BAB 2 DATA DAN ANALISA
2.1 Sumber Data Data dan informasi yang di peroleh untuk Tugas Akhir ini di peroleh dari berbagai sumber, antara lain : a. Narasumber - Siswa SMP - Kuisioner b. Artikel Elektronik, Website - https://en.wikipedia.org/wiki/Selfie - https://instagram.com/vellyvallery/ ( Instagram milik salah satu narasumber ) - http://www.complex.com/pop-culture/2013/10/the-15-types-ofselfies/duck-face-selfie - http://www.telegraph.co.uk/women/10760753/Why-we-reallytake-selfies-the-terrifying-reasons-explained.html c. Buku - Dear Me ! , karya Tara de Thouars. B.A M.Psi.
gambar 2.1 cover buku Dear Me!
2.1.1 Selfie menurut Psikolog Tahun 2015 merupakan tahun narsisme, kecemasan akan diri sendiri, serta keberadaan monopod ( tongsis/tongkat narsis ). Ini bisa menjadi masalah 3
4 dengan konsekuensi nyata. Dalam sebuah penelitian diketahui, perempuan yang mengenakan baju renang di depan cermin dilaporkan merasa malu pada kondisi tubuhnnya. Pada akhirnya ia menahan pola makannya. Hal ini dilakukan dalam era sebelum kebiasaan selfie eksis. Tapi, W Keith Campbell, penulis "The Narcissism Epidemic" dan profesor psikologi di University of Georgia, menduga hasilnya akan sama sekarang setelah eranya selfie. Sebab, keduanya terkait dengan ketidakpercayaan diri serta potensi yang menimbulkan efek kerusakan meski itu dilakukan untuk membuat seseorang tampil lebih baik secara
fisik.
(
sumber
:
http://www.republika.co.id/berita/gaya-
hidup/trend/15/06/15/npy0e5-psikolog-ungkap-bahaya-terlalu-banyak-selfie )
gambar 2.1.1 buku “The Narcissism Epidemic”
gambar 2.1.2 W Keith Campbell Menurut psikolog dan direktur Media Psychology Research Center, Dr Pamela Rutledge, keinginan memotret, mem-posting, dan mendapatkan "likes" dari situs jejaring sosial merupakan hal yang wajar pada setiap orang.
5 “Keinginan ini dipengaruhi rasa kita pada hubungan sosial. Hal ini sebetulnya sama dengan saat orang mengatakan betapa bagus baju yang kita kenakan. Secara biologis, pengakuan sosial merupakan kebutuhan, bahkan ada area pada otak yang dikhususkan untuk aktivitas sosial,” kata Rutledge. ( sumber : http://berita.republikti.web.id/2014/01/apa-kata-psikolog-soal-foto-narsis-di.html )
2.2 Data Kuisioner Penulis mengumpulkan data melalui kuisioner yang dibagikan kepada Masyarakat ( khususnya anak remaja ) untuk mengetahui pandangan mengenai Selfie. Berikut adalah hasil kuisioner yang di bagikan. -
Data Kuisioner 1. Usia
Tabel 2.2.1 Tabel Usia
20% 50% 30%
14 tahun 15 tahun 16 tahun
a. 14 tahun b. 15 tahun c. 16 tahun
2. Jenis Kelamin Tabel 2.2.2 Tabel Jenis Kelamin
6
20% Laki - Laki Perempuan 80%
a.
Laki – laki
b.
Perempuan
c. 3 . Kepunyaan akun media sosial
Tabel 2.2.3 Tabel Akun Media Sosial
10% Ya Tidak 90%
a.
Ya
b.
Tidak
4. Jenis akun media sosial
7 Tabel 2.2.4 Tabel Jenis Akun Media Sosial
5%
5% 5% 5%
80%
Facebook Twitter Instagram Path Facebook,Twitter,Instagram,Path,...
a. Facebook b. Twitter c. Instagram d. Path e. Facebook, Twitter, Instagram, Path,...
5. Kepunyaan smartphone
Tabel 2.2.5 Tabel Kepunyaan Smartphone
20% Ya Tidak 80%
a. Ya b. Tidak
6. Style buku ilustrasi Tabel 2.2.6 Tabel Style Buku Ilustrasi
8
5% 5% 20%
Tidak membosankan Informatif dan full colour Gambar yang lucu Gambar yang 'real' 70%
a. Tidak membosankan b. Informatif dan full colour c. Gambar yang lucu d. Gambar yang ‘real’
- Data Statistik selfie di Indonesia Selfie dianggap menjadi gaya hidup baru di kota-kota besar Indonesia. Faktanya, di Indonesia penggemar selfie tersebar di 22 kota. 3 kota besar di Indonesia, termasuk dalam 100 kota ter-selfie di Dunia, Denpasar menduduki peringkat ke – 18. Sementara Yogyakarta, berada di urutan 43 dengan 51 orang ber-selfie ria di antara 100 ribu orang. Dan Bandung, di urutan 88, dengan 33 foto selfie di antara 100 ribu orang. Tidak jelas mengapa Jakarta tidak masuk dalam kategori ter-selfie di dunia. Data ini di rangkap jelas oleh salah satu majalah dunia terbesar yaitu TIMES. TIMES mengeluarkan rangking kota paling "selfie" di dunia. Kota-kota yang masuk dalam rangking tersebut dihuni oleh penduduk yang sering berfoto "selfie" alias "narsis". Untuk mengetahui penduduk kota mana yang penduduknya paling gemar ber"selfie" ria, TIMES menyisir 400.000 foto di Instagram yang dibandrol dengan tag "selfie" termasuk koordinat geografis di mana foto tersebut diambil. ( sumber
:
http://www.suara.com/tekno/2014/03/11/212134/tiga-kota-di-
indonesia-masuk-rangking-kota-paling-selfie-di-dunia )
9
3 Kota Ter-selfie di Indonesia Bandung 21%
Denpasar 51% Jogjakarta 28%
2.3 Analisa Kesimpulan Diagram : Responden berjumlah 100 (100%) di bagikan secara acak, dengan pengisian hasil yang tertarik dengan selfie berjumlah 72 (72%) anak dan 28 (28%) anak menyatakan tidak menyukai. Dari 72 ( 72%) anak tersebut, diketahui berjenis kelamin perempuan, dan 28 anak (28%) lainnya berjenis kelamin laki – laki, hal ini menyimpulkan bahwa target utama untuk karya ilmiah ini diutamakan untuk perempuan. Dalam kepunyaan akun media sosial, dari 100 responden yang menjawab memiliki berjumlah 90 anak ( 90% ) dan 10 anak ( 10% ) lainnya tidak, disimpulkan bahwa anak yang menyukai dan tidak selfie memiliki akun media sosial. Dari 100 anak ( 100% ) yang memiliki akun media sosial ada 80 anak ( 80% ) yang memiliki semua akun media sosial, seperti facebook, twitter, path , instagram dan lainnya, sedangkan yang memiliki facebook saja berjumlah 5 anak ( 5%), twitter saja berjumlah 5 anak (5%), , path saja berjumlah 5 anak (5%), dan instagram saja berjumlah 5 anak (5%). Ini meyimpulkan bahwa remaja saat ini pasti memiliki setidaknya 1 media sosial untuk bersosialisasi, atau memposting foto selfie-nya. Lalu untuk kepunyaan smartphone dari 100 responden 80 anak (80%) menjawab memiliki, dan 20 anak ( 20%) lainnya menjawab tidak, ini menunjukkan bahwa smartphone bukan hal yang sulit untuk di dapatkan dan dimiliki anak usia remaja. Dan terakhir dari 100 responden ( 100% ) kegemaran mereka membaca buku dilihat dari desainnya, ada 70 anak ( 70% ) menjawab Informatif dan full colour , Gambar yang lucu ada 20 anak ( 20 %) , Tidak membosankan ada 5
10 anak ( 5% ), Gambar yang ‘real’ ada 5 anak (5%), dari hasil yang didapat, disimpulkan bahwa remaja cenderung memiliki minat untuk membaca asalkan informatif dan memiliki warna yang menarik, karena gambar bagus saja tidak cukup untuk melihat bobot dari buku yang akan di baca.
2.3.1 Tinjauan Khusus Kuisioner dibagikan secara acak untuk 100 responden remaja dengan kurun usia 14 – 16 tahun. Survei dilaksanakan agar dapat mengetahui bahagimana respon mereka tentang Selfie dan faktor pendukung selfie bagi mereka.
2.4
Pandangan Umum Jaman dahulu, berfoto bersama dilakukan jika ada perayaan penting, atau peristiwa penting, seperti ulang tahun, pernikahan,dll. Foto sendiri dikenang dalam bentuk film atau sudah jadi kertas foto yang lalu di simpan ke dalam album agar tetap terjaga dan orang yang melihatny menjadi nostalgia tesendiri. Namun semakin maju dan pesatnya teknologi, pandangan foto lama kelamaan makin berubah dengan adanya ponsel pintar atau yg kita kenal dangan “smartphone”. Dari smartphone itu munculah berbagai fitur tertutama kamera yang mulai di lirik masyarakat, Selfie.Selfie sendiri adalah, merupakan istilah untuk memotret diri sendiri. Menurut info yang diperoleh dari BBC, Selfie kemungkinan pertama kali dilakukan pada awal tahun 1800-an dengan menggunakan cermin atau self-timer. Namun, kala itu Selfie tidak melibatkan objek tunggal seperti sekarang ini, namun dalam kelompok besar seperti berfoto dengan teman atau keluarga. Dalam dunia modern, istilah Selfie diperkenalkan pertama kali oleh seorang fotografer bernama Jim Krause pada tahun 2005, sehingga kemudian menjadi genre baru dalam dunia fotografi.
11
gambar 2.4 Jim Krause
Kini, istilah tersebut makin popular, karena bukan hanya dilakukan oleh masyarakat biasa saja, namun kalangan elite pun seperti selebritis, pejabat, tokoh panutan publik, bahkan presiden juga gemar melakukan Selfie. Peristiwa yang paling heboh adalah Selfie yang dilakukan oleh presiden Amerika Serikat Barrack Obama, bersama PM Denmark Helle Thorning-Schmidt, dan PM Inggris, David Cameron pada saat pemakaman Nelson Mandela. Foto Selfie yang mereka lakukan bahkan menjadi head-line di salah satu koran ternama Inggris. Semakin berkembangnya teknologi, juga semakin memudahkan kita dalam melakukan Selfie. Kini, semakin banyak produk smartphone yang menawarkan kamera depan dengan resolusi tinggi dan beragam fitur kamera yang digunakan, seperti teknologi kamera Samsung NX3000 yang cukup kedipkan mata untuk foto Selfie. Bertambah maraknya sosial media, juga membuat masyarakat semakin gemar memotret diri, dan mengunggahnya ke jejaring sosial. Mau tak mau, Selfie dalam berbagai telaah dan perspektif kemudian mengandung hal yang positif maupun negatif.
2.5 Aplikasi Penunjang Dalam Selfie kurang lengkap jika foto tersebut di edit sebelum di posting ke media sosial. ada beberapa aplikasi yang digunakan dalam smartphone yang dapat di download secara gratis dan gampang untuk di gunakan.
1.Camera 360
12 Aplikasi ini banyak di cari di masyarakat karena namanya yang tidak asing, dan cara mendapatkanya yang mudah, cukup ketik di applikasi store dan google play kalian langsung bisa mendapatkannya dengan cepat dan gratis. Camera 360 ini berasal dari China, dalam aplikasinya memiliki berbagai macam filter yang unik dan sangat bagus. Namun untuk hasil foto tetap berpacu thd bagusnya kamera dan sisi lighting anda.
gambar : 2.5.1 contoh aplikasi 360 ( kiri ke kanan : layout memulai aplikasi, filter, hasil foto dengan filter ) sumber : www.google.com
gambar 2.5.2 Perbandingan foto biasa dan foto dengan filter aplikasi 360 sumber : www.google.com
13
gambar 2.5.3 Logo camera 360 sumber : www.google.com 2. B612 Aplikasi ini sangat menuntut kita untuk Selfie, karena aplikasi ini tidak bisa memakai kamera belakang, jadi otomatis harus memakai kamera depan. Pada aplikasi ini memiliki beberapablock untuk otomatis menggabung gabungkan foto menjadi 1. Cara kerjaya memilih ingin foto brp kotak lalu setiap ingin foto tap pada layar untuk 1 hasil.
gambar 2.5.4 tampilan aplikasi foto B612 sumber : www.google.com
14 gambar 2.5.5 Logo kamera B612 sumber : www.google.com
3. Youcam Perfect 365 Dalam aplikasi ini kita bisa memberikan make up dalam sekejap untuk mempercantik/ganteng foto kita. Terdapat aplikasi wig, eye shadow, eye liner, dll.
gambar 2.5.6 tampilan youcam perfect 365 sumber : www.google.com
15
gambar 2.5.7 logo youcam perfect 365 sumber : www.google.com
2.5.1 Alat Penunjang Selain aplikasi di atas, adapula alat penunjang yaitu monopod , atau kita kenal dengan singkatan tongsis ( tongkat narsis ). Monopod ini berkisar harga sekitar Rp 50.000 – Rp 250.000 . Monopod sendiri memiliki kerja yang sangat simple, hanya dengan mengunci HP pada alat holder yang berada di ujung tongkat Selfie. Untuk dapat memfoto, aplikasi hp harus di berikan timer.
16
gambar 2.3.2.1 Monopod
2.6
Pandangan Selfie Menjadi Gaya Hidup Fenomena Selfie di kalangan masyarakat kota sekarang ini, sudah menjadi gaya hidup sendiri. Bukan menjadi hal yang aneh jika kita melihat beberapa orang Selfie di tengah keramaian seperti di mall, tempat pusat perbelanjaan, bahkan angkot atau pasar sekalipun. Hal ini memberikan sisi menarik tersendiri bagi sang penulis. Bagaimana tidak, sekarang ini, orang sendang bangun tidur pun dia langsung mencari ponselnya untuk memposting raut wajah dia dan mempostingnya ke media sosial miliknya. Adapula hanya kaki saja di foto lalu di posting, dan tidak lupa makanan pun di foto sebelum di santap. Selfie sekarang bukan berarti lagi hal aneh. Bukan lagi harus memfoto acara penting melainkan Selfie menjadi ajang gaya hidup baru, dimana masyarakat tidak dapat seharipun tanpa Selfie. Contoh kasusnya adalah A sedang makan di restoran yang memiliki plating yang lucu dan unik, sebelum disantap dia cenderung untuk difoto dahulu sebelum di santap. Contoh kasus di atas sangat jelas bahwa Selfie menjadi gaya hidup baru, apapun dimanapun ponsel dan Selfie tidak akan pernah lepas pada pribadi siapapun. Mengapa orang suka sekali dengan Selfie? Selfie sendiri ingin menunjukkan kepada orang banyak bahwa dirinya itu cantik dengan cara mempost ke media sosial miliknya. Memberitahu sedang apa yang dilakukan dan bagaimana
17 mereka mengerjakan sesuatu, ini sudah bukan menjadi hobi atau apapun, tapi ini sudah menjadi gaya dan hidup mereka. Jika di tanya orang bagaimana jika tidak ada Selfie, jawaban mereka mungkin beragam dan bisa menjawab, seperti
hampa
tanpa
Selfie.
(
referensi
:
http://balipost.com/read/headline/2014/11/14/25249/selfie-jadi-gayahidup.html,
http://www.kalvinliang.com/trend-kebiasaan-memotret-dan-
posting-foto-makanan/ )
2.6.1 Pandangan Positif dan Negatif Selfie Efek positif foto Selfie
Mampu meningkatkan rasa percaya diri
Secara tidak langsung, foto Selfie mampu membantu kita untuk lebih mengenali diri sendiri dengan baik sehingga bisa mengerti kelebihan yang ada dalam diri kita. Dengan memperlihatkan kelebihan tersebut kepada orang lain, tentu mampu meningkatkan rasa percaya diri kita.
Menjadi hiburan di waktu luang
Seorang ahli psikolog klinis pernah mengatakan, bahwa Selfie bisa berguna untuk diri sendiri. Selfie bisa dijadikan sarana untuk mengisi waktu luang dan menjadi hiburan tersendiri. Bahkan, sebagian orang bisa merasa tenang setelah melakukan Selfie.
Sarana untuk mengeksplorasi diri
Seorang psikolog bernama Elizabeth T. Santoso mengatakan, bahwa salah satu efek positif dari Selfie adalah, membantu seseorang untuk mengeksplorasi dirinya. Dengan eksplorasi, otomatis seseorang akan mampu mengembangkan dirinya ke arah yang lebih baik. Misalnya saja orang yang memotret hasil masakannya sendiri, mengartikan bahwa dia juga mampu menunjukkan kepada orang lain, sisi lain dari dirinya.
Menyebarkan pesan positif kepada orang lain
Foto Selfie juga bisa menguntungkan banyak orang jika digunakan dengan cara yang tepat. Seperti foto yang berisi ajakan pada gaya hidup yang lebih sehat. Dengan mengunggah foto tersebut ke khalayak ramai, kita bisa menularkan pesan positif dan inspiratif kepada kelompok yang lebih luas. ( sumber http://alltutorial.net/sejarah-selfie-serta-efek-positif-dan-negatifnya/ )
18 Efek negatif foto Selfie Meski Selfie memiliki banyak efek positif, namun ternyata juga memiliki efek negatif yang banyak pula. Berikut diantaranya:
Menjadi candu dan membuat ketagihan
Tanpa disadari, kebiasaan Selfie yang dilakukan secara terus menerus bisa membuat kita kecanduan dan tidak bisa lepas dari Selfie. Bahkan, pada tingkatan yang ekstrim, Selfie bisa membuat kita kehilangan kontak dengan dunia nyata.
Memiliki kecenderungan bersifat narsis yang berlebihan
Biasanya, orang yang sering melakukan Selfie, adalah seorang pribadi yang cenderung narsis, dan pada umumnya itu tidak disukai banyak orang. Untuk itu, perlu kontrol diri supaya kita tidak dicap sebagai orang yang terlalu mencintai diri sendiri.
Tugas utama menjadi terbengkalai
Orang yang sudah kecanduan melakukan Selfie, lama kelamaan akan mengabaikan tugas utamanya. Hal ini disebabkan karena ia terlalu sibuk untuk Selfie sehingga lupa akan tugas utamanya. Dalam sebuah riset disebutkan, ada seorang ibu rumah tangga yang mempunyai dua anak lebih memilih sibuk berfoto Selfie dibandingkan mengurus kedua anaknya.
Mengganggu orang lain
Mungkin pada awalnya kita tidak menyadari dampak buruk ini, karena niat awalnya hanya ingin iseng dan menghibur diri sendiri. Namun jika sudah merasa ketagihan, kita akan berulang-ulang melakukannya orang akan merasa risih. ( sumber : http://alltutorial.net/sejarah-selfie-serta-efek-positif-dan-negatifnya/ )
2.7 Analisa dan Observasi Faktor pendukung : 1. Selfie di gemari masyarakat karena hasilnya yang bagus. 2. Selfie di gemari karena dapat menunjang gaya hidup mereka ( ajang pamer ). 3. Topik yang menarik untuk dibahas mengenai baik buruk mengenai Selfie. 4. Tidak ada buku yang membahasa tentang Selfie secara mendetail. 5. Selfie menjadi gaya hidup dan masyarakat harus sudah mengetahuinya. (
referensi
:
http://www.kompasiana.com/khalidanoor/euforia-selfie-
dalam-layar-digital_54f7d1e5a333116a608b45ff )
19 Faktor penghambat : 1. Masyarakat belum menyadari bahwa Selfie menjadi gaya hidup mereka 2. Masi banyak yang cuek tentang positif dan negatif Selfie 3. Munculnya kebiasaan psikis yang baru (
referensi
:
http://www.kompasiana.com/khalidanoor/euforia-selfie-
dalam-layar-digital_54f7d1e5a333116a608b45ff )
2.8 Teori Layout Layout merupakan bagian dari desain grafis yang berperan dalam mengatur susunan komponen dan elemen desain. Layout menentukan struktur sebuah desain, yang artinya sangat mempengaruhi kekuatan sebuah desain. Di dalam membuat sebuah layout, terdapat istilah grid. Grid adalah sebuah acuan untuk meletakkan sebuah paragraph ataupun gambar dalam sebuah media. Menurut James M. Apple perancangan tata letak didefinisikan sebagai perencanaan dan integrasi aliran komponen- komponen suatu produk untuk mendapatkan intelerasi yang paling efektif dan efisien antar operator, peralatan, dan proses transformasi material dari bagian penerimaan sampai ke bagian pengiriman
produk
jadi.
(
sumber
:
http://www.slideshare.net/SyifaMukrimaa/tata-letak-manop-kelompok-3 ) 2.8.1 Teori Tipografi Tipografi merupakan suatu ilmu dalam memilih dan menata huruf untuk menciptakan kesan tertentu, sehingga dapat menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin. Dalam tipografi terdapat dua hal yang perlu diperhatikan, yakni legibility dan readability. Legibility adalah tingkat kemudahan atau kenyamanan mata saat membaca. Sedangkan readability adalah tingkat keterbacaan suatu susunan huruf saat dibaca. Jenis huruf terbagi menjadi dua, yakni serif dan sans serif. Serif adalah jenis huruf yang memiliki kait pada bagian ujung hurufnya, sedangkan sans serif adalah jenis huruf yang tidak memiliki kait pada ujungnya. (http://www.academia.edu/3823355/SENI_TIPOGRAFI_AGUNG_DWI_PR AKOSO)
20 Danton Sihombing (2001: 59) mengatakan bahwa tipografi bukan lagi merupakan pelengkap suatu statement visual, tetapi sudah menjadi sajian utama komunikasi grafis yang berbentuk buku, katalog, atau brosur. Baik sebagai pelengkap suatu bentuk komunikasi visual, maupun sebagai unsur utama, huruf memainkan peranan sangat penting dalam keberhasilan suatu bentuk seni komunikasi grafis. Tipografi bisa saja menjadi inti gagasan suatu komunikasi grafika dan menjadi satu-satunya “visualisasi” yang efektif. Kekeliruan atau ketidakpekaan dalam tipografi bisa merusak hasil komunikasi grafis, walaupun bentuk visualisasi lainnya telah dibuat dengan prima.
Dalam buku yang akan saya angkat topik Selfie ini , di tujukan kepada anak umur 14 – 15 tahun, maka dari itu tipografi yang saya pilih merupakan pilihan tipografi yang harus fun dan sangar menarik perhatian mereka. Berdasarkan kuisioner yang sudah saya buat, anak – anak remaja tsb menyukai bila buku itu memiliki font yang lucu – lucu dan sangat membuat keinginan untuk membaca. Informatif namun memiliki daya tarik untuk menjadi referensi informasi ringan Selfie mereka. Referensi tipografinya sbb :
font : Orange Juice 2.0
Untuk font Orange Juice 2.0 digunakan untuk font judul buku, ataupun font dalam poster,mug dan pin. Karena font ini menjadi salah satu khas dalam identitas buku, agar mudah dikenali ( seragam ). Type Founder
: Brittney Murphy
Type Foundry
: http://brittneymurphydesign.com ( memiliki website
sendiri tidak berdasar pada perusahaan ). Di pasarkan melalui website www.dafont.com.
21
font : Bite the Bullet Sedangkan font Bite the Bullet digunakan untuk tagline dan caption didalam buku, seperti keterangan singkat atau penjelasan gambar. Type Founder
:
Bite The Bullet by Reema Chhabra
Type Foundry
:
http://www.dafont.com/bite-bullet.font
(
tidak
memiliki website atau bergabung pada suatu perusahaan, melainkan mempromosikan secara mandiri melalui www.dafont.com ). Email :
[email protected] .
font : Handeer Font Handeer merupakan font penting dalam buku ini, karena digunakan untuk body text dalam buku. Font ini dipilih karena gaya stylenya yang seperti tulisan tangan yang sesuai dengai tipe bukunya. Type Founder
: Handeer by Leonard Posavec
Type Foundry
:
http://www.dafont.com/handeer.font
,
untuk
komersial font : http://www.revolge.com/product/handeer-font/ . Email :
[email protected], facebook : https://www.facebook.com/posavecleonard.
22
font : Irish Spagetti Font ini digunakan untuk bab dan sub-bab pada buku, tipenya yang lucu akan menjadi perhatian tersendiri. Font ini dipilih karena keunikan keritingnya yang menambah sisi feminim dalam buku ini ( karena buku diprioritaskan untuk remaja putri ). Type Founder
: Irish Spaghetti font Created in 2011 by Brittney
Murphy Design. Type Foundry
: http://brittneymurphydesign.com ( memiliki website
sendiri tidak berdasar pada perusahaan ). Di pasarkan melalui website www.dafont.com.
2.8.2 Teori Warna Warna memegang peran sebagai sarana untuk lebih mempertegas dan memperkuat kesan atau tujuan dari sebuah karya desain. Warna dapat didefinisikan secara fisik sebagai sifat cahaya yang dipancarkan, atau secara psikologis sebagai bagian dari pengalaman indera penglihatan. Kemampuan warna menciptakan impresi dan mampu menimbulkan efek-efek tertentu. Warna
23 memegang peran penting dalam penilaian estetis kita terhadap bermacam-macam benda. (http://www.zainalhakim.web.id/posting/mengenal-istilah-warna.html) Tone adalah hasil kombinasi antara hue dan warna abu-abu. Warna-warna ini memiliki nuansa klasik. Sedangkan warna-warna vivid adalah warna-warna yang cemerlang, mencolok, cerah, dan tegas. (http://www.ar7ikel.com/view-content36-teori-dan-fakta-tentang-warna.html) . Dalam warna pembuatan buku ini, saya menyimpulkan warna yang cocok untuk buku ini, dalam informasi yang sudah saya dapatkan, pada remaja menginginkan warna pastel, yang cerah, dan penuh warna yang mencolok atau memberi semangat mereka. Warna tsb antara lain :
untuk referensi warna 1 , saya ingin membuat buku ini nyaman di baca sehingga tidak membuat mata lelah untuk membacanya. Untuk referensi warna 2, saya memilih contoh warna yang kontras, karena selain warna tersebut menarik perhatian dan menyenangkan warna ini bisa membuat orang semangat dalam membaca buku, terlebih lagi ini adalah buku ilustrasi yang dimana harus memberikan kesan menyenangkan namun tetap memiliki sisi informasi yang bagus.
2.8.3 Teori Fotografi Pada Ponsel Dalam fotografi, kamera ponsel termasuk kategori kamera istimewa atau kamera saku. Kamera jenis ini dibuat untuk memudahkan pemakainya, tanpa perlu memikirkan teori-teori fotografi. Kemajuan teknologi kamera ponsel saat ini juga telah mampu menyaingi kamera digital, seperti ponsel Xiao-Mi, SONY, Samsung yang sering membenamkan teknologi cybershot dan lensa carl zeiss, layaknya kamera digital.
24 Berikut ini hal-hal yang perlu diketahui guna memaksimalkan pemanfaatan kamera ponsel untuk Art Photography : Baca terlebih dahulu kemampuan kamera ponsel Anda, bisa dengan l ihat buku panduan, atau mencari review dari pabrikan ponsel. 1. Maksimalkan kualitas resolusi (piksel) kamera Anda. 2. Pastikan Ponsel Anda memiliki memory card yang cukup. 3. Jangan pernah menggunakan fasilitas zoom pada kamera ponsel, karena akan menurunkan kualitas gambar. 4. Jangan memotret objek yang jauh, bila perlu, dekati objek yang akan dipotret. 5. Jangan memaksakan memotret di tempat yang kurang pencahayaan. 6. Pahami angle, komposisi, cahaya yang ada di sekitar objek. 7. Pelajari moment yang akan ditangkap dan direkam dengan kamera, sehingga menarik untuk ditampilkan. 8. Gunakan software pengolah foto (Photoshop, dsb) untuk memperbaiki intensitas cahaya, warna, dan komposisi yang mungkin tidak terjangkau oleh kamera ponsel Anda (
sumber
:
https://imajiplus.wordpress.com/teknik-technic/tips-
trick/fotografi-dengan-kamera-ponsel/ )
2.8.4 Teori Psikologi Dalam memahami perkembangan manusia, teori mempunyai peranan yang sangat penting. Teori dapat membantu kita memahami gejala-gejala dan membuat ramalan tentang bagaimana kita berkembang serta bagaimana kita berperilaku. Dalam pembahasan tentang perkembangan manusia, terdapat banyak teori, mulai dari sederhana dan sistematis sampai pada yang rumit. Berikut akan dibahas tentang teori-teori perkembangan, diantaranya psikodinamis, kognitif, teori kontekstual, serta teori behavior dan belajar sosial. (sumber : http://psikologi-isma.blogspot.com/2013/01/teori-teoripsikologi-perkembangan.html ) Perkembangan Psikologi Remaja Siapa Remaja itu?
25 Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/ fungsi untuk memasuki masa dewasa. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12 – 15 tahun = masa remaja awal, 15 – 18 tahun = masa remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun = masa remaja akhir. ( sumber : http://belajarpsikologi.com/perkembangan-psikologis-remaja/ )
Menurut psikolog Efnie Indrianie, perempuan yang mengunggah foto dirinya bukan bentuk ekspresi menampilkan kecantikan tapi justru lebih pada membutuhkan pengakuan. "Cantik itu adalah the state of mind. Bedakan dengan butuh pengakuan," kata Efnie dalam acara Dove Choose Beautiful di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Efnie mengatakan, mencapai usia remaja atau peer group, periode tentang eksistensi dan keberadaan adalah hal yang sangat penting. Salah satu wadah untuk mendapatkan semua itu adalah media sosial. "Itu sebenarnya menginginkan wujud dari pengakuan dengan just a little bit narsistic," ujarnya. "Kalau ditanya secara personal juga mereka enggak bilang dirinya cantik," katanya melanjutkan. Dalam beberapa riset mengenai keterbukaan diri, banyak orang yang melakukannya justru di media sosial. "Orang yang aktif di medsos biasanya di real life-nya pendiam," kata Efnie. Efnie pun mengungkapkan seseorang yang over confidence, merasa super cantik, dan secara lisan mengakui dirinya cantik adalah bentuk dari kompensasi. "Padahal di balik itu dia feel depressed dalam dirinya," ujar Efnie. "Ada yang secara fisik cantik tapi tidak percaya diri. Dan penampilan itu hanya bentuk kompensasi saja," ujarnya melanjutkan. ( dikutip dari : http://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20150417111749255-47364/kata-psikolog-soal-orang-yang-sering-unggah-foto-selfie/ )