BAB 2 KAJIAN PUSTAKA
2.1
State Of The Art
Penelitian
terdahulu
sangat
mengembangkan ilmu pengetahuan.
berkontribusi
dalam
memperluas
dan
Oleh sebab itu rujukan terhadap penelitian
penelitian sebelumnya diperlukan guna mengumpulkan literasi yang dapat memperkaya referensi dalam melakukan penelitian ini. Literasi yang digunakan bertemakan
“Strategi
komunikasi”
dan
“Website”
dalam
peranannya
mensosialisasikan sebuah produk kepada publik eksternal yang diharapkan dapat membantu penelitian ini. Terdapat 5 (lima) rujukan penelitian yang dirasa sesuai untuk dijadikan sumber referensi dalam penelitian ini, yakni:
Tabel 2.1 State Of The Art N o
Judul Penelitian
Nama Peneliti
Tempat & Waktu Peneliti an
Pendekatan Hasil Penelitian
1
Analisis Peran Public Relations Untuk Melaksanakan Strategi Komunikasi Pemasaran Yang Efektif (Studi Kasus Pada SITTI)
Mariana/ Universitas Bina Nusantara
Jakarta, 2011
Kualitatif
7
Dalam era teknologi yang terus berkembang, SITTI berharap agar dapat terus mengukuhkan eksistensinya dan membuat masyarakat Indonesia meek digital dengan memanfaatkan penyebaran internet yang sudah cukup luas. Cara agar SITTI dapat meningkatkan eksistensinya yaitu menjalankan strategi secara smart karena
8 tidak di semua bidang SITTI ungguk dibandingkan dengan kompetitornya. Selain itu, harapan SITTI agar dapat menjadi bagian dari roda perekonomian Indonesia yang berada di dunia digital 2
Faktor-faktor Yang Mempengaruh i Kepuasan Pengguna Website Kampus
Enggal Jakarta, Sriwardini 2013 ngsih/Univ ersitas Bina Nusantara
Kuantitatif
Penelitian ini menghasilkan beberapa simpulan yang terkait dengan kepuasan mahasiswa sebagai konsumen dari layanan website kampus Bina Nusantara University. Pertama, e-layanan website perguruan tinggi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan mahasiswa menggunakan website kampus. Karateristik dari tampilan layar, objektifitas, saluran, proses lanjutan, dan umpan balik dari staf, dosen, dan sesama rekan merupakan indikator valid untuk merefleksikan variabel laten layanan website kampus. Karateristik indikator rasa senang, harga diri, dan juga manfaat yang didapatkan dari melakukan interaksi dengan internet valid untuk merefleksikan variabel laten dari kepuasan konsumen. Kedua, motivasi beronline mahasiswa berpengaruh signifikan terhadap
9 kepuasan mahasiswa menggunakan website kampus. Karateristik/indikator motivasi internal dan motivasi eksternal merupakan indikator valid untuk merefleksikan motivasi mahasiswa untuk menggunakan website kampus. Karateristik/indikator rasa senang, harga diri, dan juga manfaat yang didapatkan dari melakukan interaksi dengan internet valid untuk merefleksikan variabel laten dari kepuasan konsumen. Ketiga, budaya berteknologi internet mahasiswa berpengaruh signifikan terhadap kepuasan menggunakan website kampus. Karateristik pengetahuan dan kemampuan individu mahasiswa dalam memahami internet, waktu mereka menggunakan internet, alasan mereka menggunakan internet, dan kepada siapa internet ini akan bisa terhubung adalah indikator valid untuk merefleksikan variabel laten budaya berinternet mahasiswa. 3
Analisis Pengaruh Website Quality Terhadap
Hipolitus Haryowina to /Universita s Bina
Jakarta, 2014
Kuantitatif
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh di atas, maka dapat
10 Kepuasan Nusantara Pelanggan Dan Dampaknya Pada Kesetiaan Pelanggan TELKOMSEL .COM
disimpulkan sebagai berikut : a. Website Quality berpengaruh secara signifikan terhadap Customer Satisfaction sehingga menjawab rumusan masalah 1. b.Website Quality berpengaruh negatif secara signifikan terhadap Customer Loyalty sehingga menjawab rumusan masalah 2. c.Customer Satisfaction Berpengaruh dan berkontribusi secara signifikan terhadap Customer Loyalty sehingga menjawab rumusan masalah 3. d.Website Quality berpengaruh signifika n terhadap Customer Loyalty melalui Customer Satisfaction sehingga menjawab rumusan masalah 4
4
Impact of the Internet On Marketing Strategy Formulation
Dr. Peter Yannopoul os/Brock University
Canada, 2011
Kualitatif
Internet telah menjadi alat yang sangat diperlukan untuk bisnis saat ini. Setiap organisasi bisnis yang menggunakannya dalam
11 beberapa cara atau yang lain hari ini. Manajer pemasaran yang gagal untuk menggunakan internet di dalam menyusun strategi pemasaran perusahaan akan berada di posisi yang kurang menguntungkan.
5
Corporate Strategy And The Social Networking Phenomena
Robert L. Johnson/U niversity Of Phoenix
USA, 2011
Kualitatif
Fenomena jejaring soial telah berkembang relatif cepat dan terus berkembang dengan kecepatan eksponensial. Hal ini memungkinkan terciptanya metode baru yang inovatif dari menyebarkan dan mengumpulkan informasi dengan cara yang belum pernah terpikirkan oleh eksekutif perusahaan. Munculnya jejaring sosial menjadi teknologi yang ternyata menggangu pemasaran secara tradisional dan periklanan media seperti radio, televisi, website, dan media cetak, menciptakan peluang bisnis baru bagi pengusaha dalam organisasi dari berbagai ukuran. Ini berarti keterampilan kepemimpinan
12 eksekutif baru sekarang diperlukan untuk mengambil keuntungan. Mereka yang melakukannya dengan baik ini akan menjadi pemenang di pasar lima tahun dari sekarang.
Berdasarkan penjabaran rujukan penelitian sebelumnya dalam bentuk tabel di atas, dapat dilihat perbedaan penelitian ini dengan penelitian- penelitian sebelumnya. Penelitian ini mengambil topik dan objek yang berbeda dengan kelima penelitian terdahulu. Objek penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah PT
Kinocare Era Kosmetindo dengan topik strategi komunikasi terhadap publik eksternal melalui website.
2.2
Landasan Konseptual 2.2.1 Komunikasi Menurut Effendi (2004:30), kata “komunikasi” berasal dari bahasa Latin communicatio yang berarti sama. Sejalan dengan asal usul komunikasi namun lebih mendetail, Mulyana (2008:46), menjelaskan
kata
Latin
communicatio,
communico,
atau
communicare yang berarti “sama” berasal dari istilah Latin pertamanya, yaitu communis, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Berbicara mengenai definisi komunikasi, tidak
ada
definisi
yang
benar
ataupun
salah
dilihat
dari
kemanfaatannya untuk menjelaskan fenomena yang didefinisikan dan mengevaluasinya. Sedangkan ilmuwan lain, Belch (2004:139) mendefinisikan komunikasi sebagai arus informasi
yang berfungsi untuk pertukaran
ide atau sebagai proses pembentukan kesatuan pemikiran antara
13 pengirim pesan (sender) dan penerima pesan (receiver). Definisi ini menjelaskan bahwa agar suatu komunikasi dapat terwujud dan berjalan dengan baik, diperlukan sinkronisasi dan kesamaan pikiran antara pelaku komunikasi, yaitu pengirim pesan dan penerima pesan. Berbeda dengan West (2008:5), ia memaparkan bahwa komunikasi
adalah
mana
individu-individu
menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan
dan
menginterpretasikan
proses
makna
sosial
dalam
di
lingkungan
mereka.
Ini
menunjukkan jika komunikasi tidak harus selalu menggunakan bahasa untuk dapat dimengerti oleh pelaku-pelaku komunikasi. Mengambil kesimpulan dari ketiga definisi di atas, maka komunikasi dapat dikatakan sebagai suatu proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain”. Pikiran atau perasaan yang disampaikan tersebut bisa dalam bentuk informasi, gagasan, dan opini yang muncul dari pikirannya sendiri.
2.2.1.1 Fungsi Komunikasi William I. Gorden (Mulyana, 2008:5) mengemukakan bahwa komunikasi memiliki 4 (empat) fungsi, yakni komunikasi sosial, komunikasi
ekspresif,
komunikasi
ritual,
dan
komunikasi
instrumental. 1. Fungsi komunikasi sosial Komunikasi sosial berfungsi sebagai sarana untuk pembentukan konsep diri, pernyataan eksistensi-diri, memupuk hubungan dan memperoleh kebahagiaan 2. Fungsi komunikasi ekspresif Sesuai dengan namanya, komunikasi ekspresif berfungsi sebagai wadah untuk menunjukkan perasaan atau emosi yang dirasakan oleh tiap-tiap individu. Perasaan dan emosi tersebut
14 dapat dituang dalamcbentuk menulis puisi, lagu, tari-tarian, lukisan, dan bahkan berbicara secara langsung.
3. Fungsi komunikasi ritual Memiliki kaitan yang erat dengan fungsi komunikasi ekspresif, fungsi komunikasi ritual biasanya dilakukan secara kolektif. Komunikasi ritual berfungsi sebagai sarana untuk melakukan upacara-upacara keagamaan, upacara adat dan upcara pernikahan. 4. Fungsi komunikasi instrumental Komunikasi instrumental memiliki beberapa tujuan umum, yaitu: menginformasikan, mengajar, mendorong, menghibur, mengubah sikap dan keyakinan, dan mengubah perilaku. Bila diringkas, kesemua tujuan umum tersebut akan membentuk sifat persuasif.
2.2.1.2 Strategi Komunikasi Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan.
Tetapi untuk mencapai
tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang menunjukkan arah saja, melainkan harus menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya (Effendy, 2005:32). Suatu
strategi juga merupakan
keseluruhan
keputusan
kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan guna mencapai tujuan.
Jadi dalam merumuskan strategi komunikasi, selain
diperlukan perumusan tujuan yang
jelas,
juga
terutama
memperhitungkan kondisi dan situasi khalayak. Ada 4 tujuan dalam strategi komunikasi menurut Efendy (2005:32), yakni:
15 1. To secure understanding Untuk memastikan bahwa terjadi suatu pengertian dalam berkomunikasi.
2. To establish acceptance Yaitu bagaimana cara penerimaan itu terus dibina dengan baik.
3. To motivate action Penggiatan untuk memotivasinya.
4. To goals which communicator sought to achieve Yaitu bagaimana mencapai tujuan yang hendak dicapai oleh pihak komunikator dari proses komunikasi tersebut. Strategi juga memiliki fungsi ganda sebagaimana dijelaskan oleh Effendy (2005:32), yaitu: 1. Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif, dan instruktif secara sistematik kepada sasaran untuk memperoleh hasil yang optimal.
2. Menjembatani “cultural gap”, yaitu kondisi yang terjadi akibat kemudahan diperolehnya dan kemudahan dioperasionalkannya media yang begitu ampuh, yang jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai yang dibangun.
2.2.1.3 Hambatan Strategi Komunikasi Berdasarkan penuturan Cangara (Dewi, 2007: 17), hambatan komunikasi pada dasarnya terbagi menjadi tujuh bentuk, yakni sebagai berikut:
16 1. Gangguan Teknis Gangguan yang umumnya terjadi pada stasiun radio, jaringan telepon, dan kerusakan pada alat-alat komunikasi lainnya.
2. Gangguan Semantik Gangguan yang terjadi karena kesalahan penggunaan bahasa. Misalnya terlalu banyak menggunakan jargon asing dan penggunaan struktur bahasa yang tidak sebagaimana mestinya.
3. Gangguan Psikologis Merupakan hambatan yang terjadi karena adanya persoalan dalam diri individu itu sendiri. Semisal, rasa takut, curiga, dan gangguan kejiwaan.
4. Rintangan Fisik atau Organik Hambatan yang disebabkan oleh letak geografis dan jarak, akibatnya
sulit
ditempuh
oleh
alat
transportasi
dan
komunikasi.
5. Rintangan Status Merupakan hambatan yang terjadi karena adanya perbedaan status sosial ataupun senioritas. Contohnya antara presiden dengan rakyat, antara atasan dengan bawahan, atau antara dosen dengan mahasiswa.
6. Rintangan Kerangka Pikir Hambatan yang terjadi karena adanya perbedaan paradigma. Perbedaan ini disebabkan karena pengalaman dan latar belakang pendidikan yang berbeda.
7. Rintangan Budaya Merupakan rintangan yang disebabkan oleh perbedaan norma dan nilai-nilai yang dianut.
17 Bovee dan Thill (Dewi, 2007:18) mengemukakan cara mengatasi hambatan-hambatan dan memperbaiki komunikasi agar menjadi efektif, yaitu:
1. Memelihara Iklim Komunikasi Terbuka Iklim komunikasi adalah gabungan dari nilai, norma, tradisi, dan kebiasaan.
Komunikasi terbuka akan mendorong
keterusterangan dan kejujuran serta mempermudah feedback.
2. Bertekad Memegang Teguh Etika Berkomunikasi Etika adalah prinsip-prinsip yang dianut seseorang untuk bersikap dan membawa diri. Individu yang dinilai tidak etis dapat dilihat dari sikapnya yang biasanya egois dan tidak peduli apakah ia salah atau benar, serta menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya.
3. Memahami Kesulitan Komunikasi Antarbudaya Perkembangan teknologi dan informasi telah menyebabkan terjadinya interaksi antarbudaya, baik itu dalam lingkup regional, nasional, maupun internasional. Dengan memahami latar belakang, pengetahuan, kepribadian, dan persepsi antar budaya akan sangat membantu dalam mengatasi hambatan komunikasi yang terjadi karena perbedaan budaya.
4. Menggunakan Teknologi Secara Bijaksana dan Bertanggung Jawab untuk Memperoleh dan Membagi Informasi
Strategi komunikasi memiliki berbagai hambatan yang jika tidak ditangani secara benar akan mempengaruhi tidak hanya pesan yang disampaikan, namun juga penerima pesan itu sendiri dan umpan balik atau reaksi yang akan mereka sampaikan.
18 2.2.2 Komunikasi Organisasi Menurut Wiryanto (2004:54), komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi. Komunikasi organisasi dapat bersifat formal dan informal. Komunikasi formal merupakan komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri, sifatnya berorientasi pada kepentingan organisasi.
Sedangkan
komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial, dan orientasinya lebih kepada anggotanya secara individual. Lebih detil, Goldhaber yang dikutip oleh Dr. Arni Muhammad memberikan
definisi
komunikasi
organisasi
sebagai
berikut:
“Organizational communications is the process of creating and exchanging messages within a network of interpendent relationship to cope with environmental uncertainty”.
Komunikasi
organisasi
adalah proses menciptakan dan bertukar pesan dalam sebuah hubungan yang memiliki keterkaitan satu sama lain untuk mengatasi ketidakpastian
lingkungan
(Muhammad,
2007:67).
Definisi
menurut Goldhaber ini mengandung tujuh konsep kunci, yakni:
a) Proses Organisasi adalah suatu sistem terbuka yang dinamis yang menciptakan dan saling bertukar pesan di antara anggotanya. Dikatakan proses karena kegiatan menciptakan dan saling menukarkan informasi/pesan ini berlangsung secara terus menerus tidak ada hentinya.
b) Pesan Pesan adalah seperangkat simbol verbal dan nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber. Pesan mempunyai tiga komponen : makna, simbol yang diguankan untuk menyampaikan makna, dan bentuk atau organisasi pesan.
Simbol terpenting adalah kata-kata (bahasa), yang
19 dapat
merepresentasikan
objek
(benda),
gagasan,
dan
perasaan, baik ucapan (percakapan, wawancara, diskusi, ceramah, dan sebagainya) ataupun tulisan (surat, esai, artikel, novel, puisi, dan pamflet).
c) Jaringan Organisasi terdiri dari individu-individu yang tiap-tiapnya dipercayakan untuk menduduki posisi atau peranan tertentu dalam sebuah organisasi/perusahaan.
Ciptaan dan proses
pertukaran informasi/pesan antar individu tersebut terjadi dengan melewati suatu bentuk jalur kecil yang dinamakan jaringan komunikasi.
d) Saling ketergantungan Mengingat organisasi yang menganut sistem terbuka, saling ketergantungan telah menjadi sifat utamanya. Bila salah satu bagian organisasi mengalami gangguan/kesulitan, maka secara langsung maupun tidak akan berdampak pula pada bagian lainnya, dan bukan tidak mungkin pula berdampak pada keseluruhan sistem organisasi.
e) Hubungan Organisasi merupakan suatu sistem yang terbuka, sistem kehidupan sosial maka untuk berfungsinya bagian-bagian itu terletak pada tangan manusia.
Dengan kata lain jaringan
melalui mana jalannya pesan suatu organisasi dihubungkan oleh manusia.
f) Lingkungan Yang dimaksud dengan lingkungan dalam konteks komunikasi organisasi adalah seluruh totalitas secara fisik dan faktorfaktor yang diperhitungkan dalam pembuatan keputusan dalam suatu sistem.
Lingkungan daat dibedkan menjadi dua: (1)
Lingkungan internal yang terdiri atas staf, personalia,
20 golongan fungsional dari organisasi, dan (2) Lingkungan eksternal yang terdiri dari pelanggan, leveransir, pesaing, dan teknologi.
g) Ketidakpastian Adalah perbedaan informasi/pesan yang tersedia dengan informasi yang diharapkan. Terjadinya ketidakpastian dalam suatu organisasi disebabkan oleh jumlah informasi yang diterima ternyata lebih banyak daripada informasi yang sebenarnya dibutuhkan untuk menghadapi lingkungan mereka. Di sinilah tugas utama dari komunikasi organisasi, yaitu menentukan dengan tepat berapa banyak informasi yang sebenarnya dibutuhkan untuk mengurangi ketidakpastian tanpa informasi yang berlebih. Komunikasi
organisasi
juga
berkenaan
dengan
komunikasi dalam hal kerjasama antar pribadi dan antar kelompok. Beberapa persoalan dalam bidang komunikasi organisasi adalah peran,
tanggung
jawab,
jaringan
komunikasi, struktur organisasi, serta budaya organisasi (Pawito, 2007:10). Dari
penjabaran
definisi-definisi
diatas,
dapat
ditarik
kesimpulan bahwa komunikasi organisasi adalah proses pertukaran pesan dalam suatu organisasi, dalam kelompok formal maupun informal untuk mengatasi ketidakpastian lingkungan yang meliputi peran, jaringan komunikasi, struktur organisasi, dan budaya organisasi itu sendiri.
2.2.2.1 Interaksi Komunikasi Organisasi Interaksi yang terjadi di dalam organisasi menurut Muhammad (2007:159) dapat dibedakan menjadi tiga kategori, yakni:
21 a) Komunikasi Interpersonal Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi antar individu secara bertatap muka, yang mana memungkinkan tiap individu tersebut menangkap reaksi individu lainnya secara langsung, baik itu verbal maupun nonverbal. Komunikasi ini berpotensi untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain, karena pelaku dapat menggunakan kelima inderanya untuk memantapkan daya bujuk pesan yang akan dikomunikasikan kepada komunikan. Mulyana (2005:73) mengemukakan bahwa komunikasi interpersonal memiliki bentuk khusus
yang bernama
komunikasi diadik, yaitu komunikasi yang hanya melibatkan dua individu sebagai suatu proses pertukaran informasi di antara mereka yang dapat langsung diketahui balikannya (feedback).
b) Komunikasi Kelompok Dapat
dipastikan
organisasi/perusahaan
bahwa terdapat
di
dalam
setiap
kelompok-kelompok
komunikasi kecil, seperti misalnya rapat-rapat, konferensi, dan komunikasi dalam kelompok kerja. Berdasarkan fenomena dan hasil dari penelitian, ditemukan fakta bahwa kebanyakan orang
memanfaatkan
kelompok-kelompok
dalam
menyelesaikan tugas/pekerjaannya sehari-hari. Kelompok adalah salah satu wadah aktivitas anggota organisasi yang bebas dibentuk kapan saja serta didukung oleh sejumlah anggota tertentu yang tidak terbatas dan memiliki kepentingan yang dapat dibilang sama. Donelly Gibson dan Ivan
Ceciel (Muhammad,
2007:84) mengemukakan bahwa keinginan individu untuk dapat memuaskan kebutuhannya bisa menjadi motivasi yang kuat yang menjurus pada pembentukan kelompok. Kebutuhan akan rasa aman, pemenuhan kebutuhan sosial, dan pernyataan
22 diri dari individu lainnya sampai tingkat tertentu dapat dipenuhi dengan cara berafiliasi dalam organisasi.
c) Komunikasi Publik Lebih dikenal dengan nama komunikasi massa, adalah komunikasi yang ditujukan kepada khalayak banyak dengan bantuan media massa.
Bagi orang yang sudah menyadari
bahwa komunikasi sudah merupakan bagian yang integral, maka kegiatan perencanaan, penelitian, implementasi, maupun evaluasi komunikasi.
Selain itu organisasi ini akan
memfungsikan secara optimal bagian-bagian yang diberi otoritas menangani masalah-masalah komunikasi khususnya pada pihak luar perusahaan. Kaitan antara teori mengenai interaksi komunikasi organisasi dengan PT Kinocare Era Kosmetindo adalah, pada perusahaan
ini komunikasi yang terjadi adalah komunikasi
interpersonal dan
komunikasi kelompok.
Komunikasi
publik yang terjadi adalah saat PT Kinocare Era Kosmetindo bertemu dengan publik melalui bantuan media massa, yaitu website. Sedangkan komunikasi kelompok terjadi
pada saat
perusahaan melakukan brainstorming dan rapat-rapat baik internal perusahaan maupun eksternal perusahaan.
2.2.2.2 Fungsi Komunikasi Organisasi Liliweri (2004:66) mengemukakan dua fungsi komunikasi organisasi, yaitu: A. Fungsi umum komunikasi organisasi 1. To tell Komunikasi dapat berfungsi untuk mensosialisasikan informasi terkini mengenai sebagian atau keseluruhan hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan.
23 2. To sell Fungsi lain komunikasi adalah untuk melayani apa yang akan kita kerjakan dalam organisasi sehingga khalayak yang menjadi sasaran mengetahui peranan organisasi. 3. To learn Komunikasi dapat pula befungsi untuk meningkatkan kemampuan karyawannya agar dapat belajar mengenai atau dari orang lain, mempelajari tentang apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dikerjakan oleh orang lain terkait organisasi.
4. To decide Selain itu, komunikasi dapat juga difungsikan untuk menentukan apa dan bagaimana organisasi membagi pekerjaan, atau siapa yang menjadi atasan, siapa yang menjadi bawahan, besaran kekuasaan dan kewenangan, menentukan bagaimana menangani sejumlah individu, bagaimana
cara
memanfaatkan
sumber
daya,
mengalokasikan sumber daya manusia, dan metode serta teknik dalam organisasi.
B. Fungsi khusus komunikasi organisasi 1. Fungsi komando Fungsi komando ini memiliki dua macam komunikasi, yaitu pengarahan (direction) yang harus melalui instruksi dan publikasi agar terlaksana, berfungsi dalam membentuk sebuah pengaruh.
Serta umpan
balik (feedback) yang menunjukkan siapa yang sudah mengikuti apa yang diperintahkan.
2. Fungsi relasi Komunikasi organisasi juga dapat dimanfaatkan untuk memenuhi fungsi relasional yang bertujuan untuk
24 menciptakan relasi kerja bagi peningkatan produk organisasi.
3. Fungsi mengelola suasana yang tidak pasti Komunikasi organisasi berfungsi untuk mendorong para karyawan untuk memilih keputusan yang sifatnya komplikatif dalam organisasi.
2.2.3 Publik Eksternal Ruslan (2006:23) memberikan pengertian yang cukup sederhana terhadap publik eksternal, yaitu publik yang berada di luar unit, badan, perusahaan, atau organisasi. Sebaliknya, Frans Jefkins (2004:20) mendefinisikan publik eksternal sebagai publik umum (masyarakat) yang sikapnya terhadap organisasi/perusahaan, baik itu positif ataupun negatif bergantung terhadap kualitas informasi/pesan yang dikomunikasikan organisasi/perusahaan itu sendiri kepada mereka. Jika diambil kesimpulan dari kedua definisi di atas, publik eksternal dapat diartikan sebagai publik yang berada di luar organisasi, instansi, atau perusahaan yang harus diberikan informasi agar tetap dapat membina hubungan baik. Menurut
Suhandang
(2004:33),
publik
eksternal
dari
organisasi, perusahaan, atau instansi terdiri atas beberapa pihak, yaitu sebagai berikut: 1. Masyarakat atau penduduk yang bertempat tinggal di sekitar daerah di mana organisasi, perusahaan, badan, atau instansi itu berada.
Kumpulan dari kelompok
masyarakat ini disebut community public. 2. Para pelanggan atau relasi dari organisasi, perusahaan, badan, atau instansi itu sendiri, dapat juga disebut customary public.
25 3. Para pemasok bahan baku dan penyalur hasil dari organisasi, perusahaan, badan, atau instansi tersebut, biasa disebut consumer public. 4. Para
opinion
leader
atau
orang-orang
yang
berpengaruh di kalangan kelompok masyarakatnya. 5. Organisasi-organisasi
masyarakat
yang
memiliki
kepentingan atau keterkaitan usaha dengan organisasi, perusahaan, badan, atau instansi itu. 6. Khalayak ramai atau disebut general public yang beerkepentingan
dan
bersimpati
terhadap
usaha
organisasi, perusahaan, badan, atau instansi yang dimaksud. Jadi, publik eksternal dapat terbagi menjadi enam kelompok, yakni masyarakat setempat, para pelanggan itu sendiri, pemasok bahan baku, para pemimpin masyarakat, organisasi-organisasi kemasyarakatan, dan khalayak ramai. Kesemuanya publik eksternal ini masing-masing memiliki kepentingan tersendiri bagi sebuah perusahaan demi terwujudnya suatu tujuan tertentu.
2.2.4 Sosialisasi Sunarto (2004:32) mendefinisikan sosialisasi sebagai proses di mana seorang anak tidak hanya belajar menjadi anggota masyarakat saja, namun juga ikut berpartisipasi di dalamnya. Sejalan dengan pengertian sosialisasi menurut Zanden (Ihromi, 2004:30), yakni proses interaksi sosial di mana kita sebagai individu belajar mengenal cara-cara berpikir, berperasaan, dan berperilaku sehingga dapat berperan serta secara efektif dalam masyarakat. Bersosialisasi di dalam masyarakat sangatlah penting bagi semua orang tak terkecuali agar ia dapat hidup dan bertingkah laku sesuai dengan nilai dan norma yang dianut kelompok masyarakat di mana ia berada (Ihromi, 2004:32). Dapat ditarik benang merah bahwa
26 proses sosialisasi jugalah merupakan proses transmisi kebudayaan antargenerasi, karena tanpa adanya sosialisasi, sulit bagi masyarakat untuk mencapai lebih dari satu generasi. Dari definisi dan penjelasan mengenai proses sosialisasi, dapat ditarik kesimpulan bahwa sosialisasi adalah pembelajaran suatu individu melalui interaksi sosial guna mendapat pengetahuan, ketrampilan, nilai-nilai, dan norma agar di masa depan ia dapat ikut berpartisipasi sebagai anggota dalam sebuah kelompok masyarakat.
2.2.4.1 Tujuan Sosialisasi Saraswati (2006:23) menjabarkan bahwa sosialisasi di antara individu memiliki tujuan sebagai berikut: a) Sosialisasi adalah proses panjang dari interaksi sosial yang berkelanjutan.
Sosialisasi dilakukan sebagai sarana untuk
memperoleh identitas pribadi baik secara fisik maupun mental, juga kemampuan sosial yang dibutuhkan agar mampu bertahan dalam masyarakat.
b) Sosialisasi merupakan kebutuhan dasar individu untuk bertahan dan berkembang. Banyak orang yang memilih untuk mengedepankan
kebutuhan
materi
dan
sosial
demi
penunjukkan identitas dirinya.
c) Sosialisasi memungkinkan seseorang untuk mengembangkan potensi diri kemanusiaan serta belajar bagaimana cara berpikir, berbicara, dan bertindak yang dibutuhkan dalam berkehidupan sosial. Dengan tujuan-tujuan yang terkandung di dalam proses sosialisasi yang telah dijabarkan di atas, akan efektif apabila sang individu mampu menyesuaikan diri dengan nilai dan norma yang
27 berlaku di masyarakat dan yakin bahwa hal ini adalah bagian terbaik dari sebuah tindakan yang telah dilakukan.
2.2.5 Internet Menurut Kotler dan Armstrong (2010:49) internet adalah web publik yang luas yang berasal dari jaringan komputer yang dapat menghubungkan seluruh jenis pengguna (user) di seluruh dunia dan juga tempat penyimpanan informasi yang luar biasa besar. Sedikit berbeda dengan pemahaman dan definisi menurut O’Brien (2005:175).
Ia berujar bahwa internet adalah jaringan
komputer yang tumbuh cepat dan terdiri dari jutaan jaringan perusahaan, pendidikan, serta pemerintah yang menghubungkan ratusan juta komputer serta pemakainya di lebih dari 200 negara. Lebih mendalam, Strauss dan Frost (2012:27) mendefinisikan internet sebagai jaringan global yang saling berhubungan yang meliputi jutaan perusahaan, pemerintah, organisasi, dan jaringan pribadi. Salah satu cara untuk memahami proses ini adalah dengan melihat internet seperti memiliki tiga peranan teknis. 1. Penyedia konten yang menciptakan informasi, hiburan, dan sebagainya yang berada pada komputer dengan mengakses jaringan. 2. Pengguna atau sering disebut sebagai computer client yang mengakses konten dan mengirim surat elektronik dan datadata lainnya melalui jaringan. 3. Sebuah infrastruktur teknologi yang bergerak, membuat, dan melihat atau mendengarkan konten (software dan hardware). Berdasarkan definisi-definisi menurut para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa internet merupakan jaringan komunikasi tanpa batas yang melibatkan jutaan computer client yang tersebar di seluruh dunia, sehingga dapat dilakukan pertukaran informasi maupun
28 aplikasi/konten. Terkait dengan dunia bisnis dan komunikasi, internet sebagai media dapat dimanfaatkan dan dioptimalkan kegunaannya untuk menyebarkan, mengkomunikasikan, dan mensosialisasikan produk barang dan jasa kepada khalayak luas agar mereka aware, terinformasi lagi teredukasi. Strauss dan Frost (2012:27) menjabarkan tiga tipe dalam mengakses internet, yaitu: 1. Public Internet Jaringan global yang dapat dengan bebas diakses oleh siapa saja, kapan saja, dan di mana saja.
2. Intranet Jaringan
yang
bekerja
secara
internal
dalam
sebuah
perusahaan namun menggunakan standar internet seperti HTML dan browser.
Dengan kata lain, intranet dapat
dikatakan sebagai internet versi mini ditambah proteksi kata sandi dan hanya dikonsumsi oleh internal perusahaan.
3. Extranet Dua atau lebih jaringan eksklusif yang dengan sengaja digabung untuk tujuan pertukaran informasi.
Jika dua
perusahaan, atau perusahaan dan pelanggan atau pemasok, menghubungkan intranet mereka, maka mereka dapat disebut memiliki extranet. Umumnya aksesnya hanya bersifat parsial. Pada umumnya perusahaan-perusahaan menggunakan dua tipe cara mengakses dengan internet, yang pertama public internet, yaitu agar publik dan khalayak luas dapat mengakses dan mengunjungi situs web suatu produk barang dan jasa, kapan saja dan di mana saja agar perusahaan semakin mudah untuk mensosialisasikan produk tersebut. Research
Yang kedua adalah intranet,ndi mana divisi Marketing bertugas
untuk
menciptakan,
mengelola,
dan
29 mengembangkan situs web agar tetap up to date dalam menyajikan informasi seputar produk barang dan jasa tersebut.
2.2.5.1 Manfaat Internet Chaffey (2011:7-10) menjabarkan beberapa manfaat yang dapat diperoleh lewat pengoptimalan manfaat internet dalam bisnis organisasi, yaitu: a) Pemasaran menjadi semakin luas b) Biaya operasional dapat ditekan secara signifikan c) Pencarian dan distribusi informasi menjadi lebih mudah sehingga komunikasi internal maupun eksternal semakin efisien d) Medukung pelayanan pelanggan tanpa batasan lingkup waktu dan geografis. e) Kegiatan controlling menjadi semakin mudah f) Menghadirkan citra publik yang jauh lebih baik Jadi jika dirangkum pemanfaatannya secara garis besar, internet merupakan media yang kredibel dalam menunjang proses bisnis ke arah yang lebih baik dari segi kinerja dan produktivitas.
2.2.6 Website Strauss dan Frost (2012:423) menjelaskan website sebagai lokasi virtual untuk keberadaan sebuah organisasi, perusahaan, badan, atau instansi di dalam World Wide Web, umumnya terdiri dari beberapa halaman web dan homepage tunggal yang menggunakan URL unik. Berbeda dengan pemahaman Yuhefizar dan Hidayat (2009:2). Lebih mendalam
mereka
mendefinisikan
website
sebagai
keseluruhan halaman web yang terdapat dalam sebuah domain yang
30 mengandung informasi tertentu. Sebuah website biasanya dibangun atas banyak halaman web yang saling berhubungan. Hubungan antara satu halaman web dengan halaman web lainnya
disebut dengan
hyperlink, sedangkan teks yang dijadikan media penghubung disebut juga dengan hypertext. Berangkat dari definisi-definisi di atas yang berbeda namun saling melengkapi, dapat disimpulkan bahwa website adalah sejumlah halaman web yang mengandung topik-topik yang saling terkait, terkadang disertai pula dengan konten-konten berupa gambar, suara, video, atau jenis-jenis konten lainnya sesuai dengan kreativitas dan keterkaitannya dengan topik yang diangkat.
2.2.6.2 Hal-hal Penting Yang Terdapat Dalam Website Frank (2007:141-146) menjabarkan beberapa hal mutlak yang harus ada di dalam suatu website, di antaranya: 1. Ciptakan suatu kondisi di mana konsumen akan tertarik untuk segera bertransaksi. Ini dapat dilakukan dengan menempatkan produk unggulan pada halaman pertama, lalu arahkan mereka menuju produk-produk yang lain.
2. Buatlah halaman yang menjelaskan gambaran perusahaan. Konsumen ingin mengetahui dengan siapa mereka melakukan bisnis, oleh karena itu disediakan halaman situs yang menjelaskan profil perusahaan, sejarah perusahaan, visi, dan juga misi.
3. FAQs (Frequently Asked Questions) a) Adalah sarana utama bagi konsumen jika membutuhkan jawaban yang cepat dan sederhana dari pertanyaan mereka.
31 b) Objek dari FAQs adalah semua pertanyaan-pertanyaan dan juga jawaban yang mungkin dicari oleh konsumen. c) Membuat suatu urutan yang baik daam FAQs atau menempatkan dalam suatu kategori yang mempermudah konsumen membaca informasinya.
4. Full Contact Information a) Konsumen sudah barang tentu ingin mengetahui caracara untuk menghubungi perusahaan. b) Halaman kontak yang baik, rapih, dan lengkap dapat membantu meningkatkan tingkat kepercayaan terhadap bisnis perusahaan.
5. Kebijakan Privasi Perusahaan harus memberikan kepercayaan kepada konsumen bahwa perusahaan menjamin privasi dan urusan pribadi masing-masing pelanggan atau khalayak luas yang mengunjungi website tersebut. Website bukan hanya sekadar halaman elektronik di mana perusahaan memamerkan keunggulan produk barang dan jasanya dibandingkan produk barang dan jasa kompetitor. lebih dari itu, perusahaan juga harus mampu melayani khalayak luas di dalam website. Misalnya menyantumkan asal-usul perusahaan yang meliputi sejarah, visi dan misi, dan kontak. Akan jauh lebih baik jika ditambah dengan halaman FAQ (Frequently Asked Question), yaitu halaman di mana terdapat daftar pertanyaan-pertanyaan yang sering ditanyakan konsumen dan masyarakat. Ini berguna agar pengunjung website dapat menemukan informasi dengan cepat, jelas, dan akurat.
32 2.3
Kerangka Pemikiran
Hal yang akan dianalisis 1. Bagaimana strategi komunikasi publik eksternal melalui website? 2. Apa hambatan yang dialami PT Kinocare Era Kosmetindo dalam menjalankan strategi komunikasi publik eksternal melalui website?
Landasan Konseptual Teori dan konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a) b) c) d) e) f)
Komunikasi Strategi Komunikasi Komunikasi Organisasi Sosialisasi Internet Website
Cara Memperoleh Data 1. Data Primer Melakukan wawancara dengan beberapa pihak yang merupakan sumber dari penelitian yang di lakukan pada perusahaan, serta peneliti melakukan observasi partisipan di PT Kinocare Era Kosmetindo 2. Data Sekunder • Profile Perusahaan • Situs resmi produk Sleek Baby
Metode Analisa Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Karena metode kualitatif merupakan penelitian yang menggunakan tahap pengumpulan data, pengolahan data dan analisis data yang dilakukan selama penelitian. Sifat dari penelitian itu adalah deskriptif, di mana penulis memaparkan semua hasil penelitian yang telah dilakukan.
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran STRATEGI KOMUNIKASI PUBLIK EKSTERNAL PT KINOCARE ERA KOSMETINDO
Sumber: Hasil olahan sendiri