2 Bab 2 Data dan Analisa
2.1 Sumber Data
Dalam proses perancangan buku ini, Penulis menggunakan data-data yang berasal dari sumber-sumber berikut ini. Sebagian besar data-data yang didapat Penulis, tujuannya adalah untuk mengerti tren desain grafis yang sedang berjalan di dunia publikasi ilustrasi, seperti layout apakah yang kerap kali dipakai dalam desain situs web, jenis-jenis typeface, dan contoh-contoh ilustrasi yang nantinya akan dijadikan referensi Penulis selama proses desain. 2.1.1 Artikel elektronik, website, forum. • http://inspirasi-renunganpagi.blogspot.com/2012/01/berbagi-hidup-demikebahagiaan-bersama.html • http://rumahsakit.unair.ac.id/artikel_rumahsakit8.html • http://www.smallcrab.com/others/228-hal-hal-yang-dapat-anda-lakukanuntuk-bahagia • http://www.ngobrol.net/2011/12/24/10-racun-psikolog-dalam-diri/ • www.behance.net • www.tumblr.com 2.1.2 Buku Literatur Berikut adalah sumber buku yang digunakan penulis untuk mendukung datadata selama proses perancangan buku ini. Buku-buku berikut ini berkategori filosofi, dan cukup memiliki nama di masyarakat internasional sehingga bisa menjadi referensi yang sesuai dalam proses desain saya. • 100 Simple Secrets of Happy People oleh David Niven, Ph.D. • 14.000 Things to be Happy About oleh Barbara Ann Kipfer 2.1.3 Buku Visual • Never Use More Than Two Different Typefaces oleh Page One • Communication Arts Magazine • The Fundamentals of Illustration oleh Lawrence Zeegan / Crush 2.1.4 Narasumber Demi matangnya data yang didapat, saya juga mewawancarai seorang narasumber yang ahli dibidang ini: • Dr. Yossy Agustanti Indradjaja, SpKJ Spesialisasi: Psikiatris 2.1.5 Survey Dalam penulisan buku ini, Penulis juga menyebarkan survei secara online untuk mengetahui kebiasaan belanja dan pandangan mahasiswa Jakarta (yang
3 menjadi target utama buku ini) mengenai kebahagiaan. Data-data survei bisa dilihat di artikel 2.4 di laporan ini. 2.1.6 Wawancara Dari hasil wawancara dengan Dr. Yossy Agustanti Indradjaja, SpKJ, bahagia atau tidaknya seseorang bukan karena situasi, orang lain, ataupun barang, tetapi bahagia itu adalah bagaimana pola pikir kita memilih untuk bahagia. Beberapa faktor yang membentuk pola pikir seseorang adalah: • Pola asuh • Kepribadian • Trauma-trauma Dari pola pikir ini, akan menentukan bagaimana emosi yang keluar dari diri kita. Bila kita berfikir negatif, emosi kitapun akan menjadi negatif. Bila kita perfikir positif, emosi kitapun akan menjadi positif juga. Kuncinya bukan untuk menahan emosi di dalam diri, tapi mengubah pola pikir kita. Emosi yang tertahan akan membuat kita meledak suatu hari nanti. Emosi yang terus-menerus kita ekspresikan akan membuat kita tenang, tergantung dari cara penyampaian emosi tersebut, bisa dengan curhat dengan teman, atau menuliskan masalah-masalah yang kita alami. Cara-cara ini bisa menenangkan pikiran, menghilangkan stress, dan membuat pikiran kita positif lagi. Kebahagiaan adalah pilihan, mind over matter.
2.2 Fakta
Jakarta memiliki tingkat polusi dan kemacetan yang tinggi sehingga warganya rawan terkena depresi. Tingkat depresi tinggi ini juga karena ketidakseimbangan infrastruktur yang ada. Untuk mendapatkan kualitas hidup yang baik atau menjadi kota yang layak huni adalah adanya keseimbangan antara ruang terbuka yang hijau (green / open space), jalanan/infrastruktur dan pembangunan gedung. "Kualitas hidup di Jakarta rendah karena ketiga hal tersebut tidak seimbang, di Jakarta green / open spacenya hanya 13% padahal idealnya adalah 33%," ujar M. Ridwan Kamil selaku urban planner dalam acara peluncuran Phillips The '+' Project di Hotel Shangrila, Jakarta, Selasa (29/11/2011). Ridwan yang juga dosen di ITB menuturkan kadar stres orang Jakarta tinggi karena tidak memiliki tempat yang terbuka, jadi banyak warga Jakarta yang hidup di lingkungan tidak layak. Tapi jika ada ruang terbuka yang hijau seperti taman maka orang bisa berjalan atau bersepeda untuk menghilangkan stres. Kota yang layak huni meliputi berbagai kebutuhan dasar seperti akses terhadap air layak minum, ketersediaan makanan bergizi, serta akses terhadap layanan kesehatan dan pendidikan yang berkualitas. Kelayakan ini juga diukur berdasarkan faktor
4 keamanan,
kenyamanan,
solidaritas
masyarakat
dan
energi.
Sementara itu Samuel Mulia selaku lifestyle expert menuturkan seseorang memiliki kehidupan yang sehat jika ia bebas dari penyakit, merasa aman dan nyaman baik secara fisik, mental, dan sosial, serta memiliki hidup yang panjang dengan melakukan pemeriksaan dini secara menyeluruh dan spesifik. "Mulailah dengan peduli terhadap diri sendiri, karena jika orang tidak peduli dengan dirinya maka ia akan makan sesuka hati, maka suatu saat nanti akan berdampak buruk bagi dirinya sendiri," ujar Samuel. Dengan melakukan pola hidup yang sehat serta tinggal di kota yang layak maka seseorang akan mendapatkan status kesehatan dan juga kesejahteraan yang baik, sehingga kualitas hidupnya pun akan meningkat.
Gambar 2.2 Fakta tentang stress
Sayangnya banyak orang merasa malu ketika mengetahui dirinya mengalami depresi dan merasa wajib menyembunyikan sakit mereka di depan orang lain. Tindakan ini justru membuat kondisi mereka semakin parah dan sulit diatasi. Bila Anda atau keluarga Anda sedang berjuang mengatasi depresi, segera lah bertindak! Hal yang wajar bila kita merasa ‘stres’ atau ‘sedih’ pada saat mengalami hal-hal yang menyedihkan, misalnya kehilangan pekerjaan, gagal dalam usaha, ditipu, dan lain-lain. Stres dan rasa sedih berkelanjutan akan menjadi perasaan tertekan terus tanpa sebab yang jelas, bisa jadi ini menjadi tanda adanya depresi. Apakah saya menderita depresi? Gejala utama: • Perasaan sedih atau tidak nyaman hampir setiap hari. • Kehilangan minat atau kesenangan yang kentara terhadap semua hal.
5 •
Perasaan mudah lelah atau kehilangan energi hampir setiap hari
Gejala lainnya: • Kehilangan atau kenaikan berat badan yang bermakna. • Kesulitan untuk tidur atau terlalu banyak tidur hampir setiap hari. • Kesulitan konsentrasi hampir setiap hari. • Perasaan tidak berharga atau rasa bersalah yang berlebihan hampir setiap hari. • Pikiran yang berulang-ulang tentang kematian, ide bunuh diri atau percobaan bunuh diri Bila dari gejala di atas, sedikitnya memenuhi 2 gejala utama dan 2 gejala lainnya selama lebih dari 2 minggu maka memenuhi kriteria depresi. Depresi terbagi 2 depresi ringan bila mengakibatkan gangguan ringan pada hidup kita dan mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas berat. Depresi berat bila gejala-gejala jelas mengganggu fungsi pekerjaan, aktivitas sosial dan hubungan dengan orang lain atau bila disertai pikiran atau percobaan bunuh diri. Apa yang terjadi pada tubuh kita bila kita depresi? • Berat badan menurun atau meningkat. • Mudah letih sehingga aktivitas berkurang. • Sulit konsentrasi. • Gangguan kesehatan karena daya tahan tubuh menurun • Perubahan hormon misalnya menstruasi tidak teratur, menopause dini, dll. • Gatal-gatal, maag, sakit kepala, pegal-pegal, dll • Stres membuat radikal bebas dalam tubuh kita meningkat sehingga mudah terjadi penyakit keganasan, dll Kenapa kita bisa depresi ? Faktor biologis, psikososial dan spiritual merupakan penyebab depresi. Ini disebabkan interaksi antara ketiganya. Adanya masalah yang cukup berat bisa menyebabkan gangguan keseimbangan kimia otak sehingga terjadi penurunan serotonin. Menimbulkan perasaan tidak nyaman sampai depresi. Obat-obatan seperti obat darah tinggi golongan reserpin; obat-obat atau jamu rematik, makanan, air dan udara yang mengandung logam berat, dapat menyebabkan depresi. Ada pula penyakit-penyakit seperti kencing manis, thyroid, keganasan dan kondisi premenopause/menopause dan lansia rentan mengalami depresi. Apakah saya bisa sembuh dari depresi? Untuk membantu penyembuhan diperlukan obat untuk mempertahankan kadar serotonin di dalam otak misalnya obat golongan SSRI Berbagai pendapat miring timbul di masyarakat seakan depresi sulit sembuh misalnya ‘Ngapain berobat ke Psikiater, saya kan ga gila’. Konseling, latihan keterampilan dalam menghadapi masalah dan psikoterapi lainnya dapat membantu mengatasi depresi. Author : dr. Yossy Agustanti Indradjaja, SpKJ 2.3 Data Buku
6
2.3.1 Asal Usul Pemilihan Nama Buku ‘All Roads Lead to Happiness’ Berarti; Banyak Jalan Menuju Kebahagiaan. Judul ini saya pilih karena pada kenyataannya, memang banyak cara untuk meraih kebahagiaan. Dan yang saya jabarkan di buku ini adalah cara-cara sederhana menghilangkan stress. Yang sering terjadi pada masyarakat adalah, ketika mereka stress, mereka mengambil cara yang tidak tepat untuk menghilangkannya. Ambil contoh, merokok. Tidak hanya merokok merusak kesehatan tubuh perokok aktif, tapi juga mengganggu dan merusak tubuh perokok pasif di sekitar mereka. Buku ini akan membantu mereka untuk menyadari bahwa ada cara-cara sederhana namun sehat untuk bahagia. 2.3.2 Garis Besar Daftar Isi Buku ‘All Roads Lead to Happiness’ Secara garis besar, ini buku ini terbagi dari enam segmen: • Introduction - Dedication page - Kata pengantar - Daftar isi • Chapter 01: Aktifitas Berisikan aktifitas harian yang dapat membantu mengalihkan pikiran tertekan dan membuat tubuh lebih rileks. • Chapter 02: Makanan Berisikan makanan yang terbukti secara ilmiah dapat mengurangi kadar stress dan meningkatkan rasa bahagia. • Chapter 03: Olahraga Berisikan kegiatan olahraga yang dapat membantu menghilangkan stress dan sekaligus menjaga penampilan pembaca agar tetap fit dan bugar. • Chapter 04: Warna Berisikan warna-warna yang dapat mencerahkan hari pembaca. Bisa digunakan sehari-hari pada pakaian dan aksesoris. • Chapter 05: Liburan Berisikan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan selama liburan. • Penutup - Kesimpulan - Daftar pustaka 2.3.3 Data Buku ‘All Roads Lead to Happiness’ • Format : 20 cm x 20 cm • Jumlah halaman : 150 halaman
7 • Kisaran harga : Rp 200.000,2.3.4 Data Penerbit Kompas Gramedia pertama kali didirikan oleh Petrus Kanisius Ojong (P.K. Ojong), kemudian diteruskan oleh Jakob Oetama, dan hingga saat ini dipegang oleh Agung Adiprasetyo sebagai Chief Executive Officer. Para pendiri Kompas Gramedia ini memiliki visi untuk berperan serta dalam pengembangan intelektual masyarakat Indonesia, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan masa depan mereka. Disamping itu juga bertujuan untuk mendorong minat baca masyarakat Indonesia, sehingga kehidupan mereka dapat berubah melalui kekuatan pengetahuan. Jakob Oetama dan apa yang menjadikan Grup Kompas Gramedia seperti saat ini diawali dengan kerendahan hati. Bp. Oetama mengawali karirnya sebagai wartawan dengan hasrat untuk menyampaikan informasi dan pengetahuan untuk masyarakat. Dengan pemikiran ini, ia menerbitkan untuk pertamakalinya majalah Intisari pada tahun 1963 dengan Bp. P.K.Ojong. Majalah ini mirip versi Bahasa Indonesia dari Reader's Digest dan terbukti sangat sukses. Majalah ini masih diterbitkan sampai saat ini. Dua tahun kemudian pada tanggal 28 Juni 1965, Ia dan Bp. Ojong memulai sebuah koran harian Kompas. Kompas telah menjadi koran yang paling banyak dibaca di Indonesia dengan sirkulasi terluas. Atas keberhasilan usaha tersebut, Bp. Oetama juga segera merambah dunia penerbitan, percetakan dan usaha retail buku dan majalah. Tak bisa dipungkiri bahwa distribusi merupakan mata rantai yang lemah dalam dunia bisnis di Indonesia. Penerbit dan percetakan saja tidaklah cukup untuk dapat mendistribusikan produk secara merata ke seluruh pelosok tanah air. Itulah sebabnya Kelompok Kompas Gramedia (KKG) mendirikan jaringan toko buku, dengan maksud memperkuat penyebaran produk, tanpa berkeinginan untuk lepas dari jaringan distribusi yang ada. Maka pada tahun 1970, toko buku Gramedia pertama dibuka untuk bisnis di Jalan Gajah Mada, Jakarta. Bisnis ini cukup bagus dan berkembang pesat. Saat ini, Gramedia memiliki 99 toko buku yang tersebar di seluruh kepulauan Indonesia. Toko Buku Gramedia didirikan 02 Februari 1970 oleh P.K. Ojong, dengan misi Ikut serta dalam upaya mencerdaskan bangsa dengan menyebarluaskan penegtahuan plus informasi melalui berbagai sarana usaha ritel dan distribusi buku, alat sekolah dan kantor serta produk multimedia, ditandai dengan pelayanan unggul, manajemen proaktif dan perilaku bisnis yang sehat.
2.4 Hasil Survey Survei terhadap target audience dilakukan dengan merancang form yang menggunakan fitur Google Docs dan secara random diberikan kepada rekan-rekan Penulis melalui Facebook dan Twitter. Total responden: 52 2.4.1 Jenis Kelamin
8 Pria
: 50%
Wanita
: 50%
2.4.2 Usia 16 – 20
: 25%
21 – 25
: 71%
26 – 30
: 4%
>31
: 0%
2.4.3 Pekerjaan Mahasiswa
: 88%
Pegawai negeri / swasta
: 10%
Wirausaha
: 2%
2.4.4 Apakah Anda suka membaca buku? Iya
: 81%
Tidak
: 19%
2.4.5. Jika tidak, mengapa? “Sedikit visual yang disajikan” “Saya baca buku kalau benar-benar mencari sesuatu yang teoritis” “Bosan dan capek lihat tulisan doang” 2.4.6 Apa yang paling membuat Anda stress? Macet
: 60%
Tugas
: 53%
Pekerjaan : 33% Keluarga
: 14%
Teman
: 2%
Percintaan : 31% Waktu
: 27%
Polusi
: 24%
Uang
: 27%
2.4.7 Apa yang pertama kali anda lakukan saat anda dilanda stres & tertekan?
9 “Tidur” “Olahraga” “Travelling” “Beribadah” “Mendengarkan musik” dll 2.4.8 Menurut anda, definisi 'bahagia' itu seperti apa? “Ketika hobi jadi profesi dan menghasilkan uang.” “Bahagia adalah ketika kita merasa cukup akan sesuatu yang kita miliki, disitu sebenarnya kebahagian yang jarang disadari.” “Disaat semua orang di dunia tidak saling mengkotak2an groupnya.” “Gampangnya masakan agar menjadi lezat, nikmat dan enak ntuk disantap memerlukan bgitu banyak bumbu, pedas, asam, manis, dan pahit..begitu juga hidup.. Intinya dinikmati dengan tulus.” “Bebas.” dll 2.4.9 Apakah menurut anda perlu untuk dibuatnya buku yang berisikan caracara meredakan stres anda dan berbahagia? Iya
: 71%
Kurang yakin
: 21%
Tidak
: 8%
2.4.10 Dari skala 1 - 5, apa anda sudah merasa bahagia dengan hidup anda? 1: 0% 2: 6% 3: 40% 4: 44% 5: 10%
2.5 Data Target
Berikut ini merupakan target sasaran penulis dalam komunikasi visual pada buku ‘All Roads Lead to Happiness’: 2.5.1 Geografi • Wilayah
: Kota-kota besar di Indonesia, khususnya DKI Jakarta
10 •
Iklim
: Tropis
2.5.2 Demografi • • • • • •
Gender : Pria dan wanita Usia : 20 – 25 tahun Kewarganegaraan : Indonesia Pekerjaan : Mahasiswa dan pekerja kantoran Pendidikan : SMA, S1, S2, dan setara Strata sosial : B – A+
2.5.3 Psikografi •
Personality • Mandiri • Sudah berpenghasilan sendiri • Peka terhadap sekitar • Senang bereksplorasi
•
Behaviour • Berkegiatan aktif • Jadwal padat • Senang berkelompok
2.6 Analisa Data 2.6.1 Faktor Pendukung Faktor pendukung dalam perancangan komunikasi visual ini adalah tema yang diangkat menarik, tidak komplikatif, dan permasalahan ini umum dialami masyarakat Jakarta. 2.6.2 Faktor Penghambat Faktor penghambat dalam perancangan komunikasi visual ini adalah banyak yang mengindahkan hal-hal kecil seperti ini. 2.6.3 Faktor S.W.O.T • Strength Memiliki konten yang lebih lengkap dan spesifik, dengan visualisasi yang baik karena buku yang sudah beredar di pasaran hanya buku verbal tanpa visual. • Weakness Kurangnya kepedulian masyarakat terhadap hal-hal kecil. • Opportunity Membantu mengurangi kadar stres pada masing-masing individu. • Threat
11 Banyaknya buku-buku lain dengan tema yang serupa.
2.7 Kompetitor / Pembanding Selama proses survey saya dibeberapa toko buku dan internet, saya mendapatkan buku yang membahas tema yang serupa, yaitu: • 100 Simple Secrets of Happy People oleh David Niven, Ph.D. • 14.000 Things to be Happy About oleh Barbara Ann Kipfer