BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Sumber Data Data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain: •
Pencarian bahan melalui buku, artikel, dan literatur dari internet mengenai hal-hal yang berhubungan dengan tema yang diangkat.
•
Penyebaran kuisioner.
2.2. Definisi Kamus 2.2.1. Kamus Kamus adalah sejenis buku rujukan yang menerangkan makna kata-kata. Ia berfungsi untuk membantu seseorang mengenal perkataan baru. Selain menerangkan maksud kata, kamus juga mungkin mempunyai pedoman sebutan, asal-usul (etimologi) sesuatu perkataan dan juga contoh penggunaan bagi sesuatu perkataan. Untuk memperjelas kadang kala terdapat juga ilustrasi di dalam kamus. Biasanya hal ini terdapat dalam kamus bahasa Perancis. Kata kamus diserap dari bahasa Arab qamus ()سوماق, dengan bentuk jamaknya qawamis. Kata Arab itu sendiri berasal dari kata Yunani Ωκεανός (okeanos) yang berarti 'samudra'. Sejarah kata itu jelas memperlihatkan makna dasar yang terkandung dalam kata kamus, yaitu wadah pengetahuan, khususnya pengetahuan bahasa, yang tidak terhingga dalam dan luasnya. Dewasa ini kamus merupakan khazanah yang memuat perbendaharaan kata suatu bahasa, yang secara ideal tidak terbatas jumlahnya. 2.2.2. Jenis-jenis kamus Berdasarkan penggunaan bahasa Kamus bisa ditulis dalam satu atau lebih dari satu bahasa. Dengan itu kamus bisa dibagi menjadi beberapa jenis yaitu: •
Kamus Ekabahasa Kamus ini hanya menggunakan satu bahasa. Kata-kata(entri) yang dijelaskan dan penjelasannya adalah terdiri daripada bahasa yang sama. Kamus ini mempunyai perbedaan yang jelas dengan kamus dwibahasa karena penyusunan dibuat berdasarkan pembuktian data korpus. Ini bermaksud definisi makna ke atas katakata adalah berdasarkan makna yang diberikan dalam contoh kalimat yang mengandung kata-kata berhubungan. Contoh bagi kamus ekabahasa ialah Kamus Besar Bahasa Indonesia (di Indonesia) dan 2
3 • •
•
Kamus Dewan di (Malaysia). Kamus Dwibahasa Kamus ini menggunakan dua bahasa, yakni kata masukan daripada bahasa yang dikamuskan diberi padanan atau pemerian takrifnya dengan menggunakan bahasa yang lain. Contohnya: Kamus Inggris-Indonesia, Kamus Dwibahasa Oxford Fajar (Inggris-Melayu;Melayu-Inggris). Kamus Aneka Bahasa Kamus ini sekurang-kurangnya menggunakan tiga bahasa atau lebih. Misalnya, kata Bahasa Melayu Bahasa Inggris dan Bahasa Mandarin secara serentak. Contoh bagi kamus aneka bahasa ialah Kamus Melayu-Cina-Inggris Pelangi susunan Yuen Boon Chan pada tahun 2004.
Berdasarkan isi Kamus bisa muncul dalam berbagai isi. Ini adalah karena kamus diterbitkan dengan tujuan memenuhi keperluan gologan tertentu. Contohnya, golongan pelajar sekolah memerlukan kamus berukuran kecil untuk memudahkan mereka membawa kamus ke sekolah.Secara umumnya kamus dapat dibagi kepada 3 jenis ukuran: • • •
Kamus Mini Pada zaman sekarang sebenarnya susah untuk menjumpai kamus ini.Ia juga dikenali sebagai kamus saku karena ia dapat disimpan dalam saku. Tebalnya kurang daripada 2 cm. Kamus Kecil Kamus berukuran kecil yang biasa dijumpai. Ia merupakan kamus yang mudah dibawa.Kamus Dwibahasa Oxford Fajar (Inggris-Melayu;Melayu-Inggris). Kamus Besar Kamus ini memuatkan segala leksikal yang terdapat dalam satu bahsaa. Setiap perkataannya dijelaskan maksud secara lengkap.Biasanya ukurannya besar dan tidak sesuai untuk dibawa ke sana sini.Contohnya Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Kamus istimewa Kamus istimewa merujuk kepada kamus yang mempunyai fungsi yang khusus. Contohnya: ▪
▪
▪
Kamus Istilah Kamus ini berisi istilah-istilah khusus dalam bidang tertentu. Fungsinya adalah untuk kegunaan ilmiah. Contohnya ialah Kamus Istilah Fiqh Kamus Etimologi Kamus yang menerangkan asal usul sesuatu perkataan dan maksud asalnya. Kamus Tesaurus Kamus yang menerangkan maksud sesuatu perkataan dengan memberikan kata-kata searti (sinonim) dan dapat juga kata-kata yang berlawanan arti (antonim). Kamus ini adalah untuk membantu para
4
▪
▪
▪
penulis untuk meragamkan penggunaan diksi. Contohnya, Tesaurus Bahasa Indonesia Kamus Peribahasa/Simpulan Bahasa Kamus yang menerangkan maksud sesuatu peribahasa/simpulan bahasa. Selain daripada digunakan sebagai rujukan, kamus ini juga sesuai untuk dibaca dengan tujuan keindahan. Kamus Kata Nama Khas Kamus yang hanya menyimpan kata nama khas seperti nama tempat, nama tokoh, dan juga nama bagi institusi. Tujuannya adalah untuk menyediakan rujukan bagi nama-nama ini. Kamus Terjemahan Kamus yang menyedia kata searti bahasa asing untuk satu bahasa sasaran. Kegunaannya adalah untuk membantu para penerjemah. Kamus Kolokasi Kamus yang menerangkan tentang padanan kata, contohnya kata 'terdiri' yang selalu berpadanan dengan 'dari' atau 'atas'.
2.2.3. Cara Penyusunan Kamus Penyusunan kamus merupakan suatu pekerjaan yang berat. Biasanya ia dilakukan secara bertahap dan disusun oleh secara berkelompok (team work). Secara umum, penyusunan kamus akan melalui prosedur seperti di bawah: • Perancangan • Pembinaan Data Korpus • Pengisihan dan Pengabjadan Data • Pengolahan Data • Pemerian Makna
Perancangan kamus Pada peringkat ini, penyusun kamus harus menentukan perkara seperti di bawah: ▪ Tujuan Penyusunan Kamus ▪ Pendekatan Kerja Selepas itu, penyusun kamus akan mulai mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan seperti pasukan penyusunnya, modal, komputer dan peralatan yang lain. Pembinaan data korpus Hanya kata-kata yang pernah digunakan oleh masyarakat akan dimasukkan ke dalam kamus. Maka dengan itu, pasukan penyusun kamus akan membaca sejumlah karya untuk mendapatkan kata-kata kutipan yang akan dimasukkan ke dalam kamus nanti. Kata-kata ini akan dicatat ke dalam
5 kartu, satu kata satu kartu, dan kartu-kartu ini disusun mengikuti urutan abjad. Semua kata-kata yang pernah muncul dalam karya yang terbaca akan dicatat. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan yang berat, tetapi pada zaman sekarang dipermudah dengan bantuan komputer. Pengisihan dan pengabjadan data Prosedur ini merupakan prosedur yang sangat penting. Setiap kata yang telah dicatat akan disusun menurut abjad. Jika tidak, maka kamus tersebut menjadi tidak berguna karena akan sangat sulit untuk mencari arti suatu kata. Secara manual, kerja ini dapat dilakukan dengan mencatat kata-kata kutipan di dalam kartu, satu kata satu kartu, supaya kata-kata ini dapat disusun dengan mudah. Setelah itu kartu-kartu ini akan disimpan dalam katalog. Pengolahan data Setelah kata-kata dikumpulkan dan diabjadkan, maka data ini harus dianalisis. Pada peringkat ini penyusun kamus akan mengklasifikasikan katakata ini kepada: ▪ Kata-kata yang lewah (tak perlu) ▪ Kata-kata baru ▪ Kata-kata neologisme (Kata-kata baru yang jarang digunakan) ▪ Kata-kata yang mengalami perubahan makna Selepas itu, penyusun kamus akan membuangkan kata-kata yang lewah, mendokumentasikan kata-kata neologisme, dan mengambil kata-kata baru dan kata-kata yang mengalami perubahan makna ke peringkat "pemberian makna" Pemberian makna Pemberian makna bermaksud menjelaskan makna suatu kata. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan ilmu semantik dan pragmatik. Penyusun kamus dapat menggunakan bahan rujukan seperti kamus yang sudah ada, daftar istilah, dan sebagainya untuk mencari maksud sesuatu kata. 2.2.4. Sejarah Kamus Leksikografi adalah bidang ilmu bahasa yang mengkaji cara pembuatan kamus. Sebagian besar (atau bahkan semua) sarjana memiliki kamus, namun mereka belum tentu tahu bahwa penulisan kamus yang baik harus melalui berbagai proses. Dua nama besar yang mengawali penyusunan kamus adalah Samuel Johnson (1709-1784) dan Noah Webster (1758-1843). Johnson, ahli bahasa dari Inggris, membuat Dictionary of the English Language pada tahun 1755, yang terdiri atas dua volume. Di Amerika, Webster pertama kali membuat kamus An American Dictionary of the English Language pada tahun 1828, yang juga terdiri atas dua volume. Selanjutnya, pada tahun 1884 diterbitkan Oxford English Dictionary yang terdiri atas 12 volume.
6 2.2.5. Perkamusan di Indonesia Menurut catatan, karya leksikografi tertua dalam sejarah studi bahasa di Indonesia adalah daftar kata Tionghoa-Melayu pada awal abad ke-15. Daftar ini berisi 500 lema. Ada pula daftar kata Italia-Melayu yang disusun oleh Pigafetta pada tahun 1522. Kamus antarbahasa tertua dalam sejarah bahasa Melayu adalah Spraeck ende woord-boek, Inde Malaysche ende Madagaskarsche Talen met vele Arabische ende Turcsche Woorden karya Frederick de Houtman yang diterbitkan pada tahun 1603. Kamus bahasa Jawa tertua adalah Lexicon Javanum (1706) yang sekarang tersimpan di Vatikan. Kamus Bahasa Sunda baru ditulis oleh A. de Wilde tahun 1841, dengan judul Nederduitsch-Maleisch en Soendasch Woordenboek. Kamus-kamus yang ditulis oleh para ahli bahasa asing tersebut biasanya terbatas pada kamus dwibahasa (bahasa asing-bahasa di Indonesia ataupun sebaliknya). Kamus ekabahasa pertama di Indonesia merupakan kamus bahasa Melayu yang ditulis oleh Raja Ali Haji, berjudul Kitab Pengetahuan Bahasa, yaitu Kamus Loghat Melayu-Johor-Pahang-Riau-Lingga penggal yang pertama. Kamus ini terbit pada abad ke-19. Kitab Pengetahuan Bahasa sebenarnya bukan kamus murni namun merupakan kamus ensiklopedia untuk keperluan pelajar. Pada tahun 1930 terbit kamus Bahasa Jawa Baoesastra Djawa karangan W.J.S Poerwadarminta, C.S. Hardjasoedarma, dan J.C. Poedjasoedira. Boesastra Djawa merupakan kamus ekabahasa, seperti juga Kamoes Bahasa Soenda (1948) karangan R. Satjadibrata. Setelah kemerdekaan penerbitan kamus di Indonesia menjadi lebih merebak. Pusat Bahasa merupakan penerbit utama kamus Bahasa Indonesia berukuran besar. Selain itu Pusat Bahasa turut pula menerbitkan puluhan kamus bahasa daerah. Kamus besar terbitan Pusat Bahasa pertama adalah Kamus Umum Bahasa Indonesia (1952) yang diselenggarakan oleh W.J.S. Poerwadarminta. Edisi kelima terbit pada tahun 1976. Kemudian pada tahun 1988 terbit Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksudkan sebagai kamus baku untuk bahasa Indonesia. Kamus ini merupakan hasil karya tim, dengan pemimpin redaksi Sri Sukesi Adiwimarta dan Adi Sunaryo, dan penyelia Anton M. Moeliono. Edisi ketiga Kamus Besar Bahasa Indonesia diterbitkan pada tahun 2002. Kamus edisi ketiga ini memuat sekitar 78.000 lema. Selain Pusat Bahasa berbagai pihak lain turut pula menyelenggarakan kamus bahasa Indonesia. Kamus besar Bahasa Indonesia yang patut disebut di sini adalah Kamus Indonesia oleh E. St. Harahap (cetakan ke-9, 1951), Kamus Besar Bahasa Indonesia (1951), oleh Hassan Noel Arifin, Kamus Modern Bahasa Indonesia (1954) oleh Sutan Muhammad Zain.
7
2.3. Definisi Frasa 2.3.1. Frasa Frasa atau frase adalah sebuah istilah linguistik. Lebih tepatnya, frase merupakan satuan linguistik yang lebih besar dari kata dan lebih kecil dari klausa dan kalimat. Frase adalah kumpulan kata nonpredikatif. Artinya frase tidak memiliki predikat dalam strukturnya. Itu yang membedakan frase dari klausa dan kalimat. 2.3.2. Frasa dan kata majemuk Frase kerap dibedakan dengan kata majemuk. Makna frase tidak berbeda dengan makna kata yang menjadi kepala/inti frase. Misalnya: Meja hitam tetaplah bermakna meja, tetapi ditambahkan pewatas sifat hitam. Meja kayu juga tetap meja, tetapi ditambahkan makna pewatas kayu. Di sisi lain, kata majemuk memiliki makna yang sangat jauh berbeda dengan makna kata-kata yang menjadi unsur-unsurnya, sehingga kata majemuk kerap disebut memiliki makna idiomatis (disebut kata kiasan). Misalnya: Meja hijau dalam bahasa Indonesia lebih bermakna ‘sidang atau pengadilan’, bukan semata-mata meja yang berwarna hijau. Tangan besi lebih bermakna kepemimpinan yang keras alih-alih tangan yang terbuat dari besi.
2.3.3. Jenis Frasa Frasa Eksosentris Frasa Eksosentris adalah frasa yang tidak mempunyai persamaan distribusi dengan unsurnya. Frasa ini tidak mempunyai unsur pusat. Jadi, frasa eksosentris adalah frasa yang tidak mempunyai UP. Contoh: Sejumlah mahasiswa di teras. Frasa Endosentris Frasa Endosentris, kedudukan frasa ini dalam fungsi tertentu, dapat digantikan oleh unsurnya. Unsur frasa yang dapat menggantikan frasa itu dalam fungsi tertentu yang disebut unsur pusat (UP). Dengan kata lain, frasa endosentris adalah frasa yang memiliki unsur pusat. Contoh: Sejumlah mahasiswa(S) di teras(P).
8 Frasa Nominal Nominal adalah lawan dari verbal. Jika verbal adalah kalimat yang berpredikat “Kata Kerja” maka kalimat nominal berpredikat kata benda atau kata sifat. Untuk membentuk kalimat nominal, maka unsure kalimat harus memenuhi Subjek, To Be, dan komplemen. Misalnya “I am Tired”, I = Subjek, am = To Be dan Tired = Adjective (Passive voice verb). Ini adalah contoh kalimat nominal. Arti lain dari nominal adalah rangkaian angka yang menunjukan jumlah tertentu, kemudian adapula arti nominal sebagai kualifikasi (nominasi). Frasa Verbal Frasa verbal, frasa yang UP-nya berupa kata yang termasuk kategori verbal. Secara morfologis, UP frasa verbal biasanya ditandai adanya afiks verbal. Secara sintaktis, frasa verbal terdapat (dapat diberi) kata ‘sedang’ untuk verbal aktif, dan kata ‘sudah’ untuk verba keadaan. Frasa verbal tidak dapat diberi kata ‘sangat’, dan biasanya menduduki fungsi predikat. Contoh : ‘Mengambil buku’ dan ‘sedang berlari’ Secara morfologis, kata berlari terdapat afiks ber-, dan secara sintaktis dapat diberi kata ‘sedang’ yang menunjukan verbal aktif.
2.4. Definisi Infografis 2.4.1. Infografis Informasi grafis, dikenal dengan sebutan infografis, adalah sebuah cara untuk menyajikan informasi, data, atau pengetahuan dengan menggunakan sarana visual. Grafis ini sering digunakan untuk menjelaskan informasi yang rumit secara cepat dan jelas seperti signage, peta, jurnalisme, komputer untuk memudahkan proses pengembangan dan komunikasi informasi konseptual. Infografis merupakan gabungan tema besar kejadian yang informasinya digali secara mendalam kemudian ditampilkan secara bermsaan beserta foto yang menjelaskan tiap sudut permasalahan. Termasuk bagian dari informasi visual dalam surat kabar, peranannya adalah merepresentasikan data-data angka, naskah, grafik, diagram, dan peta. Secara singkat infografis bertujuan mempermudah pembaca dalam memahami suatu persoalan atau peristiwa. 2.4.2. Tinjauan luas Pada saat ini informasi grafis mengelilingi kita dalam media, seperti media-media yang diterbitkan, di tanda jalan dan buku manual. Mereka menggambarkan informasi yang susah dipahami dalam bentuk teks, dan menggunakan bahasa visual untuk memudahkannya.
9 Beberapa buku yang hampir seluruhnya terdiri dari informasi grafis seperti buku The Way Things Work karya David Macaulay, walaupun terlihat untuk anak-anak karena ilustrasi didalamnya membahas literatur ilmiah, dimana mereka menggambarkan sistem fisik, terutama yang tidak bisa difoto (seperti diagram cutaway, diagram astronomi, dan gambar sistem mikroskopis atau submikroskopis). Peta modern, khususnya peta rute untuk sistem transit, menggunakan infografis untuk mengintegrasikan berbagai informasi, seperti tata letak konseptual dari jaringan transit, titik transfer, dan landmark lokal. Tanda lalu lintas dan tanda-tanda publik lainnya sangat bergantung pada infografis, seperti sosok stick figure manusia. Tempat umum seperti terminal transit biasanya memiliki beberapa jenis sistem signage terintegrasi dengan ikon standar. 2.4.3. Sejarah Dalam prasejarah, manusia purba menciptakan grafis informasi pertama berupa lukisan gua dan peta. Pembuatan peta dimulai beberapa ribu tahun sebelum manusia menulis, dan peta yang berada di Catalhoyuk berada pada tahun sekitar 7500 SM. Kemudia terdapat ikon yang digunakan untuk menyimpan catatan pada sebuah kulit sapi. Orang-orang Indian dari Mesoamerika menggunakannya sebagai citra untuk menggambarkan perjalanan generasi masa lalu. Pada tahun 1626, Christopher Scheiner menerbitkan Rosa Ursina Sol komprehensif yang digunakan berbagai grafis untuk mengungkapkan riset astronomi di atas matahari. Dia menggunakan rangkaian gambar untuk menjelaskan rotasi matahari dari waktu ke waktu (dengan melacak bintik matahari). Seorang penemu bernama Charles Joseph Minard, menangkap empat variabel perubahan berbeda yang berkontribusi terhadap kegagalan, dalam gambar dua dimensi tunggal: arah tentara yang melakukan perjalanan, lokasi pasukan, ukuran tentara, dan suhu dingin yang mereka alami. James Joseph Sylvester memperkenalkan “grafik” pada tahun 1878 dan menerbitkan satu set diagram yang menunjukan hubungan antara ikatan kimia dan sifat matematika. Ini juga merupakan grafik matematika pertama. 2.4.4. Perangkat Visual Informasi grafis adalah perangkat visual dimaksudkan untuk mengkomunikasikan informasi kompleks secara cepat dan jelas.
10 Perangkat meliputi, menurut Doug Newsom (2004), grafik diagram, grafik, tabel, peta dan daftar. Di antara perangkat yang paling umum adalah grafik batang horizontal, grafik batang vertikal, dan bulat atau pie chart oval, yang dapat meringkas banyak informasi statistik. Diagram dapat digunakan untuk menunjukkan bagaimana sistem bekerja, dan mungkin suatu bagan organisasi yang menunjukan jalur kewenangan, atau flowchart sistem yang menunjukkan pergerakan sekuensial. Grafis dengan ilustrasi menggunakan gambar data yang terkait. Foto-foto fitur yang digunakan setiap hari oleh USA Today adalah contoh yang baik dari teknik ini. Tabel yang umum digunakan dan mungkin mengandung banyak angka. Modern peta interaktif juga perangkat infografis. 2.4.5. Elemen Grafis Informasi Bahan dasar dari sebuah informasi grafis adalah data, informasi, atau pengetahuan yang menyajikan grafis. Dalam kasus data, sang pencipta dapat menggunakan alat Bantu otomatis seperti grafik perangkat lunak untuk mewakili data dalam bentuk garis, kotak, panah, dan berbagai simbol pictogram. Informasi grafis mungkin juga fitur kunci yang mendefinisikan unsur-unsur visual dalam bahasa inggris. Skala dan label juga umum. Elemen-elemen dari infografis tidak harus menjadi representasi tepat atau realistis dari data, tetapi dapat mejadi versi disederhanakan.
2.5. Definisi Pariwisata 2.5.1. Pariwisata Pariwisata adalah perjalanan yang berkenaan dengan tujuan rekreasi, waktu luang, atau bisnis. World Tourism Organization mendefinisikan turis sebagai seseorang yang melakukan perjalanan untuk tinggal di tempat-tempat diluar lingkungan yang biasa mereka selama lebih dari dua puluh empat (24) jam dan tidak selama satu tahun berturut-turut untuk liburan, bisnis dan tujuan lain yang tidak berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan yang dibayar dari dalam tempat yang dikunjungi. Pariwisata telah menjadi kegiatan yang popular dalam mengisi waktu luang. Pada tahun 2008, terdapat lebih dari 922 juta kedatangan turis internasional, dengan pertumbuhan 1,9% dibandingkan pada tahun 2007. Penerimaan pariwisata internasional tumbuh menjadi US$ 944 milyar (642 milyar euro) pada tahun 2008, sesuai dengan peningkatan secara riil 1,8%. Sebagai akibat dari resesi akhir tahun 2000, permintaan perjalanan internasional mengalami awal perlambatan yang kuat pada bulan Juni 2008, dengan pertumbuhan kedatangan pariwisata internasional di seluruh dunia jatuh ke 2% selama bulan-bulan musim panas boreal. Kecenderungan negatif
11 intesif selama tahun 2009, diperburuk di beberapa Negara karena wabah virus H5N1, mengakibatkan penurunan seluruh dunia dari 4% pada tahun 2009 menjadi 880 juta kedatangan wisatawan internasional, dan penurunan 6% diperkirakan dalam penerimaan pariwisata internasional. Pariwisata sangat penting bagi banyak negara, seperti Mesir, Yunani, Lebanon, Spanyol, Malaysia, Thailand, dan negara-negara pulau, seperti Bahama, Fiji, Maladewa, Filipina, dan Seychelles, karena asupan besar uang untuk bisnis dengan mereka barang dan jasa dan kesempatan untuk bekerja di industri jasa yang terkait dengan pariwisata. Industri jasa ini meliputi jasa transportasi, seperti maskapai penerbangan, kapal pesiar dan taksi, pelayanan kesehatan, seperti akomodasi, termasuk hotel dan resort, dan tempat hiburan, seperti taman hiburan, kasino, pusat perbelanjaan, tempat musik dan teater.
2.5.2. Asal usul kata Theobald (1994) menyatakan bahwa “etimologis, kata tur berasal dari bahasa Latin, ‘tornare’ dan Yunani, ‘tornos’, yang berarti ‘mesin bubut atau lingkaran; gerakan sekitar titik pusat atau sumbu’. Makna ini diubah ke bahasa inggris modern untuk mewakili ‘giliran seseorang’. Akhiran –isme didefinisikan sebagai ‘suatu tindakan atau proses, perilaku khas atau kualitas’, sedangkan akhiran –ist menunjukan ‘satu yang melakukan tindakan tertentu’. Ketika kata tur dan sufiks –isme dan –ist digabungkan, mereka menyarankan aksi gerakan di sekitar lingkaran. Seseorang dapat berargumen bahwa lingkaran merupakan titik awal, yang akhirnya akan kembali ke awal. Karena itu, seperti lingkaran, tur merupakan perjalanan meninggalkan dan kemudian kembali ke titik awal asli, dan oleh karena itu, orang yang mengambil perjalanan seperti ini bisa disebut turis. Pada tahun 1941, Hunziker dan Krapf mendefinisikan pariwisata sebagai orang yang melakukan perjalanan “jumlah dari fenomena dan hubungan yang timbul dari perjalanan dan tetap non-penduduk, sejauh mereka tidak mengarah ke tempat tinggal permanen dan tidak berhubungan dengan kegiatan produktif.” Pada tahun 1976, Tourism Society of England mengeluarkan definisi pariwisata sebagai berikut: “Pariwisata adalah gerakan sementara jangka pendek seseorang untuk tujuan di luar tempat-tempat dimana mereka biasanya tinggal dan bekerja dan kegiatan mereka selama tinggal di tempat tujuan masingmasing. Hal ini termasuk gerakan untuk semua tujuan”. Pada tahun 1981, Asosiasi Internasional Ahli Ilmiah Pariwisata mendefinisikan
12 pariwisata dalam bentuk kegiatan tertentu yang dipilih dengan pilihan dan dilakukan diluar rumah. Pada tahun 1994, PBB mengklasifikasikan tiga bentuk pariwisata dalam Recommendations on Tourism Statistics: • • •
Pariwisata domestik, yang melibatkan warga negara bepergian yang diberikan hanya dalam negara. Pariwisata inbound, yang melibatkan bukan penduduk melakukan perjalanan di negara yang diberikan. Wisata outbound, melibatkan warga bepergian di negara lain.
2.5.3. Statistik dan peringkat pariwisata dunia Pada tahun 2008, terdapat lebih dari 922 juta kunjungan wisatawan internasional, dengan pertumbuhan 1,9% dibandingkan dengan tahun 2007. Pada tahun 2009, kedatangan wisatawan internasional turun menjadi 880 juta, mewakili penurunan di seluruh dunia 4% dibandingkan dengan tahun 2008. Wilayah yang paling terpengaruh adalah Eropa dengan penurunan 6%. Organisasi Pariwisata Dunia melaporkan sepuluh negara berikut sebagai yang paling banyak dikunjungi pada tahun 2006-2009 dengan jumlah wisatawan internasional. Bila dibandingkan dengan tahun 2006, Ukraina masuk daftar sepuluh besar, melebihi Rusia, Austria dan Meksiko, dan pada tahun 2008, melampaui Jerman. Pada tahun 2009, Malaysia berhasil masuk ke daftar 10 negara teratas yang paling sering dikunjungi. Malaysia mengamankan posisi kesembilan, tepat di bawah Turki dan Jerman. Pada tahun 2008, Malaysia berada di posisi 11. Baik Turki dan Jerman naik satu tingkat di kedatangan, di posisi ketujuh dan kedelapan, sementara Perancis tetap memimpin peringkat dalam hal kedatangan wisatawan.
13
2.6. Kompas Gramedia
Gramedia adalah penerbit majalah, tabloid, buku dan komik terkemuka di Indonesia, dengan rentang usia pembaca terlengkap. Produk Gramedia mencakup bacaan untuk batita (bawah tiga tahun), anak usia TK-SD, remaja pria dan wanita, dewasa, sampai bacaan khusus untuk pehobi. Bagian Bisnis terdiri dari Sirkulasi, Iklan dan Promosi. Redaksi terbagi dalam lima bagian, yaitu Media Wanita, Media Anak, Media Otomotif, Media Pria, serta Media Pengetahuan, Teknologi dan Umum. Sedangkan Bagian Supporting terdiri dari Anggaran, Pracetak, SDM, Umum, dan Teknologi Informasi. Dipelopori oleh terbitnya Majalah Intisari tahun 1963, kini Gramedia telah menerbitkan lebih dari 1.100 judul tabloid, majalah, komik, serta buku.
14 2.6.1. Visi Menjadi perusahaan penyaji informasi dan layanan edutainment yang terbesar, pilihan utama masyarakat Indonesia, dan memuaskan serta membanggakan bagi para stakeholders. 2.6.2. Misi Menyediakan informasi dan layanan edutainment yang beretika, dan ikut serta dalam upaya mencerdaskan bangsa Indonesia melalui pembentukan manusia yang kreatif, mandiri, dan berwawasan.
2.7. Spesifikasi Buku
•
Ukuran
: 11 x 18 cm
•
Tebal buku
: 1,5 cm
•
Jenis cover
: Softcover
•
Material
: Matte paper 150 gsm
•
Bentuk buku
: Persegi panjang
•
Fungsi buku : Buku dibuat berjenis handbook agar mudah dibawa-bawa oleh turis ketika sedang pergi kesuatu tempat dan dibaca didalam ruang tunggu airport atau lobby hotel. Berisi percakapan umum yang sering diucapkan oleh turis di suatu kondisi dan tempat-tempat yang sering dikunjungi turis. Tersusun berdasarkan jenis tempat dan urutan percakapan.
15
2.8. Analisa Kompetitor 2.8.1. Lonely Planet Phrasebook
Lonely Planet merupakan buku travel guide yang berisi semua informasi tempat wisata diseluruh dunia. Lonely Planet juga mempunyai seri buku yang lain bernama Phrasebooks yang berisi tentang percakapan sederhana yang biasa diucapkan oleh turis dalam berbagai macam bahasa.
2.8.2. Berlitz Phrasebook
Buku Frasa Berlitz adalah pemimpin pasar yang tak tertandingi
16 yang menampilkan lebih dari 2.300 kata dan lebih dari 1.200 frase berguna dan ekspresi. Bahasa yang paling populer di seri telah dirancang ulang agar lebih user-friendly dari sebelumnya. Mereka memiliki ekspresi up-to-the-minute bahwa pengunjung akan mendengar selama perjalanan mereka dan referensi mata uang baru Euro. Wisatawan akan menemukan tips budaya dan memperingatkan berharga dalam situasi sosial dan akan mendapatkan keuntungan dari tips keamanan membantu. Buku-buku frase yang tersedia lebih dari 30 bahasa. Mereka menyediakan situasi yang paling umum traveler mungkin dihadapi, termasuk belanja, tamasya dan teman-teman membuat. Buku-buku frase juga akan membantu dalam mengatasi masalah berbagai situasi: kehilangan bagasi, menanyakan arah, pemesanan akomodasi, mengunjungi dokter dan banyak lagi. Berlitz Buku Frasa termasuk mini-dialog atau percakapan khas bagi wisatawan untuk berlatih. Bagian tata bahasa baru, 2.300 kata kamus bilingual dan pembaca yang luas lengkap menu ini referensi berukuran saku.
2.9. Target Audience •
Geografis Domisili: Seluruh wilayah di kota-kota besar.
• Demografis Jenis Kelamin :
Pria – Wanita
Usia
:
23 – 27 tahun
Profesi
:
Mahasiswa, eksekutif, jurnalis, traveler.
Kelas sosial
:
A-B
• Psikologi Berjiwa petualang, memiliki minat tinggi dalam mempelajari perbedaan bahasa. 2.10. Analisa SWOT Srength : •
Menggunakan visual sebagai elemen utama untuk mempelajari bahasa.
17 •
Diurutkan berdasarkan situasi tempat yang umum dijumpai para turis.
•
Materi yang disampaikan mudah dimengerti bagi orang yang awam bahasa asing.
•
Merupakan kamus multilingual dengan 3 bahasa.
Weakness : •
Kamus visual tidak terlalu lengkap menjelaskan arti satu kata secara detail.
•
Hanya berisi percakapan-percakapan yang umum diucapkan di tempat-tempat yang sering dikunjungi turis.
Opportunities : •
Sektor pariwisata yang sedang gencar-gencarnya digalakan pada saat ini dapat membuat buku kamus visual ini menjadi kebutuhan para turis untuk menghadapi perbedaan bahasa.
•
Belum banyak buku di pasaran yang menawarkan mempelajari bahasa melalui kamus visual untuk turis.
•
Minat masyarakat, khususnya pelajar untuk mempelajari bahasa asing.
Threat :
•
Banyaknya media lain seperti internet yang hanya menyediakan kamus dengan gambar.
•
Terdapat tourist guide diberbagai daerah wisata yang langsung dapat menerjemahkan dan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa para turis.