BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya (State of the art) NO
JUDUL SKRIPSI
TEORI
METODO- HASIL LOGI
1
KEPUASAN
Teori Uses
Kuantitatif
Simpulannya adalah
PENDENGAR
and
pendengar tidak puas
TERHADAP
Gratifications
dengan program tersebut,
PROGRAM
tetapi radio Sonora
SONORA NEWS DI
Surabaya dapat
RADIO SONORA
memperbaiki dengan
SURABAYA
memperhatikan hasil
Eunike Laura C.S,
analisis dari motif dan
2012, E-Jurnal
tingkatan kepuasan, dan
Komunikasi
Sonora Surabaya berhasil
Vol 1(1): 1-11
menjangkau target pendengar berdasarkan usia.
2
TEKNOLOGI
Teori
Kualitatif
Hasil penelitian
DIGITAL DAN
Komunikasi
menunjukkan bahwa
DUNIA
Massa
internet menjadi lautan
PENYIARAN
informasi yang campur
Hastjarjo, Sri 2007,
aduk, di sisi lain
Jurnal Komunikasi
perkembangan media
Massa
digital lebih berkualitas,
Vol 1 (1): 35-41
tetapi disisi lain informasi digital begitu mudah untuk di manipulasi, di edit, dan di rekayasa dan membuka kemungkinan untuk melakukan
9
10 kebohongan publik, baik penjiplakan maupun pemalsuan informasi. 3
TALKING
Teori
CULTURE:
Programming
Kualitatif
Hasil dari adanya penelitian pada program
INDONESIAN
ini adalah membangun
COMMUNITY
kembali culture dari
RADIO AND THE
tradisi bahasa Jawa yang
ACTIVE
ada pada bangsa
AUDIENCE
Indonesia di program ini,
Oleh: Sujoko, Anang
untuk menarik minat
Soscial Alternatives
pendengar khususnya
30.2 (2011): 16-20
daerah Jawa, dan memberikan program yang berbeda dengan yang lain dengan cara menggunakan bahasa Jawa.
4.
SELLING SEX TO
SWOT
Kuantitatif
Program ini
RADIO PROGRAM
mengutamakan
DIRECTORS: A
kekuatan dan peluang
CONTENT
yang ada, dan
ANALYSIS OF
meminimalisir
RADIO &
kelemahan dan
RECORDERS
ancaman dari radio
MAGAZINE
pesaing lainnya.
Oleh: Emily E. Tunner Smith & Damian T. Williams & Denise Nichols. Sex Roles 2006, Vol 1 (54) :675-686
5
DIGITAL AUDIO
Teori
BROADCASTING
Komunikasi
IN CANADA: TEKHNOLOGY
Kualitatif
Mengutamakan kualitas program pada saat produksi, dan memiliki perbedaan
11 AND POLICY IN
sendiri dalam program
THE TRANSITION
yang dimilikinya.
TO DIGITAL RADIO Oleh:O’neill,Bian Canada Journal of Communication 32.1 (2007): 71-90
2.2 Landasan Konseptual 2.2.1 Komunikasi Teori Umum Istilah Komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Comunis yang berarti sama atau menjadikan milik bersama. Jika kita sedang berkomunikasi dengan orang lain, berarti informasi yang kita berikan kepadanya akan menjadi informasi miliknya pula, dan turut mempengaruhi prilaku dan perbuatannya.secara garis besar, dalam suatu proses komunikasi haruslah terdapat unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran pikiran dan pengertian antara komunikator (penyebar pesan) dengan komunikan (penerima pesan). (Suprapto, 2009: 5) Sedangkan pengertian komunikasi sendiri adalah ketrampilan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, dimana dapat kita lihat komunikasi dapat terjadi pada setiap kehidupan manusia, dan yang kita tahu bahwa komunikasi sangatlah penting untuk kelangsungan hidup manusia dalam berinteraksi satu sama lain.Kesamaan bahasa yang digunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna/interpretasi. Jelas bahwa percakapan antara dua orang atau lebih dapat dikatakan komunikatif (mengerti dan paham) apabila mereka mengerti bahasa yang digunakan dan memiliki kesamaan makna mengenai apa yang dibicarakan. Manusia merupakan mahkluk sosial yang bergantungan antara orang satu dengan orang yang lain yang berada di lingkungannya.
12 Definisi dari Ilmu Komunikasi sendiri merupakan sebuah ilmu yang mempelajari usaha manusia dalam menyampaikan isi atau maksud dalam pikirannya atau keinginannnya kepada orang lain, agar orang lain tersebut dapat mengerti dan memahami maksud dari isi tersebut. Model komunikasi yang dikenal dengan model SMCR atau Source (sumber), Message (pesan), Channel (saluran), Receiver (penerima) menurut David K. Berlo 1960.Saat ini model Berlo disempurnakan dengan ditambahkan Feedback atau respon balik dari penerima atau Receiver kepada sumber atau source. (Mulyana, 2010:162). Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan yang di dalamnya ada sejumlah komponen atau unsur yang mencakup kegiatan tersebut. Proses Komunikasi selalu mensyaratkan beberapa unsur, antara lain :
KOMUNIKATOR
KOMUNIKAN
PESAN
Gambar 2.1 Keterangan: Komunikator
: orang yang menyampaikan pesan.
Pesan
: inti isi pesan yang disampaikan
Komunikan
: orang yang menerima pesan
Gambaran yang dibuat oleh peneliti tersebut merupakan bentuk komunikasi sederhana, yaitu komunikasi antar individu secara tatap muka face to face communication, tanpa menggunakan bantuan alat (channel/electronik),
ataupun
berinteraksi
(media) atau saluran
secara
langsung
antara
komunikator dengan komunikan. Hubungan antara Komunikator–Pesan–Komunikan dalam proses Komunikasi sangatlah sederhana dan hal tersebut dapat berkembang apabila komunikasi memerlukan media (misalnya: media radio siaran) yang dipakai sebagai alat bantu saluran komunikasi. Seperti dijabarkan pada gambar dibawah ini:
13 SUMBER
PESAN
SALURAN
PENERIMA
AKIBAT
Gambar 2.2
Keterangan: Sumber : Perseorangan atau Lembaga Pesan : Pernyataan berupa lambang/simbol visual, auditif, audio visual Saluran
:Media yang dipakai sebagai saluran atau sarana bantukomunikasi
Penerima : Penerimapesan dapat perseorangan atau massa(banyak orang) Akibat
: Perubahan tingkah laku yang dialami atau dilakukan oleh si penerima pesan.
2.2.2 Proses Komunikasi Berdasarkan dari paradigma Lasswell, proses Komunikasi dibedakan menjadi dua tahap, yaitu : 1. Proses Komunikasi secara primer Proses Komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah pesan verbal (bahasa) dan pesan non verbal (kial/gesture, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya) yang secara langsung dapat/mampu menerjemahkan pikiran dan perasaan komunikator kepada komunikan. Komunikasi yang dimaksud adalah proses membuat pesan yang setara bagi komunikator dan komunikan. Prosesnya sebagai berikut, pertama-tama komunikator menjandi (encode) pesan yang akan disampaikan kepada komunikan. Hal ini berarti komunikator memformulasikan pikiran atau perasaanya ke dalam lambang (bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan. Kemudian giliran komunikan untuk menterjemahkan (decode) pesan dari komunikator. Ini berarti ia menafsirkan lambang yang mengandung pikiran atau perasaan komunikator
14 dalam konteks pengertian, yang penting dalam proses penyandian (coding) adalah komunikator dapat menyan di dan komunikan dapat menerjemahkan sandi tersebut (terdapat kesamaan makna). Wilbur Schramm menyatakan bahwa komunikasi akan berhasil (terdapat kesamaan makna) apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator cocok dengan kerangka acuan (frame of reference), yakni panduan pengalaman dan pengertian sama(collection of experiences and meanings) yang diperoleh oleh komunikan. Schramm, juga menambahkan bahwa bidang (field of experience) merupakan faktor penting juga dalam komunikasi. Jika bidang pengalaman komunikator sama dengan bidang pengalaman komunikan, maka komunikasi akan berjalan dengan lancar.
2. Proses Komunikasi Sekunder Proses Komunikasi Sekunder adalah proses dimana penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam menyampaikan komunikasi ke komunikan sebagai sasaran berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film,dsb adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan media yang dapat diklasifikasikan sebagai media massa (surat kabar, televisi, radio, dsb) dan media nirmassa (telepon, surat, megapon, dsb) (Effendy, 2007:11). Sekilas pengertian media nirmassa adalah komunikasi yang ditujukan untuk orang-orang / kelompok tertentu dan tidak memiliki keserempakan dan komunikasi tidak bersifat masal, tetapi untuk kepentingan tertentu media nirmassa tetap efektif digunakan untuk meyakinkan seseorang yang bertempat tinggal jauh.
15 2.2.3 Tipe Komunikasi Secara umum ragam tingkatan komunikasi adalah sebagai berikut: 1. Komunikasi Intrapribadi (intrapersonal communication) yaitu Komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang yang berupa proses pengolahan informasi melalui panca indera dan sistem syaraf manusia. Contohnya: seseorang berbicara kepada dirinya sendiri untuk meyakinkan dirinya sendiri. 2. Komunikasi Antarpribadi (interpersonal communication) yaitu Kegiatan komunikasi yang dilakukan seseorang dengan orang lain dengan corak komunikasinya lebih bersifat pribadi dan sampai pada tataran prediksi hasil komunikasinya pada tingkatan psikologis yang memandang pribadi sebagai unik. Dalam komunikasi ini jumlah perilaku yang terlibat pada dasarnya bisa lebih dari dua orang selama pesan atau informasi yang disampaikan bersifat pribadi. 3. Komunikasi kelompok, Sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Kelompok ini misalnya adalah keluarga, tetangga, kawan-kawan terdekat, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan.Dengan demikian komunikasi kelompok biasanya merujuk pada komunikasi yang dilakukan kelompok kecil tersebut (small-group communication). Komunikasi kelompok dengan sendirinya melibatkan komunikasi antar pribadi, karena itu kebanyakan teori komunikasi antar pribadi berlaku juga bagi komunikasi antar kelompok. 4. Komunikasi Organisasi Terjadi dalam suatu organisasi bersifat formal dan juga informal dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar daripada Komunikasi Kelompok.Kelompok formal yang terjadi adalah
16 komunikasi yang menurut struktur organisasi, yaitu komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas dan komunikasi horizontal. 5. Komunikasi Massa (mass communication) Didefinisikan sebagai suatu jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah audiens yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media massa cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Contohnya : Suatu informasi / iklan yang akan di tujukan kepada masyarakat secara bersamaan, agar masyarakat mengetahui dan memahami isi dari informasi tersebut, informasi ini dapat diakses / didapatkan dari media cetak / media elektronik. 6. Komunikasi Publik adalah Komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah besar orang (khalayak) yang tidak bisa dikenali satu persatu.Komunikasi demikian sering juga disebut pidato, ceramah atau kuliah (umum).Beberapa
pakar
komunikasi
menggunakan
istilah
komunikasi kelompok besar (large group communication) untuk komunikasi ini. (Mulyana,2005:74-75)
2.2.4 Komunikasi Massa Komunikasi massa pada satu sisi mengandung pengertian suatu proses dimana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada public secara luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari, digunakan, dan dikonsumsi oleh audience yang dimana pusat dari komunikasi massa adalah media. Komunikator bergerak dalam organisasi yang kompleks yaitu menyangkut berbagai pihak yang terlibat dalam proses komunikasi massa, mulai dari menyusun pesan, mengirim pesan, sampai pesan tersebut dapat diterima oleh komunikan. Komunikasi massa juga merupakan komunikasi melalui media masa modern meliputi surat kabar yang memiliki sirkulasi luas, siara radio, tv dan semua informasi yang ada di dalam internet merupakan komunikasi yang
17 ditujukan untuk masyarakat umum. Misalnya, bila pesan disampaikan melalui media elektronik radio siaran, maka pihak yang terlibat yaitu penyiar dan operator. (Ardianto, 2007:3) Ilmu Komunikasi Massa merupakan bagian dari ilmu komunikasi yang lebih luas yaitu Komunikasi Manusia (human communication).Ilmu komunikasi massa harus bias menjelaskan berbagai fenomena yang berkaitan erat dengan aktivitas manusia, karena media massa adalah alat utama dalam komunikasi massa, dan media massa sangatlah mempengaruhi kebutuhan manusia mulai dari informasi, style, fashion, dan bisnis. Bagaimana pula media massa bisa menjelaskan berbagai aktivitas dalam pergaulan sosialnya (Nurudin, 2004:152) dilihat dengan berkembangnya zaman dan berkembangnya media elektonik sekarang, semakin mudah pula informasi yang mudah dijangkau oleh banyak kalangan untuk memenuhi kebutuhan life style mereka. Mendefinisikan Ilmu Komunikasi sebagai ilmu pengetahuan yang berupaya memahami proses, produksi, dan efek dari sistem simbol dan tanda tangan dengan mengembangkan teori-teori yang dapat diuji, berisi generalisasi hukum yang menjelaskan gejala-gejala yang dianggap berhubungan dengan produksi, proses dan efek. (Morissan, 2010:5) Selain itu, DeFleur & McQuails mendefinisikan Komunikasi Massa sebagai suatu proses melalui komunikator-komunikator menggunakan media untuk menyebar pesan-pesan secara luas dan terus-menerus menciptakan mana-mana serta diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan beragam dengan melalui berbagai macam cara (Mulyana, 2004:164). Hal ini diperkuat dengan berlomba-lombanya berbagai macam calon / partai politik di Indonesia yang mempromosikan partainya melalui iklan di televise, media cetak, media elektronik, maupun diradio. Hal ini berarti, proses produksi dan transmisi pesan dalam komunikasi massa sangat
18 dipengaruhi oleh kebutuhan dan kepentingan audience. (Mulyana, 2004:165) Devinisi Komunikasi Massa menurut Wright: 1. Pesan disampaikan secara terbuka, seringkali dapat mencapai kebanyakan khalayak secara serentak dan bersifat sekilas. 2. Komunikator bergerak dalam organisasi yang kompleks, yaitu menyangkut berbagai pihak yang terlibat dalam proses komunikasi massa, mulai dari menyusun pesan sampai pesan diterima oleh komunikan. Misalkan, bila pesan disampaikan melalui media elektronik radio siaran, maka pihak yang terlibat diantaranya adalah penyiar dan operator. 3. Penggunaan alat tekhnologi dengan sendirinya menyebabkan komunikasi massa itu membutuhkan biaya yang relatif besar.
2.2.5 Fungsi Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah komunikasi yang menyasar / bersasaran ke khalayak dalam jumlah besar. (West & Turner, 2008: 33-44). Berbicara mengenai fungsi komunikasi, Effendy mengemukakan bahwa fungsi utama komunikasi massa adalah: a. Menginformasikan (to inform) Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai peristiwa yang terjadi. Ide atau pikiran dan tingkah laku orang lain, serta segala sesuatu yang disampaikan kepada orang lain.Informasi dan pikiran seseorang akan mudah berubah jika seseorang tersebut mau dan cepat untuk menerima perubahan, dan aktiv dalam mencari informasi baru. b. Pendidikan(to educated) Komunikasi merupakan sarana pendidikan dengan komunikasi, manusia dapat menyampaikan ide dan pikirannya kepada orang
19 lain, sehingga orang lain dapat mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan. Informasi yang disampaikan haruslah cepat, karena banyaknya karakteristik tingkat persuasi orang ingin mengetahui informasi lebih awal, karena sebagian masyarakat berpikir jika mengrtahui informasi belakangan akan tertinggal dari informasi yang sudah ada. c. Hiburan(to entertain) Komunikasi selain berguna untuk menyampaikaninformasi, pendidikan dan bisnis, komunikasi juga dapat berfungsi untuk menyampaikan hiburan atau menghibur orang lain, dengan cara memberikan tayangan atau program acara di TV ataupun radio yang bersifat comedy. d. Mempengaruhi (to influence) Fungsi mempengaruhi setiap individu yang berkomunikasi, tentunya berusaha saling mempengaruhi jalan pikiran komunikasi dan lebih jauh lagi merubah sikap dan tingkah laku komunikasi sesuai dengan yang diharapkan (Effendy,2003:55). Teori yang mempengaruhi ini beranggapan bahwa media tidak hanya memiliki
efek
langsung
terhadap
individu,
tetapi
juga
berpengaruh terhadap culture, norma, dan nilai-nilai dari suatu masyarakat. 2.2.5.1 Unsur-Unsur Komunikasi Massa Harold D. Laswell mengungkapkan bahwa komunikasi massa terdiri dari lima unsur, yaitu :(Wiryanto, 2008: 70-80) 1. Who (Sumber atau Komunikator) Sumber utama dalam komunikasi massa adalah orang-orang yang memproduksi pesan yang disampaikan melalui media massa. Mereka meliputi jaringan, stasiun lokal, direktur, staf teknis, jurnalis, penulis naskah, penyiar, dan seluruh bagian yang tergabung dalam redaksi media massa. Bisa dikatakan juga bahwa komunikator massa
20 merupakan gabungan dari berbagai individu dalam sebuah lembaga media massa. 2. Says What (Pesan) Tujuan inti komunikasi adalah menyampaikan suatu pesan atau informasi dari komunikator kepada komunikan. Bagi Ray Eldon Hiebert dkk isi media setidaknya dapat dipecah menjadi beberapa kategori: (a) berita dan informasi, (b) analisis dan interpretasi, (c) pendidikan dan sosialisasi, (d) hubungan masyarakat dan persuasi, (e) iklan dan bentuk penjualan lain, dan (f) hiburan. 3. In Which Channel (Saluran atau Media) Unsur ini menyangkut semua peralatan mekanik yang digunakan untuk menyebarluaskan pesan-pesan komunikasi massa. Dengan kata lain pula adalah sarana yang membawa pesan. Misalnya buku, majalah, koran, televisi, radio, rekaman, film, dan web. 4. To Whom (Penerima atau Audien Massa) Audiencemassa adalah sasaran-sasaran komunikasi massa. Mereka adalah orang yang sedang membaca surat kabar, yang sedang membuka halaman-halaman majalah, yang sedang menikmati film di bioskop maupun televisi, atau bahkan yang sedang browsing internet. Komunikator massa tidak mengetahui pasti seberapa banyak komunikan yang mereka dapatkan. Semakin banyak komunikan, semakin besar pula tantangan komunikator dalam merangkai pesan untuk disampaikan kepada komunikan. Menurut Charles Wright, karakteristik yang dimiliki oleh audien massa adalah sebagai berikut : a. Large Banyaknya audiens massa adalah relatif. Mereka dapat tersebar di berbagai tempat yang relatif luas.Inilah pengertian large yang dimaksudkan Wright.Pemirsa televisi misalnya, adalah individu-
21 individu yang tersebar di berbagai daerah, yang tersebar dalam ratusan atau ribuan keluarga, atau bahkan di tempat-tempat umum yang memasang televisi penerima.Secara bersama-sama, mereka adalah audiens televisi. b. Heterogen Komunikasi massa ditargetkan kepada banyak pihak atau khalayak masyarakat yang luas. Komunikan ini terdiri dari berbagai tingkat umur, jenis kelamin, pendidikan, tempat tinggal, dan sebagainya. Dengan kata lain audien massa adalah beragam. Majalah bisa saja dikhususkan untuk pecinta otomotif.Namun demografis, psikologis, dan geografis mereka bisa saja berbeda-beda. c. Anonim Anonim yang dimaksud adalah para audien massa tidak mengenal satu sama lain secara pribadi dengan audien lainnya atau bahkan dengan komunikatornya. Dari ketiga karakteristik di atas, Hiebert dan kawan-kawan menambahkan bahwa ada dua lagi karakteristik audiens massa. (Nurudin, 2007: 105-106)
2.2.6
Definisi Komunikasi Massa Menurut ahli komunikasi Dr. Phil Astrid Susanto, istilah komunikasi massa diambil dari istilah dalam bahasa Inggris, mass communication, yakni kepanjangan dari mass media communication (komunikasi media massa). Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang mass mediated. (Wiryanto, 2008: 69) Komunikasi
massa
juga
dapat
didefinisikan
sebagai
proses
penggunaan sebuah medium massa untuk mengirim pesan kepada audiens yang luas untuk tujuan memberi informasi, menghibur, dan membujuk. (Vivian, 2008: 450) Menurut Nurudin dalam bukunya Pengantar Komunikasi Massa pun menambahkan bahwa dalam perspektif kritis, fungsi komunikasi massa bisa ditambah sebagai : (1) melawan kekuasan dan kekuatan represif,
22 (2) menggugat hubungan trikotomi antara pemerintah, pers, dan masyarakat. Di dalam bukunya tersebut, Nurudin pun menjelaskan tiap fungsi komunikasi massa yang telah dituturkan oleh para ahli. (Nurudin, 2007: 64-93) 2.2.7 SejarahRadio Radio adalah salah satu media elektronik yang memiliki sejarah lebih awal dari media elektronik lainnya. Awalnya signal pada siaran radio ditransmisi melalui gelombang data yang continew baik melalui modulasi amplitude (AM), maupun modulasi frekuensi (FM). Metode pengiriman signal seperti ini disebut analog. Selanjutnya seiring perkembangan teknologi ditemukanlah internet, dan signal digital yang kemudian mengubah cara transmisi sinyal radio. Banyak perkembangan yang telah dijalani oleh radio ini yang berasal dari dunia maupun di Indonesia.
2.2.7.1 Radio di Indonesia Radio Republik Indonesia secara resmi didirikan pada tanggal 11 September 1945,oleh para tokoh yang sebelumnya aktif mengoperasikan beberapa stasiun radio Jepang di 6 kota. Rapat utusan 6 radio di rumah Adang Kadarusman, Jalan Menteng Dalam, Jakarta, menghasilkan keputusan mendirikan Radio Republik Indonesia dengan memilih Dokter Abdulrahman Saleh sebagai pemimpin umum RRI yang pertama. Rapat tersebut juga menghasilkan suatu deklarasi yang terkenal dengan sebutan Piagam 11 September 1945,yang berisi 3 butir komitmen tugas dan fungsi RRI yang kemudian
dikenal
dengan
Tri
Prasetya
RRI.
Penghapusan
Departemen Penerangan oleh Pemerintah Presiden Abdurahman Wahid
dijadikan
momentum
dari
sebuah
proses
perubahan
government owned radio ke arah Public Service Boradcasting dengan didasari Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 2000 yang di tanda tangani Presiden RI tanggal 7 Juni 2000.
23 Saat ini RRI memiliki 52 stasiun penyiaran dan stasiun penyiaran khusus yang ditujukan ke Luar Negeri dengan didukung oleh 8500 karyawan. Kecuali di Jakarta, RRI di daerah hampir seluruhnya menyelenggarakan siaran dalam 3 program yaitu Program daerah yang melayani segmen masyarakat yang luas sampai pedesaan, Programa Kota (Pro II) yang melayani masyarakat di perkotaan dan Programa III (Pro III) yang menyajikan berita dan informasi (News Chanel) kepada masyarakat luas.
2.2.7.2 Program Siaran Radio Kata Program berasal dari bahasa Inggris ”programme” yang berarti acara atau rencana. Program adalah segala hal yang ditayangkan media penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audience. Dengan demikian, program memiliki pengertian yang sangat luas. Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audience tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan oleh media penyiaran. (Harley & Rustam, 2013,11) Sebuah program dapat dianalogikan dengan produk, barang (goods) atau pelayanan (service) yang dijual kepada pihak lain, yaitu audience. Dengan demikian, program adalah produk yang dibutuhkan orang, sehingga mereka bersedia mengikutinya. Program yang dikelola harus disesuaikan dengan karakteristik audiensnya, sehingga mampu menarik sebanyak mungkin audiens yang dituju, sehingga dapat tepat sasaran. Siaran radio memiliki format yang dapat di definisikan sebagai upaya pengelola stasiun radio untuk memproduksi program siaran yang dapat memenuhi kebutuhan audiensnya. Format siaran ditampilkan dalam bentuk prinsip-prinsip dasar tentang apa, untuk siapa, dan bagaimana proses pengolahan suatu siaran, sehingga dapat diterima audiens. Ruang lingkup format siaran tidak saja menentukan bagaimana mengelola program siaran, tetapi juga bagaimana memasarkan program siaran itu dengan baik. Setiap stasiun radio sangat penting untuk menentukan format siaran, sebelum memulai kegiatan penyiaran. Proses penentuan format dimulai dari penentuan visi dan misi yang ingin dicapai, pemahaman tentang
24 pendengar yang dituju, melalui riset ilmiah untuk mengetahui apa kebutuhan dan bagaimana perilaku sosiologis-psikologis audience. Dari sini ditentukan format siaran apa yang relevan, beserta implementasinya pada wilayah program dan pemasaran. Tujuan penentuan format siaran adalah untuk memenuhi sasaran khalayak secara spesifik, dan untuk kesiapan berkompetisi dengan media lainnya di suatau lokasi siaran. Format siaran lahir dan berkembang seiring dengan tuntutan spesialisasi siaran, akibat maraknya pendirian stasiun radio, format siaran dapat ditentukan dari berbagai aspek, misalnya aspek demografis audience, seperti kelompok umur, jenis kelamin, profesi hingga geografi. Berdasarkan pembagian tersebut, maka muncul pula media penyiaran berdasarkan kebutuhan kelompok tersebut. Pada stasiun radio, terdapat beberapa format siaran, misalnya anakanak, remaja, dewasa dan tua. Berdasarkan profesi, perilaku, atau gaya hidup, ada radio berformat: professional, intelektual, petani, buruh, mahasiswa, dsb. Format stasiun penyiaran radio ketika diterjemahkan dalam kegiatan siaran harus disesuaikan dengan: - Kepribadian - Pilihan musik dan lagu - Pilihan Gaya Tutur - Pilihan Spot atau kemasan iklan, jingle, dan bentuk-bentuk promosi acara radio lainnya. Sedangkan di bagian program bertugas merencanakan, memilih, dan menyusun acara. Membuat rencana siaran berarti membuat konsep acara yang akan disuguhkan kepada audien. Bagian program harus bisa memperkirakan selera audiens.
2.2.7.3 Format Siaran Radio Membuat program radio tentu tidak hanya berdasar pada keinginan semata dari seorang Produser atau Program Director. Begitu ada keinginan untuk membuat sebuah program acara, langsung buat program acara baru. Atau ketika tahu dictation radio lain ada acara baru yang ngetop kemudian ikut membuat acara sejenis, untuk sekedar mengikuti trend yang ada. Pada akhirnya,
25 acara yang dibuat tidak lagi sesuai dengan segmentasi, target audience, serta positioning yang telah ditetapkan oleh station radio bersangkutan. (Astuti, 2008, 7) Ada banyak pertimbangan dalam pembuatan program acara radio, misalnya: Acara seperti apa yang perlu dibuat, harus disesuai dengan segmentasi dan target audiencenya, konsep acara pas atau tidaknya bisa dilihat dengan positioning serta format stationnya, apa yang menjadi kelebihan program acara tersebut disbanding dengan program lainnya, siapa yang akan menjadi host atau narasumbernya, kapan sebuah program acara akan diluncurkan, dan masih banyak pertimbangan dalam pembuatan program radio. Salah satu dasar pembuatan program acara yang penting adalah mengacu pada format station yang telah ditetapkan oleh stasiun radio tersebut. Apa saja format station radio, dan bagaimana perwujudannya dalam program acara, tulisan ini akan memberikan gambaran dasar mengenai format station. Dibawah ini terdapat beberapa pengertian mengenai format radio yang banyak di gunakan sebagai acuan oleh beberapa radio yang berada di Indonesia : 1. Adult Contemporary Format ini ditujukan untuk kaum muda dan dewasa dengan rentang umur sangat luas antara 25-50 tahun, serta berdaya beli tinggi. Dalam format ini, program siarannya antara lain meliputi music pop masa kini, soft rock, balada, berita olah raga, ekonomi, serta politik. Format AC ini kemudian berkembang pula ke dalam format lain seperti Middle of the Road, Album Oriented Rock, dan Easy Listening. 2. Contemporary Hit Radio (CHR)/Top 40 Radio Format ini ditujukan untuk remaja (ABG) yang berumur antara 12-20 tahun. Format ini bisa disebut sebagai format paling popular dengan program siaran yang berisi lagu-lagu Top 40/Top 30, serta lagu baru dan terlaris. Program siaran beritanya berisisi seputar gossip idola dan tips praktis. Sebelum CHR awalnya format ini disebut Top40 radio. Dalam format CHR pemutaran musik mendapat perhatian yang sangat ketat, karena format ini hanya memutarkan lagu-lagu terkini,
26 tidak memutarkan lagu lama, serta tidak memutar ulang sebuah lagu yang sama secara berdekatan waktunya (repetisi pemutaran lagu tidak sering). 3. All News/All Talks, Sports All Talks lebih dulu hadir pada tahun 1960 di Los Angeles dengan konsep siaran talk show interaktif mengupas isu-isu lokal. All News hadir pada tahun 1964 dimotori Gordon McLendon di Chicago dengan konsep berita bulletin 20 menit berisi berita lokal, regional, dan dunia. Sasaran radio ini kaum muda dan dewasa berumur 25-50 tahun, selain itu memiliki daya jual yang tinggi. Berita dan bincang ekonomi dan politik menjadi acara unggulan dalam format ini. 4. Classic/Oldies/Nostalgia Format ini ditujukan untuk kalangan dewasa dan tua berumur 35 - 60 tahun. Memutar lagu-lagu klasik, apresiasi penyanyi dan lirik lagu lebih penting dari lagunya. Menyiarkan berita kilas balik masa lalu, serta berita mistik. Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat turut pula mempengaruhi perkembangan format radio station. 5. News/Berita Format penyajian siaran porsi dominannya adalah bersifat formal, berita dan program-program interview, seperti contohnya segala isu/ berita aktual seputar politik, ekonomi, sosial, dan budaya, dan lain sebagainya (Radio Elshinta) 6. Album OrientedRock Format didasarkan dari album-album yang membahas lagu dengan bergenre rock yang mulai marak beredar sekitar tahun 80an hingga sekarang. 7. Humor Materi siaran yang digunakan humor dan cenderung memasukkan unsur lucu pada format radionya. Namun tidak banyak radio yang menggunakan format ini karena mungkin tidak sesuai dengan program acaranya. 8.Dangdut Format musiknya full dangdut dan melayu, format radio ini masih sangat digemari di Indonesia terutama oleh para kalangan bawah
27 dimana saat ini televisi masih belum mampu memuaskan selera mereka mengenai musik dangdut, contoh yang biasa diputar pada musik dangdut adalah Rhoma Irama, Elvie Sukaesih, Evi Tamala, Meggi Z, Ayu Ting-Ting, Saskia Gothik dan masih banyak lainnya. Mengacu pada pengertian format program radio diatas dimana dapat disimpulkan bahwa, format stasiun merupakan sebuah pola yang menggambarkan identitas program atau stasiun radio itu sendiri. Secara garis besar format stasiun dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: format berita, format musik, dan format khusus. Namun, dengan perkembangan zaman, format siaran mempunyai penambahan pengertian di antaranya format program, format produksi,dan format siaran. Seperti pada Radio CBB yang menjadi studi penelitian bagi peneliti dapat ditarik kesimpulan dari pendapat yang diutarakan oleh Saipul Uyun selaku Program Direktur dan Station Manager di Radio CBB dan program disko dangdut memiliki format program Disko Dangdut ialah berita karena format siaran yang lebih besar memberikan informasi (berita) kepada audiens. Sehingga pihak Disko Dangdut menyimpulkan bahwa program mereka merupakan program dengan format music karena dalam segmen program Disko Dangdut ini full music dangdut koplo dan juga merupakan format Adult Contemporary dimana merupakan sebuah program yang ditujukan untuk kaum muda dan dewasa dengan rentang umur sangat luas antara14-50 tahun, serta berdaya beli tinggi. Namun tidak ketinggalan juga untuk program disko dangdut ini mereka tetap memberikan informasi kepada pendengar seperti informasi mengenai kesehatan, trenfashion, dan lalu lintas. Adanya pula program yang membahas tentang kehidupan pribadi, ataupun mengenai kebudayaan di acara program lain seperti pada program shinse, program Cinta CBB, dan Bibir Jakarta. Dengan adanya format program ini, pendengar dapat menikmati siaran radio sesuai dengan minatnya untuk mendengarkan program mana yang audiens sukai. Format program merupakan suatu batasan mengenai cirri tentang suatu program. Ada beberapa jenis
28 format program di dalam suatu radio. Namun, sebelum membahas mengenai format program secara lebih jauh, disini akan dijabarkan tentang program siaran ditelah dilihat dari segi karakteristiknya.
Dapat dilihat dari aspek karakteristiknya, jenis siaran dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Siaran sebagai karya artistik : Siaran yang diproduksi melalui karya artistik, yaitu proses produksi yang mengutamakan keindahan. 2. Siaran sebagai karya jurnalistik : Siaran yang diproduksi melalui pendekatan jurnalistik yaitu suatu proses produksi yang mengutamakan segi kecepatan, termasuk dalam proses penyajian dalam khalayak. Sedangkan karya jurnalistik adalah program buletin berita, program feature, program majalah udara atau radio, program dokumenter, program talk show, program breaking news dan program reportase. (Triartanto,2010:145)
2.2.7.4 Sejarah Dangdut Dangdut merupakan salah satu genre seni musik yang berkembang di Indonesia, berakar dari musik Melayu pada tahun 1940an yang masih memiliki aliran India – Melayu, dan masih memiliki budaya Melayu, Arab (pada cengkok dan harmonisasi) dan India (terutama dari penggunaan alat musik tabla). Nama dangdut ini berawal dari kiasan suara musik tabla yang berirama “dang” dan “dut” dari situlah nama dangdut berasal. (Weintraub, 2013, 160) Bentuk musik dangdut ini berakar awal dari Qadisah yang terbawa oleh agama Islam yang masuk Nusantara pada tahun 6351600. Sejak tahun 1970an dangdut boleh dikatakan dalam bentuknya yang kontemporer. Sebagai musik yang populer, dangdut sangat terbuka terhadap pengaruh musik lain, mulai dari keroncong, langgam, dengung, gambus, rock, pop, bahkan house music. Pada era 1990an seiring dengan kejenuhan musik dangdut yang banyak dipengaruhi musik tradisional irama gamelan yaitu kesenian musik asli budaya Jawa, dangdut mulai berasimilasi dengan
29 seni gamelan yang memunculkan seni musik baru yaitu campur sari, atau dangdut campur sari. Pada tahun 2000an seiring dengan kejenuhan musik dangdut yang asli, maka di awal era inimusisi di Jawa Timur mengembangkan jenis musik dangdut baru yang disebut dengan dangdut koplo. Dangdut koplo merupakan mutasi dari musik dangdut setelah era campur sari. Dangdut Koplo ini memiliki tekno cepat yang dipadukan dengan aliran house music. (Weintraub, 2013, 169)
2.2.8 Strategi Program Menurut (Effendy, 2008:29) strategi pada hekikatnya adalah perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan.Strategi adalah hal menerapkan arah kepada “manajemen” dalam arti tentang sumber daya di dalam bisnis dan tentang bagaimana mengidentifikasi kondisi yang memberikan keuntungan terbaik untuk memenangkan persaingan dalam pasar. Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan dan eksekusi sebuah aktifitas dalam kurun waktu tertentu. Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi factor pendukung yang sesuai dengan perinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif. Program siaran radio terdiri dari program reguler atau harian (daily program) dan program khusus atau mingguan (special program, weekly program).Program reguler disiarkan setiap hari sedangkan program khusus disiarkan seminggu sekali.Umumnya dijadwalkan pada malam hari dan akhir pekan. (Romli 2009:74)
30 2.2.8.1 Jenis-Jenis Program Karya Artistik : 1. Program Musik Suatu program yang materi siarannya mengutamakan aspek atau yang berkaitan dengan musik atau lagu dalam penyajian siarannya, lebih banyak memutarkan lagu dari pada suara si penyiar. 2. Program Drama Radio Suatu program yang menyajikan acara audio pola pemeran /dramatisasi para tokoh/karakternya dalam suatu tema cerita tertentu yang dibungkus dengan gaya naratif, monolog, dialog yang diselingi dengan suara musik, lagu, serta efek suara seperlunya saja. 3. Program Kuis di Radio Suatu program yang materi siarannya di dasarkan pada pertanyaan-pertanyaan, teka-teki, permainan/games bersifat auditif yang ditunjukkan kepada pendengar agar menanggapinya sebagai bentuk partisipasinya atau interaktif, yang dikompensasikan sebagai suatu hadiah. Dengan adanya acara ini diharapkan radio CBB Bandar Dangdut Jakarta dapat menjaga silaturahmi kepada setiap pendengarnya. 4. Program Variety Show Suatu program sajian yang terdiri dari sejumlah kombinasi berbagai format acara, yang dikemas secara dinamis dan menarik dengan diselingi sisipan musik dan efek suara. 5. Program Komedi/Humor Suatu program yang menyajikan unsur-unsur yang menggelitik dan mengundang kelucuan secara auditif
31 sehingga merangsang pendengar untuk tersenyum ataupun tertawa. 6. Program Sponsor Suatu program yang isi siarannya dimuati / diselipin oleh informasi dan data produk tertentu yang disajikan dengan gaya perbincangan atau lagu (jingle dari produk tsb) 7. Program Cerita Dongeng/Legenda Bentuk
penyajian
program
yang
disajikan
secara
dramatisasi atau naratif berdasarkan kisah-kisah dongeng dan cerita legenda yang sudah dikenal luas. Drama-drama atau kisah legenda yang sukses di televisi berawal dari radio, antara lain bawang merah, dan bawang putih.
2.2.8.2 Strategi Pendengar Strategi mempertahankan pendengar yang digunakan dalam penyiaran untuk mendapat simpati pendengar meliputi: a.
Strategi Kesesuaian ( Compabillity)
Strategi kesesuaian meliputi kesesuaian penjadwalan, pemilihan tipe program dan pokok masalah terhadap kebutuhan khalayak pendengar. Radio siaran harus membuat program yang sesuai dengan kegiatan sehari-hari dan pendengarnya harus berbeda-beda dari waktu ke waktu, karena itu untuk menyesuaikan kondisi dan kebiasaan pendengar, perlu dilakukan pemilihan dan penjadwalan yang tepat. b. Strategi
Pembentukan
Kebiasaan
(Habbit
Formation) Pembentukan kebiasaan di sini adalah membentuk kebiasaankebiasaan
mendengarkan
yang
dihasilkan
dari
adanya
penjadwalan program acara melalui prediksi yang seksama. Oleh karena itu penyajian setiap program acara dilakukan
32 secara rutin dan selalu menempatkan waktu yang sama pada jangka waktu tertentu. Semakin lama waktu pendengar mengikuti program acara, maka akan semakin berdampak pula pada pemasangan iklan. Sehingga iklan yang ada pada radio CBB Bandar Dangdut Jakarta harus memiliki keunikan sendiri dengan gaya bahasanya sendiri dari radio CBB tersebut untuk pendengarnya. c. Strategi Pengontrolan Arus Pendengar ( Control of Audience Flow) Pengontrolan
arus
pendengar
dilakukan
dalam
rangka
memaksimalkan pendengar yang mengalir dari satu program ke program berikutnya, dan untuk meminimalkan pendengar saluran ke pihak pesaing. Hal ini dapat dilakukan dengan menyajikan program acara serupa atau mirip dengan siaran radio lain (blunting) atau menyajikan program acara yang berbeda dengan program lain (countering) d. Strategi Penyimpanan Sumber-sumber Program ( Consevation of Program Resources) Penyampaiann sumber-sumber program ini dimaksudkan agar program bisa dipakai lagi suatu saat, tetapi tentu saja dengan cara penyajian yang berbeda. Ketersediaan materi dan sumber daya lain debagai pendukung program harus benar-benar diperhitungkan karena jam siaran yang terus menerus sepanjang hari diantaranya dengan mengemas ulang materi tersebut dengan pendekatan dan cara penyajian yang berbeda.
e. Strategi Daya Penarik Massa (mass appeal) Daya penarik massa sangat penting untuk diperhatikan karena stasiun-stasiun penyiaran mendapatkan keuntungan dengan cara semaksimal mungkin untuk menarik perhatian pendengar dengan mengemas program siaran semenarik mungkin dan sesuai dengan kebutuhan pendengar. Perbedaan minat dan hal yang disukai oleh pendengar harus diperhatikan oleh radio
33 siaran, sehingga semuanya dapat diakomodir dalam program yang disajikan. (Harley dan Rustam, 2013, 7-8 )
2.2.8.3 Penyiar Radio Penyiar radio adalah orang yang mampu mengkomunikasikan gagasan, konsep, dan ide, serta bertugas untuk membawakan atau menyiarkan suatu program pada suatu acara di radio. Dalam hal ini penyair memiliki tanggung jawab terhadap acara yang dibawakan sehingga dapat berlangsung lancar. Untuk menjadi seorang penyiar radio professional sebenarnya tidaklah sesulit yang dibayangkan, namun seseorang memang memerlukan beberapa syarat ataupun ketrampilan
untuk
meningkatkan
kemampuan
mereka
berkomunikasi satu sama lain sehingga ketrampilan sebagai penyiar itu lebih terasah lagi. Syarat utama untuk menjadi seorang penyiar sebenarnya sangat sederhana, yaitu cukup memiliki modal suara atau vokal, niat, dan keinginan yang kuat untuk mau belajar, dengan memenuhi syarat seperti itu hampir semua orang bisa menjadi seorang penyiar. Ada beberapa hal yang harus penyiar radio lakukan dan cermati, antara lain : a. Libatkan pendengar dalam program acara Untuk menari perhatian khalayak pendengar, tidak cukup hanya memiliki golden voice (suara yang menarik dan memesona). Sehubungan dengan itu penyiar radio harus melibatkan para pendengar dalam setiap program acara yang dibawakannya. b. Berbicara bukan bersuara Modal paling utama yang harus dimiliki oleh penyiar adalah suara namun pada kenyataannya ketika mereka sedang membawakan sebuah program bukanlah bersuara yang mereka butuhkan, namun lebih kepada berbicara maksud berbicara disini adalah seorang penyiar haruslah bisa
34 membawakan sebuah program itu seperti dia sedang berbicara kepada seorang lawan berbicara dan bukan hanya sedang mengeluarkan suara. Sehingga memang dituntut jika seorang penyiar haruslah bisa mengekspresikan naskah yang didapat sebaik mungkin walaupun pada kenyataannya penyiar hanya mendapatkan beberapa lembar naskah saja. Disini dituntut seorang penyiar harus bisa mengekspresikan naskah yang hanya beberapa lembar saja agar pendengar bisa merasa dihibur sedemikan rupa. c. Maksimalkan ekspresi tubuh ke suara Menjadi penyiar dan membawakan sebuah program diradio hanyalah membutuhkan aspek audio yang dikeluarkan dan sangat perlu diingat bahwa tidak ada unsure visualisasi ketika penyiar tersebut sedang mengudara. Jadi, suara benarbenar menjadi medium utama komunikasi penyiar dengan pendengar.
Oleh
karena
itu,
seluruh
energi
ekspresi
komunikasi penyiar harus tergambar melalui suara. d. Bergairah Salah satu syarat keberhasilan komunikasi ditentukan oleh kegairahan komunikatornya dalam hal ini yang dimaksud adalah penyiar radio. Bagaimana pendengar dapat digerakkan supaya dapat bergairah terhadap program yang disiarkan jika sejak awal program tersebut pendengar mempunyai kesan penyiarnya sendiri loyo dan tidak bersemangat. e. Empati Penyiar merupakan sahabat bagi pendengarnya, salah satu diantara ekspresinya itu adalah dapat membangun empati. Empati adalah kemampuan untuk melihat situasi dari sisi orang lain. Penjabarannya berarti kemampuan penyiar radio melihat kepentingan, kebutuhan, dan keinginan pendengar. f. Penyiar adalah “etalase” radio Penyiar dapat diibaratkan “etalase” atau tempat memajang barang dagangan. Dalam hal ini “etalase” bias juga
35 diartikan sebagai “citra radio”. Maksudnya gambaran dan citra radio mudah sekali tergambar dari penampilan penyiarnya. Semakin cantik performa penyiar maka makin tampak kecantikan manajemen, kerjasama, dan standarisasi siaranyang ditetapkan radio tersebut. g. Terbuka pada kritik Penyiar adalah profesi yang terus bergerak dan pergerakan ini merupakan pergerakan masyarakat yang dinamis. Jadi seorang penyiar tidaklah boleh merasa tinggi hati atau merasa hebat karena itu sama saja dia tidak bias menerima pergerakan atau perubahan yang ada dan bisa pula akan ditinggalkan oleh pendengarnya. Ada baiknya seorang penyiar haruslah lapang dada terhadap berbagai kritik yang dilontarkan kepadanya, karena semakin banyak kritik yang masuk berarti penyiar itu sesungguhnya banyak disukai oleh pendengarnya. (Harley dan Rustam, 2013, 43)
2.2.8.4 Ketrampilan (skill) Penyiar Radio Untuk menjadi seorang penyiar yang professional dan andal, dibutuhkan kerja keras dan sikap pantang menyerah dalam usaha memperbaiki kesalahan yang mungkin terjadi pada saat menjalankan tugas sasiaran. Ketrampilan mutlak yang harus dimiliki oleh penyiar radio, antara lain : a.
Keterampilan
Berbicara
di
depan
mikrofon
(announcing skill) Keterampilan
berbicara
didepan
mikrofon
atau
announcing skill merupakan hal mutlak yang harus dikuasai oleh setiap penyair radio, walaupun penyiar tersebut sudah senior sekalipun. Modal utama seorang penyiar adalah suara, walaupun saat ini tuntutan untuk memiliki golden voice tidaklah mutlak. Sebagai penyiar yang ingin mempertahankan kualitas dan eksistensinya, wajib menjaga kondisi vokal agar tetap standar, bagus, dan menarik. Ada dua teknik yang dapat digunakan oleh
36 penyiar untuk meningkatkan keterampilan berbicara, yaitu : 1. Scripteading Technique Scripteading Technique adalah teknik dasar siaran yang dilakukan oleh penyiar dengan cara menggunakan atau membaca naskah. Biasanya teknik ini digunakan penyiar radio dalam menyampaikan pesan atau informasi berupa berita yang bersifat aktual. 2. Adlibbing Technique Adlibbing Technique adalah teknik dasar siaran yang dilakukan
oleh
penyiar
tanpa
menggunakan
atau
membaca naskah. Biasanya, teknik ini digunakan oleh penyiar radio dalam acara-acara interaktif yang bersifat hiburan. Teknik ini dirasa lebih santai, fleksibel, dan bersahabat sehingga mampu membawa pendengar benarbenar masuk ke dalam program acara yang berlangsung. b. Keterampilan Mempergunakan Peralatan (operating skill) Penguasaan peralatan audio menjadi mutlak bagi penyiar radio.Hal-hal yang harus dikuasai oleh penyiar radio dibidang teknik, antara lain: 1. Mampu menghidupkan dan mematikan pemancar secara mandiri, kecuali dalam keadaan darurat. 2. Mampu mengoperasikan peralatan di ruang siaran, seperti mixer, computer dan program-program yang ada didalamnya, ampli, equalizer, stabilisator tegangan, mikrofon, headphone, telepon, dan lain- lain. 3. Mengetahui dan mampu mengontrol teknik penggunaan masing-masing alat seperti mikrofon karena setiap mikrofon memiliki karakteristik yang berbeda beda. 4. Peka terhadap kualitas suara yang dihasilkan oleh pemancar sampai ke penerima, dengan cara selalu mendengarkan output siaran melalui radio penerima.
37 c.Keterampilan memilih dan merangkai musik (musical touch) Penyiar radio harus dapat menikmati dan menghafal berbagai karakter lagu yang diputarkannya di setiap tugas siarannya sehingga terciptalah nuansa yang indah dari berbagai macam lagu dan music dapat dirasakan oleh pendengar. Walaupun disetiap radio siaran selalu tersedia seorang penata musik yang bertugas memilih dan menyiapkan koleksi lagu yang harus diputar, namun dalam pelaksanaannya, peran serta dan kemampuan masing-masing penyiarakan sangat menentukan bagaimana sajian lagu itu berlangsung selama kurun waktu tertentu.
2.2.9 Teori Khusus 2.2.9.1 Teori Programming Strategi programming adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan menata atau mengatur elemen/materi siaran (termasuk acara) sedemikian rupa untuk mendapatkan dan mengembangkan pendengar. (Harley & Rustam, 2013, 22) Dalam penyiarannya, tentu saja setiap program radio berusaha agar acaranya memiliki banyak pendengar untuk meningkatkan rating. Dalam usaha untuk menaikkan rating pada radio, para pembuat program acara di radio kerap melakukan berbagai macam cara, salah satunya adalah dengan strategi programming. Programming dapat merujuk kepada hasil atau sebuah proses (Eastman dan Ferguson, 2009:4) mengatakan bahwa “The processes of selecting, scheduling, promoting, and evaluating programs define the work of a programmer.” Artinya, tugas seorang programmer adalah memilih, menjadwalkan, mempromosikan dan mengevaluasi. Dari sini terlihat, dalam strategi programming terdapat keempat tahapan tersebut. Yang terpenting dalam programming adalah mengetahui apa yang diinginkan oleh audience, Dengan memahami audience, pembuat program dapat mengetahui materi apa saja yang audience inginkan untuk
38 ada dalam acara, penjadwalan acara yang efektif juga memperhatikan demografis audience, dengan memperhatikan program saingan dan pasar yaitu dengan cara membuat iklan yang dapat menarik pendengar untuk menarik untuk mendengarkan program acara yang ada di dalam radio tsb. (Eastman dan Ferguson, 2009:4) Menurut Tyler dan Ferguson bahwa programming adalah proses dari: 1. Selecting Yaitu proses dalam perencanaan penyeleksian program. Dalam hal ini stasiun televisi komersial, pengelola akan mengarahkan programnya untuk menarik perhatian audien spesifik di antara sejumlah besar audien umum. 2. Scheduling Yaitu merencanakan atau mengelola program stasiun televisi harus mengarahkan programnya kepada segmen audien tertentu yang tersedia pada waktu siaran tertentu. 3. Promoting Yaitu dalam merencanakan dan memilih program, maka bagian program memperhatikan aspek pemasaran/promo.Hal ini mutlak dilakukan karena bagian
media
promo
yang
bertugas
mempromosikan
program
bersangkutan kepada pemasang iklan.
4. Evaluating Kegiatan evaluasi secara periodik terhadap masing-masing individu dan departemen memungkinkan manajer umum membandingkan kinerja sebenarnya dengan kinerja apa yang direncanakan. Jika kedua kinerja tersebut tidak sama, maka diperlukan langkah-langkah perbaikan (Eastman, Ferguson, 2009: 2).
39 2.2.9.3 Analisis Pembentukan Air personality Penyiar Profesi sebagai seorang penyiar dalam hal program Disko Dangdut ini merupakan profesi yang mudah dan enjoy, karena penyiar hanya sesekali berbicara pada saat siaran berlangsung, tetapi juga harus memiliki wawasan yang luas dalam membawakan suatu program acara, dan teliti dalam memilih lagu yang akan di putar. Air personality pun sangat melekat pada diri seorang penyiar, agar seorang penyiar dapat memprestasikan pembawaannya dalam menyiarkan program disco dangdut. Sebuah radio dapat dilihat dari ratting, entah ratting itu turun atau naik, Seseorang dapat menjadi penyiar Radio melalui pertimbangan bahwa kualitas suara yang sesuai dengan tone yang di inginkan, serta announcing skill. Announcingskill yang dimaksud adalah meliputi: a. Komunikasi Gagasan(Communications Of Idea) b. Komunikasi Kepribadian(Communications Of Personality) c. Proyeksi Kepribadian (Projection OfPersonality) (Kelincahan, Keramahtamahan,Adaptasi) d. Pengucapan (Pronounciation) e. Kontrol Suara (VoiceControle) Penyiar disebut announcer dalam bahasa Inggris. Penyiar adalah seorang penampil yang melakukan pekerjaan penyiaran, menyajikan produk komersial, menyiarkan berita/informasi, acting sebagai pembawa acara atau pelawak, menghendel olah raga, pewawancara, diskusi, quiz dan narasi. Selain itu, Penyiar harus memberi manfaat kepada pendengar, baik langsung maupun tidak langsung. Harus ada proses pencerahan yang terjadi, sehingga fungsi radio sebagai media yang informative dan hiburan bisa berjalan sebagaimana mestinya. Sebagai komunikator pada sebuah radio, penyiar tentu memiliki karakteristik, faktanya seorang penyiar yang professional harus mampu
40 bermain peran, biasanya itu yang disebut dengan dramaturgi, dimana karakteristik penyiar pada saat siaran dan sikap kepribadian aslinya sangat bertolak belakang. Peran yang ditampilkan pada program disko dangdut harus ceria, fun, berwawasan luas, dan bertutur sopan, untuk menciptakan citra positif terhadap musik dangdut. Karena menarik atau tidaknya sebuah program ditentukan oleh hasil reaksi pendengar dan itu yang akan menentukan keberhasilan dan eksistensi program tersebut. Karakter yang memang dibutuhkan oleh seorang penyiar tidak akan pernah terlupakan bahwa penyiar itu haruslah memiliki air personality ketika mereka sedang mengudara dan membawakan sebuah program acara. Dalam menampilkan air personality yang menjadi diri pribadi dan ciri khas tersebut sangat dibutuhkan sisi akrobatik dari diri seorang penyiar karena hal itu yang akan membedakan dirinya dengan penyiar lain, karena melalui itu akan tercipta inovasi-inovasi dari s eo r an g penyiar. Air personality didalam diri tiap individu itu memang tidak ada yang sama dan selalu berbeda antara satu dengan yang lainnya karena bisa dibilang itu merupakan sebuah identitas seperti sidik jari manusia yang tidak akan sama satu dengan yang lain. Kepribadian penyiar radio di udara sangat penting untuk mendapatkan simpati dan kesan mendalam dari pendengar setianya, melalui air personality ini image seorang penyiar itu dapat dibentuk. Dibawah ini, beberapa hal yang bisa membentuk suatu air personality penyiar diantaranya adalah: a. Naturalness “to be natural is to be yours” untuk menjadi natural dalam setiap tugas siaran, penyiar sebaiknya mampu menjadi dirinya sendiri, tidak meniru orang lain dan tidak mengada-ada dalam menjalankan tugasnya. Dengan bersifat natural dan apa adanya, karakter penyiar radio akan terbentuk secara alami tanpa dipaksakan, sehingga air personality benar-benar keluar dari dalam diri penyiar melalui katakata dan pengekspresian jiwa yang tersirat ketika sedang mengudara.
41 Sikap natural tersebut kemungkinan akan menjadi daya tarik tersendiri yang tidak mungkin dapat ditiru oleh penyiar manapun. Jika akhirnya ada yang mengikuti tentu tidak akan sama persis seperti penyiar tersebut bawakan. b. Vitality Seorang penyiar radio adalah panutan bagi pendengarnya, sehingga penyiar harus tampil sebaik mungkin.Setiap apa yang dilakukan oleh penyiar radio di udara selalu menjadi trend setter bagi pendengarnya sehingga
air personality penyiar
radio haruslah mencerminkan
gaya hidup yang baik dan patut untuk ditiru oleh para audience ataupara pendengarnya. Jangan bersikap sembarangan karena hal itu akan memberikan kesan bahwa penyiar radio tidak patut untuk ditiru. Selain itu, tugas penyiar radio yang menghibur selalu menjadi alas an kuat untuk memberikan kesan riang dan lincah di setiap kemunculan penyiar diudara. Kesan riang dan lincah sangat dibutuhkan untuk membentuk kepribadian penyiar di udara. Karena secara tidak langsung kesan tersebut akan langsung menular kepada pendengar. c. Reliability Hampir semua pekerjaan apapun itu jenis pekerjaannya selalu menuntut adanya kejujuran, termasuk dalam dunia penyiaran. Dalam membentuk air personality yang baik, kejujuran harus selalu dilakukan oleh setiap penyiar radio. Penyiar harus jujur dalam menyiarkan segala hal, termasuk menyiarkan segala sumber berita yang diperoleh selama proses siaran radio berlangsung. Penyiar radio dituntut untuk selalu mengedepankan kejujuran. d.
Friendliness Sifat bersahabat juga menjadi faktor pendukung citra penyiar di udara. Pendengar akan merasa betah mendengarkan siaran radio bila dia mendapatkan perlakuan yang sewajarnya dari seorang sahabat yang bernama “penyiar”. Sebagai seorang sahabat pendengar tidak akan merasa terpaksa mendengarkan siaran anda. Layaknya seorang sahabat
42 maka penyiar akan selalu berusaha untuk tampil akrab di setiap tugas siarannya. Keakraban inilah yang pada akhirnya akan memunculkan sifat persahabatn dan kekeluargaan diantara penyiar dan pendengar. e.
Believability Setiap perkataan yang keluar dari mulut penyiar tentu harus dapat dipercaya, baik itu yang bersifat hiburan maupun informasi. Segala sesuatuyang diungkapkan oleh penyiar radio harus dapat di pertanggung jawabkan kebenarannya. Jangan mengumbar janji kepada pendengar jika penyiar benar-benar tidak dapat memenuhi janji tersebut. Lebih baik teliti lagi sebelum mengatakan sesuatu pada pendengar karena kepercayaan yang ada dipendengar akan pudar kalau saja penyiar tersebut terlihat sering berjanji namun tidak dapat menepatinya.
Sedangkan faktor pendukung pembentukan air personality penyiar: a. Pengetahuan Sebagai seorang penyiar haruslah seorang komunikator karena mempunyai komunikan masyarakat pendengar yang heterogen dari latar belakang keinginan, pendidikan, ekonomi dan sosial. Secara otomatis keterampilan mengolah kata harus di imbangi dengan pengetahuan
yang
mendalam
tentang
berbagai
hal.
Tanpa
pengetahuan yang cukup sudah tentu seorang penyiar seperti sebuah senapan tanpa amunisi yang cukup. Dengan pengetahuan yang cukup seorang penyiar akan menunjukkan kualitas dalam siarannya sehingga lebih berbobot dan akan dihormati oleh pendengar. b. Adlibbing/ berbicara tanpa teks Adlibbing adalah kemampuan berbicara tanpa teks dengan kalimat yang jelas, runtut, dan mudah dimengerti. Seorang penyiar harus mempunyai kemampuan adlibbing yang baik karena gaya penyampaian dari komunikator kepada komunikan sangatlah penting, karena hal itu akan menjadikan kekuatan untuk menarik pendengar.
43 Dan perlu diketahui untuk mendukung suksesnya proses adlibbing ini seorang penyiar harus memperhatikan kosa kata, pemahaman materi, dan teknik berbicara yang baik. Dengan perpaduan 3 (tiga) unsur pendukung suksesnya pemunculan air personality tersebut seorang penyiar akan bisa menarik perhatian khalayak pendengar. c. Ide-ide Baru Seorang penyiar haruslah selalu memiliki dan menemukan ide-ide baru untuk memperkaya kualitas siarannya. Tanpa adanya ide-ide baru yang muncul, seorang penyiar hanya akanmenampilkan suatu yang monoton dan membosankan dalamsiarannya. Maka dari itu, seorang penyiar harus memiliki wawasan yang luas, dan mampu memberikan ide-ide baru, untuk memberikan kualitas kinerjanya. d. Kemampuan Mengolah Individu Seorang penyiar harus selaluberusaha untuk berkreasi dan mengasah kemampuannya dan menampilkan yang terbaik dalam setiap performent yang dilakukannya, agar penyiar tersebut memiliki kualitas dan keterampilan sendiri. e. Kemampuan Berbahasa Seperti yang sudah kita ketahui, tugas dari seorang penyiar adalah menyampaikan suatu informasi dan berkomunikasi dengan pendengar dengan kemampuan berbicara yang dimilikinya. Tanpa dapat berbahasa yang baik seorang penyiar tidak akan menjadi seorang penyiar yang baik, maka dari itu sudah seharusnya penyiar menambah kosa kata dan mempelajari lebih mendalam mengenai kemampuan berbahasa ini. f. Performa On Air Jika kita membahas mengenai air personality sudah tentu kita harus membahas mengenai performa yang di tampilkan pada saat on air, ketika penyiar tersebut sedang mengudara, dan oleh sebab itu penyiar haruslah memiliki performa diri yang baik, agar pada saat
44 mengudara tidak mengalami kesalahan sekecil apapun, yang dapat menjadikan penampilan penyiar berkurang karena kesalahan tersebut.
2.3
Kerangka Pemikiran
Radio CBB 105,4 FM
Program Disko Dangdut
Strategi penyiar di Program Disko Dangdut dalam membangun citra positif musik dangdut
Meningkatkan dan Mempertahankan Pendengar khususnya musik dangdut