BAB 2 DATA DAN ANALISA
2.1
SUMBER DATA Dalam pembuatan tugas akhir ini, Penulis memperoleh data melalui: 1. wawancara dengan pihak-pihak terkait di bagian promosi dan pemasaran di kantor Departemen Kebudayaan dan Pariwisata 2. tinjauan pustaka / referensi 3. informasi dari internet.
2.2
GAMBARAN UMUM “Pariwisata Indonesia butuh penyegaran” – begitulah menurut Dorodjatun Kuntjoro-Jakti sewaktu masih menjabat sebagai Menko Perekonomian.
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata mentargetkan kunjungan wisatawan manca negara (wisman) ke Indonesia mencapai 10 juta orang dengan penerimaan devisa US$10 miliar pada 2009 sebagai program akselerasi. Perhitungannya dimulai 2005 ditargetkan 6 juta wisman dan setiap tahunnya diharapkan akan terjadi peningkatan sebanyak 1 juta orang hingga 2009.
Saat ini kampanye promosi yang dilakukan negara asia lainnya seperti Singapore, Malaysia dan Hongkong adalah dengan mempromosikan tema atau citra dari kepariwisataan yang mereka punya yang kemudian tema tersebut menjadi sebuah
4
kampanye promosi yang terintegrasi dan berkesinambungan. Setiap negara mempromosikan pariwisatanya melalui pendekatan yang berbeda-beda. Seperti Singapore yang memposisikan sebagai tujuan wisata belanja, Bahamas sebuah negara yang terdiri dari 14 kepulauan, Malaysia sebagai negara dengan budaya yang betul-betul Asia, Hongkong sebagai negara yang penuh dengan gaya hidup dan lain-lain.
Data dari Laporan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata
Distribusi wisman menurut maksud kunjungan, 2004 (Tabel 1) Selama tahun 2004, maksud kunjungan wisman ke Indonesia nampak didominasi oleh kunjungan untuk berlibur (53,41%) dan bisnis (33,69%). Motif-moitf kunjungan lainnya seperti kunjungan teman, dinas, konvensi, olah raga, kesehatan dan sebagainya belum menunjukkan kontribusi signifikan. Fakta ini menunjukkan bahwa Indonesia tetap dominan sebagai destinasi untuk tujuan berlibur.
5
Bisnis: 33,69%
Liburan: 53,41%
Konvensi: 1,14% Kunjungan Teman: 7,79% Dinas: 1,06% Kesehatan: 0,16% Olah Raga: 0,73% Agama: 0,24% Pendidikan: 0,73%
Lainnya: 12,18%
Grafik Distribusi Wisman Maksud Kunjungan, Tahun 2004 Tabel 1
Distribusi wisman menurut aktivitas yang dilakukan dan ingin dilakukan, 2004 (Tabel 2) Sekitar 42,00% wisman yang datang ke Indonesia tahun 2004 melakukan kegiatan wisata alam. Sementara dalam porsi yang lebih sedikit lebih kecil (34,41%) lainnya melakukan kegiatan wisata budaya, dan dalam porsi yang sangat besar (97,29%) menyatakan melakukan kegiatan wisata lainnya. Untuk wisata alam, porsi yang berminat menjadi 59,41%, sementara yang berminat untuk kegiatan wisata budaya juga lebih besar (37,79%). Sebaliknya, minat yang ingin dilakukan kegiatan selain alam dan budaya menyusut menjadi 72,88%. Dengan demikian, atraksi wisata alam dan budaya banyak yang membangkitkan minat wisman untuk berkunjung ke Indonesia.
6
100
80
60
40
20
0 Dilakukan (%) Ingin Dilakukan (%)
Wisata Budaya 34,41 37,79
Wisata Alam 42 59,41
Wisata Lainnya 97,29 72,88
Grafik Distribusi Wisman Menurut Aktivitas yang Dilakukan dan yang Ingin Dilakukan, Tahun 2004 Tabel 2
Distribusi wisman menurut aktivitas yang ada pada wisata alam 2004 (Tabel 3) Kegiatan di pantai (60,22%) dan petualangan (37,68%) menjadi aktivitas yang banyak dilakukan wisman. Persentasi peminat wisata agro relatif kecil, hanya 6,86%. Demikian pula dengan kegiatan seperti eco-tourism, nampaknya belum memberikan motivasi yang memadai.
7
80
60
40
20
0 Dilakukan (%) Ingin Dilakukan (%)
Pantai 60,22 62,32
Petualangam 37,68 45,95
Eco Tourism 9,94 9,95
Wisata Agro 6,86 6,32
Lainnya 5,67 2,23
Grafik Distribusi Wisman Menurut Aktivitas Wisata Alam yang Dilakukan dan yang Ingin Dilakukan, Tahun 2004 Tabel 3
Distribusi wisman menurut aktivitas yang ada pada wisata budaya 2004 (Tabel 4)
Secara umum, mengunjungi dan menyaksikan atrakasi budaya merupakan aktivitas yang paling banyak dilakukan wisman (45,90%) selama di Indonesia. Atraksi lain yang cukup menarik wisman adalah event-event budaya. Museum dan situs arkeologi, angkanya belum menunjukkan angka yang signifikan.. 80
60
40
20
0 Dilakukan (%) Ingin Dilakukan (%)
Museum 20,65 24,55
Arkeologi 20,29 25,54
Pertunjukan 45,9 58,72
Event Budaya 27,61 8,81
Grafik Distribusi Wisman Menurut Aktivitas Wisata Budaya yang Dilakukan dan yang Ingin Dilakukan, Tahun 2004 Tabel 4
8
Lainnya 12,61 4,9
Distribusi wisman menurut aktivitas yang ada pada wisata lainnya, 2004 (Tabel 5)
Secara umum aktivitas wisata lainnya (diluar wisata alam dan budaya) yang dilakukan wisman paling banyak adalah belanja (82,03%) dan tamasya (52,82%), namun tendensi mereka untuk melakukan aktivitas ini jika kembali ke Indonesia nampak berkurang porsinya.
80
60
40
20
0 Dilakukan (%) Ingin Dilakukan (%)
Tamas ya
Belanja
Latihan
Olah Raga
Kesehatan
Lai nnya
5 2,82 4 8,44
62,03 7,11
5,67 5,93
11,38 8,2 4
8,24 12,25
17,41 17,41
Gr afik Distribusi Wism an M enurut Aktivita s Wisata Lainnya yang Dilakukan dan yang Ingin Dilakukan, Ta hun 2004
2.3
ANALISA Berdasarkan data yang ada mengenai kepariwisataan Indonesia banyak hal yang dapat digarisbawahi. Salah satunya adalah dimana Departemen Kebudayaan dan Pariwisata menerapkan target untuk mencapai kenaikan yang besar yang dimulai dari tahun 2005 sampai 2009 namun tidak didukung dengan tingkat pertumbuhan kunjungan wisatawan asing yang stabil. Disisi lain, citra pariwisata Indonesia yang baru dibuat belum mempunya ciri khas atau sistem identitas visual yang terintegrasi satu dengan lainnya. Karena promosi dilakukan seiring dengan pergantian kepemimpinan sehingga membuat identitas promosi tidak jelas.
9
Karena itu kampanye promosi citra pariwisata harus terpadu, identitas visual kampanye promosi juga harus dibuat terintegrasi dan mempunyai ciri khas yang unik dan mudah diingat orang.
Saat ini tema kepariwisataan Indonesia mengalami perubahan yang selalu merujuk ke arah keanekaragaman budaya. Dari semenjak Visit Indonesia 1995, Indonesia sudah beberapa kali mengganti tema pariwisata Indonesia, antara lain: My Indonesia: Just A Smile Away, Indonesia: Ultimate in Diversity, The most varied destination anywhere. Tema yang muncul selalu keanekaragaman yang masih bersifat abstrak sehingga visual yang ditampilkan tidak fokus. Perlu adanya perubahan dan pengeksplorasian tema pariwisata yang baru agar tidak selalu merujuk ke tema yang sama, sehingga tidak terkesan hanya ganti judul saja.
Dilihat dari identitas visual yang sudah pernah ada, antara media yang satu dengan media lainnya tidak ada kesatuan sistem grafis dikarenakan sistem desain dan produksi yang diserahkan ke desainer dan percetakan yang berbeda-beda. Bahkan pemanfaatan gambar dan copywriting didalamnya juga diserahkan sepenuhnya kepada masing-masing desainer yang bertanggungjawab atas proyek tersebut. Jika memang sistem pengerjaannya harus diserahkan kepada pihak yang berbeda, maka perlu adanya suatu panduan sistem identitas visual untuk menjamin kesamaan identitas visual dari hasil desain.
Identifikasi Kompetitor
10
- Uniquely Singapore Dengan tagline yang menarik perhatian wisman untuk mencari tahu apa yang unik di Singapore memposisikan Singapore sebagai negara untuk belanja. Dengan luas area negara yang relatif kecil dan tidak didukung dengan latar belakang budaya banyak, Singapore berhasil mendapatkan citra di mata wisman sebagai negara kunjungan wisata yang tujuan utamanya adalah belanja dan kesenangan, karena hampir seluruh tujuan wisata di Singapore adalah pusat perbelanjaan dan entertainment centre seperti Sentosa Island, Snow City, Escape Theme Park, Singapore Science Centre dan lain-lain. - Malaysia: The Truly Asia Dengan tagline The Truly Asia, Malaysia memposisikan negaranya sebagai negara yang terdapat berbagai macam kebudayaan yang ada di Asia.. - The Island of The Bahamas Melalui bentuk negara kepulauannya yang menyebar dan terdiri dari 14 pulau, Bahamas berhasil membuat sistem identitas visual yang menarik. Dengan tagline “It Gets Even Better”, Kepariwisata Bahamas tidak menyombongkan diri tapi justru menempatkan negaranya dengan segala kerendahan hati.
Identifikasi Target Audience Wisatawan mancanegara dengan kemampuan ekonomi menengah keatas, bersifat konsumerisme (belanja)
Demografi
11
Wisatawan mancanegara baik pria maupun wanita dengan umur 25 s/d 54 tahun (usia produktif) Geografi Negara-negara tetangga (Asia Pasifik) dan Australia Psikografi Motivasi kunjungan berlibur, Suka berpetualang (wisata alam), mandiri, kembali ke alam dan tertarik akan kebudayaan (wisata budaya)
Analisa SWOT Strength 1. Menyatukan dan memberikan identitas visual keseluruhan kampanye promosi 2. Media persuasi dan informasi yang mempermudah para wisatawan yang ingin berpetualang di Indonesia 3. Promosi utama untuk menjual citra pariwisata Indonesia 4. Mengembangkan sektor pariwisata Indonesia 5. Menarik perhatian wisatawan mancanegara untuk datang ke Indonesia 6. Meningkatkan pendapatan devisa negara 7. Memajukan pendapatan masyarakat di daerah wisata mereka 8. Budget pemerintah untuk pariwisata Indonesia lebih besar ketimbang tahuntahun sebelumnya
Weakness
12
1. Belum kuatnya citra pariwisata Indonesia 2. Belum adanya kesatuan identitas dari kampanye promosi citra pariwisata Indonesia 3. Indonesia merupakan negara kepulauan yang cakupannya sangat luas sehinga sulit untuk dibuat identitas visual untuk kampanye promosi yang terpadu
Opportunity 1. Munculnya konsep kampanye promosi yang sejenis yang dilakukan Singapore, Malaysia dan Hongkong sehingga memacu Indonesia untuk melakukan hal yang sama 2. Indonesia lebih kaya akan daerah wisata, budaya dan tradisi yang dapat ditampilkan ketimbang negara-negara lain di Asia Pasifik 3. Sifat para wisatawan mancanegara yang suka berpetualang, suka sesuatu yang baru dan kembali ke alam
Threat 1. Kondisi keamanan di Indonesia yang tidak menentu yang dapat memberi dampak negatif terhadap kampanye promosi ini 2. Kurangnya kesadaran dari masyarakat Indonesia untuk mencintai produk dalam negeri dan mampu bersikap ramah terhadap wisatawan asing
13
Benefits 1. Dengan adanya sebuah citra, kepariwisataan Indonesia akan mempunyai sebuah tema yang menjadi nilai lebih dari pariwisata negara lain. 2. Dengan adanya sistem identitas visual yang terpadu akan menimbulkan kesadaran di kalangan wisman dan teringat yang pada akhirnya akan memperkuat citra pariwisata Indonesia
14