3
BAB 2 DATA DAN ANALIS A 2.1 Data dan analisa 2.1.1 Kekerasan Adalah ekspresi baik yang dilakukan secara fisik ataupun secara verbal yang mencerminkan pada tindakan agresi dan penyerangan pada kebebasan atau martabat seseorang yang dapat dilakukan oleh perorangan atau sekelompok orang ( umumnya berkaitan dengan kewenangannya). Jenis kekerasan : •
Kekerasan yang dilakukan perorangan; perlakuan kekerasan dengan menggunakan fisik (kekerasan seksual), verbal (termasuk menghina), psikologis (pelecehan), oleh seseorang dalam lingkup lingkungannya.
•
Kekerasan yang dilakukan oleh negara atau kelompok; yang oleh M ax Weber didefinisikan sebagai "monopoli, legitimasi untuk melakukan kekerasan secara sah" yakni dengan alasan untuk melaksanakan putusan pengadilan,
•
Tindakan kekerasan yang tercantum dalam hukum public; yakni tindakan kekerasan yang diancam oleh hukum pidana (sosial, ekonomi atau psikologis ).
4
•
Kekerasan dalam politik umumnya pada setiap tindakan kekerasan tersebut dengan suatu klaim legitimasi bahwa mereka dapat melakukannya dengan mengatas namakan suatu tujuan politik (revolusi, perlawanan terhadap penindasan, hak untuk memberontak, dll ).
•
Kekerasan simbolik (Bourdieu, Theory of symbolic power); merupakan tindakan kekerasan yang tak terlihat atau kekerasan secara struktural dan kultural (Johan Galtung, Cultural Violence), dalam beberapa kasus dapat pula merupakan fenomena dalam penciptaan stigmatisasi.
Kekerasan antara lain dapat pula berupa pelanggaran (penyiksaan, pemukulan, pemerkosaan, dll.) yang menyebabkan atau dimaksudkan untuk menyebabkan penderitaan atau menyakiti orang lain, dan - hingga batas tertentu - kepada binatang dan harta-benda. Istilah "kekerasan" juga berkonotasi kecenderungan agresif untuk melakukan perilaku yang merusak.
5
Pada dasarnya kekerasan ada 2 bentuk : •
Kekerasan sembarang; mencakup keekerasan dalam skala kecil / tidak terencanakan.
•
Kekerasan terkoordinir; dilakukan oleh kelompok-kelompok, baik yang diberi hak maupun tidak, seperti dalam perang ( kekerasan antar masyarakat, danteorisme ). ( sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Kekerasan )
2.1.2 Dampak tontonan kekerasan pada anak Ron Solby dari Universitas Harvard menjelaskan 4 dampak kekerasan dalam televisi terhadap perkembangan anak : •
Dampak aggressor; sifat jahat anak semakin meningkat
•
Dampak korban; anak jadi penakut dan sulit percaya pada orang lain
•
Dampak pemerhati; anak jadi kurang peduli memahami kesulitan rang lain
•
Dampak nafsu; anak meningkat keinginannya untuk melakukan / melihat kekerasan dalam mengatasi setiap persoalan ( nonton untuk pelarian ).
( Berdasarkan sumber dari artikel “Bahaya Tontonan Kekerasan Pada Anak”. Halaman 3_oleh kj_terdapat di lampiran )
6
2.1.3 Penyebab anak menonton TV Beberapa penyebeab anak menonton TV berlebihan berdasrkan sumber artikel yang saya riset yaitu; •
Orang tua, kakek-nenek, ataupun pengasuh suka menonton TV maka anak juga akan senang menonton TV.
•
Kurangnya perhatian dan kehadiran orang tua. Jika orang tua sibuk sendiri di rumah maka anak-anak megalihkan perhatian dengan menonton TV
•
Kurangnya pengawasan orang tua terhadap kegiatan anak
•
Orang tua yang sibuk bekerja
•
Anak yang susah menuruti perkataan orang tua, rasa penasaran anat terhadap tontonan kegemarannya, dan banyaknya alas an anak untuk menonton TV.
•
Anak menonton TV untuk “pelarian” ( oleh M ark I Singer, guru besar di M andel School of Applied Social Sciences )
•
Anak berpikir menonton TV adalah cara terbaik untuk lari / menyingkirkan diri dari perasaan tertekan
( sumber : https://www.sahabatnestle.co.id/homev2/main/dancow/dpc/forum/default.asp?id=22&PageIndex=3 dan Berdasarkan sumber dari artikel “ Bahaya Tontonan Kekerasan Pada Anak”. Halaman 3 – 4_oleh kj_terdapat di lampiran )
7
2.1.4 Iklan layanan masyarakat Iklan layanan masyarakat (bahasa Inggris: Public Service Ad atau disingkat PSA) adalah iklan yang menyajikan pesan-pesan sosial yang bertujuan untuk membangkitkan kepedulian masyarakat terhadap sejumlah masalah yang harus mereka hadapi, yakni kondisi yang bisa mengancam keselarasan dan kehidupan umum. Iklan layanan masyarakat (ILM ) dapat dikampanyekan oleh organisasi profit atau non profit dengan tujuan sosial ekonomis yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Di Indonesia tidak ada organisasi khusus yang dibentuk untuk menangani ILM . Pada umumnya ILM dibuat secara sendiri-sendiri oleh biro iklan yang bekerja sama dengan media dan pengiklan. Hal ini mengakibatkan kurangnya komitmen dan sinergi dalam merumuskan iklan, biaya, serta pesan yang ingin disampaikan sehingga ILM tidak dilakukan secara rutin. Selain itu ILM juga dikenakan pajak iklan, walalupun ruang dan waktunya disumbangkan oleh media. ( Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Iklan_layanan_masyarakat )
2.1.5 Data penduduk Data penduduk diperlukan untuk mengetahui banyaknya kemungkinan orang menonton TV. Berikut adalah data penduduk yang tergolong dalam umur di daerah DKI Jakarta :
8
•
Umur 0 – 14 Tahun (dalam %) NO. 01.
•
Daerah DKI Jakarta
2000 2005 2010 26,9% 25,3% 22,8%
Umur 15 – 64 Tahun (dalam %) NO. 01.
Daerah DKI Jakarta
2000 2005 2010 70,7% 71,8% 73,6%
( Data tabel keseluruhan ada pada lampiran Tabel 2.II.A.1 dan Tabel 2.II.A.2 )
Target pemasaran ILM yang utama adalah orang berusia dikalangan 35 – 64 tahun ke atas, karena kemungkinan pada kalanganusia ini mereka memiliki anak. Dan pada usia 7- 14 tahun merupakan korban dari akibat tontonan kekerasan.
2.2 Faktor Pendukung 2.2.1 Data fakta dan kasus ( sumber : artikel ) •
Prof.Dr.Fawzia
Aswin
Hadis
pengajar
Fakultas
Psikologi
UI,
mengembangkan, fase anak-anak memang fase meniru, sehingga anak anak sering disebut imitator ulung. •
Christian Science M onitor(CSM ) tahun 1996 terhadap 1.209 orang tua yang memiliki anak umur 2 – 17 tahun. Pada pertanyaan seberapa jauh kekerasan di TV mempengaruhi anak ; Amat mempengaruhi > 56 %
9
M empengaruhi > 26 % Cukup mempengaruhi > 5% Tidak mempengaruhi > 11 •
Dr.Brandon Centerwall dari Universitas Washington, mencari hubungan statistik antara meningkatnya tingkat kejahatan berbentuk kekerasan dengan masuknya TV di tiga Negara (Kanada, Amerika, dan Afrika Selatan). M eningkat 100% tingkat pembunuhan di antara penduduk kulit putih di Kanada dan Amerika. Penelitian Centerwall dari 1975 – 1983 menunjukan tingkat pembunuhan dia antara kulit putih meningkat 130 %. Padahal antara 1945 – 1974, tinkat pembunuhan jusru menurun (Kompas, 20-3-1995).
•
Centerwall menjelaskan, TV tidak berdampak langsung pada orang dewasa pelaku pembunuhan, tetapi pengaruhnya bertahap sedikit demi sedikit tertanam sejak masih anak-anak. a.meningkat kekerasan di antara anak-anak b.meningkat kekerasan antar remaja c.kejahatan pembunuhan oleh orang dewasa - Lembaga Kesehatan M ental Nasional Amerika meneliti selam 10 tahun dalam skala besar, Kekerasan dalam TV menimbulkan perilaku agresif pada anak-anak dan remaja yang menonton program tersebut.
10
•
M enurut psikologi dari Universitas Stanford, Albert Bandura, respon agresif bukan turunan tetapi terbentuk dari pengalaman.
•
Hasil survai, rata-rata orang Amerika menonton TV selama 25 – 30 jam perminggu. Dalam penelitian melibatkan 100.000 orang sebagai subjek disimpulkan dan ada bbukti yang kuat antara perilaku agresif dan melihat tayangan TV bermuatan kekerasan dalam waktu lama. Banyaj anak menghabiskan waktu berjam-jam di depan TV.
•
Orang tua contoh dari anak-abak
•
Jika bosan, biasanya orang tua suka menonton TV, dan anaknyapun ikut menonton TV
•
Anak laki-laki dan perempuan yan memilih program TV dengan banyak kekerasan memiliki nilai kemarahan yang tinggi dan sering menyerang anak lain. Separuh anak perempuan dengan kemarahan tinggi akan punya pikiran untuk bunuh diri, sedangkan laki-laki merasa takut akan ada orang yang membunuh mereka. ( oleh M ark I Singer, guru besar di M andel School of Applied Social Sciences )
11
•
Ph.D. dari University of Kansas; anak-anak yang menonton kekerasan di TV lebih mudah dan sering memukul teman-temannya, tak mematuhi aturan kelas, membiarkan tugasnya tidak selesai, dan lebihtidak sabar disbanding anak yang tidak menonton kekerasan. ( Berdasarkan sumber dari artikel “Bahaya Tontonan Kekerasan Pada Anak”. Halam an 1 – 5_oleh kj_terdapat di lampiran )
•
Anak merupakan kelompok pemirsa yang paling rawan terhadap dampak negatif siaran TV.
•
Data tahun 2002 mengenai jumlah jam menonton TV pada anak di Indonesia adalah sekitar 30-35 jam / minggu atau 1.560-1.820 jam / tahun . Angka ini jauh lebih besar dibanding jam belajar di sekolah dasar yang tidak sampai 1.000 jam/tahun.
•
Tidak semua acara TV aman untuk anak. Bahkan, “Kidia” mencatat bahwa pada 2004 acara untuk anak yang aman hanya sekira 15% saja. Oleh karena itu harus betul-betul diseleksi.
•
Saat ini jumlah acara TV untuk anak usia prasekolah dan sekolah dasar per minggu sekitar 80 judul ditayangkan dalam 300 kali penayangan selama 170 jam. Padahal dalam seminggu ada 24 jam x 7 = 168 jam! Jadi, selain sudah sangat berlebihan, acara untuk anak juga banyak yang tidak aman.
12
•
Acara TV bisa dikelompokkan dalam 3 kategori: Aman, Hati-hati, dan Tidak Aman untuk anak.
•
Acara yang “Tidak Aman”: isi acara banyak mengandung adegan kekerasan, seks, dan mistis yang berlebihan dan terbuka. Daya tarik yang utama ada pada adegan-adegan tersebut. Sebaiknya anak-anak tidak menonton acara ini. ( Sumber : http://www.google.com/search?hl=en&q=661-pengaruh-buruk-nonton-tvpada-anak-anak&btnG=Search&aq= f&aqi=&aql=&oq=&gs_rfai= , terdapat di lampiran)
2.2.2 Faktor lain • Katagori menonton ; Biasanya sering dimunculkan di tayangan tertentu ( contoh : tanda “BO” dimaksudkan untuk orang tua, kepanjangannya bimbingan orang tua). Bisa jadi faktor pendukukng dan penghambat, jadi pendukung karena tidak banyak orang yang peduli dengan peringatan ini. • ILM berbentuk animasi masih jarang, rata-rata shooting secara langsung. • Tema ILM masih jarang ditayangkan di TV.
13
2.3 Faktor Penghambat •
Di Indonesia belum ada penelitian mengenai pengaruh tayangan kekerasan terhadap perilaku anak.
•
Pihak yang berpendapat bahwa kekerasan di TV berakibat langsung pada perilaku. Satu kajian oleh para ahli ilmu jiwa Inggris menyebutkan, tak ada kaitan langsung antara kekerasan di TV dengan perilaku anak. Namun, ada syarat yang harus dipenuhi. Tak ada yang lebih baik daripada keluarga yang hangat, sekolah yang bermutu, dan masyarakat yang pedul, tutur ahli perilaku Tony Charlton, yang memimpin kajian itu.
•
Tony Charlton memantau perilaku 859 anak di pulau terpencil Saint Helena, Atlantik. Ia menemukan tidak ada perubahanperilaku pada mereka yang menonton TV dari berbagai belahan dunia yang detima melalui satelit. Tapi Charlton tidak memperhatikan penduduk yang hanya 5.600 orang dan letaknya terpencil itu. ( Berdasarkan sumber dari artikel “Bahaya Tontonan Kekerasan Pada Anak”. Halaman 2, 4 – 5_oleh kj_terdapat di lampiran )
•
Di Indonesia tidak ada organisasi khusus yang dibentuk untuk menangani ILM . Pada umumnya ILM dibuat secara sendiri-sendiri oleh biro iklan yang bekerja sama dengan media dan pengiklan ( Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Iklan_layanan_masyarakat )
•
Ketidakpedulian orang tua terhadap ILM ini
14
2.4 Target Pemasaran Target primer Target pemasaran dari ILM ini adalah sebagian besar untuk orang tua usia 35 – 64 tahun, diharapkan anak-anak tidak menonton karena akan ada adegan kekerasan. Kekuatan dari ILM ini ialah dari segi cerita dan visual yang akan disajikan. Kelemahannya ialah, akan adanya adegan kekerasan dan saya akan mencoba membuatnya tidak terlihat keras. Target sekunder Pria dan wanita usia 14 – 25 tahun dan yang menyukai animasi. 2.5 Pembanding Kompetitor 1. “Iklan layanan masyarakat kekerasan pada anak” M enggambarkan seorang siswa yang terpengaruh tontonan TV, mengakibatkan perubahan sikap dan perilaku jadi tidak baik, dengan menyampaikan berbagai penyebab dari kelakuannya itu. Berdurasi 40 detik lebih. Penyampaian yang sederhana dan mengena di pikiran para penonton. Perubahan siswa digambarkan stopmotion dengan menarik dan penyampaian penyebabnya dengan background tayangan pada telvisi dibantu dengan teks. Walau hanya menggunakan 1 angel tetapi dapat dikomposisikan menjadi satu ILM yang baik, karena pesan yang disampaiakan sudah kuat. Dibuat oleh SicSid6, sebagai tugas. Sayang backsong ditarik pihak youtube karena berhubungan dengan hak cipta.
15
( Sumber : http://www.youtube.com/watch?v=pOqdpPTFoW8 ) ( Keterangan gambar terdapat pada lampiran )
2. “Children see Children do” Dibuat oleh organisasi ‘ChildFriendly’. Berdurasi 1 menit 30 detik lebih. Konsep yang kuat dan mengena sekali, digambarkan orang tua yang bersama anaknya, anaknya meniru semua kelakuan orang tuanya. Semua orang tua melakukan tindak kekerasan dan ditiru oleh anaknya. Dan pada akhir scene digambarkan tindakan baik orang tua , sehingga anaknya pun ikut berbuat baik. Angel yang digunakan bercerita secara keseluruhan. Dan lagi backsong-pun mendukung PSA ini. ( Sumber : http://www.youtube.com/watch?v=4B9vypEWe2U&feature= fvsr ) ( Keterangan gambar terdapat pada lampiran )
3. “Indie M ovie Smack Down Effect” Di upload oleh duniagogon, sepertinya mereka adalh tim dalam suatu universitas. M engguanakan pesan pada awal dan akhir scene, dimulai dengan pengenalan tontonan smack down itu sendiri. Kemudian pada bagian isi digunakan 1 angel , tetapi cerita ynag disampaikan memang sudah jelas dan kuat. Dimana angel-nya 2 orang anak yang menonton acara(tampak depan, jadi TV ada di depan kamera), dan semua kejadian diceritakan dalam 1 agel tersebut. Cerita jelas sekali, merupakan akibat pada anak-anak dari tontonan kekerasan seperti smack down. Berdurasi 1 menit 50 detik lebih. Dan hal yang mereka lakukan sepertinya berhasil, karena tayangan seperti smack down sudah tidak ada lagi di stasiun TV Indonesia. ( Sumber : http://www.youtube.com/watch?v=aMKmPGDWIYU ) ( Keterangan gambar terdapat pada lampiran )
16
4. “Stop Violence!!” Dibuat oleh tim Pancatra, Pemenang juara ke 2 dari “SkyBattle 2007”. Bercerita remaja yang terpengaruh oleh film seri “HEROES”. Kejadian digambarkan seperti benar terjadi dalam keadaan film HEROES, untuk menyampaikan kekerasan yang ditampilkan. Penggunaan angel cukup menark, karena keterabatasan perlengkapan, teknik yang dipakai juga sederhana. Namun komunikasi dan tujuan dari pembuat cukup jelas dan kuat. ( Sumber : http://www.youtube.com/watch?v=hjX‐tdfacoo ) ( Keterangan gambar terdapat pada lampiran )