BAB 2 DATA DAN ANALISA
2.1. Sumber Data dan Objek penelitian 2.1.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1.1 Sumber Data Data dan informasi yang dipakai dalam pembuatan tugas akhir ini diperoleh dari beberapa sumber, antara lain : 1. Buku a. Panduan memelihara kelinci hias b. Serial Lulu & Ra 2. Internet dan beberapa artikel yang mampu mendukung tema tersebut, Data tambahan juga dicari dari beberapa artikel pendukung, baik dari media cetak (majalah,surat kabar, dll) maupun dari media digital (internet). 3. Wawancara dengan peternakan kelinci 4. Kuisioner dan survey ke anak-anak di Sekolah Dasar.
2.1.1.2 Kelinci sebagai hewan peliharaan Istilah Kelinci (Indonesia), rabbit (Inggris), atau arnab yang digunakan orang Arab atau Malaysia adalah bagian dari dunia satwa yang cukup mengundang ketertarikan setiap orang. Kelinci, yang memiliki nilai manfaat mulai dari daging, bulu, feses dan air kencingnya ini terus berkembang dan mampu mengisi ruang publik pembicaraan dalam dunia peternakan kita. Akhir-akhir ini kelinci hias sering muncul di berbagai media cetak dan televisi. Masyarakat serasa mendapat pemandangan yang unik dengan peliharaan ini. Beberapa stasiun televisi maupun media cetak memandang sebagai sebuah fenomena hobi, bukan bisnis (peternakan). Penonton dibuat gemas oleh beragam jenis kelinci hias tersebut. Lucu, jinak dan benar-benar fenomena baru yang bisa menjadi alternatif untuk hewan peliharaan, terutama untuk anak-anak. Kelinci saat ini banyak di gemari, dan dijadikan hewan peliharaan. Bahkan kerap di jadikan hadiah untuk keluarga dan sahabat dekat. Karena perawatannya mudah dan murah. Selain itu, memelihara kelinci juga dapat menghilangkan stress. Karena bentuknya yang cantik dan menggemaskan.
Perawatan kelinci mudah dan murah, contohnya, sehari diberi makan dua kali, pagi dan menjelang malam. Makanannya sayuran segar, ataupun pelet khusus makanan kelinci. Oleh sebab itu banyak orang yang memelihara kelinci untuk hewan kesayangannya. Di zaman sekarang orang memelihara kelinci dengan bermacammacam tujuan, yaitu untuk usaha komersial (penghasil daging, kulit, dan bulu) dan untuk ilmu pengetahuan (hewan percobaan). Bahkan akhir-akhir ini kelinci mulai memasuki bursa hewan kesayangan. Yang menjadi daya tarik: lincah, gesit, lembut, lucu, lugu, penurut, dan bersih Akhir-akhir ini kelinci sudah mulai diikutkan dalam pameran, perlombaan, dan bursa hewan kesayangan. Oleh karena perilakunya yang lembut, lucu, lugu, penurut, dan suka hidup bersih maka tak heran kalau sebugian besar pemeliharanya adalah anak / remaja putri. Kelinci relatif mudah dipelihara, mudah menjadi jinak, dan tidak berbahaya sebagai teman bermain anak-anak. Harganya pun murah sehingga dapat dipelihara oleh semua lapisan masyarakat. Tak heran kalau kelinci sebagai hewan kesayangan mulai menjamur sampat ke kota-kota besar. Jenis makanannya murah dan mudah didapat. Kelebihan lainnya ialah fesesnya padat, berbutiran kecil, tidak begitu berbau, dan mudah dibersihkan.
2.1.1.3 Jenis kelinci peliharaan 1. Kelinci Angora Kelinci Angora adalah salah satu jenis kelinci peliharaan tertua, berasal dari Ankara, Turki, yang pertama kali ditemukan dan dibawa oleh pelaut Inggris. Kemudian di bawa ke Perancis tahun 1723. Tahun 1777 Angora menyebar ke Jerman. Tahun 1920 meluas ke negara-negara Eropa Timur, Jepang, Kanada, dan Amerika Serikat. Sampai kini Prancis menjadi pusat peternakan kelinci Angora terbesar yang menghasilkan wool. Di Indonesia kelinci jenis angora banyak diminati sebagai kelinci hias. Ada banyak jenis kelinci angora, misalnya French anggora, German anggora, Giant anggora, English anggora, Satin anggora, Chinese anggora, anggora Swiss, Finnish anggora, dsb. Kelinci angora Inggris merupakan keturunan angora Perancis (French angora). Warna bulunya bervariasi putih, coklat, hitam, hitam putih, agouti, bintik-bintik putih, abu-abu, oranye, dan campuran atau kombinasi dari warna-warna tersebut.
Kelinci anggora memiliki ciri bulu yang tebal dan lembut diseluruh bagian permukaan tubuhnya. Selain itu terdapat ciri lain, yaitu adanya bulu yang tumbuh di ujung telinga dan kaki depan, bersamaan dengan bulu panjang yang terdapat di tubuhnya. Kelinci ini memiliki temperamen yang lembut, tetapi tidak cocok untuk orang yang tidak suka menyisiri binatang peliharaannya. Pada umur dewasa mereka bisa mencapai berat 2,0 kg – 4,0 kg baik jantan maupun betina, dan berumur 5-7 tahun tergantung jenis dari anggoranya. Jumlah anak maksimal dalam satu kali melahirkan sebanyak 6 ekor. Pertumbuhan bulunya yang sangat cepat yakni 2.5 cm per bulan, sehingga harus rajin mencukurnya 6-8 cm setiap tiga bulannya agar bulunya tidak menggumpal. 2. Kelinci LOP (ENGLISH LOP, HOLLAND LOP) Kelinci Lop ini ada berbagai macam/jenis, antara lain English lop, Holland lop, Dwarf lop, American fuzzy lop, Anggora/Angora lop, French lop, dsb. Diantara macam-macam kelinci Lop tersebut di atas, yang relatif paling terkenal adalah English Lop (Kelinci Lop Inggris). Ciri dari jenis lop umumnya adalah bentuk kepala lebar, dan telinga yang menggantung dari pangkal kepala hingga ke samping pipi, tidak seperti kelinci lain yang pada umumnya memiliki telinga tegak. Pada usia dini kelinci lop belum menunjukan telinganya yang koploh, hingga usia 2- 4 bulan baru bisa terlihat perubahan pada posisi telinga. Sekilas jenis ini seperti anjing, menarik, dan sangat lucu sehingga digemari banyak orang. Kelinci lop Holland mempunyai telinga panjang dan jatuh, hidung pesek. Sedangkan French lop mempunyai telinga super panjang hingga menyentuh tanah, namun jenis ini cukup sulit hidup di Indonesia. Panjang tubuhnya 12-23cm. Variasi warnanya putih atau abu-abu. Mata merah atau coklat. 3. Kelinci FLEMISH GIANT Kelinci Flemish Giant termasuk jenis “raksasa” karena tubuhnya yang besar sekali untuk ukuran kelinci pada umumnya, beratnya dapat mencapai 13 kg. Kelinci ini dengan pakan khusus beratnya pernah mencapai 22,23 kg dan masuk Guinness World Records. Kelinci ini dulunya merupakan keturunan dari kelinci liar Argentina, pada abad 18 pedagang dari Belanda membawa kelinci raksasa dari Argentina ke Eropa dan membudidayakannya. Catatan resmi dari jenis ini sendiri baru ada pada tahun 1860. Awalnya kelinci giant hanya dikembangkan di Inggris untuk memenuhi permintaan akan daging kelinci di tempat tersebut. Kemudian kelinci ini menyebar
ke seluruh dunia, karena kebutuhan akan daging kelinci membuat kelinci jenis ini digemari dan diternakan secara besar-besaran di berbagai tempat. Walaupun jenis kelinci Flemish Giant ini pada umumnya diambil dagingnya, namun di Indonesia cenderung sebagai kelinci peliharaan atau kelinci hias, khususnya bagi yang menyukai pada bentuk tubuhnya yang besar. Ciri-ciri umum dari kelinci giant adalah mempunyai badan yang panjang (saat dewasa lebih dari 51 cm), dan besar, bertulang tebal, dan dada penuh berisi. Kepala lebar, telinga panjang dan tebal serta berdiri (saat dewasa panjang telinga lebih dari 15 cm), serta mempunya kaki yang besar, panjang dan kokoh. Warna dari kelinci ini yang diakui adalah hitam, biru, coklat kuning muda (fawn), abu2 terang, seperti pasir (sandy), abu2 besi (steel grey), dan putih. 4. Kelinci REX Kelinci rex memiliki warna khas pada bulunya yang halus dan lembut seperti beludru. Pertama kali rex ditemukan di Prancis dari keturunan kelinci liar pada tahun 1919. Mereka mulai dikenal saat dipublikasikan pada Paris International Rabbit Show pada tahun 1924. Dan tahun setelahnya rex mulai diimport ke Amerika Serikat dalam jumlah besar. Oleh karena keindahan bulunya, maka jenis kelinci ini banyak dibudidayakan sebagai penghasil daging dan bulu selain sebagai hewan peliharaan (sebagai kelinci hias). Bulu mereka yang eksotis tersebut digunakan sebagai bahan baku jaket atau aksesoris pakaian. Kelinci Rex ini ada berbagai macam/jenis bergantung dari warna bulunya, antara lain white rex, dalmatian rex (bertotol), black rex, pappilon res, ermine rex, blue rex, dsb. Beberapa peternak di Indonesia memberi nama sendiri, misalnya tricolor rex (tiga warna), dsb. Kelinci Rex yang paling terkenal adalah White Rex, yang berbulu putih mulus dan tebal. Bulu halus kelinci Rex akan semakin indah dan kualitas bulunya semakin baik jika hidup di lingkungan yang bersuhu rendah, yaitu berkisar 5-15 C. Namun bukan berarti tidak dapat hidup di daerah tropis yang bersuhu panas, hanya saja bulunya tidak seindah bila hidup di daerah dingin.
2.1.1.4 Kandang
Kandang merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan, karena kandang yang baik dan sehat juga berpengaruh terhadap kesehatan dan kelangsungan hidup sang kelinci kesayangan. Buat yang mempunyai kelinci hanya 1 atau 2 ekor tentu perkandangan tidak terlalu menjadi persoalan, kelinci dapat dilepas di dalam rumah layaknya kucing. Atau dapat juga dibelikan kandang kecil seperti di bawah ini.
Gambar 2.1 Kandang Kelinci Bagi para penghobi yang mempunyai koleksi kelinci lumayan banyak dan bagi yang ingin beternak kelinci ada baiknya menggunakan kandang model Baterei sebagai alternatif. Kelebihan kandang model ini adalah sanitasi mudah dilakukan, perkelahian dan kanibalisme tidak akan terjadi karena satu kandang hanya diisi 1 ekor kelinci, jika ada 1 kelinci yang sakit kelinci yang lainnya tidak mudah tertular, program pengembangbiakan dapat diatur lebih mudah, dapat menekan angka kematian anak kelinci, serta tidak membutuhkan lahan yang terlalu luas.
2.1.1.5 Macam-macam pakan Sebagai hewan herbivora alias pemakan tumbuh-tumbuhan, pakan utama dari kelinci adalah hijauan. Dan secara umum kelinci membutuhkan protein, karbohidrat, abu, vitamin ( A,B,D,E ), hidrat arang, serat kasar dan lemak. Untuk kelinci liar pemenuhan akan kebutuhan pakan ini tentu tidak begitu masalah. Mereka dapat mencari dan mengatur sendiri keseimbangan pakannya dengan memilih berbagai macam-macam pakan yang ada di alam. Namun untuk kelinci peliharaan atau ternakan tentu kebutuhan pakan ini menjadi tanggung jawab sang pemelihara. Jenis dan jumlah pakan yang diberikan sangat menentukan pertumbuhan, kesehatan, dan perkembangbiakan dari kelinci-kelinci peliharaan tersebut. Dan macam-macam pakan yang biasa diberikan oleh peternak adalah sebagai berikut :
Gambar 2.2 Timothy Hay 1. Hijauan Untuk peternak-peternak kelinci tradisional yang hanya memelihara kelinci sebagai usaha sambilan biasanya hanya memberikan hijauan kepada ternaknya. Dan macam-macam hijauan itu antara lain berupa rumput lapangan, daun pisang, daun lamtoro, daun ubi jalar, daun kembang sepatu, daun kacang panjang, daun pepaya, daun jagung, daun talas, dll. Serta dapat juga diberikan limbah sayuran seperti kangkung, wortel, daun brokoli, sawi, caisim, dll. Perlu diperhatikan sebelum diberikan kepada kelinci hijauan harus dilayukan terlebih dahulu. Hal ini ditujukan untuk mengurangi kadar air, mempertinggi serat kasar, serta menghilangkan getah dan racun yang bisa membuat kelinci kembung dan mencret. Kelinci yang hanya diberikan hijauan saja biasanya pertumbuhannya akan lambat dan tidak dapat mencapai berat maksimal. Biji-bijian. Sangat baik diberikan terutama pada kelinci bunting dan menyusui karena mengandung protein yang tinggi. Jenisnya antara lain adalah jagung, padi, kacang hijau, kacang tanah, dan gandum. Namun karena harganya mahal makanya biasanya peternak menggunakan alternatif pengganti yaitu bekatul, ampas tahu, bungkil kelapa, dan bungkil kacang tanah. Sebelum diberikan kepada kelinci biji2an tersebut harus dihaluskan terlebih dahulu. Pemberian biji2an pada anak kelinci dapat mempercepat pertumbuhannya sehingga dapat mencapai bobot maksimal setelah dewasa.
2. Hay. Adalah pakan cadangan bila menghadapi kemarau panjang sehingga hijauan sulit dan alternatif pakan buat kelinci yang terserang mencret. Merupakan rumput awetan yang dipotong menjelang berbunga. Dikeringkan secara bertahap agar kandungan gizinya tetap terjaga. Beberapa jenis pakan yang bisa dijadikan hay antara lain adalah rumput cakar ayam, rumput ginting, rumput kalamenta, rumput jampang, rumput gajah, pucuk tebu, daun kacang2an, daun pisang, daun lamtoro, dll. 3. Umbi-umbian. Dapat diberikan sebagai pakan tambahan atau selingan. Jenisnya antara lain ubi jalar, ganyong, uwi, talas, dan singkong. 4. Konsentrat. Berfungsi untuk meningkatkan nilai gizi dari pakan. Selain itu pemberian konsentrat juga mempermudah penyediaan pakan. Terdiri dari pelet (pakan olahan pabrik), bekatul, ampas tahu, bungkil kelapa, dan bungkil kacang tanah. Jika kandungan dari pelet sudah mencukupi kebutuhan, maka kelinci dapat juga tidak diberikan hijauan sama sekali. 2.1.1.6 Cara pemberian pakan Perlu diketahui bahwa di alam liar kelinci makan dan tidur sepanjang waktu, jadi tidak ada waktu-waktu tertentu untuk dia mencari makan (sebenarnya lebih aktif mencari makan pada malam hari). Namun buat kelinci peliharaan, tentu hal ini tidak mungkin. Semuanya tergantung kepada kita sebagai pemelihara, baik tidaknya cara pemberian pakan yang kita terapkan akan sangat mempengaruhi kesehatan dari kelinci kesayangan kita. Berdasarkan pengalaman saya dan dari beberapa sumber,pemberian pakan secara terjadwal adalah lebih baik ketimbang pemberian pakan yang sekaligus banyak dalam satu waktu. Dan sistem yang digunakan di Tabos Rabbit adalah sebagai berikut : Pagi sekitar jam 9, adalah pemberian pakan pertama berupa pelet dan air minum. Sore sekitar jam setengah 5, adalah pemberian pakan kedua yang masih berupa pelet dan menambahkan air pada botol2 minuman yang sudah kosong. Biasanya pada saat ini penjaga kandang akan sekaligus memeriksa kondisi dari masing2 kelinci, kalau2 ada yang menunjukkan gejala sakit. Malam sekitar jam 8, adalah pemberian pakan ketiga berupa hijauan yang volumenya agak banyak. Hal ini disengaja, karena
kelinci biasanya lebih aktif untuk makan di malam hari ketimbang siang hari. Perlu diperhatikan : Pola cara pemberian pakan seperti yang saya lakukan di atas tidaklah baku. Anda dapat merubah jam-jam pemberian pakan dan jenis pakannya. Namun satu yang harus sama adalah, berikanlah makan kepada kelinci-kelinci kesayangan anda secara teratur. Ini sangat penting jika anda menginginkan kelinci-kelinci kesayangan anda dapat tumbuh secara maksimal dan terjaga kesehatannya.
2.1.1.7 Tambahan Tips memelihara kelinci · Kebersihan kandang juga hal yang mutlak, jika kandang kotor kelinci akan mudah terkena penyakit. · Untuk kelinci berbulu panjang, anda harus rajin menyisirnya agar bulunya tidak "menggimbal". Jika bulu sudah terlanjur gimbal maka anda dapat menyukurnya, kelinci yang rajin dicukur akan mempunyai bulu yang lebih indah. · Anda juga boleh memandikan kelinci jika kelinci anda terlihat kotor, namun jangan terlalu sering memandikan kelinci dan gunakan air hangat saat memandikannya. · Jika kuku kaki kelinci sudah terlalu panjang, anda juga boleh untuk memotongnya.
2.1.1.8 Psikologi Anak Anak Usia 6-12 tahun adalah masa usia sekolah tingkat SD bagi anak yang normal. Perkembangan anak masih sangat dipengaruhi oleh lingkungan keluarga. 1. Pertumbuhan dan perkembangan anak usia 8-10 tahun :
membaca seperti mesin mengulangi tiga angka mengurut ke belakang membaca waktu untuk seperempat jam anak wanita bermain dengan wanita anak laki-laki bermain dengan laki-laki cemas terhadap kegagalan kadang malu atau sedih peningkatan minat pada bidang spiritual Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan
Ada kecenderungan memuji diri sendiri Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain Kalau tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggapnya tidak penting Pada masa ini, anak menghendaki penilaian terhadap dirinya yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak
2. Mental Mengembangkan konsep angka, mengetahui pagi atau siang, mengetahui bagaimana yang cantik, jelek dr wajah, mematuhi 3 perintah sekaligus, mengetahui tangan kanan dan kiri, mendefinisikan objek umum seperti garpu, kursi. 3. Adaptif Dimeja, menggunakan pisau untuk mengoleskan mentega, pada saat bermain, memotong, melipat, menjahit dengan kasar bila diberi jarum, mandi tanpa pengawasan, tidur sendiri, membaca dari ingatan, dan menikmati permainan mengeja. 5, Personal-sosial Dapat berbagi dan bekerjasama dengan lebih baik, mempunyai cara sendiri untuk melakukan sesuatu, sering cemburu terhadap adik, meningkatkan sosialisasi, dan akan curang untuk menang. 6. Stimulasi motorik halus: - Menggambar, melukis dengan berbagai media. - Membuat kerajinan dari tanah liat. - Membuat seni kerajinan tangan, misalnya membuat boneka dari kain perca. - Bermain alat musik seperti gitar, biola, piano dan sebagainya. 7. Kegiatan yang bisa dilakukan oleh anak 8-10 tahun: - Ketika mempelajari berbagai kemampuan akademis, guru dan orang tua hendaknya memperhatikan kondisi anak. Contohnya, saat anak sudah terlihat bosan seharusnya secara otomatis materi yang disampaikan pada anak dibumbui atau diselingi dengan permainan atau hal jenaka yang bisa membuat anak tertantang dan gembira. Ingat, selingan seperti ini sebaiknya tetap pada konteks pembicaraan atau pembahasan. - Stimulasi otak kanan untuk menstimulasi kemampuan kognitif dapat dilakukan melalui kegiatan musik &
movement (gerak dan lagu) atau dengan memainkan alat musik tertentu. Bisa juga dengan melakukan kegiatan drama. 2.1.1.9 Kriteria Buku-Anak yang Baik versi Orangtua. Untuk menentukan kriteria buku-anak yang baik, paling mudah adalah dengan membuat daftar keluhan. Buku anak yang baik, menurut orangtua, adalah yang lolos saringan empat kriteria di bawah ini. Kriteria ini disusun subjektif berdasarkan pengalaman moderator Forum Penulis Bacaan Anak (FPBA) sebagai penikmat buku anak dan ibu dari tiga putra yang semuanya suka buku, ditambah masukan dari teman-teman FPBA. Karena subjektif, bisa saja ada pendapat dan pertimbangan yang berbeda. 1.Fisik a.Jenis kertas dan penjilidan Untuk mengejar harga murah sering penerbit menggunakan kertas berkualitas rendah (tipis dan mudah robek). Padahal anak-anak adalah pembaca yang bersemangat, membuka halaman dengan sekuat tenaga, berebut buku dengan saudara, membawanya tidur bersama, bahkan secara harfiah memakan buku. Buku anak tipis umumnya distaples, sementara yang tebal dilem atau dijahit. Sering bahkan tanpa perlakuan "kasar" anak pun, jilidan mudah terlepas karena lem tidak kuat atau kertas robek pada jahitannya. Buku anak seharusnya dirancang tahan banting, tahan ludah, tahan- dibaca- setidaknyapuluhan-kali. b.Target pembaca Pencantuman target pembaca di cover belakang sudah dilakukan beberapa penerbit pada beberapa jenis buku. Tapi masih banyak buku yang tidak berlabel. Ditambah kemasan plastik segel, semakin sulitlah orangtua memilihkan buku bagi anak dengan usia berbeda-beda apalagi membebaskan anak memilih sendiri. Idealnya, untuk mengembangkan keterampilan membuat keputusan, anak-anak dibiarkan memilih sendiri buku dan menghadapi konsekuensinya. Di luar negeri, anak memilih buku sendiri, sudah biasa. Tapi di Indonesia, hal ini belum membudaya. Urusan belanja masih jadi wewenang sepenuhnya kebanyakan orangtua. Dari sisi penerbit, keadaan ini menyebabkan buku anak dibuat semenarik mungkin dari sudut pandang orangtua juga. Bagi orangtua yang sudah memberikan hak memilih kepada anak, tidak adanya label usia pada buku ini justru membuat frustrasi. Banjir buku di toko buku yang tidak semuanya aman bagi anak membuat mereka lagi-lagi harus "merecoki" pilihan anak. Menurut penulis, kalau penerbit dan
toko buku bekerja sama membuat zona buku aman untuk anak, atau melabeli semua buku anak dengan target usia spesifik, akan semakin banyak orangtua menyerahkan keputusan memilih buku kepada anak mereka. c.Warna Daya tarik buku anak terutama terletak pada ilustrasi dan warna. Untuk mengejar harga murah, lagi-lagi, dikorbankanlah daya tarik visual ini. Cover buku bisa jadi colorful, tapi isi di dalamnya hitam putih dan membuat anak kecewa. d.Harga Buku bagus identik dengan harga yang relatif mahal. Bisa dimaklumi. Tapi untuk buku anak, ini menyedihkan. Nasib bangsa kita di masa depan terletak di tangan-tangan mungil ini. 2.Ilustrasi a.Daya tarik Ilustrasi adalah aspek pertama yang dilihat anak (dan orangtua) ketika memilih buku. Bagaimanapun gayanya, medianya, prosesnya, ilustrasi untuk buku anak seharusnya pro anak. Merangsang kecerdasan dan memperkaya pengalaman visual mereka. Membantu mereka memahami isi buku. Membangkitkan imajinasi dan kreativitas mereka. b.Pertimbangan normatif Ilustrasi seharusnya tidak mempertontonkan hal-hal yang lazimnya tidak didukung orangtua, misalnya, merokok, berpakaian seksi, adegan ciuman, kekerasan, penggambaran tokoh mengerikan secara berlebihan. Ilustrasi juga perlu disesuaikan dengan target pembaca dalam tingkat kompleksitasnya. c.Bercerita Ilustrasi ada untuk ikut bercerita, bukan sekadar pelengkap atau penerjemah teks. Saya menyebut ilustrasi yang menerjemahkan kata-kata saja sebagai pembeo. Jika teks menyatakan: "Ali sedang makan ditemani kucingnya," maka ilustrasi diharapkan tidak hanya menggambarkan anak lelaki sedang makan, dan di sebelahnya ada seekor kucing sedang duduk pasif. Ilustrator bekerja sama dengan penulis membuat pengayaan visual yang tidak tersampaikan oleh teks. Misalnya, kapan Ali makan bisa digambarkan dengan bulan purnama di jendela, yang artinya malam hari. Ibu bisa digambarkan sedang menghangatkan sayur di latar belakang. Si kucing sedang memainkan ekornya, atau mengamati barisan semut di meja, atau menunggu Ali melemparkan makanan di kolong meja. Banyak hal
menarik bisa diperoleh anak dari ilustrasi yang bercerita. Ketika ilustrasi sudah bercerita, sebaliknya, banyak teks yang tidak perlu bisa dihapus, sehingga penyampaian tidak ganda dan membosankan. Dan penulis mendapatkan ruang tambahan untuk mengungkapkan hal lain yang memperkuat karakterisasi. 3.Isi a.Tema Tema disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan target pembaca. Kalaupun tema dewasa, seperti perceraian, perang, digunakan dalam buku anak, penyampaiannya harus memerhatikan sudut pandang anak dan tingkat kematangan mereka. Buku berfungsi membantu anak memahami dunia di sekelilingnya. b.Penyampaian -Penyampaian yang menggurui dan menganggap anak-anak bodoh/tidak tahu apa-apa biasanya membuat anak bosan dan kesal. -Kalimat hambur kata lebih sulit dipahami ketimbang kalimat efektif (berlaku untuk semua usia). Misalnya: Andi adalah salah satu anggota kelompok yang memegang balon berwarna biru.(tidak efektif) Andi anggota kelompok pemegang balon biru.(efektif) c.Pertimbangan normatif - Kenakalan dan keusilan tokoh sering diperlukan untuk menimbulkan konflik atau kelucuan cerita. Tetapi ketika kenakalan dan keusilan dibiarkan tanpa konsekuensi tersirat, dan pelakunya bahkan dijadikan pahlawan, pesan yang diterima anak menjadi negatif. - Mengandung prasangka, SARA, stereotipe. - Cerita tidak menarik, klise, mudah ditebak, tidak jelas. - Cerita mendukung hal-hal yang bertentangan dengan normanorma universal lainnya.
4.Bahasa a.Kosa kata Kadang bahasa sederhana diidentikkan dengan sedikit kosa kata. Sedikit kosa kata sebetulnya tidak masalah. Tetapi kalau
sedikit berarti miskin, menggunakan kosa kata itu-itu saja, maka buku tidak mendukung perkembangan bahasa anak. Anak yang terbiasa mendapatkan bacaan yang kurang mengembangkan kosa katanya akan tumbuh menjadi orang yang "gentar" berbicara, minder menghadapi lawan bicara yang seolah "menelan kamus". Dan bacaan yang kurang menantang juga bisa meredupkan kegairahan membaca. b.Bahasa buku Bahasa buku sebetulnya identik dengan bahasa baku. Bahasa baku mengajarkan logika bahasa dan mengasah rasa kebahasaan pembaca.Tetapi sejalan waktu, muncullah bahasa gaul, dan mendadak bahasa baku disamakan dengan bahasa kaku. Padahal bahasa baku seharusnya tidak kaku. Yang kaku dan tidak enak dibaca adalah bahasa yang tidak efektif, berbelit-belit, bahkan salah diksi. Sayangnya salah kaprah ini tidak disadari, dan banyak buku menggunakan bahasa gaul bahkan untuk narasi. Bahasa gaul seharusnya hanya boleh ada dalam dialog (kutipan). Maraknya penggunaan bahasa gaul yang tidak pada tempatnya membuat anak-anak dan remaja kita tak bisa lagi berbahasa dengan baik dalam situasi formal. c.Pertimbangan normatif - Mengandung makian, kata-kata kasar atau tidak pantas. d.Logika bahasa - Kalimat yang tidak mengikuti kaidah kebahasaan atau logika, bisa menimbulkan kerancuan makna. Bahkan anak-anak kecil bisa merasakan kalimat yang aneh bunyinya, atau sulit dipahami karena tidak lengkap. Contoh: Sebenarnya Tito takut, tapi Tito kan anak pemberani, tidak takut apa pun. Anak saya bingung menemukan kalimat itu. "Mana yang benar?" tanyanya. Tito takut atau tidak takut apa pun? Mungkin kalau diedit sedikit, kalimatnya akan lebih mudah dipahami. Misalnya: Tito merasa takut, tapi dia memberanikan diri. 2.1.1.10 Kriteria dalam memilih buku bergambar 1. Apakah gambar mendukung teks 2. Apakah gambar jelas dan mudah dibedakan 3. Apakah ilustrasi memperjelas latar, rangkaian cerita, penjiwaan dan karakter 4. Apakah anak mampu mengidentifikasi karakter dan tindakan,
5. Apakah gaya dan ketepatan bahasa cocok untuk anak-anak, 6. Apakah ilustrasi menghindarkan klise 7. Apakah temanya mempunyai kegunaan 8. Apakah ada ketepatan konsep untuk anak-anak 9. Apakah variasi buku yang telah dipilih merefleksikan keragaman budaya 10. Apakah buku yang dipilih merefleksikan berbagai gaya
2.1.2 Media Buku 2.1.2.1 Pengertian Buku Menurut Wikipedia, definisi Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar. Setiap sisi dari sebuah lembaran kertas pada buku disebut sebuah halaman. Seiring dengan perkembangan dalam bidang dunia informatika, kini dikenal pula istilah e-book atau buku-e (buku elektronik), yang mengandalkan komputer dan Internet (jika aksesnya online). 2.1.2.2 Jenis Buku 1. Panduan (how to) Disebut juga buku petunjuk, misalnya buku tentang beternak ayam, berkebun kelapa sawit, kiat memperoleh dan kiat menjalani beasiswa di luar negeri, dan sebagainya. 2. Mewarnai Buku jenis ini identik dengan buku anak-anak, isinya biasanya berupa garis-garis yang membentuk gambar. Fungsinya, adalah membantu anak-anak untuk belajar mewarnia objek. 3. Buku bergambar Sebuah bentuk buku yang ilustrasinya berperan penting dalam keseluruhan alur cerita
2.1.2.3 Jenis Buku Bergambar Buku bergambar (picture book) dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis. Rothlein dan Meinbach (1991) membedakan jenis buku bergambar menjadi 5 macam, yaitu:
1. Buku abjad (alphabet book) Dalam buku alfabet, setiap huruf alphabet dikaitkan dengan suatu ilustrasi objek yang diawali dengan huruf. Ilustrasi harus jelas berkaitan dengan huruf-huruf kunci dan gambar objek dan mudah teridentifikasi. Beberapa buku alfabet diorganisasi pada sekitar tema khusus, seperti peternakan dan transportasi. Buku alfabet berfungsi untuk membantu siswa, menstimulasi dan membantu pengembangan kosakata 2. Buku mainan (toys book) Buku-buku mainan menggunakan cara penyajian isi yang tidak biasa. Buku mainan sendiri dari buku kartu papan, buku pakaian dan buku pipet tangan. Buku mainan ini mengarahkan anak-anak untuk memahami teks, dapat mengeksplorasi konsep nomor, kata bersajak dan alur cerita. Buku mainan membantu anak-anak untuk mengembangkan keterampilan kognitif, meningkatkan kemampuan bahasa dan sosialnya, dan untuk mencintai buku. Sikap positif terhadap membaca dapat ditumbuhkan dengan buku ini. 3. Buku konsep (consept books) Buku konsep adalah buku yang menyajikan konsep dengan menggunakan satu atau lebih contoh untuk membantu pemahaman konsep yang sedang dikembangkan. Konsepkonsep yang ditekankan diajarkan melalui alur cerita atau dijelaskan melalui repetisi (pengulangan), dan perbandingan. Melalui berbagai konsep seperti warna, bentuk, ukuran, dapat didemonstrasikan sendiri dengan konsep yang lainnya. 4. Buku bergambar tanpa kata (wordless picture books) Buku bergambar tanpa kata adalah buku untuk menyampaikan suatu cerita melalui ilustrasi saja. Buku bergambar tanpa kata menjadi berkembang dan popular pada masyarakat generasi muda. Ini terdapat di televisi, komik, dan bentuk visual lainnya dari komunikasi. Alur cerita disajikan dengan gambar yang diurutkan dan tindakan juga digambarkan dengan jelas. Buku bergambar tanpa kata terdiri dari berbagai bentuk, seperti buku berupa buku humor, buku serius, buku informasi atau buku fiksi. Buku ini mempunyai beberapa keunggulan, misalnya untuk mengembangkan bahasa tulis dan lisan secara produktif yang mengikuti gambar. Keterampilan pemahaman juga dapat dikembangkan pada saat anak membaca cerita melalui ilustrasi. Anak-anak menganalisis maksud pengarang dengan mengidentifikasi ide pokok dan memahami ceritanya. 5. Buku cerita bergambar. Buku cerita bergambar memuat pesan melalui ilustrasi dan teks tertulis. Kedua elemen ini merupakan elemen penting pada
cerita. Buku-buku ini memuat berbagai tema yang sering didasarkan pada pengalaman kehidupan sehari-hari anak. Karakter dalam buku ini dapat berupa manusia atau binatang. Di sini ditampilkan kualitas manusia, karakter, dan kebutuhan, sehingga anak-anak dapat memahami dan menghubungkannya dengan pengalaman pribadinya. Buku cerita yang diilustrasikan dan ditulis dengan baik akan memberikan kontribusi pada perkembangan sastra anak. Buku bergambar yang baik memuat elemen instrinsik sastra, seperti alur , struktur yang baik, karakter yang baik, perubahan gaya, latar, dan tema yang menarik. Buku ini dapat menimbulkan imajinasi orisional dan mempersiapkan stimulus berpikir kreatif. Buku cerita bergambar dapat memberikan apresiasi bahasa dan mengembangkann komunikasi lisan, mengembangkkan proses berpikir kognitif, ungkapan perasaan, dan meningkatkan kepekaan seni. Buku bergambar dapat digunakan untujk membantu anak mengenal lingkungan dan situasi yang berbeda dengan lingkungan mereka. Dengan buku bergambar siswa dapat menegenal karakteristik pelaku, latar, yakni waktu dan tempat terjadinya cerita, serta situasi. Manfaat buku bergambar, yaitu : 1. Membantu masukan bahasa kepada anak-anak 2. Memberikan masukan visual bagi anak-anak 3. Menstimulasi kemampuan visual dan verbal anak-anak. Dengan demikian melalui buku bergambar siswa dapat memberikan komentar atau reaksi terhadap gambar, misalnya orang ,benda dan tempat (setting) : warna yang ditampilkan; ilustrasi/gambar serta karakter dan perubahan objek termasuk perkembangan cerita dari awal hingga akhir. 2.3. Data Target 2.3.1 Consumer Behaviour Para anak yang mencintai binatang terutama yang ingin atau sudah memelihara kelinci. 2.3.2 Psikografi Personality : - Memiliki kesenangan dalam memelihara binatang - Aktif , Ceria - Playful dan fun.
- Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi - Kreatif
Behaviour :
1. Suka membaca buku.. 2. Suka melakukan aktifitas di luar rumah. 2. Senang mencoba hal baru. 4. Memiliki hobi bermain dan menonton kartun. - Lifestyle : 1. Senang membeli mainan dan buku buku yang interaktif 2. Sering berpergian ke luar kota/negeri bersama keluarga 2.3.3 Demografi Gender : Pria – Wanita Usia : 8-10 tahun Kewarganegaraan : Indonesia Pekerjaan : Pelajar Sekolah Dasar Jenis Kelamin : Laki-laki & Perempuan Kelas sosial : A-B+ 2.3.4 Geografi • Geografis Domisili: Seluruh wilayah di kota-kota besar Indonesia. • Psikologi Anak-anak, Imaginatif, Ceria, Penyayang binatang terutama kelinci.
2.4 Analisa SWOT Strength : • Belum ada buku dengan gambar-gambar lucu yang menjelaskan bagaimana memelihara kelinci.
Weakness :
• Terbatas segmentasi pasarnya (hanya untuk kalangan yang menyukai kelinci). Opportunities : • Kelinci mulai menjadi hewan peliharan favorit dewasa ini. Threat : • Kurangnya minat membaca dan membeli buku di zaman sekarang.