BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
2.1
Penelitian Sebelumnya Sebelum melakukan penelitian ini, peneliti mendapatan referensi dari
penelitian-penelitian sebelumnya untuk mengerjakan penelitian yang akan dilakukan. Berikut adalah beberapa penelitian yang telah dilakukan dan menjadi referensi dalam penelitian ini: Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya Topik
Teori
Metodologi
Hasil Penelitian
(Judul Penelitian) Pemilihan Talent sebagai Strategi Produksi Program Dahsyat di RCTI (Gabriela Angelita)
Teori Kualitatif Tahapan Produksi, Teori Budaya Kritis, Social Exchange Theory
Representasi Pembawa Acara Program Talk Show di Televisi Indonesia (Rahmat Edi Irawan)
Teori komunikasi massa, teori konstruksi sosial media massa.
Implementasi Kebijakan TVRI dalam Meningkatkan
Implementasi Kualitatif Kebijakan
Kualitatif
5
Pemilihan talent sebagai Strategi Produksi program Dahsyat di RCTI dengan cara menjaga jarak waktu perform talent bintang tamu, selalu update mencari data penyanyi atau artis yang sedang hits, selalu update melihat jadwal artis luar negeri yang akan konser di Indonesia dan mengajak bekerjasama, mengorbitkan artis baru, mengganti host pendamping setiap hari, mengembangkan trend yang sudah ada dan menciptakan trend baru, aktif di sosial media, mengadakan casting host dengan kriteria penilaian goodlooking, smart, punya keunikan, dan pandai membawakan acara. Strategi produksi program Dahsyat dalam meningkatkan kualitas talent dengan cara melaukan pendekatan personal dan menuntut talent agar memiliki wawasan yang luas. Yang dibangun atau direkonstruksi baik program acara maupun pembawa acaranya adalah suatu bangunan konstruksi atau presentasi yang disesuaikan dengan kepentingan pemilik atau pengelola stasiun televisi. Profesionalisme pegawai yang terlibat dalam satuan kerabat kerja produksi dan penyiaran program sangat diperlukan dalam
6 Kualitas Penyiaran Program (Yuliana Kombaitan) Strategic Management of Crossmedia Production at Estonian Public Broadcasting (Indrek Ibrus & Astra Merivee)
Teori Komunikasi, Teori Produksi
Kualitatif
Public Policy and Independent Television Production in The U.K. (Gillian Doyle & Richard Paterson)
Teori Produksi
Kualitatif
Virtual World Television Products and Practices: Comparing Television Production in Second Life to Traditional Television Production (Carrielynn D. Reinhard, Pooky Amsterdam)
Teori Produksi
Kualitatif
2.2
mengembangkan kreatifitas yang lebih inovatif dalam penciptaan sebuah program yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan publik. If the managers do not have a good under- standing of how to lead the convergence process and what the rationales for cross- media production are the whole process is destined to result in uncertainty and cause resistance. The lack of crossmedia-related strategising at err, if not apparent at first glance, was systematically demonstrated. A production environment conducive to creativity and entrepren- eurialism can be seen as the necessary bedrock for a healthy and vibrant indigenous television economy. However, rather than focusing on the work environments or the business circumstances and behaviors of television producers, UK government policy has historically leaned towards supporting the production sector solely through boosting levels of competition. Virtual World Television occurs when users of the virtual world negotiate with the technological, economic and cultural structures inherent to the virtual world to produce programming that bears some similarity to traditional television.
Landasan Teori 2.2.1
Komunikasi Komunikasi
“communication”
atau
adalah
dalam proses
bahasa sosial
inggris di
mana
disebut
dengan
individu-individu
7 menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka (West, Richard & Turner, Lynn H., 2009:5). Menurut Carl Hovland, Janis dan Kelly dalam buku karya Riswandi komunikasi
adalah
suatu
proses
dimana
seseorang
(komunikator)
menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah dan membentuk perilaku seseorang banyak. Sedangkan komunikasi menurut kutipan Bernard Bereslson dan Gary A. Steiner dalam buku karya Riswandi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar, angka-angka, dan lain-lain (Riswandi, 2009:1-2). Menurut Syaiful dalam buku Teori Komunikasi karangannya, komunikasi adalah suatu bentuk interaksi dengan proses sebab akibat atau aksi interaksi yang arahnya bergantian, di dalam pengertian ini komunikasi melibatkan komunikator yang menyampaikan pesan balik verbal maupun non verbal kepada komunikan yang langsung memberikan respon aktif, dinamis, dan timbal balik (Syaiful, 2009:8).
2.2.1.1 Fungsi Komunikasi Dalam buku berjudul Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar karya Deddy Mulyana dijelaskan tentang fungsi-fungsi komunikasi seperti : a) Fungsi Komunikasi Sosial Komunikasi penting untuk membangun konsep diri, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang menghibur, dan memupuk hubungan dengan orang lain. b) Fungsi Komunikasi Ekspresif Berkaitan erat dengan fungsi komunikasi sosial, dimana komunikasi ekspresif dapat dilakukan sendiri atau secara berkelompok, komunikasi ekspersif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain dimana biasanya pesan-pesan tersebut disampaikan secara non-verbal misalnya seperti rasa sayang,
8 peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut, prihatin, marah, dan benci. c) Fungsi Komunikasi Ritual Komunikasi ini biasanya dilakukan secara kolektif seperti komunitas-komunitas yang melakukan upacara-upacara ritual yang berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup seperti upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun, pertunangan, siraman, pernikahan, ulang tahun perkawinan, hingga upacara kematian. d) Fungsi Komunikasi Instrumental Bertujuan
menginformasikan,
mengajarkan,
mendorong,
mengubah sikap, keyakinan dan perilaku, menggerakan tindakan dan juga menghibur. Bila diringkas, maka semua tujuan tersebut dapat disebut membujuk atau bersifat persuasif. Komunikasi yang berfungsi
memberitahukan
atau
menerangkan
mengandung
muatan persuasif dalam arti bahwa pembicara menginginkan pendengarnya mempercayai bahwa fakta atau informasi yang disampaikannya akurat dan layak diketahui. Ketika seorang dosen menyatakan bahwa ruang kuliah kotor, pernyataannya dapat membujuk mahasiswa untuk membersihkan ruang kuliah tersebut. Bahkan komunikasi yang menghiburpun secara tidak langsung membujuk khalayak untuk melupakan persoalan hidup mereka (Mulyana, D., 2007:5-33).
2.2.2 Teori Komunikasi Massa 2.2.2.1 Definisi Komunikasi Massa Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi kepada khalayak luas dengan menggunakan saluran-saluran komunikasi (media massa). Komunikasi massa memberikan kemampuan baik pada pengirim maupun pada penerima untuk melakukan kontrol. Sumber-sumber seperti editor surat kabar atau penyiar televisi membuat keputusan mengenai informasi apa yang akan dikirim, sedangkan penerima memiliki kendali terhadap apa yang mereka baca, dengarkan, tonton, atau bahas. Misalkan saja, seorang pengiklan yang telah membeli slot yang mahal untuk menayangkan iklan televisi dengan menggunakan Tiger Woods sebagai bintangnya.
9 Pengiklan tersebut sudah membayar Woods dengan mahal, tetapi untuk melihat apakah iklan tersebut dapat menaikkan penjualan, pengiklan tersebut harus menunggu. Pengiklan tersebut memiliki kendali untuk memilih siapa bintang iklannya, tetapi khalayak juga memiliki kendali terhadap apa yang mereka tonton dan mereka beli (West, Richard & Turner, Lynn H., 2009:41). Komunikasi massa merupakan proses organisasi media menciptakan dan menyebarkan pesan-pesan pada masyarakat luas dan proses pesan tersebut dicari, digunakan, dipahami, dan dipengaruhi oleh audiens. George Gerbner
menyimpulkan
“kemampuan
untuk
pentingnya
menciptakan
media
massa
masyarakat,
sebagai
menjelaskan
berikut: masalah,
memberikan referensi umun, dan memindahkan perhatian dan kekuasaan (Littlejohn, Stephen W. & Foss, Karen A., 2011:405).
2.2.2.2 Fungsi Komunikasi Massa Fungsi komunikasi massa seperti kutipan Jay Black dan Frederick C. Whitney (1988) dalam buku karya Nurudin antara lain: (1) To inform
(Menginformasikan)
(2) To entertain
(Memberi hiburan)
(3) To persuade
(Membujuk)
(4) Transmission of the culture
(Transmisi budaya)
Sementara itu, fungsi komunikasi massa menurut John Vivian dalam bukunya The Media of Mass Communication (1991) disebutkan: (1) Providing information (2) Providing entertainment (3) Helping to persuade (4) Contributing to social cohesion
Ada pula fungsi komunikasi massa menurut kutipan Harold D. Lasswell dalam buku karya Nurudin, yakni: (1) Surveillance of the environment (fungsi pengawasan) (2) Correlation of the part of environment (fungsi korelasi)
society in responding to the
10 (3) Transmission of the social heritage from one generation to the next (fungsi pewarisan sosial). Sama seperti pendapat Lasswell, Charles Robert Wright (1988) menambah fungsi entertainment (hiburan) dalam fungsi komunikasi massa (Nurudin, 2011:64).
2.2.2.3 Efek Komunikasi Massa (1) Efek Umum Efek umum menyangkut efek dasar yang diramalkan dapat terjadi akibat pesan-pesan yang disiarkan melalui media massa schramm mengemukakan bahwa komunikasi massa mempunyai efek yang mengembang. Efek seperti itu merupakan efek dasar yang terjadi dari hari ke hari secara terus menerus. Ia tidak dapat didengar, diraba, atau dilihat, tetapi bener-benar terjadi.karena itu dapat disimpulkan bahwa terpaan media massa pada waktunya akan menimbulkan
perubahaan-perubahan
yang
amat
sangat
mengejutkan. (2) Efek Khusus Efek Khusus terutama menyakut ramalan tentang efek yang diperkirakan akan timbul pada individu-individu dalam suatu mass audience pada perilaku mereka dalam menerima pesanpesan media massa. Pengetahuan tentang efek komunikasi massa menurut schramm berkisar pasa interaksi antara pesan, situasi, kepribadian, dan kelompok. Dengan demikanlah interaksi komunikasi massa dengan khalayak dalam hubungannya dengan efek yang sering diramalkan.
2.2.3 Teori Media Massa Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara cepat, luas, serempak tanpa terbatas oleh ruang dan waktu. Dalam buku karangan Richard West dan Lynn H. Turner yang berjudul Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi, dijelaskan bahwa media massa atau mass media adalah saluran-saluran atau cara pengiriman bagi pesan-pesan massa. Media massa dapat berupa surat kabar,
11 video, CD_ROM, computer, TV, radio, dan sebagainya (West, Richard & Turner, Lynn H., 2009:41).
2.2.3.1 Jenis-jenis Media Massa Media massa terbagi menjadi dua yaitu: (1) Media Cetak Media cetak merupakan media yang dicetak dalam lembaran kertas. Dalam hal penyajian iklan, media cetak kalah menarik denagn media elektronik, tetapi media cetak lebih bisa menyampaikan pesan secara informatif dan bisa menampung sebanyak mungkin opini pengamat. Contoh: koran, brosur, majalah ,buku, dalan lain-lain. (2) Media Elektronik Media elektronik pada umunnya bersifat audio atau gambar untuk menyampaikan informasi. Media elektronik lebih unggul dari pada media cetak, karena media eletronik menyampaikan pesan lebih cepat dan lebih menarik. Contoh : televisi, radio, dan internet.
2.2.4 Televisi 2.2.4.1 Definisi Televisi Televisi merupakan salah satu jenis media komunikasi massa elektronik yang terbilang canggih. Karena media elektronik ini bersifat Audio-Visual yang dimana mudah sekali diterima cepat oleh masyarakat menggantikan posisi media lainnya. Televisi dengan bersifat audio-visual ini maka memudahkan menyerap informasi karena penonton tidak hanya menerima informasi dari audio saja tetapi juga dengan gambar.Kata "televisi" itu sendiri merupakan gabungan dari kata tele yang artinya “jauh” dari bahasa Yunani dan visio yang artinya “penglihatan” dari bahasa Latin, dengan kata lain televisi dapat diartikan sebagai alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan media visual/penglihatan.
12 2.2.4.2 Karakteristik Televisi Televisi adalah media pandang sekaligus media dengar (audio-visual). Ia berbeda dengan media cetak yang lebih merupakan media pandang. Dalam buku berjudul Jurnalistik Televisi (Adi Badjuri, 2010 : 38-39) Karakteristik televisi sebagai berikut: 1. Mengutamakan Gambar Kekuatan televisi terletak lebih pada gambar yang didukung oleh narasi atau sebaliknya paparan dari narasi yang diperkuat oleh gambar. Gambar yang dimaksud adalah gambar hidup lebih menarik dari pada gambar di media cetak. 2. Mengutamakan Kecepatan Jika deadline media cetak 1 x 24 jam, deadline atau tenggat televisi bisa disebut setiap detik. Kecepatan bahkan menjadi salah satu unsur yang menjadikan berita televisi bernilai. Berita paling menarik atau menonjol dalam rentang waktu tertentu, pasti akan ditayangkan paling cepat oleh televisi. 3. Bersifat Sekilas Jika media cetak mengutamkan dimensi ruang , televisi lebih mengutamakan dimensi waktu atau durasi. Durasi berita televisi terbatas. Cenderung bersifat sekilas. 4. Bersifat Satu Arah Televisi bersifat satu arah. Pemirsa tidak bisa pada saat itu juga memberi respon pada berita televisi yang ditayangkan , kecuali pada beberapa program interaktif. 5. Daya Jangkau Luas Televisi memiliki daya jangkau luas. Ini berarti televisi menjakau segala lapisan masyarakat, dengan berbagai latar belakang sosialekonomi.
2.2.4.3 Karya Televisi Ada dua karya pada siaran televisi menurut (Askurifai Baksin , 2009:79-81), yaitu: 1. Karya Artistik
13 Merupakan produksi acara televisi yang menekankan pada aspek artistik dan estetik, sehingga unsur keindahan menjadikan keunggulan dan daya tarik acara. Biasanya karya artistik lebih banyak dikerjakan oleh mitra stasiun televisi, yakni para agency dan Production House (PH). a. Kategori karya artistik: i. Film ii. Sinetron (Sinema elektronik) iii. Pagelaran musik, tari, pantomin, lawak, sirkus, sulap dan teater iv. Acara keagamaan v. Variety Show vi. Kuis vii. Ilmu pengetahuan dan teknologi. viii. Penerangan umum ix. Iklan (Komersial dan layanan masyarakat) 2. Karya Jurnalistik Karya jurnalistik diproduksi dengan pendekatan jurnalistik yang mengutamakan kecepatan penyampaian, mengusung informasi dari sumber pendapat, realita dan peristiwa. Kategori karya jurnalistik adalah: a. Berita aktual yang bersifat time concern. b. Berita nonaktual yang bersifat timeless.Penjelasan yang bersifat aktual atau sedang hangat-hangatnya. (monolog, dialog, laporan, komentar/reportase langsung)
2.2.4.4 Jenis Program Televisi Menurut (Morissan, M.A, 2013:218-230) dalam buku berjudul Manajemen Media Penyiaran. Pada dasarnya jenis program televisi dibagi menjadi dua bagian besar, yakni: 1. Program Informasi (Berita) Program informasi adalah program yang memberikan banyak informasi untuk memenuhi rasa ingin tahu penonton terhadap suatu hal. Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya
14 untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audien. Daya tarik program ini adalah informasi dan informasi itulah yang ‘dijual’ kepada audien. Program informasi tidak hanya melulu program berita dimana presenter atau penyiar membacakan berita, tetapi segala bentuk penyajian informasi termasuk juga talkshow (perbincangan), misalnya wawancara dengan artis, orang terkenal, atau dengan siapa saja. Program informasi dapat dibagi menjadi dua bagian, yakni: a. Berita Keras (Hard News) Berita keras atau hard news adalah segala informasi penting dan atau menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak audien secepatnya. Stasiun televisi besar biasanya menyajikan program berita beberapa kali dalam satu hari, misalnya pada pagi, siang, petang, dan tengah malam yang berdurasi mulai dari beberapa menit sampai berdurasi 30 menit bahkan 1 jam. Berita keras dapat dibagi ke dalam beberapa bentuk berita, yaitu: i. Straight News Straight news berarti berita “langsung”. Straight news adalah suatu berita yang singkat (tidak detail), hanya menyajikan informasi terpenting saja dengan mengandung unsur 5W + 1H (who, what, where, when, why dan how) terhadap suatu berita yang diberitakan. Berita jenis ini sangat terikat waktu (deadline) karena informasinya sangat cepat basi jika terlambat disampaikan kepada audien. ii. Feature Feature adalah berita ringan namun menarik. Menarik disini seperti informasi yang lucu, unik, aneh, menimbulkan kekaguman, dan sebagainya. Pada dasarnya feature dapat dikatakan sebagai softnews karena tidak terlalu terikat dengan waktu penayangan, namun karena durasinya yang singkat dan menjadi bagian dari program berita maka feature masuk ke dalam kategori hard news. Namun ada
15 kalanya feature terkait dengan suatu peristiwa penting atau terikat dengan waktu, dan harus segera ditayangkan. Feature ini disebut dengan news feature yaitu sisi lain dari straight news yang biasanya lebih menekankan pada sisi human interest dari suatu berita. iii. Infotainment Infotainment berasal dari dua kata yaitu information yang berarti informasi dan entertainment yang berarti hiburan. Infotainment
adalah berita yang menyajikan informasi
mengenai kehidupan orang-orang yang dikenal masyarakat dan bekerja pada industri hiburan seperti pemain film dan penyanyi. Infotainment adalah salah satu bentuk berita keras atau hard news karena memuat informasi yang harus segera ditayangkan. Pada saat ini, infotainment disajikan dalam program
berita
sendiri
yang
terpisah
dan
khusus
menampilkan berita-berita mengenai kehidupan selebritis. b. Berita Lunak (Soft News) Berita lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. Program yang termasuk dalam kategori soft news yakni: i. Current Affair “Persoalan kekinian “Current affair adalah program yang menyajikan informasi yang terkait dengan suatu berita penting yang muncul sebelumnya namun dibuat secara lengkap dan mendalam. Current affair cukup terikat dengan waktu dalam hal penayangannyapun tidak seketat hard news. Batasan penyajian current affair adalah bahwa isu yang dibahas masih mendapat perhatian khalayak. ii. Magazine Magazine adalah program yang menampilkan informasi ringan namum mendalam atau dengan kata lain magazine merupakan feature yang berdurasi lebih panjang. Program Magazine ditayangkan tersendiri yang terpisah dari program
16 berita dan lebih menekankan aspek menarik daripada aspek pentingnya. iii. Dokumenter Dokumenter adalah program infromasi yang bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik gaya atau cara penjian documenter sangat beragam dalam teknik pengambilan gambar, teknik editing, dan teknik penceritaannya. Suatu program dokumenter ada kalanya dibuat seperti membuat film hingga disebut dengan film dokumenter. iv. Talk Show Talk Show adalah program yang menampilkan satu atau beberapa orang untuk membahas suatu topik tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa acara (host). Mereka yang menjadi narasumber pada program talk show ini adalah orang-orang yang berpengalaman langsung dengan peristiwa yang diperbincangkan atau mereka yang ahli dalam masalah yang tengah dibahas. 2. Program hiburan (Entertainment) Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur dalam bentuk musik, lagu, cerita, dan permainan. Program ini bertujuan untuk menghibur para penontonnya. Contoh program hiburan yaitu: a. Drama Kata “Drama” berasal dari bahasa yunani dan yang berarti bertindak atau berbuat (action). Program drama adalah pertunjukan (show) yang menyajikan cerita mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau melibatkan konflik dan emosi. Program televisi yang termasuk dalam program drama adalah: i. Sinetron Negara lain menyebut sinetron dengan opera sabun (soap opera) atau daytime serial. Namun di Indonesia lebih popular dengan sebutan sinetron. Penayangan sinetron
17 biasanya terbagi dalam beberapa episode. Sinetron yang memiliki epiosode terbatas disebut dengan mini seri. ii. Film Televisi sering menayakan film sebagai salah satu jenis program yang masuk dalam kelompok atau kategori drama. Adapun yang dimaksud film disini adalah layar lebar yang dibuat
oleh
perusahaan-perusahaan
film.
Film
bisa
ditayangkan biasanya setelah muncul di bioskop lalu di distribusikan melalui dvd/vcd dan televisi menjadi media paling akhir yang dapat menayangkan film sebagai salah satu programnya. b. Permainan (Game show) Permaian atau game show merupakan suatau bentuk program yang melibatkan sejumlah orang baik secara individu ataupun kelompok (tim) yang bersaing mendapatkkan sesuatu. Program permainan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: i. Quiz Quiz
merupakan
kemampuan
permainan
intelektualitas.
yang
menekankan
Permainan
ini
pada
biasanya
melibatkan peserta dari kalangan orang biasa atau anggota masyarakat, namun terkadang pengelola program dapat menyajikan secara khusus yang melibatkan orang-orang terkenal (selebritis). ii. Ketangkasan Peserta dalam permainan ini harus menunjukan kemampuan fisik atau ketangkasannya untuk melewati rintangan. iii. Reality Show Program ini mencoba menyajikan suatu keadaan yang nyata (real) dengan cara yang sealamiah mungkin tanpa rekayasa. Namun pada dasarnya reality show tetap merupakan permaian (game), tingkat realistisnya bermacam-macam dari hidden camera sampai yang terlalu rekayasa semua gunakan kata reality show. 3. Pertunjukan
18 Pertunjukan adalah program yang menampilkan kemampuan (performance) seseorang atau beberapa orang pada suatu lokasi baik di studio maupun di luar studio. Jika mereka yang tampil adalah para musisi, maka pertunjukan itu menjadi pertunjukan musik atau jika yang tampil adalah juru masak, maka pertunjukan itu menjadi pertunjukan memasak, begitu pula dengan pertunjukan lawak, sulap, lenong, wayang, ceramah agama, dan sebagainya. Dapat dikatakan program pertunjukan adalah program yang paling banyak diproduksi sendiri oleh stasiun televisi. 4. Musik Program Musik dapat ditampilkan dalam dua format, yaitu videoklip atau konser. Program musik dapat dilakukan di outdoor ataupun indoor. Program musik di televisi saat ini sangat ditentukan dengan kemampuan artis menarik audiens. Tidak dari kualitas suara saja, namun juga berdasarkan bagaimana mengemas penampilannya agar menjadi lebih menarik, Dalam pertunjukan dalam program yang menampilkan kemampuan (performance) yang dilakukan musisi artis.
2.2.5
Program Musik Program Musik termasuk dalam jenis program artistik atau hiburan
yang juga digemari oleh berbagai kalangan masyarakat, karena sifat dari musik itu sendiri yang universal atau dapat didengar oleh siapa saja. Program musik yang ditayangkan secara live atau langsung lebih digemari oleh penonton karena lebih memiliki nilai artistik serta artis musisi yang beragam dan bisa dilihat secara langsung. Dalam pembuatannya, program musik tidak dilakukan secara asal tetapi harus mengerti tentang musik. Program musik mempunyai format tersendiri dalam menampilkan musik tersebut yaitu dengan format musik live, minus one, dan playback. Dikutip dalam buku Manajemen Media Penyiaran (Morissan, M.A., 2013:229) Menurut Vane-Gross: The programmer who wish to present music shows would do well to be cautious. They should select an artist with wide demographic appeal, supply as much visual support as possible, and not let a sequence go too long.
(Programmer yang ingin menyajikan pertunjukan
19 musik haruslah cermat. Mereka harus memilih artis yang memiliki daya tarik demografis yang luas, menyajikan sebanyak mungkin dukungan visual, dan tidak membiarkan satu gambar ditampilkan terlalu lama). Dengan demikian, menurut Vane-Gross programmer yang ingin menyajikan acara musik harus mempertimbangkan beberapa hal agar acara itu bisa mendapatkan sebanyak mungkin audiens, yaitu: 1. Pemilihan artis yang memiliki daya tarik demografis yang besar, misalnya artis yang memiliki banyak penggemar pria atau artis yang banyak digandrungi para wanita, kelompok remaja, dan kalangan orang tua. 2. Pengambilan gambar yang menarik secara visual. Televisi harus menampilkan
sebanyak
mungkin
gambar
pendukung
dan
tidak
membiarkan suatu pengambilan gambar (sekuen) yang terlalu lama. Dalam shooting musik, gambar harus berganti-ganti secara dinamis.
2.2.5.1 Jenis Program Musik Menciptakan program musik dapat menggunakan berbagai macam format. Jenis-jenis format program musik menurut (Fred Wibowo, 2009:6061) dalam bukunya Teknik Produksi Program Televisi yaitu : 1. Format Musik Klip Variasi ilustrasi pemandangan atau suasana lewat efek atau animasi sebagai latar belakang, dipadu dengan penyanyi dan back voicenya merupakan format klip yang konvensional. 2. Format Musik Live Show Format musik live show biasanya dilakukan di stage atau panggung, baik yang di lakukan di indoor (di dalam gedung atau studio dalam program televisi), maupun oudoor disuatu lapangan terbuka. Dengan camera movement, live show semacam ini digunakan beberapa kamera, memungkinkan sajian gambar menjadi sangat bervariasi. Dalam tayangannya live show bisa disiarkan secara langsung atau tidak langsung, namun rekaman gambar dibuat sebagaimana program yang disiarkan secara langsung tersebut. 3. Format Musik Feature dan Magazine Format Musik Feature dan Magazine dalam bentuk format dapat dipelajari kemudian isian materi produksinya berupa musik. Format
20 program musik ini biasanya sangat menarik karena bervariasi dan dapat menampilkan reaksi dari kaum muda atau para pencipta jenis musik itu. Wawancara atau riwayat hidup baik sang pencipta maupun penyanyinya memberikan daya tarik tersendiri. Meskipun program semacam ini tidak menyajikan banyak lagu, tetapi karena menampilkan secara khusus kehidupan sang bintang, biasanya program semacam ini menjadi sangat dinanti dan digemari.
2.2.6 Tahapan Produksi Tahapan Produksi suatu program televisi tidak dilakukan secara singkat tetapi membutuhkan proses yang cukup panjang. Seperti program musik “Dahsyat” yang diproduksi secara live di dalam studio (indoor). Proses produksi dibagi menjadi empat tahapan pelaksanaan produksi, yaitu: Four Stage of Television Production (Empat Tahapan Produksi Televisi) 1. Pre production Plan
( Pra Produksi)
2. Set up and Rehearsal
( Set up dan Reherseal)
3. Production
( Produksi)
4. Post production
( Pasca Produksi)
Tidak semua tahapan produksi harus dilakukan, sehingga tidak semuanya harus dipikirkan. Seperti contoh, acara live, liputan berita harian akan lebih membutuhkan sedikit pengaturan dan rehearsal serta tanpa pascaproduksi, ketika sebuah komplikasi drama spesial dimana telah di rekam didalam segmen dan diatur setelah tahap tape editting yang akan beroperasi kesemua keempat tahapan.
2.2.6.1 Pre production Plan Dalam tahapan ini produser dan director bekerjasama dengan penulis script untuk menyelesaikan script dan melengkapi semua faktor produksi. Produser, penulis, talent director, teknisi audio, lightning director, dan designer bertemu untuk mendiskusikan program dan bagian bagian yang akan ditayangkan. Perencanaan preproduksi adalah essensi untuk kesuksesan acara. Banyaknya kesulitan dapat dicegah apabila produksi telah direncanakan dengan seksama di awal, dengan semua anggota yang peduli dan sigap
21 dengan semua kontribusinya serta ditunjang oleh tanggung jawabnya masingmasing. Akan jauh lebih mudah untuk membetulkan masalah saat berada di kertas selama tahap preproduksi daripada saat berada pada tahap produksi sehingga mengantisipasi kesulitan yang akan datang disaat proses produksi di studio yang menghambat lamanya proses produksi dan menghabiskan biaya.
2.2.6.2 Setup and rehearsal 2.2.6.3 Setup Untuk menunjang produksi yang sebenarnya, studio dan ruangan kontrol harus dipersiapkan untuk program acara. Banyaknya jumlah waktu yang dibutuhkan untuk pengaturan akan diperhitungkan dalam perencanaan preproduksi dan biasanya tergantung seberapa kompleks sebuah program serta besarnya dana. Untuk memaksimalkan jumlah waktu yang tersedia, semua anggota tim produksi harus mengerti deskripsi pekerjaan dan harus memimpin anggotanya masing masing untuk menyelesaikan tugas. Seluruh anggota crew harus bekerja secara berkala kapanpun dibutuhkan.
2.2.6.4 Rehearsal Untuk menghemat dana dan mengurangi tekanan dalam biaya sumber daya studio, rehearsal awal sering kali diadakan diluar studio. Meskipun, beberapa rehearsal yang diadakan di dalam studio biasanya dibutuhkan untuk mengkoordinasi aspek teknikal dari sebuah produksi. Saat studio dan ruangan kontrol telah diatur sedemikian rupa dan dipersiapkan untuk produksi, rehearsal dapat berpindah ke studio. Dikarenakan waktu untuk rehearsal terbatas, seorang director harus dengan hati-hati merencanakan jalannya rehearsal baik yang didalam maupun diluar studio. Selama rehearsal studio, semua elemen produksi harus dikumpulkan seperti setting panggung, kostum dan pencahayaan, musik dan efek suara, pengambilan kamera, film dan pemasukan tape (CD materi), dan masih banyak lagi. Sementara director bertugas untuk menyempurnakan penampilan dan pengambilan kamera, tim produksi yang lain harus mengawasi jalanya produksi dari operasional dalam divisi individu masing masing divisi dan membetulkan masalah yang akan datang. Para teknisi audio akan mereposisikan
letak
microphone,
seorang
lightning
director
akan
22 menambahkan instrumen lain untuk mengiluminasi area gelap stage tersebut, dan para scenic designer meletakkan beberapa furnitur untuk membantu pengambilan kamera. Selama
rehearsal,
seorang
produser
dengan
seksama
akan
memperhatikan program monitor, berperan sebagai seorang audience dan membuat catatan untuk saran yang akan membangun dan mengembangkan sesama astetik dan kualitas teknik dari sebuah produksi. Selama istirahat, catatan tersebut di diskusikan dengan para director, performer dan anggota produksi.
2.2.6.5 Production Di era awal dunia pertelevisian, sebelum pengembangan dari temuan videotape, semua program telah di produksi secara live. Sebuah acara dimulai saat waktu yang telah ditentukan dan berjalan sampai akhir dengan tanpa kesempatan untuk berhenti atau membenarkan masalah.
Di era dari
broadcasting bertanggung jawab untuk beberapa kisah klasik. Pengembangan dari videotape telah merubah banyak aspek, membuat produser dan director mengoreksi banyak masalah dan menawarkan lebih banyak fleksibilitas dalam menyesuaikan segmen program produksi. Dengan adanya kelebihan dari tape editing, acara-acara dapat diproduksi dengan berbagai cara baru. Dan kita telah membedakan hal tersebut menjadi dua: live dan videotaped untuk pengeditan.
2.2.6.6 Post production Program yang telah diproduksi di dalam videotape akan di edit, sehingga membutuhkan tahap preproduksi. Pada tahap ini, seorang director mengatur bagian mana dari sebuah segmen yang akan dimasukkan dalam tape editing tahap akhir. Postproduction dapat menjadi mudah saat sekumpulan segmen atau prosedur yang sulit di bantu oleh komputer untuk director dan tape editor gabungkan berbagai shots kedalam program yang akan menjadi sebuah kesatuan program yang utuh. Salah satu keuntungan utama dari pascaproduksi adalah para creative mengatur hal-hal tersebut, menawarkan director sebuah hasil seleksi dari masing-masing shots dan penampilan. Sangat mungkin untuk memilih
23 penampilan terbaik dari para casting dan crew dari sejumlah take yang berbeda, membangun sebuah acara dari mengumpulkan adegan-adegan terbaik, shots, atau bahkan seorang performer akan menampilkan sebuah single line performance. Di banyak industri atau industri produksi, pasca produksi, pascaproduksi mengijinkan beberapa tambahan dari elemen visual, seperti grafik, film, atau tape untuk memproduksi persentasi yang lebih efektif. Tambahan audio dapat ditambahkan selama pascaproduksi untuk menambahkan atau memodifikasi track yang sudah ada.
2.2.7 Teori Budaya Kritis Teori budaya kritis dikemukakan oleh Theodor Adorno dan Max Horkheimer pada era tahun 1930-an. Kedua pakar ilmu sosial tersebut, menyatakan bahwa media massa sebagai sebuah industri budaya, mengubah budaya tinggi dan budaya rakyat menjadi komoditas yang dijual demi keuntungan (Baran, 2010). Dengan demikian, maka industri pertelevisian sebagai bagian dari sistem media, adalah industri yang sangat berorientasi pada keuntungan semata. Artinya, jika ditinjau dari sebuah produksi program, hanya program-program yang diyakini pemilik dan pengelola media, dapat disukai penonton sehingga mendatangkan iklan yang banyak yang akhirnya membuat
keuntungan bagi stasiun televisi, yang akan mereka buat,
tayangkan dan pertahankan selama mungkin. Sebaliknya, jika program tersebut tidak dapat sukses merebut penonton, sehingga sulit mendapatkan iklan dan mendatangkan keuntungan bagi stasiun televisi, maka program tersebut tidak akan bertahan lama juga untuk penayangannya dan digantikan dengan program baru atau program lainnya. Jika dilihat dari konten program, maka konten program yang meliputi isi acara, para pengisi acara (talent) ataupun pengemasan program yang bagus sehingga mampu menarik perhatian penonton, mendatangkan iklan dan membuat keuntungan bagi stasiun televisi, yang akan menjadi penjualan utama bagi program tersebut. Mereka akan dipertahakan, akan menjadi dominan dalam program acara tersebut, bahkan terkadang menjadi jaminan hidup matinya sebuah program. Ketiadaan mereka, akan membuat sulit program tersebut untuk mendatangkan penonton, iklan maupun keuntungan dari program tersebut untuk stasiun televisi.
24 2.2.8 Teori Pertukaran Sosial (Social ( Exchange Theory) Teori Pertukaran Sosial (Social Exchange Theory) didasarkan pada ide bahwa orang memandang hubungan mereka dalam konteks ekonomi dan mereka
menghitung
pengorbanan
dan
membandingkannya
dengan
penghargaan yang didapatkan dengan dengan meneruskan hubungan itu (West, Richard & Turner, Lynn H., 2009:216).
2.3 Kerangka Berpikir
Gambar 2.3 Kerangka Berpikir