BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1
Penelitian Sebelumnya (State of the Art) Penelitian ini didasari atas beberapa penelitian sebelumnya yang dapat
diuraikan sebagai berikut: Tabel 2.1 State of Art No
Judul Penelitian &
Teori
Metodologi
Hasil
Peneliti / Lembaga 1
Pengaruh Tayangan
Teori
Pendekatan
hasil koefisien korelasi sebesar
Iklan Royco Di Televisi
AIDA
Survey
0,685
Eksplanatif
sebesar 47%. Minat beli ibu-ibu
Terhadap Minat Beli
sumbangan
efektif
rumah tangga dipengaruhi iklan
Ibu-Ibu Rumah Tangga Rt 02 Kelurahan Teluk
Metode
Royco ditelevisi sebesar 47% dan
Lerong Ulu Kecamatan
Kuantitatif
sisanya sebesar 53% dipengaruhi oleh variabel lainnya.
Sungai Kunjang
2
dan
Samarinda
Analisis
Oleh: Ratna Sari
Regresi
(2014)
Sederhana
Hubungan Tayangan
teori uses
Metode
Meskipun hubungan antara terpaan
Reality Show “Be A
and effect
kuantitatif
tayangan reality show “Be A Man”
Man” di Global TV
di Global TV terhadap perilaku
dengan Perilaku Asertif
asertif
Transgender
mereka tetap menonton tayangan
Oleh: Rima Oktavriani
tersebut. Perilaku asertif mereka
dan Yearry Panji
yang tinggi tidak memiliki korelasi
(2011)
yang kuat dengan terpaan tayangan,
transgender
lemah,
tapi
artinya ada kemungkinan perilaku asertif mereka dipengaruhi variabel lainnya.
7
8
3
4
Pengaruh Serial Tv "Cinta
Mass Media
Pendekatan
Pengaruh sinetron Cinta Cenat Cenut
Cenat Cenut" Terhadap
Life Style
Survey
yang ditayangkan di Trans TV memiliki
Gaya Hidup Hedonisme
Program TV
Metode
pengaruh
Dikalangan Pelajar
Kuantitatif
terhadap gaya hidup siswi SMUN 65,
SMAN 65 Jakarta Barat
Korelasi
Jakarta Barat
Oleh : Victoria Florida P.
Analisis
Dopo, (2012)
Regresi
Metode Arsip
yang
kuat
Perusahaan-perusahaan
sebesar
mandiri
0,800
Competition and
cross
telah
Innovation :
national
merubah pasar televisi di Cina menjadi
Independent Production
comparative
lebih kompetitif dan inovatif dalam
In The Chinese Tv
study
berbagai aspek, walaupun mereka masih
Industry
bagian kecil dari pasar ini. Para pemilik
Oleh : Rui Liu
perusahaan mandiri tetap memilih jalan
(2010)
ini jika mereka diberikan kesempatan kedua, walaupun lingkungan dan aturan pemerintah kurang mendukung. Produksi mandiri juga memberikan variasi dan presentasi
baru
untuk
penonton,
sementara produksi negara tidak dapat memenuhi permintaan. 5
Impact of Advertisement
Advertising
Metode
Iklan yang muncul dari sebuah media
on the Life Style of
Life Style
Kuantitatif
massa
Pakistani Youth
S-O-R
Analisis
mempengaruhi gaya hidup remaja dengan
Oleh : Usman daud
Mass Media
Regresi
tingkat signifikansi <0.05
(2012)
Sederhana Jenis penelitian asosiatif Pendekatan survey
secara
signifikan
mampu
9
2.2
Landasan Teori Teori umum dalam penelitian ini akan menjelaskan teori-teori umum dan
khusus yang digunakan menyangkut penelitian ini seperti pengertian komunikasi massa, ciri-ciri komunikasi massa, fungsi komunikasi massa, media massa, televisi, sifat televisi, program acara televisi, format program televisi, uses and effect, minat dan kreatifitas.
2.2.1 Pengertian Komunikasi Massa Menurut Jay Black dan Frederick C. Whitney (1988) dalam bukunya Nurudin (2014) bahwa “komunikasi massa adalah sebuah proses dimana pesan-pesan yang di produksi secara massal/tidak sedikit itu disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonim dan heterogen”. Dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa itu pada dasarnya adalah komunikasi yang disebarkan kepada banyak orang melalui media massa (media cetak dan elektronik). Jika informasi atau pesan-pesan disebarkan kepada masyarakat luas tapi tidak dengan media massa, maka komunikasi tersebut tidak dapat dibilang komunikasi massa. Pesan-pesan yang dikomunikasikan kepada khalayak melalui media massa di sebarkan serempak pada waktu yang sama.
2.2.1.2 Ciri – Ciri Komunikasi Massa Ciri-ciri komunikasi massa menurut Nurudin dalam bukunya Pengantar Komunikasi massa (2011) disebutkan: 1. Komunikator dalam komunikasi massa melembaga 2. Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen 3. Pesannya bersifat umum 4. Komunikasinya berlangsung satu arah 5. Komunikasi massa menimbulkan keserempakan 6. Komunikasi massa mengandalkan peralatan teknis 7. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper
10
2.2.1.3 Fungsi Komunikasi Massa Ada banyak pendapat yang dikemukakan untuk mengupas fungsi-fungsi komunikasi massa. Sama dengan definisi komunikasi massa, fungsi komunikasi massa juga mempunyai latar belakang dan tujuan yang berbeda satu sama lain. Meskipun satu pendapat dengan pendapat lain berbeda, tetapi titik tekan mereka kemungkinan sama. Apapun yang dikemukakan, setidaknya ada benang merah bahwa fungsi komunikasi massa secara umum bisa dikemukakan, seperti infomasi, pendidikan dan hiburan (Nurudin,2014). Fungsi komunikasi massa menrut John Vivian dalam bukunya The Media of Mass Communications (1991) disebutkan; (1) Providing Informations, (2) providing entertainment, (3) helping persuade, (4) contributing to social cohesion (mendorong kohesi social) (Nurudin,2014).
2.2.1.4 Komponen Komunikasi Massa Menurut Ardianto, Lukiati dan Siti dalam bukunya Komunikasi Massa : Sebuah Pengantar (2009), komponen komunikasi massa terdiri dari: 1.
Communicator (Komunikator) Proses komunikasi massa diawali oleh komunikator (communicator).
Komunikator komunikasi media massa pada media cetak adalah para pengisi rubrik, reporter, redaktur, pemasang iklan, dan lain-lain. Sedangkan pada media elektronik, komunikatornya adalah pengisi program, pematok program (rumah produksi), penulis naskah, produser, aktor, presenter, dan lain-lain.
2.
Codes and Content Codes and Content dapat dibedakan sebagai berikut: codes adalah sistem
simbol yang digunakan untuk menyampaikan pesan komunikasi, misalnya: kata-kata lisan, tulisan, foto, musik, dan film (moving pictures).
3. Gatekeeper Gatekeeper seringkali diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia sebagai penjaga gawang. Gawang yang dimaksud dalam hal ini adalah gawang dari
11
sebuah media massa, agar media massa tersebut tidak “kebobolan”. Kebobolan dalam pengertian media massa tersebut tidak diajukan ke pengadilan oleh pembacanya karena menyampaikan berita yang tidak akurat, menyinggung reputasi seseorang, mencemarkan nama baik seseorang, dan lain-lain.
4.
Regulator Dalam proses komunikasi massa, regulasi media massa adalah suatu
proses yang rumit dan melibatkan banyak pihak. Peran regulator hampir sama dengan gatekeeper, namun regulator bekerja diluar institusi media yang menghasilkan berita. Di Indonesia, yang termasuk kategori regulator diantaranya adalah pemerintah dengan perangkat undang-undangnya, penonton, pembaca, pendengar, asosiasi profesi, Lembaga Sensor Film, Dewan Pers yang mengatur media cetak, dan Komite Penyiaran Indonesia (KPI) untuk media elektronik.
5.
Media Media massa terdiri dari: (1) media cetak, yaitu surat kabar dan majalah;
(2) media elektronik, yaitu radio siaran, televisi, dan media online (internet).
6.
Audiens Marshall McLuhan menjabarkan audiens sebagai sentral komunikasi
massa yang secara konstan dibombardir oleh media. Media mendistribusikan informasi yang merasuk pada masing-masing individu. Audiens hampir tidak bisa menghindar dari media massa, sehingga beberapa individu menjadi anggota khalayak yang besar, yang menerima ribuan pesan media massa.
7.
Filter Filter juga diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai saringan.
Saringan ini ada yang rapat dan ada juga yang longgar. Dalam konteks fotografi, filter akan menyaring warna atau intensitas cahaya dari objek foto
12
untuk mengubah tampilan gambar objek tersebut. Penginderaan kita yang berfungsi sebagai filter komunikasi dipengaruhi oleh 3 kondisi, yaitu: budaya, tatanan psikologi, dan kondisi fisik.
8.
Feedback (Umpan Balik) Komunikasi adalah proses dua arah antara pengirim dan penerima pesan.
Proses komunikasi belum lengkap apabila audiens tidak mengirimkan respons atau tanggapan kepada komunikator terhadap pesan yang disampaikan. Respon atau tanggapan ini disebut feedback . Berdasarkan uraian tersebut mengenai komponen-komponen komunikasi massa dapat disimpulkan bahwa komunikator, kode dan isi, gatekeeper, regulator, media, audiens, filter atau saringan dan umpan balik atau feedback mempunyai pernanan penting dalam komunikasi massa karna saling berkaitan. Dalam proses komunikasi massa, pesan dapat mengalami perubahan-perubahan dengan tujuan mendapatkan efek yang diingkan oleh para audiens.
2.2.2 Media Massa Media Massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada audiens atau penerima dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio dan televisi (Cangara,2014). Media massa juga menjadi perhatian utama masyarakat untuk mendapatkan hiburan dan menyediakan lingkungan budaya bersama bagi semua orang. Peran media massa dalam ekonomi juga terus meningkat bersamaan dengan meningkatnya pertumbuhan industry media, diversifikasi media massa, dan konsolidasi kekuatan media massa di indonesia (Morissan,2010). Karakteristik media massa menurut Cangara dalam bukunya “Pengantar Ilmu Komunikasi” (2011) ialah sebagai berikut: 1. Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari banyak orang, yakni mulai dari pengumpulan, pengelolaan sampai pada penyajian informasi.
13
2. Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dan penerima. Kalau terjadi reaksi atau umpan balik, biasanya memerlukan waktu dan tertunda. 3. Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak, karena ia memiliki kecepatan. Bergerak secara luas dimana informasi yang disampaikan diterima oleh banyak orang pada saat yang sama. 4. Memakai peralatan teknis atau mekanis, seperti radio, televisi. Surat kabar, dan semacamnya. 5. Bersifat terbuka, artinya pesannya dapat diterima oleh siapa saja dan dimana saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin, dan suku bangsa.
Dapat disimpulkan bahwa media massa merupakan alat yang digunakan untuk menyampaikan informasi kepada audiens yang dikelola oleh banyak orang, jarang terjadi umpan balik atau feedback, bergerak secara cepat, terbuka dan menyediakan lingkungan budaya dengan menggunakan peralatan teknis dan media massa menjadi acuan dalam realitas sosial.
2.2.2.1 Jenis-Jenis Media Massa Jenis-jenis atau bentuk-bentuk media massa menurut Ardianto dalam buku Komunikasi Massa Suatu Pengantar (2009) antara lain:
1.
Surat Kabar Tujuan utama audiens membaca surat kabar yaitu keingintahuan akan setiap peristiwa yang terjadi disekitarnya. Karakteristik surat kabar sebagai media massa mencakup: publisitas, periodesitas, universalitas, aktualitas, dan terdokumentasikan.
2.
Majalah Majalah merupakan media yang paling simpel organisasinya, relatif lebih mudah mengelolanya, serta tidak membutuhkan modal yang
14
banyak. Majalah mempunya karakteristik tersendiri yaitu, penyajian lebih dalam, nilai aktualitas lebih lama, gambar/foto lebih banyak dan kover sebagai daya tarik.
3.
Radio Siaran Keunggulan radio siaran adalah berada dimana saja, didapur, didalam mobil, dikantor, dijalanan, dipantai dan berbagai tempat lainnya. Sifat radio siaran mencakup: auditori, radio is the now, imajinatif, akrab, gaya percakapan dan menjaga mobilitas.
4.
Televisi Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar dan radio siaran), yakni memberi informasi, mendidik, menghibur dan membujuk.
5.
Film Gambar bergerak (film) adalah bentuk dominan dari komunikasi massa visual di belahan dunia ini. Tujuan khalayak menonton film terutama adalah ingin memperoleh hiburan. Akan tetapi dalam film dapat terkandung fungsi informatif maupun edukatif, bahkan persuasif.
6.
Komputer dan Internet Industri media komputer memiliki beberapa bidang utama, antara lain: pabrik perangkat keras komputer, pembuat perangkat lunak komputer. Sedangkan internet adalah perkakas sempurna untuk menyiagakan dan mengumpulkan sejumlah besar orang secara elektronis.
Surat kabar, majalah, radio siaran, televisi, film, komputer dan internetlah yang menjadi sumber masyarakat mendapatkan informasi dan hiburan, jenis media yang dipakai seseorang tersebut tergantung kebutuhan masing-masing.
15
2.2.3 Televisi Televisi adalah sebuah telekomunikasi yang dikenal sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu yang monokrom (hitam putih) maupun warna. Kata televisi merupakan gabungan dari bahasa Yunani yang dibagi menjadi dua arti antara lain, kata tele yang berarti jauh dan visio yang berarti pengelihatan. Sehingga televisi dapat diartikan sebagai komunikasi yang dapat dilihat dari jarak jauh (Rahmawati,2011). Dari semua media komunikasi yang ada, televisi yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia. Televisi mengalami perkembangan secara dramatis, terutama melalui pertumbuhan televisi kabel. Transmisi program televisi kabel menjangkau seluruh pelosok negeri dengan bantuan satelit dan diterima langsung pada layar televisi dirumah dengan menggunakan wire atau wireless cables yang membuka tambahan saluran televisi bagi pemirsa. Televisi tambah marak lagi setelah dikembangkannya Direct Broadcast Satellite (DBS) (Ardianto,2012). Menurut Sumita “Televisi merupakan salah satu medium bagi para pemasang iklan di Indonesia. Media televisi merupakan industri yang padat modal, padat teknologi dan padat sumber daya manusia. Namun sayangnya kemunculan berbagai stasiun televisi di Indonesia tidak diimbangi dengan tersedianya sumber daya manusia yang memadai. Pada umumnya, televisi dibangun tanpa pengetahuan pertelevisian yang memadai dan hanya berdasarkan semangat dan modal yang besar saja” (Morissan,2013). Pada masa kini, televisi merupakan jenis media yang paling penting dan paling banyak digunakan oleh masyarakat untuk mendapatkan informasi dan hiburan, karna televisi mengandalkan audio dan visual membuat masyarakat senang mendapatkan informasi dan hiburan melalui televisi. Karna audio visual itulah yang membuat masyarakat percaya terhadap berita-berita atau informasi yang disiarkan di televisi.
2.2.3.1 Siaran Televisi di Indonesia Menurut Effendy “Kegiatan penyiaran melalui media televisi di Indonesia dimulai pada tanggal 24 Agustus 1962, bertepatan dengan dilangsungkannya pembukaan Pesta Olahraga se-Asia TV atau Asean Games di Senayan. Sejak itu
16
Televisi Republik Indonesia yang disingkat TVRI dipergunakan sebagai panggilan stasiun hingga sekarang” (Ardianto,2009). TVRI yang berada di bawah Departemen Penerangan pada saat itu, kini siarannya sudah dapat menjangkau hampir seluruh rakyat Indonesia yang berjumlah sekitar 210 juta jiwa. Sejak tahun 1989 TVRI mendapat saingan televisi siaran lainnya, yakni Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) yang bersifat komersial. Secara berturut-turut berdiri stasiun televisi lainnya, Surya Citra Televisi (SCTV), Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), Andalas Televisi (ANTV), Indosiar, TV7, Lativi. Metro TV, Trans TV, Global TV, dan televisi-televisi daerah seperti Bandung TV, JakTV, BaliTV, dan lain-lain (Ardianto,2009).
2.2.3.2 Sifat Televisi Sifat televisi yang terdapat didalam bukunya Morissan, “Managemen Media Penyiaran” (2013): 1. Dapat didengar dan dilihat bila ada siaran 2. Dapat dilihat dan didengar kembali, bila diputar kembali 3. Daya rangsang sangat tinggi 4. Elektris 5. Sangat mahal 6. Daya jangkau luas
2.2.3.3 Program Acara Televisi Program televisi merupakan produk yang dihasilkan sebuah stasiun tv atau production house, dibuat sedemikian rupa dan disesuaikan atau diproduksi sesuai dengan target pemirsa atau penonton. Program acara televisi ini akan dijual kepada para pengiklan untuk mencari keuntungan.
17
2.2.2.4 Format Program Televisi Menurut Naratama “kunci keberhasilan suatu program televisi ialah penentuan format acara televisi tersebut”. (Djamal & Fachruddin,2011)
Format acara televisi: 1.
Drama/Fiksi (timeless & imajinatif) Tragedi, aksi, komedi, cinta/romantisme, legenda, horor.
2.
Nondrama (timeless & faktual) Musik, magazine show, talkshow, variety show, repackaging, gameshow, kuis, talent show, competition show.
3.
Berita/news (aktual &faktual) Berita, current affairs program, sport, magazine news, features. (Djamal & Fachruddin, 2011)
FORMAT ACARA
Timeless dan
Timeless dan Faktual
Faktual dan Aktual
Imajinatif
NONDRAMA/NONFIKSI
BERITA (NEWS)
Tabel 2.2.2.4 Format Program Televisi
2.2.4 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Dalam program siaran diperlukan pertimbangan lain untuk mendapatkan pesan yang efektif agar diterima oleh khalayak. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah (Ardianto,2009): 1. Pemirsa: Komunikasi melalui media penyiaran, faktor pemirsa perlu mendapatkan perhatian lebih. Jadi, setiap acara yang ditayangkan benarbenar berdasarkan kebutuhan pemirsa, bukan acara yang disiarkan begitu saja.
18
2. Waktu: Setelah komunikator mengetahui minat dan kebiasaan tiap katagori penonton, kemudian langkah selanjutnya adalah menyesuaikan waktu penayangan sesuai minat dan kebiasaan penonton.
3. Durasi: durasi yaitu, jumlah menit dalam setiap tayangan acara. Durasi masing masing acara disesuaikan dengan jenis acara dan tuntutan naskah yang telah dibuat.
4. Metode penyajian: mengemas pesan sedemikian rupa, dengan menggunakan metode penyajian tertentu dimana pesan non hiburan dapat mengundang unsur hiburan.
2.2.5 Program Magazine Magazine show adalah format acara TV yang mempunyai format menyerupai majalah (Media Cetak), yang di dalamnya terdiri dari berbagai macam rubrik dan tema yang disajikan dalam reportase actual dan timeless sesuai dengan minat dan tendensi dari target penontonnya. Di Indonesia, format program magazine show cukup populer dan menembus angka rating yang tinggi (Naratama,2013). Dalam bukunya Naratama (2013), unsur-unsur yang terdapat dalam magazine show yaitu rubik atau topik yang berbeda-beda, presenter atau pembawa acara yang mempunyai kemampuan entertainer serius tapi santai, background musik yang menghentak dan sangat mengandalkan gambar/efek visual. Dalam magazine show keberadaan topik yang satu dengan yang lainnya tidak harus saling mengikuti atau selaras dengan topik atau tema sebelumnya. Acara Magazine show merupakan salah satu strategi atau kiat-kiat televisi untuk menarik masyarakat khusunya masyarakat yang tidak suka membaca majalah dan mempermudah mereka mendapat informasi dan hiburan yang mereka inginkan tanpa harus membaca majalah, tetapi hanya dengan menonton televisi mereka sudah mendapatkan informasi seperti membaca majalah.
19
Dalam penelitian ini iLook termasuk dalam magazine show yang terdiri dari berbagai macam segmen dan tema yang berbeda-beda karna terdapat segmen tutorial fashion, makeup, dan do it yourself.
2.2.6 Isi Program 2.2.6.1 Presenter (host) Host atau presenter secara umum diartikan sebagai orang yang memegang sebuah acara tertentu. Keberadaan presenter biasanya identik dengan acara yang dibawakannya. Dengan demikian, selain jenis acara, figur presenter juga memegang peranan penting. Kehadiran seorang presenter yang berkarakter juga akan menjadi daya tarik sebuah acara. Jika presenter tidak berkarakter maka bisa jadi acara tersebut segera ditinggalkan pemirsa. Untuk itu setiap produser acara harus bentul-betul selektif memilih host.artinya, pertimbangan pemilihannya tidak didasarkan atas kecantikan dan popularitasnya, tapi juga intelegensi dan karakternya (Mabruri,2013). Presenter dalam program “iLook” adalah Kimy Jayanti. Kimy selalu tampil energic dan fashionable sehingga itu menjadi kelebihannya dalam membawakan acara menjadi menarik.
2.2.6.2 Desain grafis Desain grafis adalah suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan teks dan atau gambar untuk menyampaikan informasi atau pesan (Kusrianto,2009). Dalam program “iLook” mengandalkan visual pop kombinasi grafis yang menarik.
2.2.6.3 Musik Musik adalah seni penataan bunyi secara cermat yang membentuk pola teratur dan merdu yang tercipta dari alat musik atau suara manusia. Musik biasanya mengandung unsur ritme, melodi, harmoni, dan warna bunyi (Syukur,2005). Musik didalam program ‘iLook” bervariasi, setiap segment menampilkan musik yang berbeda-beda.
20
2.2.6.4 Topik Topik merupakan masalah atau gagasan yang akan digarap dalam karangan. Topik yang sudah menyempit dapat langsung dibuat judul (Pujiono,2013). Topik dalam program “iLook” terdiri dari beberapa segment, terdapat segment mengenai sejarah fashion, segment makeup dan segment do it yourself sehingga menarik untuk ditonton.
2.2.7 Kreatifitas Menurut Joe dalam bukunya An Introduction to Critical Thinking and Creativity: Think More, Think Better (2011), “Pengamatan bahwa ide-ide baru datang dari yang lama adalah penting dan praktis,karena memberitahu kita bahwa kreatifitas membutuhkan pengetahuan. Kreatifitas tidak terjadi dalam ruang hampa. Imajinasi kita tergantung sebagian pada apa yang kita ketahui. Jika tahu sangat sedikit, hanya dapat beberapa ide untuk mendapatkan yang baru. Bila tahu lebih, kombinasi ide-ide baru bisa datang dengan meningkat secara eksponensial”. Ketika datang ke kreativitas, kita sering berpikir tentang penemuan ilmiah yang besar atau karya seni terkenal. Tapi kreatifitas tidak hanya untuk seniman dan ilmuwan. kami perlu kreatifitas untuk memecahkan masalah yang tak terhitung jumlahnya yang kita hadapi di tempat kerja dan di kehidupan sehari-hari kita (Joe, 2011) Berfikir kreatif menurut James C. Coleman dan Coustance L Hamen (dalam Jalaludin,2012) adalah “thinking which new methods, new concepts, new understanding, new inventions, new work of art”. Berfikir kreatif harus memenuhi tiga syarat, Pertama kreatifitas melibatkan respons atau gagasan yang baru, atau yang secara statistik sangat jarang terjadi. Syarat kedua kreatifitas ialah dapat memcahkan persoalan
secara
realistis.
Ketiga,
kreatifitas
merupakan
usaha
untuk
mempertahankan insight yang orisinal, menilai dan mengembangkannya sebaik mungkin (Jalaludin,2012). Biasanya anak yang kreatif selalu ingin tahu, memiliki minat yang luas, dan menyukai kegemaran dan aktivitas yang kreatif. Anak dan remaja yang kreatif biasanya cukup mandiri dan memiliki rasa yang percaya diri. Mereka lebih berani
21
mengambil resiko, artinya dalam melakukan sesuatu yang bagi mereka amat berarti, penting, dan disukai, mereka tidak terlalu menghiraukan kritik atau ejekan dari orang lain (Munandar,2012). Dari beberapa pendapat menurut para ahli seperti diatas, dapat disimpulkan bahwa kreatifitas itu melahirkan ide dan karya-karya baru atau menggabungkan ide lama yang dihasilkan oleh seseorang yang membutuhkan pengetahuan lebih. Dan seseorang yang kreatif itu mempunyai rasa percaya diri yang tinggi dan berani mengambil resiko.
2.2.8 Teori Uses and Effect Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Sven Windhal (1979), yang merupakan sintesis antara pendekatan uses and gratification dan teori tradisional mengenaik efek. Konsep “use” (penggunaan) merupakan bagian yang sangat penting atau pokok pemikiran ini. Karena pengetahun mengenai penggunaan media dan penyebabnya, akan memberikan jalan bagi pemahaman dan perkiraan tentang hasil dari suatu proses komunikasi massa (Sendjaja,2007). Penggunaan media massa dapat memiliki banyak arti. Ini dapat berarti “exposure” yang semata-mata menunjuk pada tindakan mempersepsi. Dalam konteks lain, pengertian tersebut dapat menjadi suatu proses yang lebih kompleks, dimana isi tertentu dikonsumsi dalam kondisi tertentu, untuk memenuhi fungsi tertentu dan terkait harapan-harapan tertentu untuk dapat dipenuhi (Sendjaja,2007). Dalam uses and gratification, penggunaan media pada dasarnya ditentukan oleh kebutuhan dasar individu. Sementara pada uses and effect, kebutuhan hanya salah satu dari faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penggunaan media. Karakteristik individu, harapan dan persepsi terhadap media, dan tingkat akses terhadap media, akan membawa individu kepada keputusan untuk menggunakan atau tidak menggunakan isi media massa (Sendjaja,2007). Hubungan antara penggunaan dan hasilnya, disajikan dalam beberapa bentuk yang berbeda, yaitu: 1.
Karakteristik isi media menentukan sebagian dari hasil. Penggunaan media hanya dianggap sebagai faktor perantara.
22
2.
Dalam berbagai proses, hasil lebih merupakan akibat penggunaan dari karakteristik isi media.
3.
Dua proses yang bekerja secara serempak, yang bersama-sama menyebabkan terjadinya suatu hasil yang disebut “conseffect” (gabungan antara konsekuensi dan efek).
Gambar 2.1 Proses Teori Uses and Effect (Sendjaja,2007)
Audience dan karakteristik intra/ekstra-individu termasuk kebutuhan dan kepentingan Keputusan menggunakan alternative fungsional
Akses kepada harapan dan persepsi terhadap media, isi
Keputusan untuk
dan komunikator
menggunakan media dan isi
Penggunaan media: Jumlah isi yang digunakan, jenis isi yang digunakan, hubungan dengan isi yang digunakan, cara konsumsi Hasil pada tataran individu: Media dan Karakteristik isi
-
Efek, terutama disebabkan oleh media/karakteristik isi Konsekuensi, terutama disebabkan oleh penggunaan media Conseffect, disebabkan sekaligus oleh isi dan penggunaan media
23
2.2.9 Teori Minat 2.2.9.1 Minat Menurut Slameto (2010) “Minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri, semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya”. Menurut Bahri (2008) “Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas. Seseorang yang berminat terhadap aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang”. Dari beberapa pengertian seperti diatas, dapat disimpulkan bahwa minat merupakan ketertarikan atau rasa senang terhadap sesuatu hal atau aktivitas. Minat mendorong seseorang untuk melakukan hal yang disukainya tanpa ada yang menyuruh. Menurut Crow and Crow (1982), ada tiga faktor yang menimbulkan minat (Sarwono,2003) 1. Faktor dorongan dari dalam yaitu rasa ingin tahu atau dorongan untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda. Dorongan ini dapat membuat seseorang berminat untuk mempelajari ilmu mekanik, melakukan penelitian ilmiah, atau aktivitas lain yang menantang.
2. Faktor motif sosial yakni minat dalam upaya mengembangkan diri dari dan dalam ilmu pengetahuan, yang mungkin diilhami oleh hasrat untuk mendapatkan kemampuan dalam bekerja, atau adanya hasrat untuk memperoleh penghargaan dari keluarga atau teman.
3. Faktor emosional yakni minta yang berkaitan dengan perasaan dan emosi. Misalnya, keberhasilan akan menimbulkan perasaan puas dan dapat meningkatkan minat, sedangkan kegagalan dapat menghilangkan minat seseorang.
24
2.2.10 Pengaruh Pengaruh adalah salah satu elemen dalam komunikasi yang sangat penting untuk mengetahui berhasil tidaknya komunikasi yang kita inginkan. Pengaruh bisa terjadi dalam bentuk perubahan pengetahuan (knowledge), sikap (atitude) dan perilaku (behavior). Pada tingkat pengetahuan pengaruh bisa terjadi dalam bentuk perubahan persepsi dan perubahan pendapat (Cangara,2014).
2.2.11 Penggunaan Isi media Terpaan media berusaha mencari data khalayak tentang penggunaan media baik jenis media, frekuensi penggunaan maupun durasi penggunaan (longevity). Frekuensi penggunaan media dalam mengumpulkan data khalayak tentang berapa kali sehari menggunakan media dalam satu minggu, berapa kali seminggu menggunakan media dalam satu bulan (untuk program mingguan) serta berapa kali sebulan menggunakan media dalam setahun (untuk program bulanan). Untuk pengukuran variabel durasi menggunakan media, menghitung berapa lama khalayak bergabung dengan media tertentu (berapa jam sehari) dan berpa lama khalayak mengikuti program (Ardianto,2009).
2.3 Kerangka Pemikiran Variabel X
Teori
“Tayangan iLook”
Uses and Effect
Sumber: Sven Windhal
Isi Program Penggunaan media Dorongan dari dalam
Emosional
Variabel Y Minat Kreatifitas
Motif sosial Sumber Minat: Crow and Crow Sumber Kreatifitas: Joe