BAB 2
DATA DAN ANALISIS
2.1 Sumber Data 2.1.1 Studi Pustaka Penulis
mengumpulkan
data
melalui
referensi
buku
yang
berhubungan langsung dengan lagu-lagu permainan rakyat pada masyarakat sunda dan anak-anak. Berikut beberapa referensi buku yang digunakan penulis: •
Pengukuhan Nilai-Nilai Budaya Melalui Lagu-Lagu Permainan Rakyat. (Pada
Masyarakat Sunda), Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, 1993. •
Masyarakat Sunda dan Kebudayaannya, Dr. Edi S. Ekadjati, 1984.
•
Psikologi Bermain Anak Usia Dini, Diana Mutiah, 2010.
•
Child Development 11th edition, John W. Santrock, 2007.
•
Color Basic, Anne Dameria, 2007.
•
Making and Breaking the Grid, Timothy Samara, 2007.
•
Huruf Font Typografi, Suryanto Rustan, 2010.
•
Martin Salisbury, Illustrating children’s book, 2004.
•
Yongki Safanayong, Desain Komunikasi Visual Terpadu, 2006.
•
Roger Fawcett-Tang, New Book Design, 2004.
• 2.1.2 Website Data-data penulis juga
diambil melalui beberapa website dan
pengamatan video yang bersumber dari sahabatnestle.com, dari beberapa website dan youtube.com.
2.1.3 Wawancara Untuk memenuhi kelengkapan data dari topik yang diambil, penulis melakukan wawancara mengenai lagu-lagu permainan rakyat (masyarakat Sunda). Wawancara dilakukan di Dinas Pariwisata dan
5
6
Kebudayaan Provinsi Jawa Barat yang terletak di Daerah Bandung, dan wawancara dilakukan dengan Bapak Adja Sondari S.Sn, selaku anggota Dinas Kesenian provinsi Jawa Barat.
2.1.4 Survey Survey dilakukan di SD.K Lemuel yang berletak di Jakarta selatan, kepada 117 anak berusia 6-12 tahun. Survey dilakukan di Jakarta karena Jakarta merupakan salah satu kota besar yang akan menjadi target komunikasi, dan sebagian besar anak-anak yang tinggal di kota-kota besar mulai berkurang mintanya terhadap bacaan dengan tema budaya. 1. Apakah kalian mengenal lagu-lagu permainan rakyat Sunda seperti tokecang, cing cangkeling, slepdur-slepdur dan lain-lain?
Tabel 2.1.4.1 Pertanyaan survey 1 2. Apakah kalian pernah membaca buku tentang lagu permainan rakyat Sunda?
7
Tabel 2.1.4.2 Pertanyaan survey 2
8
3. Apakah kamu suka membaca buku?
Tabel 2.1.4.3 Pertanyaan survey 3 4. Menurut kamu, buku lagu rakyat yang pernah kamu baca seperti apa? Beri alasan!
Tabel 2.1.4.4 Pertanyaan survey 4 Sebagian besar yang pernah membaca, memberikan komentar, buku lagu rakyat menarik untuk dibaca, tetapi visualnya tidak menarik, sebagian buku, kadang memiliki gambar, kadang tidak ada.
5. Jika lagu permainan rakyat Sunda dijadikan sebuah buku bergambar, apa yang
kamu
harapkan
dari
buku
itu?
9
Tabel 2.1.4.5 Pertanyaan survey 5
6. Apakah menurut kamu buku tentang lagu permainan rakyat Sunda akan menarik jika dibuat dengan cat air?
Tabel 2.1.4.6 Pertanyaan survey 6
Sebagian besar anak-anak yang menjawab ya, memberikan alasan menarik karena mereka menyukai warna-warna yang dihasilkan cat air, seperti gradasi dan variasi warna.
7. Menurut kamu apakah tipe gambar seperti dibawah ini akan menarik bila dipakai pada buku bergambar lagu permainan rakyat Sunda?
10
Gambar 2.1.4.1 Gambar Survey
Tabel 2.1.4.7 Pertanyaan survey 7
Sebagian besar anak-anak menjawab ya, karena menyukai style gambar yang menurut mereka modern dan warna yang kuat.
8. Menurut kamu tipe huruf mana yang menarik untuk dipakai pada buku lagu permainan rakyat Sunda?
Gambar 2.1.4.2 Font Survey
11
Tabel 2.1.4.8 Pertanyaan survey 8 2.2 Data Umum 2.2.1 Lagu Permainan Rakyat Sunda
Lagu-lagu/nyanyian permainan rakyat yakni nyanyian yang mempunyai irama gembira serta kata-kata lucudan selalu dikaitkan dengan permainan bermain (play) atau permainan bertanding (game). Nyanyian permainaan tersebut sebagai salah satu unsur dari kebudayaan merupakan suatu lagu/nyanyian permainan yang sangat digemari oleh masyarakat dimana ia berada. Pada umumnya setiap masyarakat dan khususnya anak-anak mempunyai cara dan gayanya sendiri dalam melantunkan myanyian-nyanyian tersebut, bagaimanapun isi dan iramanya serta pada waktu kapan ia dapat melantunkannnya. Karena lagu-lagu permainan rakyat sebagai salah satu sarana komunikasi untuk menyampaikan pesan-pesan memegang peranan penting dalam masyarakat. Pada dasarnya lagu-lagu/nyanyian permainan anak-anak bersifat nyanyian permainan untuk pergualan anak-anak. Dalam hal ini nyanyian yang dalam bahasa Sunda “kakawihan”, berasal dari kata kawih yakni bahasa ikatan yang merupakan curahan rasa yang disajikan dengan bantuan sebuah lagu. Dan lagu-lagu/”kakawihan barudak” di tatar Sunda ini, kebanyakan mempergunakan ritme yang sederhana agar mudah dicerna oleh anak-anak. Seperti yang dikatakan Yus Rusyana (Atik Soepandi, 1985: 66),
“kakawihan barudak Sunda” (Nyanyian anak-anak Sunda)
merupakan hasil sasatra lisan yang tidak diketahui pengarangnya (anonim) sehingga dikatakan merupakan hasil sastra balarea (komunal). (Departemen
12
Pendidikan dan Kebudayaan, 1993:13).
Berdasarkan hasil wawancara dengan dinas kesenian Bandung Bapak Adja Sondari, pada masanya, lagu-lagu permaianan rakyat sudah menjadi kegiatan sehari-harinya bersama kawanan sebaya untuk dilakukan. Keterbatasan teknoliogi dan media pada masa itu menjadi alasan kebosanan yang timbul dikalangan anak-anak masyarakat Sunda. Maka dari itu, lagu permaianan rakyat yang menghibur, juga menghibur untuk dimainkan menjadi sarana perkumpulan dan sosialisasi yang menarikuntuk beliau dengan kawan-kawan sebayanya. Walaupun jarak mereka berjauhan, tapi mereka tetap bersemangat memanggil kawan-kawannya untuk mulai bermain sambil menyanyikan lagu-lagu permainan rakyat Sunda. Tapi saat ini, hampir tidak pernah lagi ia mendengar ada anak-anak yang bermain dan menyanyikan lagu-lagu tersebut di kalangan masyarakat Sunda. Hanya sedikit orang-orang yang masih melirik lagu-lagu permainan rakyat. Namun sesekali, lagu-lagu permaianan rakyat Sunda masih menjadi jamuan istimewa bagi orang asing, di dalam perayaan tertentu di kementerian luar negri Indonesia.
2.2.2 Psikologi Pendidikan Anak Usia Dini Psikologi pendidikan anak usia dini adalah cabang ilmu psikologi pendidikan yang mmpelajari tentang berbagai perilaku anak usia dini baik secara overt (tampak/nyata) maupun covert untuk dipelajari agar dapat diberikan berbagai upaya yang sistematis, logis dan terencana dalam rangka memberikan stimulasi/intervensi sejak dini secara tepat agar potensi anak dapat berkembang sesuai dengan apa yang diharapkan. Menurut para ahli psikologi, usia dini (0-8 tahun) sangat menentukan bagi anak dalam mengembangkan potensinya. Usia ini sering disebut dengan “usia emas” (the golden age) yang hanya datang sekali dan tisak dapat diulangi lagi, yang sangat menentukan untuk pengembangan kualitas manusia. Keith Osborn, Burton L.White dan Benyamin S.Bloom
(1993)
berdasarkan
hasil
penelitiannya
mengemukakan
bahwa
perkembangan intelektual anak terjadi sangat pesat pada tahun-tahun awal kehidupan anak. Sekitar 50% variabilitas kecerdasan orang dewasa sudah terjadi ketika anak berusia 4 tahun. Peningkatan 30% berikutnya terjadi pada usia 8 tahun, dan 20% sisanya pada pertengahan atau akhir dasawarsa kedua. (Diana Mutiah, 2010:2) Dalam kaitannya dengan pembuatan buku ilustrasi bertemakan budaya khususnya
13
lagu-lagu permainan rakyat (masyarakat Sunda) ini, anak-anak berusia 8-11 tahun menjadi target market yang tepat, karena dalam usia nya, anak-anak bisa mulai dikenalkan kembali kepada budaya musik-musik dan permainan untuk anak yang bukan hanya bersifat menghibur, tetapi juga mendidik. Dibutuhkan keterampilan, kecerdasan, dan kecekatan dalam menyanyikan dan memainkan lagu-lagu permainan rakyat. Dengan mengenalkan lagu-lagu permainan rakyat sejak dini, maka potensi anak bisa lebih tergali dan berkembang diusia dewasanya nanti.
2.2.3 Teori Edukasi Taksonomi Bloom Mengklasifikasikan tujuan pendidikan menjadi tiga ranah: 1. Ranah Kognitif Pengetahuan dan pemahaman (tingkat yang lebih rendah atau dasar) aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi ( tingkat yang lebih tinggi). Pada tingkat yang lenih tinggi menggunakan tujuan yang lebih rendah sebagai dasar untuk perkembangan lebih lanjut, yang artinya untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan dan maksimal, harus dimulai dari pemahaman/ ilmu dasar secara matang. 2. Ranah Afektif Ditujukan untuk menunjukkan beberapa tingkat komitmen atau intensitas emosional. Tujuan-tujuan ranah afektif: Menerima, merespons, menghargai, mengorganisasi, menghayati nilai-nilai. 3. Ranah Psikomotor Ranah psikomotor menghubungkan aktivitas motorik dengan pendidikan fisik dan atletik, Seni manual dan visual membutuhkan koordinasi tangan-mata yang baik. Tujuan psikomotor bloom: Gerakan reflex, fundamental dasar, kemampuan perceptual. (sumber:https://santisusanti1995.wordpress.com/2013/12/10/taksonomibloom-ranah-kognitif-afektif-dan-psikomotor-serta-identifikasi permasalahan-pendidikan-di-indonesia/) Dalam kaitannya dengan pembuatan buku ilustrasi bertemakan budaya khususnya lagu-lagu permainan rakyat (masyarakat Sunda) ini adalah buku
14
initidak hanya memaparkan lagu-lagu permaianan rakyat saja, tapi bagaimana dan seperti apa suasana saat permainan rakyat dimainkan. Diharapkan pembaca dapat mengembangkan ketiga ranah edukasi di atas dengan membaca buku ini.
2.2.4 Teori Musik Musik bagaikan bahasa. Lihat saja tulisan paragraph ini, terdiri dari kalimatkalimat, dan masing-masing kalimat terdiri dari kata-kata. Kata-kata ini terdiri dari huruf-huruf , dan huruf-huruf ini diambil dari abjad-abjad yang sudah dikenal. Musik juga memiliki abjad yang disebut sebagai tangga nada. Setiap nada identik dengan huruf yang nantinya bersama-sama membentuk chord. Kemudian chord bersama-sama membentuk frasa (kalimat musik). Sekumpulan frasa yang baik akan membentuk lagu yang dapat dinyanyikan. (yoyokpm.files.wordpress.com)
2.2.4.1 Nada Nada ialah bunyi yang teratur, artinya: mempunyai bilangan getar (frekuensi) yang tertentu. Tinggi rendahnya bunyi (suara) bergantung pada besar kecilnya frekuensi tersebut. Dalam musik, tinggi rendah dan panjang pendeknya nada dapat ditunjukkan dengan tanda yang disebut titik nada. Tangga nada yang paling lazim adalah tangga nada mayor, tangga nada minor, dan tangga nada pentatonik. Jadi not berfungsi sebagai huruf musik. Bila orang membunyikan huruf-huruf, kita mendengar kata-kata dan kalimat, demikian pula bila orang membunyikan huruf-huruf musik (not) dengan mulut atau instrument, kita mendengar musik. Nada dalam teori musik diatonik barat di identifikasi menjadi 12 nada yang masing-masing diberi nama yaitu C, D, E, F, G, A dan B serta nada-nada kromatis yaitu Cis/Des, ω Dis/Es,
Fis/Ges,
Gis/As,
dan
Ais/Bes.
Nada-nada
tersebut
ditempatkan tepat pada garisgaris paranada dan di antara garis-garis paranada. (http://digilib.unimed.ac.id/)
15
2.2.4.2 Birama Birama merupakan pembagian kelompok ketukan dalam waktu. Tanda birama menunjukkan jumlah ketukan dalam birama dan not mana yang dihitung dan dianggap sebagai satu ketukan. Nada-nada tertentu dapat diaksentuasi dengan memberikan tekanan (dan pembedaan durasi). Tanda birama berupa sebuah angka pecahan yang terdapat pada permulaan lagu,misalnya 3/4; 4/4; 6/8 dan sebagainya. Pembilang menunjukkan jumlah bagian ketukan (jumlah pukulan) dalam tiap-tiap birama. Sedangkan penyebut menunjukkan nilai nada dalam setiap ketukan. (http://digilib.unimed.ac.id/)
2.2.4.3 Harmoni Harmoni secara umum dapat dikatakan sebagai kejadian dua atau lebih nada dengan tinggi berbeda dibunyikan bersamaan, walaupun harmoni juga dapat terjadi bila nada-nada tersebut dibunyikan berurutan (seperti dalam arpeggio). Harmoni yang terdiri dari tiga atau lebih nada yang dibunyikan secara bersamaan disebut akord. (yoyokpm.files.wordpress.com)
2.2.4.4 Tempo Dalam dunia music kecepatan lagu disebut dengan istilah tempo. Ada lagu yang bertempo cepat, ada pula yang bertempo lambat dan sedang. Istilah yang menyatakan kecepatan lagu disebut dengan istilah tempo. (yoyokpm.files.wordpress.com)
2.2.5 Target Audience Target Audience dari pembuatan buku publikasi Lagu Permainan Rakyat Sunda ini adalah para orang tua. Buku ini akan menjadi panduan untuk para orang tua yang akan mengajakarkan isi buku ini kepada anak-anaknya.
16
Geografis Target Audience: Orang tua (terutama ibu) 25-35 tahun Status ekonomi sosial: A-B
Psikografis Target Audience : 1.
Habit : -
Meluangkan waktu bermain dan berlibur bersama anak ( bermain
di rumah, pergi ke mall, makan direstauran,
berkunjung ke took buku, ke tempat-tempat wisata yang bermanfaat bagi anak dan pergi ke museum ) -
Berpergian dengan kendaraan pribadi
-
Mencari informasi melalui media buku dan internet
-
Mengawasi aktivitas anak
-
Bersosialisasi di dunia kerja dan di lingkungan sekitarnya
-
Aktif ikut serta mendukung kegiatan belajar anak di sekolah ataupun diluar sekolah
2.
-
Mendengarkan musik saat beraktivitas
-
Hidup teratur dan rapih
-
Senang membaca
Gaya hidup : -
Berkunjung ke mall ternama di Jakarta dan kota besar lainnya
-
Modern
-
Traveling ke tempat-tempat wisata alam di Indonesia ataupun luar negri
-
Memperhatikan penampilan
-
Mendukung produk lokal
-
Berkunjung ke café-café dan resto ternama untuk makan
keluarga, -
Mengunjungi galeri-galeri art dan kebudayaan
-
Berolah raga dan mengkonsumsi makanan sehat
-
Menggunakan gadget dengan merk dan kualitas ternama untuk mendukung kegiatan
17
3.
Personality -
Aktif
-
Bersosialisasi
-
Smart
-
Kritis
-
Idealis
Demografis Target Audience : Hidup di kota-kota besar dengan spesifikasi : 1.
Family Life size : - Ayah, Ibu dengan 1-2 orang anak berusia 6-11 tahun
2.
Occupation : - Wirausaha, seniman (desainer,
penulis, musisi, pelukis, penari,
fotografer, aktor, budayawan dsb), ibu rumah tangga, karyawan, guru dan dosen 3.
Income : Rp 4.600.000 – Rp 8.000.000/bulan
4.
Religion : Umum
2.3 Data Khusus
2.3.1 Konsep buku
Secara umum, buku tentang Lagu-lagu permainan rakyat (masyarakat Sunda) yang memuaskan dari segi isi dan visual masih sangat jarang dan cenderung susah untuk ditemukan. Maka, buku publikasi kumpulan lagulagu permainan rakyat ini di buat dengan konsep visualisasi/ilustrasi agar lebih menarik dan modern bagi anak.
2.3.2 Teori Buku Diserap dari buku “New Book Design” oleh Roger Fawcett Tang (FawcettTang, 2004).Faktor yang perlu diperhatikan dalam pembuatan desain buku adalah :
18
•
Navigation
Dalam suatu buku, merupakan hal yang penting agar informasi informasi yang ingin disampaikan diletakkan dalam komposisi yang baik. •
Structure
Isi suatu buku dibentuk oleh tiga elemen desain yaitu tipografi, grid dan image.
Menurut Yongky Safanayong (Safanayong, 2006) anatomi dalam pembuatan buku secara umum dapat dibagi menjadi seperti berikut: •
Cover
Hardcover dan softcover
Jaket Buku (untuk hardcover)
Cover depan / muka
-
Judul, subjudul, pengarang / penulis / editor
-
Logo penerbit, judul seri
Punggung (tulisan dibaca dari atas ke bawah)
-
Judul, penulis
-
Logo penerbit
Cover belakang
-
Biografi penulis dan blurb
-
Barcode dan ISBN / ISSN
Flap jaket
-
Uraian singkat atau teaser copy (pada flap depan)
-
Biografi penulis dan potret (pada flap belakang)
-
ISBN
Endpaper dan inside cover depan dan belakang
•
Halaman-halaman pendahuluan (preliminary)
Preliminary blank
Half title
-
Judul (biasanya ditempatkan setelah endpaper)
-
Review, uraian singkat penulis atau teaser copy
Frontispiece (contoh : left of title page)
-
Sebuah gambar dengan keterangan (caption)
19
-
Setelah half title
Judul halaman (title page)
-
Judul, subjudul, judul seri dan penulis
-
Penerbit, tempat publikasi
Hal imprint (verso of title page)
-
© copyright nama pemilik, tahun publikasi
-
Informasi reprint : nomor reprint, tanggal
-
ISBN
-
Detail produksi, seperti nama-nama : editor, desainer, manajer produksi, percetakan
-
Colophon : detil typografis dan reproduksi, seperti jenis huruf dan kertas yang digunakan, proses pencetakan yang dipilih, edisi, fotografi, desain. (colophon bisa pada halaman bagian depan atau belakang)
Dedikasi atau kuotasi
Foreword (oleh penulis tamu)
Daftar isi, daftar ilustrasi, daftar table (diawali dengan angka romawi pada halaman isi)
Kata pengantar (disampaikan oleh penulis atau penulis tamu mengapa buku ini eksis)
Penghargaan (penulis atau penerbit berterimakasih pada contributor atau penasehat)
Bagaimana menggunakan buku ini (tidak selalu ada)
Introduksi (biasanya oleh penulis)
Glosari (apabila singkat, umumnya dibagian belakang setelah teks selesai)
Daftar singkatan yang digunakan dalam teks.
•
Teks
Halaman 1 (angka arabik mulai disini), bagian-bagian dibagi dalam bab(chapter). Halaman 1 selalu disebelah kanan (recto), bisa juga bagian dari judul, jadi apabila bab mulai dari halaman recto, halaman 3 menjadi judul bab pertama dan halaman pertama dari teks sebenarnya. Apabila bab mulai pada halaman verso (kiri) atau recto (kanan), halaman 2 akan menjadi bab judul
20
pertama dan halaman pertama teks. Halaman sub judul selalu mulai pada halaman recto (kanan). Dan sering diberi warna blok penuh untuk mengenal lebih cepat apabila pembaca membuka lembaran secara cepat. •
The endmatter
Informasi tambahan (supplement)
Appendix
Referensi (atau pada akhir tiap bab)
Glosari
Bibliografi
Indeks
Colophon (menerangkan detil produksi-peletakan optional) Yang tertulis pada preliminary, teks dan the endmatter, penerapannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan desain.
2.3.3 Teori Buku Bergambar Anak Buku bergambar merupakan media komunikasi yang kuat. Fungsi-fungsi yang bisa dimanfaatkan oleh buku cerita bergambar antaralain adalah untuk pendidikan, advertising, maupun sebagai saran hiburan. Berikut ini adalh beberapa genre mendasar buku cerita bergambar: •
Anthropomorphic (animal) Stories Adalah cerita yang bertokoh utamakan hewan atau benda-benda mati. Hewan-hewan diceritakan bisa berbicara dan berperilaku layaknya manusia.
•
Realistic stories Menampilkan tokoh-tokoh simpatis yang menimbulkan rasa empati dari anak-anak. Topik yang diceritakan biasanya tentang kehidupan nyata yang menginspirasi.
•
Magic realism Adalah gabungan dari realita dan imajinasi. Kesan petualangan seakan dimasukan dalam kegiatan sehari-hari.Segalanya mungkin terjadi dalam genre ini.
•
Tradisional Literature Meliputi dongeng, cerita rakyat, mitos, legenda, sejarah, mother
21
goose, dan fable. •
Informational (Non fiksi) Buku cerita bergambar ini merupakan alternative dari buku ensiklopedia atau sumber-sumber refrensi laninnya. Ilustrasi dan/atau foto yang ditampilkan secara menarik dan informatif dengan sumber data yang dapat dipercaya. ( repository.widyatama.ac.id )
Dalam kaitannya dengan projek tugas akhir ini, buku lagu permainan rakyat Sunda ini menggunakan genre Informational ( Non fiksi), karena buku ini akan menjadi buku bergambar dan buku refrensi untuk anak-anak mengenai budaya lagu permaina rakyat sunda.
2.3.4 Teori Ilustrasi Buku bergambar anak Menurut Martin Salisbury dalam bukunya “Illustrating Children’s Book”, ilustrasi adalah unsur penting dalam dimensi visual, karena selain memiliki kekuatan bercerita, juga menambah unsur estetik dan daya tarik. Dengan kekuatan gambar visual, sebuah informasi dapat diperjelas, didramatisir dan atraktif sehingga unsur jenuh dapat diminimalisir. Ilustrai bagi anak akan membantu mereka menikmati, menghayati, berimajinasi, dan meresapi persepsi visual yang kaya dan mengesankan.
Ilustrasi yang efektif adalah: -
Ilustrasi harus menarik dan dapat membuat anak-anak berinteraksi
-
Memberi informasi dan bersifat mendidik
-
Memuaskan dari segi isi, estetis, value
Kaitannya dengan pembuatan buku ilustrasi bertemakan lagu-lagu permainan rakyat (masyarakat Sunda) ini, adalah suasana budaya Sunda dan permainan dari lagu-lagu yang akan disampaikan secara deskriptif melalui visualisasi ilustrasi yang playfull, dengan bahasa visual yang harafiah, agar anak-anak bisa dengan mudah mengerti bagaimana permainan rakyat Sunda dimainkan dan bagaimana lagu pengiring permainan dinyanyikan.
22
2.3.5 Teori Gaya Ilustrasi Realisme dalam seni adalah salah satu aliran seni yang berupaya menceritakan sebuah karya seni secara jujur dan objektif.
Berdasarkan
pernyataan Gustave Courbet seorang pelukis realis dari Perancis, “ Lukisan adalah sebuah seni konkret yang merepresentasikan hal-hal yang memang ada ,nyata dan universal.” Bahasa visual harfiah adalah bahasa visual yang cocok digunakan dalam pembuatan karya seni realis, karena harfiah dalam seni, berarti menggambarkan sesuatu secara literal. Kaitannya dengan pembuatan buku ilustrasi bertemakan lagu-lagu permainan rakyat (masyarakat Sunda) ini, ilustrasi harus menggambarkan dengan jelas dan literal tentang bagaimana cara permainan dilakukan. ILustrasi juga dibuat secara modern dan universal, agar tidak memberikan kesan kuno, dan dapat mewakili daerah manapun (bila buku dibuat berseri). (www.metmuseum.org)
2.3.6 Teori Tipografi Dalam buku “HURUFONTIPOGRAFI”, secara tradisional istilah tipografi berkaitan erat dengan
setting huruf dan pencetakannya. Pengaruh
perkembangan teknologi digital yang sangat pesat pada masa kini membuat maknanya makin meluas. Kini tipografi dimaknai sebagai segala disiplin yang berkenaan dengan huruf. (Rustan, 2010) Tipografi merupakan suatu ilmu dalam memilih dan menata huruf dengan pengaturan
penyebarannya
pada
ruang-ruang
yang
tersedia
untuk
menciptakan kesan tertentu, sehingga dapat menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin.
Serif, huruf jenis ini memiliki sirip (serif) dengan berbagai macam bentuk dengan ketebalan yang sama atau hampir sama. Biasanya berbentuk lancip pada ujungnya. Kesan yang ditimbulkan oleh huruf ini adalah klasik, anggun, bersejarah, mewah dan dewasa.
Kaitannya dengan Kaitannya dengan pembuatan buku ilustrasi bertemakan lagu-lagu permainan rakyat (masyarakat Sunda) ini, adalah penggunaan Jenis
23
font Serif sesuai dengan konsep visual yang diinginkan penulis,yaitu font ini akan memberikan kesan klasik modern.
2.3.7
Teori Warna
Color is a visual sensation that involves three elements: a light source, an object, a viewer. Dalam bahasa Indonesia, warna merupakan fenomena yang terjadi karena adanya tiga unsur yaitu Cahaya, Objek dan observer (dapat berupa mata kita ataupun alat ukur). Di dalam ruang yang gelap dimana tidak ada cahaya, kita tidak bisa mengenali warna. Demikian juga jika kita menutup mata, maka kita tidak dapat melihat warna suatu objek, sekalipun ada cahaya. Begitu juga halnya bila tidak ada suatu objek yang kita lihat, maka kitapun tidak bisa mengenali warna. (Anne Dameria, 2007:10)
Mata manusia bersifat subjektif. Sebuah warna objek yang sama dapat memberikan persepsi warna yang berbeda bagi setiap orang. Hal-hal yang mempengaruhi persepsi seseorang dalam melihat warna antara lain : warna background gambar, usia/jenis kelamin, kondisi fisik mata seseorang, perbedaan emosional, besar kecil suatu objek, dan juga sudut pandang. (Anne Dameria, 2007;12)
Kaitannya dengan pembuatan buku ilustrasi bertemakan lagu-lagu permainan rakyat (masyarakat Sunda) ini, adalah warna yang digunakan dalam ilustrasi akan menciptakan sebuah persepsi bagi pembaca. Pembaca bisa membuat sebuah persepsi emosional dari ilustrasi, sebuah sudut pandang, apakah objek merupakan anak-anak ataukah orang dewasa dan sebagainya melalui warna yang terdapat pada sebuah buku ilustrasi.
2.3.8
Grid
Semua pekerjaan desain melibatkan pemecahan masalah, pemberian solusi baik secara visual maupun pengelompokkan. Gambar dan symbol, kumpulan teks, headlines, semuanya mempunyai perannya masing-masing untuk mengkomunikasikan pesan. Grid hadir sebagai pendekatan sederhana yang menyatukan semua elemen tersebut berdasarkan buku “Making and Breaking the Grid” oleh Timothy Samara (Samara, 2007). Pemakaian grid untuk
24
kebutuhan desain yang memuat begitu banyak informasi seperti pada membuat layout buku yang termuat begitu banyak informasi akan sangat memudahkan dan mempercepat pengerjaan. Pembagian jenis sistem Grid secara umum adalah sebagai berikut: 1.
Manuscipt Grid
2.
Column Grid
3.
Modular Grid
4.
Hierarchical Grid
Dalam kaitannya dengan projek tugas akhir ini, penulis menggunakan system grid column dengan membagi layout menjadi 4 bagian per halaman, agar pembaca yaitu anak-anak dapat dengan mudah membaca buku, dan dapat mengikutin hirarki bacaan dengan baik.
2.3.9
Isi buku
Kumpulan Lagu-lagu permainan rakyat (masyarakat Sunda) 1.
Ja Leu Leu Ja
Ja leuleu ja Tulak tuja eman gog Seureuh leuweung bay Jambe kolot (je) bug Ucing katinggang songsong ngek
Tahukah kamu: Dahulu kala, pada jaman revolusi,lagu ini diciptakan sebagai kode rahasia perang oleh para pejuang, untuk menyampaikan berita-berita. Ja leu lu ja berarti ada berita. Saat ini Ja leu leu ja adalah lagu permainan rakyat Sunda yang dinyanyikan saat memanggil teman-teman untuk bermain dan berkumpul disuatu tempat.
2.
Cing Ciripit
Cing ciripit Tulang bajing kacapit Kacapit ku bulu pare Bulu pare seuseukeutna
25
Jol pa dalang mawa wayang Jrek-jrek nong, jrek-jrek nong
Tahukah kamu: Lagu ini biasa digunakan untuk menentukan pemburu dalam sebuah permainan kejar-kejaran. Si pemburu nantinya wajib menangkap salah satu teman yang berlarian.
Cara bermain : Pertama salah satu teman di pilih untuk membuka telapak tangannya. Yang lainnya, menaruh jari telunjuk di atas telapak tangan tersebut. Ketika lagu cing ciripit selesai dinyanyikan, telapak tangan dengan cepat menangkap salah satu telunjuk. Jika ada jari yang tertangkap, maka ia yang menjadi pemburunya.
3.
Ayang-Ayang Gung
Ayang ayang gung, gung . . Gung goongna rame, me . . Menak ki mas tanu, nu . . Nu jadi wadana, na . . Naha mana kitu, tu . . Tukang olo-olo, lo . . Loba anu giruk, ruk . . Ruket jeung kumpeni, ni . . Niat jadi pangkat, kat . . Katon kagorengan, ngan . . Ngantos kanjeng dalem, lem . . Lempa-lempi lempong Jalan ka Batawi ngemplong
Tahukah kamu: Ayang-ayang gung merupakan lagu pengiring dari permainan ucing peungpeun,
26
Gambaran permainan : Lagu ini merupakn lagu pengiring permainan anak-anak yaitu permainan ucing
peungpeun
‘kucing
yang
ditutup
matanya’.
Adapun
cara
memainkannya yakni anak-anak yang kira-kira berjumlah 10 orang (1 orang diantaranya menjadi kucing) membuat lingkaran dengan jalan saling berpegangan tangan, sedangkan yang menjadi kucing ditutup matanya dan ditempatkan di tengah-tengah lingkaran. Anak-anak yang berpegangan tangan berjalan mengelilingi “yang menjadi kucing” sambil menyanyikan lagu ayang-ayang gung Sedangkan yang menjadi ‘kucing’ ditutup matanya menanti selesainya lagu yang disuarakan bersama oleh calon-calon mangsanya. Disini kucing benar-benar mendengar suara calon mangsanya, untuk kemudian diterkanya.
4.
Oray-orayan
Oray-orayan, luar leor mapay sawah Entong kasawah parena keuh sedang beukah Mending ge teuleum di leuwi lona ni mandi Saha nu mandi anu mandi na pandeuri
Tahukah kamu: Oray (bahasa Sunda) dalam bahasa Indonesia adalah ular. maka itu, dalam permainan ini, kita berbaris menyerupai ular.
Cara bermain: Buatlah barisan yang terdiri dari 7-20 anak, masing-masing memegang bahu temannya yang di depan. (yang tertinggi menjadi kepala, yang terkecil menjadi ekor yang harus ditangkap oleh kepala). Setelah itu kepala memimpin barisan mulai berjalan meliuk-liuk seperti ular berjalan sambil menyanyikan lagu orayorayan. Saat lagu selesai dinyanyikan, kepala mulai mengejar ekor, bila ekor tertangkap, maka ia akan menjadi kepala dan kepala mundur ke barisan kedua.
5.
Slepdur-Slepdur
Slep dur, slep dur Dilas dipan dipan debur
27
Kahijina kaduana Katiluna kaopatna Kalimana kagenepna Katujuhna nu pandeuri
Tahukah kamu: Permainan slepdur-slepdur ini lebih dikenal dengan permainan ular naga saat ini. Kata slepdur berasal dari bahasa belanda yaitu sleepdeur yang artinya pintu/terowongan kereta.
Cara bermain : Tentukan 2 teman yang akan menjadi terowongan kereta. Lalu mereka saling berhadapan dan mengangkat kedua tangan yang membentuk sebuah terowongan kereta. Lalu sisanya buatlah barisan yang terdiri dari 7-20 anak, masing-masing memegang bahu temannya yang di depan. Lalu mulai berjalan melewati terowongan sambil bernyanyi. Saat lagu slepdur-slepdur selesai dinyanyikan, terowongan akan turun dan menangkap siapa saja yang sedang lewat. Pemain yang tertangkap tidak ikut bermain lagi.Barisan mulai berjalan lagi hingga seluruh barisan habis tertangkap. . 6.
Perepet jengkol
Perepet jengkol jajahean Kadempet kohkol jejeretean
Tahukah kamu: Walaupun namanya perepet jengkol, tapi permainan ini tidak menggunakan jengkol. Dulu, anak-anak Sunda memainkannya saat malam hari saat bulan sedang terang menyala. Cara bermain : Buatlah kelompok, yang terdiri dari 3 orang. Lalu masing-masing saling membelakangi dan saling berpegangan tangan ataupun merangkul. Setelah itu, salah satu kaki diangkat lalu dikaitkan ke kaki teman yang diangkat juga. Lalu lagu dinyanyikan, sambil melompat-lompat berputar ke kanan/kekiri sesuai kesepakatan dan bertepuk tangan. Lama-kelamaan, putaran akan semakin
28
cepat. Bila ada yang terjatuh, permainan tetap dilanjutkan, dan mulai mengaitkan kaki kembali. Tidak ada yang menang dan kalah dalam permainan ini.
7.
Prang pring
Prang pring, prang pring Sabuluh-buluh gading Si Gading ka Sunda perang Nya perang di Pangadegan Pur . . . . puyuh angge-angge pelak jambe Kucubung kuruwek dugel Ari gudel ka si jindel
Tahukah kamu : Arti kata dari prang pring adalah habis. Berdasarkan cerita orang dahulu, lagu permainan ini diciptakan sebagai peringatan bahwa suatu saat nanti tanah sunda akan dijajah habis-habisan oleh orang yang berkulit kuning, yaitu Jepang. Dan terbukti setelah itu Indonesia di jajah oleh jepang selama 3 setengah tahun.
Cara bermain: Jumlah pemain biasanya 3 sampai 7 orang. Pertama-tama anak-anak duduk dan berjejer kesamping sambil kaki di luruskan. Pemimpin permainan duduk di tengah deretan. Lalu pemimpin menepuk kaki pemain satu persatu sambil bernyanyi. setiap tepukan sama dengan satu kata dari lirik lagu. Ketika kaki seorang teman ditepuk saat lagu habis, maka satu kakinya harus dilipat. Permainan akan berakhir ketika semua kaki sudah terlipat.
8.
Tokecang
Tokecang-tokecang Maling pendil tosblong Angeun kacang angeun kacang Sapendil kosong
29
Tahukah kamu : Lagu tokecang digunakan sebagai lagu untuk permainan anak-anak. Tetapi sering juga dinyanyikan sebagai lagu penghibur, karena iramanya yang riang dan gembira.
Cara bermain: Anak-anak berjumlah 3-5 anak membuat lingkaran menghadap ke dalam sambil berpegangan tangan lalu menyanyikan lagu tokecang. Sambil bernyanyi kita bergerak maju mundur dengan tangan diayunkan. Ketika menyebut maling pendil tosblong, tubuh kita segera berbalik ke luar tapi tetap mebuat lingkaran. Lalu ketika menyebut sapendil tosblong, tubuh kita kembali berbalik seperti semula.
9.
Eundeuk-Eundeukan
Eundeuk-eundeukan lagondi Meunang peucang sahiji Leupas deui ku nini Beunang deui ka aki Terjemahan : Goyang-goyangan lagondi Mendapat kidang Satu lepas lagi oleh nenek Tertangkap lagi oleh kakek
Tahukah kamu: Eundeuk-eundeukan berarti enjot-enjotan. Lagu ini biasa dinyanyikan anakanak sunda saat sedang membantu orang tua di sawah/ladang, ataupun menjaga hewan ternak. Cara bermain : Carilah sebuah pohon yang tidak terlalu tinggi, dan kuat untuk dipanjat. Apabila kita melihat hewan ternak yang terpisah dari kawanan, mulai bernyanyi sambil menggoyangkan pohon, untuk memberi tanda kepada orang tua. Setelah asik bernyanyi dan menggoyangkan pohon, biasanya anak-anak sunda akan melompat ke sebuah sungai yang dangkal, dan bermain air disana.
30
10.
Cing Cangkeling
Cing cangkeling Manuk cingkleung cindeten Plos ka kolong Bapak Satar Buleneng
Tahukah kamu: Lagu Cing cankeling merupakan lagu yang digemari anak-anak Sunda, namun bukan merupakan lagu pengiring permainan. Lagu ini biasa dinyanyikan anakanak saat mereka berkumpul atau ketika mereka sedang menggembalakan ternaknya di sawah atau di ladang. Biasanya lagu tersebut dinyanyikan sambil bersenda gurau untuk mengisi waktu luang dan menghilangkan rasa bosan.
11.
Ambil-Ambilan
+ Ambil-ambilan turugtug hayam samantu - Saha nu diambil kami mah teu boga incu boga ge anak pahatu + Si . . . (sebut nama salah seorang anak) kadieu, pahatu ge keun bae, Purah nutu purah ngejo, purah ngasakan baligo, purah calik dina lampit - Nyerieun sukuna, kacugak ku kaliage + Aya ubarna, urat guling campurage, tiguling nyocolandage Tahukah kamu: Lagu ambil-ambilan merupakan pengiring dari permaianan anak-anak yang bernama ambil-ambilan juga. Kata ambil yang dalam bahasa Indonesia berarti mengambil, merupakan bahasa melayu (Indonesia), Karena dahulu bahasa melayu dijadikan bahasa perantara antar suku bangsa.
Cara bermain : Anak-anak berjumlah 7-8 pemain memilih siapa yang akan menjadi pemimpin permianan yang akan menjadi si pengambil. Lalu rombongan lainnya berbaris berjejer terpisah dari si pengambil. Setelah itu terjadi Tanya jawab seperti lirik lagu. BIla mengatakan “nyocolan dage” maka si anak yang disebut namanya tadi diambil dan berlari kecil menghampiri si pengambil. Permainan akan berakhir sampai anak-anak habis diambil.
31
12.
Pacublek-cublek uang
Pacublek-cublek uang Uangnya manggul lenteng Butata-butiti Si Tata wara-wiri Tangsi nona, tangsi babah Si Sidin mau kawin Gamelan jegar-jegur Ambil penghuluna Ta’em, ta’em, ta’em
Tahukah kamu: Pacublek-cublek uang berarti uang yang selalu bertambah.
Cara bermain: Siapkan batu
dengan ukuran yang tidak terlalu besar. Anak-anak yang
berjumlah 5-7 anak mengundi siapa yang akan menjadi jojodog yaitu tempat untuk melaksanakan
permainan.
Bagi
yang menjadi jojodog
badan
dibungkukkan, kakinya ditekuk sehingga dengkulnya dapat menahan perut, keduan tangan menopang badan sebatas sikunya dan kepalanya di tundukkan. Sehingga bagian punggung yang menjadi jojodog
mendatar. Para pemain
duduk mengelilingi jojodog dan salah satu tangannya ditaruh terbuka di atas punggung jojodog. Sedangkan pemegang batu menaruh batu di tangan kanan dan tangan kirinya ditaruh di atas punggung jojodog seperti pemain lain. Lalu sambil lagu dinyanyikan pemegan batu menggerakkan tangan kanannya seolah-olah menaruh batu ke setiap tangan yang terbuka. Pada saat lagu yang disuarakan itu sampa pada kata ta’em.. ta’em…. Maka serentak semua tangan para pemain itu mnegepal dan di taruh pada mulutnya (menutup mulut masingmasing). Maka si jojodog bangun dan menerka di tangan siapa batu itu berada.
32
2.3.10 Analisa SWOT 1.Sternght (Kekuatan) - lagu permainan rakyat Sunda sangat menarik untuk dikemas menjadi sebuah buku ilustrasi untuk anak-anak, karena memiliki 2 konten yang menarik bagi anak-anak, yaitu lagu dan permainan. - Buku ini memiliki ilustrasi yang menarik yang menggambarkan suasana dan bagaimana lagu permainan rakyat Sunda ini dimainkan. - Buku ini memberi kesan kegembiraan secara visual bagi anak-anak.
2. Weakness (Kelemahan): - Beberapa lagu dan permainan memiliki arti yang rumit untuk di visualisasikan. - Visualisasi harus tetap di sertai dengan penjelasan agar, anak-anak lebih mengerti.
3. Opportunity (Peluang): - Belum ada yang membuat buku ilustrasi untuk kumpulan lagu-lagu permainan rakyat dengan kualitas visual yang baik. - Peminat budaya tradisional dan buku ilustrasi cukup banyak. - Sebagian besar anak-anak gemar membaca buku, terutam buku bergambar.
4. Threat (Ancaman): - Buku ini kemungkinan tidak akan digubris oleh masyarakat yang tidak mempunyai ketertarikan akan seni dan budaya tradisional ataupun buku bergambar/ ilustrasi. -
Harus
berhadapan
dengan
buku-buku
ilustrasi
dari
luar
negeri.
33