BAB 2 DATA DAN ANALISA
2.1. Sumber Data Sumber data dan informasi untuk mendukung proyek tugas akhir ini diperoleh dari sumber-sumber sebagai berikut: 1. Literatur Pencarian data melalui buku, catatan, artikel, baik di Koran, majalah, maupun website yang ada hubungannya dengan materi yang diangkat, yaitu mengenai event Unforgivable Beauty koleksi terbaru Deden Siswanto untuk butik Ivy dan mengenai perkembangan fashion pada umumnya. 2.
Survey (pengamatan) langsung di butik Ivy, Kemang. Wawancara dengan pihak
terkait mengenai event yang diselenggarakan dan mengenai koleksi-koleksi didalamnya. Setelah data terkumpul, dilakukan pengolahan data, yaitu proses analisa dimana datadata yang terkumpul kembali dilakukan pemilihan dan pengolahan data-data mana yang dapat mendukung proyek tugas akhir. Setelah itu, barulah diambil kesimpulan yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi sebagai dasar pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan. Hasil rangkuman pencarian data adalah sebagai berikut: 2.1.1. Sekilas Tentang Fashion dan Fashion Event 2.1.1.1. Fashion
4
Fashion adalah sesuatu yang kita temui sehari-hari, sesuatu yang melambangkan kepribadian kita, cerminan diri kita di masyarakat umum. Bahkan seorang yang mengatakan tidak peduli dengan apa yang mereka pakai untuk kesehariannya, tetap memilih pakaian setiap paginya yang secara tidak langsung mencerminkan kepribadian mereka dan apa yang mereka rasakan pada saat itu. Berbicara tentang fashion, berarti kita berbicara tentang perubahan , inspirasi dan segala tolak ukurnya. Perubahan disini bisa berasal dari berbagai segi kehidupan, seperti: musik, perubahan arah sosialisasi masyarakat, kebudayaan, televisi, film, pergerakan pola pikir, dan lain sebagainya, yang mana kesemuaannya dapat memberikan ideide segar bagi sang pencipta mode. Tidak jelas sejak kapan fashion mulai terbentuk, setidak-tidaknya fashion terbukti telah ada sejak peradaban Mesir kuno, terlihat dari betapa indahnya pakaian Ratu Cleopatra yang berukiran emas dan bertaburkan permata, yang jelas menggambarkan betapa cantik dan anggunnya dia sebagai seorang ratu. Dan, sebut saja China, tidak akan kita lupakan bagaimana halusnya sutra yang dihasilkan oleh mereka sejak dahulu kala. Bahkan Raja Louis Louis XIV, raja Perancis yang terkenal mengatakan bahwa mode adalah sehelai cermin untuk melihat diri sendiri. Fashion juga dianggap mampu membuka pikiran masyarakat moderen. Dan tak sedikit masyarakat modern yang mengatakan bahwa pakaian juga dapat mencerminkan status seseorang. Gaya yang tampak 5
pada diri kita, dianggap dapat juga menimbulkan stereotip dan jarak di antara kelompok-kelompok tertentu. Fashion juga bercerita tentang orang yang mengenakannya, berperan sebagai alat tanpa komunikasi yang dimengerti oleh kita semua. Nilai fashion dari sebuah pakaian juga dapat berperan sebagai senjata politik. Pada abad ke-19 di Inggris, dikeluarkan undang-undang yang melarang setiap warga negara Inggris memakai pakaian produksi negara Perancis, dan jika mereka tetap mengenakannya, mereka dianggap sebagai mata-mata perang atau penghianat dengan hukuman yang tidak ringan tentunya. Di abad ke 20 setelah revolusi komunis, dibuatlah seragam untuk menghapuskan perbedaan kelas dan perdebatan ras, yang mana nilai positif ini dapat berlaku sampai sekarang. Seragam yang sama pada sekolah menghapuskan perbedaan mendalam pada setiap murid, menandakan bahwa setiap murid mendapat status yang sama pada proses belajar mengajar di sekolah. Seragam juga berfungsi membagi kelas dalam pekerjaan dan penanda suatu kebudayaan dan lingkungan geografis tertentu. Dan seiring dengan perkembangan peradaban dunia, bisnis fashion menjadi bisnis yang besar dan selalu diperhitungkan. Banyak orang yang terlibat dalam industri ini, seperti membeli, menjual dan memproduksi pakaian, paling banyak jumlahnya diseluruh dunia. Setiap harinya setiap pekerja fashion membuat pola, menjahit, mengukur setiap material pakaian, memilih warna, bahan dan lain sebagainya dan sebagian besar orang yang lain pastinya juga mengenakan, membeli dan 6
menjual pakaian siap pakai. Banyaknya iklan-iklan entah dari televisi, cuplikan film, video musik, rubrik majalah dan hal-hal lainnya juga memberi kita ide-ide tentang apa saja yang dapat kita kenakan secara langsung maupun tidak langsung. 2.1.1.2. Fashion Show Berkaitan dengan bisnis, maka penting bagi seorang perancang mode (fashion designer) maupun pemilik rumah mode untuk mempromosikan koleksi andalan mereka agar masyarakat tidak sekedar dapat mengetahui, melainkan juga dapat mendapatkannya. Semakin banyak koleksi mereka yang disukai dan dibeli oleh pelanggannya, maka semakin naiklah pamor atau citra mereka di masyarakat. Media promosi yang mereka lakukan beragam, mulai dari sekedar iklan di majalah, poster atau reklame di pusat kota, iklan di televisi dan yang paling penting adalah melalui pagelaran busana (fashion show) yang dilakukan secara rutin dan berkelanjutan. Secara umum, fashion show atau pagelaran busana dapat diartikan sebagai presentasi visual dari perancang busana untuk memamerkan koleksi terbarunya pada khalayak luas, secara umumnya diperagakan oleh model di sebuah panggung panjang atau lebih dikenal dengan istilah catwalk. Fashion show menampilkan pernyataan yang jelas tentang fashion itu sendiri, digunakan sebagai ajang promosi secara dramatis dan menarik yang dapat dinikmati secara langsung. Mengapa setiap perancang melakukan promosi lewat fashion show, bukan sekedar berupa selebaran atau iklan majalah? Fashion show 7
adalah alat penjualan terbaik yang nilainya dapat dirasakan langsung oleh pelanggan kita, umumnya pelanggan akan tertarik jika mereka melihat pakaian tersebut didepan mata mereka sendiri, dibandingkan hanya melihat melalui selembar kertas di majalah atau iklan di layar televisi. Melalui fashion show, para perancang dapat meniformasikan karya terbaru mereka kepada masyarakat luas. Mengingat pentingnya event ini, maka perencanaannya harus dipersiapkan matang-matang. Dan bisanya dibutuhkan sebuah team khusus untuk menjalankan fashion show ini, yang mana masing-masing anggotanya memiliki tanggung jawab yang berbeda-beda. Hal-hal yang penting, yang harus dipikirkan terlebih dahulu sebelum diadakannya pagelaran busana adalah: - tema dari koleksi yang akan ditampilkan - untuk siapa koleksi ini diluncurkan (gender, pria atau wanita, atau mungkin untuk anak-anak) - pekerjaan dari para pelanggan mayoritas yang hadir - model dan tata rias (make up) - tata panggung dan detail persiapan lokasi
2.1.2. Perkembangan Fashion di Indonesia Indonesia kaya akan sumber daya alam juga kaya akan sumber daya busana. Berbagai corak busana banyak ditemui di setiap daerah di seluruh pelosok negeri dan beraneka ragam. Busana dalam konteks budaya menjadi sebuah simbol stratifikasi sosial akan adanya status, harga diri dan kedudukan. 8
Bermacam-macam jenis busana dan asesoris daerah mempunyai keunikan tersendiri. Keunikan akan tradisi dan budaya yang beraneka ragam merupakan sumber inspirasi bagi para desainer busana dan aksesoris untuk membuat berbagai mahakarya dan aksesoris yang kualitasnya tidak kalah dengan luar negri. Dunia fashion selalu berubah mengikuti perkembangan budaya dan tradisi manusia. Dunia fashion Indonesia telah menjadi sebuah industri yang sangat prospektif, khususnya perkembangan industri tekstil (produk tekstil), busana, dan berbagai aksesoris. Begitu melekatknya dunia fashion dengan unsur budaya dan tradisi maka perkembangan dunia fashion bisa ikut mengangkat pertumbuhan industri pariwisata di negara Indonesia. Oleh karena itu hasil cipta rasa dan karsa produk fashion di Indonesia sebagai sebuah ekspresi budaya dan tradisi patut dilestarikan dan dikembangkan. Kualitas desainer –desainer busana Indonesia juga tak diragukan lagi, hal ini terbukti dengan seringkalinya desainer Indonesia turut serta dalam kontes perancangan busana kelas dunia. Seperti Sebastian Gunawan, salah seorang desainer Indonesia yang baru-baru ini memenangkan kontes perancangan busana di Spanyol bertajuk IAF (International Apparel Federation) sebagai Young Designer Award, yang mana kontes ini juga diramaikan juga oleh desainer-desainer dari seluruh wilayah Asia maupun Eropa. Dan yang lebih membanggakannya lagi, karya Sebastian yang didaulat para juri memiliki unsur kreativitas, orisinalitas, inovasi dan mempunyai nilai jual yang tinggi ini, bertajuk “I Miss Bali”, memperlihatkan keindahan kebudayaan Bali, nusantara Indonesia dalam sebuah rancangan busana. Sebastian Gunawan mampu 9
membawa nama besar budaya Indonesia di mata luar negeri sekaligus membuktikan kualitas rancangan desainer Indonesia mampu bersaing dan patut disetarakan dengan desainer internasional lainnya. Contoh lainnya adalah Christine Hakim, salah seorang maestro perfilman Indonesia yang dengan bangga mengenakan busana kebaya dan batik, sebagai ciri khas budaya Indonesia sewaktu menjadi juri dalam festival film Cannes beberapa tahun yang lalu. Dengan ini masyarakat dunia telah mengetahui betapa indahnya busana nasional Indonesia. Turut berpartisipasinya desainer-desainer Indonesia dalam event-event peragaan busana kelas dunia, seperti Hongkong Fashion Week, Singapore Fashion Week, dan event-event bergengsi lainnya, turut membuka pangsa pasar desain busana Indonesia di dunia internasional. Merambahnya sekolah-sekolah perancangan busana di Indonesia seperti: La Salle collage, Esmod, Bunka School of Fashion dan Sekolah Fashion Susan Budiarjo, yang telah menjadi media bagi para desainer pemula dari Indonesia untuk mengembangkan bakat dan kreativitasnya di bidang fashion dan hasilnya ternyata memang sangat tidak mengecewakan, hasil didikan sekolah fashion lokalpun bisa diandalkan, sejauh ini jumlah lulusan sekolah fashion Indonesia yang berhasil meraih prestasi internasional cukup membuat kita terkagumkagum. Tak ketinggalan pula, munculnya berbagai kompetisi-kompetisi perancangan busana Indonesia dan festival-festival fashion di Indonesia yang secara rutin dan berkelanjutan dilaksanakan seperti: Bali Fashion Week, Jakarta Food and Fashion Festival, Bazzar Fashion Concerto dan lain sebagainya juga membuktikan semakin semaraknya dunia fashion di Indonesia.
10
Pangsa pasar bisnis fashion Indonesia juga mempunyai peluang dan nilai jual yang cukup tinggi, tidak hanya untuk kalangan dalam negeri melainkan untuk penjualan di luar negeri. Masyarakat Indonesia mayoritas sudah yakin dan semakin bangga pada kualitas pakaian karya desainer Indonesia. Hal ini mengakibatkan banyak munculnya desainer-desainer Indonesia baru yang memiliki potensi tinggi untuk bersaing dalam dunia bisnis fashion ini, tidak hanya dalam ruang lingkup nasional tapi juga internasional.
2.1.3. Gambaran pagelaran busana “Unforgivable Beauty” butik Ivy •
Nama Event
:
Unforgivable Beauty
•
Lokasi
:
The Cascade Lounge, Kemuning Room, Hotel
Mulia •
Tanggal dan Waktu :
9 Februari 2007, 14.00 – 17.00 pm
•
Penyelenggara
:
Butik Ivy
•
Sponsor Acara
:
Majalah Bazzar
•
Koleksi Busana
:
Private Collections by Deden for Ivy, disertai dengan koleksi busana dari Belle and Bunty, Cyntia Steffe, Frankie B, Julie Hause, Lotta, Michelle Lowe Holder, Nikka New York, Lara Bohinc, Prairie, Hudson, Solas, Blue Cult.
•
Target Audience
:
Socialite, pelanggan tetap butik Ivy, para pecinta dan pengamat fashion Indonesia, business woman, pers dan fotografer.
11
•
Program Acara
:
1. ( 14.00 – 14.30 pm) - Para tamu dan undangan berkumpul 2. ( 14.30 pm ) – Sambutan singkat dari Fitria Yusuf, selaku pemilik dari butik Ivy. 3. ( 14.45 – 15.15 pm) – Acara ringan dan obrolan santai bersama Aime Juliet, selaku host acara. 4. ( 15.30 pm ) – Pagelaran busana koleksi terbaru butik Ivy, diperagakan oleh para model. 5. ( 16.15 – 17.00 pm)- Para tamu dipersilahkan oleh para model untuk menuju ke Kemuning Room, dimana terdapat display dari koleksi busana dan aksesoris butik Ivy yang dapat dibeli langsung.
Unforgivable Beauty pada dasarnya menampilkan koleksi-koleksi terbaru musim panas dari butik Ivy. Mengapa menggunakan tema Unforgivable Beauty untuk pagelaran busana ini? Karena kecantikan bagi semua orang, khususnya wanita adalah “irresistible”, sesuatu yang menarik dan tak tereelakan. Koleksi ini ditunjukan untuk para wanita yang memuja kecantikan dan selalu ingin tampil mempesona dengan kecantikannya itu. Koleksi ini umumnya mengambil inspirasi baju-baju cantik dari zaman retro, di era 60’an, dimana model baju mini dengan bawahan menggelembung mendominasi koleksinya. Warna-warna terang yang memikat, seperti: ungu, merah, biru, dan lain sebagainya, tidak banyak memakai motif atau ornamen, yang terlihat jelas adalah garis potong pakaian yang geometris dan sederhana, terlihat jelas pada potongan tangan dan belahan dada. Dan era retro disini digabungkan dengan sentuhan dan teknik 12
modern, seperti pemakaian kristal, warna-warna yang striking, material baju yang berciri khas lembut dan mengkilap dari kain satin, teknik jahitan dan lapisan baju (layer jahitan) yang bertumpuk, modern, dan tidak biasa. Penggabungan dari ciri khas busana dari era retro dan teknik jahitan dan material dari era modern ini menghasilkan koleksi busana yang berkesan simple namun cantik, anggun dan mewah, sesuatu yang selalu menjadi andalan bagi butik Ivy.
2.1.3.1. Sekilas tentang Butik Ivy Butik Ivy didirikan oleh Fitria Yusuf, seorang socialite lady Jakarta, yang selain membuka butik juga berprofesi sebagai penulis dan fashion editor di majalah fashion dan gaya hidup, Dewi. Kepeduliannya terhadap perkembangan trend mode masa kini dan pemilihan busana serta aksesoris yang indah dan cantik. Butik Ivy didirikan pada tanggal 29 September 2006 dan berlokasi di jalan Kemang Raya nomor 69, Jakarta Selatan. Selain menyediakan berbagai koleksi gaun cantik dari Deden Siswanto, terdapat juga berbagai koleksi busana yang hip dan trendy dari berbagai merek fashion terkenal di dunia, seperti Belle and Bunty, Cyntia Steffe, Frankie B, Julie Hause, Lotta, Michelle Lowe Holder, Nikka New York dan merek-merek terkenal lainnya dari daerah fashion mancanegara seperti Los Angels, New York, Paris, Sydney dan Milan. Nama Ivy diambil dari bagian nama sang empunya butik, yaitu Fitria Yusuf sendiri, yang kesehariannya sering dipanggil dengan nama Fifi. Butik Ivy didirikan dengan konsep chic dan simple serta mengikuti perkembangan zaman. Koleksi dari butik Ivy tidak hanya terdiri dari aneka gaun malam saja, tetapi 13
juga menyediakan koleksi tas, aksesoris kalung dan cincin, sepatu serta berbagai celana jins. Koleksi dari butik Ivy juga up to date, terus mengikuti perkembangan mode dunia dan berganti setiap musimnya. Target market dari butik ini adalah wanita yang chic, glamour, peduli penampilan dan percaya diri. Tak jarang pula para selebritis ibukota berbelanja di butik ini, sebut saja nama Sarah dan Rahma Azhari, Dian Nitami, Diana Pungky, Yuni Shara, Ruth Sahanaya dan artis serta penyanyi ternama Indonesia juga terhitung sebagai pelanggan tetap dari butik ini. Pada umumnya harga-harga busana yang terdapat disini terhitung cukup mahal, harga busana yang paling murah adalah Rp. 1.000.000,- ,dan untuk busana yang paling mahalnya mencapai harga Rp.9.700.000,-, tak heran kebanyakan yang berbelanja di butik ini adalah wanita dari kalangan menengah keatas. Untuk kedepannya butik Ivy merencanakan untuk mengadakan perluasan tempat di tingkat dua dan hal ini tentunya berarti koleksi untuk kedepannya akan lebih banyak dan beragam. Fitria sendiri berharap butik ini dapat lebih dikenal oleh masyarakat umum melalui promosipromosi di berbagai media. Pekerjaan Fitria sebagai seorang penulis di majalah fashion dan pemilik butik Ivy, menuntutnya untuk selalu tahu perkembangan fashion masa kini. Pertemanannya dengan desainer-desainer ibukota selalu terjalin baik. Salah satu sahabat sekaligus desainer favorit dari Fitria adalah Deden Siswanto. Deden memulai karirnya sebagai seorang perancang busana di Bandung dan seiring dengan itu namanya mulai terkenal di dunia fashion nasional. Dalam jangka waktu yang singkat ini, namanya telah menjadi topik perbincangan hangat para penggemar fashion di Indonesia. Dan tak heran ia diberi kepercayaan sebagai 14
Ketua APPMI ( Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia) Cabang Jawa Barat Periode 2003-2006. Pada gaya awal desainnya, ia banyak mengangkat parade cerita rakyat yang divisualkan dalam berbagai gaya dalam busana karyanya. Gaya-gayanya
yang terkenal seperti: gaya urban, bohemian,
androgynous, dan victorian atau seperti gaya ladylike dan gaya-gaya lain yang terus berkembang seiring dengan kreatiftasnya. Ia juga gemar memainkan visual ornamen yang diletakan secara taktikal dalam setiap kreasinya, serta memadupadankan motif-motif yang tidak biasa, perlambang kebebasan ekspresinya dalam dunia fashion. Hubungan baik antara Fitria dengan Deden menghasilkan suatu ide kolaborasi untuk menciptakan desain pakaian khusus dari Deden sendiri untuk Fitria, yang mana hanya bisa didapatkan di butik Ivy saja. Dan dengan maksud memperkenalkan koleksi dari butik Ivy ini ke khalayak termasuk didalamnya Private Collections by Deden Siswanto for Ivy, diadakanlah pagelaran busana Unforgivable Beauty, yang diadakan pada tanggal 9 Februari 2007, berlokasi di The Cascade Lounge Mulia Hotel.
2.2.
Target Market 2.2.1. Socialista, selebritis dan pencinta mode Indonesia 1. Faktor Demografis - Usia
: 19 – 50 tahun
-
: wanita
Jenis Kelamin
- Golongan ekonomi menengah keatas yang tingkat kehidupannya stabil dan mantap. 15
2. Geografis Tinggal dan beraktifitas di Jakarta dan kota-kota besar di dunia (Asia Tenggara pada umumnya). 3. Psikografis Pecinta fashion, socialite, wanita yang selalu memperhatikan penampilan, mengikuti perkembangan mode, gemar bersosialisasi, bergaya hidup flamboyan dan glamor. 2.2.2. Editor dari majalah fashion 1. Faktor Demografis - Usia
: 25 – 45 tahun
-
: pria dan wanita
Jenis Kelamin
- Golongan ekonomi menengah keatas, pecinta dan pengamat perkembangan mode nasional dan internasional, berpenampilan trendy dan selalu up to date dengan gaya yang sedang berkembang. 2. Geografis Tinggal di Jakarta, namun gemar berpegian ke kota atau negara pusat fashion mancanegara. 3. Psikografis Pecinta fashion, socialite, wanita yang selalu memperhatikan penampilan, mengikuti perkembangan mode, bergaya hidup flamboyan dan glamor.
2.3. Analisis SWOT - Strength (kekuatan)
16
- Dalam event ini, selain ditampilkan koleksi busana dan aksesoris terbaru dari merek terkenal mancanegara, juga menampilkan koleksi busana mahakarya dari desainer terkemuka Indonesia Deden Siswanto, yang didesain secara terbatas khusus untuk butik Ivy dan tidak bisa didapatkan di butik manapun. - Diadakan di tempat bergengsi dan strategis untuk dikunjungi, yaitu di Hotel Mulia, para undangan yang datang dapat menikmati acara dalam suasana yang nyaman, cozy dan esklusif. - Merupakan event spektakuler di belantika fashion Indonesia juga merupakan grand opening perkenalan butik Ivy pada masyarakat luas. - Program acara yang menarik dan tersusun rapih, mengundang tokoh-tokoh fashion dan socialite serta selebriti terkenal Indonesia dan koleksi yang ditampilkan diperagakan oleh model-model ternama ibukota.
- Weakness (kelemahan) - Sulitnya akses untuk mendapatkan undangan. - Waktu akan penyelenggaraan even pagelaran busana ini dirasakan kurang tepat karena diadakan pada hari kerja, yaitu hari Jumat, pada jam 2 siang, dimana waktu ini masih terhitung sebagai waktu bekerja kantor, mengingat sebagian dari sasaran yang dituju adalah business woman, yang umumnya tidak bisa meninggalkan pekerjaan kantor yang menumpuk pada jam kerja.
17
- Opportunity - Kecenderungan dan minat para pecinta mode Indonesia, terutama para penggemar rancangan busana Deden Siswanto untuk tidak akan melewatkan acara seperti ini, terlebih rancangan Deden yang akan ditampilkan adalah private collection dan dijual secara terbatas (limited). - Diadakan di lounge Hotel Mulia, tempat yang bergengsi dan esklusif, sangat sesuai dengan sasaran yang dibidik, yaitu kalangan dari golongan ekonomi menengah keatas yang terbiasa dengan pelayanan yang mewah dan nyaman.
- Threat (ancaman) - Waktu diadakan acara ini, terhitung sebagai jam kantor, sehingga terdapat kemungkinan sebagian dari sasaran yang dituju, yang berprofesi sebagai pekerja atau business woman tidak dapat mengikuti acara ini.
2.4. Faktor Pendukung dan Penghambat 2.4.1. Faktor Pendukung - Promosi yang disebarkan secara tepat yaitu melalui berbagai majalah fashion dan gaya hidup Jakarta dan di berbagai tempat yang menjadi lifestyle dari sasaran yang dituju, seperti: kafe, salon, restoran dan butikbutik busana lainnya. - Lokasi tempat pagelaran busana yang strategis dan esklusif. - Banyaknya peminat busana karya Deden Siswanto dan butik Ivy.
18
2.4.2. Faktor Penghambat - Waktu diadakan acara ini masih terhitung sebagai jam kantor, sehingga terdapat kemungkinan dari sebagian target yang dibidik, tidak dapat mengikuti acara ini karena kesibukannya di kantor.
19