BAB 2 DATA DAN ANALISA
2.1 Tinjauan Umum Penulis mengumpulkan data-data dari berbagai sumber, yaitu melalui media informasi seperti buku, artikel, blog, website, dan lain-lain.
2.1.1 Sumber Data 2.1.1.1 Data Buku •
Rahasia meracik kopi ternikmat oleh J. Gemilang
•
Keajaiban dalam secangkir kopi oleh Suryo Sukendro
•
Buku Pintar Kopi oleh Edy Pangabean
2.1.1.2 Data Elektronik http://bisangopi.com/component/content/article/3-jenis-kopi/7-tocabica http://www.coffeecommunity.web.id http://id.wikipedia.org/wiki/Kopi_Sumatera http://www.tempo.co/read/news/2012/11/18/108442392/Ada-11-SpesialKopi-Indonesia http://www.kopibrik.com/majalah-kopi-indonesia/ http://belajarkopi.wordpress.com http://kebunkopiid.blogspot.com http://www.anomalicoffee.com http://kopikeliling.com/news/biji-kopi-indonesia.html http://www.cikopi.com
2.1.1.3 Narasumber •
Edy Pangabean , penulis buku pintar kopi
•
Toni Wahid , pakar kopi - cikopi.com
•
Kedai kopi Indonesia serta pabrik kopi Indonesia terdekat ( Anomali Coffee, Giyanti Coffee, Bakoel Koffie, dsb )
5
6 2.1.2 Riset dan Data Umum Dalam sejarahnya Indonesia pernah menjadi produsen kopi terbesar di dunia dan pada tahun 2005 Indonesia menempati urutan ke 4 produsen kopi terbesar di dunia , sedangkan berdasarkan luas areal menempati urutan kedua setelah Brazil .Kopi Indonesia memiliki rasa unik yang berbeda beda tergantung dari struktur tanah dan iklimnya . Hingga kini produksi kopi terbanyak ada di Sumatera utara, Jawa timur , Aceh , Bali dan Toraja.
Indonesia memang sungguh kaya dengan hasil bumi. Sejak jaman dahulu kala bangsa-bangsa Eropa bertarung demi mendapatkan rempah-rempah Indonesia, gula, teh, coklat, sawit, dan kopi. Memang kopi dan teh bukan komoditas asli Indonesia namun sejak dibawa masuk ke Nusantara kopi telah menjadi primadona di dunia. Artikel ini mengabadikan 7 jenis kopi Indonesia yang sangat terkenal di dunia dan menjadi sumber kebanggaan .
7. Kopi Wamena Kopi Wamena atau kopi Papua pada umumnya merupakan jenis Arabika. Perkebunan-perkebunan yang terkenal berada 15.000 kaki dari pantai dengan suhu 20 – 25 derajat celsius. Kopi-kopi ini merupakan kopi organik dengan kualitas terbaik. Karena tanah Papua yang masih sangat subur kopi yang dihasilkan sangat baik. Aroma kopinya harum, halus dan memiliki after taste yang sangat manis. Beberapa pegiat kopi menyamakan kopi ini dengan biji kopi Jamaica Blue Mountain. Jamaica Blue Mountain Coffee adalah kopi Arabika yang ditanam di daerah Blue Mountain di Jamaica dan merupakan kopi premium. Diantara kopi Arabika lainnya, kopi ini mengandung kafein paling sedikit.
6. Kopi Lanang Kopi lanang bukan merupakan satu jenis biji kopi khusus namun merupakan sebuta untuk biji kopi yang bulat dan tunggal tidak terbelah seperti biji kopi pada umumnnya. Sesuai dengan namanya (lanang merupakan bahasa jawa untuk pria), kopi ini diyakini dapat menambah vitalitas para jejaka. Kopi ini kebanyakan diproduksi di Jawa Timur . Bagi penikmati kopi, sangat cocok mengkonsumsi kopi lanang ini karena kadar caffeinnya sangat tinggi
7 sehingga tidak mudah mengantuk disamping cita rasa kopinya begitu halus. Kopi lanang ini sangat cocok dikonsumsi di daerah yang suhu udaranya cukup dingin, seperti di wilayah Kecamatan Kalibaru dan Glenmore yang curah hujan per tahunnya yang mencapai rata – rata 10 tahun sehingga di wilayah tersebut cukup sejuk berkisar antara 22 derajat (minimal) celcius sampai 34 derajat celcius (maksimal).
5. Kopi Kintamani Kopi Bali atau Kintamani merupakan kopi arabika yang terasa lembut dan manis. Kopi ini diproduksi dalam sistem Subak Abian yang mendorong pengoloahan kopi secara organik dan kerja sama. Kopi ini sudah mendapatkan sertifikasi Indikasi Geografis dari CIRAD (Centre de Cooperation en Recherches Agronomiques pour le Developpement/Pusat Kerjasama dalam Penelitian Pertanian untuk Pembangunan Internasional, Perancis) sebagai kopi unik yang berasal dari Bali.
4. Kopi Sumatera Kopi Sumatera terdiri dari bermacam-macam jenis kopi yang berasal sebagian besar dari Mandailing, Lintong dan Gayo. Kopi dari daerah ini biasanya lembut dan halus, agak asam dan beraroma kakao, tembakau, dan tanah. Dari segi sejarah kopi Sumatera sangat terkenal terutama kopi Mandailing. Kopi Mandailing berasal dari biji kopi arabika yan dibawa Haji yang pulang dari Mekkah dan kemudian ditanam di Minangkabau, saat masa penjajahan Belanda pemerintah Hindia Belanda melaksanakan tanam paksa kopi pada 1847. Upaya ini menyebabkan perkebunan kopi diperluas dari wilayah Minangkabau mengalir ke utara, yaitu ke daerah Tapanuli. Kopi Lintong ditanam di Lintongnihuta dan Sidikalang di barat daya Danau Toba. Kopi Gayo Aceh diproduksi di sekitar Takengon di Aceh. Karena cara pemrosesannya yang unuik Kopi gayo lebih lembut daripada kopi Lintong dan Mandailing.
3. Kopi Toraja Kopi Toraja merupakan kopi yang sebagian besar berasal dari Tana Toraja di sekitar daerah Kalosi. Kopi ini sangat terkenal. Kopi toraja adalah kopi
8 yang memiliki kandungan asam rendah dan memiliki badan yang berat. Kopi Sulawesi dan kopi Sumatera memiliki rasa khas yang serupa, seperti rasa tanah dan hutan. Rasa tersebut muncul karena terpengaruh pemrosesan setelah biji kopi dipetik. Kopi Toraja saat ini sudah dipatenkan di Jepang dan AS oleh pengusaha lokal sehingga penjualan kopi Toraja di kedua negara tersebut harus melalui kedua perusahaan itu.
2. Kopi Jawa Kopi Jawa atau “Java” merupakan salah satu jenis kopi yang berpengaruh di dunia sampai-sampai “Java” merupakan slang bahasa Inggris untuk kopi. Produksi kopi di Jawa dimulai pada abad ke 17 oleh pemerintah kolonial Belanda dan sejak saat itu Jawa menjadi salah satu produsen kopi terbesar di dunia. Kopi Jawa merupakan jenis kopi Arabika yang unik karena kondisi geografis Indonesia. Kopi ini memiliki badan yang berat, manis, lembut dan supel, sedikit aroma hutan. Kopi Jawa merupakan bagian dari campuran legendaris “Mocha Java” yang merupakan campuran Java dan Kopi dan Yaman. Saat ini kebanyakan perkebunan kopi di Jawa dikuasai PTPN yang meneruskan tradisi kopi Java yang sudah mendunia.
1. Kopi Luwak Pembahasan mengenai kopi Indonesia tidak akan lengkap tanpa Kopi Luwak. Kopi Luwak merupakan jenis kopi termahal dan merupakan salah satu jenis kopi yang produksinya paling aneh. Kopi ini merupakan hasil dari biji kopi yang dimakan binatang Luwak (tergambar di atas) dan tidak tercerna biji kopinya. Sistem pencernaan Luwak menyerap getah-getahdari biji kopi dan memfermentasinya membuat kopi Luwak memiliki rasa yang eksotis, hampir seperti sirup dan sangat lembut dengan aroma karamel dan kakao. Rasanya tidak tertandingi. Asal-usul kopi ini menurut cerita rakyat sangatlah unik. Ketika Jaman Penjajahan Belanda para petani dilarang mencicipi biji kopi dari perkebunan yang mereka garap. Karena ingin mencoba minuman kopi tersebut mereka kemudian suatu hari mengetahui bahwa hewan Luwak memakan buah kopi dan dari pencernaanya membuang biji kopi secara utuh. Para petani mengambil biji kopi tersebut
9 dan merebusnya. Karena rasanya yang sangat eksotis kopi luwak kemudian menyebar kemana-mana.
2.1.3 Analisa Kasus •
Faktor pendukung Fakta – fakta kehebatan kopi Indonesia di luar negeri serta meningkatnya jumlah kedai kopi sukses yang mulai menggunakan kopi asli Indonesia sebagai nilai jualnya ( seperti anomali coffee, excelso, dan liberica ) sehingga membuat pembaca tertarik untuk lebih mengetahui tentang kopi Indonesia .
•
Faktor Penghambat Banyak pecinta kopi yang mengabaikan citarasa asli nusantara , kurangnya minat baca di kalangan masyarakat dan rendahnya apresiasi masyarakat terhadap produk dalam negeri .
2.2 Tinjauan Khusus 2.2.1 Teori – Teori Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis menggunakan beberapa teori antara lain :
2.2.1.1 Buku Definisi Buku Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, buku adalah lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong. Sedangkan menurut Oxford Dictionary, buku adalah hasil karya yang ditulis atau dicetak dengan halaman-halaman yang dijilid pada satu sisi atau hasil karya yang ditujukan untuk penerbitan. Sebuah buku dapat dikatakan berhasil jika dapat menggugah minat khalayak sasaran dalam memahami isi dan pengertian buku tersebut. Oleh karena itu diperlukan sebagai tolak ukur dan patokan sebuah
10 desain
agar
rancangan
desain
yang
diciptakan
mampu
mencerminkan maksud dan tujuan buku tersebut. Jenis-jenis Buku Terdapat berbagai jenis buku yang biasa diproduksi, antara lain : 1.
Coffee Table books
Merupakan jenis buku yang menitik beratkan pada keindahan fotografi dan kekuatan tipografi . 2.
Limited Edition books
Buku yang dibuat dalam jumlah yang terbatas, biasanya dibuat dalam event khusus atau dikeluarkan untuk para kolektor. 3.
Buku Fiksi dan Non-fiksi
Buku yang menitik beratkan pada tingkat keterbacaanya dan dengan system grid yang konvensional untuk membantu tingkat keterbacaan buku tersebut . 4.
Buku Pendidikan dan Buku Referensi
Buku yang menggunakan hirarki yang kompleks untuk navigasinya. 5.
Monograph books
Buku jenis ini menitikberatkan pada image-image yang digunakan dalam buku. Anatomi Buku Ada berbagai macam cara untuk mengkonstruksi sebuah buku dan variasi yang tak terhingga bisa dihasilkan. Namun, semua jenis buku meimiliki anatomi dasar yang sama, yaitu : 1.
Cover
2.
Halaman Judul
3.
Halaman Pengantar
4.
Isi Buku
5.
Penutup
11
Binding Binding pada sebuah buku merupakan bagian dari proses finishing. Banyak faktor yang mempengaruhi binding pada sebuah buku, antara lain yaitu : 1.
Jumlah halaman
2.
Berat kertas
3.
Daya tahan yang diinginkan
4.
Jumlah buku yang diproduksi
5.
Cara menggunakan buku
2.2.1.2 Teori Layout Layout menurut Gavin Amborse & Paul Harris, (London 2005) adalah penyusunan dari elemen-elemen desain yang berhubungan kedalam sebuah bidang sehingga membentuk susunan artistik. Hal ini bisa juga disebut manajemen bentuk dan bidang. Tujuan utama layout adalah menampilkan elemen gambar dan teks agar menjadi komunikatif dalam sebuah cara yang dapat memudahkan pembaca menerima informasi yang disajikan.
Menurut Frank Jefkins (1997, 245) prinsip dasar desain yang diterapkan pada media adalah hukum layout desain, yaitu : Hukum Kesatuan, Hukum Keberagaman, Hukum Keseimbangan, Hukum Ritme, Hukum Proporsi, Hukum Skala dan Hukum Penekanan.
1.
Hukum Kesatuan Semua bagian dari suatu layout harus menyatu guna membentuk keseluruhan
layout.
Kesatuan
bagian
layout
ini
dapat
dikacaukan oleh suatu batasan yang mengganggu, terlalu banyak jenis huruf yang berbeda dan berlawanan, warna yang didistribusikan dengan sembarangan, unsur-unsur yang kurang proposional, atau layout yang ’semarak’ dengan bagian-bagian yang membingungkan.
12
2.
Hukum Keberagaman Meski demikian, dalam suatu layout harus ada suatu perubahan dan pengkontrasan seperti menggunakan jenis huruf tebal (bold) dan medium, atau juga memanfaatkan ruang kosong dalam keseluruhan layout. Media, layaknya tidak menimbulkan kesan monoton,
keberagaman
juga
dapat
dihasilkan
dengan
pemanfaatan gambar-gambar.
3.
Hukum Keseimbangan Adalah mendasar sekali bahwa suatu media harus menampilkan keseimbangan. Keseimbangan optis adalah sepertiga bagian bawah suatu ruang media, bukan setengahnya. Suatu gambar atau headline mungkin memakan tempat sepertiga dan naskah dua pertiganya sehingga memenuhi syarat keseimbangan optis. Keseimbangan simetris dapat dicapai dengan pembagian, sehingga suatu desain dapat dibagi menjadi dua bagian yang sama, seperempat bagian, dan seterusnya.
4.
Hukum Ritme Meski media cetak bersifat statis, namun masih memungkinkan untuk menimbulkan kesan gerakan sehingga mata pembaca dapat dibawa dan diarahkan keseluruh bagian media. Sebagai contoh sederhana adalah memasukkan setiap awal paragraf (first line atau hanging indent). Bagaimanapun aliran pesan awal sampai pesan terakhir secara keseluruhan di dalam desain harus menyiratkan ritme yang nyaman.
5.
Hukum Proporsi Hal ini khususnya berkenaan dengan ukuran jenis huruf yang digunakan untk lebarnya naskah. Makin lebar suatu naskah (atau ukuran ruang) makin besar pula ukuran huruf yang harus digunakan, dan demikian pula sebaliknya. Suatu media yang mempunyai ruang yang sempit (kecil) akan menggunakan jenis
13 teks ayng kecil pula, akan tetapi jika media itu lebar maka memerlukan huruf teks yang lebih lebar, kecuali teks-teks itu diatur dalam kolom-kolom.
6.
Hukum Skala Jarak penglihatan (visibility) tergantung pada skala tone dan warna, beberapa tampak kurang menyolok, sementara yang lain terlalu tampak menyolok. Warna-warna pucat pastel, merupakan warna yang kurang menyolok. Sedangkan warna-warna menyolok ditampakkan pada warna primer. Warna hitam dengan kombinasi warna kuning atau oranye akan sangat tampak menyolok dibanding warna kuning dengan warna putih yang terkesan tidak menyolok (baca: mati). Hukum Skala dapat digunakan dalam desain typography ketika headlines dan subheading dibuat kontras dengan area abu-abu dari huruf-huruf teks.
7.
Hukum Penekanan Aturannya di sini yaitu bila semua ditonjolkan maka yang terjadi adalah tidak ada hal yang ditonjolkan (all emphasis is no emphasis). Seperti yang terjadi bila terlalu banyak huruf tebal yang digunakan atau terlalu banyak huruf kapital yang digunakan. Hukum Penekanan berkaitan erat dengan hukum lainnya terutama berkaitan dengan Hukum Keberagaman dan Hukum Skala. Sebuah media dapat dibuat sehingga tampak menarik jika ada penekanan seperti pada jenis huruf yang ditebalkan atau kata-kata tertentu yang diberi penekanan dengan warna lain. Ruang atau bidang yang dibiarkan kosong (white space), kecerahan juga dapat menjadi cara yang efektif untuk menghasilkan penekanan.
Menurut Frank F Jefkin, untuk mendapatkan layout yang baik diperlukan adanya: 1.
Kesatuan komposisi yang baik dan enak untuk dilihat;
14 2.
Variasi, agar tidak monoton / membosankan;
3.
Keseimbangan dalam layout sehingga terlihat sepadan, serasi
dan selaras; 4.
Irama, yang berupa pengulangan bentuk atau unsur-unsur layout
dan warna; 5.
Harmoni adalah keselarasan atau keserasian hubungan antara
unsur-unsur yang memberikan kesan kenyaman dan keindahan 6.
Proporsi, yang merupakan suatu perbandingan
7.
Kontras, yang merupakan perpaduan antara warna gelap dan
terang. 2.2.1.3 Teori Warna Teori
Brewster
adalah
sebuah
teori
tentang
warna
yang
menyederhanakan warna didunia ini menjadi 4 kelompok. Keempat kelompok tersebut adalah : Warna Primer, Warna Sekunder, Warna Tersier, dan Warna Netral.
•
Warna Primer : warna dasar yang tidak merupakan campuran
dari warna-warna lain. Warna yang termasuk dalam golongan warna primer adalah merah, biru, dan kuning. •
Warna Sekunder : hasil pencampuran warna-warna primer
dengan
proporsi
1:1.
Misalnya
warna jingga merupakan
hasil
campuran warna merah dengan kuning, hijau adalah campuran biru dan kuning, danungu adalah campuran merah dan biru. •
Warna Tersier : campuran salah satu warna primer dengan salah
satu warna sekunder. Misalnya warna jingga kekuningan didapat dari pencampuran warna kuning dan jingga. •
Warna Netral : hasil campuran ketiga warna dasar dalam
proporsi 1:1:1. Warna ini sering muncul sebagai penyeimbang warnawarna kontras di alam. Biasanya hasil campuran yang tepat akan menuju hitam. Brewster juga membagi warna pada lingkaran warna menjadi 2 kelompok besar, yaitu warna panas dan warna dingin. Warna panas
15 dimulai dari kuning kehijauan hingga merah. Warna panas juga akan menghasilkan sensasi panas dan dekat. Sedangkan warna dingin dimulai dari ungu kemerahan hingga hijau. Dan warna dingin akan menghasilkan sensasi dingin dan jauh.
Gambar 1 Roda Warna
Warna dalam Teori Brewster memiliki beberapa macam hubungan, yaitu : 1.
Kontras Komplementer
Dua warna yang saling berseberangan (memiliki sudut 180°) di lingkaran warna. Dua warna dengan posisi kontras komplementer menghasilkan hubungan kontras paling kuat. Misalnya jingga dengan biru. 2. Dua
Kontras Split Komplemen warna
mendekati
yang
180°).
saling agak berseberangan Misalnya
Jingga
memiliki
(memiliki hubungan
sudut split
komplemen dengan hijau kebiruan. 3.
Kontras Triad Komplementer
Tiga warna di lingkaran warna yang membentuk segitiga sama kaki dengan sudut 60°. 4.
Kontras Tetrad Komplementer
16 Juga dengan double komplementer. Adalah empat warna yang membentuk bangun segi empat (dengan sudut 90°). Menurut Russel, 1992, salah satu unsur yang paling serba guna untuk sebuah desain adalah warna. Warna dapat menarik perhatian dan membantu menciptakan sebuah mood (suasana hati). Bergantung pada daya tarik suatu karya, warna dapat digunakan dengan beberapa alasan berikut : 1.
Warna merupakan sebuah alat untuk mendapat perhatian.
2.
Warna dapat menyoroti unsur-unsur khusus secara realistis dalam
warna 3.
Warna memiliki bahasa psikologis yang menyusun mood karya
tersebut.
Menurut Affendi, 1978, intesitas warna dapat dinaikan atau diturunkan dengan cara: 1.
Meletakkan di atas latar yang kontras-intesitas naik.
2.
Meletakkan di atas latar yang analog-intesitas turun.
3.
Mencampur dengan abu-abu-intesitas turun.
Arti warna : •
Hitam :
Hitam dapat menggambarkan keheningan, kematangan berpikir dan kedalaman akal yang menghasilkan karya , terutama karya karya yang bernilai seni . Hitam memberikan kesan elegan dan mewah . •
Abu – abu :
Warna abu-abu menunjukkan arti warna yang serius, bisa diandalkan dan stabil. Warna ini cenderung netral. Warna abu-abu adalah warna alam, tenang, menentramkan. Warna ini menjadi salah satu warna yaitu warna yang terinspirasi dari orang-orang yang memiliki banyak kesibukan. •
Emas :
17 Emas dipandang sebagai warna kualitas, kebijaksanaan dan kekayaan. Hal ini terkait dengan prestise, kemewahan dan kekayaan materi, menunjukkan bahwa suatu produk atau jasa yang mahal dan eksklusif. Warna emas digunakan dengan Warna hitam itu menunjukkan kemewahan ekstrim, keanggunan dan kekayaan.
2.2.1.4 Teori Tipografi Menurut kutipan dari buku “ Tipografi dalam Desain Grafis”, Danton Sihombing MFA, tipografi bukan lagi merupakan pelengkap suatu statement visual, tetapi sudah menjadi sajian utama komunikasi grafis yang berbentuk buku, katalog atau brosur. Baik sebagai pelengkap suatu bentuk komunikasi visual, maupun sebagai unsur utama, huruf memainkan peranan sangat penting dalam keberhasilan suatu bentuk komunikasi grafis. Tipografi bisa saja menjadi inti gagasan suatu komunikasi grafika dan huruf menjadi satu-satunya visualisasi yang efektif. Kekeliruan atau ketidak pekaan dalam tipografi bisa merusak hasil komunikasi grafis, walaupun bentuk visualisasi lainnya telah dibuat
dengan
prima.
Untuk pemilihan jenis huruf atau font yang tepat, beberapa kriteria yang harus, terpenuhi antara lain : 1.
Clarity adalah bahwa suatu huruf mempunyai fungsi tertentu
yaitu harus dapat dilihat secara jelas. 2.
Readability adalah keterbacaan dan jenis huruf tersebut.
3.
Legibility lebih menekankan apakah kita mudah membacanya
atau tidak. 4.
Visibility lebih menekankan pada keindahan jenis huruf tersebut.
Huruf dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu Serif, San Serif, dan Dekoratif. Huruf Serif dapat dikenali dengan melihat kait yang terdapat pada ujung-ujungnya. Contoh dari huruf Serif adalah Times New Roman, Garamond, dan Book Antiqua. Huruf Serif kemudian dibagi lagi menjadi 4 jenis, yaitu:
18 •
Old Style: Huruf
ini
memiliki
kait
dengan
bentuk
kurva
yang
menghubungkan dengan garis utama (stroke) huruf, sehingga huruf ini terlihtat “kuno” daripada huruf Serif lainnya. Contoh dari huruf ini adalah Caslon, Caxton, Garamond, Goudy, Palatino, Early Roman. •
Trantitional: Antara kait dengan garis utama (stroke) huruf, dihubungkan dengan kurva atau lengkungan dan memiliki sudut pada kaitnya. Contoh dari huruf ini adalah Baskerville, Century, Tiffany, Times.
•
Modern: Kait dengan garis utama dibentuk dengan sudut-sudut. Huruf serif jenis ini akan tampak lebih modern dibanding huruf Serif lainnya. Contoh dari huruf ini adalah Bodoni.
•
Egyptian: Egyptian atau Slab Serif memiliki kait yang lebih tebal. Hal ini mengingatkan kita akan bentuk tiang-tiang yang kokoh seperti pada bangunan-bangunan Mesir kuno. Egyptian juga sering digunakan pada tema-tema western atau cowboy. Contoh dari huruf ini adalah Clarenden, Lubalin, Memphis. Kesan dan fungsi pada huruf Serif dapat memberi kesan klasik, resmi, dan elegan pada desain anda. Serif sering dipergunakan pada surat-surat resmi, buku-buku, surat kabar, dan lain-lain.
Kait-kait pada serif berfungsi untuk memudahkan membaca pada teks-teks kecil (tapi tidak terlalu kecil) dan teks dengan jarak yang sempit. Karena fungsi tersebut, kita akan merasa lebih nyaman membaca buku-buku dan surat kabar dengan huruf Serif. Kebanyakan buku dan surat kabar memang menggunakan huruf Serif sebagai huruf utamanya.
19 2.2.1.5 Teori Fotografi Menurut Paul Messaris, gambar-gambar yang dihasilkan manusia, termasuk fotografi, bisa dipandang sebagai suatu aksara visual, atau dengan kata lain, gambar-gambar itu bisa dibaca. Sehingga, gambargambar pun merupakan bagian dari cara berbahasa. Jika dalam bahasa, susunan kalimat sebagai makna lebih mungkin didefinitifkan, maka hal itu tidak mungkin dilakukan dengan pemaknaan gambar-gambar. Dalam gambar-gambar yang maknanya hadir secara definitif, terdapat manipulasi. Artinya gambar-gambar hanya akan hadir sebagai pengetahuan jika dipandang secara kritis. Dalam hal ini, pembaca diharapkan dapat memandang atau membaca buku Travel Guide Bangunan Merah Pecinan Jakarta dengan pemikiran yang kritis sehingga dapat menarik makna yang terkandung dalam setiap foto yang ada dengan lebuh mendalam. Berdasarkan teori Messaris, terapat empat aspek aksara visual, yaitu : 1. Aksara Visual sebagai prasyarat pemahaman media visual. Citra media termasuk foto, sering sangat berbeda dari penampilan dunia nyata. Dengan argumen ini, istilah “aksara visual” mengacu kepada keakraban dengan konvensi visual yang diperoleh seseorang lewat keterbukaan terhadap media visual. 2. Konsekuensi kesadaran umum aksara visual Pengalaman dengan media visual tidak hanya merupakan jalan ke arah pemahaman visual yang lebih baik, namun juga membawa kearah peningkatan kemampuan untuk memahami tersebut. 3. Kewaspadaan atas manipulasi visual Pendidikan visual akan membuat pembaca menjadi lebih tahan atas manipulasi media visual yang diupayakan oleh iklan TV, majalah dan kampanye politik. 4. Apresiasi estetik Kewaspadaan atas pengembangan makna media visual dalam
20 tanggapan pembaca, juga bisa dilihat sebagai pembentukan dasar apresiasi estetik.
Pendapat Messaris ini mendukung asumsi, bahwa dalam suatu foto sebagai media visual, bukan hanya dimungkinkan untuk menarik suatu makna, melainkan bahwa makna itu mungkin direkayasa untuk tampil dengan gagasan menghujam. Sebuah foto menjadi bukan hanya representasi
visual
objek
yang
direproduksinya,
melainkan
mengandung pesan. Jenis-jenis Fotografi Dalam buku Travel Guide Bangunan Merah Pecinan Jakarta jenis fotografi yang akan digunakan adalah fotografi Arsitektural, ,fotografi Still Life, fotografi Jurnalistik dan fotografi Human Interest.
1. Fotografi Arsitektural Adalah fotografi yang terfokus pada karakter arsitektural sebuah bangunan. Yang ingin ditampilkan dari fotografi ini adalah sisi keindahan, kemegahan dan keistimewaan dari bangunan tersebut. Dalam buku Travel Guide Bangunan Merah Pecinan Jakarta, akan ditampilkan sisi kemegahan arsitektural dari bangunan klentengklenteng tersebut. Mulai dari atap klenteng yang sering disebut atap ekor walet, tiang- tiang besar penyangga klenteng yang diukir, pintupintu besar klenteng yang biasanya dilukis dengan lukisan penjaga pintu, serta ukiran-ukiran di dinding yang diukir dengan teknik ukir tingkat tinggi. 2. Fotografi Still Life Menurut Novijan Sanjaya, fotografi Still Life adalah cabang seni fotografi yang menangkap keindahan dan arti dari subyek yang berupa benda-benda mati atau benda-benda yang sudah tidak bernyawa dan mencoba memberikan cara pandang yang berbeda sehingga seolaholah kita memberikan “nyawa” pada benda tidak bernyawa itu.
21 Fotografi Still Life dalam buku Travel Guide Bangunan Merah Pecinan Jakarta akan digunakan untuk menampilkan foto-foto dari benda- benda yang ada dalam setiap klenteng dab benda-benda yang digunakan oleh para umat dalam ibadatnya.
3. Fotografi Jurnalistik Menurut
Arbain
Rambey,
adalah
kita
sebagai
fotografer
menterjemahkan realitas ke dalam media dua dimensi dan bisa dimengerti orang yang tidak ada di situ (dari The Light Magazine, vol 1 thn 2007). Fotografi Jurnalistik yang akan ditampilkan dalam buku Travel Guide Bangunan Merah Pecinan Jakarta digunakan untuk menampilkan realitas kegiatan keagamaan yang ada di klentengklenteng tersebut dan keadaan terkini mengenai klenteng-klenteng tersebut.
2.2.2 SWOT Strength Memberi informasi yang cukup lengkap tentang kopi Indonesia dalam 1 buku , yang biasanya sulit sekali ditemukan karena sumber buku maupun dari internet yang jarang. Weakness Tulisan yang mungkin agak banyak , karena ini bukan buku khusus ilustrasi atau fotografi . Opportunity Keunikan dan fakta bahwa jarang sekali ditemukan buku yang membahas kopi khas Indonesia dengan desain yang ekslusif . Banyaknya peminat dan pecinta kopi di Indonesia . Threat Banyak buku luar dengan desain yang bagus dan menarik . Rendahnya apresiasi dan minat masyarakat terhadap produk dalam negeri .
22
2.2.3 Target Market 2.2.3.1 Target Primer Demografi : Gender : Laki – laki dan Perempuan Usia : 25 – 35 Warga Negara : WNI Status ekonomi sosial : menengah keatas Tempat tinggal : Daerah perkotaan Pekerjaan : Kantoran , Industri kreatif , Pecinta kopi , Enterpreneur, Barista Psikografi : -
Mencintai produk dalam negeri
-
Menyukai kopi dan menikmati kopi ( aroma , rasa , dsb)
-
Senang mengetahui hal hal baru
-
Suka mencoba hal hal baru
-
Tertarik pada komoditi produk Indonesia
-
Tertarik dengan hal hal yang unik
Behavioral : -
Sering mengkonsumsi kopi
-
Menyeduh kopi atau membuat kopi sendiri
-
Suka beristirahat sejenak di kedai kopi yang tenang
-
Suka mengunjungi kedai kopi ( meeting, nongkrong )
-
Suka membaca buku/ kadang kadang tertarik untuk membeli
buku -
Suka ke toko buku untuk membaca atau membeli buku
23 -
Ke kedai kopi yang dicari rasa dan tempatnya
2.2.3.2 Target Sekunder Demografi : Gender : Laki – laki dan Perempuan Usia : 35 > Warga Negara : WNI Status ekonomi social : menengah keatas Tempat tinggal : Daerah perkotaan Pekerjaan : Businessman , Enterpreneur , Pakar Kopi , Kolektor Psikografi : -
Mencintai produk dalam negeri
-
Menyukai kopi dan menikmati kopi ( aroma , rasa , dsb)
-
Menyukai suasana yang tenang
-
Senang membaca buku / mau membaca buku
-
Tertarik pada komoditi produk Indonesia
-
Tertarik dengan hal hal yang unik
Behavioral : -
Sering mengkonsumsi kopi
-
Menyeduh kopi atau membuat kopi sendiri
-
Suka beristirahat sejenak di kedai kopi yang tenang
-
Suka mengunjungi kedai kopi ( meeting, nongkrong , bisnis)
-
Suka membaca buku / tertarik untuk membeli buku
-
Suka ke toko buku untuk membaca atau membeli buku
-
Suka dengan buku yang ditujukan untuk dewasa ( seperti bisnis ,
psikologi bukan comic atau novel remaja )
24 -
Ke kedai kopi yang dicari rasa kopinya bukan tempatnya