BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Sebelumnya (State of the Art) Penelitian mengenai brand associations LOOP melalui event LOOP KePo kreatif project), menggunakan refrensi dari bebrapa penelitian terdahulu. Penelitian yang terdapat pada jurnal Canadian Center of Science and Education volume 9 dengan judul The mediating effect of Brand Association, Brand Loyalty, Brand Image and Perceived Quality on Brand Equity oleh Erfan Severi dan Kwik Choon Ling di Kuala Lumpur, Malaysia (2013) pada 330 mahasiswa di salah satu universitas swasta Malaysia. Penelitian kuantitatif ini meneliti tentang hubungan langsung antara dimensi ekuitas merek terhadap ekuitas merek itu sendiri. Dalam penelitian ini, yang termasuk kedalam dimensi ekuitas merek ialah menyangkut pada asosiasi merek (brand associations), kesadaran merek, loyalitas merek, persepsi kualitas dan citra merek. Brand associations sebagai variabel yang
independen dan dapat
mempengaruhi loyalitas merek (brand loyalty). Hasilnya, dalam penelitian ini Brand associations mampu diciptakan melalui pengasosiasian dengan sikap, atribut, dan masing-masing manfaat. Brand associations dapat bertindak sebagai alat pengumpulan informasi dan menjadi pembeda merek. Dengan hasil penelitian tersebut, dapat kita refleksikan pada pembentukan brand associations kartu selular Loop juga membutuhkan asosiasi melalui sikap, atribut, dan manfaat yang semuanya terdapat dalam event Loop KePo 2014. Karena melalui proses tersebut maka akan tercipta brand associations yang dapat dijadikan sebagai informasi dan pembeda dengan merek-merek lainnya. Penelitian selanjutnya yakni pada jurnal African Journal of Business Management volume 7 dengan judul Factors influencing brand association oleh Tser-Yieth Chen, Tsai-Lien Yeh, dan Wun-Sin Jheng di Taipei, Taiwan (2013) pada 439 konsumen komputer di kota Taipe, Taiwan. 9
10
Penelitian kuantitatif ini memiliki tujuan untuk menyelidiki alternatif manajemen merek termasuk kerentanan untuk budaya global konsumen, persepsi merek global dan investasi merek yang berpengaruh terhadap merek kognisi termasuk asosiasi merek melalui kredibilitas merek dan asosiasi merek dalam pribadi industri komputer. Hasilnya adalah dalam sebuah literatur merek (branding literature), brand associations telah dikonseptualisasikan sebagai suatu informasi yang diatur dalam sebuah jaringan yang konsisten dengan mengasosiasikannya kedalam model jaringan memori. Brand association dapat mempengaruhi alasan konsumen atas pembeliannya, karena brand associations terkait dengan atribut merek, target pasar konsumen, dan manfaat yang dibutuhkan. Sehingga konsumen dapat dipengaruhi dalam keputusan pembeliannya. Begitu halnya dengan pada pembentukan brand associations kartu selular Loop yang dalam prosesnya telah dirancang informasi-informasi yang sesuai
dengan
tujuan
pembentukan
brand
associations
pada
Loop.
Perancangan ini diatur agar dapat dengan mudah diterima dalam benak konsumen, sehingga brand associations pada Loop dapat dijadikan sebagai alasan konsumen atas pembeliannya. Kemudian penelitian pada Journal Brand of Management volume 21 dengan judul Scale development and validation for measuring corporate brand associations oleh Bikram Jit Singh Mann dan Mandeep Kaur Ghuman di India (2014) pada 588 konsumen dari tiga kota besar dari negara bagian utara India. Penelitian kuantitatif ini meneliti tentang langkah pendekatan untuk validasi dan pengembangan dari dimensi asosiasi merek suatu perusahaan dari perspektif pelanggan dan yang berlaku di berbagai sektor. Adapun sektor yang diteliti yaitu dari sisi pelayanan, ketahanan terhadap suatu produk (durables), dan Fast Moving Consumer Goods (FMCG). (Saleh, 2014) Hasilnya dalam penelitian ini, fokus brand associations perusahaan yakni sebagai konsep untuk mengeksplorasi berbagai asosiasi yang berbeda satu sama lain dan perbedaan tanggapan oleh konsumen terhadap suatu produk,
11
citra, dan perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa asosiasi merek perusahaan diidentifikasi memiliki potensi untuk mempengaruhi persepsi konsumen terhadap perusahaan dan untuk produk perusahaan. Pada kartu selular Loop dibutuhkan sebuah asosiasi yang dapat memberikan suatu persepsi pada konsumen agar mereka dapat membedakan Loop dengan produk lainnya, membuat citra produk dan citra perusahaan yang baik. Kemudian brand associations juga berpotensi sebagai hal yang dapat mempengaruhi persepsi konsumen terhadap perusahaan dan untuk pembelian produk perusahaan. Penelitian selanjutnya yaitu dalam Jurnal Ilmu Manajemen volume 2 dengan judul Pengaruh Kesadaran Merek, Asosiasi Merek, dan Persepsi kualitas terhadap niat Untuk Loyal oleh Akhmad Nafi dan Sri Setyo Iriani di Surabaya (2014) pada 200 konsumen pelembut dan pewangi pakaian merek Downy. Penelitian kuantitatif ini memiliki tujuan yakni untuk menganalisis dan membahas pengaruh kesadaran merek, asosiasi merek (brand association), dan persepsi kualitas terhadap niat untuk loyal, serta untuk menganalisis pengaruh kesadaran merek, asosiasi merek (brand association), dan persepsi kualitas secara bersama-sama terhadap niat untuk loyal. Hasilnya adalah, terdapat pengaruh positif yang ditimbulkan dari asosiasi merek (brand associations) terhadap niat untuk loyal. Hal ini dapat menunjukkan bahwa semakin kuat brand associations yang ada dalam benak konsumen, maka niat konsumen untuk loyal pun akan semakin tinggi. Sehingga brand association juga dapat dikatakan sebagai penentu keberhasilan produk untuk dipilih oleh konsumen. Penelitian berikutnya yakni dalam jurnal Ekonomi dan Bisnis volume 1 dengan judul Pengaruh Konsistensi Pesan Terhadap Asosiasi Merek dan Sikap Merek Dengan Brand Familiarity sebagai moderasi Pada Iklan dan Sponsorhip Rokok oleh Rahmat Saleh di Surabaya (2014) pada 120 responden acak yang terdapat di Surabaya, penelitian kuantitatif ini berisikan analisis mengenai konsistensi dari sebuah pesan dalam kegiatan promosi yang dilakukan
12
diberbagai media, yang dianalisis dampaknya terhadap sikap merek dan asosiasi merek (brand associations). Hasilnya adalah pesan yang konsisten atau sama yang dilakukan secara terus-menerus akan semakin memperkuat ingatan konsumen terhadap suatu merek. Pesan-pesan itu dapat berupa atribut-atribut baik berwujud fisik maupun non-fisik. Melaui atribut-atribut inilah yang akan diingat oleh konsumen mengenai merek. Segala ingatan konsumen tentang suatu merek inilah yang membangun brand associations. Jika brand associations dibentuk dengan pesan yang tepat, maka proses pembentukannya akan konsisten, sehingga konsumen akan lebih mudah menerima dalam persepsi dirinya. Tabel 2.1 Tabel State of the Art No.
1.
Judul dan
Tempat dan
peneliti
Tahun
The Mediating
Kuala Lumpur,
Metode
Objek Penelitian
Kuatitatif
Pada 330
Effects of Brand Malaysia tahun
mahasiswa di
Association,
salah satu
2013
Brand Loyalty,
universitas
Brand Image
swasta Malaysia.
and Perceived Quality on Brand Equity pada jurnal Canadian Center of Science and Education volume 9 oleh Erfan Severi dan Kwik
13
Choon Ling 2.
Factors
Taipei, Taiwan
influencing
tahun 2013
Kuantitatif
Pada 439 konsumen
brand
komputer di kota
association pada
Taipe.
jurnal African Journal of Business Management volume 7 oleh Tser-Yieth Chen, Tsai-Lien Yeh, dan WunSin Jheng. 3.
Scale
Bagian Utara
Kuantitatif
Pada 588
development
India, tahun
konsumen dari
and validation
2014
tiga kota besar
for measuring
dari negara
corporate brand
bagian utara
associations.
India.
Dalam Journal Brand of Management volume 21 oleh Bikram Jit Singh Mann dan Mandeep Kaur Ghuman. 4.
Pengaruh
Surabaya tahun
Kesadaran
2014
Kuantitatif
Pada 200 konsumen
Merek, Asosiasi
pelembut dan
Merek, dan
pewangi pakaian
14
Persepsi
merek Downy.
kualitas terhadap niat Untuk Loyal. Dalam Jurnal Ilmu Manajemen volume 2 oleh Akhmad Nafi dan Sri Setyo Iriani 5.
Pengaruh
Surabaya tahun
Konsistensi
2014
Kuantitatif
Pada 120 responden acak
Pesan Terhadap
yang terdapat di
Asosiasi Merek
Surabaya.
dan Sikap Merek Dengan Brand Familiarity sebagai moderasi Pada Iklan dan Sponsorhip Rokok. Dalam jurnal Ekonomi dan Bisnis volume 1 oleh Rahmat Saleh
15
2.2 Landasan Konseptual 2.2.1 Definisi Public Relations Public relations atau humas merupakan bidang manajemen yang berfokus pada tindakan komunikasi yang dapat membangun suatu hubungan. Melalui public relations suatu perusahaan atau organisasi dapat berfokus lebih pada pemeliharaan hubungan. Karena suatu hubungan sangat penting bagi kemajuan perusahaan, maka public relations dinilai sebagai manajemen yang harus bertanggung jawab dalam membangun dan memelihara suatu hubungan. Adapun pengertian public relations menurut para ahli yaitu: Menurut
Oliver (2011), PR merupakan fungsi manajemen
untuk mengembangkan pesan perusahaan yang konsisten,tepat, dan dapat mencerminkan organisasi. Sehingga organisasi ingin tercermin, bahkan melalui acara (event), penanganan krisis, dan isu-isu yang terjadi. Pada saat yang sama pesan harus mampu diadaptasi secara kreatif sehingga dapat dipahami oleh audiens yang berbeda dan telah ditargetkan. Menurut
Cutlip-Center-Broom
dalam
Morissan,
(2010)
mendefinisikan bahwa humas atau public relations merupakan suatu usaha terencana yang bertujuan untuk mempengaruhi pandangan melalui karakter yang baik serta dengan tindakan yang bertanggung jawab, juga didasari oleh komunikasi dua arah yang saling memuaskan. Menurut Lamb (2005), public relations adalah praktisi yang bertindak melakukan komunikasi dan tindakan pada sebuah organisasi yang mendukung serta memelihara pembangunan hubungan yang saling menguntungkan antara organisasi dan kelompok yang saling berketergantungan. Berdasarkan penjelasan para ahli mengenai public relations, maka dapat disimpulkan bahwa public relations atau humas merupakan suatu fungsi manajemen yang bertindak melakukan komunikasi dan tindakan sehingga dapat mengembangkan pesan perusahaan yang
16
konsisten dan tepat, yang dapat mempengaruhi pandangan masyarakat mengenai perusahaan melalui karakter yang baik serta dengan tindakan yang bertanggung jawab dan kreatif sehingga dapat dipahami oleh audiens yang berbeda dan telah ditargetkan. 2.2.1.1 Fungsi dan Peran Public Relations Dalam melakukan tanggung jawabnya, praktisi public relations akan berhubungan dengan publik. Oleh sebab itu public relations harus dapat menyesuaikan kepentingan yang ingin dicapai dengan harapan yang diinginkan oleh publik. Sehingga dalam mekakukan tugasnya, praktisi public relations harus bisa mengatur proses pembangunan hubungan agar tidak menimbulkan masalah. Kriyantono, (2008) menyebutkan fungsi public relations yaitu: 1. Menjaga hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan publiknya 2. Dapat melayani kepentingan publik dengan baik 3. Memelihara perilaku serta moralitas perusahaan dengan baik.
Terlepas dari pernyataan di atas, menurut Dominick dalam Morissan (2010), bahwa public relations memiliki peran yang harus mencakup hal-hal sebagai berikut: 1. Humas atau public relations memiliki kaitan erat dengan publik Public relations berperan dalam mempengaruhi publik untuk dapat memberikan opini yang positif bagi organisasi atau perusahaan dan melaporkan pada manajemen jika ada hal penting terkait pada informasi publik. 2. Public relations memiliki kaitan erat dengan komunikasi Public relations berperan sebagai manajemen yang bertanggung jawab atas arus komunikasi antara perusahaan dan publik atau sebaliknya. Sehingga fungsi Public relations harus dapat menjalin hubungan komunikasi yang baik pada publik, baik publik internal maupun eksternal.
17
3. Public relations merupakan fungsi manajemen Public relations merupakan fungsi dari manajemen yang memiliki peranan untuk menetapkan tujuan yang ingin dicapai dan dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang selalu berubah-ubah. Public relations juga harus memiliki kegitan yang terencana dengan baik sehingga bisa mengarahkan perusahaan untuk mencapai suatu tujuan. Sesuai dengan penjelasan mengenai fungsi dan peran dari public relations maka dapat disimpulkan bahwa fungsi dari public relations yaitu sebagai manajemen yang dapat menjaga hubungan antara publik dan perusahan, meelihara perilaku dan moral perusahaan, sehingga bisa melayani kepentingan publik. Untuk kesimpulan dari peran public relations yaitu sebagai manajemen yang berperan untuk memperngaruhi publik terhadap citra perusahaan, sebagai jembatan komunikasi antara perusahaan dan publik atau sebaliknya, dan bertanggung jawab terhadap atas arus komunikasi publik, baik internal ataupun eksternal.
2.2.1.2 Tujuan Public Relations Setiap manajemen pasti memiliki tujuan tertentu yang akan berdampak pada organisasi atau perusahaan. Begitu pula dengan public relations yang menurut Kriyantono (2008), tujuan dari public relations adalah: 1. Menciptakan pemahaman yang positif antara perusahaan dan publiknya. 2. Membangun citra korporat (corporate image). 3. Membagun citra korporat melalui Program CSR. 4. Membentuk opini publik yang favourable. 5. Membentuk goodwill dan kerja sama. Dalam kesimpulannya, berdasarkan penjalasan di atas dapat diketahui bahwa public relations memiliki tujuan-tujuan yang diarahkan kepada pembangunan citra perusahaan yang positif melalui kegiatan yang terlah direncanakan sehingga dapat membentuk opini publik yang baik dan dapat menjalin kerja sama.
18
2.2.2 Definisi Brand Menjadi pilihan konsumen merupakan tujuan utama dari setiap perusahaan ketika membuat suatu brand. Dalam Sunyoto, (2014) menurut Undang-Undang RI nomor 15 tahun 2001 merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa. Adapun definisi dari brand adalah sebagai berikut: 1. Menurut Kotler & Keller (2009), merek (brand) adalah suatu penawaran dari sumber yang diketahui. Merek-merek yang ada pada saat ini menimbulkan banyak asosiasi dibenak konsumen. Perusahaan berlomba-lomba dan berjuang untuk membentuk citra merek yang kuat, disukai, dan unik dibenak konsumen. 2. Menurut Association American Marketing¸ dalam Rangkuti, (2002) pada penelitian Ujang Setiawan, Patricia Dhiana, dan Andi Tri Haryono di tahun 2015, brand atau merek adalah untuk mengidentifikasi produk atau jasa yang dihasilkan sehingga berbeda dari produk atau jasa yang dihasilkan oleh pesaing. 3. Menurut Terence, (2000) pada penelitian Ujang Setiawan, Patricia Dhiana, dan Andi Tri Haryono (2015), Merek juga mempunyai peran yang penting dengan menjadi pembeda antar produk yang ditawarkan suatu perusahaan dengan merek-merek saingannya. Dari ketiga definisi di atas, dapat disimpulkan bahawa merek atau brand adalah sesuatu yang dirancang dengan sedemikian rupa dengan tujuan sebagai pembeda antara produk dan jasa yang telah dihasilkan dari berbagai macam pesain atau kompetitor untuk menghasilkan asosiasi yang kuat dibenak konsomen.
19
2.2.2.1 Brand Associations Suatu brand yang dihasilkan dan memiliki brand associations yang kuat, akan membangun loyalitas konsumen yang juga kuat. Hal ini dilandasi oleh brand association sangat dalam hubungannya dengan ingatan produk atau jasa yang ada dalam benak konsumen. Menurut Kotler & Keller (2009), asosiasi merek (brand associations) yakni terdiri atas beberapa elemen yang menyangkut pikiran, perasaan, persepsi, citra, pengalaman, kepercayaan, sikap, dan sebagainya yang memiliki kaitan dengan merek. Menurut Aaker (1991), dalam penelitian yang dilakukan oleh Akhmad Nafi dan Sri Setyo Iriani di tahun 2014, asosiasi merek (brand associations) adalah segala sesuatu yang muncul dalam benak konsumen yang dalam ingatannya terkait dengan suatu merek. Menrut Lamb Jr (2000), dalam penelitian yang dilakukan oleh Akhmad Nafi dan Sri Setyo Iriani di tahun 2014, brand associations merupakan hal yang didasari oleh ingatan konsumen akan sebuah merek yang telah merilis sejumlah iklan kepada responden. Berdasarkan konsep brand associations di atas, brand associations sangat diperlukan karena dapat menciptakan sesuatu yang dapat membedakan berbagai produk dan jasa sesuai dengan apa yang diingat dalam benak konsumen. 2.2.2.2 Product-Related Performance Associations Dalam mengassosiasikan suatu produk diperlukan strategi-strategi yang sesuai agar proses asosiasi dapat berjalan dengan efektif. Dalam brand asociations terdapat dua kategori yang digunakan untuk menentukan arah asosiasi, yaitu Product-Related Performance Associations dan Non-Product – Related Imagery Associations. Menurut Keller (2013), Product-Related Performance Associations merupakan suatu elemen dari produk yang berhungan pada manfaat, inovasi
20
dalam
desain
produk,
dan
merchandising
sangat
penting
untuk
mempertahankan atau meningkatkan ekuitas merek. Menurut Aaker (1996), dalam penelitian yang telah dilakukan oleh Irma Tikkanen dan Mari Hoskonen dalam judul Personalities of Branded Bread: Case Artesaani di Finlandia tahun 2015, faktor-faktor yang termasuk kedalam Product-Related Performance Associations adalah kategori produk, kemasan, harga, dan atribut-atribut. Seperti yang telah diketahui pada paragraf diatas, PT Telkomsel melakukan perluasan serta inovasi produk dengan menghadirkan kartu selular LOOP yang ditujukan kepada anak remaja. Dalam kaitannya mengenai Product-Related Performance Associations, kartu seluler LOOP dihadirkan untuk remaja yang aktif dalam media sosial. Untuk itu, LOOP memberikan penawaran harga yang terjangkau untuk kalangan remaja disertai koneksi internet dengan kuota hingga 12,2 GB yang dikenakan tarif sesuai dengan zona wilayah. Tidak hanya memberikan penawaran harga terjangkau dan kuota besar, LOOP juga memiliki fitur unggulan yaitu semauLOOP yang dapat digunakan untuk bebas membuat kombinasi paket sesuai kebutuhan, masa aktif paket yang dapat dipilih, dan fitur-fitur lainnya yang sesuai dengan remaja saat ini (sumber: www.loop.co.id) . Inovasi dan perluasan produk yang terkait dalam Product-Related Performance Associations harus dilakukan dalam waktu yang tepat. Mereka berasumsi bahwa apabila suatu inovasi produk diumumkan terlalu cepat, maka konsumen bisa saja meninggalkan produk tersebut, namun apabila diumumkan terlambat, maka kompetitor dapat dengan mudah mengambil inisiatif dari konsep tersebut sehingga mendapatkan keuntungan. (Keller, 2013)
21
2.2.2.3 Non-Product-Related Imagery Associations Dalam asosiasi produk terdapat juga istilah Non-Product-Related Imagery Associations. Hal tersebut mengacu kepada atribut-atribut yang secara tidak langsung merujuk pada suatu merek produk. Non-Product-Related Imagery Associations yaitu asosiasi atribut terutama
non-produk
terkait
dan
memiliki
manfaat
simbolik
atau
experimential. Karena sifat konsumen yang sulit untuk diprediksi dan selalu berubah, maka asosiasi non-produk yang berhubungan mungkin lebih mudah untuk berubah. Mereka berasumsi jika sebuah promosi produk disalah artikan oleh konsumen maka akan berdampak pada kaburnya asosiasi dan citra merek serta membingungkan konsumen. Oleh karena itu dalam mengasosiasikan dalam Non-Product-Related Imagery Associations harus memiliki pesan yang sesuai dan konsisten. (Keller, 2013) Menurut Aaker (1996), dalam penelitian yang telah dilakukan oleh Irma Tikkanen dan Mari Hoskonen dalam judul Personalities of Branded Bread: Case Artesaani di Finlandia (2015), faktor-faktor yang termasuk kedalam NonProduct-Related Imagery Associations adalah citra pengguna, sponsorships, simbol, umur, style, negara asal, dan citra perusahaan. Dalam kaitannya dengan penelitian ini, kartu seluler LOOP ingin meningktakan brand associations melalui Non-Product-Related Imagery Associations. LOOP mengasosiasikan produknya sebagai kartu seluler yang berjiwa muda, gaul, ceria, dan kreatif. LOOP ingin lebih masuk kedalam benak target pasar mereka yakni remaja dengan mengasosiasikan produknya kedalam faktor-faktor seperti yang telah disebutkan. Hal tersebut dapat dibuktikan ketika kita melihat tampilan halaman website LOOP yang didesain muda, gaul, ceria, dan kreatif.
22
2.2.3 Definisi Event Strategi yang dilakukan suatu perusahaan demi meningkatkan brand associations yang juga akan berdampak pada peningkatan pendapatan sangat beragam. Salah satu strategi yang dilakukan ialah melalui event yang diselenggarakan perusahaan demi mendongkrak eksistensi produk atau jasa nya. Dalam event akan banyak dihadiri oleh konsumen yang telah sesuai dengan target pasar. Untuk hal event akan dirancang selengkap mungkin untuk menghasilkan feed back yang telah di harapkan oleh perusahaan. Menurut Duncan (2015) dalam penelitian sebelumnya oleh Muhammad Hirza Sukoco (2014), event merupakan suatu strategi yang ampuh dalam menyampaikan sebuah infornasi atau pesan pada suatu merek dengan cara mengajak konsumen dan potential customer untuk terlibat dalam sebuah ajang promosi pemasaran dalam bentuk event yang diselenggarakan oleh perusahaan. Menurut Noor (2009), dalam peneltian yang telah dilakukan oleh Lidya Wati Evelina dengan judul Keterlibatan Event Stakeholders Pada Keberhasilan Event PR di Jakarta (2013), bahwa event adalah suatu kegiatan yang diadakan dalam rangka berkaitan dengan hal-hal yang penting dalam kehidupan manusia baik yang terikat pada adat, budaya, tradisi dan agama yang diselenggarakan untuk tujuan yang telah ditentukan serta dalam penyelenggaraannya melibatkan lingkungan masyarakat dan diselenggarakan pada waktu tertentu. Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa event merupakan suatu acara yang diadakan berdasarkan perencanaan yang matang dengan melibatkan masyarakat dan dilaksanakan pada waktu tertentu.
23
2.2.3.1 Elemen Event Dalam proses terbentuknya event terdapat elemen-elemen yang dapat mendukung keberlangsungan event itu. Menurut Noor, (2009) adapun elemenelemen acara (event) adalah: 1. What Penyelenggara event harus dapat mengetahui apa dasar dari pembuatan event tersebut. Acara yang dibuat harus sama dengan tujuan yang telah ditentukan oleh perusahaan atau organisasi. 2. When Berisikan kapan waktu event diselenggarakan oleh perusahaan atau organisasi.
Waktu
event
harus
dipikirkan
matang-matang
oleh
penyelenggara agar dapat memberikan keluluasaan pengunjung yang datang. 3. Where Penyelenggara event bisa menentukan dimana tempat event berlangsung. Tempat event harus diperhitungkan matang-matang agar mudah dijangkau oleh pengunjung. 4. Who Merupakan bahasan mengenai siapa yang akan menjadi target audiens dalam event yang diselenggarakan. Ini harus dipertimbangkan dengan bijak dan sesuai dengan konsep acara, untuk siapakah acara tersebut, apakah untuk anak muda atau para orang tua. 5. Why Membahas mengapa event ini dibuat. Event yang dibuat harus memiliki latar belakang yang kuat agar event dapat berjalan dengan konsisten.
24
6. How Berisikan
pembahasan
mengenai
bagaimana
caranya
untuk
mewujudkan event tersebut. Pembuatan event dirancang dengan sedetildetilnya mulai dari anggaran hingga tanggal berlangsungnya event, semua harus bisa diperhitungkan dengan matang. 2.2.3.2 Jenis Event Menurut
Abdullah,
(2009)
dirinya
membagi
jenis-jenis
event
berdasarkan skala dan ukuran. Jenis-jenis event itu adalah : 1. Megaevent Merupakan suatu jenis event yang digolongkan berdasarkan jumlah pengunjung yang datang berasal dari pengunjung internasional dan regional dan memiliki total jumlah pengunjung hingga 1 juta orang, investasi yang lebih besar, kuntungan lebih besar, berdampak besar pada ekonomi dan diliput media secara luas. 2. Medium Event Merujuk kepada event berskala menengah yang dikunjungi kurang lebih hingga 100 ribu orang hingga 1 juta orang, dan berdampak secara nasional. 3. Mini Event Merupakan suatu event yang diikuti oleh kurang dari 100.000 pengunjung dan bersifat lokal.
25
2.3 Kerangka Konsep Kerangka konsep ini berdasarkan latar belakang dan permasalahan dalam penelitian yaitu pembentukan brand associations LOOP melalui event LOOP kePo (kreatif project). Konsep yang digunakan pada penelitian ini yaitu brand, brand associations, Product-Related Performance Associations, NonProduct Related Imagery Associations, dan konsep event. Berikut merupakan ilustrasi kerangka konsep peneliti pada penelitian ini :
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Public relations PT Telkomsel membentuk suatu event yang diberi nama Loop KePo (Kreatif Project) 2014. Dalam konsep Public relations yang dipakai peneliti, didalamnya terdapat fungsi, peran, dan tujuan public relations yang dipakai sebagai acuan PR untuk membentuk brand associations kartu selular Loop. Kemudian peneliti menggunakan konsep event untuk dijadikan dasar ilmu dalam melihat fenomena event Loop KePo 2014. Dalam konsep event terdapat jenis-jenis event dan elemen-elemen event. Dalam konsep Brand associations, didalamnya terdapat konsep yang terkait pada kinerja produk (Product-Related Performance Associations) dan pada hal yang terkait dengan manfaat simbolik (Non-Product –Related Imagery Association).
26