BAB 2 DATA DAN ANALISA
2.1 Sumber Data
2.1.1 Data Elektronik Data elektronik yang terlah dikumpulkan oleh penulis untuk mendukung riset dari pengerjaan perancangan visual buku biografi Irfan Bachdim ini adalah sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5.
Facebook Irfan Haarys Bachdim Official dan Nouval Bachdim http://en.wikipedia.org/wiki/Irfan_Bachdim indonesianfootball.wordpress.com Twitter @irfanbachdim10 www.irfanbachdim.co.cc
2.1.2 Data Media Cetak Data media cetakyang terlah dikumpulkan oleh penulis untuk mendukung riset dari pengerjaan perancangan visual buku biografi Irfan Bachdim ini adalah sebagai berikut : 1. 2.
Profil Tim Nasional Indonesia dan Irfan Bachdim, publisher : ILM Majalah Grazia
2.1.3 Survey Dalam pengerjaan pencarian data – data masalah umum untuk membantu penyelesaian tugas akhir penulis, maka penulis telah melakukan survey kepada 100 orang diantaranya pecinta sepakbola dan masyarakat yang mengidolakan Irfan Bachdim (target market tugas akhir ini). Survey dilakukan dengan dua cara yaitu : 1. survey kuisioner selebaran 2. kuisioner online melalui surveymongkey.com Kedua Survey diatas terdiri dari sepuluh pertanyaan yang sama dalam kedua media tersebut. Mayoritas Yang mengisi survey penulis adalah Pria dan Wanita yang berusia 16 – 20 Tahun dan 21 – 26 Tahun. Pertanyaan survey terdapat dalam bab Lampiran. Hasil kesimpulan survey tersebut : 3
4
Mayoritas Hasil Survey Responden mengenal Irfan Bachdim Responden sumber info mengenal Irfan Bachdim Responden tentang ketertarikan Irfan Bachdim Responden ingin mengetahui hal dari Irfan Bachdim Responden yang mengetahui klub Irfan Bachdim bermain saat ini Responden yang mengetahui kiprahnya Irfan di Belanda sebelum pindah ke RI Penilaian Positif Untuk Irfan Responden yang pernah membaca buku tetang Irfan Bachdim Responden yang mendukung Irfan di Timnas Indonesia
Persen Mayoritas
Persen Sisa
99% Mengenal
1% Tidak mengenal
67% Televisi
33% Dari teman, internet, Twitter
72 % Biasa Saja
28% Tergila - Gila
58% Karir Sepakbola
42% Kisah Asmara, Gaya Hidup
62% Persema Malang
27% Tidak Tahu 11% Salah Tebak
44% Pernah dengar
31% Tahu 25% Tidak Tahu
52% Biasa Saja
46% Biasa Saja 2% Negatif
97% Belum Pernah
3% Sudah
99% Mendukung
1% Tidak Mendukung
Tabel 2.1 Tabel Survey Tentang Irfan Bachdim
2.1.4
Wawancara Narasumber Dalam pengerjaan pencarian data – data masalah umum untuk membantu penyelesaian tugas akhir penulis, penulis telah menemui narasumber untuk di wawancara lebih lanjut untuk menambah data – data yang diperlukan untuk isi dari Tugas Akhir yang penulis buat. Adapun narasumber yang diwawancarai adalah : 1. Irfan Bachdim 2. Fardy Bachdim (kakak Irfan Bachdim) 3. Nouval Bachdim (ayah Irfan Bachdim) 4. Delano Limaheluw (sahabat Fardy Bachdim) 5. Rifat Sungkar (sahabat Irfan dan Fardy)
5 6. 7. 8. 9. 10.
Fira Sungkar (sahabat Irfan dan Fardy) IBF (Irfan Bachdim Fans Club) Salah satu supporter Persema Malang CEO Persema Malang Bpk. Didied Affandy Bussiness and Marketing Director Persema Malang Bpk. Andika Suksmana
2.2 Data Umum 2.2.1 Pengertian Idola Idola adalah sosok seseorang yang diteladani, dipuja, dan dikagumi oleh para penggemarnya karena mereka dianggap menyandang predikat istimewa karena prestasi yang diraihnya. 2.2.2 Pengertian Penggemar Penggemar atau fans adalah seseorang yang menggemari suatu fandom. Fandom sendiri adalah sesuatu yang digemari oleh penggemar seperti tokoh, klub olahraga, musisi, aktor atau aktris, film, kisah komik, dan lain sebagainya. Seorang penggemar selalu menunjukkan antusias mereka kepada apa yang mereka gemari seperti selalu mempromosikan apa yang mereka gemari, mengumpulkan benda – benda yang berhubungan dengan apa yang mereka gemari, mendaftar kepada suatu klub penggemar, atau bahkan membuat klub penggemar tersebut. Perilaku para penggemar biasanya apa yang mereka gemari sudah pasti mempengaruhi kebiasaan cara hidup mereka. Mereka terinspirasi oleh sesuatu yang mereka gemari bahkan beberapa penggemar melakukan gaya aktifitas kehidupanya secara radikal terinspirasi mengikuti dari apa atau siapa yang mereka gemari. Penggemar semacam ini disebut juga Penggemar fanatik. Penggemar fanatik biasanya muncul disebabkan dari kesamaan emosional yang terjadi antara diri mereka sendiri dan apa atau siapa yang mereka gemari. 2.2.3 Irfan Bachdim Fans Club (IBF) IBF atau dikenal dengan Irfan Bachdim Fan (@IrfanBachdimFAN) merupakan akun twitter dibentuk pada 1 Desember 2010, Irfan Bachdim Fan didirikan oleh tiga orang penggemar Irfan Bachdim karena keinginan beberapa penggemar Irfan Bachdim untuk menginformasikan sesuatu tentang dirinya kepada para penggemarpenggemarnya. Awalnya para penggemar Irfan sama sekali tidak serius untuk membuat akun tersebut, hanya bermula dari keisengan semata. Lalu, karena karena menurut mereka kemunculan irfan bachdim yang fenomenal (terutama saat AFF) memancing banyak perhatian publik, karena itu mereka menganggap jika kemunculan akun IBF bisa memberikan info dan berita updates yang benar dan berkualitas untuk penggemarnya di dunia twitter, penggemar irfan bachdim terdiri
6 dari berbagai kalangan. mulai dari anak2 sekolah, hingga mahasiswa, bahkan orangtua. Irfan Bachdim sendiri sudah bertemu dengan IBF karena banyaknya antusias dari para penggemarnya kepada IBF. Karena itu pula, saat ini IBF bukan hanya lagi sebuah akun twitter penggemar Irfan Bachdim, namun IBF merupakan benar – benar sebuah wadah yang diciptakan kepada para penggemar Irfan Bachdim. Maka mereka membuat akun selain twitter yaitu Tumblr, Facebook, dan Blogspot.
2.2.4 Profil Irfan Bachdim
Gambar 2.1 Profil Irfan Bachdim Nama Lengkap
: Irfan Haarys Bachdim
Lahir
: Amsterdam, 11 Agustus 1988
Tinggi
: 172 cm
Posisi
: Gelandang Serang, Penyerang
Karir Saat ini
: Persema Malang
Timnas (Gol)
: 8 kali (gol 2 kali)
Irfan Haarys Bachdim hanyalah seorang bayi kecil yang lahir di Belanda pada tanggal 11 Agustus 1988 yang lalu di sebuah kota besar bernama Amsterdam. Amsterdam adalah ibu kota Belanda secara de jure, tertulis di dalam undang- undang dasar. Secara de facto, pusat pemerintahan, parlemen, mahkamag agung, ratu dan perwakilan negara asing berkedudukan di Den Haag. Kota Amsterdam memiliki penduduk sebanyak 742.951 jiwa dengan wilayah sebesar 219,07 km2. Kota ini secara administratif dibagi menjadi 15 bagian yang kurang lebih bisa disamakan dengan kecamatan di Indonesia tetapi disebut dengan istilah deelgemeente.
7 Amsterdam banyak sekali menghasilkan pemuda – pemuda yang setiap hari berlatih sepakbola hingga menjadi bintang seperti Edwin van Der Sar, Edgar Davids, dan sebagainya. Irfan kecil yang baru lahir pada duapuluh tiga tahun silam itu masih seorang bayi yang baru bisa berjalan. Ia merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Saudara kandungnya bernama Fardy Bachdim, Nadia Bachdim, dan Nofri Bachdim. Ibunya yang bernama Hester van Dijic adalah warga negara Belanda asli . Ia yang bertemu dengan Nouval Bachdim yang merupakan keturunan asli Indonesia yang merupakan ayah Irfan. Nouval Bachdim yang dilahirkan di Malang dan menetap di Lawang, Malang hingga tahun 80-an, sebelum tinggal di Belanda selama lebih dari 20 tahun. Ayahnya merupakan mantan pesepakbola dari klub PS Fajar Lawang (anggota kompetisi internal Persekam Malang) pada era 80-an. Kakeknya Irfan, Ali Bachdim merupakan purnawirawan TNI Angkatan Laut juga merupakan mantan pemain Persema Malang, PSAD Jakarta, dan PS Hisbul Wathon yang mayoritas beranggota pemain keturunan Arab. Irfan kecil terlahir memang sebagai keluarga pesepakbola.
Gambar 2.2 Orang Tua Irfan Bachdim Irfan kecil yang apabila dibandingkan dengan ketiga saudara kandungnya, lebih mirip ke Ibunya yang berwajah Eropa. Irfan kecil adalah sosok anak yang tidak dapat tinggal diam, selalu berlari kesana kemari. Bahkan Irfan berkata Ayahnya pernah bercerita “Irfan, kamu dulu itu pas masih kecil pertama kali malah bisanya lari duluan baru bisa jalan bahkan benda apa saja kamu tendang”. Di belakang rumah tepatnya di pekarangan Irfan kecil seringkali bermain, disanalah tempat irfan pertama kali bertemu dengan bola. Yang juga Kakaknya Irfan, Fardy, juga sering berlatih sepakbola disana, lalu mengajarkan Irfan untuk bisa bermain juga. Namun Irfan kecil merasa kakaknya dapat lebih baik bermain sepakbola disbanding dirinya, sehingga Irfan ingin dirinya melampaui kakaknya dan terus berlatih lebih giat. Karir sepakbola Irfan muda dimulai dari tim junior dari klub divisi Topklasse (dua divisi dibawah liga utama Belanda atau Eredivisie) yaitu SV Argon, pada saat
8 Irfan masih berumur 6 tahun. SV Argon merupakan klub yang berasal dari kota Mijdrecht, De Ronde Venen. Dengan stadionnya bernama Spotpark Argon. Lalu Irfan muda pada tahun 1998 karena kepiawaianya mengolah bola, Irfan disekolahkan di akademi junior Ajax Amsterdam dan bermain di tim E1, yaitu tim junor Ajax. Dia akhirnya membuat akun di Bank ABN AMRO yang merupakan sponsor utama Ajax. Amsterdamsche Football Club Ajax didirikan pada 18 Maret 1990 oleh Floris Stempel, Carel Reeser dan Johan Dade. Stadion Ajax bernama Amsterdam Arena. Stadion ini sangat besar dan berkapasitas 50.628 Kursi Penonton. Ajax termasuk kedalam tiga klub sepakbola bersejarah yang mendominasi Liga Utama Eredivisie, selain PSV dan Feyenoord. Prestasi terbesar klub ini adalah meraih Liga Champions Eropa di tahun 1995, dengan mengalahkan AC Milan dari Italia, di final. Di Ajax Irfan bertemu dengan Dani, pemain asal Portugal yang bermain di Tim Utama Ajax Amsterdam dan berposisi sebagai penyerang. Irfan sangat mengidolakannya (bahkan hingga sekarang) dan menjadi panutan karena kehebatanya bermain sepakbola. Tahun 1999 karir Irfan muda menanjak sedikit untuk bermain di tim atasnya Ajax E1 yaitu Ajax D2. Selama di Ajax Irfan sempat bermain bersama rekanya saat itu yaitu, Ryan Babbel dan Sarpong yang saat ini mereka sudah menjadi pemain top dunia. Irfan bermain di Ajax Amsterdam sampai tahun 2000 akhirnya kembali ke klub lamanya yaitu SV Argon. Kembali ke SV Argon Irfan lalu bermain untuk tim junior D1 selama tiga tahun permainan Irfan terus menanjak sampai memperkuat tim SV Argon C1 pada tahun 2003. Karena terbilang subur gol dengan menjadi pencetak gol terbanyak di tim junior SV Argon, ini membuat tim divisi atas Liga utama Eredivisie Belanda, yaitu Utrecht FC meminang penyerang muda ini untuk tampil bermain di level tim pemain junior FC Utrecht B1. Dua musim sudah (2003-2004 dan 2004-2005) dilalui akhirnya Irfan melalui masa percobaan di level tim junior papan atas FC Utrecht A1. Di level atas pemain muda Irfan terus menampilkan giringan bola dan kecepatan agresifitasnya yang diatas rata – rata pemain di usianya. Setahun kemudian di musim 2006-2007 dimulai Irfan memulai membuka lembaran karir sepakbolanya di Utrecht A1 dengan status pemain sepakbola professional dan menerima bayaran gaji di level klub senior. Sebuah langkah penting bagi seorang Irfan Bachdim untuk merasakan betapa kerasnya persaingan menuju tim utama dalam karir sepakbola Eredivisie.
9
Gambar 2.3 Irfan Bachdim di FC Utrecht Musim 2007-2008 adalah puncak karir Irfan Bachdim karena pada musim itu merupakan momentum Irfan untuk dilihat oleh dunia bahwa putra Indonesia telah diminta untuk bermain untuk liga utama Belanda Eredivisie di tim utama FC Utrecht karena banyaknya pemain FC Utrecht yang terkena cedera. Kisah Irfan memang berlalu dengan cepat dan tidak pernah diduga, karir yang menanjak baik ini pula tidak disangka tidak berjalan mulus seperti apa yang Irfan bayangkan. Kerasnya menempati liga utama bukan hanya persaingan melawan tim – tim kuat seperti Ajax Amsterdam atau PSV Eindhoven dan AZ Alkmaar, tetapi juga persaingan menempati skuad utama antara teman sesama tim di Utrecht. Sangat sulit menembus tempat utama. Irfan datang ke Utrecht sebagai pemain Middenveld (gelandang tengah) dimana di skuad inti Utrecht pada musim 2007-2008 dipenuhi oleh pemain berkelas dunia seperti Rick Kruys (Belanda), Tom Caluwe (Belgia), dan Hans Somers (Belgia). Pada saat itu Utrecht memiliki 8 pemain tengah dan Irfan merupakan bukan pilihan utama. Sangat sulit menembus pemain kelas dunia yang bermain sangat bagus. Irfan dimainkan oleh Hoofdtrainer (pelatih) saat itu yaitu Willem van Hanegem sebanyak hanya satu kali saja pada saat melawan VVV Venlo. Walaupun pada pertandingan tersebut Irfan bermain penuh 90 menit untuk Utrecht namun Irfan belum memberikan kontribusi besar. Akhirnya Irfan pada musim 2008 – 2009 kembali masuk kedalam skuad cadangan atau Reserves. Musim yang sangat buruk dialami oleh Irfan dan merupakan sambaran petir untuknya, Irfan mengalami masalah dengan pelatih akhirnya kontraknya tidak diperpanjang oleh klub dan Irfan memutuskan untuk bergabung bersama HFC Haarlem dengan transfer tanpa biaya. Roodbroeken (julukan HFC Haarlem) yang didirikan sejak 1889 sebenarnya merupakan klub besar yang pernah dihuni oleh Ruud Gullit sewaktu masa muda. Merupakan klub dari divisi Ereste Divisie yaitu divisi dibawah divisi Liga Utama Eredivisie. Karir Irfan disini mulai bangkit dimana ia banyak diturunkan sebagai pemain inti ataupun cadangan sebanyak 19 kali dan berhasil mencetak dua gol. Hubungan bersama rekan – rekanya hingga pelatih pun sangat baik. Malapetaka bagi Irfan, pada tanggal 25 Januari 2010 klub ini mengalami kebangkrutan dari segi
10 finansial. Seluruh staff pelatih dan pemain menjadi free agents atau berstatus bebas transfer dan klub ini turun ke divisi terbawah di liga Belanda dan hanya menjadi klub liga amatir. Dalam sekejap karir Irfan hilang lalu mengambang, dan ia tidak bermain untuk klub sepakbola manapun. Pada masa itu akhirnya pada bulan Maret 2010 datang panggilan dari Indonesia kepada Irfan untuk uji coba berlatih untuk seleksi bersama Persib Bandung dan Persija Jakarta. Dengan semangat untuk mencoba membela klub dari tanah air merah putih, Irfan segera terbang ke Indonesia dan melakukan ujicoba seleksi di kedua klub tersebut dengan baik. Irfan datang ke bandung untuk uji coba latihan bersama tim junior Persib U-21. Arang dan terjal sangat berat menerpa Irfan, sayangnya tim U-21 Persib harus bertanding melawan tim lain sehingga Irfan tidak beruntung dan hanya sempat berlatih sekali saja dan itu ternyata tidak cukup. Irfan tidak diterima di klub tersebut. Irfan mencoba kesempatan keduanya untuk bermain di Indonesia bersama Persija. Pada saat itu pula Irfan bertemu dengan legenda hidup Timnas Indonesia, Bambang Pamungkas, dan mereka berlatih bersama. Namun setelah menjalaninya, pelatih Persija pada saat itu memutuskan untuk mencoba dua pemain yang lebih dahulu ingin direkrut sebelum Irfan, kalau dua pemain tersebut ditolak baru kesempatan Irfan menjadi kenyataan. Irfan hanya menjadi pilihan cadangan dan pada hari terakhir keluarlah keputusan bahwa Persija Jakarta menolak Irfan. Alhasil Irfan pun terbang kembali ke belanda. “Boss menginginkan dua pemain dahulu yang masuk. Aku sangat kecewa, tetapi aku masih ingin bermain di Indonesia. Aku akan berusaha mati – matian untuk mewujudkan cita – cita tersebut” Ujar Irfan kecewa kepada Radio Netherlands Worldwide. Sesampainya Irfan di Belanda, dia sempat bermain sebentar bersama tim senior SV Argon, klub pertamanya yang selalu senang dengan permainan Irfan. Bulan Agustus 2010 diselenggarakan pertandingan amal untuk tokoh sepakbola Lucky Acub Zaenal di Stadion Gajayana di stadion Gajayana, Malang, dan Irfan Bachdim dipanggil untuk ikut dalam pertandingan amal tersebut. Di Pertandingan ini bertanding tim Garuda Merah melawan tim Garuda Putih dan Irfan mencetak dua gol pada laga amal tersebut. Dimana tak satupun klub Indonesia tertarik dengan permainan Irfan, beda dengan Pelatih Persema Malang, Timo Scheuneumann. Timo melihat permainan Irfan dan potensi yang dimilikinya, pelatih asal Jerman tersebut langsung menyusul Irfan ke Hotel tempat Irfan menginap dan akhirnya Irfan dikontrak resmi oleh Persema Malang dan akhirnya segera menyusul Kim Jeffrey Kurniawan yang juga pemain keturunan. Namun untuk Kim, proses kepindahan dari FC Heidelshelmi (Jerman) tersendat karena Kim adalah Warga Negara Asing. Pada saat ini pula kakak Kim Jeffrey Kurniawan yaitu Jenifer Jasmin Kurniawan, bertemu dengan Irfan. Mereka berdua banyak bertemu dan akhirnya menemukan rasa saling tertarik. Tak dapat disangka karir Irfan pun pulih kembali, dan mengadu peruntungan di Indonesia. Irfan langsung akan segera menetap di Kota Malang untuk bermain di Djarum Super League. Akhirnya setelah pertandingan amal tersebut dirinya kembali ke Belanda untuk berpamitan dan berkumpul bersama seluruh keluarganya dalam rangka perpisahan Irfan.
11 Proses kepindahan Irfan memang sangat cepat. Kepindahanya untuk memilih Indonesia sebagai Warga Negaranya bukanlah melalui proses naturalisasi, melainkan Irfan mempunyai dua paspor kewarganegaraan yang berbeda yaitu Indonesia dan Belanda. Selama ia belum bermain bersama Timnas Senior, ia masih dapat memilih Negara mana yang akan Irfan bela. Keputusanya sudah bulat untuk bermain di Negeri ayahnya berasal, dan impianya adalah bermain bersama Timnas Senior Indonesia. “Indonesia, Here i am!” Itulah yang bisa diujarkan dari seorang Irfan Bachdim. Sebenarnya Irfan sebelumnya belum pernah merasakan kultur budaya dan lingkungan di Indonesia, apalagi di Malang. Belum bisa bicara Bahasa Indonesia, namun dia sangat tertarik dan ngotot untuk bisa. Dengan cepat Irfan bisa menyesuaikan dengan lingkungan Indonesia seperti membiasakan diri dengan keadaan cuaca, cara bersosialisasi, sampai dengan makanan Indonesia yang jauh berbeda dengan makanan di Belanda. Makanan di Indonesia yang lebih kaya akan bumbu dapur dan rasa gurih ternyata disukai Irfan seperti rendang. Sebenarnya Irfan sudah beberapa kali berkunjung ke Jakarta, sebelum ia bermain di Indonesia, sehingga Irfan tidak banyak kesulitan bertransisi dari lingkungan Belanda ke lingkungan baru di Indonesia. “Tapi ada yang saya ngeri makan, itu adalah Sop Buntut, setelah tahu artinya buntut sapi, aku tidak jadi makan” Ujar Irfan. Dia ternyata tidak menyukai makanan yang aneh – aneh menurutnya.
Gambar 2.4 Stadion Gajayana, Malang Kota Malang, adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota ini berada di dataran tinggi yang cukup sejuk, terletak 90 km sebelah selatan Kota Surabaya, dan wilayahnya dikelilingi oleh Kabupaten Malang. Malang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur, dan dikenal dengan julukan kota pelajar. Di kota ini ada dua klub sepakbola besar yang sejak dahulu saling mengadu kekuatan di lapangan hijau, yaitu Persema dengan kostum kebanggaan yang berwarna merah dan
12 Arema dengan warna biru. Masing – masing klub ini mempunyai stadion kandang mereka yang berbeda beda. Persema adalah klub eks Perserikatan yang berdiri pada 20 Juni 1953. Tampil pertama kali di jenjang teratas Liga Indonesia, Persema belum pernah menggaet gelar apapun. Persema sempat terdegradasi dari divisi teratas ke jenjang kedua pada tahun 2003, namun kembali lagi ke level teratas dua tahun kemudian. Ngalamania adalah sebutan untuk para pendukung dari klub Persema Malang, yang selalu setia memenuhi stadion Gajayana. Tidak sebanyak pendukung klub lain, Ngalamania sesungguhnya hanya berjumlah kurang lebih 2000-3000 orang saja, Namun mereka selalu mengibarkan semangat Laskar Ken Arok sebutan kesebelasan kebanggan mereka dengan berseragam merah - merah ataupun atribut lainnya yang berwarna merah, warna kebanggan Persema. Bunyi – bunyian genderang, tepukan tangan, gemuruh suara seruan – seruan khas Ngalamania, hingga jeritan histeris apabila gol terjadi selalu menghiasi disaat Persema melakukan pertandingan. Irfan Bachdim datang ke Kota Malang sebagai pemain dari luar dengan berlatar belakang mendapat pelatihan dan pengalaman dari Negeri Kincir yang terkenal lebih disiplin. Dirinya banyak ditunggu – tunggu dan diharapkan oleh seluruh Ngalamania untuk memberikan kontribusi besarnya kepada klubnya untuk mengangkat prestasi Persema seperti yang dilakukannya di Belanda. Beberapa orang sudah mengetahui siapa itu Irfan Bachdim sebelum kedatanganya. Terutama maniak bola yang gemar bermain PC Game Football Manager, karena di dalam permainan game tersebut namanya sudah terdaftar di skuad Timnas Indonesia. Karena Irfan diharapkan dapat mendongkrak prestasi Persema, dia langsung dipersilahkan memakai nomor punggung favoritnya yaitu nomor 10. Setelah Irfan berada di Malang seluruh kota seakan berubah menjadi mengenali dirinya. Irfan mendadak terkenal dan dielu-elukan menjadi pangeran kota Malang. Tanggal 18 September 2010 akhirnya Djarum ISL-pun dimulai. Usaha keras dan peningkatan permainan Irfan membuahkan hasil. Dari keinginanya untuk bermain di salah satu klub Indonesia berhasil, Irfan pun akhirnya dipanggil oleh pelatih kepala Timnas Indonesia, Alfred Riedl. Pelatih asal Austria tersebut memanggil Irfan hanya seminggu sebelum Training Camp bergulir, untuk bergabung ke Training Camp seleksi Skuad Timnas untuk kejuaraan AFF Suzuki Cup 2010 pada 1 – 29 Desember 2010 dengan tuan rumah Indonesia-Vietnam. Kejuaraan yang diadakan setiap dua tahun sekali yang di sponsori oleh Suzuki dan diikuti oleh Negara – Negara di Asean. Seorang Irfan Bachdim akhirnya memiliki kesempatan yang selalu dinantikannya, dinantikan oleh seluruh pesepakbola Indonesia, untuk membela Negara di ajang sepakbola internasional. 30 Pemain sudah dipilih dan dipanggil oleh Badan Timnas dan hanya 23 pemain saja yang akan dibawa oleh pelatih. “Aku sedikit gugup, mereka semua terkenal dan aku hanyalah anak baru dan harus membuktikan kemampuan saya” Imbuhnya. Timnas memulai persiapanya pada tanggal 8 Novermber 2010 dan akhirnya ketigapuluh pemain yang masuk berjuang termasuk Irfan. Akhirnya diumumkan 23 pemain yang masuk, dan bahkan Irfan tentunya mendapat tempat di tempat utama penyerang bersama Christian Gonzales. 23 pemain tersebut sementara
13 tidak dapat memperkuat Tim asalnya di Djarum ISL pada saat AFF Suzuki Cup berlangsung. Pertandingan pembuka grup A yang dihuni Indonesia adalah Indonesia melawan Malaysia di Gelora Bung Karno, Senayan ‐ Jakarta. Irfan turun sebagai starter dan juga merupakan pemain baru Timnas dan seluruh penonton pendukung timnas menantikan permainan para muka baru seperti Irfan Bachdim, Oktovianus Maniani, Christian Gonzales, dan lainnya. Irfan berharap dirinya dapat mencetak gol di pertandingan pembuka, dan perasaanya sangat senang saat itu. Irfan akhirnya mencatatkan diri ke dalam daftar pencetak gol dalam pertandingan ini pada menit 90. Gol kelima Indonesia ini diawali umpan silang Okto dari sisi kiri, dan disambar dengan baik oleh Irfan yang berada di tiang jauh. Impian Irfan terwujud dan langsung berlari menuju teman – teman setimnya. Duapuluh juta penonton televisi secara langsung menyaksikan gol Irfan, seluruh stadion bersorak menyebut namanya. Setelah gol perdananya di Timnas Indonesia seluruh pendukung Timnas mendadak selalu menyebut nama “Irfan Bachdim”. Namanya mendadak melambung tinggi. Dari seorang pemain baru timnas yang berwajah “bule” dan orang mempertanyakan kemampuan Irfan, dia langsung menjadi populer dan semua orang mengenalnya, bahkan menggilainya. Popularitas Irfan Bachdim yang meroket juga mendongkrak nama Timnas Indonesia. Banyak para wanita yang menyaksikan ajang AFF Cup dari televisi mendadak langsung ngebet ingin menonton langsung. Kostum Jersey Timnas Indonesia bernama belakang Irfan banyak dipakai dimana – mana. Bangku penonton stadion GBK yang pada saat pertandingan pembuka belum penuh, praktis pada pertandingan kedua Indonesia melawan Laos habis dipesan oleh penonton. Pada pertandingan kedua melawan Laos, Indonesia dengan mudah dapat mengalahkan mereka dengan skor telak 6-0, dan Irfan mencetak satu gol. Sebuah gol yang indah. Pada menit ke 62, Irfan melakukan operan satu dua kepada Gonzales, lalu Irfan menerobos melewati satu orang penjaga belakang Laos dan menembak dengan tenang ke sudut kanan. Gol ini membuat nama Irfan semakin berkibar di seluruh negeri. Idola baru Indonesia yang akhirnya namanya selalu diteriakkan di Gelora Bung Karno pada saat pertandingan tersebut. Karena dua kali kemenangan beruntun dengan skor telak, ini membuat penonton terbakar semangat nasionalisme mereka. Banyak orang dating dari daerah luar Jakarta datang ke kota Jakarta ingin membeli tiket dan menonton pertandingan langsung mendukung Laskar Garuda bertanding. Alfred Riedl juga mendapat pujian habis – habisan dari media karena dianggap sebagai angin segar kembalinya performa baik dari Timnas Indonesia. Begitu pula Thailand dapat dikalahkan dengan skor 2 – 1 lewat dua gol Bambang Pamungkas dan menang melawan Filipina di semifinal dengan skor agregat 2 – 0 lewat gol – gol Christian Gonzales.
14
Indonesia akhirnya menembus Final AFF Cup 2010 melawan Malaysia. Namun karena insiden kerusuhan pembelian tiket yang menyebabkan rusaknya fasilitas di stadion Gelora Bung Karno, final Leg I diadakan di Stadion Bukit Jalil, Malaysia. Timnas Indonesia kali ini memakai kostum kedua mereka yang berwarna putih – hijau. Kurang beruntung bagi Irfan, dia mendapat cedera ringan yang disebabkan pertandingan melawan Filipina lalu. Di final kali ini Irfan hanya menjadi cadangan. Indonesia pun harus mengakui kehebatan tim tuan rumah Malaysia 3-0, sampai akhirnya Irfan masuk sebagai pemain pengganti di sepuluh menit terakhir pertandingan. “Aku berhasrat untuk bisa mengubah keadaan” pikir Irfan. Ternyata masuknya Irfan tidak dapat mengubah apapun. Peluit tanda akhir pun berbunyi dan skor tetap 3-0, Indonesia kalah di leg pertama Final AFF Suzuki Cup 2010. Irfan Bachdim merasa ini merupakan hari yang sangat buruk baginya, Ini merupakan keadaan yang sangat berat untuk pertandingan di Leg kedua karena harus mencetak 4-0 tanpa kebobolan untuk dapat juara. Leg kedua pertandingan Final AFF Suzuki Cup 2010 pun dimulai dengan peluit tanda mulai pertandingan dari wasit. Kali ini Irfan kembali menjadi starter setelah dinilai fit oleh pelatih Alfred Riedl. Penuh semangat untuk membalas kekalahan pertama, pertandingan final kedua yang diadakan di GBK ini didominasi oleh serangan Timnas Indonesia. Malah Indonesia kebobolan terlebih dahulu oleh gol penyerang Malaysia, M. Safee. Pada menit ke 57 Irfan digantikan oleh Eka Ramdani dan akhirnya dia tidak kuat untuk menahan rintikkan air matanya. Irfan Bachdim menangis karena sangat sedih melihat Indonesia terancam gagal menjuarai AFF Cup dan merasa karirnya diujung tanduk karena tidak bisa memberikan gol. Kurang beruntung, hasil akhir Final leg kedua Indonesia melawan Malaysia dimenaing Indonesia “hanya” dengan skor 2-1. Ini membuat Malaysia menjuarai Piala AFF Suzuki Cup 2010 dengan skor agregat 4-2. Irfan bersedih karena merelakan kemenangan Indonesia di final. Namun, dia telah bahagia karena impianya terwujud untuk membela Timnas Indonesia dan mecetak dua gol. Garuda (tetaplah) di dadaku.
Berakhirnya kejuaraan AFF Suzuki 2010 ditandai dengan berganti pula tahun 2010 menuju tahun 2011. Pada bulan Januari 2011 Persema Malang menyatakan akan mengundurkan diri dari Djarum ISL asuhan PSSI dan bergabung bersama Liga Primer Indonesia (LPI). LPI adalah sebuah kompetisi professional baru yang akan bergulir pada bulan tersebut. Beberapa klub Seluruh tim dan pelatih sudah sepakat dan ini ternyata agak berat untuk Irfan. Karena dirinya harus memilih apabila bermain untuk Persema, dia akan kesulitan bermain untuk Timnas Indonesia, dikarenakan konflik eksternal antara PSSI yang tidak setuju diadakanya kompetisi LPI. Namun Irfan Bachdim merasakan perasaan yang kuat terhadap Persema, karena klub inilah karir Irfan dimulai, dan pelatih Timo Scheunemann-lah pelatih yang dapat mengerti dirinya. Kejadian ini tidak membuat Irfan patah semangat untuk dapat kembali memperkuat Timnas Indonesia yang suatu hari dia akan wujudkan kembali. Pembukaan kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI) yang dipusatkan di Stadion
15 Manahan Solo, Sabtu, 8 Januari 2011 berlangsung meriah. Pada laga perdana, Persema menang telak dengan skor 5-1 atas tuan rumah Solo FC. Pada pembukaan LPI, sejumlah partisipan ikut memeriahkan, di antaranya kesenian tradisional topeng ireng dari Magelang, Solo Batik Carnival dan perkusi. Meski diguyur hujan, acara pembukaan tetap berlangsung meriah. Selain dihadiri Chairman LPI, Arifin Panigoro, sejumlah politisi seperti Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, politisi PKS Hidayat Nur Wahid, cendekiawan Komarudin Hidayat, dan juga kekasih Irfan Bachdim, Jeniffer Kurniawan. Pada pertandingan ini Irfan Bachdim mencetak dua gol. Pelatih Persema Timo Scheunemann langsung beranjak dari tempat duduknya dan memberikan selamat kepada Irfan dengan sebuah tepukan ringan ke kepala pemain kesayangannya tersebut. “Saya amat senang dengan penampilan Irfan. Sebelum pertandingan, saya menyuruhnya untuk membuat sejarah dengan mencetak gol pada partai perdana Liga Primer Indonesia (LPI), dan ternyata ia sanggup melakukannya,” kata Timo yang asal Jerman itu. Bagi Timo, penampilan Irfan tersebut menjadi bukti bahwa Alfred Riedl masih pantas memanggil pemain campuran Indonesia-Belanda tersebut. Sekarang, penggemar Irfan Bachdim semakin banyak. Ini membuktikan namanya tidak surut setelah sekian lama kompetisi Piala AFF Suzuki Cup berakhir. Irfan menjadi idola baru dan tokoh persepakbolaan Nasional Indonesia. Popularitasnya dia dapatkan karena kegigihanya berusaha setelah melewati hambatan dan halangan yang sangat terjal. Sempat merasakan hari – hari buruk di akhir karirnya di Belanda namun hari ini roda kehidupan Irfan berbalik. Siapa yang tidak mengenal Irfan Bachdim? Pria fenomenal ini bukan hanya hebat dan cepat menggiring bola namun kulitnya yang blasteran, dan matanya yang keabuan, membuat banyak sekali kaum wanita menjadi penggemar setianya. Media cetak ramai membahas habis – habisan apapun tentang Irfan Bachdim. Bahkan di situs jejaring sosial Irfan seperti Twitter, semenjak berakhirnya Piala AFF Suzuki Cup, tercatat sebanyak 600.000 lebih followers. Dan apa saja yang ditulis Irfan di situs jejaring tersebut mendapat banyak perhatian dari seluruh media. Saat ini Irfan sudah membintangi beberapa produk top brand untuk iklan komersial televisi. Namun pribadi Irfan tidak berubah hingga saat ini. Kepopuleran yang sedang meroket tidak membuat Irfan merasa berbeda, bahkan Irfan kurang nyaman karena seluruh kepopuleran yang dia rasakan saat ini. Yang dia lakukan hanya tulus untuk terus bermain sepakbola. “Ayahku berpesan bagaimanapun keadaanya, aku harus tetap bersikap down to earth” Irfan tetaplah irfan yang dulu, dia sangat senang kepada anak – anak yang semangat untuk terus berlatih sepakbola.
16
2.3 Data Khusus
2.3.1
Konsep Buku
2.3.1.1 Kategori Penulis akan membuat buku biografi sebagai kategori buku dalam perancangan visual tugas akhir ini. 2.3.1.2 Judul Buku Judul Buku yang saya akan ambil adalah “Irfan Bachdim : Aku Garuda” 2.3.1.3 Data Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, adalah anak perusahaan dari Kelompok Kompas Gramedia yang bergerak di bidang penerbitan buku yang mulai menerbitkan buku sejak tahun 1974. Buku fiksi pertama yang diterbitkan penerbit ini adalah novel Karmila, karya Marga T, yang disusul dengan buku seri anak-anak seperti Cerita dari Lima Benua, Album Cerita Ternama, dll. Terbitan buku non-fiksi pertama Gramedia adalah Hanya Satu Bumi karya Barbara Ward dan René Dubois dengan bekerjasama dengan Yayasan Obor. Gramedia Pustaka Utama selalu menerbitkan buku-buku bermutu baik terjemahan maupun karya asli dalam negeri, diantaranya untuk jenis fiksi adalah Harry Potter karya JK. Rowling, novel2 karya Sidney Sheldon, Agatha Christie, Marry Higgins Clark, Sandara Brown, novel2 Mira W, Maria A. Sardjono, Hilman, dan masih banyak lagi. Untuk nonfiksi ada karya2 Robert Kiyosaki, Stephen Covey, dan lain – lain. Gedung Kompas Gramedia - Penerbitan Tower II, lantai 4-5 Jl. Palmerah Barat 29-37 Jakarta 10270 2.3.2
Spesifikasi Buku -
Naskah Desain Fotografi Ukuran Material Cover Material Isi Finishing
: Irfan Bachdim dan Rekhaza Panji : Rekhaza Panji : Dokumentasi Irfan Bachdim dan Rekhaza Panji : 21 cm x 24 cm : Hard Cover : Becket Express 148 gsm : Lem
17 -
2.3.3
Tebal Warna
: 154 Halaman : Full Colour
Struktur Isi Buku 2.3.3.1 Sinopsis Irfan Bachdim lahir di Amsterdam, Belanda 23 tahun silam. Lahir di kalangan keluarga sepakbola, Irfan besar di Belanda dan memulai karir sepakbola di negri kincir angin tersebut dengan berjuta kisah pasang dan surut. Mulai karirnya di SV Argon, Ajax, FC Utrecht, lalu berakhir di HFC Haarlem. Sesuatu terjadi membuat Irfan lalu membuat karirnya mengambang sampai mendapat kontrak bermain di Indonesia tempat kelahiran ayah kandungnya yaitu Malang tepatnya bermain bersama Persema Malang. Meniti kembali karir sepakbola di Nusantara dengan semangat yang besar untuk tanah air, hingga Irfan berkesempatan memperkuat Timnas Indonesia di ajang AFF Suzuku Cup 2010. Sebuah cita – cita Irfan sejak kecil untuk membela Timnas. Setelah impian tersebut terwujud kini sosok Irfan Bachdim telah menjadi idola baru ikon sepakbola Indonesia dan banyak diperbincangkan karena menebar pro dan kontra akibat Persema berpindah haluan dari ISL ke Liga Primer Indonesia.
2.3.3.2 Daftar Isi Buku a. Halaman Judul dalam b. Daftar Isi c. Tanda Tangan Irfan - halaman tanda tangan untuk para penggemar d. Sambutan ‐kata sambutan dari penulis ‐kata sambutan dari nara sumber e. Bab 1 Amsterdam - keadaan isi kota Amsterdam f. Bab 2 Irfan Kecil ‐ Keluarga Irfan ‐ Pertama kali Irfan mengenal Sepakbola g. Bab 3 Warna – Warni Oranye ‐Masuk sekolah sepakbola sv argon dan ajax ‐ Bermain di tim muda sv argon dan Utrecht ‐ Bermain di tim utama Utrecht ‐ Masa suram Irfan Bachdim h. Bab 4 Indonesia Saya Datang! ‐Panggilan pertama untuk pertandingan amal
18
i.
j.
k.
l. m. n.
2.3.4
‐Panggilan dari Timo Scheunemann ‐ Hijrah ke Indonesia ‐Bertemu Jennifer Kurniawan ‐Kultur Indonesia yang Irfan rasakan Bab 5 Pangeran Malang ‐ Idola baru kota malang ‐ Hubungan Irfan dengan Ngalamania ‐ Irfan 10, kerja keras yang membuahkan hasil Bab 6 Garuda (tetap) di Dadaku ‐ Panggilan Membela Garuda ‐ Sepak terjang irfan di AFF CUP 2010, gagal juara di final Bab 7 Idola Baru ‐ Fans irfan menjamur ‐ Pujaan wanita ‐ Irfan memasuki dunia hiburan Bab 8 Irfan Sebagai Irfan Daftar Pustaka Index Foto
Target Sasaran ‐
Psikografis Bergaya hidup menengah dan menengah keatas. Mempunyai rasa ingin tahu yang besar. Tertarik dengan olahraga Sepakbola. Memiliki jiwa yang menggebu – gebu dan memiliki sifat emosi yang tinggi.
‐
Demografis Usia 16 tahun sampai 26 tahun, Pria dan Wanita. Tingkat Sosial B, B+, dan A. Pendidikan SMA, Kuliah, dan Bekerja.
‐
Geografis Kota – kota besar dimana banyak sekali gerai toko buku terlengkap. Seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, dan tentunya kota Malang, tempat kediaman klub Persema Malang.
‐
Perilaku Suka browsing lewat internet untuk sekedar mencari informasi dan memiliki banyak account dan juga aktif di social networking community. Suka hangout ke Mall/Café/Club untuk nongkrong dan bergaul bersama teman – temanya. Suka membaca disaat waktu senggang.
19 2.3.5
Data Pembanding Penulis tidak menemukan buku otobiografi tentang seorang pemain sepakbola dalam negeri yang beredar di gerai – gerai yang menjual buku. Maka, Berikut ini adalah buku - buku biografi pemain sepakbola mancanegara sebagai data pembanding penulis yang telah diriset :
Gambar 2.5 Buku – Buku Pembanding
2.3.6
Analisa SWOT ‐
Strength Irfan Bachdim adalah sosok yang bisa dibilang menjadi magnet marketing baru dimana pada saat ini seluruh Indonesia mengenalnya. Seseorang yang memiliki daya tarik yang sangat tinggi. Berita tentang Irfan juga menjadi berita pemain sepakbola dalam negeri yang paling banyak dicari . Pribadi Irfan Bachdim yang tertutup dengan media, menjadi kekuatan dalam buku biografi Irfan Bachdim ini sebagai solusi pencarian Informasi dari para penggemarnya.
‐
Weakneses Pandangan beberapa golongan masyarakat yang negatif tentang Irfan Bachdim yang terlalu diidolakan oleh hampir seluruh pecinta sepakbola Nasional. Irfan belum lama bermain di Indonesia sehingga belum bisa disebut legenda.
20 ‐
Opportunities Fansnya sangat banyak hampir tersebar di seluruh Indonesia, datang tidak hanya dari pecinta sepakbola Indonesia bahkan juga dari yang bukan golongan pecinta olahraga. Penggemarnya bukan hanya dari dalam negeri tetapi bahkan dari luar negeri. Juga, ketidaktahuan para fans Irfan tentang karir sepakbolanya sebelum di Indonesia.
‐
Threat Adanya pemain baru keturunan asing di Indonesia yang namanya siap meroket kapan saja seperti Kim Kurniawan dan van Beukering yang siap menutup pesona Irfan Bachdim. Banyak pecinta sepakbola lebih menyukai pemain sepakbola dari mancanegara dibanding pemain sepakbola dalam negeri.