, 2007:5.43). Dalam uses and gratification, penggunaan media pada dasarnya ditentukan oleh kebutuhan dasar individu. Sementara pada uses and effect, kebutuhan hanya salah satu dari faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penggunaan media. Karakteristik individu, harapan dan persepsi terhadap media, dan tingkat akses terhadap media, akan membawa individu kepada keputusan untuk menggunakan atau tidak menggunakan isi media massa (Senjaya, 2007:5.44). Teori ini berfungsi menjadi landasan untuk melihat pengaruh atau efek yang dihasilkan oleh pemberitaan delay Lion Air periode 18 Februari 2015 – 20 Februari 2015 di Kompas.com. Berdasarkan teori ini pengaruh yang dihasilkan dapat dilihat dari isi media, karakteristik individu, harapan dan persepsi terhadap media. Dengan landasan tersebut pada penelitian ini untuk melihat efek atau pengaruh yang dihasilkan oleh pemberitaan delay Lion Air periode 18 Februari 2015 – 20 Februari 2015 melalui kuisioner yang dibagikan untuk melihat keputusan individu menggunakan atau tidak isi pemberitaan delay lion air periode 18 februari 2015 – 20 Februari 2015 di Kompas.com. Penggunaan media massa dapat memiliki banyak arti. Ini dapat berarti ”exposure” yang semata-mata menunjuk pada tindakan mempersepsi. Dalam konteks lain, pengertian tersebut dapat menjadi suatu proses yang lebih kompleks, dimana isi tertentu dikonsumsi dalam kondisi tertentu, untuk memenuhi fungsi tertentu dan terkait harapan-harapan tertentu untuk dapat dipenuhi. Fokus dari teori ini lebih kepada
24 pengertian yang kedua (Senjaya, 2007: 5.44). Menurut AM Hoeta Soehoet (2006:70) mengartikan konsep “penggunaan” (uses) dalam konteks ini merupakan hal yang sangat penting, dan dengan demikian menjadi inti dari teori ini adalah pengetahuan mengenai penggunaan media dan asal mulanya akan memberikan kunci untuk memahami dan memperkirakan hasil (akibat) dari proses komunikasi.
2.3
Berita Batasan-batasan yang diberikan oleh tokoh-tokoh mengenai berita, yang dikutip
Assegaff (Mondry, 2008:132-133) antara lain sebagai berikut : a. M. Lyle Spencer, dalam buku News Writing menyebutkan, berita merupakan kenyataan atau ide yang benar dan dapat menarik perhatian sebagian besar pembaca. b. Williard C. Bleyer, dalam buku Newspaper Writing and Editing mengemukakan, berita adalah sesuatu yang termasa yang dipilih oleh wartawan untuk dimuat dalam surat kabar karena dia dapat menarik minat atau mempunyai makna bagi pembaca surat kabar, atau karena dia dapat menarik para pembaca untuk membaca berita tersebut. c. William S. Maulsby dalam buku Getting in News menulis, berita dapat didefinisikan sebagai suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari faktafakta yang mempunyai arti penting dan baru terjadi, yang menarik perhatian para pembaca surat kabar yang memuat berita tersebut. d. Eric C. Hepwood menulis, berita adalah laporan pertama dari kejadian yang penting dan dapat menarik perhatian umum.
2.3.1
Nilai Berita Kriteria berita atau unsur–unsur nilai berita menurut Hikmat Kusumaningrat
dan Purnama Kusumaningrat (2006) dalam buku Jurnalistik Teori dan Praktik adalah: a. Aktualitas (Timeliness) Berita tak ubahnya seperti es krim yang gampang meleleh, bersamaan dengan berlalunya waktu nilainya semakin berkurang. Masyarakat menghendaki atau lebih tepat membutuhkan agar berita yang ingin mereka ketahui cepat mereka baca, untuk melegakan perasaan mereka dan berbagai kepentingan yang lain. Bagi sebuah surat kabar, semakin aktual
25 berita-beritanya, artinya semakin baru peristiwa yang terjadi, semakin tinggi nilai beritanya. b. Kedekatan (Proximity). Peristiwa yang mengandung unsur kedekatan dengan pembaca, akan menarik perhatian. Stieler dan Lippmann menyebutnya sebagai kedekatan secara geografis. Unsur kedekatan ini tidak harus dalam pengertian fisik, tapi juga kedekatan emosional. Unsur kedekatan juga diibaratkan dengan batu yang dilemparkan ke atas permukaan air yang tenang. Lingkaran gelombang yang berbentuk akan semakin lemah jika lingkaran itu semakin jauh dari titik di mana batu tadi jatuh ke air. Begitu pula dengan daya tarik sebuah berita. Kian dekat dengan pembaca, kian menarik berita itu. c. Keterkenalan (Prominence) Kejadian yang menyangkut tokoh (prominent names) akan menarik banyak pembaca. Dalam ungkapan jurnalistiknya “ personages make news” dan “news about prominent persons make copy”. Nama membuat berita, misalnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terjatuh di kamar kecil gedung MPR, bisa menjadi berita. Tetapi kalau hal serupa dialami seorang anggota Satpam meski bernama Susilo Bambang Yudhoyono, tak banyak yang menghiraukannya. d. Dampak (Consequence) Seringkali diungkapkan bahwa “news’’ itu adalah “history in a hurry”, berita adalah sejarah dalam keadaan yang tergesa–gesa. Tersirat dalam ungkapan itu penting nya mengukur luasnya dampak dari suatu peristiwa. Peristiwa yang memiliki dampak luas terhadap masyarakat, misalnya kenaikan harga BBM, kerusuhan berbau SARA, memiliki nilai berita yang tinggi. e. Human Interest Berita human interest adalah berita yang terkandung unsur yang menarik empati, simpati atau menggugah perasaan khalayak yang membacanya (Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat, 2007:61-64). Contoh berita dengan nilai Human Interest adalah ketika terjadi peristiwa Tsunami di Aceh.
26 2.3.2 Unsur Layak Berita Sebuah berita memiliki beberapa unsur agak layak dikatakan sebagai berita. Unsur-unsur
layak
berita
menurut
Hikmat
Kusumaningrat
dan
Purnama:
Kusumaningrat dalam bukunya Jurnalistik Teori dan Praktik adalah sebagai berikut :
a. Berita harus akurat Wartawan harus memiliki kehati–hatian yang sangat tinggi dalam melakukan pekerjaannya mengingat dampak yang luas ditimbulkan oleh berita yang dibuatnya. Kehati–hatian dimulai dari kecermatannya terhadap ejaan nama, angka, tanggal, dan usia serta disiplin diri untuk senantiasa melakukan periksa ulang atas keterangan dan fakta yang ditemuinya. Tidak hanya itu, akurasi juga berarti benar dalam memberikan kesan umum, benar dalam sudut pandang pemberitaan yang dapat dicapai oleh penyajian detaildetail fakta dan oleh tekanan yang diberikan pada fakta-faktanya. Dalam praktik kewartawanan di Indonesia pernah terjadi kehebohan akibat kecerobohan wartawan yang tidak melakukan check and recheck. Beritanya mengenai meninggalnya Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang disiarkan oleh RRI Jakarta pada pagi hari, setelah dilakukan pengecekan oleh Sekretariat Negara, ternyata Sri Sultan masih sehat bugar. b. Berita harus lengkap, adil, dan berimbang Bagi seorang wartawan, untuk menyusun sebuah laporan atau tulisan yang dan
berimbang
tidaklah
seseulit
memelihara
objektivitas.
Yang
dimaksudkan dengan sikap adil dan berimbang adalah bahwa seorang wartawan harus melaporkan apa sesungguhnya yang terjadi. Unsur adil dan berimbang dalam berita mungkin sama sulitnya untuk dicapai seperti juga keakuratan dalam menyajikan sebuah berita, seorang wartawan harus sennatiasa berusaha untuk menempatkan setiap fakta atau kumpulan faktafakta menurut proposinya yang wajar, untuk mengaitkannya secara berarti dengan unsur-unsur lain, dan membangun segi pentingnya dengan berita secara
keseluruhan.
Misalnya,
seorang
wartawan
yang
meliput
pertandingan sepakbola mungkin sangat akurat dalam hal fakta-fakta yang ia gunakan, tetapi ia akan menipu pembaca jika ia hanya menceritakan serangan-serangan dan cara mencetak gol yang diperlihatkan tim tuan rumah dan mengabaikan serangan-serangan dan cetak gol tim lawan.
27 c. Berita harus objektif Selain harus memiliki ketepatan dan kecepatan dalam bekerja, seorang wartawan dituntut untuk bersikap obejktif dalam menulis. Dengan sikap objektifnya berita yang ia buat pun akan objektif, artinya berita yang dibuat itu selaras dengan kenyataan, tidak berat sebelah, bebas dari prasangka. Memang untuk bersikap objektif 100% sangat sulit, hamper tidak mungkin Karena latar belakang seorang wartawan acapkali mewarnai hasil karyanya. Ambil sebagai contoh misalnya seseorang yang berasal dari lingkungan kelas menengah kota. Ia pasti akan sangat sulit untuk bersikap objektif ketika meliput penggusuran yang dilakukan oleh Pemda DKI Jakata. Berita sang wartawan sedikit banyak tidak akan mencerminkan pandangan yang benar-benar objektif tentang peristiwa penggusuran tersebut. d. Berita harus ringkas dan jelas Wartawan harus mengembangkan ketentuan-ketentuan yang disepakati tentang bentuk dan cara membuat berita. Berita yang disajikan haruslah dapat dicerna dengan cepat. Ini artinya suatu tulisan haruslah ringkas, jelas dan sederhana.Penulisan berita yang efektif. Dengan menulis ringkas,jelas, dan sederhana, Anda tidak perlu takut dikatakan tidak mempunyai gaya, penulisan berita yang efektif memberikan efek mengalit, ia memiliki warna yang berelok-elok atau tanpa kepandaian bertutur yang berlebihan. Ia ringkas, terarah, tepat, menggugah. e. Berita harus hangat Peristiwa–peristiwa bersifat tidak kekal dan apa yang nampak benar hari ini belum tentu benar esok hari, karena konsumen berita menginginkan informasi segar, informasi hangat. Kebanyakan berita berisi tentang laporan- laporan berita tentang perisitiwa hari ini (harian sore) dan tadi malam atau kemarin (Harian pagi). Seiring dengan kemajuan teknologi, masyarakat menginginkan berita yang tercepat karena dengan penggunaan smarthphone yang membuat masyarakat bisa mengakses berita dari manapun selama memiliki akses internet.
2.3.3 Jenis Berita Menurut Morissan (2005:105), jenis program dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian besar berdasarkan jenisnya. Salah satunya adalah program informasi. Program
28 informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada audience. Dengan demikian, program informasi tidak hanya program berita dimana presenter atau penyiar membacakan berita tetapi segala bentuk penyajian informasi termasuk talkshow (perbincangan) misalnya, wawancara dengan artis, orang terkenal atau dengan siapa saja. Program informasi dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu:
a. Berita Keras (hard news) Merupakan informasi penting dan menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang segera untuk diketahui oleh khalayak.Sebagian orang menyebut berita keras dengan istilah straight news. Media penyiaran adalah media yang paling cepat dalam menyiarkan berita kepada masyarakat. Dalam berita-berita mengenai konflik, televisi menjadi medium informasi yang paling dipercaya. Hal ini disebabkan televisi menyajikan gambar yang menjadi bukti yang cukup besar untuk kegiatan pemberitaan dalam porsi waktu siaran yang cukup besar. Contoh hard news adalah berita mengenai penggusuran pemukiman bantara kali Ciliwung di Kampung Pulo yang berujung bentrok antara aparat keamanan dengan masyarakat, hal ini diperparah dengan adanya oknum yang memprovokasi masyarakat sehingga menimbulkan kegaduhan dan mengaibatkan korban luka berjatuhan baik dari pihak aparat keamanan maupun warga sipil. b. Berita Lunak (soft news) Berita lunak (soft news) lebih mengedepankan berita yang lebih menitikberatkan pada hal-hal yang dapat menakjubkan atau mengherankan pemirsa. soft news pun terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu current affair, magazine, talkshow, feature, documentary. Salah satu program yang dapat dikatakan sebagai program soft news adalah Program Indonesia Bagus di NET TV tergolong kepada jenis Program Feature, karena program Indonesia Bagus mengedepankan tema yang unik dalam penayangan.
29
Hard news
Tabel 2.2 Perbedaan hardnews dan softnews Soft news
Harus ada peristiwa terlebih dahulu
Tidak harus ada peristiwa terlebih dahulu
Peristiwa harus actual (baru terjadi)
Tidak harus actual
Harus segera disiarkan
Tidak bersifat segera
Mengutamakan informasi terpenting
Menekankan pada detail
Tidak menekankan sisi human interest
Sangat menekankan segi human interest
Laporan tidak mendalam (singkat)
Laporan bersifat mendalam
Teknik penulisan piramida tegak
Teknik penulisan piramida terbalik
Ditayangkan dalam program berita
Ditayangkan dalam program lainnya
Sumber: (Morissan, 2005:102)
2.4
Kepercayaan Seperti yang terdapat di dalam Analisis pengaruh kepercayaan konsumen terhadap loyalitas rokok merek La Lights (2008) yang mengutip Tschannen-Moran dan Hoy mengeksplorasi berbagai aspek kepercayaan, yaitu: a. Kesediaan untuk mengambil resiko tinggi Kondisi yang perlu ada dalam kepercayaan adalah saling ketergantungan, dimana kepentingan suatu pihak tidak dapat dicapai tanpa bergantung pada pihak lain. Apabila tidak ada ketergantungan, maka tidak diperlukan adanya kepercayaan dan ketergantungan identik dengan resiko tinggi.
30 b. Keyakinan Keputusan untuk menempatkan diri pada resiko dari pihak lain dapat didasarkan pada banyak faktor, meliputi kebutuhan, pengharapan, perjanjian, impulsivity (dorongan hati), ketidaktahuan, kualitas yang baik, dan keyakinan. Telah berkembang konsensus bahwa kepercayaan berada dalam tingkat keyakinan yang dimiliki seseorang dalam menghadapi resiko. c. Kebaikan/ Niat baik Diperkirakan bahwa aspek kepercayaan yang paling utama adalah perasaan adanya niat baik, keyakinan akan kebaikan seseorang, atau keyakinan bahwa sesuatu yang di anggap penting akan dilindungi dan tidak akan dikecewakan oleh pihak lain. Kepercayaan merupakan jaminan bahwa orang lain tidak akan mengeksploitasi kelemahan suatu pihak atau mengambil keuntungan secara tidak wajar dari suatu pihak walaupun ada kesempatan. d. Reliabilitas Pada hampir seluruh tingkat dasar, kepercayaan terkait dengan kemampuan diprediksi, yaitu konsistensi perilaku dan pemahaman atas harapan dari pihak lain. Reliabilitas atau dependabilitas mengkombinasikan kemampuan diprediksi dengan kebaikan (niat baik). e. Kompetensi Apabila seseorang tergantung pada orang lain, seringkali beberapa kecakapan (kompetensi) tertentu juga harus dimiliki supaya dapat memenuhi harapan pihak lain. Kompetensi membuat tingkat kepercayaan seseorang akan bertambah, misalnya seorang pasien yang berobat pasti akan lebih memilih dokter yang memiliki kompetensi yang sudah terpercaya dan dapat diandalkan. f. Kejujuran Kejujuran merujuk pada karakter, integritas dan validitas seseorang, dan menunjukkan apa yang sebenarnya terjadi serta bahwa komitmen yang telah dibuat mengenai tindakan di masa depan akan tetap dijaga. Kejujuran adalah salah satu aspek yang paling penting dalam sebuah kepercayaan, misalnya sebuah maskapai penerbangan yang mengalami delay demikian lamanya telah membuat penumpang kecewa dan marah, pada tahap ini hal yang paling penting adalah untuk meminta maaf, memberikan kompenasi dan mengklarifikasi terhadap apa yang terjadi dengan jujur sehingga dapat meredekan kemarahan penumpang.
31 g. Keterbukaan Keterbukaan merupakan tingkatan dimana informasi yang relevan disembunyikan. Keterbukaan menandakan saling kepercayaan. Hal ini adalah salah satu hal yang paling penting dalam aspek kepercayaan, contoh ketika Anda percaya dengan seseorang maka Anda akan mulai bercerita tentang diri Anda bahkan tentang masalah yang Anda alami, semakin Anda percaya dengan seseorang maka Anda akan semakin terbuka dengan kehidupan Anda.
2.5
Sosiodemografi Seperti yang terdapat di dalam “ Pengaruh faktor sosiodemografi, sosioekonomi dan kebutuhan terhadap perilaku masyarakat dalam pencarian pengobatan di Kecamatan Medan Kota tahun 2013 “ oleh Tiomarni Lumban Gaol (2013), sosiodemografi terdiri dari umur, jenis kelamin, pendidikan, ststus sosial dan sikap. Berbagai elemen dari sosiodeomografi dapat menjadi salah satu indicator pengaruh dari penggunaan media. Misalnya, masyarakat dengan pendidikan tinggi akan lebih menyeleksi terhadap berita yang muncul.
2.6
Backpacker Prinsip utama backpacking adalah independent (tidak bepergian bersama kelompok tur), travel light (membawa barang sesedikit mungkin), educated (bersifat mendidik) dan travel cheap (berwisata dengan cara dan biaya yang murah). Lebih spesifik lagi, ada beberapa hal lain yang membedakan backpacker dengan wisatawan biasa.Backpacking bisa diartikan sebagai salah satu metode atau cara dalam melakukan perjalanan. Tiap orang pasti mempunyai cara tersendiri untuk menghabiskan atau memanfaatkan waktu liburnya masing-masing. Ada yang mengunjungi tempat-tempat tertentu seperti tempat belanja atau klub malam. Jadi jangan heran jika ada orang yang rela menempuh perjalanan panjang ribuan kilometer dan sangat melelahkan tentunya hanya untuk berbelanja atau hanya ingin dugem di klub malam saja. Ada juga orang yang hanya bersedia menginap di hotel mewah dan super mahal serta makan di restoran kelas atas. Dan ada juga sebagian orang yang hanya bersedia jalan-jalan secara berkelompok menggunakan jasa agen perjalanan. Demikian juga dengan para ksatria ber-ransel atau sering kita sebut backpacker. Mereka punya cara sendiri saat jalan-jalan. Backpacker tulen hanya melakukan perjalanan secara mandiri atau independen. Artinya, mereka tidak mau
32 menggunakan jasa agen perjalanan apalagi dengan biaya yang besar. Durasi mereka tinggal di suatu tempat rata-rata juga lebih lama dari wisatawan biasa. Karena itu para backpacker ini selalu memilih untuk tinggal di rumah kenalan atau penginapan dengan akomodasi termurah serta makan di tempat makan sederhana. Pilihan yang serba murah itu dipilih bukan karena mereka tidak mampu (miskin), tapi karena mereka benar-benar paham cara mengatur pengeluaran sehingga uang yang mereka punya benar-benar digunakan untuk hal yang memang diinginkan, bukan karena kemewahan semata. Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk merasa malu atau rendah diri saat berperan sebagai backpacker. Hal utama yang membedakan Backpacker dengan wisatawan biasa adalah nilai edukasi dalam perjalanan yang dilakukan. Kerena mereka melakukan semuanya secara mandiri, seorang backpacker diwajibkan untuk mencari informasi dan riset secara mendalam dan bahkan berbulan-bulan yang artinya lebih lama dari waktu perjalanannya. Dan hal utama yang harus dipahami adalah tentang objek wisata, tempat menginap, aspek budaya, bahasa serta kondisi sosial tempat-tempat yang akan dikunjungi. Tentu, kegiatan serius itu tidak mengurangi tujuan berlibur, yakni bersenang-senang. Namun, bersenang-senang yang memberi makna tentunya. Sesuatu yang sulit didapat dengan menjadi turis biasa. Dengan melakukan perjalanan sebagai backpacker dapat melihat suatu tempat dari sudut yang berbeda , kita dapat melihat budaya asli, nilai-nilai yang ada di masyarakat, tempat yang jarang dikunjungi turis biasa dan yang paling terpenting adalah dapat memperkaya diri kita dengan hal-hal yang baru (www.backpackerindonesia.com).
2.7 Kerangka Pemikiran Penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel independen ( X ) dan variable dependen (Y). Di dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa variable independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Hubungan antara variabel independen dengan dependen berupa hubungan korelasional dan hubungan sebab akibat dan bentuk hubungan anatara variabel independen dengan variabel dependen yang nantinya akan diketahui hasil positif ataupun negatif. Penelitian ini digambarkan melalui sebuah model analisis, seperti pada gambar berikut :
33
Pemebritaan delay Lion Air periode 18 Februari 2015 – 20 Februari 2015 di Kompas.com
Tingkat kepercayaan backpacker pada maskapai Lion Air
Variabel :
Variabel :
1.Aktualitas
1.Kognitif
2.Kedekatan
2.Afektif
3.Keterkenalan
3. Behavioral
4.Dampak
Vera (2010 : 49-52)
5.Human Interest Mondry (2008:132-133)
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
34