BAB 2 DATA DAN ANALISIS 2.1
Data& Literatur 2.1.1 Literatur Buku dan Artikel Sumber data berasal dari studi pustaka buku Perkembangan Manusia oleh Papalia, Olds dan Feldman tahun 2009, Petunjuk Lengkap Kehamilan oleh Philip D. Sloane, M.D., dan Salli Benedict, M.P.H.tahun 1987 dan artikel dari internet.
2.1.2 Literatur Video 1. Video animasi edukasi “Pipeline Everywhere” karya e.d Films 2. Video animasi “A Dash of That” karya J Scott
2.2
Data Umum tentang Perkembangan Prenatal Perkembangan
prenatal terjadi dalam
tiga
tahapan
germinal,
embrionik dan fetal (Papalia, Olds, & Feldman, 2009) selama tiga tahapan masa kehamilan itu, zigot yang awalnya hanya terdiri dari satu sel tumbuh menjadi embrio dan kemudian janin. Perkembangan terus berlangsung selama proses kehamilan tersebut. Oleh karena itu, selama proses kehamilan, ibu harus menjaga kesehatan ibu dan janin agar tumbuh kembang janin yang dikandung dapat berkembang dengan lebih sehat.
2.2.1 Pentingnya Menjaga Kesehatan Calon Ibu dan Janin Kesehatan selama kehamilan perlu diperhatikan oleh para calon ibu agar bayi yang dilahirkan menjadi bayi yang sehat. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ibu selama kehamilan, yaitu makanan, aktivitas fisik, konsumsi obat, penggunaan alkohol, merokok, kafein dan berbagai hal lainnya (Papalia, dkk, 2009). Berikut penjabarannya : a.
Gizi makanan Perempuan hamil membutuhkan 300-500 kalori tambahan perhari
termasuk protein ekstra, kekurangan gizi selama pertumbuhan janin memiliki efek panjang. Perempuan usia persalinan didorong untuk 3
4
rutin mengkonsumsi buah dan sayuran, serta sumber protein. Hal ini untuk mengurangi resiko melahirkan anak yang menderita leukimia dan penyakit kanker-kanker lainnya (Jason, dkk., dalam Papalia, dkk, 2009). b.
Aktivitas fisik Olaharaga yang tidak berlebihan tidak membahayakan janin pada
ibu hamil. Olahraga yang teratur dapat meningkatkan pernafasan, mencegah sembelit, sirkulasi, tonus otot dan keelastisan kulit yang seluruhnya berkontribusi terhadap kehamilan yang lebih nyaman serta proses melahirkan yang lebih mudah dan aman (Committee on Obsteric Pacific, dalam Papalia, 2009). Jalur teraman bagi perempuan hamil adalah melakukan olahraga tidak secara berlebihan, tidak terlalu memaksa diri, dan tidak meningkatkan detak jantung diatas 150, serta saat melakukan olahraga apapun berhenti perlahan-lahan pada masing-masing sisi daripada berhenti tiba-tiba. c.
Konsumsi Obat Semua hal yang dikonsumsi oleh seorang ibu hamil akan masuk
kedalam rahim, termasuk obat-obat medis. American Academy of Pediatrics (AAP) Committee on Drugs merekomendasikan tidak ada obat yang diresepkan untuk perempuan hamil atau yang menyusui, kecuali penting bagi kesehatannya atau bayinya. Perempuan hamil sebaiknya tidak mengkonsumsi obat yang terjual bebas tanpa berkonsultasi dengan dokter (Koren, dkk., dalam Papapalia, dkk., 2009). d.
Penggunaan Alkohol, Kafein, Marijuana dan Kokain Konsumsi alkohol sedang atau berat dapat mengganggu fungsi
neorologis dan perilaku pada bayi dan hal ini mempengaruhi interaksi sosial dengan ibu. Terpapar alkohol pada saat prenatal adalah penyebab keterbelakangan mental yang paling umum dan penyebab tertinggi dari cacat lahir yang bisa dicegah. Kemudian untuk penggunaan kafein pada ibu hamil dapat meningkatkan resiko secara dramatis kematian mendadak pada bayi. Begitupun untuk penggunaan marijuana dan kokain yang dapat menyebabkan cacat lahir, berat lahir kurang dan kesulitan belajar ditahap berikutnya (Papalia, dkk., 2009).
5
Oleh karena itu, ibu hamil harus menghindari meminum alkohol, kafein, marijuana ataupun kokain. e.
Kebiasaan Merokok Perempuan yang merokok selama hamil, meningkatkan resiko
bayi yang beratnya kurang, keguguran, retardasi saat pertumbuhan, bayi lahir dalam keadaan meninggal, ukuran kepala kecil, kematian saat bayi, serta masalah jangka panjang dalam aspek pernafasan, neorologis, kognitif dan perilaku (Papalia, dkk., 2009). Oleh karena itu, ibu hamil harus menghindari rokok. f.
Bahaya Lingkungan Luar Polusi udara, zat kimia, radiasi, panas dan kelembapan yang
ekstrim
serta
bahaya
lain
dalam
kehidupan
modern
dapat
mempengaruhi perkembangan prenatal (Papalia, dkk., 2009). Anakanak yang dilahirkan dari ibu yang tinggal didekat pembuangan sampah beracun memiliki resiko lebih tinggi untuk mengalami cacat lahir. Oleh karena itu, ibu harus lebih perduli terhadap bahaya-bahaya yang dapat ditimbulkan oleh lingkungan. g.
Stres Pada Ibu Hamil Stres selama masa prenatal pada ibu meningkatkan resiko
berbagai gangguan psikologis pada anak-anak mereka (Papalia, dkk., 2009). Oleh karena itu, ibu harus mengurangi kecemasan dan mengurangi tingkat stres agar melahirkan bayi yang sehat.
Jika ibu menjaga kesehatan dan peduli tentang hal-hal yang sudah disebutkan sebelumnya dan menjadi kebiasaan yang harus dan tidak boleh dilakukan selama kehamilan, angka kematian bayi akan menurun dan kesehatan ibu dan janin akan meningkat.
2.2.2
Hal-hal yang Harus diperhatikan oleh Calon Ayah Tidak hanya bagi ibu hamil, calon ayah yang mendampingi ibu hamil
juga harus peduli terhadap kesehatan janin yang dikandung istrinya. Penggunaan kokain pada laki-laki akan menyebabkan cacat pada anakanaknya. Selain itu, ayah yang terus merokok selama istrinya menjalani kehamilan, akan menyebabkan istrinya terpapar asap rokok. Hal ini
6
menyebabkan berat lahir rendah, infeksi pernafasan, kematian bayi mendadak dan kanker pada anak-anak (Papalia, dkk., 2009).
2.2.3 Wawancara Data: Inisial nama
: Ibu NN
Usia
: 30 tahun
Kehamilan
: Pertama
Usia Kehamilan : 6 bulan menuju 7 bulan Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu NN yang mengandung calon anak pertama dengan usia kandungan enam bulan didapatkan beberapa informasi mengenai kebiasaan dan pengetahuan tentang kehamilan. Ibu NN selalu memeriksakan kandungannya setiap sebulan sekali di salah satu rumah bersalin di kawasan Tangerang Selatan. Pemeriksaan tersebut dilakukan oleh seorang bidan, dan bukan seorang dokter kandungan. Melalui penjabarannya, Ibu NN menjelaskan bahwa dalam berkonsultasi, bidan hanya memeriksa kandungan dan tidak memberikan pengetahuan mengenai menjaga kesehatan selama kehamilan. Oleh karena itu, pengetahuan yang didapatkan oleh Ibu NN berasal dari pengalaman orang lain dan pengetahuan yang didapat secara pribadi melalui kegiatan membaca buku maupun bernalar dengan logika. Selama kehamilan, Ibu NN selalu berusaha menjaga kesehatan dirinya dan bayinya misalnya melalui menjaga pola makan yang sehat. Namun sayangnya, lingkungan Ibu NN belum bekerja sama dalam menjaga kesehatan Ibu NN dan bayinya. Hal ini misalnya disebabkan oleh suaminya yang merokok di sekitar Ibu NN. Ibu NN sendiri mengetahui dampak dari asap rokoknya tersebut, namun Ibu NN kurang asertif dalam menyampaikan penolakannya. Selain itu, selama hamil Ibu NN juga kurang berolahraga karena
olahraga
masih
disamakan
dengan
kegiatan
rumah
harian.
Berdasarkan hal tersebut, terlihat bahwa masih ada pengetahuan-pengetahuan mengenai kesehatan Ibu hamil dan anak yang kurang dimiliki dan diaplikasikan selama kehamilan oleh Ibu NN.
7
Ibu NN menceritakan bahwa rumah bersalin tempatnya memeriksa kandungan selalu antri oleh semua Ibu yang ingin berkonsultasi. Rumah bersalin ini sendiri tidak terdapat papan informasi mengenai cara menjaga kesehatan selama hamil baik melalui poster, booklet ataupun video edukasi kesehatan. Oleh karena itu, Ibu NN merasa perlu disediakan sebuah tayangan video yang dapat ditonton sambil menunggu giliran berkonsultasi. Apalagi Ibu NN pun merasa bahwa waktu antri cukup lama, sehingga dengan adanya tayangan video edukasi sangat baik bagi pencerdasan calon Ibu hamil. Berdasarkan hasil wawancara tersebut, Ibu NN menyatakan bahwa dari berbagai jenis media informasi, Ibu NN memang lebih tertarik dengan pemberian informasi melalui media video (audio visual), daripada hanya berupa tulisan saja seperti poster maupun buku. Hal ini disebabkan karena tayangan video terlihat lebih menarik, lebih hidup dan terlihat lebih konkret untuk dipraktikan. Ibu NN sendiri menyatakan bahwa Ibu NN lebih tertarik melihat video edukasi dengan gambaran animasi karena baginya video animasi menjadi lebih menarik daripada yang dimainkan manusia. Ibu NN juga menyatakan konsep video edukasi dengan animasi menampilkan gambar yang lebih lucu, lebih hidup, lebih ceria namun tetap memberikan informasi yang kaya dan aplikatif. Terakhir, berdasarkan hasil wawancara didapatkan pernyataan bahwa Ibu NN merasa perlu di setiap rumah bersalin maupun rumah sakit mulai menggencarkan kegiatan pencerdasan bagi Ibu hamil sebagai calon Ibu dalam bentuk video edukasi di ruang-ruang tunggu rumah sakit dan rumah bersalin.
2.3
Data Umum tentang E-learning 2.3.1
Pembelajaran Elektronik Sistem pembelajaran elektronik atau e-belajar (Inggris: electronic
learning disingkat e-learning) adalah cara baru dalam proses belajar mengajar. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan
teknologi
dan komunikasi.
E-learning
memungkinkan
pembelajar untuk belajar melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti pelajaran/perkuliahan di kelas. Elearning sering pula dipahami sebagai suatu bentuk pembelajaran berbasis
8
web yang bisa diakses di internet. Sebenarnya materi e-learning tidak harus didistribusikan secara on-line baik melalui jaringan lokal maupun internet, distribusi secara off-line menggunakan media CD/DVD pun termasuk pola elearning. Dalam hal ini aplikasi dan materi belajar dikembangkan sesuai kebutuhan dan didistribusikan melalui media CD/DVD,
selanjutnya
pembelajar dapat memanfatkan CD/DVD tersebut dan belajar di tempat di mana dia berada. E-learning juga dapat mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran, dan tentu saja menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah program studi atau program pendidikan.
2.3.2 Plus Minus E- learning Seperti sebagaimana yang disebutkan di atas, e-learning telah mempersingkat waktu pembelajaran dan membuat biaya studi lebih ekonomis. E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi, peserta didik dengan dosen/guru/instruktur maupun sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang, dengan kondisi yang demikian itu peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran. Dengan adanya e-learning para guru/dosen/instruktur akan lebih mudah : a.
melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang mutakhir
b.
mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna meningkatkan wawasannya
c.
mengontrol kegiatan belajar peserta didik. Kehadiran guru sebagai makhluk yang hidup yang dapat berinteraksi
secara langsung dengan para murid telah menghilang dari ruang-ruang elektronik e-learning ini. Inilah yang menjadi ciri khas dari kekurangan elearning yang tidak bagus. Sebagaimana asal kata dari e-learning yang terdiri dari e (elektronik) dan learning (belajar), maka sistem ini mempunyai kelebihan dan kekurangan.
9
2.3.3
Sejarah E-learning E-learning atau pembelajaran elektronik pertama kali diperkenalkan
oleh Universitas Illinois di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer-assisted instruction) dan komputer bernama PLATO (id.wikipedia.org). Sejak itu, perkembangan e-learning dari masa ke masa adalah sebagai berikut: (1) Tahun 1990 : Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan aplikasi e-learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan AUDIO) DALAM FORMAT mov, mpeg-1, atau avi. (2) Tahun 1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara massal. (3) Tahun 1997 : LMS (Learning Management System). Seiring dengan perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak, dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin
pesat
membuat
pemikiran
baru
untuk
mengatasi
masalah
interoperability antar LMS yang satu dengan lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS, SCORM, IEEE LOM, ARIADNE, dsb. (4) Tahun 1999 sebagai tahun Aplikasi e-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia, streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar, dan berukuran kecil.
2.4
Data Karakter Karakter utama dalam animasi edukasi ini adalah seorang ibu muda enerjik
dan ceria yang baru menikah. Untuk menggambarkan karakter tersebut penulis menggunakan beberapa referensi karakter dan visual, referensi ibu diambil dari :
10
a.
Karakter Elastic Girldalam Film Animasi : The Incredibles Film animasi Disney ini menceritakan tentang keluarga yang
mempunyai kekuatan super, masing-masing dari anggota keluarga mempunyai kekuatan super yang berbeda-beda. Kekuatan ibu dari keluarga ini adalah badan yang dapat memanjang dan melar. Karakter istri dari Mr. Incredible ini adalah pandai dan kuat. Penulis mengambil referensi bentuk badan dari Mrs. Incredible untuk menggambarkan wanita yang cekatan dan bersemangat sebagai bagian dari sifat karakter yang enerjik. b.
Karakter Wilma Flinstone dalam Serial Animasi : The Flinstones Serial animasi ini menceritakan tentang keluarga yang berada
di jaman purba, keluarga Flistone. Keluarga ini terdiri dari sang ayah Fred Flinstone dan istrinya Wilma Flinstone. Wilma adalah seorang ibu muda yang kegiatan sehari-harinya membersihkan rumah dan pintar dalam memasak. Ia juga senang berbelanja, mengikuti kegiatan amal dan berbagai organisasi wanita. Wilma adalah wanita yang keras kepala namun selalu berkepala dingin ketika dihadapi masalah dan seringkali menjadi penyelamat Fred ketika sedang terlibat masalah. Penulis menggunakan Wilma sebagai referensi ibu muda yang sangat aktif dan bersemangat melalui gaya rambut yang diikat atau digulung.
Gambar 2.1 Elastic Girl
11
Gambar 2.2 Wilma Flinston
2.5
Target Target primer dalam animasi edukasi ini adalah ibu-ibu hamil golongan
menengah kebawah yang tengah menunggu periksa di puskesmas atau rumah sakit besar. Target sekunder dalam animasi edukasi ini adalah bapak-bapak (Suami dari ibu hamil) golongan menengah kebawah yang menemani istrinya menunggu di puskesmas atau dirumah sakit besar.
2.6
Data Kuesioner Penulis melakukan kuesioner kepada 10 koresponden yang rata-rata sedang
mengalami kehamilan pertama dan kedua. Berikut hasil yang didapatkan :
Tabel 2.1
12
Tabel 2.2
Tabel 2.3
Tabel 2.4
13
Tabel 2.5
Tabel 2.6
1. 9 dari 10 koresponden merasa sudah cukup mengetahui pola hidup yang sehat. 2. 10 koresponden merasa informasi yang didapat mengenai kehamilan sudah cukup didapatkan. 3. 2 dari 10 koresponden ayah atau salah satu keluarganya kurang mengetahui atau kurang perduli menjaga kesehatan ibu dan janin untuk tidak merokok disekitar ibu hamil. 4. 9 dari 10 koresponden merasa perlu untuk mendapatkan informasi lebih melalui media-media, seperti poster atau video edukasi.
14
5. 10 koresponden merasa tertarik untuk menonton edukasi mengenai kehamilan dalam bentuk animasi. 6. 4 dari 10 koresponden lebih tertarik untuk menonton edukasi mengenai kehamilan dalam bentuk animasi.
2.7 Analisis Data SWOT 2.7.1 Strength Animasi pembelajaran ini akan dibuat dengan visual yang sesuai dengan seumuran wanita dewasa, warna lembut yang mencerminkan seorang ibu dan animasi yang menarik dengan penyampaian yang ringan, sehingga tidak membosankan dan diharapkan informasi yang ingin disampaikan dapat dipahami oleh para calon ibu ataupun ibu hamil. Tidak hanya cara penyampaiannya namun informasi yang mungkin tidak diketahui sebelumnya dapat diketahui melalui animasi ini.
2.7.2 Weakness Animasi edukasi ini tidak dapat menjelaskan secara terperinci hal-hal yang sebaiknya dilakukan pada masa prenatal dikarenakan waktu yang singkat. Selain itu, kurangnya minat ibu-ibu jika menonton edukasi dalam bentuk animasi karena anggapan bahwa animasi untuk anak-anak.
2.7.3 Opportunity Tidak banyaknya animasi edukasi tentang kehamilan dalam bentuk animasi sehingga peluang untuk berhasil cukup besar. Selain itu animasi edukasi tentang kehamilan ini dapat dipasang di tempat-tempat seperti puskesmas, bidan atau instansi swasta yang ingin menjelaskan pentingnya menjaga kesehatan pada masa kehamilan demi tercapainya ibu dan bayi yang sehat.
2.7.4 Threat Ancaman yang mungkin terjadi yaitu ketidak percayaan isi dari video edukasi yang berbentuk animasi, karena sering dinilai kekanak-kanakan atau video yang dibawakan manusia kelihatan lebih terpercaya isinya. Selain itu, jika suatu produk susu untuk kehamilan mengeluarkan video sejenis, maka kebanyakan orang lebih memilih video tersebut karena sudah terpercaya.
BAB 3 MASALAH DAN TUJUAN DESAIN 3.1
Identifikasi Masalah Kesehatan janin dan bayi terkadang terabaikan oleh ibu hamil karena
kurangnya informasi-informasi yang didapat dari lingkungan mengenai bagaimana menjaga kesehatan janin dan ibu. Pada akhirnya, saat proses persalinan ibu akan mengalami kesulitan dan seringkali melahirkan bayi yang prematur ataupun cacat baik secara fisik ataupun mental di saat dewasa. Lebih parahnya, angka kematian bayi juga terus meningkat seperti yang banyak terjadi di Indonesia. Oleh karena itu, penting bagi calon ibu dan calon ayah untuk mulai peduli dengan kesehatan ibu dan janin.
3.2
Rumusan Masalah Bagaimana membuat animasi yang menarik dan informatif, sehingga para
calon ibu hamil tertarik dan mengaplikasikan hal-hal yang sebaiknya dilakukan dan dihindari pada masa kehamilan.
3.3
Tujuan Desain Tujuan dari perancangan komunikasi visual edukasi berbasis animasi
diharapkan agar para calon ibu memahami gambaran yang menarik namun komprehensif mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan janin. Hal tersebut berkaitan dengan gizi makanan, olahraga untuk ibu hamil, peka untuk menghindari asap rokok dan tidak merokok, tidak meminum alkohol dan juga beragam aktivitas lainnya yang dapat dan tidak dapat dilakukan oleh ibu hamil.
15
BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Prinsip Dasar Animasi Dalam pembuatan animasi terdapat 12 prinsip dasar agar animasi yang dibuat terlihat lebih alami. 12 prinsip animasi tersebut dikenalkan oleh animator dari Walt Disney, yaitu Frank Thomas dan Ollie Johnston, sekitar tahun 1930 yang ditulis dalam bukunya berjudul “The Illusion of Life”(Sulaiman, 2012). Ke-12 prinsip ini meliputi dasar-dasar gerak, pengaturan waktu, peng-kaya-an visual, sekaligus teknis pembuatan sebuah animasi (Ardiyansah, 2010). Berikut 12 prinsip tersebut: 1. Solid Drawing Menggambar sebagai dasar utama animasi memegang peranan yang signifikan dalam menentukan, baik proses maupun hasil sebuah animasi, terutama animasi klasik. Seorang animator harus memiliki kepekaan terhadap anatomi, komposisi, berat, keseimbangan, pencahayaan, dan sebagainya yang dapat dilatih melalui serangkaian observasi dan pengamatan, dimana dalam observasi itu salah satu yang harus dilakukan adalah: menggambar. Meskipun kini peran gambar yang dihasilkan sketsa manual sudah bisa digantikan oleh komputer, tetapi dengan pemahaman dasar dari prinsip ‘menggambar’ akan menghasilkan animasi yang lebih ‘peka’. 2. Timing & Spacing Grim Natwick seorang animator Disney pernah berkata, “Animasi adalah tentang timing dan spacing”. Timing adalah tentang menentukan waktu kapan sebuah gerakan harus dilakukan, sementara spacing adalah tentang menentukan percepatan dan perlambatan dari bermacam-macam jenis gerak. Contoh Timing: Menentukan pada detik keberapa sebuah bola yang meluncur kemudian menghantam kaca jendela. Contoh Spacing: Menentukan kepadatan gambar (yang pada animasi akan berpengaruh pada kecepatan gerak) ketika bola itu sebelum menghantam kaca, tepat menghantam kaca, sesudahnya, atau
16