BAB 2
DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Penulis menggunakan data yang diperoleh dari beberapa sumber, antara lain buku, internet, interview, dan beberapa video referensi untuk visual. Sumber data tersebut digunakan untuk membantu penulis dalam pembuatan animasi dokumenter ini. . 2.1.1 Buku Buku-buku yang digunakan antara lain “Riwayat Hidup Para Kudus” (Mary Reed Newland), “ Orang Kudus Sepanjang Tahun” (Mgr. Nicolaas Martinus Schneiders, CICM), “Architecture-Defining Structures” (Sandra Forty), “Gombrich On The Renaissance Volume 3: The Heritage of Apelles” (E.H Gombrich), “Gombrich On The Renaissance Volume 4: New Light on Old Masters” (E.H. Gombrich).
2.1.2 Internet selain dari buku penulis juga mencari referensi dari internet sepertiWikipedia.org, Youtube.com,Katolisitas.org, Yesaya.indocell.net dan website yang lainnya.
2.1.3 Survey Survey dilakukan dengan menyebarkan angket kepada beberapa orang muda pada saat event Sathora Cup berlangsung pada tanggal 11 Maret 2012 sebanyak 50 orang.
2.2 Data Umum 2.2.1 Animasi
Animasi, atau lebih akrab disebut dengan film animasi, adalah film yang merupakan hasil dari pengolahan gambar sequence 2D ataupun 3D sehingga menjadi gambar yang bergerak. Pada awal penemuannya, film animasi dibuat dari berlembar-lembar kertas gambar yang kemudian di"putar" sehingga muncul efek gambar bergerak. Dengan bantuan komputer dan grafika komputer, pembuatan film animasi menjadi sangat mudah dan cepat. Bahkan akhir-akhir ini lebih banyak bermunculan film animasi 3 dimensi daripada film animasi 2 dimensi. 3
4 Wayang kulit merupakan salah satu bentuk animasi tertua di dunia. Bahkan ketika teknologi elektronik dan komputer belum ditemukan, pertunjukan wayang kulit telah memenuhi semua elemen animasi seperti layar, gambar bergerak, dialog dan ilustrasi musik.
2.2.1.1 Sejarah Animasi Kata “animasi” sendiri sebenarnya penyesuaian dari kata “animation”, yang berasal dari kata dasar “to animate”, dalam kamus umum inggris-indonesia berarti menghidupkan. Secara umum animasi merupakan suatu kegiatan menghidupkan, menggerakkan benda mati. Suatu benda mati diberikan dorongan, keuatan, semangat dan emosi untuk menjadi hidup dan bergerak, atau hanya berkesan hidup.
Sebenarnya sejak jaman dulu, manusia telah mencoba menganimasi gerak gambar binatang mereka, seperti yang ditemukan oleh para ahli purbakala di gua Lascaux Spanyol Utara, sudah berumur dua ratus ribu tahun lebih mereka mencoba untuk menangkap gerak cepat lari binatang, seperti celeng, bison, atau kuda, digambarkannya dengan delapan kaki dalam posisi yang berbeda dan bertumpuk.
Orang Mesir kuno menghidupkan gambar mereka dengan urutan gambar-gambar para pegulat yang sedang bergumul, sebagai dekorasi dinding. Dibuat sekitar tahun 2000 sebelum Masehi.
Lukisan Jepang kuno memperlihatkan suatu alur cerita yang hidup, dengan menggelarkan gulungan lukisan, dibuat pada masa Heaian (794-1992). Kemudian muncul mainan yang disebut Taumatrope sekitar abad ke-19 di Eropa, berupa lembaran cakram karton tebal, bergambar burung dalam sangkar, yang kedua sisi kiri kanannya diikat seutas tali, bila dipilin dengan tangan akan memberikan santir gambar burung itu bergerak.
Hingga ditahun 1880-an, Jean Marey menggunakan alat potret beruntun merekam secara terus menerus gerak terbang burung, berbagai manusia dan binatang lainnya. Sebuah alat yang menjadi cikal bakal kamera film hidup yang berkembang sampai saat ini. Dan ditahun 1892, Emile Reynauld mengembangkan mainan gambar animasi yang disebut Praxinoscope, berupa rangkaian ratusan gambar animasi yang diputar dan diproyeksikan pada sebuah cermin menjadi suatu gerak film, sebuah alat cikal bakal proyektor pada bioskop.
5
Kedua pemula pembuat film bioskop, berasal dari Perancis ini, dianggap sebagai pembuka awal dari perkembangan teknik film animasi.
Sepuluh tahun kemudian setelah film hidup maju dengan pesatnya diakhir abad ke-19. Ditahun 1908, Emile Cohl pemula dari Perancis membuat film animasi sederhana berupa figure batang korek api. Rangkaian gambar-gambar blabar hitam (black line) dibuat di atas lembaran putih, dipotret dengan film negative sehingga yang terlihat figure menjadi putih dan latar belakang menjadi hitam.
Sedangkan di Amerika Serikat, Winsor McCay membuat film animasi “Gertie the Dinosaur” pada tahun 1909. Figure digambar blabar hitam dengan latar belakang putih. Menyusul di tahun-tahun berikutnya para animator Amerika mulai mengembangkan teknik film animasi disekitar tahun 1913 sampai pada awal tahun 1920-an. Max Fleischer mengembangkan “KO KO The Clown” dan Pat Sullivan membuat “Felix The Cat”. Rangkaian gambar-gambar dibuat sesederhana mungkin, dimana figure digambar blabar hitam atau bayangan hitam bersatu dengan latar belakang blabar dasar hitam atau dibuat sebaliknya.
McCay membuat rumusan film dengan perhitungan waktu, 16 kali gambar dalam tiap detik gerakan. Flescher dan Sullivan telah memanfaatkan teknik animasi cell, yaitu lembaran tembus pandang dari bahan seluloid (Cellucoid) yang disebut “cell”.
Pemula lainnya di Jerman, Lotte Reineger di tahun 1919 mengembangkan film animasi bayangan, dan Bertosch dan Perancis, di tahun 1930 membuat percobaan film animasi potongan dengan figure yang berasal dari potongan-potongan kayu.
George Pal memulai menggunakan boneka sebagai figure dalam film animasi pendeknya, pada tahun 1934 di Belanda. Dan Alexander Ptushko dari Rusia membuat film animasi boneka panjang “The New Gulliver” di tahun 1935. Di tahun 1935 Len Lye dari Canada, Memulai menggambar langsung pada film setelah memasuki pembaharuan dalam film berwarna melalui film “Colour of Box”. Perkembangan teknik film animasi yang terpenting, yaitu disekitar tahun 1930an. Dimana muncul film animasi bersuara yang dirintis oleh Walt Disney dari Amerika Serikat, melalui film
6 “Mickey Mouse”, “Donald Duck” dan Silly Symphony” yang dibuat selama tahun 1928 sampai 1940.
Pada tahun 1931 Disney membuat film animasi warna pertama dalam filmnya “Flower and Trees”. Dan film aniamsi kartun panjang pertama dibuat Disney tahun 1938, yaitu film “Snow White and Seven Dwarf”.
Demikian asal mula perkembangan taknik film animasi yang terus berkembang dengan gaya dan ciri khas masing-masing pembuat di berbagai Negara di Eropa, Amerika dan merembet sampai Negara-negara di Asia. Terutama di Jepang, film kartun berkembang cukup pesat di sana, hingga pada dekade tahun ini menguasai pasaran film animasi kartun di sini dengan ciri dan gayanya yang khas. 2.2.1.2 Animasi di Indonesia Perjalanan animasi di Indonesia juga tidak jauh berbeda. Puluhan tahun yang lalu, di Sulawesi Selatan dan di Papua juga sudah ditemukan cave painting yang bercerita tentang binatang buruan atau hal-hal yang berbau mistis. Wayang, yang jelas-jelas cikal bakal lahirnya animasi berasal dari Indonesia. Ternyata Indonesia juga punya sejarah animasi. Di akhir tahun 80-an menjelang 90-an awal ditandai munculnya beberapa perusahaan animasi yang menerima order dari luar negeri seperti Asiana Wang Animation (kerja sama dengan Wang Film Animation, Taiwan) yang bergaya Disney, sedangkan untuk gaya Jepang/ Anime ada Evergreen, Marsa Juwita Indah di Bali, dan lain-lain. Lalu dilanjutkan dengan munculnya Red Rocket di Bandung, Bening di Yogyakarta, Tegal Kartun, dstnya hingga muncul di tahun 90-an, beberapa perusahaan animasi yang juga mengerjakan animasi 3D seperti Kasatmata, Matahari Studio (lebih ke game animation), dan generasi baru anak-anak nongkrong MTV seperti Wahyu Aditya dengan Hello motion-nya.
Beberapa tokoh animator di Indonesia
seperti Dwi Koendoro (dengan Pailul-nya), Gotot Prakosa yang senimator (seniman animator di IKJ), Pak Suyadi/ Pak Raden & Pak Denny Djunaid di era munculnya TV swasta pertama (sejaman dengan munculnya RCTI) untuk iklan chiky, Poppy Palele yang mendalangi para animator di Red Rocket, lalu beberapa nama yang membuat animasi 3D seperti Mas Chandra, untuk JANUS; film layar lebar gabungan life shoot dan 3D, Deddy Syamsuddin untuk berbagai
7 animasi iklan teve, hingga yang terbaru para animator yang tengah menyiapkan animasi layar lebar Sing to the Dawn, dari Infinite Frameworks Batam. Sebetulnya talent untuk animator di Indonesia sangat banyak dan maju, hanya saja tidak didukung oleh mangement yang kuat dan rapi, namanya juga seniman harus didukung banyak orang sekaligus industri yang berhubungan langsung dengan pemerintah dan tenaga kerja agar karya animasi bisa bergaung di dalam dan sekaligus di luar negeri. Animator Indonesia sudah biasa menggambar atau membuat wayang kulit maupun wayang golek, leluhur kita piawai dalam membuat candi & pura, sehingga gambar detail dan indah bukan masalah bagi masyarakat Indonesia. Sekarang ini, di Jakarta jauh lebih susah/ langka mencari animator 2D (yang berstandard internasional) dibandingkan mencari animator 3D, beberapa animator 2D yang handal, kini bergabung dengan rumah produksi maupun post production, yang mengerjakan TV commercial dan lain-lain. Munculnya AINAKI (Asosiasi Animasi Industri dan Konten), perlu didukung oleh semua personil yang terlibat dalam mengembangkan animasi di negeri tercinta ini, karena beberapa wadah animasi lainnya di Indonesia rata-rata tidak bisa bertahan lama.
2.3 Data dan Literature 2.3.1 Orang Kudus
Orang Kudus atau yang lebih dikenal dengan istilah santo dan santa adalah gelar yang diberikan kepada seseorang yang ‘sangat kudus’. Santo atau santa adalah orang yang sangat baik dan memiliki kebiasaan berbuat baik kepada semua orang. Namun tidak semua orang dapat menjadi santo/santa. Perlu proses panjang kanonisasi dan penyelidikan baru akhirnya gereja katolik memberikan gelar kepada seseorang sebagai orang kudus.
Saat ini jumlah orang kudus yang tercatat kurang lebih 412 orang, belum ditambah yang beberapa tahun belakangan ini baru disahkan yang sebelumnya masih beato. Di gereja Ortodoks sendiri tercatat lebih dari 10.000 orang kudus karena mereka tidak perlu melewati proses kanonisasi seperti gereja Katolik Roma yang memerlukan proses panjang hingga ratusan tahun penyelidikan sampai akhirnya seseorang diberikan gelar sebagai orang kudus.
8 2.3.2 Santo Filipus Neri
Gambar 1. Santo Filipus Neri
Filipus Romolo Neri atau lebih dikenal dengan nama Filipus Neri lahir di kota Florence, Italia pada tanggal 21 atau 22 Juli 1515 (menurut beberapa sumber). Keluarga Filipus aslinya berasal dari Castlefranco namun telah hidup beberapa generasi di Florence. Ayahnya bernama Leonardo Neri dan ibunya Lucrezia merupakan golongan bangsawan yang miskin. Ibunya meninggal pada saat Filipus berusia lima tahun. Ayahnya sendiri bekerja sebagai seorang notaris. Selain adik yang meninggal pada usia dini, Filipus memiliki dua orang adik perempuan bernama Caterina dan Elisabetta.
Sejak kecil Filipus sudah terkenal dengan nama Pippo Buono, yang artinya Pippo yang baik karena sifatnya yang riang gembira dan selalu membuat orang lain merasakan kedamaian hanya dengan keberadaannya.
Pada usia delapan belas tahun Filipus belajar berdagang kepada pamannya di San Germano. Karena ketekunan dan keuletannya, Filipus hendak diwarisi usaha tersebut, namun pengaruh para Benediktin di biara Monte Cassino membuatnya meninggalkan pekerjaannya dan pergi ke Roma karena ia merasakan kalau ia terpanggil untuk mengabdikan hidupnya kepada Tuhan di Roma.
Tanpa tujuan yang jelas, ia hidup di loteng sebuah keluarga asli Firenze bernama Caccia dan menjadi guru pribadi kedua anak laki-laki mereka. Di Roma, Filipus hidup dengan sangat sederhana. Filipus juga mendaftarkan diri di suatu universitas untuk mempelajari filsafat dan
9 teologi. Setelah menyelesaikan studinya dengan amat baik, ia menjual semua bukunya dan membagikan hasil penjualannya kepada pelajar-pelajar miskin di Roma. Selanjutnya ia memusatkan perhatiannya pada doa. Ia mengunjungi gereja-gereja yang paling terlupakan di Roma, sebab di situ suasananya lebih tenang.
Sebagai seorang awam (orang yang tidak ditahbiskan menjadi imam atau biarawan) Filipus sangat aktif melayani untuk anak muda di Roma. Dengan sifatnya yang ceria, dia mudah bergaul dengan anak-anak muda. Banyak hal dilakukannya untuk masyarakat, mulai dari hal-hal kecil misalnya bermain dengan anak-anak di pinggir jalan, mengunjungi orang miskin dan terlantar di rumah-rumah sakit, hingga membentuk sebuah perkumpulan yang khusus menampung orang-orang jompo serta anak-anak yatim piatu.
Pada usianya yang ketiga puluh lima tahun, Filipus ditahbiskan menjadi Imam atas desakan orang-orang. Namun Filipus yang semakin terkenal akan ketulusannya membuat iri beberapa rekan imam dan membuatnya sempat dianiaya secara halus. Namun berkat kesabaran dan ketulusan hatinya, perlahan-lahan orang yang membencinya berbalik dan menyesali perbuatan mereka. Bahkan beberapa orang yang sempat menganiayanya menjadi pengikutpengikut yang setia.
Semakin lama Filipus semakin terkenal. Orang mulai berdatangan kepadanya dari pagi sampai malam. Berbagai jenis orang dari berbagai profesi berbondong-bondong datang yaitu penjahit, bankir, penjual obat, penjual parfum, tukang emas, tukang kayu, penjual pakaian, bangsawan, pencuri, lintah darat, dan masih banyak lagi. Segera perkumpulan mereka yang spontan dan tidak formal menjadi pertemuan rohani dengan pembacaan Kitab Suci, diskusi, ceramah, kunjungan-kunjungan ke gereja, bahkan ziarah-ziarah dengan piknik di alam terbuka.
Sosok Filipus tidak seperti kebanyakan orang kudus lainnya. Dengan sikapnya yang ceria dan penuh pengharapan menularkan semangat itu, terutama untuk anak muda yang pada saat itu berkembang humanisme sehingga kebanyakan anak muda lebih tertarik dengan hal-hal yang menyenangkan badan daripada kegiatan rohani. Filipus seakan menjawab kebutuhan anak muda pada jaman itu. Ia banyak mengadakan kegiatan yang menyenangkan antara lain piknik rohani yang dihadiri lebih dari 6000 orang. Pertemuan-pertemuan yang diadakannya pun, selain berdoa dan membahas kitab suci juga diisi dengan nyanyian dan tarian.
10 Selain bentuk kegiatan yang menyenangkan, Filipus juga dapat membimbing orang lain dengan cara yang unik. Dia tidak menyarankan praktek matiraga yang ketat, seperti biasa dilakukan orang-orang kudus pada masa itu. Daripada matiraga, Filipus lebih memilih untuk memberikan tugas-tugas yang lucu untuk mengajarkan kerendahan hati dan kesederhanaan kepada orang-orang yang meminta bimbingannya.
Beberapa kisah terkenal saat Filipus memberikan tugas untuk mengajarkan kerendahan hati, misalnya tugas untuk seorang pemuda bangsawan yang hidup manja dan suka berdandan disuruh membawa anjing spinalnya yang kecil gemuk berjalan-jalan, ada juga yang disuruh membawa ayam jantan di atas topi. Ada juga tugas yang menunjukkan kebijakan dari Filipus yaitu saat ada seorang yang suka membicarakan kejelekan orang lain dan Filipus menyuruhnya membawa sebuah tas yang berisi bulu-bulu ke atas atap dan membuka tas itu. Segera setelah tas dibuka, bulu tersebut beterbangan. Lalu Filipus menyuruh orang itu mengumpulkan kembali bulu-bulu yang sudah tersebar, yang merupakan hal yang mustahil. Dari tugas itu, Filipus mau mengajarkan bahwa saat menyebarkan cerita-cerita yang kurang baik tidak akan dapat dikumpulkan kembali.
Filipus Neri bukan orang yang gila hormat. Ia bahkan tidak suka bila ada orang yang merasa kagum kepadanya atau menganggapnya orang suci. Untuk mencegah hal itu ia suka melakukan hal yang konyol, misalnya ia mencukur janggutnya sebelah sebelum ia pergi menghadiri sebuah pesta yang diselenggarakan untuk menghormatinya, atau saat ada beberapa orang Polandia yang sengaja datang berkunjung untuk bertemu karena kisahnya cukup populer, mereka mendapati Filipus sedang duduk mendengarkan seorang rekan imam membacakan sebuah buku lelucon.
Filipus juga membentuk kongregasi Oratory. Bermula dengan menyusun suatu aturan hidup sederhana bersama lima pengikutnya yang dipercaya. Mereka hidup bersama sebagai komunitas dalam satu rumah, mengadakan latihan rohani di bawah bimbingannya, tetapi tidak mengucapkan kaul-kaul. Kalau mereka memiliki sesuatu, tidak perlu mereka lepaskan.
Filipus meninggal pada tanggal 25 atau 26 Mei 1595 pada usianya yang ke delapan puluh tahun. Sebelum meninggal dia telah cukup lama menderita sakit. Dua minggu sebelum dia meninggal ia menerima viaticum (sakramen orang sakit). Saat menerimanya ia mengatakan “Aku tidak pernah melakukan sesuatu yang baik, sesuatu pun tidak.” Akhirnya pada tanggal 25
11 Mei 1595 bertepatan dengan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus, ia duduk di tempat tidurnya, menutup matanya, berpanas panjang, lalu meninggal. Ia dimakamkan di Chiesa Nuova yaitu gereja yang diberikan kepadanya.
Gambar 2. Gereja Chiesa Nuova, Roma
Gambar 3. Effigy Santo Filipus Neri pada Makamnya
Sebelum menjadi imam pada umur tiga puluh lima tahun, Filipus adalah seorang awam. Sebelum Konsili Vatikan II (1962-1965) awam menempati posisi terendah dalam struktur gereja. Awam tidak memiliki bagian apa-apa dalam gereja. Sebagai seorang awam, Filipus secara sadar terpanggil untuk melayani tanpa terikat atau dalam pengawasan gereja. Sampai saat ia ditahbiskan menjadi imam, ia memiliki wewenang atas gereja dimana dia ditempatkan.
Riwayat hidup Santo Filipus Neri dapat ditelusuri berdasarkan kongregasi imam-imam sekuler yang bernama Congregation of Oratory yang masih ada sampai saat ini, tersebar lebih dari 70 negara dan 500 imam.
12 2.3.3 Congregation of Oratory Oratory adalah sebuah perkumpulan kehidupan apostolik dari imam Katolik yang hidup bersama tanpa terikat sumpah. Imam yang telah berkomitmen untuk menjadi bagian dari oratory disebut Oratorian (imam Oratorian). Pertama didirikan oleh Santo Filipus Neri di kota Roma dan saat ini telah tersebar di lebih dari 70 negara dengan jumlah imam lebih dari 500 orang.
Untuk membentuk suatu oratory baru diperlukan minimal 4 imam yang sepakat dan 2 diantaranya harus ditahbiskan agar oratory tersebut dapat disahkan.
Kehidupan imam-imam Oratorian tidak seperti kebanyakan kongregasi keagamaan lain. Mereka tidak memiliki doa wajib, namun doa tetap merupakan kewajiban. Mereka harus berdoa bersama minimal dua kali sehari dan memiliki waktu untuk makan malam bersama. Setiap Oratory dapat memiliki kebijakan sendiri karena Santo Filipus Neri sebagai pendiri terkenal sebagai Imam yang spontan dan bukan imam yang biasa menjaga kestabilan aturan.
Beberapa contoh oratory di dunia: a. Benua Eropa: Austria (Vienna); Prancis (Nancy); Italia (Acireale, Bologna, Brescia, Florence, Genoa, Naples, Palermo, Verona, Vicenza, dan Rome); Jerman (Aachen, Dresden, Frankfurt am Main, Heidelberg, Leipzig dan Munich); Lithuania (Vilnius); Belanda (Maastricht); Polandia (Gostyn, Poznań, Tarnów dan di desa kecil Studzianna); Spanyol (Barcelona, Seville and Palma) dan Switzerland (Zurich). b. Amerika Latin: Brazil (São Paulo); Chile (Villa Alemana); Colombia (Bogotá), (Ipiales) dan (Pasto); Costa Rica (San José); Mexico (Guanajuato, Orizaba dan San Miguel de Allende). c. Amerika Utara: Kanada (Toronto); South California ( Rock Hill); California (Monterey); Texas (Pharr); Pennsylvania (Pittsburgh); New York (Brooklyn); New Jersey (New Brunswick); Pennsylvania (Philadelphia); dan New York (Sparkill).
Di Indonesia sendiri belum ada kongregasi Oratory.
2.3.4 Analisis Cerita
Kisah hidup santo Filipus Neri menarik karena santo Filipus Neri memiliki sifat yang jauh dari gambaran orang kudus kebanyakan yaitu tenang dan penuh karisma. Kisah hidup yang
13 mau diangkat dari santo Filipus Neri adalah bahwa beragama tidak melulu harus serius. Keceriaan dan rasa humor juga bagian penting dalam hidup. Dengan mengangkat kisah seputar gaya pelayanannya yang unik dan penuh kasih, pendekatannya kepada kaum muda yang menarik, serta kebijakan-kebijakannya yang tertuang dalam tugas-tugas yang diberikannya kepada orang yang meminta bimbingan darinya yang agak aneh.
Filipus Neri hidup pada jaman Renaissance, dimana humanisme sedang bertumbuh. Namun dengan gayanya sendiri ia dapat membawa agama yang mulai ditinggalkan pengikutnya dapat kembali menjadi menarik. Hal itu dikarenakan pandangan agama yang tadinya kaku dan tidak menyenangkan telah dibuat menjadi menyenangkan oleh Filipus.
2.3.5 Sejarah 2.3.5.1 Gereja Katolik Abad XVI
Abad 16 merupakan masa dimana terjadi perubahan besar dalam gereja katolik. Alkitab pertama kali dicetak pada abad 16 karena penemuan mesin cetak sehingga alkitab tidak perlu lagi disalin dengan tangan. Pada abad 16 juga terjadi Reformasi Protestant yang dipimpin oleh Martin Luther (1483 – 1546). Pada masa ini terjadi banyak penyelewengan dalam gereja Katolik. Banyak ajaran dan tradisi yang dibuat untuk keuntungan gereja, misalnya ‘membeli’ penghapusan dosa untuk jiwa-jiwa saudara yang telah meninggal. Sebelumnya juga gereja banyak membunuh tokoh-tokoh yang berusaha menentang ajaran gereja. Paus banyak mengatur pemimpin-pemimpin negara di negara-negara Eropa.
Salah satu hal penting yang terjadi pada abad 16 adalah penemuan mesin cetak sehingga semua orang dapat membaca alkitab, terutama karena Luther telah menterjemahkan alkitab ke dalam beberapa bahasa, antara lain bahasa Jerman dan bahasa Inggris, yang saat ini terkenal sebagai versi King James.
2.3.5.2 Renaissance
Middle Age merupakan zaman dimana Eropa sedang mengalami masa suram. Berbagai kreativitas sangat diatur oleh gereja. Dominasai gereja sangat kuat dalam berbagai aspek kehidupan. Agama Kristen sangat mempengaruhi berbagai kebijakan yang dibuat oleh
14 pemerintah. Seolah raja tidak mempunyai kekuasaan, justru malah gereja lah yang mengatur pemerintahan. Berbagai hal diberlakukan demi kepentingan gereja, tetapi hal-hal yang merugikan gereka akan mendapat balasan yang sangat kejam. Contohnya, pembunuhan Copernicus mengenai teori tata surya yang menyebutkan bahwa matahari pusat dari tata surya, tetapi hal ini bertolak belakang dari gereja sehingga Copernicus dibunuhnya.
Pemikiran manusia pada Abad Pertengahan ini mendapat doktrinasi dari gereja. Hidup seseorang selalu dikaitkan dengan tujuan akhir (ekstologi). Kehidupan manusia pada hakekatnya sudah ditentukan oleh Tuhan. Maka tujuan hidup manusia adalah mencari keselamatan. Pemikiran tentang ilmu pengetahuan banyak diarahkan kepada theology. Pemikiran filsafat berkembang sehingga lahir filsafat scholastik yaitu suatu pemikiran filsafat yang dilandasi pada agama dan untuk alat pembenaran agama. Oleh karena itu disebut Dark Age atau Zaman Kegelapan.
Dengan adanya berbagai pembatasan yang dilakukan pihak pemerintah atas saran dari gereja maka timbulah sebuah gerakan kultural, pada awalnya merupakan pembaharuan di bidang kejiwaan, kemasyarakatan, dan kegerejaan di Italia pada pertengahan abad XIV. Sebelum gereja mempunyai peran penting dalam pemerintahan, golongan ksatria hidup dalam kemewahan, kemegahan, keperkasaan dan kemasyuran. Namun, ketika dominasi gereja mulai berpengaruh maka hal seperti itu tidak mereka peroleh sehingga timbullah semangat renaissance.
Renaissance muncul dari timbulnya kota-kota dagang yang makmur akibat perdagangan mengubah perasaan pesimistis (zaman Abad Pertengahan) menjadi optimistis. Hal ini juga menyebabkan dihapuskannya system stratifikasi sosial masyarakat agraris yang feodalistik. Maka kebebasan untuk melepaskan diri dari ikatan feodal menjadi masyarakat yang bebas. Termasuk kebebasan untuk melepaskan diri dari ikatan agama sehingga menemukan dirinya sendiri dan menjadi focus kemajuan. Antroposentrisme menjadi pandangan hidup dengan humanisme menjadi pegangan sehari-hari. Selain itu adanya dukungan dari keluarga saudagar kaya semakin menggelorakan semangat Renaissance sehingga menyebar ke seluruh Italia dan Eropa.
Renaissance merupakan titik awal dari sebuah peradaban modern di Eropa. Essensi dari semangat Renaissance salah satunya adalah pandangan manusia bukan hanya memikirkan nasib di akhirat seperti semangat Abad Tengah, tetapi mereka harus memikirkan hidupnya di dunia ini.
15 Renaissance menjadikan manusia lahir ke dunia untuk mengolah, menyempurnakan dan menikmati dunia ini baru setelah itu menengadah ke surga. Nasib manusia di tangan manusia, penderitaan, kesengsaraan dan kenistaan di dunia bukanlah takdir Allah melainkan suatu keadaan yang dapat diperbaiki dan diatasi oleh kekuatan manusia dengan akal budi, otonomi dan bakat-baktnya. Manusia bukan budak melainkan majikan atas dirinya. Inilah semangat humanis, semangat manusia baru yang oleh Cicero dikatakan dapat dipelajari melalui bidang sastra, filsafat, retorika, sejarah dan hukum.
Dengan semakin kuatnya Renaissance sekularisasi berjalan makin kuat. Hal ini menyebabkan agama semakin diremehkan bahkan kadang digunakan untuk kepentingan sekulerisasi itu sendiri. Semboyan mereka “religion was not highest expression of human values”. Bahkan salah seorang yang dilukiskan sebagai manusia ideal renaissance Leon Batista Alberti (1404-1472), secara tegas berani mengatakan “Man can do all things if they will”. Renaissance
mengajarkan
kepada
manusia
untuk
memanfaatkan
kemampuan
dan
pengetahuannya bagi pelayanan kepada sesama. Manusia hendaknya menjalani kehidupan secara aktif memikirkan kepentingan umum bukan hidup bersenang-senang dalam belenggu moral dan ilmu pengetahuan di menara gading. Manusia harus berperan aktif dalam kehidupan, bukan sifat pasif seraya pasrah pada takdir. Namun, manusia menjadi pusat segala hal dalam kehidupan atau Antoposentrisme.
Manusia
renaissance
harus
berani
memuji
dirinya
sendiri,
mengutamakan
kemampuannya dalam berfikir dan bertindak secara bertanggung jawab, menghasilkan karya seni dan mengarahkan nasibnya kepada sesama. Keinginan manusia untuk menonjolkan diri baik dari keindahan jasmani maupun kemampuan intelektual-intelektualnya. Keinginannya itu dituangkan dalam berbagai karya seni sastra, seni lukis, seni pahat, seni music dan lain-lain. Ekspresi daya kemampuan manusia terus berkembang sampai saat ini sehingga di zaman modern ini pun tidak ada lagi segi kehidupan manusia yang tidak ditonjolkan.
2.3.5.3 Baroque dan Rococo
Baroque adalah istilah untuk jenis arsitektur yang berkembang pada abad ke-16. Arsitektur Baroque mulai berkembang pada abad ke-16, dan umumnya timbul karena perkembangan yang terjadi pada Gereja Katolik. Pada pertengahan abad ke-16 Gereja Katolik membuat gerakan untuk melawan perkembangan Protestanisme dan gerakan untuk lebih
16 menyebarluaskan propaganda tentang gereja Katolik. Salah satu cara untuk itu adalah dengan menekankan pentingnya bentukan seni pada Gereja. Di dalam Gereja, arsitektur dan patung, lukisan dan musik digabungkan dengan cara baru yang teatrikal untuk menekankan kepentingan ajaran Katolik sehingga dapat membuat pesan-pesannya lebih menarik.
Arsitektur Baroque mulai berkembang pada abad ke-16, dan umumnya timbul karena perkembangan yang terjadi pada Gereja Katolik. Pada pertengahan abad ke-16 Gereja Katolik membuat gerakan untuk melawan perkembangan Protestanisme dan gerakan untuk lebih menyebarluaskan propaganda tentang Gereja Katolik. Salah satu cara untuk itu adalah dengan menekankan pentingnya bentukan seni pada Gereja. Di dalam Gereja, arsitektur dan patung, lukisan dan musik digabungkan dengan cara baru yang teatrikal untuk menekankan kepentingan ajaran Katolik sehingga dapat membuat pesan-pesannya lebih atraktif/menarik.
Gambar 4.
Arsitektur Baroque
Istilah ‘rococo’ adalah gabungan dari dua kata bahasa Perancis: ‘rocaille’ (digunakan untuk menggambarkan gua buatan dan bebatuan di taman-taman di Versailles) dan ‘coquille’ (berarti cangkang).
Rococo sering dianggap sebagai fase terakhir dari Baroque. Walaupun secara visual ada kesamaan yang jelas antara Baroque dan Rococo (khususnya pada penggunaan lengkung dan oval), inspirasi dari kedua gaya ini berbeda jauh. Baroque sangat dipengaruhi oleh doktrin dan praktek Katolik, sementara sejak awalnya gaya Rococo (yang dimulai pada awal abad ke-18) lebih bersumber pada ketidakseriusan (frivolous) dan duniawi.
17
Setelah kematian Louis XIV di Perancis, terdapat reaksi melawan penggunaan gaya Baroque yang digunakan lebih untuk mengagungkan seseorang. Bangunan yang murni bergaya Rococo jarang ditemukan di Perancis, namun bangunan dengan eksterior yang sederhana dan interior Rococo yang brilian lebih banyak ada. Rococo lebih banyak berkembang di Austria dan bagian selatan Jerman. Order cenderung dihindari ataupun dianggap tidak terlalu penting. Gaya Rococo sangat terlihat/berpengaruh pada seni-seni dekoratif. Dekorasi yang digunakan banyak bernuansa floral, banyak lengkung, asimetris dan banyak lengkung bentuk S dan C. Motif-motif Rococo banyak ditemukan pada jendela dan pintu, juga interior, di sekitar cermin dan lukisan, langit-langit dan panel-panel dinding.
Warna Rococo ringan dan ceria. Warna putih banyak digunakan pada dinding dan digabungkan dengan warna-warna emas.
Gambar 5.
Ornamen Rococo
2.4 Data Survey
Survey dilakukan dengan cara menyebarkan angket kepada 50 responden yang mengikuti acara Sathora Cup, suatu event olah raga yang diadakan komunitas kepemudaan gereja Santo Thomas Rasul dengan peserta dari umat Sathora dan sekolah-sekolah Katolik yang ada di daerah gereja Sathora, baik sebagai peserta, panitia, maupun hanya menonton.
18
Berikut adalah hasil survey: No. Pertanyaan
Pilihan Jawaban
Jawaban
1
laki-laki
39
perempuan
11
<13
1
13-15
2
16-18
19
18-22
19
>22
14
SD
1
SMP
3
SMA
36
D3/S1
10
Katolik
48
Protestan
2
Islam
0
Hindu
0
Budha
0
Konghucu
0
suka
16
biasa saja
31
tidak
3
Apakah suka membaca
suka
11
kisah hidup orang kudus
kadang-kadang
34
tidak
5
Darimana mendapatkan
misa
19
informasi tentang orang
pendalaman iman
13
kudus
sekolah
9
buku
13
2
3
4
5
6
7
Jenis kelamin anda
Umur saat ini
Pendidikan terakhir
Agama
Apakah suka membaca
lain-lain:
8
Apakah mengetahui
internet
8
ya
4
19 riwayat hidup Santo
tidak
46
Apakah berminat menge-
ya
46
tahui riwayat hidup
tidak
4
Apakah tertarik bila ada
sangat tertarik
24
film animasi yang meng-
tertarik
17
angkat kisah hidup orang
kurang tertarik
6
kudus
tidak tertarik
3
Filipus Neri 9
orang-orang kudus 10
2.4.1 Analisis Data Dengan responden yang kebanyakan merupakan anak SMA dan kuliah dapat disimpulkan bahwa biarpun kebanyakan jarang membaca tentang kisah hidup orang kudus, namun kebanyakan tertarik untuk mengetahui kisah hidup orang kudus. Hal
tersebut
terjadi
karena kebanyakan mendapatkan informasi tentang orang kudus hanya dari misa yang hanya seminggu sekali dan sangat jarang ada cerita orang kudus, pendalaman iman yang biasa hanya pada masa prapaskah dan advent, serta dari buku dimana sedikit yang suka untuk membaca.
Berkaitan dengan proyek kali ini, sebanyak 24 responden sangat tertarik bila kisah hidup orang kudus diangkat menjadi sebuah karya animasi. 17 responden menyatakan tertarik namun hanya bila film tersebut menarik dan durasi tidak panjang karena kemungkinan dapat menjadi bosan. Sedangkan yang menyatakan kurang tertarik dan malas dengan alasan memang tidak suka menonton atau memang tidak tertarik untuk mengetahui tentang kisah hidup orang kudus.
2.5 Data Produk
2.5.1 Film Dokumenter
Film dokumenter adalah film yang mendokumentasikan kenyataan. Istilah "dokumenter" pertama digunakan dalam resensi film Moana (1926) oleh Robert Flaherty, ditulis oleh The Moviegoer, nama samaran John Grierson, di New York Sun pada tanggal 8 Februari 1926.
20 Di Perancis, istilah dokumenter digunakan untuk semua film non-fiksi, termasuk film mengenai perjalanan dan film pendidikan. Berdasarkan definisi ini, film-film pertama semua adalah film dokumenter. Mereka merekam hal sehari-hari, misalnya kereta api masuk ke stasiun. Pada dasarnya, film dokumenter merepresentasikan kenyataan. Artinya film dokumentar berarti menampilkan kembali fakta yang ada dalam kehidupan.
2.3.2 3D Animation
Animasi 3D merupakan manipulasi image dan objek 3D dalam bentuk animasi menggunakan kaedah permodelan (modelling), pemetaan (mapping), pencahayaan (lighting), penggunaan kamera (camera), animasi (animation) dan proses render (rendering) yang terdapat dalam animasi 3d. Banyak Efek dan teknik yang bisa dipakai untuk membuat atau memanipulasi objeck seperti fungsi matematika untuk gravitasi, simulasi partikel, dsb. Animasi 3d juga sering dipakai untuk efek-efek film layar lebar pada saat ini.
2.6 Target Pasar
2.6.1 Target Primer 2.6.1.1 Demografi -
Laki-laki dan perempuan
-
Usia 13 tahun ke atas
-
Remaja hingga dewasa
-
Beragama Katolik
2.6.1.2 Geografi -
Masyarakat di kota-kota besar
2.6.1.3 Psikografi -
Remaja kelas mengengah ke bawah yang bersekolah di sekolah Katolik atau yang sedang belajar agama.
-
Orang dewasa, beragama Katolik maupun tidak yang terbuka dan tertarik untuk mengetahui informasi agama, terutama riwayat orang kudus.
-
Guru-guru agama yang memerlukan bantuan media untuk mengajar
2.6.2 Target Sekunder
21 2.6.2.1 Demografi -
Laki-laki dan perempuan
-
Usia 13 tahun ke atas
-
Remaja hingga dewasa
2.6.2.2 Geografi -
Berada di kota besar
-
Selain di kota besar
2.6.2.3 Psikografi -
Menyukai karya animasi
-
Terbuka terhadap informasi agama lain
2.7 Analisa SWOT •
Strength o Kisah hidup dari Filipus Neri yang menarik karena ia memiliki riwayat hidup yang tidak seperti kebanyakan orang kudus melainkan hidupnya lebih terlihat seperti manusia biasa. o Data dapat diperoleh dengan cukup mudah dari beberapa buku dan website.
•
Weakness o Pengalaman penulis yang kurang untuk membuat karya animasi seorang diri karena selama ini selalu mengerjakan dalam sebuah tim.
•
Opportunity o Belum pernah ada yang sebelumnya mengaplikasikan tema orang kudus dengan metode penyamaian berupa film dokumentar animasi sehingga kisah ini dapat disampaikan kepada penonton dengan range umur yang lebih beragam. o Lebih banyak orang yang hobi menonton daripada membaca.
•
Thread o Keterbatasan kemampuan penulis dalam membuat karya animasi dapat menghambat penyampaian informasi yang ingin disampaikan dan membuat karya animasi menjadi kurang menarik. o Waktu pengerjaan yang singkat.