BAB 2 DATA DAN ANALISIS
2.1 Data dan Literatur Data dan literatur yang digunakan oleh penulis untuk membuat karya ini didapat dari
berbagai media, antara lain, buku, internet, dan video. Literatur-literatur tersebut
digunakan oleh penulis sebagai sumber yang memperkuat data teori maupun data visual dalam pembuatan animated series ini. 2.1.1 Buku 1. “Science Comic : WHY – Microorganisme” oleh Soon Bong Hyo 2. “Hello Kitty – Sirkus” oleh Sanrio 3. “Menjadi Penulis Skenario Profesional” oleh Sony Set & Sita Sidharta 4. “Desain Komunikasi Visual: Teori dan Aplikasi” oleh Rakhmat Supriyono 5. “Membuat Komik: Rahasia Bercerita Dalam Komik, Manga, dan Novel Grafis” oleh Scott Mc Cloud 6. “Sinematografi: Panduan Usaha Mandiri” oleh Etsa Indra Irawan dan Laelasari 7. [E-Book] “The Animator’s Survival Kit” oleh Richard Williams 8. “Psikologi Kepribadian : Edisi Revisi” oleh Alwisol
2.1.2 Video 1 Moyasimon : Tales of Agriculture 2. Dora The Explorer 3. Sanrio Cinnamoroll – The Animation
2.1.3 Link Artikel Internet 1.”Banyak Sinetron Anak Sekolah hanya melecehkan dan tidak mendidik”
3
4
http://pendidikan.infogue.com/banyak_sinetron_anak_sekolah_hanya_melecehka n_da n_tak_mendidik 2.”Memompa Motivasi Belajar Anak” http://www.kidnesia.com/Kidnesia/Sekitar-Kita/Pengetahuan-Umum/MemompaMotivasi-Belajar-Anak 3. http://en.wikipedia.org/wiki/Animation 4. http://en.wikipedia.org/wiki/Microorganism 5.”Film Kartun sebagai media pembelajaran anak anak” http://wyw1d.wordpress.com/2010/01/15/film-kartun-sebagai-mediapembelajaran/ 6.” Sekilas Tentang Animasi Indonesia” http://raispictures.com/main/index.php?option=com_ content&task=view&id=45&Itemid=26 7.”Moyasimon : Tales of Agriculture” http://en.wikipedia.org/wiki/Moyasimon 8. http://www.balebengong.net/topik/budaya/2007/08/18/buruknya-sinetronbagi-anak-2.html 9. http://mangafox.me/manga/moyashimon/ 10.”University of Science Oregon : Microorganism Databse” http://www.ohsu.edu/pathinfo/orglist.php?s=20&np=6
2.1.4 Apa itu Mikroorganisme Menurut Buku Ilmu Pengetahuan Alam untuk kelas X, Mikroorganisme adalah organisme yang berukuran sangat kecil sehingga untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan.Mikroorganisme disebut juga organisme mikroskopik. Mikroorganisme seringkali bersel tunggal (uniseluler) maupun bersel banyak (multiseluler) . Namun, beberapa protista bersel tunggal masih terlihat oleh mata telanjang dan ada beberapa spesies multisel tidak terlihat mata telanjang.Virus juga termasuk ke dalam mikroorganisme meskipun tidak bersifat seluler. Mikroorganisme berbeda dengan sel makrooganisme.Sel makroorganisme tidak bisa hidup bebas di alam melainkan menjadi
5
bagian dari struktur multiselular yang membentuk jaringan, organ, dan sistem organ. Sementara, sebagian besar mikrooganisme dapat menjalankan proses kehidupan dengan mandiri, dapat menghasilkan energi sendiri, dan bereproduksi secara independen tanpa bantuan sel lain.
2.1.5 Jenis Jenis Mikroorganisme Mikroorganisme sendiri terbagi lagi menjadi berbagai macam jenis,yang lebih dikenal oleh masyarakat kita sebagai Bakteri Baik dan Bakteri Jahat.Dalam kesempatan ini, Penulis akan mengangkat beberapa jenis Bakteri yang sekiranya dapat dikenalkan kepada anak anak,berikut beberapa bakteri yang akan penulis angkat berdasarkan dari data yang sudah penulis kumpulkan:
-
Alternaria alternate : Mikroorganisme ini menyebabkan munculnya bintik bintik hitam pada tumbuhan dedaunan yang didiamkan pada udara terbuka pada suhu ruangan yang lembab.dalam waktu yang lama,Mikroorganisme ini juga merupakan salah satu penyebab infeksi saluran pernafasan dan penyakit asma pada manusia.
Gambar 2.1 Mikroorganisme Bakteri Alternaria alternate -
Acetobacter aceti : Mikroorganisme ini merupakan mikroorganisme yang sering digunakan untuk bahan fermentasi minuman serta dalam pembuatan cuka.
6
Gambar 2.2 Mikroorganisme Bakteri Acetobacter aceti
-
Aspergillus oryzae: Mikroorganisme ini merupakan Mikroorganisme yang digunakan pada proses fermentasi kecap,serta digunakan untuk menghasilkan soda dalam minuman soda.
Gambar 2.3 Mikroorganisme Bakteri Aspergillus oryzae -
Lactobacillus bulgaricus: Mikroorganisme bakteri yang dibutuhkan untuk mengolah susu menjadi Yoghurt.Bakteri ini sangat baik untuk metabolisme saluran pencernaan manusia.
Gambar 2.4 Mikroorganisme Bakteri Lactobacillus bulgaricus
7
-
Penicillium chrysogenum : Mikroorganisme yang sangat berguna dalam dunia kedokteran,digunakan untuk yang sangat berguna dalam dunia kedokteran,digunakan sebagai obat antibiotic,karena Mikroorganisme bakteri ini telah diuji dapat mematikan mikrorganisme bakteri yang merugikan tubuh dan yang menyerang system ketahanan tubuh.
Gambar 2.5 Mikroorganisme Penicillium chrysogenum
-
Pediococcus pentosaceus : Mikroorganisme bakteri ini berguna dalam proses fermentasi sayur sayuran menjadi Asinan,bakteri ini jugalah yang mernyebabkan rasa asam yang terdapat dalam asinan sayuran.
Gambar 2.6 Mikroorganisme Pediococcus pentosaceus
-
Trichophyton rubrum : Mikroorganisme bakteri ini merupakan bakteri yang menyebabkan timbulnya penyakit kutu air dan juga Kurap pada tubuh.
8
Gambar 2.7 Mikroorganisme Trichophyton rubrum
2.1.6 Pengertian Animated Series Menurut Wikipedia, Animated Series adalah sebuah kartun atau animasi yang ditayangkan secara berkala dan pada waktu yang telah ditentukan dengan judul utama yang biasa nya saling berkaitan satu sama lain.Biasanya dalam Animated Series, setiap episodenya mempunyai persamaan dalam tema dan karakter. Untuk penayangan pada stasiun televisi,biasanya disesuaikan antara satu dan yang lainnya.
2.1.7 Perkembangan Psiko-Sosial Anak Menurut psikolog Erik H. Erikson, perkembangan manusia terbagi menjadi 8 tahap , yaitu: 1.
Fase Bayi (0-1 tahun) Aspek Psikoseksual: Sensori Oral (mendapat dan menerima) Krisis Psikososial: Kepercayaan >< Kecurigaan Virtue: Harapan Ritualisme-ritualisme: Keramat >< Pemujaan Pada tahap ini adalah pengembangan dari rasa percaya diri seorang anak dan yang menjadi fokus utamanya adalah panca indera.
2.
Fase Anak-Anak (1-3 tahun) Aspek Psikoseksual: Otot Anal-Uretra Krisis Psikososial: Otonomi >< malu dan ragu Virtue: Kemauan Ritualisme-ritualisme: Bijaksana >< Legaisme
9
Pada tahap ini, anak-anak akan mengalami masa “membangkang” dan nakal. Di tahap ini pula anak mengembangkan kemampuan motorik dan mental yang dipengaruhi oleh lingkungan dan orang disekitarnya. 3.
Usia Bermain (3-6 tahun) Aspek Psikoseksual: Perkelaminan-Gerakan Konflik Psikososial: Inisiatif >< Perasaan Berdosa Virtue: Tujuan-sengaja Ritualisme-ritualisme: Dramatik >< Impersonasi Keingintahuan anak akan sesuatu dan inisiatif anak sangatlah besar pada tahap ini.
4.
Usia Sekolah (6-12 tahun) Aspek Psikoseksual: Terpendam (laten) Krisis Psikososial: Ketekunan >< Inferiorita Virtue: Kompensasi Ritualisme-ritualisme: Formal >< Formalisme Pada usia ini anak sudah termotivasi untuk belajar
5.
Adolesen (12-20 tahun) Aspek Psikoseksual: Pubertas Krisis Psikososial: Identitas dan Kekacauan Identitas Virtue: Kesetiaan Ritualisme-ritualisme: Ediologi >< Totalisme Pada tahap ini muncul kenakalan-kenakalan remaja yang umumnya disebabkan oleh pencarian jati diri
6.
Dewasa Awal (20-30 tahun) Aspek Psikoseksual: Perkelaminan Krisis Psikososial: Keakraban >< Isolasi Virtue: Cinta Ritualisme-ritualisme: Afiliasi >< Elitism Pada masa ini manusia mulai memikirkan tentang cinta
7.
Dewasa (30-65 tahun)
10
Aspek Psikoseksual: Prokreativita Krisis Psikososial: Generativa >< Stagnasi Virtue: Kepedulian Ritualisme-ritualisme: Generasional >< Otoritisme Manusia menempatkan diri di tengah masyarakat dan bertanggung jawab terhadap perbuatan mereka di tahap ini 8.
Usia Tua ( >65 tahun) Aspek Psikoseksual: Generalisasi Sensualitas Krisis Psikososial: Integritas >< Putus asa Virtue: Kebijaksanaan (wisdom) Ritualisme-ritualisme: Integral >< Sapentisme Pada tahap ini, manusia lebih terfokus untuk merawat generasi selanjutnya dan cara berpikir mereka pun sudah lebih bijaksana
Berdasarkan data mengenai Psikologi manusia di atas,Penulis akan mengambil target usia 5 -7 tahun,yaitu tahapan transisi dimana usia anak masuk dari tahap bermain menujut tahap pembelajaran,dimana berdasarkan data tersebut, Usia Bermain adalah masa dimana anak anak mulai belajar mengenal lingkungan sekitar dengan metode observasi, dan selain itu anak anak pada tahapan usia bermain lebih tertarik dengan sesuatu yang bergerak secara konstan dan interaktif, Sehingga Metode pembelajaran yang dianjurkan untuk anak pada tahapan Usia Bermain ini adalah Metode Observasi,yaitu metode pembelajaran dimana pemberian materi pembelajaran kepada anak anak melalui bermain dan pace cerita yang lumayan cepat, selain itu tidak lupa bahwa pada tahapan usia 6 – 12 adalah tahapan dimana aspek psikologi anak-anak sudah mulai masuk dalam tahap pembelajaran, sehingga selain melalui media pembelajaran yang menyuguhi anak-anak dengan tayangan yang menyenangan, Penulis pun akan menyisipkan unsur edukasi yang penting juga.
2.1.8 Animasi
11
Animasi adalah gabungan dari gambar gambar yang berurutan (sequence) dalam format 2D atau 3D yang menghasilkan sebuah ilusi gerak. Biasanya, ilusi gerak ini ditampilkan dalam bentuk video. 2.1.8.1 Sejarah Animasi Kata animasi berasal dari kata “to animate yang berarti “menghidupkan”. Maka, secara harafiah, kata “animasi” sendiri berarti menghidupkan, menggerakkan atau membuat kelihatan (seakan-akan) hidup suatu benda mati dengan memberikan gerakan atau emosi kepada benda mati tersebut. Akan tetapi, bila ditelusuri lebih lanjut lagi, akar kata animasi berasal dari bahasa Latin, animātiō, yang berarti “suatu kegiatan yang menghidupkan” (membuat hidup), berasal dari gabungan from animō ("to animate" or "give life to") + -ātiō ("the act of"). Pada zaman dahulu, animasi sudah dapat ditemukan melalui lukisan-lukisan yang ada di dinding gua yang diperkirakan dilukis pada periode paleolithikum (Zaman Batu Tua), yang banyak menggambarkan lukisan hewan dengan banyak kaki,yang diyakini sebagai persepsi dari gerakan. Sekitar abad ke 19 di Eropa, munculah mainan yang bernama Thaumatrope, yang terbuat dari karton tebal berbentuk cakram yang pada kedua sisi kiri dan kanannya diikat seutas tali. Pada kedua permukaan kartonnya terdapat gambar burung dalam sangkar. Apabila talinya ditarik secara bersamaan, maka akan terlihat sebuah ilusi dimana burungnya akan terlihat bergerak dan terbang. Setelah itu, pada tahun 1880-an, Jean Marey memotret secara berurutan seekor burung yang sedang terbang, hal inilah yang kemudian menjadi cikal bakal dari kamera film hidup. Tahun 1892, Emile Reynauld menemukan Praxinoscope, yang merupakan rangkaian gambar animasi yang diproyeksikan dengan menggunakan cermin. Alat ini kemudian menjadi cikal bakal dari proyektor film di bioskop. Lalu pada tahun 1909, di Amerika Serikat, Winsor McCay membuat animasi terkenalnya yang berjudul “Gertie the Dinosaur” yang penceritaannya menggunakan interaksi antara manusia dengan tokoh kartunnya. Winsor McCay juga menemukan teknik rumusan film, dimana pada setiap 1 detik durasi terdapat 16 gambar.
12
Animasi terus berkembang pesat di Amerika Serikat terutama pada tahun 1913 hingga 1920 an, pada masa itu juga menghasilkan beberapa animasi pelopor lainnya seperti “Koko the Clown” oleh Max Fleischer dan “Felix the Cat” oleh Pat Sullivan. Kedua tokoh tersebut memperkenalkan teknik animasi yang dikenal dengan Cell Shading, yang menggunakan lembaran tembus pandang dari bahan celluloid. Lalu banyak animator pemula yang bermunculan, seperti Lotte Reineger dari Jerman yang pada tahun 1919 mengembangkan teknik animasi dengan bayangan, lalu ada Bertosch (1930) dari Perancis dengan animasi yang menggunakanfigur yang berasal dari potongan-potongan kayu, George Pal dari Belanda yang menggunakan boneka sebagai figure untuk animasinya pada tahun 1934, dan Alexsander Ptushko dari Rusia yang membuat animasi “The New Gulliver” pada tahun 1935 dengan menggunakan boneka. Tahun 1930an merupakan tahun yang paling penting bagi perkembangan animasi. Hal ini ditunjukkan dengan munculnya film animasi bersuara yang dipelopori oleh Walt Disney dengan film animasi “Mickey Mouse”, “Donald Duck”, dan “Silly Symphony” yang diproduksi pada tahun 1928 hingga 1940. Kemudian pada tahun 1931, Disney membuat film animasi berwarna pertama yang berjudul “Flowers and Trees” dan film kartun terpanjang pada tahun 1938 yang berjudul “Snow White and Seven Dwarfs”.
2.1.9 Buruknya Sinetron Anak Anak jaman sekarang bagi perkembangan Anak Sinetron pada jaman sekarang selalu melibatkan cerita kisah cinta dan romansa yang sebenarnya belum layak dipertontonkan kepada anak anak.Seperti pada contoh Sinetron “ Yang Masih Di Bawah Umur” yang mengusung tema persahabatan dan kehidupan sehari hari anak SD dan SMP.Dalam cerita tersebut,disisipkan banyak sekali adegan dan penceritaan yang sebenarnya tidak layak ditampilkan pada anak anak seusia SD dan SMP,seperti anak SD yang sudah berpacaran dan mengenal arti patah hati dan cinta.Serta tidak ada nilai moral positif yang dapat diambil. Tak jarang akhirnya banyak anak usia SD lantas heboh bercerita dan berandai-andai memiliki seorang pacar di
13
tempat ia belajar. Dan tentunya hal ini dapat berpengaruh kepada psikologis sang anak kelak.
2.1.9 Moyasimon : Tales of Agriculture Penulis terinspirasi untuk membuat Animated Series yang bertemakan tentang mikro organisme setelah membaca Manga Jepang yang dikarang oleh Masayuki Ishikawa yang berjudul “Moyasimon : Tales of Agriculture”. Manga tersebut menceritakan tentang Seorang Mahasiswa Jurusan Pertanian di Jepang yang yang mampu melihat
Mikroorganisme. Manga tersebut menceritakan tentang kehidupan
sehari hari Mahasiswa tersebut berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
Gambar 2.6 “Moyasimon – Tales of Agriculture” oleh Masayuki Ishikawa 2008
2.3 Data Produk 2.3.1 Sinopsis Untuk hasil akhirnya, penulis ingin membuat sebuah animasi berseri yang Berjudul “ Micoba “,Animasi ini akan memiliki konsep gabungan antara Animasi “Sanrio : Cinnamoroll” dan “Dora the Explorer”,dimana anak anak akan diajak Diajak untuk berpetualang bersama sang tokoh utama mengenali lingkungan sekitar dan mengenal Mikroorganisme yang ada di lingkungan sekitar kita.Untuk desain karakter,
14
Konsepnya akan mirip seperti karakter pada animasi “Sanrio : Cinnamoroll” dengan menggunakan Karakter Mikroorganisme yang didesain sesuai selera anak anak yang lucu. 2.3.2 Style Untuk bentuk animasinya, penulis ingin menggunakan animasi 3D dengan karakter karakter bakteri imajinatif yang lucu dan disukai oleh anak anak
2.3.2.1 Karakter Berikut adalah referensi yang digunakan Penulis sebagai proses pencarian bentuk karakter dan watak yang akan digunakan dalam serial animasi ini.
1. Mico Seorang anak laki laki berusia 5 tahun yang penuh dengan rasa ingin tahu yang tinggi terhadap lingkungan sekitarnya.
Gambar 2.7 Referensi karakter Mico
2. Koko Kakak Mico yang sedang duduk di kelas 6 SD, Memiliki pengetahuan yang cukup luas. Tetapi ada kalanya Koko sering berargumen dengan Mico mengenai banyak hal.
15
Gambar 2.8 Referensi karakter Koko
3. Mama Mico Tokoh pembimbing dalam serial animasi ini, yang bisa menjawab rasa keingintahuan Mico
Gambar 2.9 Referensi karakter Mama Mico
4. Acto Bakteri
tokoh utama, dan juga berperan sebagai reccuring character,atau
karakter yang muncul setiap episode. Yoyo adalah karakter bakteri yang polos dan baik hati yang berasal dari minuman Yoghurt. Adapun Acto herasal dari keluarga bakteri yang membantu proses terjadinya Yoghurt, Acto tidak suka dan tidak tahan berada di tempat yang panas.
16
Gambar 2.10 Referensi karakter Acto
5. Casei Bakteri pembantu, dan merupakan teman dekat dari Acto, Casei merupakan bakteri yang berasal dari minuman Yakult.Casei adalah karakter yang pemberani dan kuat yang selalu menjaga Mico. Serta senang bermain dengan Acto
Gambar 2.11 Referensi karakter Casei
6. Python Bakteri antagonis dalam serial ini. Pyto senang berada di tempat yang kotor dan banyak sampah. Pyto sangat senang berusaha membuat Mico bermain di tempat yang kotor supaya ia bisa membuat Mico sakit.
17
Gambar 2.12 Referensi karakter Python
2.3.2.2 Environment Latar tempat dalam cerita ini adalah Rumah kediaman Mico dan Ibunya, dan taman bermain di dekat rumah Mico.
Gambar 2.13 Referensi environment
2.3.2.3 Mood Warna Berikut ini adalah referensi mood warna yang akan digunakan oleh Penulis untuk menciptakan Mood warna yang sesuai dengan keinginan Penulis.
18
Gambar 2.14 Referensi mood warna
2.4 Target Audience 2.4.1 Target Primer Demografi: Laki-laki / Perempuan, Anak-anak berusia 5 -8 tahun, status ekonomi B hingga A Psikografi: mempunyai keinginan untuk belajar dan mengenal sekitarnya Geografi: Berada di kota besar 2.4.2 Target Sekunder Demografi: Laki-Laki/ Perempuan berusia 25 tahun ke atas (orang tua), status ekonomi B hingga A Psikografi: mempunyai keinginan untuk memberikan tontonan yang mendidik kepada anak anaknya Geografi: Berada di kota besar
2.5 Faktor Pendukung & Penghambat 2.5.1 Faktor Pendukung 1. Tingginya minat masyarakat, terutama anak-anak dengan tayangan animasi 2. Karakter-karakter yang lucu dan interaktif umumnya disukai anak-anak 3. Cara penyampaiannya dibuat semudah dan semenarik mungkin sehingga Disukai oleh anak anak 4. Sebagai salah satu alternatif pembelajaran untuk anak-anak
19
5. Kurangnya tayangan yang mendidik di stasiun tv swasta Indonesia
2.5.2 Faktor Penghambat 1. Sudah ada animasi edukasi untuk anak-anak 2. Ada acara animasi lain yang mungkin lebih menarik perhatian anak-anak 3. Stereotype masyarakat tentang animasi dalam negeri yang kualitasnya tidak sebanding dengan kualitas animasi luar 4. Anak-anak sekarang kurang berminat dengan program stasiun tv lokal dikarenakan isi tayangannya kebanyakan ditujukan untuk orang dewasa
2.6 Analisis Perbandingan 2.6.1 Analisis Perbandingan Animasi Luar Penulis mengambil beberapa judul Film Serial Animasi Anak anak sebagai sampel pembanding dan Analisis, Esensi apa saja yang ada di dalam masing masing serial Animasi yang ditargetkan kepada anak anak.Adapun Penulis mengambil beberapa judul film Animasi serial anak anak antara lain sebagai berikut : -
Sanrio : Cinnamoroll – The Animated Series
Serial Animasi anak anak yang diciptakan oleh Sanrio Land Studio ini mengusung tema yang mengajarkan anak anak mengenai kelakuan dan moral yang
baik.Dari
menyimpulkan
cara bahwa
berceritanya
yang
sederhana
dan
ringan,penulis
pada setiap episode yang ditayangkan, pada awal
cerita,Audience disuguhkan dengan karakter utama ataupun terkadang Recurring Character yang tengah melakukan aktivitas maupun berinteraksi dengan karakter lainnya, kemudian di pertengahan cerita,timbul konflik permasalahan yang terjadi diantara karakter- karakter yang ada, biasanya setelah konflik permasalahan terjadi akan ada solusi yang yang diberikan oleh karakter pihak ketiga,yang kemudian pada akhirnya akan mendamaikan kedua belah pihak yang sedang mengalami konflik. Untuk penokohan karakter, penulis menyimpulkan bahwa semua karakter yang mendapatkan peran protagonist. Walaupun
20
demikian, masing masing karakter memiliki watak yang berbeda dan semua itu ditunjukkan melalui gesture dan tindakan mereka.Adapun dari pemilihan mood warna yang digunakan, penulis menemukan bahwa warna-warna yang digunakan cenderung menggunakan warna yang soft dan cerah seperti warna-warna pastel.
-
Pororo the Little Penguin “Pororo The Little Penguin” adalah serial animasi yang diciptakan oleh Iconix Entertaintment Korea, yang menceritakan tentang kehidupan seharihari seekor Pinguin yang bernama Pororo dengan teman-temannya. Dari hasil analisa penulis, penulis mendapatkan sebuah pola yang kurang lebih sama dengan serial animasi Sanrio Cinnamoroll – The Animated Series. Pola tersebut mengenai pace cerita yang terdapat dalam masing masing episode serial animasi ini, yaitu pada permulaan cerita biasa menampilkan aktivitas yang tengah dijalani sang tokoh utama, baik secara Individual maupun dengan interaksi dengan karakter lain. Kemudian timbul sebuah konflik, baik konflik antara diri sendiri maupun dengan karakter yang lain. Untuk mood warna sendiri, penulis menemukan bahwa mood warna yang digunakan cenderung berwarna soft. Apabila sang karakter berada di lingkungan atau environment yang memiliki mood warna yang gelap, maka mood warna tersebut masih menggunakan warna warna yang cukup terang,tetapi masih memiliki esensi gelap itu sendiri.
-
Pocoyo Pocoyo adalah Serial Animasi yang diciptakan oleh Zinkia Entertainment, yang menceritakan tentang seorang bocah berusia 4 tahun yang bernama Pocoyo. Pocoyo adalah seorang bocah yang penuh rasa ingin tahu dan senang berinteraksi serta bermain bersama teman-temannya. Dari hasil analisa penulis, didapatkan satu kesamaan lagi, yaitu pemakaian warna. Warna yang digunakan adalah warna-warna pastel dan soft, baik untuk karakter maupun lingkungan sekitarnya. Untuk animasinya sendiri, baik karakter Pocoyo
21
maupun teman-temannya menggunakan banyak sekali gerakan, dan gerakan yang digunakan cenderung cepat dan lincah. Dari hasil analisa ini, dapat penulis simpulkan bahwa anak-anak cenderung menyukai gerakan yang energik dan continous.
Berdasarkan dari hasil pengamatan dan analisis penulis dari ketiga serial animasi yang diambil dari 3 negara yang berbeda ini, penulis dapat menyimpulkan bahwa mood warna yang dipakai untuk serial animasi dengan target audience anak-anak adalah mood warna yang cerah dengan menggunakan warna-warna yang pastel,sedangkan untuk alur penceritaan, penulis dapat menyimpulkan bahwa setiap episode memiliki sebuah konflik, baik konflik tersebut terlihat secara nyata maupun tidak. Kemudian untuk animasi, berdasarkan analisa Penulis dari animasi Pocoyo dan Pororo the Little Penguin, Penulis dapat menyimpulkan bahwa gerakan animasi yang digunakan adalah gerakan yang cenderung cepat dan continous, karena menurut psikolog Erik H. Erikson, anakanak dengan usia antara 3-6 tahun masih dalam tahap fase aspek psikoseksual gerakan, dimana pada fase tersebut, anak-anak cenderung lebih mudah menangkap dan belajar sesuatu melalu pergerakan, dan pergerakan yang cenderung disukai anak-anak adalah gerakan yang energik dan cepat, sesuai dengan tahapan usia anak-anak 3-6 tahun,yaitu fase dimana anak-anak pada usia tersebut cenderung aktif bergerak. 2.6.2 Analisis Perbandingan Animasi Indonesia Adapun Penulis melakukan riset dan analisis terhadap animasi Indonesia, baik dalam hal tema maupun target audience, berikut daftar judul Serial Animasi buatan Indonesia yang dapat Penulis temukan : -
Meraih Mimpi
-
Petualangan Si Jaka
-
Cerita dan Lagu Anak Islam (Series)
-
Aku Tahu (Series)
-
Tupi dan Ping-Ping (Series)
-
Hebring (Series)
-
Kabayan Lip Lap (Series)
22
-
Broken
-
Jagoan
-
Si Huma (Series)
-
911 Rescue Team (Series)
-
Petruk Show
-
Menaklukkan Setan Melalui Doa (Series)
-
Bersama Ella dan Ello (Series)
-
Bersama Diva (Series)
-
Petualangan Didi Tikus
-
Petualangan Paddle Pop : Begins
Setelah melakukan analisis dan pengamatan terhadap semua judul film yang telah penulis kumpulkan di atas.dapat Penulis simpulkan bahwa belum ada film serial animasi yang mengangkat topik tentang Bakteri maupun Biologi. Selain itu, adapun film serial animasi edukasi, serial animasi tersebut merupakan serial animasi dengan tema religius dan petualangan, seperti serial animasi Cerita dan Lagu Anak Islam, Menaklukkan Setan Melalui Doa dan Aku Tahu yang mengusung tema Islami, Adapun 911 Rescue Team dan Bersama Ella dan Ello mengusung tema petualangan. Maka dari ini, Penulis melihat sebuah peluang untuk menciptakan sebuah serial animasi yang mengusung tentang ilmu pengetahuan, lebih spesifiknya lagi bakteri, karena memang belum ada animasi Indonesia yang mengangkat topik ini.