4
BAB 2 DATA DAN ANALISA
2.1
Teknik pengumpulan Data Dalam hal ini disajikan gambaran proyek TA dan penjelasan tentang budaya yang di kerjakan secara praktis. Data-data dari proyek yang akan dikerjakan untuk analisis didapatkan dari hasil survey buku tentang bela diri tangan kosong merpati putih dan budaya Indonesia di berbagai toko buku di Jakarta, wawancara, Pengamatan lapangan, serta pencarian informasi di internet. Berikut ini adalah data-data yang berhasil saya kumpulkan dalam penyusunan laporan proyek TA tentang buku referensi M erpati Putih. 2.1.1
Riset Kepustakaan (Library research) Yaitu pengumpulan data dan informasi serta teori-teori yang bersifat ilmiah dan sudah diuji kebenarannya melalui literatur atau data kepustakaan yang ada, termasuk dari situs-situs yang mendukung dari internet.
Judul
: Pencak silat: Seni bela diri Indonesia
Pengarang
: George F. de Groot dan Notosoejitno
Penerbit
: Dian Rakyat
Tahun
: 2006
5
Judul
: Materi Tata gerak Merpati Putih
Pengarang
: Alm. H. Tonton, M as Adli, Djatnika Soehardja
Penerbit
: _
Tahun
: 2002
Judul
: Grids: the structure of graphic design
Pengarang
: Andre Jute
Penerbit
: Rotovision
Tahun
: 1996
Judul
: How to understand and use design and layout
Pengarang
: Alan swann
Penerbit
: Quarto
Tahun
: 1999
Judul
: 1000 Type Treatments
Pengarang
: Wilson Harvey
Penerbit
: PageOne
Tahun
: 2005
6
Alamat refrensi internet di website : http://www.wikipedia.org http://silat.blogsome.com http://persilat.org/ http://silatindonesia.com http://sahabatsilat.com http://silatmerpatiputih.com
2.1.2
Riset Lapangan (Field research) Yaitu dilakukan dengan pengamatan langsung di lapangan sehingga dapat diperoleh data mengenai keadaan yang sebenarnya yang kemudian dibandingkan dengan teori-teori yang ada. Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara metode survey yang terdiri dari : 2.1.2.1 Wawancara tidak berstruktur Yaitu metode pengumpulan data dengan pertanyaan secara
cara mengajukan
lisan praktisi pencak silat merpati putih di
Indonesia mengenai hal-hal dasar yang berhubungan dengan pencak silat merpati putih Nama
: M as Ketut (praktisi)
Organisasi
: Kolat MP Binus
Alamat perusahaan
: Jl. K.H. Syahdan 9, Kemanggisan/Palmerah,
Jakarta 11480Tahun
berdiri
: 1997
7
2.2
Sejarah singkat 2.2.1
Sejarah singkat Pencak Silat
Silat diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak abad ke-7 masehi, akan tetapi asal mulanya belum dapat dipastikan. M eskipun demikian, silat saat ini telah diakui sebagai budaya suku M elayu dalam pengertian yang luas, yaitu para penduduk daerah pesisir pulau Sumatera dan Semenanjung M alaka, serta berbagai kelompok etnik lainnya yang menggunakan lingua franca bahasa M elayu di berbagai daerah di pulaupulau
Jawa,
Bali,
Kalimantan,
Sulawesi,
dan
lain-lainnya
juga
mengembangkan sebentuk silat tradisional mereka sendiri.
Dalam historisasi pencak silat dapat disimpulkan bahwa terdapat dua kategori akar aliran pencak silat, yaitu:
1. Aliran bangsawan 2. Aliran rakyat
Aliran bangsawan, adalah aliran pencak silat yang dikembangkan oleh kaum bangsawan (kerajaan). Ada kalanya pencak silat ini merupakan alat pertahanan dari suatu negara (kerajaan). Sifat dari pencak silat yang dikembangkan
oleh
kaum
bangsawan
umumnya
tertutup
dan
mempertahankan kemurniannya. Aliran rakyat, adalah aliran pencak silat yang dikembangkan oleh kaum selain bangsawan. Aliran ini dibawa oleh
8
para pedagang, ulama, dan kelas masyarakat lainnya. Sifat dari aliran ini umumnya terbuka dan beradaptasi. Bagi setiap suku di M elayu, pencak silat adalah bagian dari sistem pertahanan yang dimiliki oleh setiap suku/kaum. Pada jaman M elayu purba, pencak silat dijadikan sebagai alat pertahanan bagi kaum/suku tertentu untuk menghadapi bahaya dari serangan binatang buas maupun dari serangan suku lainnya. Lalu seiring dengan perjalanan masa pencak silat menjadi bagian dari adat istiadat yang wajib dipelajari oleh setiap anak laki-laki dari suatu suku/kaum. Hal ini mendorong setiap suku dan kaum untuk memiliki dan mengembangkan silat daerah masingmasing. Sehingga setiap daerah di M elayu umumnya memiliki tokoh persilatan yang dibanggakan. Sebagai contoh, bangsa M elayu terutama di Semenanjung M alaka meyakini legenda bahwa Hang Tuah dari abad ke-14 adalah pendekar silat yang terhebat. Hal seperti itu juga yang terjadi di Jawa, yang membanggakan Gajah M ada. Adapun sesungguhnya kedua tokoh ini benar-benar ada dan bukan legenda semata, dan keduanya hidup pada masa yang sama
.
2.2.2
Sejarah Merpati Putih
Perguruan Pencak Silat Beladiri tangan Kosong (BETAKO) M erpati putih merupakan warisan budaya peninggalan nenek moyang bangsa Indonesia yang pada awalnya merupakan ilmu beladiri rahasia keraton yang diwariskan secara turun menurun, sehingga rakyat jelata tidak diperbolehkan
9
untuk mempelajari. Konon Pangeran Diponegoro pernah diwarisi ilmu ini. Namun pada akhirnya atas wasiat Sang Guru (Saring Hadi Poernomo) ilmu M erpati Putih diperkenankan disebarluaskan dengan maksud untuk ditumbuh
kembangkan
agar
berguna
bagi
bangsa
dan
negara.
Awalnya aliran ini dimiliki oleh Sampeyan Dalem Inkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Pangeran Prabu M angkurat Ingkang Jumeneng Ing Kartosuro atau yang lebih dikenal dengan sebutan Pangeran Prabu Amangkurat II atau Sunan Tegal Wangi atau Sunan Tegal Arum kemudian ke BPH Adiwidjojo. Karena kondisi yang ditimbulkan oleh penjajah Kolonial Belanda pada saat itu, Pangeran Prabu Amangkurat II mengadakan pengungsian didaerah Bagelen (wilayah terpencil di Yogyakarta). Bersama cicit perempuannya yaitu R.A. Nyi Djojo Redjoso (Grat III). Disela-sela kesibukkannya dalam memikirkan, mengatur situasi kerajaan beliau sempat membimbing, menggembleng serta mengawasi cicitnya dalam menekuni ilmu beladiri. Kemudian R.A Nyi Djojo Redjoso dikaruniai 3 orang anak laki-laki, mereka adalah Gagak Seto, Gagak Handoko dan Gagak Samudro. Kepada dan lewat ketiga putranya inilah ilmu bela diri diwariskan. Gagak Samudro diwariskan ilmu pengobatan, sedangkan Gagak Seto diwariskan ilmu Sastra. Dan untuk seni beladiri diturunkan penerusnya yang lain, yakni kepada Gagak Handoko. Lewat Raden Gagak Handoko inilah garis sejarah warisan Ilmu (sekarang kita kenal sebagai “M erpati Putih” ) yang tidak terputus. Namun Gagak Handoko mengerti bahwa ajaran perguruan tersebut sebenarnya kurang lengkap, maka beliau tidak segera mengembangkan /
10
menurunkan kepada keturunannya, akan tetapi berusaha keras menelaah dan menjabarkan ilmu tersebut lalu menuangkan dalam gerakan silat dan tenaga tersimpan yang ada di naluri suci. Tidak berhenti di situ saja, beliau juga berusaha mencari kelengkapannya, yaitu dari aliran Gagak Samodra dan Gagak seto. Akan tetapi beliau belum berhasil menemukan langsung. Kemudian beliau memberi mandat penuh dan amanat kepada keturunannya yang pada silsilah termasuk R. Bongso permono ing Ngulakan Wates, untuk melanjutkan perkembangan perguruan. Dan setelah itu Gagak Handoko menyerahkan perguruan, beliau lalu pergi menyepi/bertapa. Dalam kepemimpinan R. Bongso Permono, perkembangan perguruan semakin mundur, R. Bongso Permono sadar akan keadaan itu. M aka setelah menurunkan ilmunya kepada keturunannya, beliau mengikuti jejak ayahnya mencari kesempurnaan. Keturunannya itu bernama R.M . Wongso Widjojo. Pada masa kepemimpinan R.M . Wongso Widjojo, perguruan juga tidak dapat berkembang seperti yang diharapkan ayahnya, oleh karena tidak mempunyai keturunan, maka beliau mengambil murid yang kebetulan dalam keluarga masih ada hubungan cucu yang bernama R. Saring Siswo Hadi Poernomo.
11
2.3
Data 2.3.1
Gambaran umum tentang Merpati Putih
PROFIL PERGURUAN PPS BETAKO MERPATI PUTIH Nama
: Perguruan Pencak Silat Beladiri Tangan Kosong M ERPATI PUTIH
Tgl berdiri
: 2 April 1963 di Yogyakarta
M otto
: Sumbangsihku Tak Seberapa Namun Keikhlasanku Nyata
Nama Pendiri
: Sampeyan Dalem Inkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Pangeran Prabu M angkurat Ingkang Jumeneng Ing Kartosuro
Nama Guru Besar saat ini : M as Poerwoto Hadi Poernomo (M as Pung)
FALS AFAH MERPATI PUTIH Falsafah dari PPS Betako M erpati Putih yang berasal dari bahasa Jawa, yaitu : Mersudi Patitising Tindak Pusakane Titising Hening
M ersudi
: M engupayakan dengan sungguh-sungguh; mencari sampai mendapatkan
Patithising
: Ketepatan sasaran; tanpa meleset
Tindak
: Perbuatan, tindakan
Pusakane
: Andalan; bersenjatakan
Titising
: Perwujudan, kristalisasi
Hening
: Keheningan, konsentrasi
12
Jika diartikan dalam bahasa Indonesia yang baik maka bunyinya sebagai berikut :
"M encari sampai mendapat kebenaran dengan keheningan " atau dapat berarti pula "M encari sampai mendapatkan suatu titisan kedamaian lahir batin, akan segala tindakan yang terpuji, untuk bekal / pusaka ketentraman selama hidup di dunia"
TRY-PRASETIA adalah janji yang harus diucapkan oleh setiap anggota yang menunjukkan tekad mereka akan sebuah kesepakatan. Keterikatan dan peran serta baik pribadi maupun bersama dengan anggota lain adalah suatu konsensus, yang meliputi :
a.
Taat dan Percaya Kepada Tuhan Yang M aha Esa
b.
M engabdi dan berbakti pada Nusa, Bangsa dan Negara Republik Indonesia
c.
Setia dan Taat Kepada Perguruan
2.3.2 Pernafasan dan Tenaga dalam
M erpati Putih adalah Perguruan Pencak Silat yang ilmiah, tidak ada mantra dan klenik. Semua realitas dan logis. Kemampuan pesilat M erpati Putih mematahkan benda-benda keras seperti kikir, baja, gagang pompa, pipa
13
beton, dsb. didapat dari zat yang disebut Adenose Triposphat (ATP).
Setiap saat kita melakukan suatu kegiatan yang tidak kita sadari yaitu bernapas. M enghirup napas bisa dikatakan sebagai usaha membersihkan paru-paru. Peristiwa pernapasan melibatkan oksigen (zat asam), sehingga terjadilah peristiwa kimiawi yang disebut oksidasi dan menimbulkan energi. Dalam teori listrik, kekurangan satu elektron dari satu atom akan menimbulkan gaya listrik. Ketika kita menghirup napas yang kemudian ditahan, akan terjadi pula kekurangan zat asam. Pada saat berlangsung kekurangan ini, timbul suatu zat baru yang sangat aktif untuk membantu mempercepat pengulangan peristiwa kimiawi tadi. Zat ini dikenal sebagai Adenose Triposphat atau disingkat ATP. Tenaga yang ditimbulkan ATP ini adalah 5 kali tenaga yang dihasilkan oleh peristiwa oksidasi itu sendiri.
Untuk mendapatkan ATP diperlukan syarat-syarat, seperti penegangan otot, kemudian digabungkan dengan kemampuan psikis dan biologis. Kalau proses oksidasi terus berulang dengan cepat maka akan timbul getaran. Getaran
bisa ditingkatkan
frequensinya bila kita mengenal ciri-
cirinya.Teknik getaran inilah yang dimanfaatkan M erpati Putih untuk memecahkan benda-benda keras seperti balok es, batang pompa dragon, ataupun benda-benda keras lainnya bisa berupa beton cor, kikir atau per mobil.
14
Dengan
mengirim
getaran
lewat
tangan,
kaki atau
kepala akan
mempengaruhi susunan molekul pada benda yang akan dipatahkan. Pada saat molekul pada garis yang kita jadikan sasaran itu berada dalam keadaan labil, maka sasaran itu kita hantam. Jadi yang terpenting disini bukan kekuatan fisik akan tetapi momentum dari sebuah pukulan yang kita lakukan.
Dengan alat yang disebut osciloscope telah berhasil dideteksi lima macam getaran yang ada pada murid M erpati Putih. Sedangkan menurut Dewan Guru masih ada getaran keenam, tetapi masih dalam taraf pengujian. Apakah getaran keenam ini merupakan "Senjata Pamungkas" dari M P kita tunggu saja kiprah M erpati Putih lebih lanjut.
2.3.3
Data Penyelenggara
Penerbit Gramedia mulai menerbitkan buku sejak tahun 1974. Buku pertama yang diterbitkan adalah novel Karmila, karya M arga T. Sedangkan untuk buku non-fiksi pertama adalah Hanya Satu Bumi, yang ditulis oleh Barbara Ward dan René Dubois (diterbitkan bekerjasama dengan Yayasan Obor). Yang kemudian disusul oleh buku seri anak-anak pertama Cerita dari Lima Benua, dan kemudian seri-seri yang lain.
Dengan misi “Ikut mencerdaskan dan memajukan kehidupan bangsa serta masyarakat Indonesia” , Gramedia Pustaka Utama berusaha keras untuk
15
menjadi agen pembaruan bagi bangsa ini dengan memilih dan memproduksi buku-buku yang berkualitas, yang memperluas wawasan, memberikan pencerahan, dan merangsang kreativitas berpikir.
M elalui pengalaman jatuh-bangun dan melihat kebutuhan pasar, Gramedia Pustaka Utama akhirnya mengkonsentrasikan diri untuk menggarap dua bidang utama, yakni fiksi dan non-fiksi. Bidang fiksi dibagi menjadi fiksi anak-anak dan pra-remaja, remaja, dewasa. Bidang non-fiksi dibagi menjadi humaniora, pengembangan diri, bahasa dan sastra Indonesia, bahasa Inggris/ELT, kamus dan referensi, sains dan teknologi, kesehatan, kewanitaan (masakan, busana), dsb.
Karena misi dan visi itu pula, Gramedia berusaha memilih penulis-penulis yang berkualitas. Di deretan fiksi kita mengenal nama-nama yang memiliki reputasi internasional seperti: John Grisham (penulis legal thriller), Sidney Sheldon, A gatha Christie, Danielle Steel, Sir Arthur Conan Doyle, dll.; dan lima penulis wanita paling top di Indonesia: M arga T., M ira W, M aria A. Sardjono, V. Lestari, dan S. M ara Gd. Di deretan non-fiksi untuk penulis lokal ada Hermawan Kartajaya, Kwik Kian Gie, Rhenald Kasali, Husein Umar, Vincent Gaspers, Andreas Harefa, Anand Krishna, Hembing W., Nila Chandra, M arry Winata, Rudy Choirudin, dll.; dan untuk penulis asing (terjemahan) ada: Jack Canfield & M ark Victor Hansen (Seri Chicken Soup for the Soul), John Gray, Daniel Goleman, John P. Kotter, Joe Girard, Andrew Weil, dll.
16
2.3.4
Kompetitor Kompetitior dari M erpati putih adalah:
Judul
: Teknik Oyama Karate
Pengarang
: J.B Sujoto
Penerbit
: PT. Elex M edia Komputindo
Judul
: Aikido: Seni Bela Diri dan Filosofi
Pengarang
: Bambang Ali Utomo
Penerbit
: Gramedia Pustaka Utama
Semua kompetitior merupakan buku-buku beladiri yang berasal dari luar Indonesia dan sudah sangat dikenal oleh banyak orang.
17
2.4
Sasaran 2.4.1
Geografi Daerah domisili
: Kota-kota besar tempat berkembangnya pencak silat di Indonesia.
Wilayah
: Jakarta, Bandung, M edan, Padang, Yogyakarta, surabaya, dan kota besar lainnya.
2.4.2
2.4.3
Demografi Usia
: 25-35 tahun
Gender
: Laki laki dan perempuan
Status ekonomi
:B-A
Pendidikan
: mahasiswa
Psikogafi Lifestyle
: sederhana
Attitude
: terbuka dengan hal-hal baru, positive thinking
Behaviour
: Rasa ingin tahu yang besar Suka membaca M enghargai dan suka seni dan budaya Indonesia Suka bela diri Suka sejarah dan budaya.
18
2.5
Analisa S trength : •
Ditampilkan dengan visual yang menarik.
•
Pembahasannya secara detail dan lengkap disertai penjelasan berupa ilustrasi.
Weakness : •
Tidak semua orang tertarik dengan pencak silat pada umumnya, merpati putih pada khususnya.
•
Anggapan bahwa silat itu kampungan dan diidentikkan dengan hal-hal mistis.
Opportunities : •
Buku ini mendapat dukungan dari berbagai pihak.
•
Sangat sedikitnya buku tentang bela diri pencak silat pada umumnya, merpati putih pada khususnya
•
Pencak silat merpati putih sudah cukup dikenal.
Threat : •
Perbandingan jumlah buku silat dan olah raga lain sangat tidak sebanding.
•
Banyak buku-buku bacaan yang lain yang lebih menarik.