BAB 2. DATA dan ANALISA
2.1
DATA DAN LITERATUR
Data, informasi dan literatur untuk mendukung projek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber antara lain: -
Wawancara Langsung
-
Media cetak seperti koran dan majalah
-
Website
-
Questionaire
2.1.1 Data Questionaire Berdasarkan Questionaire yang membahas mengenai logo dan My shoes itu sendiri yang diberikan kepada target market diperoleh hasil sebagai berikut : - Mereka yang mengikuti tren fashion saat ini ialah mereka yang menyukai hal yang berhubungan dengan sneakers. - Konsumen berpendapat bahwa My Shoes tidak mempunyai logo dan mereka tidak pernah melihatnya meskipun mereka pernah berkunjung ke My Shoes. - Logo My Shoes selama ini belum merepresentasikan My Shoes itu sendiri.
3
- Promosi My Shoes kurang berhasil.
2.2
DATA PRODUK
2.2.1 Data produk yang tersedia Brand atau label yang ditawarkan My Shoes sangat beragam, berikut ini ialah data tentang produk yang tersedia di My Shoes, antara lain :
a.
Sneakers Brand
Berbagai merek produk Sneakers yang ditawarkan antara lain seperti Nike, Adidas, Vans, Reebok, Macbeth, Onitsuka Tiger, Puma, New Balance, Supra, Levi’s, Lonsdale, Kelme, Geox, Converse. Produk tersebut memiliki harga yang cukup beragam mulai dari Rp 350.000,- s/d Rp 1.750.000,-.
b.
Clothing Brand
Koleksi apparel yang ditawarkan mulai dari Atticus, Afends, Anamique, Bloop, Dogma Inc, Evve, Inksomnia, Kuya Gaya, Lite, Mavick, Magic Happen, Mejiku, Mindchies, Mozie, Nanonine, Obey, Opium Babe, Satcas, Sash, Sixteen Eight, Tuff Stuff, Vokal, Quzzy, Deadboy. Kisaran harga antara Rp 40.000,- s/d Rp 280.000,-.
4
2.2.2 Sejarah Sneakers Awal abad ke 20 merupakan saksi banyaknya bermunculan berbagai sneaker brands, namun sneaker hanya dekat bagi para atlet olahraga sebelum Hollywood memilihnya sebagai salah satu produk fashion. Yang pertama terjadi pada sekitar tahun 1930, dan terulang lagi sekitar tahun 1950 ketika foto seorang icon remaja bernama James Dean beredar di mana-mana. Dalam foto itu, ia hanya memakai jeans, t-shirts, dan sneakers. Dan sejak saat itu, sepatu yang tergolong murah pada saat itu pun menjadi ‘seragam’ anak-anak muda di seluruh dunia. Pertengahan abad ke 20, sneaker mulai menjadi budaya yang umum berkat dunia olahraga. Para legenda olahraga seperti Joe Namath dan Steve Prefontaine adalah beberapa icon yang populer berkat prestasi sekaligus sepatu mereka. Namun berterimakasihlah pada Michael Jordan yang membawa sneaker ke level berikutnya. Pada saat itu pemain dari Chicago Bulls ini menjadi icon bersama produk-produk Air Jordan-nya. Budaya sneaker pun terus berkembang. Akhir abad ke 20 sekaligus awal dari abad ke 21 diwarnai dengan maraknya selebriti yang di-endorse oleh berbagai brand sneaker dan banyaknya bermunculan berbagai koleksi limited editions. Pada momen ini, Nike Jordan tetap melanjutkan kejayaannya dengan merilis kembali berbagai koleksi klasiknya bersamaan dengan berbagai produk-produk barunya.
5
a.
Bintang dan Sneakers Anda pun harus mengetahui bahwa berbagai musisi dan artist
internasional turut berjasa atas berkembangnya tren sneaker di seluruh dunia. Nama pertama yang harus kita ingat adalah Run DMC. Karena nama yang satu ini benar-benar pioneer yang mengangkat sneaker culture dengan membawa nama brand Adidas, di mana pada tahun 1980-an grup ini disponsori oleh Adidas karena
mereka
menciptakan
lagu
yang
berjudul
“My
Adidas”.
Setelah itu, berbagai musisi dunia dan berbagai brand sneaker ternama mulai berbondong-bondong melakukan kerja sama. Setelah Run DMC dengan Adidas, ada Fresh Gordon dengan Fila, Heavy D dengan Nike, Busy Bee dengan Converse, dan LL Cool J dengan Troop. Kemudian munculah Michael Jordan yang bersama-sama dengan Nike membawa sneaker ke tingkat yang lebih tinggi dengan material dan desain yang lebih canggih.
Kolaborasi Artis dengan sneakers Sneaker collaborations. Sejak kolaborasi antara Michael Jordan dengan Nike menciptakan ledakan yang luar biasa, semakin banyak bermunculan kolaborasi antara merek sneaker dengan entertainment icon, musisi, bintang olahraga, ataupun fashion designer. Beberapa contoh yang sukses antara lain Puma yang berkolaborasi dengan Alexander McQueen yang sukses memadukan flashy fashion dengan jiwa olahraga, John Varvatos dengan Converse yang memadukan detail old-school dengan gaya modern, atau David Beckham dengan
6
Adidas yang menciptakan sneaker lengkap dengan pakaian dan peralatan olahraga. Contoh kolaborasi lainnya antara lain Mike Shinoda dengan DC Shoe Company dan Taj Burrow dengan Globe. Dan seiring dengan perjalanan waktu, hal seperti ini akan terus berlangsung karena sistem kolaborasi dianggap sangat menguntungkan
bagi
kedua
pihak.
Dari uraian di atas hanyalah sedikit sejarah singkat tentang bagaimana perjalanan sneaker yang berawal sebagai barang ‘murah’ yang kemudian menjadi barang yang diminati semua orang. Bersamaan dengan berjalannya sejarah di atas, komunitas Hip Hop juga memiliki andil yang besar karena turut memperkenalkan sneaker kepada publik sebagai salah satu fashion item yang wajib dimiliki.
Berikut ini adalah sedikit kilas balik mengenai perjalanan sneaker :
1800 Untuk pertama kalinya, rubber-soled shoes yang disebut plimsolls diciptakan. 1892 Goodyear merupakan salah satu oknum yang memproduksi sepatu rubber dan canvas yang pada akhirnya dikenal dengan sebutan keds. 1917 Keds menjadi sepatu atletik yang mulai diproduksi secara massal. Sepatu-sepatu inilah yang pada akhirnya disebut dengan ‘sneaker’ oleh Henry Nelson McKinney. Pada tahun ini juga Converse untuk pertama 1931
Adidas
kalinya
meluncurkan
memproduksi
sepatu
Converse tenisnya
All yang
1948 Puma Schuhfabrik Rudolf Dassler atau yang lebih dikenal dengan 7
Star. pertama.
Puma mulai
memproduksi
Puma
Atom.
1950 Sneakers mulai menjadi pilihan footwear utama bagi anak-anak muda, sekaligus sebagai simbol pemberontakan. Produk yang saat itu tergolong sangat murah ini dipakai oleh pelajar di seluruh dunia. Sneaker pun
mulai semakin dikenal sebagai produk fashion sejak
James Dean
mempopulerkannya saat foto dirinya yang sedang
memakai jeans Levi’s dan
sneakers berwarna putih tersebar luas.
1979
Nike
unit
1985
Nike merilis Air Jordan-nya yang pertama.
meluncurkan
Nike
Air
pertamanya.
Sejak saat itu, budaya sneaker terus berkembang, ditandai dengan bermunculan berbagai brand baru yang menghadirkan karakter desainnya masing-masing, dan hal ini berlangsung
hingga
sampai
detik
ini.
Brand Terkenal NIKE Berpusat di Oregon, dapat dikatakan sebagai salah satu brand terbesar yang mencakup sepatu, peralatan olahraga, pakaian, serta dikabarkan mengontrol lebih dari 60 persen pasarnya dan menjadi salah satu icon dari budaya pop. Nike may be one of the youngest of the major brands, but it is the dominant brand around the world. ADIDAS
Adidas, atau yang dikenal adidas-Salomon AG merupakan brand sepatu atletik dan sports apparel asal Jerman yang berawal ketika sang pendirinya yaitu Adi Dassler yang 8
mulai memproduksi sepatu atletik secara sederhana menggunakan tangan, tanpa bantuan listrik sama sekali. Gebrakan Dassler dimulai ketika produknya mendominasi Olimpiade pada tahun 1936.
PUMA Puma, atau lebih lengkapnya Puma Aktiengesellscaft Rudolf Dassler Sport, merupakan produsen footwear, apparel, dan aksesoris asal Jerman. Keberadaan Puma berawal pada tahun 1920-an oleh dua bersaudara Adi dan Rudolph Dassler. Namun kini masingmasing memiliki koleksinya masing-masing, di mana Rudolph memegang Puma dan Adi memiliki Adidas. Kini Puma memiliki outletnya di lebih dari 80 negara di seluruh dunia.
REEBOK Reebok International Limited merupakan perusahaan global yang memproduksi sepatu atletik, apparel, dan aksesoris. Perjalanan brand ini telah berlangsung selama ratusan tahun, walaupun awal mulanya berasal dari perusahaan lain yang bernama JW Foster and
Sons.
Hingga
pada
akhirnya
Reebok
berhasil
sampai
saat
ini.
Di samping brand-brand di atas, masih ada banyak brand lainnya yang hadir dengan karakter yang berbeda dan memiliki pasarnya masing-masing. Di antaranya K Swiss, Converse, Timberland, New Balance, Asics Tiger, Vans, Skechers, Fila, Gola, AirWalk, Spalding, Havana, Joe, dan masih banyak lagi.
9
2.2.3 Urban Culture Urban culture adalah budaya perkotaan. Kota-kota di seluruh dunia, masa kini dan masa lampau. Sebuah budaya yang menjamur dan mengisi ruang publik, baik itu dari segi seni maupun aktivitas lainnya. Sebuah budaya yang timbul karena kejenuhan terhadap apa yang sudah ada. Sebuah budaya yang timbul akibat pertemuan berbagai budaya dan interest yang ada. Beberapa menyebutnya sebagai street culture. Namun urban culture tidak lagi identik dengan budaya ‘jalanan’, karena siapapun yang tinggal di kota berhak menganut budaya ini. Berikut ini merupakan hal-hal yang menyangkut urban culture antara lain seperti; 1. Designer Toy, hasil obsesi menempatkan mainan sebagai sebuah karya seni. 2. Exhibition (pameran), merupakan salah satu hasil sebuah proyek atau obsesi setiap seniman urban. 3. Graffiti, sebuah karya seni berupa coretan garis dan warna yang ada di tembok-tembok atau di pinggir jalan, ekspresi dari pembuatnya. 4. Hip Hop, ialah salah satu musik yang paling dekat dengan urban culture, sering ditemukan saat event-event urban berlangsung. 5. Nike Salah satu urban brand kesukaan banyak orang, khususnya koleksi sneakers-nya yang termasuk limited edition atau rare items. 6. Skateboard Olahraga yang bertransformasi menjadi gaya hidup anak-anak muda urban. / Sneakers Fashion item yang mencerminkan gaya urban.
10
2.2.4 Sejarah Distro Distro, singkatan dari distribution store atau distribution outlet, adalah jenis toko di Indonesia yang menjual pakaian dan aksesori yang dititipkan oleh pembuat pakaian, atau diproduksi sendiri. Distro umumnya merupakan industri kecil dan menengah (IKM) yang sandang dengan merk independen yang dikembangkan kalangan muda. Produk yang dihasilkan oleh distro diusahakan untuk tidak diproduksi secara massal, agar mempertahankan sifat eksklusif suatu produk.
Konsep
distro
berawal
pada
pertengahan 1990-an di Bandung. Saat itu band-band independen di Bandung berusaha menjual merchandise mereka seperti CD/kaset, t-shirt, dan sticker selain di tempat mereka melakukan pertunjukan. Bentuk awal distro adalah usaha rumahan dan dibuat etalase dan rak untuk menjual t-shirt. Selain komunitas musik, akhirnya banyak komunitas lain seperti komunitas punk dan skateboard yang kemudian juga membuat toko-toko kecil untuk menjual pakaian dan aksesori mereka. Kini, industri distro sudah berkembang, bahkan dianggap menghasilkan produk-produk yang memiliki kualitas ekspor. Pada tahun 2007 diperkirakan ada sekitar 700 unit usaha distro di Indonesia, dan 300 diantaranya ada di Bandung.
2.2.5 Definisi Retail Perdagangan retail ialah usaha yang dilakukan dengan cara menjual barang secara eceran /satuan bukan secara masal atau partai besar. Perdagangan retail dibagi menjadi dua cabang grup, Penjual dan Produsen (penghasil). Penjual, cenderung dalam berbagai kesempatan untuk memilih stok
11
(persediaan) barang dan pelanggan. Mereka akan membeli barang apapun yang mereka anggap jika mereka jual dapat mendatangkan keuntungan, sedangkan Produsen, yang berkepentingan dalam menjual produk/barang yang telah mereka produksi.
2.2.6 Tentang Perusahaan
My Shoes awalnya merupakan sebuah ketidak sengajaan, dimana pendiri sekaligus sebagai pemilik yang memiliki nama lengkap Yherry Eko S. memang mempunyai ketertarikan yang sangat besar terhadap sepatu sejak kecil, hingga dapat dikatakan sudah hobi untuk mengkoleksi sepatu. Ditambah lagi pemilik tersebut hobi bermain bola basket dimana pada saat menggemari olahraga tersebut sejalan dengan hobi beliau terhadap sneakers .Yaitu pada saat – saat pertama suka dengan sepatu merek keluaran Nike, yaitu Nike Jordan. Pada akhirnya beliau terus mengumpulkan sepatu – sepatu merek lainnya, hingga pada satu titik dimana tiba-tiba muncul ide untuk membuka toko sepatu yang bernama My Shoes. Nama My Shoes sendiri berasal dari inisial nama istri beliau yaitu ”M” dan beliau sendiri “Y” , serta shoes yang berarti sepatu. Jadi bila digabungkan menjadi “sepatu saya atau initial kita”.
Visi Menyalurkan hobi dengan sesama sneakerhead atau penggila sepatu untuk semua kalangan dan semua umur. Menginformasikan produk terbaru, perkembangan trend dan urban culture serta fashion di kalangan anak muda indonesia. 12
Misi Mengingatkan untuk selalu menjauhi sepatu fake atau palsu. meningkatkan penjualan dan brand awarness untuk produk dengan brand berkualitas terbaik.
Moto " Selalu ada yang baru di My Shoes."
Suasana Interior My Shoes yang cukup penuh dengan berbagai macam produk yang ditawarkan baik berupa sneakers, baju, tas, topi, jacket, hingga papan skateboard.
13
Berbagai macam produk beragam dari label-label terkenal yang ditawarkan oleh My Shoes contohnya sperti Nike. Koleksi Nike yang tersedia di My Shoes jumlahnya cukup banyak, karena rata-rata produk Nike yang paling banyak dijual disini. Dari mulai yang standard (biasa) sampai yang edisi terbatas yang biasanya dikenal sebagai limited edition. Karena umumnya sneakers tersebut sudah melakukan kolaborasi dengan artis graffiti, skateboarder,
maupun label pakaian yang sudah terkenal. Kemudian sama
halnya dengan brand lain seperti Adidas, Puma, New Balance, Vans, Supra, Macbeth dan masih banyak lagi, merupakan salah satu bukti bahwa My Shoes merupakan toko yang berkualitas. Produk-produk yang ditawarkan biasanya diambil dari distributor Indonesia maupun langsung dari Singapura dan Amerika. Seluruh produk yang ada di
14
My Shoes dapat diberikan jaminan bahwa barang atau produk tersebut ialah produk asli, mereka tidak menjual produk yang fake atau palsu.
2.3
PEMBAHASAN LOGO MYSHOES
2.3.1
Logo
a.
Keterangan logo dan toko :
Logo beserta display pada bagian depan toko.
Logo pada bagian depan toko.
15
Diatas ialah logo (logotype) yang terpampang di billboard pada bagian depan toko. Dengan background image yang sangat besar dari salah satu produk sneaker yaitu Macbeth dan Atticus yang didominasi oleh warna hitam sedangkan logo My Shoes berwarna putih.
Logo pada bagian dalam toko. Pada bagian dalam toko tepatnya dibagian kasir terlihat juga logo My Shoes. Dengan jenis font formal yang berbeda dari logo yang terpampang di depan, kali ini logo berwarna hitam dengan warna merah pada background.
16
Eksterior My Shoes yang tepatnya berada di Jl. Radio Dalam Raya No 12 Jakarta Selatan yang didominasikan oleh warna hitam untuk keseluruhan eksterior toko. Permasalahan : - Logo tidak memiliki unity - Tidak memiliki keunikan dalam logo, karena bila dilihat logo hanya seperti membuat sebuah blocking sebuah persegi panjang. - Sistem aplikasi yang tidak standard (berbeda-beda logotype). - Tidak memiliki skema warna (color scheme) yang standard.
2.4
KOMPETITOR - 707 Annex Toko ini lebih memfokuskan pada sneakers, meskipun dapat ditemui juga beberapa koleksi apparel, dan biasanya 707 Annex cukup sering dijadikan tempat untuk peluncuran barang dari suatu brand streetwear atau sneaker luar terkenal yang datang ke Jakarta khusunya untuk menambah koleksi 707 Annex itu sendiri. Oleh karena itu ada pendapat yang mengatakan bahwa 707 merupakan toko favorit kaum urban Jakarta. Awalnya berlokasi didaerah Kemang Icon yang kemudian dipindahkan ke daerah Cilandak yaitu Cilandak Town Square Lt.1
(cinema mezzanine), Jl. T.B. Simatupang
Kav.17, Jakarta Selatan. Buka : 10.00 – 22.00 WIB. 17
Dari contoh visual diatas dapat dilihat bahwa 707 cenderung memakai putih sebagai warna dominan pada background, dan sebagai warna kedua yaitu hitam, yang diaplikasikan kedalam bodytext dan logo. Pemakaian warna pink sebagai aksen dalam visual mereka. Keunggulan 707 Annex antara lain :
18
-
Menjadi tempat favorit untuk mengadakan acara peluncuran atau masuknya produk-produk terbaru dari brand luar.
-
Koleksi sneakers yang sulit untuk didapatkan (limited edition) yang ditawarkan lebih beragam.
- CAPITAL Berlokasi di Jl. Panglima Polim 1. No.67, CAPITAL telah mencoba untuk membawa nama lokal, karena produk dan barang yang mereka bawa merupakan seratus persen produk lokal, dimana toko ini secara resmi merupakan toko retail pakaian pertama yang menjual produkproduk dari FOOTURAMA, Darbotz dan Midas yang rata-rata merupakan produk Apparel. Kisaran harga untuk Apparel mulai dari Rp 179.000,- s/d Rp 259.000,-.
19
Visual yang diaplikasikan kedalam item-item dan produk CAPITAL;
Dalam pengaplikasian visual kedalam item pendukung CAPITAL banyak menggunakan warna putih pada background kemudian logo menggunakan warna hitam dan putih, sedangkan sebagai aksen menggunakan warna merah. Keunggulan CAPITAL yaitu :
20
-
Produk
yang
ditawarkan
merupakan
seratus
persen
buatan lokal yang tidak semua toko sejenis memilikinya. Contohnya seperti produk apparel dari Darbotz (artis Grafitti Indonesia yang terkenal). - The Locker Toko sneakers yang berada di Plaza Semanggi lt.2 ini merupakan toko yang sering mengikuti acara-acara urban yang selama ini telah diselenggarakan di Jakarta. Disana mereka mencoba untuk berpartisipasi dalam event tersebut dimaksudkan sebagai ajang promosi sekaligus menjual koleksi mereka. Keunggulan dari The Locker : -
Karena seringnya mengikuti event dengan cara membuka stand ataupun sebagainya, The Locker jadi lebih dikenal akrab dengan para remaja urban saat ini.
- Stepa Stepa merupakan toko yang menjual berbagai macam merek sneakers yang lokasinya sangatlah dekat dengan CAPITAL yaitu berada di Jl. Jl. Panglima Polim I /67B, Jakarta Selatan. Diantaranya yaitu Nike, Alife, Vans, New Balance, Lakai, Etnies, Circa, Adio, DVS, Emerica, Supra – Stepa. Kisaran harga yang ditawarkan untuk sneakers yaitu Rp. 550.000,- s/d Rp. 5.500.000,21
Keuntungan Stepa yaitu : -
Koleksi sneakers khususnya untuk extreme sports (skateboard dan bmx) lebih beragam dibandingkan toko lainnya.
-
2.5
Menjadi tempat favorit para skater (pemain skateboard).
TARGET SASARAN •
•
Demografi
Sex
: Laki-laki dan perempuan.
Usia
: 15 - 25 tahun.
Pendidikan
: SMA , Perguruan Tinggi
Kelas Sosial
:A–B
Geografi
Tempat tinggal : Kota Besar, Pemukiman berkelas. 22
•
Psikografi
Berpendidikan, mengikuti trend, menyukai sneakers, dapat menerima perubahan, suka mencoba hal baru, suka bergaul.
2.6
ANALISA SWOT 2.6.1 Strength (kekuatan) - Kisaran harga produk My Shoes lebih murah dibandingkan dengan toko retail sejenis. - Harga produk terutama sneaker tidak fixed seperti yang telah tercantum di label harga pada sneaker tersebut, melainkan dapat di tawar walaupun tidak ada sale sekalipun - Produk yang ditawarkan berkualitas dan jarang ditemukan di tempat lain.
2.6.2 Weakness (kendala) - Tidak memiliki Logo perusahaan yang bersifat paten atau tetap. - Tidak mempunyai konsep yang berkesinambungan antara perusahaan dengan elemen pendukung yang terdapat di dalam My Shoes sendiri. - Stock jumlah barang yang terbatas. 23
2.6.3 Opportunities (peluang) - Karena berkembangnya pengaruh fashion, menyebabkan cenderungnya konsumen untuk memiliki sepatu (sneaker) lebih dari satu. - Banyak Anggapan bahwa sneaker bukan lagi dipakai menurut fungsinya, tetapi cenderung sebagai lifestyle. - Munculnya Sneakerhead atau penggila sepatu. Dimana mereka membeli bukan untuk dipakai melainkan untuk dikoleksi dan biasanya jumlahnya lebih dari satu.
2.6.4 Threat (ancaman) - Banyaknya toko retail sejenis. - Trend fashion dan lifestyle yang selalu berubah-ubah.
24