BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
2.1
Tugas Karya Akhir atau Program Sebelumnya Pada program kali ini penulis berkesempatan untuk membuat karya akhir
yaitu sebuah perjalanan hemat yang bisa dilakukan tanpa harus mengeluarkan budget banyak. Perjalanan ini termasuk dalam features perjalanan (traveloque). Pembuat karya dan tim mempunyai alasan mengapa features perjalanan dirasa cocok untuk mendeskripsikan program ini, karena program features perjalanan ini membahas tentang tempat popular yang ada di Jakarta, di mulai dari wisata alam atau museum, kuliner, dan hal lainnya yang dirasa cocok sesuai dengan ide awal pembuat karya dan tim ingin realisasikan. Dalam memproduksi sebuah features itu lebih mengutamakan unsur hiburan. Berikut merupakan beberapa perbandingan dengan program sebelumnnya yaitu :
Tabel 2.1 Perbandingan dengan Program Sebelumnnya No 1.
Judul Program
Perbedaan dengan
Isi Program
Program yang Dibuat
Nikmatnya Dunia
Nikmatnya Dunia tayang Program
(SCTV)
21
Februari
Program
2007. Hits"
"Jalan-Jalan ini
memiliki
semi perbedaan,
kuliner
yaitu
petualangan
ini program
mengungkap
berbagai menampilkan
keunikan makanan khas wisata berbagai
daerah
ini
dan
tempat kuliner
di popular dan fenomenal
Nusantara, termasuk cara yang ada di wilayah penyajian
dan
tempat Indonesia.
berjualan. 2
Wisata Malam
Sebuah program traveling Sama-sama
(Trans 7)
yang mengajak penonton perjalanan. Tetapi dalam untuk menelusuri tempat program wisata dan
program
“Jalan-Jalan
tempat Hits”
bersejarah
khususnya mengedepankan 11
lebih sistem
12
No
Judul Program
Perbedaan dengan
Isi Program di malam hari
Program yang Dibuat low budget/ hemat tapi tetap bisa eksis pergi kemana saja.
2.2
Teori atau Konsep yang Berkaitan dengan Proses Pembuatan Tugas Akhir 2.2.1 Konsep Tahapan Produksi Konsep produksi televisi bukan sebuah pekerjaan individual melainkan pekerjaan tim. Apabila sebuah program televisi dapat dimengerti maknanya, menghibur, dan pemirsa puas menyaksikannya, maka apresiasi kesuksesan yang harus diberikan kepada tim produksi yang bekerja, bukan kepada seseorang diantaranya saja. Di dalam sebuah produksi televisi pasti akan mengalami sebuah proses mulai dari praproduksi, produksi, hingga pasca produksi. A. Pra Produksi Menurut Herbert Zettl dalam bukunya yang berjudul “Television Production Handbook, Tenth Edition” tahapan sebuah praproduksi program televisi susunannya adalah sebagai berikut : 1. Preproduction Planning: From Idea to Script a. Ide Program Seluruh jenis program televisi yang akan disajikan kepada audience harus diawali dengan ide atau konsep. Mengolah sebuah ide atau konsep bukanlah pekerjaan yag mudah. Sebuah ide harus unik dan menarik sesuai dengan keinginan audience televisi (target audiens). Sebuah ide harus dikelompokkan kemudian ide tersebut harus ditungkan ke dalam bentuk tulisan (naskah). b. Evaluasi Ide Mengevaluasi ide merupakan sebuah bagian penting dari proses preproduction. Sebuah ide harus dilihat kembali apakah ide tersebut bernilai atau ide tersebut sudah sesuai dengan budgeting, waktu, dan fasilitas yang dibutuhkan saat proses produksi telah dimulai. Ide harus memiliki perbedaan dengan program yang telah
13 ada sebelumnya. Ide yang bernilai merupakan ide yang dapat membuat para audience belajar, melakukan, dan merasakan ketika menonton program yang dihasilkan dari ide tersebut. Zettl mengemukakan The Effect to Cause Production Model yang merupakan sebuah metode untuk melihat langsung keterkaitan antara ide yang sudah ada dan apa yang diharapkan bisa terjadi pada audiens yang dituju. Production model tersebut dapat dilihat dalam skema sebagai berikut : Pesan yang di IDE
sampaikan kepada target audiens.
Produksi Pesan yang disampaikan.
Gambar 2.1 The effect to Cause Production Model
c. Proposal Program Setelah ide telah ditetapkan dan jelas maka tahap selanjutnya adalah menuangkan ke dalam proposal. Proposal program televisi minimun harus memiliki beberapa informasi penting yang akan memudahkan pada saat melakukan presentasi dan pengertian bagi yang berkepentingan terhadap program tersebut. Adapun beberapa komponen yang terdapat dalam program proposal produksi televisi adalah sebagai berikut: 1. Program Title: Judul program harus singkat dan mudah diingat. 2. Program Objective: Penjelasan secara singkat, akurat, dan efektif mengapa program acara harus diproduksi, makna dan mafaat apakah yang akan didapat ketika ketika audiens menyaksikan program tersebut.
14 3. Target Audiens: Menetapkan sasaran audiens apakah untuk anak kecil, remaja, orang tua, atau dewasa. 4. Show Format: Menentukan format program apakah akan memproduksi format baru, meneruskan program berseri, atau program tahunan yang sudah pasti. 5.
Show Treatment: Narasi singkat tentang program yang akan diproduksi. Di dalamnya termasuk paparan cerita dalam bentuk storyboard, angle, serta kebutuhan grafis program tersebut.
6. Production method: Penjelasan mengenai alat, lokasi, waktu yang akan digunakan saat proses produksi. 7. Tentative Budget: Menetapkan biaya produksi yang mengacu pada data terakhir dari sewa peralatan produksi dan honor kru produksi yang dibutuhkan. d. Mempersiapkan Budget biaya bukan hanya untuk naskah, pengisi acara, kru produksi, sewa peralatan, dan pasca produksi yang dibutuhkan melainkan juga biaya properti yang telah digunakan, konsumsi, dan sewa lokasi shooting. e. Menulis
Naskah
Produser
naskah
bertugas
dalam
menerjemahkan ide yang telah ditetapkan. Seorang director atau pengarah acara yang akan bertugas memvisualisasikan naskah tersebut dalam bentuk video dan audio.
2. Pre Production Planning: Coordination Mempelajari dengan cermat elemen produksi seperti kru, studio, lokasi shooting, dan perlengkapan lainnya dengan buget yang ada, waktu yang tersedia dan proses pelaksanaan produksi. Setelah semuanya sudah diyakini benar, maka tahapan selanjutnya yaitu, Mengumpulkan kru produksi - Menyiapkan peralatan shooting, kostum, dan properti yang dibutuhkan - Menetapkan jadwal produksi - Menyelesaikan masalah perizinan - Publikasi dan Promosi.
15 3. Pelaksanaan Pada tahap persiapan ini,semua tim harus mempersiapkan segala sesuatu yang butuhkan sebelum shooting atau proses pengambilan gambar berlangsung. baik dari segi peralatan, operasional dilapangan,dan lain sebagainya. Namun tak lepas dari itu semua, terdapat dua hal penting yang harus dipersiapkan,yaitu Breakdown dan Shooting Script. a. Breakdown Merupakan sebuah tabel kegiatan yang berisi tentang jadwal kegiatan shooting berlangsung dan lengkap dengan penanggung jawab,dan properti apa saja yang dibutuhkan,serta tanggal dan jam kegiatan dilaksanakan. Breakdown berfungsi sebagai panduan untuk mempermudah setiap tim produksi memahami dan mengerti akan apa saja yang harus ia kerjakan dan ia persiapkan,sehingga dengan adanya breakdown ini pekerjaan akan lebih terarah dan berjalan rapi karena sudah ada susunan kegiatan yang sudah diatur. b. Shooting Script Shoting script memiliki sedikit kesamaan dengan breakdown, hanya saja pada shooting script hanya berisi kumpulan dari setiap shine, yang telah dikelompokkan berdasarkan lokasi shootingnya. Hal ini bertujuan untuk mempermudah proses pengambilan gambar sehingga tidak rumit dan berpindah pindah. Disamping itu, di dalam shooting script juga berisi tentang instruksi-instuksi angel/sudut pengambilan
gambar yang
diselaraskan dengan alur cerita /naskah.
B. Produksi Yang telah dituangkan ke dalam shooting script berdasarkan naskah yang ditulis, di sinilah ujung penentu baik tidaknya sebuah produksi dilihat dari proses produksi tersebut. Maka peran produser dan semua tim sangat menunjang dalam penyelesaian suatu produksi program/siaran. (Zettl, 2009).
16 C. Pasca Produksi Pasca produksi merupakan tahapan akhir dari sebuah produksi program televisi. Zettl mengungkapkan, Pasca produksi adalah video dan audio editing. Pada tahap ini seorang Editor memegang peranan penting di dalam menghasilkan sebuah tayangan televisi yang baik, informatif dan juga menarik. Tugas Editor menggabungkan beberapa shot tunggal menjadi satu rangkaian cerita yang dipahami oleh penonton. (Zettl, 2009). Setelah seluruh materi yang akan digunakan selesai dipindahkan, barulah proses editing dapat dilakukan.
2.2.2 Konsep Tahapan Editing Editing adalah suatu proses mengatur dan menyusun rangkaian shot menjadi sebuah scene, rangkaian scene menjadi sebuah sequence, rangkaian sequence menjadi suatu cerita yang utuh. Tujuan dasar dari proses editing adalah menyajikan suatu cerita dengan jelas kepada penonton. (Nugroho, 2014) Sebelum memulai editing hendaknya seorang editor memahami ide keseluruhan cerita yang akan disajikan : 1) Tema dasar cerita 2) Plot/alur ceritanya 3) Apa yang diharapkan dari penonton untuk ikut merasakan dan mengalaminya (tujuan komunikasi) 4) Memilih apa yang penting dan membuang apa yang tidak penting dalam hubungan keseluruhan cerita 5) Apa pesan utama dari program 6) Siapa audience-nya. Dengan kata lain, penonton tidak merasakan bahwa program yang disaksikan adalah potongan-potongan sambung. Editing sangat berkaitan erat dengan hasil gambar yang baik akan membantu seorang editor menyusun shot-shot secara mudah dan baik pula. (Nugroho, 2014) Pengertian editing televisi adalah proses menyusun, memanipulasi, dan merangkai ulang rekaman video (master tape) menjadi suatu rangkaian cerita yang baru (sesuai naskah) dengan memberikan
17 penambahan tulisan, gambar, atau suara sehingga mudah dimengerti dan dapat dinikmati pemirsa. Profesi yang bertugas melakukan kegiatan penyutingan gambar (editing televisi) disebut seorang editor. Editor berasal dari bahasa latin e’ditus yang berarti “untuk mengemukakan”. Stanley Kubrick mengatakan bahwa proses penyuntingan adalah tahapan dari sebuah produksi yang unik di dalam motion pictures. Semua aspek di dalam pembuatan film terdapat keunikan tersendiri karena memiliki beberapa unsur seperti fotografi, arah seni, penulisan, dan keserasian bunyi yang direkam menjadi kesatuan yang saling mendukung. Dan penyutingan adalah cara memproses itu semua menjadi unik untuk memfilmkan atau menjadi sebuah film yang utuh. (Fachruddin, 2012). Penyuntingan gambar pada dasarnya harus memiliki tujuan yang pasti. Tujuan tersebut yang nantinya mengatur atau membawa seorang penyunting gambar ke sebuah hasil yang baik. Adapun tujuan penyuntingan gambar, sebagai berikut (Fachruddin, 2012) : 1. Menghilangkan audio dan footage atau klip yang tidak diinginkan. 2. Memilih audio dan footage yang terbaik. 3. Menghasilkan sebuah alur cerita. 4. Menambahkan efek, graphic, dan music. 5. Merubah gaya, ritme, dan mood dari video, 6. Melihat video dari sudut pandang tertentu.
2.2.3 Fungsi Dasar Editing Zettl mengungkapkan, ada 3 fungsi dasar editing antara lain: Combine, Trim, dan Build (Zettl, 2009) : 1. Menggabungkan (combine) Pada
dasarnya,
editing
mempunyai
persoalan
tentang
menggabungkan atau menyatukan shot to shot, sehingga tercapai suatu cerita yang logis dan selaras dari bahan yang diambil. Proses penggabungan untuk memperoleh kontinuitas gambar ini merupakan suatu kreativitas seni tersendiri, faktor pengalaman, dasar acuan, isi pesan yang disampaikan akan mempengaruhi nilai kreativitas pada proses penggabungan gambar.
18 2. Memotong (trim) Trimming atau memotong merupakan salah satu dari pekerjaan Editor dalam memotong bahan yang ada untuk membuat video tape akhir sesuai penempatan waktu yang tepat atau meng-cut off beberapa gambar yang dianggap tidak logis. 3. Merancang (build) Merancang sebuah cerita merupakan hal yang paling sulit. Seorang Editor harus merancang sebuah cerita dari shot to shot dengan baik. Dalam merancang sebuah cerita, Editor tidak boleh asal memilih beberapa shot serta menggabungkannya dalam sequence, tetapi harus mengambil beberapa shot dan transisi yang efektif untuk merancang atau membuat cerita menjadi cerita utuh.
2.2.4 Proses Editing Editing terbagi menjadi dua macam, yaitu : 1. Editing Linier Proses editing ini menggunakan sistem perekaman/ penyusunan gambar yang berurutan (linear), jadi urutan gambar yang diinginkan sesuai dengan urutan pada naskah, mulai dari A s/d Z harus diedit secara alphabets. (Fachruddin, 2012). Editing Linier pada dasarnya adalah memilih gambar dari satu tape dan menyalin gambar tersebut kedalam urutan tertentu ke tape lain. Prinsip operasional dari editing ini adalah menyalin. Rekaman yang sudah diambil bekerja pada prinsip dasar yang sama, satu atau beberapa VTR memutar secara berulang kali bagian-bagian rekaman itu dengan rekaman asli, dan VTR lain mencatat pada pita sendiri bahan yang dipilih dari rekaman asli. (Zettl, 2011). Editing linear melibatkan "dubbing" atau menyalin rekaman master untuk rekaman lain dalam berurutan. Proses ini bekerja dengan baik untuk editor sampai klien ingin adannya perubahan yang signifikan yang akan dibuat di tengah tape. Dengan pita linear, yang biasanya berarti bahwa seluruh proyek telah menjadi sepenuhnya kembali diedit: ini sangat memakan waktu. Linear editing analog juga tidak bekerja dengan baik, jika beberapa generasi (salinan dari salinan) dari rekaman
19 itu dibuat, karena setiap salinan itu akan mempunyai kualitas gambar yang semakin memburuk. Sistem linear umumnya terdiri dari "pemain" dan "recorder" bersama dengan konsol kontrol. Rekaman ditempatkan ke pemain dan kemudian diedit ke perekam. Meskipun beberapa segmen industri televisi masih menggunakan linear editing, tetapi sebagian besar pemrograman saat ini diedit pada nonlinear Editor. (Millerson and Owens, 2009)
2. Editing Nonlinier Editing nonlinier (juga sering disebut random access/ acak) mirip seperti bekerja dengan menggunakan word processor, dimana kita dapat dengan mudah memindahkan, menghapus serta menduplikasi data-data. Nonlinier editing adalah proses penyusunan gambar yang dilakukan secara tidak berurutan (random/ acak), penyusunan gambar bisa dimulai dari pertengahan suatu program acara, kemudian awal dari suatu program acara tersebut dan seterusnya hingga program tersebut selesai. Editing jenis ini sesuai dengan namanya nonlinier, dapat melakukan penyusunan gambar-gambar secara random/ acak, tidak harus disusun berurutan, tetapi pada akhir proses harus diurutkan kembali sesuai dengan alur cerita dari naskahnya. Hal ini dapat dilakukan karena proses penyusunan gambar-gambar hanya dengan memindahkan suatu clip ke tempat yang diinginkan (click and drag), sedang proses perekamannya dilakukan setelah rangkaian clip tadi tersusun secara alphabets menurut tuntutan cerita dari naskahnya. Software editing nonlinier sangat beragam, diantaranya adalah Adobe Primer, Pinacle, Avid, Velocity, dan masih banyak lagi jenis peralatan editing nonlinier yang diggunakan tergantung kebutuhan dari pemakai itu sendiri. (Fachruddin, 2012). Semua sistem editing nonlinear pada dasarnya, komputer yang menyimpan video digital dan informasi audio pada hardrive berkapasitas tinggi. Selain computer dan hardrive berkapasitas tinggi, atau perangkat digital yang memegang rekaman asli (hardrive eksternal atau server), sebuah audio mixer kecil, monitor besar yang
20 menampilkan preview editing, dan monitor kedua yang menampilkan urutan untuk diedit. ( Zettl, 2011). Hampir
semua
video
dan
program
televisi
yang
diedit
menggunakan editor nonlinear. Editing nonlinier adalah proses di mana video recorder yang didigitalkan (disalin) ke komputer. Kemudian rekaman bisa diatur ulang, dan memiliki efek khusus yang ditambahkan dengan audio dan grafis dapat disesuaikan dengan menggunakan software editing. Editing nonlinier membuatnya sangat mudah untuk membuat perubahan seperti memindahkan klip sekitar sampai klien senang dan puas dengan hasilnya. Hard disk dan kartu memori kamera telah memungkinkan editor untuk memulai editing jauh lebih cepat, karena mereka tidak perlu untuk mendigitalkan semua rekaman. Sistem nonlinier membutuhkan biaya yang tidak besar, sedangkan sistem linear editing profesional membutuhkan biaya yang besar. Setelah proyek selesai diedit, data output dapat disimpan ke media apa pun yang diinginkan: tape, internet, ipod, cd, dvd, dan lain-lain. (Millerson dan Owens, 2009). Nonlinear editing dilakukan dengan menggunakan komputer yang dilengkapi dengan video capture card (matrox, pinnacle, canopus, dll). (Nugroho, 2014).
2.2.5 Editing Offline dan Editing Online Nonlinier editing memiliki dua proses, yakni offline editing dan online editing (Fachruddin, 2012) : 1. Editing Offline (Nonlinier) -
Pada tahap ini, proses capturing dilakukan dengan data rate yang rendah, yakni di bawah 4.000 Kbps. Dengan data rate yang rendah maka hardisk dapat menampung banyak gambar, walaupun dengan kualitas yang rendah (low quality picture).
-
Pada tahap ini belum dilakukan proses sound mixing, titling, serta compositing pada suatu program acara. Hasil dari editing pada tahap ini masih merupakan editing kasar (rough cut).
-
Tujuan editing pada tahap ini adalah untuk memperoleh edit decision list (EDL) yang berupa data time code, deskripsi shot dan
21 lain-lain yang akan digunakan pada tahapan selanjutnya (online editing).
2. Editing Online (Nonlinier) -
Sinyal audio-video yang berasal dari original tape/ master tape akan direkamkan ke dalam hardisk sesuai dengan data yang ada pada EDL (edit decision list). Pada proses ini, capturing dilakukan dengan data rate yang tinggi sesuai dengan kualitas hasil shooting, yakni di atas 5.000 Kbps (high quality picture).
-
Pada tahap ini baru dilakukan sound mixing, picture manipulating/ compositing, dan titling sehingga hasil dari tahapan ini merupakan suatu program acara yang siap disiarkan.
Pada kesempatan kali ini, pembuat karya memiliki jobdesc sebagai editor. Dimana dalam proses pengeditannya menggunakan sistem editing nonlinier karena saat melakukan proses editing ini pembuat karya memilih secara acak gambar yang akan di edit sehingga nantinya akan menjadi suatu keutuhan cerita. Pengeditan nonlinier ini menggunakan Laptop ASUS A53SV dengan softwarenya yaitu Adobe Premiere Pro CS6, Adobe After Effects, dan Adobe Photoshop.
2.2.6 Model-model Editing Model editing ini memudahkan pada saat perubahan atau pergantian audio/ video tanpa harus mengulang pekerjaan dari awal, hanya insert saja. Adapun model editing tersebut yaitu (Fachruddin, 2012) : 1. Assamble Mode Proses penyambungan gambar dan suara secara bersamaan dengan disertai terbentuknya control track yang baru atau dengan istilah lain type yang kita putuskan dalam editing dengan maksud merekam seluruh mode yang ada (video, audio, time code) secara bersamaan. 2. Insert Mode Sebelumnya, kaset yang digunakan harus sudah berisi data (gamabr hasil editing). Pengertian insert adalah menyisipkan secara terpisah; gambar saja, suara saja, atau gambar dan suara tanpa disertai
22 terbentuknya control track yang baru (menggunakan control track yang lama).
2.2.7 Konsep Editing Program acara perjalanan atau traveloque memiliki konsep editing agar dapat membuat audience dapat menikmati acara ini : -
Fun
1. Dalam The Accelerated Learning Handbook, Meier mengartikan kata “fun” yaitu bangkitnya minat atau pembangunan suasana, adanya keterlibatan penuh, serta terciptanya makna, dan nilai yang membahagiakan. Itu semua adalah kegembiraan dalam melahirkan sesuatu yang baru. Dan penciptaan kegembiraan ini jauh lebih penting ketimbang
segala
teknik.
(https://books.google.co.id/books?id=k_2TAwAAQBAJ&pg=PA215& lpg=PA215&dq=arti+kata+fun+atau+kegembiraan&source=bl&ots=Y R-Jib52jI&sig=G-DXhu_i2N0B6JERwK_oDUE1IE&hl=en&sa=X&ved=0CC4Q6AEwA2oVChMInozT4Z2 PxgIVCqq8Ch2ZugCZ#v=onepage&q=arti%20kata%20fun%20atau% 20kegembiraan&f=false diakses 9 Juni 2015, 20:14). Dari pengertian tersebut jika digabungkan dengan konsep editing yang akan dibuat. Di mana nantinya konsep fun ini digunakan sebagai pembangun suasana untuk menarik audience. Menarik audience disini dengan memasukan lagu-lagu yang baru ke dalam program acara perjalanan atau traveloque yang akan dibuat.
-
Modern Pendekatan modernis untuk editing sering sengaja mengganggu kontinuitas spasial dan temporal antara pengambilan gambar dan meminta perhatian pada proses editing. Pendekatan modernis untuk editing sering fokus pada kualitas abstrak, dan elemen desain dalam dan di antara tembakan, seperti persamaan dan perbedaan dalam bentuk, warna, gerakan, dan tekstur. (Kindem, 2001). Konsep modern yang di anggap sesuai adalah adanya sesuatu yang baru seperti teknik
23 editing yang memasukan beberapa perbedaan bentuk model frame dalam satu screen.
2.2.8 Jenis Cutting atau Transisi Seorang penyunting gambar dalam melakukan pekerjaannya akan selalu dihadapkan pada dua hal : pertama, durasi gambar versi edit yang dibatasi dan durasi proses edit yang juga dibatasi, yaitu oleh deadline, dimana hasil pekerjaan editor harus siap untuk ditayangkan. Bebarapa jenis transisi : 1. Cut Perpindahan antara gambar yang satu dengan gambar yang lain secara mendadak atau tanpa adanya transisi, oleh karena itu perlu diperhatikan komposisi serta kontinuitasnya dari gambar yang akan digabungkan atau dihubungkan. Cut dimaksudkan
untuk
memberikan
penjelasan
dan
pengembangan dari suatu kejadian. Penjelasan berati mempertunjukan kepada penonton suatu kejadian yang sejelas-jelasnya.
Jenis penyambungan Cut : a. Jump Cut : Suatu pergantian shot dimana kesinambungan waktunya terputus karena lompatan dari shot yang lain berbeda waktunya. b. Cut In : Insert suatu yang disisipkan pada shot utama dengan maksud untuk mewujudkan detai dari shot utama. c. Cut Away : Shot action yang menunjukan atau menggambarkan reaksi terhadap shot utama atau shot lain yang bisa dimasukan sebagai selingan. d. Cutting on Action : Cutting antara dua buah shot yang mengandung sebuah subjek yang sama, dipilih pada saat terdapat pergerakan (duduk, berdiri, dll) e. Cutting by Rhythm : Teknik perpindahan gambar berdasarkan tempo dan beat dari ketukan, birama, suara music ataupun sound effect yang terpadu dalam setiap objek. (Naratama, 2004)
2. Dissolve Sebuah transisi yang serentak menampilkan fade in/ fade out, satu adegan atau gambar akan memudar pada saat yang bersamaan bahwa
24 gambar lain memudar dan digantinya salah satu gambar tersebut (Kindem, 2001). Pergantian antara gambar yang satu dengan gambar yang lain secara perlahan-lahan (tanpa blank). Teknik ini dipergunakan sebagai suatu hubungan yang halus dari suatu action, pergantian tempat dan waktu, menyatakan hubungan yang erat antara dua buah gambar, dan untuk membuat transisi yang halus dan menarik dari long shot ke close up atau dari close up ke long shot yang tidak mungkin dilakukan dengan cutting.
3. Fade Sebuah cutting transition yang sederhana untuk menyambungkan antara gambar yang satu dengan gambar yang lainnya. Fade dibagi menjadi dua jenis, yaitu fade in dan fade out : -
Fade In adalah suatu shot atau visual yang bermula dari keadaan gelap kemudian secara perlahan muncul gambar (visual) hingga normal.
-
Fade Out adalah dari gambar terang (normal) berangsur secara perlahan menjadi gelap. Fade dapat juga digunakan untuk memisahkan berbagai unit cerita.
Fade dapat
digunakan
untuk
menunjukan
beralihnya
ke
setting
lain. Fade harus digunakan secara hati-hati, karena dapat menimbulkan kesan terpotong-potong. Fade hanya boleh digunakan pada awal dan akhir gambar, kecuali materi subjek yang terpisah-pisah tempatnya.
4. Wipe Fungsi wipe sebenarnya sama dengan fungsi dissolve. Wipe adalah efek optik antara dua gambar dimana gambar kedua mulai di bagian luar layar dan menghapus gambar pertama sampai dengan garis yang masih terlihat dan pada akhirnya menutupi gambar pertama. (Fachruddin, 2012)
2.2.9 Konsep Grafis Pada tahap ini akan diberikan sentuhan efek grafis yang modern dengan menambahkan title atau judul dan tema untuk memperjelas. Hal ini merupakan berbagai bentuk huruf yang menemani ilustrasi dan gambar aksi
25 hidup atau disajikan teks iklan tertulis pada editing untuk memperjelas apa yang ini ditunjukan. (Kindem, 2001). Jenis grafis yang dipakai :
2.2.9.1 Split Screem or Shared Screen Split screen or shared screen merupakan sebuah tampilan yang dapat membuat grafis dalam sebuah video menjadi berbeda. Split screen or shared screen adalah sebuah gambar yang diisi dengan porsi yang sama dengan gambar lainnya yang disebut shared screen. Saat frame terbagi menjadi dua sisi yang sejajar oleh kedua gambar tersebut ini disebut sebuah split screen.
2.2.9.2 Timelapse Timelapse adalah pengembangan dari bidang fotografi yang menjadikan sekumpulan foto yang diambil dalam periode tertentu menjadi sebuah klip video pendek. Periode pemotretan umumnya berdurasi
lama,
bisa
hingga
berjam-jam,
sedangkan
timing
pengambilan foto bisa dibuat berkala setiap beberapa detik hingga menit, tergantung kebutuhan. Obyek yang difoto biasanya adalah obyek yang punya gerakan sangat lambat, seperti gerakan awan, matahari, bulan, bintang dan sebagainya. Meski begitu timelapse boleh juga dipakai untuk merekam gerakan yang lebih cepat seperti manusia yang berjalan, meski nanti hasilnya gerakan manusia itu akan tampak sangat cepat. Tujuan dari timelapse adalah dimana gerakan yang sangat lambat direkam dan ditampilkan dalam laju yang dipercepat untuk diamati gerakannya.
2.2.9.3 Montage Montage adalah urutan gambar yang mengalir, menyatu, atau kadang dipotong dari yang satu ke yang lainnya. Digunakan untuk memperlihatkan peningkatan atau pembalikan waktu terhadap perubahan lokasi. (Fachruddin, 2012).
26 2.2.10 Konsep Warna Warna adalah faktor yang sangat penting dalam komunikasi visual. Warna dapat memberikan dampak psikologis, sugesti dan suasana bagi yang melihatnya. Dengan demikian warna sangatlah penting kedudukannya dalam sebuah desain grafis. Melesetnya pewarnaan sering terjadi pada pembuatan desain dengan komputer. Hal ini disebabkan terkadang warna yang terlihat pada layar monitor berbeda ketika dicetak. Untuk aplikasi cetak biasanya hanya dipakai gabungan warna CMYK, sedangkan di layar monitor menggunakan RGB, HLS, Hexadesimal dan lain-lain. Berikut adalah sistem atau model warna, antara lain: -
RGB (Red Greed Blue)
-
CMYK (Cyan Magenta Yellow Black)
-
HLS (Hue Lightness Saturation)
-
LAB Color -Lightness A (green-red axis) B (blue-yellow axis)
-
RGB Hexadecimal: misal: #FF0000
-
Dalam kebutuhan cetak dan printing, warna yang dipakai adalah sistem atau model CMYK, sedangkan untuk tampil di layar monitor (web, wallpaper, game, video) warna yang biasa digunakan adalah RGB dan RGB Hexadecimal.
Karena banyaknya warna, maka untuk memudahkan mendapatkan warna yang sesuai dan disepakati. Dibuat standar warna seperti Pantone, DIC, Toyo, Trumatch dan lain-lain. Hal ini berfungsi untuk menyamakan persepsi warna dengan menggunakan kode angka.
2.2.10.1 Kombinasi Warna Warna merupakan unsur yang sangat penting dalam Desain Grafis. Warna memegang peranan penting dalam Desain Grafis. Dalam pelajaran Pengertian Warna dapat diartikan sebagai adalah sebuah spektrum tertentu yang terdapat di dalam cahaya yang sempurna / putih. Dalam dunia desain, Warna bisa berarti pantulan tertentu dari cahaya yang dipengaruhi oleh pigmen yang terdapat di permukaan benda. Misalnya pencampuran pigmen magenta dan cyan
27 dengan proporsi tepat dan disinari cahaya putih sempurna akan menghasilkan sensasi mirip warna merah. Warna bisa dikelompokkan menjadi beberapa Kelompok Warna yaitu : 1. Warna netral, adalah warna-warna yang tidak lagi memiliki kemurnian warna atau dengan kata lain bukan merupakan warna primer maupun sekunder. Warna ini merupakan campuran ketiga komponen warna sekaligus, tetapi tidak dalam komposisi tepat sama. 2. Warna kontras atau komplementer, adalah warna yang berkesan berlawanan satu dengan lainnya. Warna kontras bisa didapatkan dari warna yang berseberangan (memotong titik tengah segitiga) terdiri atas warna primer dan warna sekunder. Tetapi tidak menutup kemungkinan pula membentuk kontras warna dengan menolah nilai ataupun kemurnian warna. Contoh warna kontras adalah merah dengan hijau, kuning dengan ungu dan biru dengan jingga. 3. Warna panas, adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di dalam lingkaran warna mulai dari merah hingga kuning. Warna ini menjadi simbol, riang, semangat, marah dsb. Warna panas mengesankan jarak yang dekat. 4. Warna dingin, adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di dalam lingkaran warna mulai dari hijau hingga ungu. Warna ini menjadi simbol kelembutan, sejuk, nyaman dsb. Warna dingin mengesankan jarak yang jauh.
Warna Primer Warna primer menurut teori warna pigmen dari Brewster adalah warna-warna dasar. Warna-warna lain dibentuk dari kombinasi warna-warna primer. Pada awalnya, manusia mengira bahwa warna primer tersusun atas warna Merah, Kuning, dan Hijau. Namun dalam penelitian lebih lanjut, dikatakan tiga warna primer adalah: Merah (seperti darah), Biru (seperti langit atau laut), Kuning (seperti kuning telur)
28 Ini kemudian dikenal sebagai warna pigmen primer yang dipakai dalam dunia seni rupa. Campuran dua warna primer menghasilkan warna sekunder. Campuran warna sekunder dengan warna primer menghasilkan warna tertier.
Warna Sekunder Adalah warna yang dihasilkan dari campuran dua warna primer dalam sebuah ruang warna. Contohnya seperti di bawah ini. Dalam peralatan Grafis, terdapat tiga warna primer cahaya: (R = Red) merah, (G = Green) hijau, (B = Blue) biru atau yang lebih kita kenal dengan RGB yang bila digabungkan dalam komposisi tertentu akan menghasilkan berbagai macam warna. Misalnya pencampuran 100% merah, 0% hijau, dan 100% biru akan menghasilkan interpretasi warna magenta. Di dalam komputer kita juga mengenal berbagai warna untuk kebutuhan desain Website maupun Grafis dengan kode bilangan Hexadecimal. Berikut ini campuran warna RGB yang nantinya membentuk warna baru: Merah+Hijau =
Kuning
Merah+Biru
=
Magenta
Hijau+Biru
=
Cyan
Pada prinsipnya teori untuk pigmen seharusnya bisa diterapkan untuk warna cat juga. Tetapi cat yang mula-mula dipakai, pencampurannya dilakukan jauh sebelum adanya ilmu pengetahuan warna modern, dan karena pigmen yang tersedia pada masa itu juga terbatas. Khususnya warna pigmen cyan dan magenta alami sulit didapat, oleh karena itu dipakai warna biru dan merah. Dengan demikian sampai saat ini secara luas diajarkan bahwa merah, kuning dan biru adalah warna primer sedangkan jingga/orange, hijau dan ungu adalah warna sekunder.
Mengingat pentingnya warna maka mari kita mengetahui arti - arti warna dalam Desain Grafis / Disain Logo : -
Kuning
: Matahari, Cahaya, Kejayaan dan Keluhuran Budi.
29 -
Merah
: Api, Semangat dan Keberanian, Bahaya, Keamanan, Waspada.
-
Biru
: Kejujuran, ketekunan, dan pandangan yang luas, kedamaian, ketenangan, kepercayaan kepada diri sendiri, keseimbangan, semangat batin.
-
Hijau
: Uang, Keberuntungan, Menarik Perhatian, Keindahan, Menyejukkan
-
Putih
: Lambang Kesucian dan Kejujuran, Kesopanan
-
Orange
: Optimisme dan dinamika
-
Hitam
: Berwibawa, Elegan, Maskulin
(http://www.ilmugrafis.com/artikel.php?page=pengertian-artiwarna/ diakses 12 Juni 2015, 22:36).
2.2.11 Konsep Tata Suara 2.2.11.1 Musik Dalam Program feature ini musik yang akan di gunakan adalah sebuah alunan musik yang akan menyempurnakan pencitraan dari suatu gambaran suasana dimana audio akan melengkapinya. Musik dalam produksi sebuah film atau acara merupakan proses pemberian suara pada adegan-adegan khusus sehingga menimbulkan kesan yang romantis, dramatis, mengerikan, menakutkan bahkan kekacauan. Pemberian musik biasanya dilakukan pada waktu gambar-gambar hasil shot digabungkan atau pada waktu proses editing dilaksanakan. Musik-musik yang ditampilkan biasanya berupa lagu dan bisa juga musik instrumental. Fungsi musik dalam film adalah menutupi adegan-adegan
yang
dianggap
kurang
baik,
juga
berfungsi
mempertegas suasana yang terjadi, misalnya untuk film horor pada adegan tertentu dipakai musik yang mencekam atau menakutkan tujuannya agar penonton terbawa arus sugesti terhadap film yang ditontonnya. Pada adegan pertengkaran atau kejar-kejaran diberi musik yang cepat atau musik cadas agar suasana terlihat lebih meriah dan dinamis. Dalam memasukan musik harus peka terhadap gambargambar film yang akan dipegangnya, dan tahu betul alur cerita dan karakter dari cerita tersebut sehingga musik yang ditampilkan tidak
30 sebaliknya yang menyebabkan film tersebut terlihat dingin dan monoton. (http://teguh212.weblog.esaunggul.ac.id/2012/03/11/sang-kreatordibalik-sebuah-layar-film/ di akses 12 Juni 2015, 23:58).
2.3
Pengertian Features Perjalanan (Traveloque) Features adalah suatu program berita yang menampilkan berita-berita ringan
misalnya informasi mengenai tempat makan yang enak atau tempat liburan yang menarik. Pengertian “menarik” di sini adalah informasi yang lucu, unik, aneh, menimbulkan kekaguman, dan sebagainya. (Morissan, 2008). Features yang mengajak pemirsa televisi untuk mengenali lebih jelas tentang suatu kegiatan perjalanan wisata yang dinilai memiliki daya tarik karena objeknya yang popular, budayanya yang eksotik, masyarakatnya yang bersahabat dan biaya yang terjangkau. Sesuai dengan namanya, features perjalanan merupakan kisah perjalnan jurnalis atau seseorang beserta kelompoknya ke objek wisata, yang detail memerinci seluruh persiapan yang dibutuhkan dengan konsekuensi yang diperoleh dari sejumlah biaya. Alokasi waktu yang diberikan untuk features travelling setiap stasiun televisi sangat banyak dan beragam, karena respons pemirsa yang sangat antusias. Dana besar pun dipertaruhkan untuk memilih host (artis terkenal) agar mengantar program tersebut secara khusus. Host bukan saja sebagai pembawa acara, narrator atau penutur kisah tetapi sekaligus juga pemain atau bintangnya. Karena si-host ikut bermalam di tenda, pergi ke hutan, naik kendaraan rongsokan, dan lain sebagainya. Lokasi liputannya pun menantang bahkan fantastik, selain jauh di luar negeri terkadang medannya berat tetapi gambar yang berhasil ditayangkan sangat execelence. Tayangan ini mengajak pemirsa berekreasi mengunjungi berbagai tempat wisata yang popular ataupun belum dikenal tetapi sangat indah, sehingga pemirsa tanpa
hharus
keluar
rumah
serasa
bertamasya,
menambah
cakrawala
pengetahuannya, kepedulian terhadap lingkungan semakin tajam, dan kecintaan terhadap alam semakin kuat. (Fachruddin, 2012). Features Perjalanan adalah feature yang biasanya ditulis oleh pelaku perjalanan atau petualangan secara langsung atau tak langsung. Tulisan ini mengungkap laporan kisah perjalanan, fakta-fakta yang ditemui, dan kesan-kesan
31 yang dirasakan selama perjalanan itu. Feature yang mengajak pembaca, pendengar, atau pemirsa untuk mengenali lebih dekat tentang suatu kegiatan atau tempat-tempat yang di nilai memiliki daya tarik tertentu. Dalam Feature jenis ini, subjektifitas penulis sangat menonjol dengan sudut pandang “aku” atau “kami”. Misalnya, tentang perjalanan menunaikan ibadah haji. (Syamsul, 2009)
2.4
Jenis-Jenis Features Televisi Di antara format acara televisi, feature merupakan suatu program yang sering
sekali di tonton masyarakat. Karena sifatnya yang menghibur dan menarik. Program feature televisi dibagi kedalam beberapa jenis program yaitu (Fachruddin, 2012) : 1. Features Kepribadian (Profil) 2. Features Sejarah 3. Features Petualangan 4. Features Musiman 5. Features Interpretatif 6. Features Kiat (Petunjuk Praktis) 7. Features Ilmiah (Science) 8. Features Perjalanan (Traveloque) 9. Features Kuliner 10. Features Minat Insani
2.5
Teori atau Konsep yang Menjadi Kaitan antara Tugas Karya Akhir dengan Penontonnya 2.5.1 Teori Hiburan Pada buku Mass Communication: A Sociological Perspective, Charles Wright mengidentifikasi empat fungsi klasik media, yaitu : 1. Pengetahuan 2. Hiburan 3. Kepentingan sosial 4. Pelarian Program Jalan-Jalan Hits termasuk kepada fungsi media massa sebagai hiburan. Dalam bukunya, Morissan mengatakan bahwa kebutuhan dasar lainnya pada manusia adalah hiburan dan orang mencari hiburan salah
32 satunya kepada media massa. Hiburan dapat diperoleh menurut beberapa bentuk yaitu : 1. Stimulasi atau pencarian untuk mengurangi rasa bosan atau melepaskan diri dari kegiatan rutin. 2. Relaksasi atau santai yang merupakan bentuk pelarian dari tekanan dan masalah. 3. Pelepasan emosi dari perasaan dan energi terpendam. (Morissan,2008) Teori hiburan adalah mencari pemahaman mengenai apa yang dilakukan oleh konten media hiburan kepada kita – sering kali tanpa kita sadari. Ahli teori hiburan berasumsi bahwa kebanyakan dari kita tidak cukup berpikir mengenai konten sehingga memiliki pemahaman yang berguna mengenai konten media tersebut. ( Barran & Davis, 2010)
2.5.2 Teori Dramatugy Alur dari sebuah cerita memiliki kesamaan dalam setiap masanya. Rata-rata setiap cerita masih menggunakan teori yang terdapat dalam teori dramaturgy klasik. Komposisi dari teknik drama adalah : 1. Exposition ( eksposisi) : dimana menetapkan konteks yang akan menentukan tindakan selanjutnya yang terjadi. 2. Point of attack ( titik serangan ) : titik dimana mulai mencapai tahap krisis. 3. Rising Action ( meningkatkan aksi ) : semakin banyak konflik dan pendalaman masalah 4. Climax ( klimaks ) : permasalahan yang utama atau titik balik 5. Falling action and resolution ( menjatuhkan tindakan agar mendapat solusi ) : pahlawan dalam cerita mendapat solusi atas masalahnya baik itu menang ataupun kalah. (Zettl, 2009)
33
Gambar 2.1 Teknik Dramatugy Program Jalan-Jalan Hits mengambil teori ini karena memiliki kesamaan dalam alur yang akan dipakai. Namun, dalam program JalanJalan Hits, konflik yang akan ditampilkan tidak akan seperti program drama yang berlebihan.
2.5.3 Teori Komunikasi Massa Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesanpesan dari sumber kepada khalayak (menerima) melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio, televisi, surat kabar, dan film (Cangara, 2011). Media massa juga dapat diartikan sebagai alat atau sarana yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator ke komunikan menyusul seperti apa komunikasi yang ingin disampaikan. Menurut Bungin (2008) media massa merupakan institusi yang berperan sebagai agent of change, yaitu sebagai institusi pelopor perubahan. Secara umum, media massa diartikan sebagai alat komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak dan cepat kepada audiens dalam jumlah yang luas dan heterogen (Nurudin, 2004).
34