BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Sebelumnya (State of Art) Pada bagian ini akan dijelaskan beberapa penelitian terdahulu sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini. Peneletian terdahulu dijadikan perbandingan dan tolak ukur untuk penelitian selanjutnya. Adapun penelitian terdahulu yang mendukung penulisan penelitian ini, antara lain: Penelitian yang dilakukan oleh Monica Lovenia A.P., dalam penelitian yang berjudul Aktivitas Media Relations Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Analisis Deskriptif Mengenai Upaya Pencapaian Publisitas Sebagai Pendukung Promosi Pariwisata dalam Negeri), berfokus untuk mendeskripsikan dan menganalisis aktivitas media relations yang digunakan oleh Humas Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebagai upaya pencapaian publisitas yang dapat digunakan hanya untuk mendukung promosi pariwisata dalam negeri serta melihat apa saja yang menjadi hambatan dalam pelaksanaannya. Penelitian yang dilakukan oleh Drs. Faisal Slamet Riyadi. MM. dan Dra. Mawarta Onida S, M.Si., Asri Desiani dan Sita Utami, berjudul Kompetensi dan Kemampuan Bahasa Inggris Humas Pemda DKI Untuk Meningkatkan Layanan Publik. Penelitian ini berfokus untuk mengetahui bagaimana staf Public Relations Officer dalam memberikan pelayanan prima kepada masyarakat yakni dalam berbicara bahasa Inggris dan menulis artikel dalam bahasa Inggris. Penelitian yang dilakukan Dewi Winarni Susyanti berjudul Peran Media Sebagai Alat Publikasi Event Di Bidang MICE (Studi Kasus: Blue Golf Open Tournament, APMCEE Event, Dan PPI Event). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana menyusun perencanaan hingga evaluasi, serta strategi dalam mengatasi hambatan pada media promosi sebuah event yang diadakan perusahaan. Penelitian terdahulu yang digunakan selanjutnya, yakni merupakan penelitian yang dilakukan oleh Melonie Fullick, dengan judul The role of communication in governance: 11
12 Universities and (new) media. Penelitian ini membahas mengenai peran Public Relations sebagai alat manajemen strategis untuk perguruan tinggi. dimana pengenalan teknologi komunikasi baru mempengaruhi cara organisasi beroperasi. Hal ini membuat para profesional komunikasi dituntut untuk bekerja secara efektif dan meningkatkan apa yang mereka kerjakan. Adapun penelitian lain yang digunakan sebagai acuan, yakni penelitian yang dilakukan oleh Denise O’Connor, Virginia Jones, dengan judul Trust, Conversation And Creativity: Designing An Intentional Culture Of Success. Penelitian ini menjelaskan pentingnya dasar kepercayaan sebagai kondisi untuk menciptakan hubungan yang efektif dan efisien. Selain itu, kreativitas merupakan prasyarat untuk inovasi yang menghasilkan perubahan dan peluang baru muncul. Untuk itu, penting dalam merancang kebudayaan organisasi dengan nilai-nilai perilaku yang mengarah pada hal tersebut. Berikut akan dijabarkan perbandingan antara lima penelitian terdahulu yang digunakan, dengan penelitian ini. Dimana perbandingan dijabarkan dalam bentuk tabel.
13
Tabel 2.1 State of Art
Nama Peneliti I
No.
Keterangan
Monica Lovenia A.P.
Nama Peneliti
Nama
Nama
II
Peneliti III
Peneliti IV
Nama Peneliti Nama Peneliti
pada Penelitian Ini
Drs. Faisal
Denise
Febri Dwi
Slamet Riyadi.
O’Connor,
Sesara
MM. & Dra.
Virginia Jones
Mawarta Onida S, M.Si.
Dewi Winarni
Melonie
Susyanti
Fullick
Asri Desiani dan Sita Utami
1.
Judul Penelitian
Aktivitas Media
Kompetensi dan
Peran Media
The role of
Trust,
Presentasi
Relations
Kemampuan
Sebagai Alat
communicatio
Conversation
Persuasif
Kementerian
Bahasa Inggris
Publikasi
n in
And Creativity:
Dalam Rangka
Pariwisata dan
Humas Pemda
Event
governance:
Designing An
Keprofesional
Ekonomi
DKI Untuk
Di Bidang
Universities
Intentional
an Image
Kreatif
Meningkatkan
MICE (Studi
and (new)
Culture Of
Kementerian
Republik
Layanan Publik
Kasus: Blue
media
Success
Pembangunan
Indonesia
Golf Open
Daerah
(Analisis
Tournament,
Tertinggal
Deskriptif
APMCEE
(KPDT) Studi
Mengenai
Event, Dan
Kasus:
Upaya
PPI Event)
Strategi
Pencapaian
Presentasi
Publisitas
Persuasif Oleh
Sebagai
Humas KPDT
Pendukung
Kepada
Promosi
Masyarakat
Pariwisata
Lokal dalam
dalam Negeri)
Kegiatan Expo Pesisir Selatan Tahun 2013
Kualitatif
Kualitatif
Teori yang digunakan dalam teori ini adalah teori
Metode/ 2.
Teori yang Digunakan
sistem, yakni teori yang membahas dan mempelajari organisasi sebagai suatu sistem.
Qualitative
Qualitative
Studi Kasus
14
No.
Keterangan
Nama Peneliti I
Nama Peneliti
Nama
Nama
II
Peneliti III
Peneliti IV
Nama Peneliti Nama Peneliti
pada Penelitian Ini
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif.
3.
Subjek Penelitian
Humas
Humas Pemda
Yayasan Putri
Canada’s
Leaders from
Humas KPDT
Kementerian
DKI
Indonesia,
universities,
private and
dan
Pariwisata dan
PT Pacto
University
public sectors
masyarakat
Ekonomi
Convex
Public
lokal Pesisir
Kreatif
Niagatama,
Relations
Selatan.
Republik
dan PT
Indonesia
Laksmindo Bahtera.
4.
Kementerian
Penelitian ini
Media sangat
This
This editorial
Hasil dari
Pariwisata dan
berjudul
berperan
commentary
outlines a logic
penelitian ini
Ekonomi
kompetensi dan
sebagai alat
examines the
model for the
adalah strategi
Kreatif
komunikasi
komunikasi
emerging role
design of an
presentasi
Republik
humas DKI
bagi
of public
intentional
persuasif yang
Indonesia
Jakarta dalam
penyelenggara
relations
culture of
dilakukan oleh
melakukan
rangka untuk
an event-event
as a strategic
sustained
Humas KPDT
aktivitas media
menciptakan
di bidang
management
success.
dalam
relations yang
berbagai
MICE
tool for
Evidence points
kegiatan Expo
dilaksanakan
kompetensi atau
(Meeting,
universities.
to the
Pesisir Selatan
oleh Humas
kemampuan
Incentive,
She argues
fundamental
2013
yang tergabung
untuk
Conference,
that the
importance of
mempengaruhi
Hasil
dalam Pusat
melakukan
Exhibition).
almost
trust as a
keberhasilan
Penelitian
Komunikasi
berbagai
Keberhasilan
ubiquitous
necessary
dari expo.
Publik untuk
aktivitas public
event sangat
introduction
condition for
Meskipun
mencapai
speaking
dipengaruhi
and adoption
effective and
dalam
publisitas yang
seperti:
oleh media
of new
efficient
prakteknya
dapat digunakan
penyampaian
promosi yang
communicatio
relationships
Humas KPDT
untuk
pidato,
direncanakan
ns
and the
menjumpai
penyebarluasan
membuat
dengan baik
technologies
components of
beberapa
informasi
presentasi,
dan jauh hari
has affected
trust
hambatan,
mengenai
melakukan
sebelum event
the ways in
are well
namun
pariwisata
negosiasi dan
tersebut
which
documented. It
hambatan
dalam negeri
menjadi
berlangsung.
organizations
has also been
tersebut dapat
kepada
pembawa acara
Event BLUE
operate, how
established that
ditanggulangi
masyarakat
di acara resmi
Golf Open
work happens
creativity is a
dengan cara
15
No.
Keterangan
Nama Peneliti I
Nama Peneliti
Nama
Nama
II
Peneliti III
Peneliti IV
Nama Peneliti Nama Peneliti
pada Penelitian Ini
khususnya calon
seperti upacara.
Tournament,
and the roles
prerequisite for
bekerjasama
wisatawan
Penelitian ini
event Asian
that people
innovation that
dengan Pemda
nusantara.
bertujuan untuk
Pacific
play in these
responds to
Pesisir Selatan
Penelitian ini
membuat staf
Mining
evolving
change and
untuk
mencoba
Public Relations
Conference
arrangements.
emergent
mengkomunik
menganalisis
Officer tidak
and
She argues
opportunities.
asikan expo
secara deskriptif
hanya mampu
Exhibition
that
The assertion
kepada
mengenai
bagi publik
(APMCEE)
communicatio
presented here
masyarakat
aktivitas media
untuk melihat
dan event
ns
isthat it
lokal Pesisir
relations untuk
kemampuan
Pemilihan
professionals
is possible to be
Selatan.
mencapai
mereka untuk
Putri
now face not
intentional in
publisitas yang
berbicara
Indonesia,
only the
designing
dapat
bahasa Inggris
Media
challenge
organizational
mendukung
dan bagaimana
RelationsOffi
of working
cultures
promosi
kemampuan
cers
effectively in
that embody
pariwisata
mereka untuk
(MRO) harus
environments
these values and
dalam negeri
menulis artikel
menyiapkan
where the
behaviours. The
dengan
dalam bahasa
event lebih
mechanics of
editorial
menggunakan
Inggris. Hal ini
dari enam
the profession
introduces
pendekatan
sangat penting
bulan sebelum
are changing
a project that
kualitatif
sebagai petugas
hari-H, sejak
rapidly, they
will be
dengan
pemerintah
persiapan
must also find
unfolding over
wawancara
yang
penyelenggara
ways
the next 12
mendalam serta
memberikan
an, mulai dari
of explaining
months
melakukan studi
pelayanan prima
biding,
the nature and
that will
pustaka seperti
kepada
perencanaan,
the increasing
describe what
data yang
masyarakat.
pelaksanaan,
importance of
this looks like
didapatkan dari
Penelitian
berikut
the
through the
sumber literatur
lapangan ini
susunan acara,
work they do.
experiences
kepustakaan
dilakukan
hotel
of
berupa buku-
langsung di
dan supplier,
organizational
buku, surat
kantor
susunan
leaders.
kabar,
pemerintahan.
anggaran,
artikel/tulisan
Hasil penelitian
hingga
pada media
menunjukkan
pemilihan
massa dan
bahwa humas
media
internet, foto,
dapat berbicara
promosi.
dokumen dan
bahasa Inggris
Media juga
website
dan menulis
berperan
Kementerian
artikel bahasa
sebagai alat
Pariwisata dan
Inggris
publisitas
16
No.
Keterangan
Nama Peneliti I
Nama Peneliti
Nama
Nama
II
Peneliti III
Peneliti IV
Ekonomi
diterbitkan pada
untuk
Kreatif.
media cetak.
memberikan
Kesimpulan
Mereka mampu
Pencitraan
penelitian ini
untuk
kepada
memperlihatkan
melakukannya
publiknya.
bahwa
karena mereka
Peran media
Kementerian
dibantu oleh
relation
Pariwisata dan
konsultan
yang sangat
Ekonomi
profesional
penting dan
Kreatif
untuk mengatur,
diterima
menyadari
menyusun
masyarakat,
bahwa media
rancangan dan
akan
merupakan hal
konsep menulis
berdampak
yang sangat
artikel. Kita bisa
pada
penting untuk
melihat contoh
keberhasilan
dapat
dari artikel yang
program dari
menyebarluas-
ditulis oleh
perusahaan di
kan informasi
petugas humas
masa
mengenai
pada media
mendatang.
promosi
cetak seperti
pariwisata
kita cantumkan
dalam negeri,
pada lampiran.
dan hubungan dengan media tersebut dapat diupayakan melalui aktivitas media relations yang dilakukan oleh Humas secara konvensional dan special treatment walaupun dalam prakteknya terdapat banyak hambatan. Humas juga telah melakukan peran, fungsi,
Nama Peneliti Nama Peneliti
pada Penelitian Ini
17
No.
Keterangan
Nama Peneliti I
Nama Peneliti
Nama
Nama
II
Peneliti III
Peneliti IV
Nama Peneliti Nama Peneliti
pada Penelitian Ini
dan tugasnya dalam upaya pencapaian publisitas pendukung promosi pariwisata dalam negeri melalui aktivitas media relations tersebut. Objek penelitian
Dalam
Penelitian ini
Penelitian ini
Dalam
Objek dari
dari penulisan
penelitian ini,
bertujuan
dilatar
penelitian ini
penelitian ini
ini adalah
ingin diketahui
untuk
belakangi
mengidentifikas
yakni strategi
kegiatan media
kemampuan
mengetahui
dengan
i apakah
presentasi
relations pada
Humas
bagaimana
perkembangan
kebudayaan
persuasif oleh
Kementerian
Pemerintah
menyusun
teknologi
organisai yang
Humas KPDT
Pariwisata dan
dalam
perencanaan,
komunikasi
sehat dengan
kepada
Ekonomi
berkomunikasi
pelaksansa,
dan new
komunikasi dua
masyarakat
Kreatif.
menggunakan
strategi serta
media yang
arah yang
lokal Pesisir
Sedangkan
bahasa inggris.
evaluasi
menuntut
efektif dan
Selatan dalam
penelitian yang
Sementara
dalam
praktisi
efisien akan
kegiatan Expo
penulis lakukan
penelitian yang
menentukan
humas
menciptakan
pesisir Selatan
memiliki objek
penulis lakukan
media
pemerintah
inovasi dan
2013.
penelitian yakni
adalah
promosi
untuk
kreativitas
Tujuannnnya
masing-
presentasi
kemampuan
sebuah event.
mengadopsi
organisasi.
yakni
masing
persuasif
Humas dalam
Sedangkan
teknologi baru
Sedangkan
mengetahui
Humas
berkomunikasi
penelitian
dan
penelitian yang
bagaimana
Kementerian
dengan
yang penulis
menggunakan
penulis lakukan
strategi Humas
Pembangunan
masyarakat
lakukan
nya dengan
pentingnya
KPDT
Daerah
yang memiliki
bertujuan
benar.
komunikasi dua
mempresentasi
Tertinggal
kemampuan
untuk
Sedangkan
arah yang tidak
kan mengenai
Kepada
berbahasa yang
mengetahui
dalam
hanya dilakukan
expo kepada
masyarakat.
terbatas.
bagaimana
penelitian
di dalam
masyarakat
strategi yang
yang penulis
organisasi saja,
daerah
dilakukaan
lakukan,
tetapi dengan
tertinggal yang
Humas dalam
Humas KPDT
pihak eksternal
memiliki
presentasi
harus
organisasi akan
banyak
persuasif
menjalankan
meningkatkan
keterbatasan.
kepada
fungsinya
kepercayaan
masyarakat
sebagai
publik.
Perbedaan 5.
Penelitian
18
No.
Keterangan
Nama Peneliti I
Nama Peneliti
Nama
Nama
II
Peneliti III
Peneliti IV
mengenai
pelayan
suatu event.
masyarakat
Nama Peneliti Nama Peneliti
pada Penelitian Ini
namun dengan penggunaan teknologi baru yang belum efektif atau terbatas.
Persamaan 6.
masingmasing Penelitian
Penelitian ini
Penelitian ini
Penelitian ini
Penelitian ini
Penelitian ini
Penelitian ini
mengidentifikas
menekankan
membuktikan
ingin
menekankan
ingin
i mengenai
pada pentingnya
bahwa media
mengetahui
pada pentingnya
mengtahui
peran dan fungsi
Humas instansi
berperan kuat
bagaimana
rasa
bagaimana
Humas
pemerintah
sebagai alat
peran utama
kepercayaan
strategi Humas
Pemerintah
dalam memiliki
publisitas
komunikasi
publik sebagai
Pemerintahan
dalam menjalin
kemampuan
untuk
dalam
suatu kondisi
dalam
hubungan
berkomunikasi
memberikan
organisasi
yang
menjalankan
dengan publik
karena sesuai
pencitraan
pemerintahan,
dibutuhkan
fungsi
eksternal
dengan prinsip
kepada
dan
untuk
kehumasannya
organisasi
kerja instansi
publiknya.
pentingnya
menciptakan
sesuai dengan
dengan tujuan
pemerintah,
Melalui
praktisi
hubungan yang
indikator
mempublikasi-
bahwa mereka
media,
komunikasi
efektif dan
kinerja
kan pariwisata
harus menjadi
organisasi
untuk
efisien antara
Humas, demi
di suatu daerah.
pelayan
dapat
menjalankan-
organisai
tercapainya
masyarakat
mempromosi-
nya secara
dengan
tujuan instansi
sehingga
kan suatu
profesional
publiknya.
pemerintahan.
tercapai tujuan
kegiatan,
bersama.
yakni sebagai alat komunikasi bagi penyelenggara an event, akan berdampak pada keberhasilan event, dan citra baik dari organisasi yang menyelenggarakannya.
19
2.2 Landasan Konseptual 2.2.1
Komunikasi
2.2.1.1 Komunikasi Persuasif Menurut John E. Marston dalam Nurjaman dan Umam (2012, p.104), “Public Relations is planned, persuasive communication designed to influence significant public.” Oleh karena itu, public relations
merupakan suatu bidang yang memerlukan perencanaan
yang matang dalam suatu pendekatan manajemen pada target-target tertentu. Persuasi
adalah
kegiatan
psikologis
dalam
usaha
mempengaruhi sikap, sifat, pendapat, dan tingkah laku seseorang atau orang banyak. Sebenarnya, mempengaruhi sikap, sifat, pendapat, dan tingkah laku dapat dilakukan dengan beberapa cara. Teror, boikot, pemerasan, penyuapan, dan sebagainya, dapat juga memaksa orang lain untuk bersikap atau bertingkah laku seperti yang diharapkan. Namun, mempengaruhi yang dimaksud dalam persuasi tidaklah menggunakan cara-cara demikian, melainkan didasarkan pada interaksi
yang
menggunakan
argumentasi
serta
alasan-alasan
psikologis. Demikian pula halnya dalam upaya Public Relations untuk mempengaruhi publik perusahaannya (Suhandang, 2012, p.55). Menurut Ruslan dalam bukunya Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations (2013, p.39-40), dalam melakukan kegiatan komunikasi, seorang praktisi Public Relations
yang bersangkutan
melakukan kegiatan persuasi (bujukan) dan sering dikatakan bahwa sebetulnya kegiatan Public Relations itu sama dengan kegiatan pembujuk atau persuader. Artinya, bagi PR bahwa melakukan persuasi tersebut merupakan tujuan dari proses komunikasi yang dilakukan dan persuasi (komunisuasi) itu merupakan proses belajar yang bersifat emosional atau perpindahan panutan dari hal yang lama ke hal yang baru melalui penanaman suatu pengertian dan pemahaman.
20 Menurut Otto Lerbinger dalam Ruslan (2013, p.40-41) , ada beberapa model untuk merekayasa persuasi, antara lain sebagai berikut. a. Stimulus respon Model persuasi ini cara yang paling sederhana, yaitu berdasarkan konsep asosiasi. b. Kognitif Model ini berkaitan dengan nalar, pikiran dan rasio untuk peningkatan pemahaman, mudah dimengerti, dan logis bisa diterima. Dalam melakukan persuasi pada posisi ini, komunikator dan komunikan lebih menekankan penjelasan yang rasional dan logis. Artinya, ide atau informasi yang disampaikan tersebut tidak bisa diterima sebelum dikenakan alasan yang jelas dan wajar. c. Motivasi Motivasi yaitu persuasi dengan model membujuk seseorang agar mau mengubah opininya atau agar kebutuhan yang diperlukan dapat terpenuhi dengan menawarkan sesuatu ganjaran. Dengan memotivasi melalui pujian, hadiah, dan iming-iming janji tertentu melalui berkomunikasi, maka lambat-laun orang bersangkutan bisa mengubah opininya. d. Sosial Model persuasi ini menganjurkan pada pertimbangan aspek sosial dari publik atau komunikan, artinya pesan yang disampaikan itu sesuai dengan status sosial yang bersangkutan sehingga proses komunikasi akan lebih mudah dilakukan. e. Personalitas Model persuasi disini memperhatikan karakteristik pribadi sebagai acuan untuk melihat respon dari khalayak tertentu.
2.2.1.2 Presentasi Persuasif Tujuan dari presentasi persuasif adalah untuk memimpin anggota dan audiens untuk membuat keputusan, mengubah pemikiran mereka, atau mendorong dalam pengambilan tindakan. Pembicara
21
yang
membutuhkan
untuk
membujuk
pendengar
mereka
menggunakan jenis argumen dan daya tarik yang berbeda untuk memperkuat kekuatan presentasi mereka. (Goodall et al, 2010, p.214). Ada tiga cara untuk menarik khalayak menurut Goodall et al, 2010, p.214-215 yakni logical appeals, emotional appeals, or appeals based on one’s status, celebrity, or character. 1. Logical appeals (daya tarik logis) Menggunakan fakta dan angka, serta kutipan dari pihak berpengaruh yang telah diterima secara luas oleh audiens untuk membawa mereka ke pemahaman tentang masalah atau situasi dan tindakan apa yang harus diambil. Jika daya tarik logis dibuat dengan sangat baik itu juga akan meningkatkan etos ( karakter ) dari pembicara. 2. Emotional appeals (daya tarik emosi) Adalah mereka yang menarik emosi atau simpati audiens. Biasanya daya tarik ini disampaikan penuh semangat dan terikat pada nilai-nilai dasar audiens. 3. Character appeals (daya tarik karakter) Mengandalkan reputasi dan pengalaman dari pembicara untuk membangun dasar daya tarik. Daya tarik karakter umumnya dibuat oleh mereka yang diakui sebagai ahli di bidang tertentu, atau oleh mereka yang sangat berpengetahuan luas tentang topik tertentu. Namun, mereka juga dapat berasal dari pahlawan budaya dan selebriti, jika status seseorang sebagai pahlawan atau selebriti secara langsung relevan dengan topik. Daya tarik karakter mungkin halus atau pembicara mungkin mengutip pendapat berpendidikan dan keahlian untuk membuat daya tarik yang lebih terbuka untuk penonton.
2.2.1.3 Tahapan Presentasi Persuasif 1. Choosing: The Goal for Your Presentation Langkah pertama untuk menyiapkan presentasi yang sukses adalah memilih satu atau lebih tujuan dan berbagai
22 hasil yang diinginkan yang akan memandu ini. Ada lima komponen untuk memilih tujuan-tujuan presentasi bisnis. Yakni: a. Memilih tujuan dan tipe pidato/pembicaraan (Selecting a speech purpose and type) b. Mengembangkan profil audiens (Developing an audience profile) c. Menetapkan hasil (Establishing outcomes) d. Membangun
kredibilitas
Anda
(Establishing
your
credibility) e. Mengembangkan kriteria yang memungkinkan Anda untuk mengukur kesuksesan (Developing criteria that allow you to measure success) 2. Creating: The Business Presentation Setelah Anda menetapkan tujuan Anda dan menilai audiens Anda, sekarang saatnya untuk mulai membuat pesan Anda. Ketika Anda membuat presentasi, persuasif atau informatif, adalah penting untuk mengikuti struktur organisasi yang sehat. Struktur organisasi untuk sebuah presentasi berisi komponen berikut : a. Sebuah tujuan yang jelas (A clear purpose) b. Sebuah pernyataan tesis (A thesis statement) c. Sebuah pratinjau (A preview) d. Poin utama dan subpoin (Main points and subpoints) e. Dukungan untuk setiap poin (Support for each point) f. Transisi dari satu poin utama ke poin berikutnya (Transitions from one main point to the next) g. Pengantar yang efektif (An effective introduction) 3. Coordinating: The Business Presentation Komunikasi sadar berarti peduli terhadap kebutuhan dan harapan orang lain . Ketika kita mengatakan "orang lain", kita mengartikan orang lebih dari sekedar audiens langsung; kita merujuk kepada semua orang yang mungkin dipengaruhi oleh aktivitas komunikasi. Mengkoordinasikan komunikasi
23
juga memungkinkan kita untuk mendapatkan wawasan penting (umpan balik) yang kita tidak bisa didapatkan dari bekerja sendiri. Akhirnya, mengkoordinasikan komunikasi kita berarti memastikan setiap orang yang seharunya disertakan dalam aktivitas komunikasi, diberitahu mengenai aktivitas, dan jika mungkin, diingatkan kembali pada hari apa itu terjadi . 4. Delivering: The Business Presentation Komponen menyampaikan dimulai dari latihan. a. Practice, Practice, Practice Gladi resik pesan tidak terbatas pada berbicara presentasional. Kita telah menemukan bahwa kebanyakan orang merasa lebih percaya diri jika mereka berlatih presentasi formal setidaknya tiga kali sebelum menyampaikan. b. Fluency Kefasihan mengacu pada artikulasi halus atau mudah dari kata-kata yang meliputi bahasa. Dengan latihan, kefasihan meningkat secara natural . c. Naturalness Kealamian mengacu pada mudah, asli, cara bercakap dari berbicara. Pembicara yang alami menarik kita ke dalam pesan, membuat kita merasa bahwa kita merupakan bagian dari presentasi. Mereka fasih dalam materi dan nyaman berbicara tentang hal tersebut. d. Vivacity Kelincahan
adalah
mengacu
pada
energi
dan
antusiasme yang digunakan dan dihasilkan diantara anggota audiens ketika berbicara (Goodall et al, 2010, p.213-238). 2.2.1.4 Hambatan Presentasi Persuasif Menurut Suhandang (2012, p.57-59), hal yang paling sukar dalam usaha persuasi melalui komunikasi itu adalah usaha agar orang lain dapat menerima atau menanggapinya seperti cara kita berpikir. Seringkali tidak berlangsung mudah seperti apa yang kita sangka,
24 sebab di antara kedua belah pihak (petugas Public Relations dengan publiknya), ada celah sosial yang menghambat. Hambatan terhadap jalannya komunikasi itu bisa berupa: kebisingan, faktor semantik, interes, motivasi, dan prasangka. 1. Kebisingan (noise-factor) adalah hambatan berupa suara-suara yang
menggangu
jalannya
komunikasi
sehingga
pesan
komunikasinya tidak bisa diterima sebagaimana mestinya. 2. Faktor semantik adalah hambatan berupa pemakaian kata atau istilah yang menimbulkan salah paham atau pengertian. Hambatan demikian tidak jarang dapat mengakibatkan kesalahan-kesalahan dan kegagalan yang fatal. 3. Kepentingan akan membuat seseorang atau orang banyak selektif dalam hal penghayatan atau hal tanggapanya. Orang-orang cenderung hanya memperhatikan rangsangan-rangan yang ada hubungan dengan kepentingannya. 4. Motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang sesuai benar
dengan
keinginan,
kebutuhan,
dan
kekurangannya.
Komunikasi yang semakin berkesuaian dengan garis motivasi seseorang, semakin besar pula keinginan pesannya diterima dengan baik oleh pihak yang bersangkutan. Ssebaliknya, pihak komunikan atau publik sasaran akan mengabaikan komunikasi yang tidak sesuai dengan motivasinya. Selain itu seringkali pulaa terjadi seorang komunikator, antara lain petugas Public Relations tertipu oleh tanggapan komunikan atau publiknya yang seolaholah (tampaknya) khusu memperhatikan (attentive), meskipun isi komunikasinya tidak sesuai dengan motivasi mereka. Tanggapan semu demikian tentunya dilakukan karena ada motivasi terpendam pada diri komunikan (khalayak sasaran atau publik). 5. Prasangka merupakan salah satu hambatan berat terhadap berlangsungnya
komunikasi,
sebab
orang
yang
memiliki
prasangka belum apa-apa sudah bersikap was-was dan menentang komunikator
atau
pembicara
yang
hendak
melancarkan
komunikasi. Dalam prasangka, emosi memaksa kita untuk
25
menarik
kesimpulan
atas
dasar
syak-wasangka
tanpa
menggunakan pikiran secara rasional. Menurut Maksum dalam bukunya Jago Presentasi (2014, p.73), saat melakukan presentasi, penting untuk menyajikan ide sebaik mungkin. Berikut ini, beberapa tanda kegagalan dalam melakukan presentasi. 1.
Kurang/tidak maksimal dalam melakukan persiapan.
2.
Tidak memahami siapa (profil) audiens yang hadir.
3.
Tidak ada pesan yang melekat.
4.
Slide presentasi yang buruk
5.
Memulai presentasi dengan asumsi yang keliru.
6.
Menyatakan fakta dengan apa adanya.
7.
Persiapan yang tidak memadai.
8.
Kurangnya latihan.
9.
Menggunakan catatan yang kurang memadai.
10. Penyampaian visual yang berlebihan 11. Kurangnya perhatian pada pentingnya komunikasi nonverbal. 12. Kegagalan mengenal medan. 13. Kegagalan mempersiapkan tanya-jawab. 14. Bersembunyi di balik mimbar. 15. Tampil tidak siap dan tidak terorganisir. 16. Terlambat memulai dan mengakhiri pelatihan. 17. Terkesan tidak sesuai jadwal atau tidak mencapai sasaran yang ditetapkan. 18. Kurang waktu istirahat. 19. Menanggapi pertanyaan secara tidak tepat. 20. Menggunakan alat bantu dengan tidak profesional 21. Tidak melibatkan peserta. 22. Tidak membina rapport. 23. Menampilkan kebiasaan-kebiasaan buruk. 24. Humor yang tidak tepat. 25. Sok tahu dan tidak mengakui kesalahan. 26. Menggunakan bahasa dan pengucapan yang tidak tepat. 27. Tidak memperbaharui materi dan kurang informasi.
26
2.2.2
Public Relations
2.2.2.1 Definisi Public Relations Menurut Harlow dalam Nurjaman dan Umam (2012, p.108), Public Relations adalah fungsi manajemen khas yang mendukung pembinaan dan pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dan publiknya mengenai komunikasi, pengertian, penerimaan, dan kerja sama, melibatkan manajemen dalam permasalahan atau persoalan: membantu manajemen untuk memahami dan tanggap terhadap opini publik; menetapkan dan menekankan tanggung jawab manajemen untuk melayani kepentingan publik; mendukung manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, bertindak sebagai sistem peringatan dini dalam membantu mengantisipasi kecenderungan, dan menggunakan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama. Menurut British Institute Public Relations dalam Nurjaman (2012, p.116) mendefinisikan PR adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik (good will) dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya. Pertemuan asosiasi-asosiasi PR seluruh dunia di Mexico City pada bulan Agustus 1978, menghasilkan pernyataan mengenai PR sebagai berikut: “ Praktik PR adalah sebuah seni, sekaligus ilmu sosial yang menganalisis
berbagai
kecenderungan,
memperkirakan
setiap
kemungkinan konsekuensinya, memberi masukan dan saran-saran kepada para pemimpin organisasi, serta menerapkan program-program tindakan yang terencana untuk melayani kebutuhan organisasi dan kepentingan khalayaknya. Berdasarkan pengertian di atas, maka disimpulkan Public Relations adalah usaha dalam menciptakan hubungan yang harmonis suatu organisasi, baik kedalam lingkungannya maupun keluar yakni masyarakat dan stakeholder sehingga tercapainya tujuan organisasi .
27
2.2.2.2 Fungsi Public Relations Menurut Nova (2014, p.20), Public Relations atau PR adalah bidang yang berkaitan dengan mengelola citra dan reputasi seseorang ataupun sebuah lembaga di mata publik. Profesi PR bekerja di wilayah publik untuk melakukan fungsi komunikasi, hubungan masyarakat (Public Relations), manajemen krisis (crisis management), hubungan pelanggan (customer relations), hubungan karyawan (employee relations), hubungan pemerintahan (government relations), hubungan industri (industry relations), hubungan investorr (investor relations), hubungan dengan media (media relations), mediasi, publisitas, menulis pidato, dan guest/visitor relations. Menurut Maria dalam Nurjaman dan Umam (2012, p.114) bahwa Public Relations merupakan satu bagian dari satu napas yang sama dalam organisasi tersebut, dan harus memberi identitas organisasinya
dengan
tepat
dan
benar
serta
mampu
mengkomunikasikannya sehingga publik menaruh kepercayaan dan mempunyai pengertian yang jelas dan benar terhadap organisasi tersebut. Gambaran tentang fungsi Public Relations, yaitu sebagai berikut:
kegiatan
yang
bertujuan
memperoleh
itikad
baik,
kepercayaan, saling pengertian, dan citra yang baik dari publik atau masyarakat pada umumnya;
memiliki sasaran untuk menciptakan
opini publik yang bisa diterima dan menguntungkan semua pihak; unsur penting dalam manajemen guna mencapai tujuan yang spesifik, sesuai harapan publik, tetapi merupakan kekhasan organisasi atau perusahaan; usaha menciptakan hubungan yang harmonis antara organisasi atau perusahaan dengan publiknya, sekaligus menciptakan opini publik sebagai efeknya, yang sangat berguna sebagai input bagi organisasi atau perusahaan yang bersangkutan. Bertrand R. Canfield dalam Suhandang (2012, p.54), mengemukakan bahwa fungsi Public Relations adalah: (1) It should serve the public’s interest, (2) Maintain good communication, dan (3) Stress good morals and manners. Pada pokoknya kegiatan Public Relations bertujuan untuk mempengaruhi pendapat, sikap, sifat, dan
28 tingkah laku publik dengan jalan menumbuhkan penerimaan dan pengertian dari publik. Sebagai abdi masyarakat, Public Relations harus selalu mengutamakan kepentingan publik atau masyarakat umumnya, menggunakan moral atau kebiasaan yang baik, guna terpeliharanya komunikasi yang menyenangkan di dalam masyarakat. Komunikasi yang didasarkan atas strategi dan teknik berinteraksi yang mengarah pada terciptanya suatu keadaan yang harmonis antara badan atau perusahaan dengan publiknya.
2.2.3
Hubungan Masyarakat Pemerintah
2.2.3.1 Definisi Humas Pemerintah Menurut Ruslan (2012, p.341), perbedaan pokok antara fungsi dan tugas Hubungan Masyarakat (Humas) yang terdapat di instansi pemerintah dengan non pemerintah (lembaga komersial) adalah tidak adanya unsur komersial walaupun Humas Pemerintah juga melakukan hal yang sama dalam kegiatan publikasi, promosi dan periklanan. Humas Pemerintah lebih menekankan pada public service atau demi meningkatkan pelayanan umum. Melalui unit atau program kerja Humas tersebut, pemerintah dapat menyampaikan informasinya atau menjelaskan mengenai kebijaksanaan dan tindakan-tindakan tertentu serta aktivitas dalam melaksanakan tugas-tugas atau kewajiban-kewajiban kepemerintahannya. 2.2.3.2 Fungsi Humas Pemerintah Menurut John D. Millet dalam Ruslan (2011, p.107), yang artinya peran Humas/PR dinas instansi atau lembaga kepemerintahan terdapat beberapa hal dalam melaksanakan tugas atau kewajiban utamanya, yaitu sebagai berikut : 1.
Mengamati dan mempelajari keinginan-keinginan, dan aspirasi yang terdapat dalam masyarakat (learning about public desires and aspirations).
2.
Kegiatan untuk memberikan nasihat atau sumbang saran dalam menanggapi apa yang sebaiknya dapat dilakukan instansi/lembaga
29
pemerintah seperti yang dikehendaki oleh pihak publiknya (advising the public about what is should desire). 3.
Kemampuan untuk mengusahakan terciptanya hubungan memuaskan antara publik dengan para pejabat pemerintahan (ensuring satisfactory contact between public and government official).
4.
Memberikan penerangan dan informasi tentang apa yang telah diupayakan oleh suatu lembaga/instansi pemerintahaan yang bersangkutan (informing and about what agency is doing). Fungsi pokok Humas Pemerintah pada dasarnya adalah
sebagai berikut (Ruslan, 2011, p.110) : 1.
Mengamankan kebijaksanaan dan program kerja pemerintah yang diwakilinya;
2.
Memberikan pelayanan, menyebarluaskan pesan-pesan dan informasi
mengenai
kebijaksanaan,
hingga
mampu
mensosialisasikan program-program pembangunan, baik secara nasional maupun daerah kepada masyarakat; 3.
Menjadi komunikastor sekaligus mediator yang proaktif dalam upaya menjembatani kepentingan instansi pemerintahan di satu pihak dan menampung aspirasi atau opini publik (masyarakat), serta memperhatikan keinginan-keinginan masyarakat di lain pihak;
4.
Berperan serta secara aktif dalam menciptakan iklim yang kondusif dan dinamis demi mengamankan stabilitas dan program pembangunan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
2.2.4
Strategi Humas
2.2.4.1 Definisi Strategi Humas Ruslan dalam bukunya Kiat dan Strategi Kampanye Public Relations (2013, p.37), strategi itu pada hakikatnya adalah suatu perencanaan
(planning)
dan
manajemen
(management)
untuk
30 mencapai tujuan tertentu dalam praktek operasionalnya. Komunikasi secara efektif adalah sebagai berikut. a. Bagaimana mengubah sikap (how to change the attitude) b. Mengubah opini (to change the opinion) c. Mengubah perilaku (to change behavior) Menurut Pace et al dalam Ruslan (2013, p.37), tujuan strategi komunikasi tersebut sebagai berikut. a.
To secure undertanding Untuk memastikan bahwa terjadi suatu pengertian dalam berkomunikasi.
b.
To establish acceptance Bagaimana cara penerimaan itu terus dibina dengan baik.
c.
To motive action Penggiatan untuk memotivasinya.
d.
The goals which the communicator sought to achieve. Bagaimana mencapai tujuan yang hendak dicapai oleh pihak komunikator dari proses komunikasi tersebut. Menurut Ruslan (2011, p.110), peran taktis dan strategis
kehumasan pemerintah menyangkut beberapa hal sebagai berikut: 1.
Secara
taktis
dalam
jangka
pendek,
Humas/PR
instansi
pemerintah berupaya memberikan pesan-pesan atau informasi yang efektif kepada masyarakat sebagai khalayak sasarannya. Kemampuan untuk melaksanakan komunikasi yang efektif, memotivasi dan memiliki pengaruh terhadap opini publik sebagai upaya menyamakan persepsi dengan tujuan dan
maksud dari
instansi/lembaga yang bersangkutan. 2.
Secara strategis (jangka panjang), Humas/PR instansi pemerintah berperan aktif dalam proses pengambilan keputusan (decision making process), dalam memberikan sumbang saran, gagasan, dan ide yang kreatif serta cemerlang untuk menyukseskan program kerja lembaga bersangkutan, hingga mampu menunjang keberhasilan pembangunan nasional jangka panjang serta mendorong masyarakat.
melalui
kerjasama
dan
mendapat
dukungan
31
Pengenalan khalayak untuk memahami struktur publik sangat relevan dengan konteks public reelations. Di pihak lain, pengenalan publik erat hubungannya dengan perumusan penelitian proses perencanaan PR suatu organisasi yang meliputi 6P, yaitu people, process, practise, product, plan, dan publication. (Nova, 2014, p.3031). 2.2.4.2 Problem Solving Menurut Cutlip, Center, dan Broom, dalam bukunya Effective Public Relations berpendapat bahwa proses manajemen Public Relations adalah mendefinisikan masalah hubungan masyarakat, membuat
rencana
dan
program,
mengambil
tindakan
dan
berkomunikasi, mengevaluasi program (Nurjaman dan Umam, 2012, p.113). Ruslan (2011, p.111) mengatakan Pejabat Humas harus memiliki kemampuan dalam menguasai permasalahan yang dihadapi oleh instansinya sebagai berikut: 1.
Kemampuan untuk mengamati dan menganalisis persoalan yang menyangkut kepentingan instansinya atau khalayak yang menjadi target sasarannya.
2.
Kemampuan melaksanakan hubungan komunikasi timbal balik yang efektif, dinamis, kreatif, dan saling mendukung kedua belah pihak, serta menarik perhatian terhadap audiensnya.
3.
Kemampuan untuk mempengaruhi dan menciptakan pendapat umum
(opini
publik)
yang
menguntungkan
terhadap
instansi/lembaga yang diwakilinya. 4.
Kemampuan untuk menjalin hubungan yang baik, saling kerja sama, mempercayai, dan saling mendukung bagi kedua belah pihak yang terkait. Menurut Nurjaman dan Umam (2012, p.46-48), ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam menciptakan suatu komunikasi yang efektif.
32 1. Ketahui mitra bicara (audience). Dengan mengetahui hal tersebut, kita bisa memilih kata-kata yang digunakan dalam menyampaikan informasi atau buah pikiran kita. Artinya, bahasa yang dipakai sesuai dengan bahasa yang mudah dipahami oleh mitra bicara kita. Pengetahuan mitar bicara kita pun harus diperhatikan. 2. Ketahui tujuan. Tujuan kita berkomunikasi sangat menentukan cara kita menyampaikan informasi. 3. Perhatikan konteks. Konteks disini bisa saja berarti keadaan atau lingkungan pada saat berkomunikasi. Konteks sangat berperan dalam memperjelas informasi yang disampaikan. 4. Pelajari kultur. Kultur atau budaya, habit atau kebiasaan orang atau masyarakat juga perlu diperhatikan dalam berkomunikasi. 5. Pahami bahasa. Dengan memahami bahasa orang lain berarti kita berusaha menghargai orang lain. Hal yang lebih penting adalah memahami gaya orang lain berbahasa. Untuk memperjelas pesan yang hendak disampaikan dalam berkomunikasi, gunakan kalimatkalimat sederhana yang mudah dipahami. 2.2.5
Professional Image
2.2.5.1 Komunikasi Profesional
Menurut Goodall et al (2010, p.6), yakni bisnis dan komunikasi profesional adalah istilah singkat yang mengacu pada semua bentuk berbicara, mendengarkan, berhubungan, menulis, dan merespon di tempat kerja, baik dengan manusia dan media elektronik. Komunikasi manusia termasuk percakapan informal, wawancara, kelompok dan tim pertemuan, pengarahan informatif dan pidato, nada penjualan, dan presentasi persuasif. Komunikasi media elektronik termasuk percakapan telepon, pesan teks, konferensi satelit, e-mail, pesan instan, halaman web pribadi dan perusahaan, dan penggunaan internet untuk komunikasi bisnis melalui jaringan sosial dan ecommerce. Situasi bisnis dan profesional memerlukan keterampilan komunikasi baik yang sesuai dan efektif untuk tempat kerja dan
33
dialamatkan pada khalayak internal dan eksternal yang melekat di tempat kerja global. PR profesional berfokus pada membangun hubungan yang baik dengan publiknya. PR profesional harus tahu cara menulis, berbicara, dan berpikir analitis. Keterampilan ini diperlukan karena komunikasi konstan antara PR dan masyarakat merupakan roh dari public relations. PR juga harus berpikir kritis sehingga bisa memberikan solusi untuk masalah-masalah yang dihadapi perusahaan (Nova, 2014, p. 20).
2.2.5.2 Komponen Conscious Communication Menurut Goodall et al (2010, p.7), untuk belajar tentang komunikasi berarti lebih dari sekedar melakukan hal itu. Ini juga berarti belajar dan memperoleh pengetahuan tentang hal itu. Sebagai hasil dari berhasilnya sebuah penyelesaian kursus komplit khusus dirancang untuk meningkatkan baik pemahaman dan keterampilan, Anda harus menjadi komunikator yang lebih sadar. Berikut komponen conscious communication: 1. Conscious communication is mindful Menurut
Damasio
dalam
Goodall
et
al
(2010,
p.8),
Berkomunikasi dengan penuh perhatian berarti bahwa Anda mempertimbangkan kebutuhan dan harapan orang lain, serta konteks. Sadar komunikasi untuk mencapai tujuan, adalah sama penting untuk mencapai tujuan bisnis dan profesional secara etis. 2. Conscious communication displays awareness of communication as a process Meskipun kita menggunakan istilah “episode” atau “peristiwa” untuk menggambarkan suatu tindakan komunikasi di tempat kerja, hal ini lebih akurat untuk memikirkan komunikasi sebagai proses yang berkelanjutan. Salah satu aktivitas komunikasi mengarah ke yang lain, memperluas konteks komunikasi di seluruh organisasi. 3. Conscious communication respects diversity
34 Sensitivitas terhadap orang lain termasuk kesadaran mendalam dari keragaman: budaya, jenis kelamin, usia ras, agama, dan perbedaan sosial ekonomi. Untuk menjadi komunikator yang mindful berarti untuk meneliti dan merespon secara cerdas dengan perbedaan yang Anda temui di tempat kerja. 4. Conscious communication requires balancing strategy, ethics, and outcomes. Komunikasi sadar membutuhkan menjadi strategis dalam formulasi pesan Anda seraya menyadari konsekuensi etis dan bisnis dari penyampaian pesan Anda. Dalam lingkungan bisnis global saat ini, komunikasi sadar adalah penting untuk kesuksesan. Menjadi sadar berarti bahwa kita sekaligus adalah sebagai “pengamat, perasa, berpengetahuan, pemikir, dan aktor potensial” (Damasio dalam Goodall et al 2010, p.8). Ketika kita berbicara tentang komunikasi strategis, kita mengacu pada komunikasi terencana dengan khalayak spesifik dan niat tertentu dalam pikiran, komunikasi yang sadar akan perbedaan individu dan kebudayaan. 2.2.6
Publik Eksternal Pengertian publik dalam public relations adalah sekelompok orang yang menjadi sasaran kegiatan public relations. Artinya, kelompok
masyarakat
yang harus
senantiasa dihubungi
dan
diperhatikan dalam rangka pelaksanaan fungsi public relations. Publik terbagi menjadi publik internal dan eksternal. Publik internal adalah karyawan, pemegang saham, dan manajemen; sedangkan publik eksternal adalah komunitas sekitar organisasi, konsumen, pemerintah, pemasok, media dan lain-lain. (Nova, 2014, p.32). Menurut Nova (2014, p.22), tujuan public relations adalah untuk membina hubungan baik dengan publiknya. Publik adalah kekuatan data bagi praktisi Public Relations untuk bersinergi dengan lingkungan di luar perusahaan. Dengan mendengarkan, mengamati, dan memahami publik, tindakan yang
35
diambil oleh seorang praktisi public relations dapat selaras antara kepentingan
perusahaan
dengan
harapan
publik.
“relations”
(hubungan) yang berarti a logical or natural association between two or more things; relevance of one to another; connection. Dengan kata lain “relations” adalah suatu hubungan alami dan logis antara dua pihak atau lebih; yang terdapat relevansi satu sama lain. Melihat esensi dari kata public dan relations maka praktik public relations harus ditujukan kepada kepentingan publik.
2.2.6.1 Hubungan Masyarakat Sekitar Menurut Suhandang dalam bukunya Studi dan Penerapan Public Relations (2012, p.80), suatu perusahaan yang mau memaksakan kehendaknya ke tengah-tengah masyarakat, jelas tidak akan bisa hidup lama. Kecuali kalau mereka ada di negara totaliter atau fasis, dimana pendapat masyarakat masyarakat tidak dipedulikan lagi. Bagi negara-negara demikian hanya kemauan golongan (yang berkuasa) saja harus berlaku dan diterima, walaupun secara terpaksa. Hubungan yang harmonis dan baik dapat tercapai hanya dengan pengertian yang ikhlas, tidak dengan paksaan. Apalagi hubungan atau komunikasi itu harus berkembang dalam masyarakat demokratis. Semua komunikasi dengan publik ekstern hendaknya dilakukan perusahaan itu secara informatif dan persuasif. Informasi hendaknya diberikan secara jujur, teliti, sempurna, dan berdasarkan fakta yang sebenarnya. Dalam hal ini, publik mempunyai hak untuk mengetahui
keadaan
sesuatu
hal
yang
berhubungan
dengan
kepentingannya. Publik kadang-kadang sangat kritis terhadap sesuatu yang aktual dan tidak biasa. Karenanya sifat yang ramah merupakan salah satu syarat yang bisa menentukan berhasil tidaknya usaha Eksternal Public Relations. Secara persuasif, komunikasi dapat dilaksanakan atas dasar membangkitkan perhatian komunikan (publik), sehingga timbul rasa tertarik akan pesan atau barang yang disodorkan kepadanya. Dengan cara penyajian yang bijaksana akan timbul keinginan publik untuk mencoba memiliki barang itu atau
36 menyesuaikan dirinya dengan pesan tersebut, yang kemudian disusul dengan keputusannya untuk memiliki barang itu atau menerima pesan itu. Dengan keputusannya itu akhirnya mereka mengambil sikap atau bertindak membeli barang itu atau menerima pesan tersebut. 2.3 Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran dari penelitian ini berdasarkan fakta yang ditemukan dan permasalahan yang ingin diteliti yakni mengenai strategi presentasi persuasif dalam rangka keprofesionalan image Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal oleh Humas KPDT kepada masyarakat lokal Pesisir Selatan pada kegiatan expo. Landasan konseptual yang digunakan dalam penelitian ini adalah presentasi persuasif dan professional image menurut Goodall et al, 2006. Melalui wawancara dan studi dokumen, data yang diperoleh dianalisis menggunakan teknik reduksi data, hingga diperoleh kesimpulan dan saran. Berikut ini merupakan kerangka pemikiran dari keseluruhan penelitian. Yakni bagaiman penelitian dilakukan, alasan dilakukannya penelitian, metode yang digunakan, hingga didapat simpulan.
37
Fakta
Kesenjangan
• Kegiatan KPDT Expo Pesisir Selatan sebagai indikator kinerja Humas • Pesisir Selatan merupakan kabupaten daerah tertinggal yang memiliki potensi cukup tinggi.
1. 2. 3.
Strategi presentasi persuasif Humas KPDT kepada masyarakat lokal Pesisir Selatan
Keadaan Diinginkan
Keprofesionalan Image Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal dalam kegiatan KPDT Expo Pesisir Selatan 2013.
TUJUAN Mengetahui strategi presentasi persuasif Humas KPDT kepada masyarakat lokal Pesisir Selatan dalam kegiatan KPDT Expo Pesisir Selatan 2013 Mengetahui hambatan-hambatan yang terjadi dalm pelaksanaan presentasi persuasif kepada masyarakat lokal dalam kegiatan expo Mengetahui upaya penanggulangan hambatan.
Presentasi Persuasif (Goodall et al, 2006)
HASIL
Professional Image (Goodall et al, 2006)
Keberhasilan strategi presentasi persuasif Humas KPDT kepada masyarakat lokal Wawancara dan Studi Dokumen
Reduksi Data
PENGUJIAN
Kesimpulan dan Saran
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
38