3
BAB 2 DATA DAN ANALISA
2.1.Sumber Data 2.1.1.Literatur Buku -Pertanian Organik: Menuju Pertanian Alternatif dan Berkelanjutan – karya Rachman Sutanto -Penerapan Pertanian Organik: Pemasyarakatan dan Pengembangannya – karya Rachman Sutanto -Pertanian Organik – karya Sebastian Eliyas Saragih 2.1.2.Literatur Internet http://maporina.com/ http://www.organic.org/home/faq http://www.healthylifefarm.webs.com/ http://cascadianfarm.com/organic/Default.aspx http://myzavier.blogspot.com/2009/07/mengapa-sayuran-organik-lebih-mahal.html
2.2.Data Umum 2.2.1 Arti Makanan Organik Secara Umum Kata “Organik” di sini sebenarnya lebih mengacu kepada bagaimana cara suatu produk (makanan) itu tumbuh dan juga diproses. Produksi makanan organik didsarkan pada sistem pertanian yang mempertahankan dan mendaur ulang kesuburan tanah tanpa menggunakan pestisida dan pupuk yang beracun dan mengandung banyak bahan kimia. Untuk menjaga kualitas dari produk akhir, makanan organik minimal diproses tanpa bahan buatan, pengawet, atau iradiasi.
4 Label makanan “organik” mengidentifikasi makanan tumbuh dengan praktek-praktek yang: 1.tidak menggunakan pestisida sintetik 2.tidak menggunakan rekayasa genetika 3.tidak menggunakan lumpur limbah sebagai pupuk 4.apakah meningkatkan kualitas dan kesuburan tanah 5.apakah menjaga kualitas air 6.apakah mengurangi erosi tanah 7.apakah bergantung pada sistem biologis alami untuk pengendalian hama dan gulma 8.apakah mengurangi dampak pertanian pada lingkungan kita 9.apakah menghasilkan kualitas makanan yang cukup tinggi
2.2.2 Manfaat Mengkonsumsi Makanan Organik Manfaat yang dapat kita peroleh dengan mengkomsumsi sayuran organik, diantaranya adalah : 1. Lebih enak, segar dan tidak cepat busuk Sayuran organik memiliki rasa yang lebih manis, renyah dan segar. Hal ini disebabkan kandungan air dalam sayur tidak terlalu banyak. Selain itu, kandungan air yang sedikit dibandingkan dengan sayuran non organik membuat sayur organik ini lebih tahan lama dari proses pembusukan. Dan tentu saja alasan utamanya adalah karena makanan itu dihasilkan dengan sarana produksi alami. 2. Lebih bergizi dan sehat Makanan organik tidak dibentuk menggunakan pupuk kimia, pestisida kimia serta bahan kimia lain sehingga tidak merugikan tubuh manusia. Beberapa studi menunjukkan bahwa buah dan sayuran organik (misalnya, beras, tomat, kubis, bawang dan selada organik) mengandung lebih banyak nutrisi seperti vitamin,
5 magnesium, fosfor, zinc dan besi. Sayuran organik memiliki kandungan gizi yang lebih tinggi seperti kandungan mineral dibandingkan sayuran non organik. 3. Tidak mengandung zat kimia yang berbahaya bagi tubuh manusia Manfaat sayuran organik ini untuk mencegah/mengurangi masuknya zat - zat kimia dari pupuk buatan maupun pestisida dalam sayuran ke tubuh. Residu atau endapan dari zat kimia tadi bisa membahayakan dan menyebabkan berbagai penyakit seperti kanker. 4. Menjaga kelestarian lingkungan Dengan semakin bertambahnya berbagai pencemaran akhir - akhir ini membuat produksi
bahan
makanan
secara
organik
telah
membantu
menjaga
dan
mengembalikan lingkungan dari polusi tanah, air dan udara sehingga menciptakan dunia yang aman bagi kehidupan generasi mendatang. (Anonymous, 2011, http://www.healthylifefarm.webs.com/)
2.2.3 Perbedaan Sayuran Organik dan Sayuran Konvensional Pertama-tama mari kita lihat arti dari kata sayuran konvensional. Kata konvensional bisa berarti tradisional atau kuno ataupun lazim. Jadi dengan kata lain sayuran konvensional adalah sayuran yang sudah lazim atau sudah biasa berada di pasaran, namun tetap berbeda dari sayuran organik. Sedangkan kata "organik" lebih mengacu pada cara menanam dan mengolah hasil pertanian, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, produk susu dan daging. Praktek pertanian organik dirancang untuk mendorong konservasi tanah dan air dan mengurangi polusi. Petani yang menanam produk organik dan daging tidak menggunakan metode konvensional untuk membuahi, mengendalikan gulma atau mencegah penyakit ternak. Sebagai contoh, daripada menggunakan weedkillers(pembasmi gulma) kimia, petani organik dapat melakukan rotasi tanaman yang lebih canggih dan penyebaran mulsa atau pupuk kandang. Berikut ini adalah beberapa perbedaan antara: Sayuran Konvensional: -menggunakan pupuk kimia untuk merangsang pertumbuhan yang cepat
6 -menyemprotkan pestisida berbahan kimia untuk membasmi hama dan penyakit -menggunakan herbisida (semacam obat kimia) untuk menyingkirkan gulma Sayuran Organik: -menggunakan pupuk kompos alami untuk menyuburkan tanah sekaligus memberi makan tanaman -menggunakan serangga khusus pembasmi hama pemakan daun (menggunakan musuh alami) -memutar/ merotasi / tumpang gilir tanaman agar bebas gulma
2.2.4 Pupuk Organik Pupuk Organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan mensuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah kota. Kompos merupakan produk pembusukan dari limbah tanaman dan hewan hasil perombakan
oleh
fungi,
aktinomiset,
dan
cacing
tanah.
Pupuk Organik juga sangat penting bagi masyarakat, misalnya bisa memproduksi tanaman agar bisa menjadi indah. Sumber pupuk organik bisa berasal dari kotoran hewan, bahan tanaman, dan limbah, misalkan: pupuk kandang (ternak besar dan kecil), hijauan tanaman rerumputan, semak, perdu dan pohon, limbah pertanaman (jerami padi, batang jagung,sekam padi dll, dan limbah argoindustri. Tanah yang dibenahi dengan pupuk organik mempunyai struktur yang baik dan tanah yang kecukupan bahan organik mempunyai kemampuan mengikat air lebih besar daripada tanah yang kandungan bahan organiknya rendah.
7 Karakteristik umum pupuk Organik: 1. Kandungan hara rendah. Kandungan hara pupuk organik pada umumnya rendah tetapi bervariasi tergantung pada jenis bahan dasarnya. Kandungan hara yang rendah berarti biaya untuk setiap unit unsur hara yang digunakan nisbi lebih mahal. 2.Ketersediaan unsur hara lambat. 3.Menyediakan hara dalam jumlah terbatas. Penyediaan hara yang berasal dari pupuk organik biasanya terbatas dan tidak cukup dalam menyediakan hara yang diperlukan oleh tanaman. (Penerapan Pertanian Organik, 2002, pp6-pp7) Ada beberapa jenis pupuk yang termasuk ke dalam jenis pupuk organik: 1.Pupuk Kandang Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan. Hewan yang kotorannya sering digunakan sebagai pupuk kandang adalah hewan yang biasa dipelihara oleh masyarakat, seperti kotoran dari hewan ternak misalnya kambing, sapi, domba, dan ayam. Pupuk kandang banyak mengandung unsur fosfor, nitrogen, dan kalium. Pupuk kandang terbagi menjadi 2 jenis: 1. Pupuk dingin adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang diuraikan secara perlahan oleh mikroorganime sehingga tidak menimbulkan panas, contohnya pupuk yang berasal dari kotoran sapi, kerbau, dan babi. 2. Pupuk panas adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang diuraikan mikroorganisme secara cepat sehingga menimbulkan panas, contohnya pupuk yang berasal dari kotoran kambing, kuda, dan ayam. Pupuk kandang bermanfaat untuk menyediakan unsur hara makro dan mikro dan mempunyai daya ikat ion yang tinggi sehingga akan mengefektifkan bahan - bahan anorganik di dalam tanah, termasuk pupuk anorganik. Selain itu, pupuk kandang bisa memperbaiki struktur tanah, sehingga pertumbuhan tanaman bisa menjadi lebih optimal. Pupuk kandang yang telah siap digunakan
8 memiliki ciri temperaturnya agak dingin, bentuknya berremah, wujud aslinya tidak tampak, dan baunya telah berkurang. Jika belum memiliki ciri-ciri tersebut, pupuk kandang belum siap digunakan. Penggunaan pupuk yang belum matang akan menghambat pertumbuhan
tanaman,
bahkan
bisa
mematikan
tanaman.
Penggunaan pupuk kandang yang baik adalah dengan cara dibenamkan, sehingga penguapan unsur hara akibat prose kimia dalam tanah dapat dikurangi. Penggunaan pupuk kandang yang berbentuk cair paling baik dilakukan setelah tanaman tumbuh, sehingga unsur hara yang terdapat dalam pupuk kandang cair ini akan cepat diserap oleh tanaman. 2.Pupuk Kompos Pupuk kompos merupakan pupuk yang berasal dari sisa bahan organik yang berasal dari tanaman, hewan, dan limbah organik yang telah mengalami proses dekomposisi atau fermentasi. Jenis tanaman yang sering digunakan untuk kompos di antaranya jerami, sekam padi, tanaman pisang, gulma, sayuran yang busuk, sisa tanaman jagung, dan sabut kelapa. Tanaman air yang sering digunakan untuk kompos di antaranya ganggang biru, gulma air, eceng gondok, dan azola. Beberapa kegunaan kompos adalah: 1. Memperbaiki struktur tanah. 2. Memperkuat daya ikat agregat (zat hara) tanah berpasir. 3. Meningkatkan daya tahan dan daya serap air. 4. Memperbaiki drainase dan pori - pori dalam tanah. 5. Menambah dan mengaktifkan unsur hara. Kompos digunakan dengan cara menyebarkannya di sekeliling tanaman. Kompos yang layak digunakan adalah yang sudah matang, ditandai dengan menurunnya temperatur kompos (di bawah 400 c). Cara untuk membuat pupuk kompos secara garis besar dan yang umum adalah sebagai berikut:
9 1. Potong-potong bahan organik (daun-daun kering, dan lain-lain) sehingga berukuran kecil 2. Setelah itu, tumpuk dan taruh rumput di bagian atas 3. Taruh kotoran ternak yang telah dibasahi pada bagian paling atas tumpukan 4. Lakukan menggunakan cara yang sama sampai semua bahan habis. 5. Tumpuk semuanya jadi satu 6. Jaga kelembaban dalam tumpukan bahan agar tetap lembab dan tidak becek 7. Apabila pengomposan berlangsung baik, pada minggu ke 3-4 akan terjadi kenaikan suhu. Gunakan tongkat kayu untuk mengetahui telah terjadi kenaikan suhu dengan cara menusukkan tongkat kayu tersebut ke dalam tumpukan kompos kemudian tarik dan lihat ujung tongkatnya, apakah sudah terasa lembab dan hangat. Bila iya, berarti proses pengomposan berjalan dengan normal dan baik. Jika ujung tongkat terasa kering, segera siramkan air ke dalam kompos. Bila ujung tongkat terasa dingin, berarti pengomposan gagal dan harus diulang kembali pembuatannya dari awal. 8. Setelah terjadi kenaikan suhu, maka suhu akan mengalami penurunan. Pada saat inilah tumpukan kompos harus dibalik. 9. Sebulan setelah terjadi penurunan suhu dan kompos telah dibalik, maka kompos telah jadi dan siap dipakai Kemudian berikut ini adalah cara pembuatan pupuk kandang: 1. kumpulkan kotoran hewan yang dibutuhkan 2. keringkan kotoran tersebut pada terik matahari 3. biarkan kotoran tersebut sampai berubah bentuk menjadi lembut, dan tidak bau lagi 4. lalu pupuk kandang siap digunakan setelah dikeringkan dalam beberapa minggu. Bila kotoran hewan masih baru justru akan membuat tanaman menjadi mati.
10 2.2.5 Pembasmian Hama Secara Organik Hama dan penyakit tanaman merupakan kendala yang perlu selalu diantisipasi perkembangannya karena dapat menimbulkan kerugian bagi petani. Dengan adanya hama yang mengancam kualitas tanaman, maka para petani membutuhkan cara untuk membasmi hama. Cara-cara yang dilakukan untuk membasmi hama secara organik pasti hampir sama dengan cara membasmi hama pada umumnya namun mungkin perbedaannya ada di bahan-bahannya yang tidak mengandung bahan kimia berbahaya yang dapat mempengaruhi hutrisi tanaman sayuran. Berikut ini adalah beberapa cara untuk membasmi hama tanpa menggunakan bahan-bahan kimia: 1. Secara Mekanik -Bisa dengan melakukan pengambilan menggunakan tangan secara manual. Dapat dilakukan pada jenis hama ulat dan belalang, dengan intensitas serangan hama dalam skala kecil. -Penangkapan bersama-sama oleh banyak orang
pada hama
belalang. Hal ini juga menjadi salah satu alasan mengapa sayuran organik membutuhkan banyak pekerja, yaitu untuk melakukan pengontrolan hama. -Pemasangan perangkap antara lain ; menggunakan lampu perangkap (light trap) untuk hama penggerek batang pada fase kupu-kupu. Lampu perangkap ini dipasang pada saat malam hari; penggunaan perangkap kertas warna (colour trapping) untuk hama lalat putih. Warna kertas yang digunakan bisa berwarna kuning atau lainnya yang cerah. Kertas terlebih dahulu diberi lem perekat atau racun tikus atau ter agar hama terperangkap pada kertas tersebut.
2. Biopestisida/Pesticida organik Penggunaan pestisida organik dapat berupa bakterisida atau insektisida yang disesuaikan dengan jenis hama dan penyakit dan sesuai dengan dosis yang dianjurkan. Beberapa contoh tanaman yang bisa digunakan sebagai pestisida misalnya daun mahoni, gadung, tembakau, daun sirsak dan sebagainya. Pestisida organik dapat dibuat dari tanaman-tanaman yang
11 mengandung zat antiserangga. Untuk mempermudah dan mempercepat proses pembuatan pestisida organik, diperlukan bantuan bakteri EM yang berasal dari Pupuk Cair Organik. Berikut ini adalah bahan-bahan yang bisa digunakan untuk pupuk organik dalam skala rumahan. Bahan-bahan yang dibutuhkan antara lain: pupuk cair organik (100ml); molase/tetes tebu (100ml); alkohol 40% (100ml); cuka (100ml); air tajin/air cucian beras (1 liter); tanaman aniti serangga, yaitu jahe, lengkuas,
kunyit,
temulawak,
temugiring
(masing-masing
sebesar jempol tangan); sereh (2 batang); bawang putih (8 siung); bwang merah (5 siung); daun mindi (2 ons); brotowali (10 ons). Cara membuatnya adalah: blender semua tanaman anti serangga dengan air tajin; kemudian masukan ke jerigen ekstrak; campurkan cuka alkohol dan molase serta larutan EM dan aduk hingga rata; simpan pada suhu ruang dengan kondisi ditutup rapat; kocok setiap pagi dan sore kurang lebih sekitar 5 menit, pengocokkan dihentikan sekitar kurang lebih 2 minggu masa penyimpanan; untuk membuang gas yang terbentuk dapat dibuka tutupnya; sebelum dipakai, biarkan selama 7 hari. Cara menggunakannya adalah campurkan cairan pestisida organik dengan 5-10 ml air dan semprotkan ke tanaman yang terkena hama, sebaiknya digunakan pada sore hari. 3. Menggunakan Musuh Alami Penggunaan musuh alami dengan pengendalian biologis yaitu menggunakan serangga atau bakteri dalam pengendalian hama secara innundative (pelepasan musuh alami secara berulang dengan jenis lokal) dan klasikal (pelepasan musuh alami secara tidak berulang dengan jenis eksotik). Musuh alami kita pilih musuh alami yang paling dekat dengan target hama, kita pilih yang terbatas/lebih sedikit sehingga tidak akan menyerang di luar target. Penggunaan musuh alami harus mengacu pada aturan penggunaan kontrol biologi. Penciptaan musuh alami juga dibarengi dengan penciptaan habitat hidup bagi predator alami
12 tersebut misalnya penanaman pohon atau tegakan sebagai tempat bersarang atau penghasil biji makanan predator. Secara umum prinsip
penggunaan
musuh
alami
tetap
memperhatikan
keseimbangan ekosistem yang ada.
2.2.6 Harga Sayuran Organik Jika membicarakan tentang perbedaan antara sayuran organik dan juga sayuran konvensional pastilah tidak akan lari dari yang namanya masalah tentang harga. Sudah hal umum yang patut dibicarakan tentang harga sayuran organik yang relatif lebih mahal daripada sayuran konvensional. Hal tersebut pastilah ada lasannya kenapa bisa lebih mahal dibandingkan dengan sayuran pada umumnya yang ada di pasar taradisional. Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa harga sayuran orgnaik bisa lebih mahal dibandingkan dengan sayuran konvensional yang ada di pasaran: 1.
Membutuhkan waktu yang lama sekitar kurang lebih 3 tahun untuk peralihan dari lahan pertanian non-organik ke organik. Pada awal peralihan ini biasanya tingkat produksi rendah. Oleh karena itu, untuk kompensasi bagi petani, harga produk sedikit meningkat.
2.
Biaya untuk menyediakan kemasan khusus agar lebih higienis dan untuk meminalisasi kontaminasi.
3.
Untuk membiayai upah bagi pekerja pembuat pupuk dan pestisida alami.
4.
Jumlah pekerja yang lebih banyak dan juga jam kerja lebih panjang untuk mengawasi lahan dari serangan hama.
5.
Risiko kegagalan panen lebih tinggi. Hasil panen rata-rata hanya 70% (produk yang tidak layak konsumsi, dibuang atau dijadikan pupuk). Agar tetap menguntungkan, harga tetap dihitung panen penuh.
6.
Biaya sertifikasi (kurang lebih sekitar Rp 7.000.000, 00 untuk masa 3 tahun).
7.
Biaya
transportasi
yang
dilengkapi
sistem
khusus
untuk
meminimalisasi kontaminasi. Produk organik tak selalu tersedia
13 seperti non organik. Karena, petani perlu waktu untuk melakukan rotasi tanaman, agar potensi tanah tetap terjaga. Jadi bisa disimpulkan bahwa harga yang relatif mahal adalah suatu bentuk untuk membiayai biaya pengeluaran yang dilakukan sebelum panen yang bisa dikatakan tidak sedikit. Dengan begitu berarti memang sesuai dengan slogan “Ada harga, ada barang”. Sudah pasti dengan harga yang lebih mahal itu, kita juga mendapatkan barang ( sayuran ) yang kualitasnya memang jauh lebih baik daripada dengan sayuran yang ada di pasar tradisional.
2.2.7 Sertifikasi Sayuran Organik Ada pendapat bahwa untuk mengenali produk organik dengan melihat penampakan daun, buah atau batang tanaman. Bila terdapat lubang atau berulat, menandakan bahwa tanaman tersebut menggunakan hanya sedikit atau tanpa pestisida. Karena biasanya sayuran yang daunnya betul-betul mulus tanpa cela menunjukkan si petani menggunakan pestisida berlebihan. Sebaliknya, sayuran yang daunnya berlubang atau batangnya berulat menandakan petani menggunakan hanya sedikit atau tanpa pestisida. Sayuran organik seperti kacang panjang, buncis dan wortel terasa manis dan renyah, kesegarannya juga lebih tahan lama. Dan, nasi yang berasal dari beras organik beraroma wangi, empuk dan lebih awet. Tetapi fakta di lapangan, budidaya pertanian organik dapat menghasilkan produk yang mulus, tak berlubang, tak berulat bila proses perawatan dan monitoringnya dilakukan dengan baik. Selain itu, produk organik yang dipasarkan tidak hanya produk pertanian segar, tetapi juga terdapat produk olahan dan produk segar dari ternak atau perikanan. Cara di atas hanya memberikan informasi awal untuk mengetahui keorganikan produk, tetapi bukan jaminan keorganikan produk organik. Jika produsen memiliki orientasi pemasaran yang makin luas (pasar nasional atau ekspor), dan konsumen tidak dapat diorganisir secara langsung, maka diperlukan sertifikasi atau pelabelen produk organik untuk memberikan keyakinan dan kepercayaan kepada konsumen bahwa produk tersebut benar-benar organik.
14 Sertifikasi organik adalah proses untuk mendapatkan pengakuan bahwa proses produksi organik (budidaya tanaman, pengumpulan produk liar, ternak lebah, jamur, ternak dan produk turunannya) atau proses pengolahan produk organik dilakukan berdasarkan standar dan regulasi yang ada. Apabila memenuhi prinsip dan kaidah organik, produsen dan atau pengolah akan mendapatkan sertifikat organik dan berhak mencantumkan label organik pada produk yang dihasilkan dan pada bahanbahan publikasinya. Pengujian laboratorium untuk menentukan keorganikan produk organik diperlukan bila terdapat kecurigaan terjadinya praktek yang melanggar prinsip dan kaidah pertanian organik yang dilakukan pada proses budidaya atau pada proses pengolahan produksi. Bila pun dilakukan pengujian laboratorium, contoh uji bukan hanya pada produk akhir saja, tetapi juga air, tanah yang dipergunakan dalam proses budidaya dan pengujian pada bahan-bahan yang digunakan dalam proses pengolahan produksinya. Pengujian dilakukan setiap saat pada tiap tahapan proses. Sehingga biaya pengujian laboratorium menjadi amat besar, yang tentunya memberatkan produsen-prosesor dan petani itu sendiri. Dengan menjaga keorganikan pada proses produksinya, diharapkan produk yang dihasilkan menjadi organik. Masa berlaku sertifikat label organik biasanya berlaku selama kurang lebih 3 tahun atau ada juga yang per tahun sejak tanggal sertifikat dikeluarkan. Setiap tahun dilakukan inspeksi tahunan. Setelah kurang lebih 3 tahun, masa berlaku sertifikat label organik tersebut dapat diperpanjang kembali. Pemegang sertifikat label organik berhak menggunakan label ORGANIK di Indonesia.
2.3.Sinopsis Dalam animasi edukasi ini akan berbasis animasi yang berupa pop up animation yang alurnya akan ditampilkan secara menarik dan interaktif dimulai dengan apa itu sayuran organik, apa manfaat dari sayuran organik, bagaimana cara mendapatkan label produk organik yang baik kualitasnya dan memberi informasi tentang bedanya serta keunggulan sayuran organik dibanding sayuran konvensional.
15 2.4.Target Audience Target audience yang saya tuju adalah audience yang sudah pasti golongan menengah ke atas karena dari segi harga sayuran organik memang lebih mahal sehingga audience yang lebih banyak berada di golongan menengah ke atas. Lalu dalam range usia , target audience yang saya tuju adalah kaum remaja umur sekitar 20-25 tahun dan juga orang dewasa yang sudah mengerti tentang masak-memasak dan juga kesehatan. Jika ingin spesifik, bisa juga ditujukan kepada ibu-ibu muda yang masih baru menikah dan masih mementingkan penampilan. 2.5. Data Kuesioner / Angket Penulis melakukan angket atau kuesioner kepada 105 responden yang berkisar antara umur 15 tahun sampai 30 tahun. Berikut ini adalah hasil kuesioer tersebut:
16
Gambar 2.1. Diagram hasil kuesioner
Dari hasil kuesioner diatas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1.dari 105 responden, lebih banyak jumlah wanita dibandingkan pria.
17 2.dari 105 responden,sekitar 63% atau 66 responden sadar akan maraknya sayuran organik di pasaran pada saat ini. 3.dari 105 responden,sekitar 68% atau 71 responden tidak dapat membedakan antara sayuran organik dan sayuran yang biasa. 4.dari 105 responden, sekitar 85% atau 89 responden mementingkan kebersihan makanan yang mereka konsumsi 5.dari 105 reponden, 49% menyatakan penting munculnya sayuran organik di pasaran, 4% mengatakan tidak penting dan 47% biasa saja terhadap munculnya sayuran organik. 6.dari 105 responden, 70% tidak mengetahui cara penanaman sayuran organik sehingga bisa disebut organik, dan 30% sudah mengetahuinya. 7.dari 105 responden, 67% merasa perlu adanya animasi edukasi yang membahas sayuran organik, 26% merasa tidak perlu dan 7% ragu-ragu.