Bab 2 DATA DAN ANALISA
2.1 Tinjauan Umum Pengumpulan data melalui berbagai sumber dilakukan dalam proses untuk mendukung perancangan Tugas Akhir seperti melalui artikel di website, buku literatur dan visual, survei media sosial, serta wawancara dengan narasumber antara lain
:
2.1.1 Artikel Elektronik dan Website a. http://www.gelorabungkarno.co.id/ b. http://id.wikipedia.org/wiki/Stadion_Utama_Gelora_Bung_Karno c. http://id.wikipedia.org/wiki/Asian_Games_1962 d. http://www.hexanine.com/zeroside/the-future-is-fluid-insidedynamic-logos/ 2.1.2 Buku a.
Designing Brand Identity (Alina Wheeler)
b.
Dari Gelora Bung Karno ke Gelora Bung Karno (Julius Pour)
c.
Mendesain logo (Surianto Rustan)
d.
Tipografi Dalam desain Komunikasi Visual (Yunita Wijaya)
e.
Logograma (Basheer)
2.1.3 Narasumber a. Ibu Rimpina selaku Humas Pusat Pengelolaan Gelora Bung Karno (PPKGBK) 2.1.4 Survey Survey dilakukan dengan kuesioner online dengan koresponden sebanyak 249 orang. Hasil survey disertakan pada lampiran
3
4
2.2 Data Umum
2.2.1 Data Perusahaan
Gambar 2.1 Logo Gelora Bung Karno
Perusahaan
: Gelora Bung Karno
Pemilik
: Sekretariat Negara R.I
Pengelola
: PPKGBK
Lokasi
: Jakarta Pusat
Website
: www.gelorabungkarno.co.id
Telepon
: 6221-5734070
2.2.2 Gelora Bung Karno Bermula dari Asean Games III Tahun 1958 di Tokyo dimana oleh Asian Games Federation, Indonesia ditunjuk untuk menjadi penyelenggara Asian Games ke IV Tahun 1962. Maka pada saat itu Presiden R.I. Pertama Ir. Soekarno segera menjawab tantangan dengan menentukan lokasi yang tepat untuk perhelatan akbar tersebut, dengan membangun Sarana dan Prasarana Olahraga. Melihat letak geografis dan pengembangan kota Jakarta di kemudian hari, maka pilihan jatuh 4ocus4h selatan yaitu daerah Senayan, yang merupakan batas antara Jakarta Kota dan Satelit Kebayoran Baru. Upacara pembukaan Asian Games ke IV tahun 1962 dilaksanakan di Stadion Utama Gelora Bung Karno yang dihadiri oleh lebih dari 110.000 orang. Pada Pidatonya Presiden R.I. Pertama Ir. Soekarno (Bung Karno) mengatakan bahwa peristiwa ini merupakan tonggak sejarah bagi Bangsa Indonesia khususnya dibidang olahraga yang merupakan bagian dari Nation and Character Building, maupun dalam rangka pergaulan dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
5
Setahun kemudian dilaksanakan GANEFO (Games of The New Emergencing Forces) ke 1 tahun 1963. Dengan selesainya pembangunan Gelanggang Olahraga Bung Karno pada saat itu membuktikan bahwa bangsa Indonesia mampu melaksanakan pembangunan sebuah komplek olahraga bertaraf internasional yang pada masa itu belum banyak dimiliki oleh Negara maju sekalipun. Seiring dengan perkembangan jaman maka dikomplek Gelora Bung Karno dilaksanakan berbagai pembangunan fasilitas olahraga maupun fasilitas pendukung lainnya. Dukungan kepada dunia olahraga menjadi 5ocus dan perhatian kami dimana Gelora Bung Karno telah menanamkan dan tidak kurang Rp. 1 Triliun dalam bentuk berbagai Prasarana dan Sarana serta fasilitas lainnya sebagai bentuk sumbangsih kepada dunia olahraga. Saat ini Kawasan Gelora Bung Karno berdiri berbagai macam fasilitas untuk kegiatan
olahraga
sebanyak
36
Venues,
Politik,
Bisnis,
Rekreasi
dan
Pariwisata. Fungsi lain Kawasan Gelora Bung Karno adalah memiliki 84% Kawasan Terbuka Hijau yang merupakan daerah resapan air dengan lingkungan hijau seluas 67,5% yang masih terdapat kelestarian aneka pepohonan langka yang besar dan rindang yang merupakan hutan kota juga sebagai tempat bermukimnya 22 jenis burung liar yang senantiasa berkicau sepanjang hari menambah suasana asri di kawasan ini. Selain itu juga telah dilakukan penataan secara terpadu dan menyeluruh pada Kawasan Gelora Bung Karno yaitu dengan dibangunnya plaza, gerbang, air mancur dan pedestrian yang tidak lain adalah untuk meningkatkan penampilan serta kenyamanan bagi masyarakat pengguna yang berkunjung di Kawasan Gelora Bung Karno. 2.2.4 Filosofi
1.
Melestarikan Dan Mengembangkan Kawasan Untuk Tetap Dapat Berfungsi Sebagai Ruang Terbuka Hijau.
2.
Meningkatkan Mendukung Internasional.
Dan
Mengembangkan
Kualitas
Prasarana
Untuk
Kegiatan Olahraga Bertaraf Nasional, Regional, Maupun
6
3.
Mengembangkan Fungsi-Fungsi Kawasan Sebagai Bagian Dari Ibukota Negara Dalam Memberikan Pelayanan Kepada Masyarakat Sekaligus Dukungan Kepada Olahraga Nasional.
4.
Kemandirian Melalui Usaha Meningkatkan Intensitas Pemanfaatan Ruang, Menjadikan Kawasan Sebagai Obyek Wisata Yang Monumental Dan Meningkatkan Intensitas Pembangunan Ruang Prasarana Olahraga Dan Rekreasi.
2.2.3 Visi dan Misi Gelora Bung Karno:
Visi Perusahaan: Mengusahakan Pembangunan Di Bidang Mental / Rohani Spiritual Dan Jasmani / Fisik Melalui Kegiatan – Kegiatan Kebudayaan, Rekreasi, Pendidikan Dan Kegiatan-Kegiatan Dalam Rangka Usaha Meningkatkan Persahabatan Dan Perdamaian Dunia Serta Penerangan Masa Yang Lain. Usaha-Usaha Tersebut Diatas Dilakukan Dengan Memperhatikan Azas-Azas Ekonomi Perusahaan Tanpa Mengabaikan Azas-Azas Sosialnya. (Dikutip dari KEPPRES No. 318 Tahun 1962)
Misi Perusahaan: 1.
Pengamanan Asset Eks Asian Games IV Tahun 1962 Sebagai Asset Negara Republik Indonesia.
2.
Pemeliharaan
Dan
Pengembangannya
Untuk
Mendukung
Kemajuan
Olahraga Nasional. 3.
Pelestarian
Lingkungan
Sebagai
Paru-Paru
Kota
Dengan
Tetap
Mempertahankannya Sebagai Ruang Terbuka Hijau. 4.
Pengembangan Sebagai Objek Wisata Dan Prasarana Komunikasi Sosial.
7
2.2.4 Fasilitas, Sarana dan Prasarana
2.2.4.1 Stadion utama
Gambar 2.2 Stadion Utama Gelora Bung Karno
Stadion Utama Gelora Bung Karno terdiri dari : a. Stadion Utama Standar Internasional ( Lap. Sepak Bola, Lintasan Atletik, Arena, Tribun) b. Fasilitas Ruang / Indoor (Berada Di Bawah Tribun Stadion Utama) 1. R. VIP Barat 2. R. Timur 3. R. Latihan Tennis 4. R. Latihan Wushu 5. R. Latihan Angkat Berat/Beban 6. R. Latihan Squash 7. R. Latihan Billiard 8. R. Latihan Gulat 9. R. Latihan Tinju c. Ring Road Stadion (Outdoor/Jalan Ashpalt Melingkar diluar Stadion Utama) d. Plaza Barat (Outdoor) e. Plaza Timur (Outdoor)
8
2.2.4.2 Gedora
Gambar 2.3 Hall Basket
1) Hall Basket (indoor) Standar Internasional 2) Gedung Olahraga/Hall A & B (indoor) 3) Gedung Olahraga/Hall C (indoor) 4) Hall Bulutangkis (indoor) 5) Hall Voli (indoor) 6) Lapangan Sepak Bola A & B (outdoor) 7) Lapangan Sepak Bola & Atletik D (outdoor) 8) Lapangan Hoki (outdoor) 9) Lapangan Panahan (outdoor)
2.2.4.3 Istora
Gambar2.4 Istora
1) Gedung Istora (indoor) StandardInternasional 2) Ruang Kenanga & Cempaka (indoor) 3) Ruang Anggrek (indoor) 4) Plaza Selatan (outdoor) 5) Parkir Selatan (outdoor) 6) Lapangan Softball Cemara III (outdoor)
9
7) Lapangan Softball Pintu I (outdoor)
2.2.4.4 Stadion Tenis
Gambar 2.5 Tennis Indoor
1) Tennis Indoor (indoor) Standard Internasional 2) Tennis Outdoor (outdoor) 3) Lapangan Tennis Rebound Ace (outdoor) 4) Lapangan Tennis Gravel (outdoor)
2.2.4.5 Gedung Serbaguna 1) Wisma Serbaguna (indoor) 1. Ruang Cattleya 2. Ruang Vanda 2) Masjid Al-Bina 3) Gedung Annex (indoor)
2.2.4.6 Stadion Renang
Gambar 2.6 Stadion Renang
1. Kolam Tanding (outdoor) 2. Kolam Loncat Indah (outdoor)
10
3. Kolam Pemanasan (outdoor) 4. Kolam Latihan (outdoor) 5. Taman Parkir Timur (outdoor) 6. Kridaloka (outdoor) 7. Ruang Fitness & Aerobic (indoor) 2.2.4.7 Poliklinik Sebagai kelengkapan fasilitas olahraga, Komplek Gelora Bung Karno juga melengkapi fasilitas penunjang yaitu berupa Poliklinik yang terbuka untuk umum. Poliklinik terletak di Gedung Direksi Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno mempunyai fasilitas yang cukup lengkap antara lain :
1. Poliklinik Umum (melayani Pemeriksaan Umum), Medical Check Up, Fisiotheraphy, Unit Gawat Darurat, Sirkumisi / khitan, KB, Operasi Kecil, dll.
2. Poliklinik gigi, dapat melayani pengobatan dan perawatan gigi anatra lain penambalan gigi, pencabutan gigi, pembersihan karang gigi, pembuatan gigi palsu (prothesa) dan rontgen gigi.
3. Ambulance, yang dilengkapi dengan peralatan antara lain : a. Alat Bantu Pernapasan, 1. Oxygen, 2. Oxymark Low Flow For Adulf 3. Oxymark Low Flow For Pedictrike 4. Ambu Bag For Adulf & Pedictrike 5. Res Q Board 6. Suction Unit b. Alat Bantu Pasien 1. Stretcher lengkap dengan matras dan tiang infus c. Peralatan Diagnose Pasien 1. ECG (Electro Cardio Gram) 2. Tensimeter 3. Stetoskop d. Peralatan P3K.
11
2.3 Karakteristik Sejak didirikan tahun 1962, Gelora Bung Karno sudah menjadi pusat olahraga terbesar di Indonesia, namun seiring berjalannya waktu, tidak berfungsinya perawatan dan pemeliharaan yang baik, fasilitas-fasilitas yang ada disana tampak diabaikan, masing masing fasilitas memiliki karakteristik tersendiri atas olahraga yang mewakilinya saying belum adanya Visual dan Grafis yang terintegrasi antara satu tempat satu sama lain menjadikan tidak adanya Identitas bagi Gelora Bung Karno
2.4 Target Komunikasi 2.4.1 Secara Geografis Target umum : Masyarakat Indonesia Target Khusus : Masyarakat Jakarta
2.4.2 Secara Demografis Umur
: 16-25
Gender
: Laki-laki dan Perempuan
Kelas Sosial
: A-B
2.4.3 Secara Psikografis Gender
: Laki-laki dan Perempuan
Gaya Hidup
: Pecinta Olahraga
12
2.5 Pembanding 2.5.1 Gelora Sriwijaya
Gambar 2.7 Gelora Sriwijaya
Stadion Gelora Sriwijaya (lebih di kenal dengan nama Stadion Jakabaring) adalah stadion multifungsi terbesar ketiga di Indonesia setelah Stadion Utama Gelora Bung Karno dan Stadion Utama Palaran. Berlokasi di Palembang, Indonesia, stadion ini juga diakui sebagai salah satu stadion terbaik yang bertaraf internasional. Kebanyakan, stadion ini difungsikan untuk tempat penyelenggaraan pertandingan-pertandingan sepak bola. Stadion dengan luas lahan sekitar 40 hektar ini dapat memuat hingga 36.000 40.000 orang dengan 4 tribun (A, B, C dan D) bertingkat mengelilingi lapangan. Tribun utama di sisi barat dan timur (A dan B) dilindungi atap yang ditopang 2 pelengkung (arch) baja berukuran raksasa. Bentuk atap stadion merupakan simbol kejayaan kemaharajaan Sriwijaya di bidang maritim yang dilambangkan oleh bentuk perahu dengan layar terkembang. Stadion ini beralamat di Jalan Gubernur H. A. Bastari, Jakabaring, Palembang.
2.5.2
Stadion Utama Palaran
Gambar 2.8 Stadion Palaran
13
Stadion Utama Kaltim atau sering disebut pula Stadion Utama Palaran adalah sebuah stadion serbaguna di Kota Samarinda, Kalimantan Timur yang merupakan bagian dari kompleks olahraga Kompleks Stadion Utama Kaltim. Stadion ini dibangun oleh Pemerintah Provinsi Kaltim untuk menghadapi PON XVII dan diresmikan penggunaannya oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 18 Juni 2008. Stadion ini digunakan sebagai tempat upacara pembukaan PON XVII pada tanggal 5 Juli 2008 dan upacara penutupan PON XVII pada 17 Juli 2008. Selain itu stadion ini juga ditunjuk oleh PSSI menggelar babak final dan 8 besar Divisi Utama Liga Indonesia 2008.Stadion ini Juga sudah dipakai oleh Klub Putra Samarinda pada Putaran ke 2 Indonesia Super League 201
2.6 Tinjauan Khusus 2.6.1
Teori Brand (Wheeler, 2013: 2) mengemukakan pendapatnya mengenai brand sebagai berikut: “Brand is the promise, the big idea, and expectations that reside in each customers's mind about product, service or company. Branding is about making an emotional connection. People fall in love with brands-they trust them, develop strong loyalties, buy them, and believe in their superiority. The brand is shorthand: it stands for something and demonstrates it.” Brand adalah janji, big idea, dan harapan yang berada di setiap pikiran pelanggan/ konsumen mengenai produk, pelayanan, atau bahkan perusahaan. Makna branding sendiri adalah tentang bagaimana cara membuat hubungan emosional.
2.6.2
Teori Logo Menurut Surianto Rustan (2009,13) logo adalah penyingkatan dari
logotype. Istilah logo baru muncul tahun 1937 dan kini istilah logo lebih
14
popular dari logotype. Logo bisa menggunakan elemen apa saja : tulisan, logogram, gambar, ilustrasi, dll. Hal yang tidak boleh dilupakan dalam suatu desain apapun itu bentuknya adalah logo. Karena logo merupakan salah satu identitas dalam suatu desain. Suatu logo yang bagus tidak hanya dilihat dari segi estetiknya saja melainkan apakah visual dari logo tersebut sudah mewakili produk yang ingin kita komunikasikan. Selain sesuai dengan kriteria produk, logo haruslah mudah di aplikasikan ke media grafis dalam berbagai macam ukuran, dan mudah diingat. Serta bermakna positif dan memiliki filosofi dari setiap elemen bentuknya. Menurut Kevin Budelmann, Yang Kim, Curt Wozniak dalam bukunya brand identity essentials sebuah logo haruslah menjadi pencerita sebuah produk. Bentuk-bentuk ilustratif dapat menjadi acuan untuk menceritakan apa tujuan sebuah produk atau jasa, yang mana logo itu akan menjadi lambang kekuatan 2.6.3
Teori Dynamic Logo (Waller, 2014:4) Menyatakan bahwa “ “so, in an era where brands are seeking to connect with people on a more human level, it’s little wonder dynamic identities are being embraced. Dynamic identities enable companies to keep their audiences awake. They forge a less corporate, more personal connection with people.” Bahwa di era di mana brand ingin berhubungan langsung dengan manusia dengan lebih manusiawi, tidak dapat dipungkiri bahwa dynamic identities agak mengejutkan bahwa dynamic identities semakin dirangkul. Dynamic identities memungkinkan perusahaan untuk menjaga audiencenya untuk tetap terjaga, mereka menjadi tidak terlalu “corporate”, lebih membangun hubungan dengan orang orang.
15
2.6.4
Teori Tipografi (Wijaya, 1999: 52-3) mengungkapkan bahwa tipografi adalah hal terpenting dari suatu pembangunan identitas yang efektif. Peran tipografi terlihat dalam strategi positioning dan hierarki informasi yang disusun. Penggunaan typeface harus flexible dan mudah digunakan. Kejelasan dan keterbacaan adalah poin terpenting. Terdapat empat prinsip pokok tipografi yang mempunyai tujuan utama untuk memastikan agar informasi yang ingin disampaikan oleh suatu karya desain komunikasi visual dapat tersampaikan dengan tepat. 4 prinsip tipografi yang sangat mempengaruhi keberhasilan suatu desain tipografi yaitu : 1. Legibility Kualitas pada huruf yang membuat huruf dapat terbaca. Dalam suatu karya desain, dapat terjadi pemotongan, dan lain sebagainya yang dapat menyebabkan berkurangnya legibilitas suatu huruf. Untuk menghindari hal ini, maka seorang desainer harus mengenal dan mengerti karakter daripada bentuk suatu huruf dengan baik. Selain itu, penggunaan huruf yang mempunyai karakter yang sama dalam suatu kata dapat juga menyebabkan kata tersebut tidak terbaca dengan tepat. 2. Readibility Penggunaan huruf dengan memperhatikan hubungannya dengan huruf yang lain sehingga terlihat jelas. Huruf-huruf yang digunakan mungkin sudah cukup legible, tetapi apabila merasa cepat capai dan kurang dapat membaca teks tersebut dengan lancar, maka teks tersebut dapat dikatakan tidak readible. 3. Visibility Kemampuan suatu huruf, kata, atau kalimat dalam suatu karya desain komunikasi visual dapat terbaca dalam jarak baca tertentu. Setiap karya desain mempunyai suatu target jarak baca,
16
dan huruf-huruf yang digunakan dalam desain tipografi harus dapat terbaca dalam jarak tersebut sehingga suatu karya desain dapat berkomunikasi dengan baik. 4. Clarity Kemampuan huruf-huruf yang digunakan dalam suatu karya desain dapat dibaca dan dimengerti oleh target pengamat yang dituju. Untuk suatu karya desain dapat berkomunikasi dengan pengamatnya, maka informasi yang disampaikan harus dapat dimengerti adalah hierarki visual, warna, pemilihan type, dll. 2.6.5
Teori Warna
(Wheeler, 2003: 84) dalam bukunya Designing Brand Identity, menjelaskan pemahamannya tentang warna yaitu : Color is used to evoke emotion, express personality, and stimulate brand association. While some color is used to unify an identity, other colors may be used functionally to clarify brand architecture, through differentiating products or business lines. Dalam
warna
digunakan
untuk
membangkitkan
emosi,
mengekspresikan personality, dan menstimulasi segala kesan yang muncul di ingatan konsumen tentang suatu brand (brand association). Warna digunakan untuk menyatukan sebuah identitas dan memperjelas brand architecture. Memilih warna untuk identitas baru membutuhkan pehamaman tentang teori warna, penglihatan yang jelas tentang bagaimana brand ingin dirasakan dan
terlihat
berbeda.
Pengaplikasian
warna
membutuhkan
konsistensi dan berperan baik dalam setiap media. Warna adalah faktor paling esensial dan penting dalam dunia desain grafis dan periklanan. Tidak hanya memberikan depth dan emphasis ke dalam desain tetapi juga memberikan feel dan mood.
17
2.7
Analisis SWOT
Strength 1.
Pusat Rekreasi Olahraga terbesar di Jakarta
2.
Memiliki fasilitas lengkap berbagai macam cabang Olahraga baik indoor maupun outdoor
3.
Gratis, selain biaya parkir dan retribusi
4.
Terdapat di pusat kota
5.
Selalu ramai pengunjung di akhir pekan
Weakness 1.
Tidak adanya identitas visual yang terintegrasi antara satu tempat dan tempat lain sehingga masing masing terlihat berdiri sendiri
2.
Tidak memiliki signage
3.
Banyak fasilitas umum seperti tong sampah dan WC umum yang rusak dan tidak terawat
4.
Budaya praktis yang menyebabkan orang lebih suka ke tempat olahraga indoor daripada olahraga outdoor
Opportunity 1.
Selalu ramai di akhir pekan
2.
Menjadi pilihan utama warga Jakarta untuk olahraga
3.
Selalu ada event setiap bulannya
4.
Tren gaya hidup sehat mulai digandrungi di masyarakat
Threat 1.
Kawasan sekitar macet
2.
Banyaknya preman yang melakukan pungutan liar
3.
Menjamurnya tempat rekreasi modern lain seperti mall dan pusat
perbelanjaan