BAB 2 Kajian Pustaka 2.1 State of Art Pada state of the art ini, diambil beberapa contoh penelitian terdahulu sebagai panduan ataupun contoh untuk penelitian yang dilakukan yang nantinya akan menjadi acuan dan perbandingan dalam melakukan penelitian ini. Dalam state of the art ini terdapat 5 jurnal, 3 merupakan jurnal nasional dan 2 lainnya merupakan jurnal internasional. Tabel 2.1 State of Art Judul Penelitian
Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja
Peneliti
Elzi Syaiyid
Tahun
2010
Variabel yang
Gaya Kepemimpinan (X) Motivasi (Y)
Terkait Hasil/Temuan
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara simultan, Gaya Kepemimpinan Direktif, Suportif dan Partisipatif berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi kerja karyawan. Penelitian ini juga menghasilkan pengaruh yang parsial dari masing-masing variabel bebas. Kontribusi dari variabel-variabel bebas yang disertakan dalam persamaan regresi terhadap variabel tetap, adalah sebesar 80,9% sedangkan 19,1% lainnya merupakan variabel lain yang tidak diteliti.
Persamaan
Penelitian bertujuan untuk meneliti pengaruh dari salah satu variabel yang diduga memiliki pengaruh terhadap variabel motivasi. Penelitian menggunakan analisis kuantitatif dan menggunakan kuesioner instrument dengan skala yang sama..
Perbedaan
Pada penelitian ini menggunakan spss versi 16 dan menggunakan variabel bebas yang berbeda. Pada penelitian ini menggunakan 3 variabel bebas sebagai pengujian sedangkan dalam penelitian yang dilakukan hanya menggunakan 1 variabel bebas. 7
8
Tabel 2.2 State of Art Judul Penelitian
Hubungan Lingkungan Kerja Dengan Motivasi Kerja Pegawai Bagian Sekretariat Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Provinsi Sumatera Barat
Peneliti
Sari Andamdewi
Tahun
2013
Variabel yang
Lingkungan Kerja (X) Motivasi Kerja (Y)
Terkait Hasil/Temuan
Dalam penelitian ini memberitahukan bahwa motivasi kerja pegawai dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah lingkungan kerja. Hasil penelitian menunjukan bahwa lingkungan kerja mempunyai hubungan yang signifikan dengan motivasi kerja. Dalam penelitian ini menggunakan pendapat Sutrisno (2009:116) yang menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi adalah faktor intern dan faktor ekstern yang berasal dari karyawan. Faktor ekstern yaitu kondisi lingkungan kerja, kompensasi yang memadai, supervise yang baik. Sedangkan faktor intern adalah keinginan untuk hidup, keingininan untuk dimiliki, keinginan untuk memperoleh kekuasaan.
Persamaan
Penelitian sama-sama menggunakan variabel motivasi sebagai subjek penelitian. Penelitian juga menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan instrumen kuesioner untuk menguji seberapa besar pengaruh yang ada. Dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan sampel yang tergolong rendah karena dibawah 50 responden.
Perbedaan
Pada penelitian ini menggunakan variabel lingkungan kerja sebagai variabel bebas dengan tujuan untuk menguji apakah ada hubungan yang signifikan antara lingkungan kerja dengan motivasi kerja karyawan.
9
Tabel 2.3 State of Art Judul Penelitian
Nonverbal Communication in Small Group Leadership : Using Nonverbal Competence to Increase Group Cohesiveness
Peneliti
Angela Tice
Tahun
2011
Variabel yang
Komunikasi Non-Verbal (X)
Terkait Hasil/Temuan
Seorang pemimpin apabila mempunyai kemampuan untuk menguasai
komunikasi
nonverbal
dan
menerapkan
dalam
tempatnya bekerja dapat mempengaruhi para karyawan untuk memberikan respon sikap yang baik. Ada pengaruh yang cukup kuat ketika menggunakan komunikasi nonverbal untuk memimpin kelompok dalam memadukan antar anggota kelompok. Persamaan
Penelitian membahas tentang bagaimana pengaruh variabel komunikasi nonverbal (X) dalam suatu kelompok. Dalam penelitian ini mempunyai kesamaan dalam jumlah responden yang tergolong kecil. Terdapat 2 kesamaan indikator yang digunakan dalam melakukan penelitian yaitu bahasa tubuh dan intonasi suara.
Perbedaan
Perbedaan yang terdapat dalam penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan adalah responden yang diteliti, dalam penelitian ini hanya melakukan uji coba terhadap anggota kelompok sedangkan penelitian yang dilakukan mengambil karyawan perusahaan kantor sebagai responden untuk diteliti. Penelitian ini menggunakan hanya 3 indikator dari komunikasi nonverbal untuk melakukan penelitian.
10
Tabel 2.4 State of Art Judul Penelitian
Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan di PT. Partai Kencana Tohpati
Peneliti
Ni Luh Sili Antari
Tahun
2012
Variabel yang
Motivasi
Terkait Hasil/Temuan
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa gaya kepemimpinan dan motivasi mempengaruhi kinerja karyawan sebesar 73,7% dan sisanya yaitu sebesar 23,3% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti. Dan dalam hasil penelitian dinyatakan perlunya motivasi sebagai penunjang kinerja karyawan dalam perusahaan. Gaya kepemimpinan yang sesuai dapat menunjang kinerja para pegawai perusahaan.
Persamaan
Penlitian menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan penyebaran kuesioner kepada jumlah yang kecil yaitu di bawah 50 responden. Variabel yang diteliti sama-sama membahas tentang motivasi.
Perbedaan
Pada penelitian ini membahas motivasi sebagai variabel bebas (X) sedangkan pada penelitian yang akan diteliti akan membahas motivasi sebagai variabel terikat (Y). Dalam penelitian ini menggunakan multivariat karena ada 2 variabel bebas yang digunakan dan dalam penelitian yang akan diteliti hanya menggunakan 1 variabel bebas dan menggunakan regresi sederhana.
11
Tabel 2.5 State of Art Judul Penelitian
An
Analysis
of
Non-verbal
Behaviour
in
Intercultural
Communication Peneliti
Yongming Shi & Si Fan
Tahun
2010
Variabel yang
Komunikasi Non-Verbal
Terkait Hasil/Temuan
Dari semua responden yang teliti, semua menganggap bahwa komunikasi nonverbal merupakan komponen yang penting dalam komunikasi. Banyak dari responden yang mengalami kesalahan menangkap pesan komunikasi nonverbal dikarenakan adanya perbedaan
budaya
yang
ada.
Setiap
budaya
mempunyai
komunikasi nonverbal yang berbeda-beda maknanya meskipun sama dalam pemakaiannya. Persamaan
Jurnal penelitian membahas tentang komunikasi nonverbal dalam budaya komunikasi. Dalam jurnal ini membahas mengenai gerakan tubuh dan artifaktual yang merupakan salah satu bentuk dari komunikasi nonverbal yang akan dibahas dalam penelitian yang akan diteliti.
Perbedaan
Penelitian ini hanya membahas mengenai komunikasi nonverbal dalam perbedaan budaya, sedangkan penelitian yang akan diteliti akan membahas komunikasi nonverbal terhadap motivasi.
2.2 Landasan Teori 2.2.1 Teori Motivasi Teori motivasi dikelompokan atas teori kepuasan (content theory) dan teori proses (process theory) dalam (Hasibuan, 2007:103). Teori kepuasaan mendasarkan pendekatannya atas faktor-faktor kebutuhan dan kepuasan individu yang menyebabkan bertindak dan berperilaku dengan cara tertentu.
12
Teori ini memusatkan perhatian pada faktor-faktor dalam diri seseorang yang menguatkan, mengarahkan, mendukung dan menghentikan perilakunya. Sedangkan teori proses pada dasarnya berusaha untuk menjawab pertanyaan “Bagaimana menguatkan, mengarahkan, memelihara, dan menghentikan perilaku individu”, agar setiap individu bekerja giat sesuai dengan keinginan perusahaan. Berikut beberapa teori motivasi yang termasuk dalam teori kepuasaan: 1. Teori Motivasi Dua Faktor Hezberg Dalam (Hasibuan, 2007:108) menurut Hezberg teori motivasi dua faktor yaitu Motivation Factors dan Maintenance Factors. Motivation Factors adalah faktor-faktor motivator yang menyangkut kebutuhan psikologis seseorang yaitu perasaan sempurna dalam melakukan pekerjaan. Faktor motivasi ini berhubungan dengan penghargaan terhadap pribadi yang secara langsung berkaitan dengan pekerjaan. Motivation Factors disebut juga sebagai faktor pemuas yang meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. Prestasi (Achievement) 2. Pengakuan (Recognition) 3. Pekerjaan itu sendiri (The work it self) 4. Tanggung jawab (Responsibility) 5. Pengembangan potensi individu (Advancement) Sedangkan
Maintenance
Factors
merupakan
faktor-faktor
pemeliharaan yang berhubungan dengan hakikat manusia yang ingin memperoleh ketentraman. Maintenance Factors disebut juga faktor higienis yang meliputi hal-hal : (1) Gaji atau upah (Wages of Salaries) (2) Kondisi kerja (Working condition) (3) Kebijaksanaan (Company policy and administration) (4) Hubungan antar pribadi (Interpersonal relation) (5) Kualitas supervisi (Quality supervisor)
13
2. Teori Motivasi Claude S. George Dalam (Hasibuan, 2007:115) teori ini menyatakan bahwa seseorang mempunyai kebutuhan yang berhubungan dengan tempat dan suasana di lingkungan ia bekerja, yaitu: (1) Upah yang layak (2) Kesempatan untuk maju (3) Pengakuan sebagai individu (4) Keamanan kerja (5) Tempat kerja yang baik (6) Penerimaan oleh kelompok (7) Perlakuan yang wajar (8) Pengakuan atas prestasi
Dan beberapa teori motivasi yang termasuk dalam teori proses: 1. Teori Harapan (Expectacy Theory) Teori harapan ini dikemukakan oleh Victor H. Vroom dalam (Hasibuan, 2007:116) yang menyatakan bahwa kekuatan yang memotivasi seseorang untuk bekerja giat dalam mengerjakan pekerjaannya tegantung dari hubungan timbal balik antara apa yang ia inginkan dan butuhkan dari hasil pekerjaan itu. Berapa besar ia yakin perusahaan akan memberikan pemuasan bagi keinginannya sebagai imbalan atas uasaha yang dilakuannya itu. Bila keyakinan yang diharapkan cukup besar untuk memperoleh kepuasannya, maka ia akan bekerja keras, begitu pula sebaliknya. 2. Teori Pengukuhan (Reinforcement Theory) Dalam (Hasibuan, 2007:121) teori ini didasarkan atas hubungan sebab akibat dari perilaku dengan kompensasi. Misalnya bonus kelompok tergantung pada tingkat produksi kelompok itu sendiri. Teori pengukuhan ini terdiri dari dua jenis:
14
(1) Pengukuhan Positif (Positive Reinforcement), yaitu bertambahnya frekuensi perilaku, terjadi jika pengukuh positif diterapkan secara bersyarat. (2) Pengukuhan Negatif (Negative Reinforcement), yaitu bertambahnya frekuensi perilaku, terjadi jika pengukuh negatif dihilangkan bersyarat. Jadi prinsip pengukuhan selalu berhubungan dengan bertambahnya frekuensi dan tanggapan, apabila diikuti oleh stimulus yang bersyarat 2.2.1.1 Motivasi Pengertian motivasi menurut Kreitner dan Kinicki (2008:210). Motivasi kerja adalah kumpulan proses psikologis yang menyebabkan pergerakan, arahan, dan kegigihan dari sikap sukarela yang mengarahkan pada tujuan Motivasi menurut Hasibuan (2007:95) yaitu “Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintergrasi dengan segala daya dan upayanya untuk mencapai kepuasan”. Berdasarkan pendapat Hariandja (2005:156) “Motivasi adalah faktofaktor yang mengarahkan dan mendorong perilaku atau keinginan seseorang untuk melakukan suatu kegiatan dan dinyatakan dalam bentuk usaha yang keras atau lemah”. Dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja merupakan suatu kondisi dimana timbulnya pergerakan dalam diri manusia dan menambah semangat atau dorongan kerja untuk melakukan kegiatan dan dinyatakan dalam bentuk usaha yang keras atau lemah ke arah suatu tujuan dimana kuat dan lemahnya motivasi kerja seorang tenaga kerja ikut menentukan besar kecilnya prestasi yang akan ia dapatkan.
15
2.2.1.2 Tujuan Pemberian Motivasi Menurut Hasibuan (2007:97) tujuan pemberian motvasi yaitu : 1. Mendorong gairah dan semangat kerja karyawan 2. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan 3. Meningkatkan produktivitas karyawan 4. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan 5. Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi karyawan 6. Mengefektifkan pengadaan karyawan 7. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik 8. Meningkatkan kreativitas dan partisipasi karyawan 9. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan 10. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya 11. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.
2.2.2 Komunikasi Secara garis besar, komunikasi adalah kegiatan pertukaran pesan bermakana yang dilakukan antar individu maupun beberapa individu. Komunikasi juga bisa diartikan sebagai proses interaksi antar individu dengan lingkungannya. Untuk mengetahui lebih jelas definisi dari komunikasi, berikut ini adalah pengertian mengenai komunikasi yang disampaikan oleh beberapa ahli (Mulyana, 2008:68-69) : 1. Bernard Berelson dan Gary A. Steiner: “Komunikasi: Transmisi informasi, gagasan emosi, keterampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, figur, grafik, dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi.”
2. Gerald R. Miller “Komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima.”
16
3. Everret M. Rogers: “Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.” Berdasarkan definisi Laswell (Mulyana, 2008:67-105) terdapat lima unsur komunikasi yang saling bergantung satu sama lain, yaitu : 1. Sumber (source), pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi.
2. Pesan (message), apa yang dikomunikasikan sumber kepada penerima.
3. Saluran atau
media
(media),
alat
yang digunakan sumber untuk
menyampaikan pesannya kepada penerima.
4. Penerima (receiver), orang yang menerima pesan dari sumber.
5. Efek (effect), apa yang terjadi kepada penerima pesan setelah ia menerima pesan tersebut. Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu penyampaian pesan informasi kepada orang lain, yang diharapkan dapat dipahami oleh penerima pesan seperti apa yang diharapkan oleh penyampai pesan informasi. Komunikasi merupakan cara manusia untuk berinteraksi satu dengan yang lainnya.
Dengan
adanya
komunikasi
dapat
memudahkan
seseorang
dalam
mengerjakan sesuatu karena mendapatkan informasi yang sudah diterima melalui komunikasi. Komunikasi dilakukan oleh semua makhluk hidup baik itu manusia, hewan maupun tumbuhan tetapi yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah komunikasi yang terjadi antar sesama manusia dalam perusahaan. 2.2.3 Komunikasi Nonverbal Menurut (Mulyana, 2009:325) komunikasi nonverbal lebih tua dari komunikasi verbal. Secara sederhana, pesan nonverbal adalah semua isyarat yang
17
bukan kata-kata. Komunikasi nonverbal juga mencakup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal). Menurut (Nurjaman & Umam, 2012:43) mengatakan bahwa komunikasi nonverbal adalah informasi yang disampaikan dengan menggunakan isyarat (gesture), gerak-gerik (movement), suatu barang, waktu, cara berpakaian, atau sesuatu yang dapat menunjukan suasana hati atau perasaan pada saat tertentu. Misalnya, pada saat seseorang sedang sakit atau senang. 2.2.3.1 Fungsi Komunikasi Nonverbal Fungsi Komunikasi nonverbal menurut Ekman & Knapp (dalam Devito, 2010:193) terbagi dalam enam jenis: 1. Untuk Menekankan. Manusia menggunakan komunikasi nonverbal untuk menonjolkan atau menekankan beberapa bagian dari pesan verbal, misalnya tersenyum untuk menekankan kata atau ungkapan tertentu, atau memukulkan tangan ke meja untuk menekankan suatu hal tertentu. 2. Untuk Melengkapi (Complement). Manusia menggunakan komunikasi nonverbal untuk memperkuat warna atau sikap umum yang dikomunikasikan oleh pesan verbal, misalnya tersenyum ketika menceritakan kisah lucu, atau menggeleng-gelengkan kepala ketika menceritakan ketidakjujuran seseorang. 3. Untuk Menunjukan Kontradiksi. Manusia juga dapat secara sengaja mempertentangkan pesan verbal dengan gerakan nonverbal. Sebagai contoh, menyilangkan jari atau mengedipkan mata untuk menunjukkan bahwa yang dikatakan adalah tidak benar. 4.Untuk Mengatur. Gerak-gerik nonverbal dapat mengendalikan atau mengisyaratkan keinginan untuk mengatur pesan verbal. Misalnya ketika berada dalam ruang belajar, seorang murid akan mengangkat tangan untuk menunjukan bahwa ia ingin bertanya. 5. Untuk Mengulangi. Melalui kode nonverbal dapat mengulangi atau merumuskan ulang makna dari pesan verbal. Misalnya, ketika seseorang
18
mengusir orang lain dengan mengatakan “hus” disertai dengan gerakan tangan yang menunjukan bahwa ia mengusir orang tersebut. 6. Untuk Menggantikan. Komunikasi nonverbal juga dapat menggantikan pesan verbal, misalnya, menganggukan kepala ketika setuju tanpa berkata “ya”. Komunikasi nonverbal (Dubrin 2008:68-70) dalam buku yang berjudul
“Human
Relations,
Interpersoal
Job-Oriented
Skill”
mengklasifikasikan komunikasi nonverbal dalam beberapa metode: 1. Environment Lingkungan dapat mempengaruhi bagaimana pesan diterima. Misalnya, seorang manager mengajak para karyawannya untuk mendiskusikan sebuah masalah di luar kantor. Mungkin para karyawan akan berpikir bahwa ini masalah yang berbeda tanpa perlu dikatakan oleh manager sendiri.
2. Interpersonal distance Kedekatan secara fisik atau sentuhan secara fisik dapat memberi pesan sebuah tindakan yang bersahabat. Namun bisa saja itu menjadi makna yang berbeda ditempat tertentu. Dubrin mengilustrasikan interpersonal distance sebagai berikut,
Gambar 2.1 Jarak Interpersonal
19
3. Posture Posisi tubuh mengkomunikasikan berbagai macam pesan. Berdiri tegak biasanya menyampaikan pesan bahwa seseorang memiliki rasa percaya diri dan mengalami emosi yang positif. Menunduk membuat seseorang terlihat kurang percaya diri atau sedang merasa sedih.
4. Hand gesture Sering menggerakan tangan menunjukan sikap yang positif terhadap pribadi lainnya. Namun sebaliknya, bila seseorang merasa tidak suka maka akan menghasilkan sedikit gesture.
5. Facial expressions Menggunakan kepala, wajah dan mata dapat memperjelas pesan yang ingin disampaikan dalam komunikasi verbal. Banyak orang yang melihat ekspresi wajah sebagai patokan apakah orang tersebut berkata jujur apa tidak.
6. Voice quality Kualita suara sangat penting dalam sebuah peristiwa komunikasi. Suara dapat memberi pesan pada fokus, minat dan perhatian anda yang sangat besar di hadapan orang lain.
7. Personal Appearance Kesan yang bersifat eksternal memainkan peranan yang sangat penting dalam mempengaruhi orang lain.
2.2.4 Public Relations Sekarang ini, Public Relatios merupakan salah satu bagian terpenting dalam sebuah perusahaan. Griswold dalam (Ardianto, 2011:9) menyatakan bahwa Public Relations adalah fungsi manajemen yang mengevaluasi publik, memperkenalkan berbagai kebijakan dan prosedur dari suatu individu atau
20
organisasi berdasarkan kepentingan publik, dan membuat perencanaan, serta melaksanakan suatu program kerja dalam upaya memperoleh pengertian dan pengakuan publik. Sukatendel dalam (Soemirat & Ardianto, 2010:112) menawarkan definisinya, yaitu Public Relations adalah salah satu metode komunikasi untuk menciptakan citra positif dari mitra organisasi atas dasar menghormati kepentingan bersama. Sedangkan Frank Jenkins (Morissan, 2010:8) mendefinisikan Public Relations sebagai “sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik ke dalam maupun ke luar antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian”. Setelah menjabarkan pendapat para pakar mengenai Public Relations di atas, dapat disimpulkan bahwa Public Relations adalah suatu kegiatan atau pekerjaan dalam sebuah manajemen perusahaan yang bertujuan untuk menjadi jembatan antara perusahaan dengan publiknya serta membangun citra positif perusahaan di mata publik. 2.2.4.1 Fungsi Public Relations Beberapa definisi Public Relations di atas mengarahkan pada tugas-tugas Public Relations yang cukup signifikan dalam sebuah organisasi. Fungsi utama Public Relations dalam (Nova, 2009:38) adalah menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antar-lembaga organisasi dengan publiknya, internal maupun eksternal dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam upaya menciptakan iklim pendapat opini publik yang menguntungkan lembaga organisasi. Sedangkan menurut pakar Humas Internasional, Cutlip & Center, and Canfield dalam (Rosady, 2010:19) fungsi Public Relations dapat dirumuskan, sebagai berikut: 1. Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama (fungsi melekat pada manajemen lembaga atau organisasi).
21
2. Membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan publiknya yang merupakan khalayak sasaran. 3. Mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap badan/organisasi yang mewakilinya, atau sebaliknya. 4. Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbang saran kepada pimpinan manajemen demi tujuan dan manfaat bersama. 5. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, dan mengatur arus informasi, publikasi serta dari pesan/organisasi ke publiknya atau sebaliknya, demi tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak. Dari penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa Public Relations berfungsi untuk menjembatani hubungan komunikasi baik secara internal maupun eksternal. Dalam melakukan kegiatan komunikasi, Public Relations harus terlebih dahulu mengerti tugas-tugas serta khalayak yang akan dihadapi.
22
2.3 Kerangka Pemikiran Tabel 2.6 Kerangka Pemikiran Komunikasi Nonverbal (X) Andrew J.Dubrin (2008:68-70)
Fenomena
a. b. c. d. e. f. g.
Pengaruh Komunikasi Nonverbal terhadap Motivasi Kerja Karyawan PT. Maju Bertiga Indonesia.
Environment Interpersonal Distance Posture Hand Gesture Facial Expression Voice Quality Personal Appearance
Metode Analisis Kuantitatif Digunakan untuk menguji pengaruh komunikasi nonverbal terhadap motivasi kerja karyawan PT. Maju Bertiga Indonesia
Motivasi Kerja (Y)
Hipotesis
Hezberg dalam Hasibuan (2007:108) :
Ho : r = 0
a. Motivation Factors
Ha : r ≠ 0
b. Maintenance Factors
Hasil Penelitian
Kesimpulan dan Saran
Kerangka pemikiran yang tergambar di atas dapat dijelaskan sebagai berikut : a.
Fenomena yang menjadi dasar pemikiran dari penelitian ini adalah adanya Pengaruh Komunikasi nonverbal terhadap motivasi kerja karyawan PT. Maju Bertiga Indonesia.
23
b.
Adanya variabel X yaitu komunikasi nonverbal dapat mempengaruhi variabel Y yaitu motivasi kerja karyawan. Akan diukur berdasarkan faktor-faktor menurut para ahli yang dijadikan indikator untuk pengukuran penelitian yang menjadi rujukan penyusunan konsep operasional variabel penelitian.
c.
Kemudian akan dilakukan proses analisis data dengan menggunakan metode analisis kuantitatif. Metode analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui uji hubungan dan uji pengaruh antara Komunikasi Nonverbal (variabel X) dengan Motivasi Kerja karyawan (variabel Y) pada PT Maju Bertiga Indonesia. Didalam penelitian ini dilakukan pengukuran hubungan, pengaruh, dan pengujian hipotesis. Berikutnya ini adalah hipotesis yang akan di uji: 1. Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan antara komunikasi nonverbal terhadap motivasi kerja karyawan PT. Maju Bertiga Indonesia 2. Ha : Ada hubungan yang signifikan antara komunikasi nonverbal terhadap motivasi kerja karyawan PT. Maju Bertiga Indonesia
d. Pada hasil penelitian maka akan didapat pembahasan mengenai hasil penelitan yang akan membuktikan ada pengaruh fenomena yang terjadi untuk di teliti. e.
Kesimpulan dan saran mengenai hasil penelitian yang telah didapatkan.
24