BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Pengumpulan Data Sumber data dan informasi untuk mendukung proyek tugas akhir ini diperoleh dari sumber-sumber sebagai berikut : 1. Literatur Pencarian data diperoleh dari buku literatur berupa materi yang berhubungan dengan tema dan topik yang diangkat, yaitu mengenai publikasi dan tokoh pahlawan perjuangan kemerdekaan Indonesia. 2. Wawancara Berbagai narasumber yang terkait, seperti Manager Operational / Ketua Redaksi Grasindo; pengelola, staff/pekerja, dan pengunjung Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata; kuesioner, yang berupa pertanyaanpertanyaan seputar pahlawan Nasional Indonesia kepada para pelajar/mahasiswa dan masyarakat umum di Indonesia. 3. Website Pencarian data diperoleh dari website yang berhubungan dengan tokoh-tokoh pahlawan Indonesia, buku publikasi dan style ilustrasi atau gaya gambar yang akan di terapkan pada perancangan publikasi ini.
2.2 Perkembangan Nasionalisme di Indonesia Nasionalisme muncul dan berkembang menjadi sebuah paham (isme) yang dijadikan sebagai landasan hidup bernegara, bermasyarakat dan berbudaya yang dipengaruhi oleh kondisi historis dan dinamika sosio kultural yang ada di masingmasing negara. Pada mulanya unsur-unsur pokok nasionalisme itu terdiri atas persamaanpersamaan darah (keturunan), suku bangsa, daerah tempat tinggal, kepercayaan agama, bahasa dan kebudayaan. Nasionalisme akan muncul ketika suatu kelompok suku yang hidup di suatu wilayah tertentu dan masih bersifat primordial berhadapan dengan manusia-manusia yang berasal dari luar wilayah kehidupan mereka. Lambat laun ada unsur tambahan, yaitu dengan adanya persamaan hak bagi setiap orang untuk memegang peranan dalam kelompok atau masyarakat (demokrasi politik dan demokrasi sosial) serta adanya persamaan kepentingan ekonomi. Inilah yang kemudian dikenal dengan istilah nasionalisme modern.
Dilihat dari sejarah perkembangannya, nasionalisme mula-mula muncul menjadi kekuatan penggerak di Eropa Barat dan Amerika Latin pada abad ke-18. Di Amerika Utara misalnya, bahwa nasionalisme lahir karena perluasan dibidang perdagangan kirakira 1000 tahun yang lalu. Ada pula yang berpendapat bahwa manifestasi nasionalisme muncul pertama kali di Inggris pada abad ke-17, ketika terjadi revolusi Puritan. Namun dari beberapa pendapat tersebut dapat dijadikan asumsi bahwa munculnya nasionalisme berawal dari Negara Barat (yang diistilahkan oleh Soekarno sebagai nasionalisme Barat) yang kemudian menyebar ke daerah-daerah jajahan. Dengan kalimat lain bahwa, “As a historical symptom, nationalism emerged as the response to a political, economic, social, and cultural context, particularly the one brought on by colonialism”. Yaitu sebagai gejala historis, munculnya nasionalisme merupakan respon terhadap suasana politik, ekonomi, sosial dan budaya, terutama respon terhadap penjajahan. Di Indonesia, gerakan nasionalisme mulai bangkit pada tahun 1908 yang ditandai dengan berdirinya organisasi “Boedi Oetomo”. Hal ini serupa dengan yang ditulis oleh Charles Wolf. Jr., yaitu: The formal nationalist movement in the Indies began in Java in 1908 with the organization of the Boedi Oetomo. Namun bentuk nasionalisme yang berkembang pada saat itu kebanyakan masih bersifat kedaerahan kelompok, belum pada tatanan kenegaraan. Seperti halnya Indonesia yang merupakan negara bekas jajahan wilayah Timur bahwa dalam hal pemikiran maupun gagasan kaum nasionalis tetap mengadopsi pemikiran Barat dalam usaha menemukan ideologi pasca kemerdekaan, yaitu nasionalisme yang bersifat antikolonialisme. Nasionalisme antikolonialisme memisahkan dunia materi dan dunia spirit yang membentuk institusi dan praktik sosial masyarakat pascakolonial. Dunia materi adalah "dunia luar" meliputi ekonomi, tata negara, serta sains dan teknologi. Dalam domain ini superioritas Barat harus diakui dan mau tidak mau harus dipelajari dan direplikasi oleh Negara Timur. Dunia spirit, pada sisi lain, adalah sebuah "dunia dalam" yang membawa tanda esensial dari identitas budaya. Semakin besar kemampuan Timur mengimitasi kemampuan Barat dalam dunia materi, semakin besar pula keharusan melestarikan perbedaan budaya spiritnya. Di domain spiritual inilah nasionalisme masyarakat pascakolonial mengklaim kedaulatan sepenuhnya terhadap pengaruh-pengaruh dari Barat. Kendati demikian, dunia spirit tidaklah statis, melainkan terus mengalami transformasi karena lewat media ini masyarakat pascakolonial dengan kreatif menghasilkan imajinasi tentang diri mereka yang berbeda dengan apa yang telah dibentuk oleh modernitas terhadap masyarakat Barat. Hasil dari pendaulatan dunia spiritual ini membentuk sebuah kombinasi unik antara spiritualitas Timur dengan materialitas Barat yang mendorong masyarakat pascakolonial memproklamasikan budaya "modern" mereka yang berbeda dari Barat.
Dikotomi antara dunia spirit dan dunia material pada satu sisi mengikuti paradigma Cartesian tentang terpisahnya raga dan jiwa. Namun, di sisi lain menunjukkan bahwa penekanan dunia spirit dalam masyarakat pascakolonial adalah bentuk respons mereka terhadap penganaktirian dunia spirit oleh peradaban Barat. Karena itu, masyarakat pascakolonial mencoba mengambil peluang tersebut untuk membangun sebuah jati diri yang autentik dan berakar pada apa yang telah mereka miliki jauh sebelumnya. Hasilnya berupa bangunan materi modernitas yang dibungkus oleh semangat spiritualitas Timur. Implikasi strategi ini dalam bangunan nasionalisme pascakolonial dapat dilihat dari upaya-upaya kaum elite nasionalis membangun sebuah ideologi nasionalisme yang memiliki kandungan spiritual yang tinggi sebagai representasi kekayaan budaya yang tidak dimiliki oleh peradaban Barat. Orientasi spiritualitas Timur mengilhami lahirnya konsep Pancasila yang dilontarkan oleh Soekarno kali pertama dalam rapat BPUPKI tanggal 1 Juni 1945. Dalam pidatonya, Soekarno mengklaim bahwa Pancasila bukan hasil kreasi dirinya, melainkan sebuah konsep yang berakar pada budaya masyarakat Indonesia yang terkubur selama 350 tahun masa penjajahan. Bagi Soekarno, tugasnya hanya menggali Pancasila dari bumi pertiwi dan mempersembahkannya untuk masyarakat Indonesia. Selain itu, menurut kacamata keagamaan, Indonesia yang merupakan Negara dengan penduduk mayoritas beragama Islam memiliki cara pandang tersendiri. Sebagaimana kaum nasionalis muslim yang bergerak dan bersatu dalam ruang organisasi keislaman berupa Sarekat Islam yang dipimpin oleh Haji Oemar Said (H.O.S) Tjokroaminoto. Pada dasarnya, pemikiran maupun pergerakan mereka adalah mencoba mengapilkasikan pemikiran yang bersumber pada Islam yaitu Alquran dan Hadits yang notabene menyeru pada persatuan dan anti bercerai berai antar umat manusia. Dalam Islam, kebangsaan atau cinta tanah air adalah merupakan sebagian dari Iman, sebagaimana doktrin hubbul wathan minal iman (cinta tanah air merupakan bagian dari iman). Sebagai kepercayaan, Islam menentang semangat memusuhi bangsa lain, dan sikap yang demikian ini merupakan ciri nasionalisme. Bukan tanpa alasan mengapa Tjokroaminoto maupun nasionalis muslim lain berkeyakinan dan berprinsip demikian. Dalam perkembangannya, nasionalisme yang muncul secara tidak langsung mengilhami bentuk-bentuk ideologi sekaligus dijadikan sebagai falsafah kenegaraan. Sehingga cinta tanah air tidak hanya sebatas merebut dan mempertahankan kemerdekaan melainkan juga mempunyai banyak nilai – nilai luhur ynag bernilai pendidikan. Dengan adanya akar nasionalisme sebagai rasa cinta tanah air, maka disitu pula akan tumbuh sikap patriotisme, rasa kebersamaan, kebebasan, kemanusiaan dan sebagainya. Karena nasionalisme dibangun oleh kesadaran sejarah, cinta tanah air, dan cita-cita politik. Nasionalisme menjadi faktor penentu yang mengikat semangat serta loyalitas untuk mewujudkan cita-cita setiap negara.
2.3 Definisi Ensiklopedia Ensiklopedia adalah sejumlah tulisan yang berisi penjelasan yang menyimpan informasi secara komprehensif dan cepat dipahami serta dimengerti mengenai keseluruhan cabang ilmu pengetahuan atau khusus dalam satu cabang ilmu pengetahuan tertentu yang tersusun dalam bagian artikel-artikel dengan satu topik bahasan pada tiaptiap artikel yang disusun berdasarkan abjad, kategori atau volume terbitan dan pada umumnya tercetak dalam bentuk rangkaian buku yang tergantung pada jumlah bahan yang disertakan. 2.4 Definisi Pahlawan Pahlawan (Sansekerta: phala-wan yang berarti orang yang dari dirinya menghasilkan buah (phala) yang berkualitas bagi bangsa, negara, dan agama) adalah orang yang menonjol karena keberaniannya dan pengorbanannya dalam membela kebenaran, atau pejuang yang gagah berani. Dalam aturan resmi Indonesia, pahlawan nasional Indonesia adalah: 1. Warga Indonesia yang telah meninggal dunia. 2. Telah memimpin dan melakukan perjuangan bersenjata, perjuangan politik, atau perjuangan dalam bidang lain mencapai / merebut / mempertahankan / mengisi kemerdekaan serta mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa. 3. Telah melahirkan gagasan atau pemikiran besar yang dapat menunjang pembangunan bangsa dan negara. 4. Telah menghasilkan karya besar yang mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat luas atau meningkatkan harkat dan martabat bangsa Indonesia 5. Pengabdian dan perjuangan yang dilakukannya berlangsung hampir sepanjang hidupnya, tidak sesaat, dan melebihi tugas yang diembannya. 6. Perjuangannya mempunyai jangkauan luas dan berdampak nasional. 7. Memiliki konsistensi jiwa dan semangat kebangsaan / nasionalisme yang tinggi. 8. Memiliki akhlak dan moral yang tinggi. 9. Pantang menyerah pada lawan ataupun musuh dalam perjuangannnya. 10. Tidak pernah melakukan perbuatan tercela yang merusak nilai perjuangannya. Hal tersebut dapat dipercaya jika terdapat adanya : 1. Daftar uraian riwayat hidup dan perjuangan beliau oleh yang bersangkutan secara tertulis dengan ilmiah, disusun sistematis, serta berdasarkan data yang akurat 2. Daftar dan bukti Tanda Kehormatan yang pernah diterima/diperoleh 3. Catatan pandangan/pendapat tokoh masyarakat tentang Pahlawan Nasional yang bersangkutan
4. Foto-foto/gambar dokumentasi yang menjadi potret perjuangan beliau yang bersangkutan 5. Telah diabadikan namanya melalui sarana monumental sehingga dikenal masyarakat 2.5 Pahlawan Perjuangan Kemerdekaan Yang dimaksud dengan pahlawan perjuangan kemerdekaan adalah pahlawan yang ikut serta dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung artinya ikut serta dalam peperangan melawan penjajah. Sedangkan yang dimaksud dengan secara tidak langsung ialah dengan memberikan informasi kepada para pejuang, melalui perundingan, hingga merumuskan teks proklamasi. 2.6 Data Pahlawan Indonesia Gelar Pahlawan Nasional Republik Indonesia diberikan kepada mereka yang berjasa kepada Indonesia dan mereka yang berjuang dalam proses untuk kemerdekaan Indonesia. Hingga tanggal 7 November 2011, telah ada 159 tokoh yang ditetapkan oleh Presiden sebagai Pahlawan Nasional Republik Indonesia yang dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut ini :
A
Tabel 2.1
No. 1
Nama Kiai Haji Abdul Halim
Tanggal penetapan 6 November 2008 6 November 2002
3
Jendral Besar Abdul Harris Nasution Abdul Kadir
13 November 1999
4
Abdul Muis
30 Agustus 1959
5
Marsekal Muda Abdulrachman Saleh Kiai Haji Achmad Rifai
9 November 1974
2
6 7 8 9 10
Prof. Mr. Achmad Subardjo Haji Adam Malik Mayor Jenderal Adenan Kapau Gani Marsekal Muda Agustinus Adisucipto
5 November 2004 9 November 2009 6 November 1998 9 November 2007 9 November 1974
Dasar penetapan Keppres No.41/TK/2008 Keppres No.73/TK/2002 Keppres No.114/TK/1999 Keppres No. 218 Tahun 1959 Keppres No.71/TK/1974 Keppres No.89/TK/2004 Keppres No.58/TK/2009 Keppres No.107/TK/1998 Keppres No.66/TK/2007 Keppres No.71/TK/1974
11
Sultan Ageng Tirtayasa
1 Agustus 1970
12
3 November 1975
13
Sultan Agung Hanyokrokusumo Haji Agus Salim
14
Kiai Haji Ahmad Dahlan
27 Desember 1961
15
Jenderal Ahmad Yani
5 Oktober 1965
16
26 Juli 1963
17
Mgr. Albertus Sugiyapranata S.J. Raja Ali Haji
5 November 2004
18
Alimin
26 Juni 1964
19
Tengku Amir Hamzah
3 November 1975
20
7 November 2005
21
Andi Abdullah Bau Massepe Andi Jemma
22
Andi Mappanyukki
5 November 2004
23
3 November 2006
24
Haji Andi Sultan Daeng Raja Pangeran Antasari
25
Arie Frederik Lasut
20 Mei 1969
26
Raden Mas Tumenggung Ario Suryo
17 November 1964
27 Desember 1961
6 November 2002
27 Maret 1968
Keppres No.45/TK/1970 Keppres No.106/TK/1975 Keppres No. 657 Tahun 1961 Keppres No. 657 Tahun 1961 Keppres No.111/KOTI/1965 Keppres No. 152 Tahun 1963 Keppres No.89/TK/2004 Keppres No. 163 Tahun 1964 Keppres No.106/TK/1975 Keppres No.82/TK/2005 Keppres No.73/TK/2002 Keppres No.89/TK/2004 Keppres No.85/TK/2006 Keppres No.06/TK/1968 Keppres No.12/TK/1969 Keppres No. 294 Tahun 1964
B No.
Nama
Tanggal penetapan
Dasar penetapan
1
Bagindo Azizchan
7 November 2005
Keppres No.82/TK/2005
2
Jenderal Basuki Rahmat
9 November 1969
Keppres No.10/TK/1969
3
Bung Tomo
6 November 2008
Keppres No.41/TK/2008
C No.
Nama
Tanggal penetapan
Dasar penetapan Keppres No.87/TK/1973
1
Teungku Cik di Tiro
6 November 1973
2
Cilik Riwut
6 November 1998
3
dr. Cipto Mangunkusumo
2 Mei 1964
4
Cut Nyak Dhien
2 Mei 1964
Keppres No. 106 Tahun 1964
5
Cut Nyak Meutia
2 Mei 1964
Keppres No. 106 Tahun 1964
Keppres No.108/TK/1998 Keppres No. 109 Tahun 1964
D No.
Nama
Tanggal penetapan
Dasar penetapan
1
Dewi Sartika
1 Februari 1966
Keppres No. 252 Tahun 1966
2
Pangeran Diponegoro
6 November 1973
Keppres No.87/TK/1973
3
Ernest Douwes Dekker (Setiabudi)
9 November 1961
Keppres No. 590 Tahun 1961
F No.
Nama
Tanggal penetapan
1
Kiai Haji Fakhruddin
26 Juni 1964
2
Fatmawati
4 November 2000
3
Ferdinand Lumbantobing
17 November 1962
4
Raja Haji Fisabilillah
11 Agustus 1997
5
Frans Kaisiepo
14 September 1993
Dasar penetapan Keppres No. 163 Tahun 1964 Keppres No.118/TK/2000 Keppres No. 361 Tahun 1962 Keppres No.72/TK/1997 Keppres No.77/TK/1993
G No.
Nama
Tanggal penetapan
1
Gatot Mangkupraja
5 November 2004
2
Jenderal Gatot Subroto
18 Juni 1962
Dasar penetapan Keppres No.89/TK/2004 Keppres No. 222 Tahun 1962
H No.
Nama
Tanggal penetapan
1
Haji Abdul Malik Karim Amrullah
7 November 2011
2
Halim Perdanakusuma
9 Agustus 1975
3 4 5
Sri Sultan Hamengkubuwana I Sri Sultan Hamengkubuwana IX Kopral Harun bin Said (Thohir)
3 November 2006 30 Juli 1990 17 Oktober 1968
6
Letnan Jenderal Haryono
5 Oktober 1965
7
Brigadir Jenderal Hasan Basry
3 November 2001
8
Sultan Hasanuddin
6 November 1973
9
Kyai Haji Mohammad Hasyim Asyari
17 November 1964
10
Prof. Dr. Hazairin
13 Agustus 1999
11
Prof. Dr. Ir. Herman Johannes
9 November 2009
Dasar penetapan Keppres No.113/TK/2011 Keppres No.63/TK/1975 Keppres No.85/TK/2006 Keppres No.53/TK/1990 Keppres No.50/TK/1968 Keppres No.111/KOTI/1965 Keppres No.110/TK/2001 Keppres No.87/TK/1973 Keppres No. 294 Tahun 1964 Keppres No.74/TK/1999 Keppres No.58/TK/2009
I No.
Nama
Tanggal penetapan
Dasar penetapan
1
I Gusti Ketut Jelantik
15 September 1993
Keppres No.77/TK/1993
2
I Gusti Ketut Pudja
7 November 2011
Keppres No.113/TK/2011
3
Letnan Kolonel I Gusti Ngurah Rai
9 Agustus 1975
Keppres No.63/TK/1975
4
Dr. Ida Anak Agung Gde Agung
9 November 2007
Keppres No.66/TK/2007
6
Idham Chalid
7 November 2011
Keppres No.113/TK/2011
7
Ignatius Joseph Kasimo Hendrowahyono
7 November 2011
Keppres No.113/TK/2011
8
H. Ilyas Yakoub
13 Agustus 1999
Keppres No.74/TK/1999[
9
Tuanku Imam Bonjol
6 November 1973
10
Sultan Iskandar Muda
14 September 1993
11
Ismail Marzuki
5 November 2004
Keppres No.89/TK/2004
12
Marsekal Madya Iswahyudi
9 Agustus 1975
Keppres No.63/TK/1975
13
Prof. Dr. Iwa Kusumasumantri
6 November 2002
Keppres No.73/TK/2002
14
Izaak Huru Doko
3 November 2006
Keppres No.85/TK/2006
No.
Nama
Keppres No.87/TK/1973 Keppres No.77/TK/1993
J Tanggal penetapan
Dasar penetapan
1
Laksamana Muda TNI 9 November 2009 (Purn.) Jahja Daniel Dharma
Keppres No.58/TK/2009
2
Gusti Pangeran Harya Jatikusumo
6 November 2002
Keppres No.73/TK/2002
3
Dr Johanes Leimena
11 November 2010
Keppres No.52/TK/2010
4
Johannes Abraham Dimara
11 November 2010
Keppres No.52/TK/2010
5
Ir. Raden Juanda Kartawijaya
6 November 1963
Keppres No. 244 Tahun 1963
K No.
Nama
Tanggal penetapan
1
AIP Karel Satsuit Tubun
5 Oktober 1965
2
Raden Ajeng Kartini
2 Mei 1964
3
Brigadir Jenderal Katamso Darmokusumo
19 Oktober 1965
4
Ki Hajar Dewantara
28 Agustus 1959
5
Ki Sarmidi Mangunsarkoro 7 November 2011
6
Kiras Bangun (Garamata)
7 November 2005
7
Dr. Kusumah Atmaja S.H.
14 Mei 1965
Dasar penetapan Keppres No.114/KOTI/1965 Keppres No. 108 Tahun 1964 Keppres No.118/KOTI/1965 Keppres No. 305 Tahun 1959 Keppres No.113/TK/2011 Keppres No.82/TK/2005 Keppres No. 124 Tahun 1965
L No. 1
Nama La Madukelleng
Tanggal penetapan 6 November 1998
Dasar penetapan Keppres No.109/TK Tahun 1998
M No.
Nama
Tanggal penetapan
Dasar penetapan
1
Sultan Mahmud Badaruddin II
29 Oktober 1984
Keppres No.63/TK/1984
2
Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunagara I
17 Agustus 1988
Keppres No.48/TK/1988
3
Maria Walanda Maramis
20 Mei 1969
4
Laksamana Laut Martadinata
7 Oktober 1966
5
Martha Christina Tiahahu
20 Mei 1969
6
Marthen Indey
14 September 1993
7
Kiai Haji Mas Mansur
26 Juni 1964
Keppres No.12/TK/1969 Keppres No. 220 Tahun 1966 Keppres No.12/TK/1969 Keppres No.77/TK/1993 Keppres No. 163 Tahun 1964
8
Maskoen Soemadiredja
5 November 2004
Keppres No.89/TK/TH 2004
9
Mayor Jenderal TNI Prof. Dr. Moestopo
9 November 2007
Keppres No.66/TK/2007
10
dr. Moewardi
4 Agustus 1964
Keppres No. 190 Tahun 1964
11
Drs. Mohammad Hatta
23 Oktober 1986
Keppres No.81/TK/1986
12 13
Mohammad Husni Thamrin Prof. Mohammad Yamin S.H.
28 Juli 1960 6 November 1973
14
Muhammad Isa Anshary
3 November 2006
15
Muhammad Natsir
6 November 2008
Keppres No. 175 Tahun 1960 Keppres No.88/TK/1973 Keppres No.85/TK/2006[ Keppres No.41/TK/2008
N No.
Nama
Tanggal penetapan
1
Nani Wartabone
6 November 2003
2
Kiayi Haji Noer Alie
3 November 2006
3
Nuku Muhammad Amiruddin
7 Agustus 1995
4
Nya' Abbas Akup
5
Nyai Ahmad Dahlan
22 September 1971
6
Nyi Ageng Serang
13 Desember 1974
Dasar penetapan Keppres No.85/TK/TH 2003 Keppres No.85/TK/2006 Keppres No.71/TK/1995 Keppres No.69/TK/2007 Keppres No.42/TK/1971 Keppres No.84/TK/1974
O No.
Nama
Tanggal penetapan
1
Oemar Said Tjokroaminoto 9 November 1961
2
Opu Daeng Risadju
3 November 2006
3
Oto Iskandar di Nata
6 November 1973
Dasar penetapan Keppres No. 590 Tahun 1961 Keppres No.85/TK/2006 Keppres No.88/TK/1973
P No.
Nama
1
Pajonga Daeng Ngalie Karaeng Polongbangkeng
2 3
Tanggal penetapan 3 November 2006
Sri Susuhunan Pakubuwana VI Sri Susuhunan Pakubuwana X
17 November 1964 7 November 2011
4
Mayor Jenderal Pandjaitan
5 Oktober 1965
5
Kapitan Pattimura
6 November 1973
6
Kapten Pierre Tendean
5 Oktober 1965
7
Pong Tiku
6 November 2002
Dasar penetapan Keppres No.85/TK/2006[ Keppres No. 294 Tahun 1964 Keppres No.113/TK/2011 Keppres No.111/KOTI/1965 Keppres No.87/TK/1973 Keppres No. 111/KOTI/1965 Keppres No. 73/TK/2002
R No. 1 2 3
Nama Radin Inten II Ranggong Daeng Romo Hajjah Rangkayo Rasuna Said
Tanggal penetapan 23 Oktober 1986 3 November 2001 13 Desember 1974
4
Rizal Nurdin
9 November 2005
5
Robert Wolter Monginsidi
6 November 1973
Dasar penetapan Keppres No.81/TK/1986 Keppres No.109/TK/2001 Keppres No.84/TK/1974 Keppres No.83/TK/2005 Keppres No.88/TK/1973
S No.
Nama
Tanggal penetapan
1
Dr. Saharjo S.H.
29 November 1963
2
Dr. G.S.S.J. Ratulangi
9 November 1961
3
Kiai Haji Samanhudi
9 November 1961
Dasar penetapan Keppres No.245 Tahun 1963 Keppres No.590 Tahun 1961 Keppres No. 590 Tahun 1961
4
Slamet Riyadi
9 November 2007
5
Silas Papare
14 September 1993
6
Sisingamangaraja XII 9 November 1961
7
Letnan Jenderal Siswondo Parman
5 Oktober 1965
8
Siti Hartinah
30 Juli 1996
9
Soekarno
23 Oktober 1986
10
Jenderal Soedirman
10 Desember 1964
11
Kolonel Sugiono
19 Oktober 1965
12
Prof. Dr. Suharso
6 November 1973
13
Sukarjo Wiryopranoto
29 Oktober 1962
14
Supeno
13 Juli 1970
15
Prof. Dr. Soepomo
14 Mei 1965
16
Letnan Jenderal Suprapto
5 Oktober 1965
17
Suprijadi
9 Agustus 1975
18
Suroso R.P
23 Oktober 1986
19
Raden Mas Soerjopranoto
20 November 1959
20
Sutan Syahrir
9 April 1966
21
dr. Soetomo
27 Desember 1961
22 23 24 25
Mayor Jenderal Sutoyo Siswomiharjo Syafruddin Prawiranegara Sultan Syarif Kasim II Syech Yusuf Tajul Khalwati
5 Oktober 1965 7 November 2011 6 November 1998 7 Agustus 1995
Keppres No.66/TK/2007 Keppres No.77/TK/1993 Keppres No. 590 Tahun 1961 Keppres No.111/KOTI/1965 Keppres No.60/TK/1996 Keppres No.81/TK/1986 Keppres No. 314 Tahun 1964 Keppres No.118/Koti/1965 Keppres No.88/TK/1973 Keppres No. 342 Tahun 1962 Keppres No.39/TK/1970 Keppres No. 123 Tahun 1965 Keppres No.111/KOTI/1965 Keppres No.63/TK/1975 Keppres No.81/TK/1986 Keppres No. 310 Tahun 1959 Keppres No. 76 Tahun 1966 Keppres No. 657 Tahun 1961 Keppres No.111/KOTI/1965 Keppres No.113/TK/2011 Keppres No.109/TK/1998 Keppres No.71/TK/1995
T No.
Nama
Tanggal penetapan
1
Tan Malaka
28 Maret 1963
2
Tuanku Tambusai
7 Agustus 1995
3
Teuku Mohammad Hasan
3 November 2006
4
Teuku Nyak Arief
9 November 1974
5
Teuku Umar
6 November 1973
6 7
Sultan Thaha Sjaifuddin Raden Mas Tirto Adhi Soerjo
24 Oktober 1977 3 November 2006
Dasar penetapan Keppres No. 53 Tahun 1963 Keppres No.71/TK/1995 Keppres No.85/TK/2006 Keppres No.71/TK/1974 Keppres No.87/TK/1973 Keppres No.79/TK/1977 Keppres No.85/TK/2006
U No.
Nama
Tanggal penetapan
1
Untung Suropati
3 November 1975
2
Letnan Jenderal Urip Sumoharjo
10 Desember 1964
3
Usman Janatin
17 Oktober 1968
Dasar penetapan Keppres No.106/TK/1975 Keppres No. 314 Tahun 1964 Keppres No.50/TK/1968
W No.
Nama
Tanggal penetapan
1
Wage Rudolf Supratman
20 Mei 1971
2
Wahid Hasyim
24 Agustus 1964
3 4
Wahidin Sudirohusodo Wilhelmus Zakaria Johannes
6 November 1973 27 Maret 1968
Dasar penetapan Keppres No.16/TK/1971 Keppres No. 206 Tahun 1964 Keppres No.88/TK/1973 Keppres No.6/TK/1968
Y No.
Nama
1
Yos Sudarso
Tanggal penetapan 6 November 1973
Dasar penetapan Keppres No.88/TK/1973
Z No.
Nama Kiai Haji Zainal Mustafa Kiai Haji Zainul Arifin
1 2
2.7
Tanggal penetapan 6 November 1972 4 Maret 1963
Dasar penetapan Keppres No.64/TK/1972 Keppres No. 35 Tahun 1963
Data Pahlawan Perjuangan Kemerdekaan Berikut adalah daftar nama-nama pahlawan perjuangan kemerdekaan Indonesia :
Tabel 2.2
No.
Nama Abdul Kadir Raden Tumenggung Setia Pahlawan Kiai Haji Achmad Rifai Sultan Ageng Tirtayasa Andi Mappanyukki
Tanggal penetapan 13 November 1999
Dasar penetapan Keppres No.114/TK/1999
5 November 2004
Pangeran Antasari
27 Maret 1968
6
Sultan Agung Hanyokrokusumo
3 November 1975
7
Teungku Cik di Tiro
6 November 1973
8
Cut Nyak Dhien
2 Mei 1964
9
Cut Nyak Meutia
2 Mei 1964
10
Pangeran Diponegoro
6 November 1973
Keppres No.89/TK/2004 Keppres No.45/TK/1970 Keppres No.89/TK/2004 Keppres No.06/TK/1968 Keppres No.106/TK/1975 Keppres No.87/TK/1973 Keppres No. 106 Tahun 1964 Keppres No. 106 Tahun 1964 Keppres No.87/TK/1973
1 2 3 4 5
1 Agustus 1970 5 November 2004
11
Raja Haji Fisabilillah
11 Agustus 1997
12
Sri Sultan Hamengkubuwana I
3 November 2006
13
Sultan Hasanuddin
6 November 1973
14
Tuanku Imam Bonjol
6 November 1973
15
Sultan Iskandar Muda 14 September 1993
16
I Gusti Ketut Jelantik
15 September 1993
17
Kiras Bangun (Garamata)
7 November 2005
18
La Madukelleng
6 November 1998
19 20 21 22 23 24 25
Sultan Mahmud Badaruddin II Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I Martha Christina Tiahahu Nuku Muhammad Amiruddin Nyi Ageng Serang Sri Susuhunan Pakubuwana VI Sri Susuhunan Pakubuwana X
29 Oktober 1984 17 Agustus 1988 20 Mei 1969 7 Agustus 1995 13 Desember 1974 17 November 1964 7 November 2011
26
Kapitan Pattimura
6 November 1973
27
Pong Tiku
6 November 2002
28
Radin Inten II
23 Oktober 1986
29
Ranggong Daeng Romo
3 November 2001
30
Sisingamangaraja XII
9 November 1961
31
Syekh Yusuf Tajul Khalwati
7 Agustus 1995
Keppres No.72/TK/1997 Keppres No.85/TK/2006 Keppres No.87/TK/1973 Keppres No.87/TK/1973 Keppres No.77/TK/1993 Keppres No.77/TK/1993 Keppres No.82/TK/2005 Keppres No.109/TK Tahun 1998 Keppres No.63/TK/1984 Keppres No.48/TK/1988 Keppres No.12/TK/1969 Keppres No.71/TK/1995 Keppres No.84/TK/1974 Keppres No. 294 Tahun 1964 Keppres No.113/TK/2011 Keppres No.87/TK/1973 Keppres No. 73/TK/2002 Keppres No.81/TK/1986 Keppres No.109/TK/2001 Keppres No. 590 Tahun 1961 Keppres No.71/TK/1995
32
Tuanku Tambusai
7 Agustus 1995
33
Teuku Umar
6 November 1973
34
Sultan Thaha Sjaifuddin
24 Oktober 1977
35
Untung Suropati
3 November 1975
36
Kiai Haji Zainal Mustafa
6 November 1972
2.8
Data Survey
Keppres No.71/TK/1995 Keppres No.87/TK/1973 Keppres No.79/TK/1977 Keppres No.106/TK/1975 Keppres No.64/TK/1972
Survey dilakukan secara online, menggunakan aplikasi dari www.surveymonkey.com. Total responden yang disurvey ada 55 responden yang terdiri dari, 27 pria dan 28 wanita, dengan rata-rata umur responden 15-25 tahun. Berikut hasil analisa data survey tersebut: •
Umur 21-25 merupakan pilihan terbanyak yang dipilih responden sebesar 74,5% yang merupakan target primer dari publikasi ensiklopedia ini
•
Dari 55 jawaban mengenai ‘Tahukah Anda mengenai sejarah kemerdekaan Indonesia?’, terdapat 43,6% menjawab ‘Ya’ dan 56,4% menjawab ‘Sedikit’
•
92,7% total responden mengatakan bahwa, pahlawan berperan penting atas kemerdekaan Indonesia. Sedangkan 7,3% mengatakan bahwa peran pahlawan tidak penting atas kemerdekaan Indonesia.
•
Dalam kuis menjawab nama pahlawan berdasarkan gambar yang diberikan, sebanyak 30,9% (17 responden) responden tidak bisa menjawab nama pahlawan tersebut, sedangkan 69,1% (38 responden) dapat menjawabnya, namun dari 38 jawaban, hanya 13 responden yang menjawab dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat dewasa ini sudah sangat melupakan tokoh-tokoh pahlawan perjuangan nasional kita. Sebanyak 59.3% total responden mengaku tidak mempunyai buku atau media mengenai pahlawan perjuangan Indonesia, alasannya adalah karena tampilan dan pengemasan dari buku tersebut tidak menarik, sehingga tidak adanya minat untuk membeli buku tersebut.
•
•
81.8% responden mendukung dan sangat setuju jika adanya ensiklopedia mengenai visual dan sejarah tokoh-tokoh pahlawan perjuangan kemerdekaan Indonesia.
2.9
Data Partner
Gambar 2.1
PT Gramedia Widiasarana Indonesia atau yang lebih dikenal dengan Grasindo didirikan pada tahun 1990 untuk berpartisipasi dan mengantisipasi derasnya jasa pendidikan yang tidak jarang bergeser dari misi semula. Grasindo merupakan salah satu penerbit atau publisher besar di Indonesia yang merupakan salah satu anak perusahaan PT. Kompas Gramedia. Grasindo pun memilih untuk mengembangkan sumber daya manusia Indonesia yang mayoritas berada pada umur produktif. Awalnya, Grasindo bergerak pada bidang penerbitan buku-buku teks atau pelajaran untuk taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah lanjutan tingkat pertama, sekolah menengah umum, dan perguruan tinggi. Seiring dengan kebutuhan dari berbagai kalangan, maka Grasindo juga mengembangkan sayapnya ke buku-buku di luar buku teks atau buku pelajaran. Diawali dengan diterbitkannya buku cerita-cerita rakyat, lagu anak-anak karya komposisi Indonesia yang diakui seperti bapak AT Mahmud dan ibu Kasur, permainan anak-anak yang menunjang kepiawaian anak dalam bidang matematik dan buku-buku "Bagaimana" atau "How To" untuk orang tua dalam mendidik anakanaknya. Dalam kerangka pengembangan produk inilah, PT Grasindo mengadakan jalinan kerja sama dengan beberapa penerbit negara asing seperti Inggris, Belanda, Jerman, Australia, Jepang, Singapura, Malaysia, dan Amerika. Jalinan hubungan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan pun telah diadakan dengan lembaga-lembaga atau yayasan-yayasan lokal.
Visi PT Gramedia Widiasarana Indonesia atau yang lebih dikenal dengan Grasindo adalah salah satu anak usaha dari Kelompok Kompas Gramedia. Grasindo didirikan pada tahun 1990 seiring dengan diluncurkannya Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Undang-undang tersebut membuka cakrawala baru di bidang pengembangan jasa peningkatan mutu pendidikan. Banyak pengusaha yang kemudian beralih ke industri penerbitan.
Misi Grasindo diciptakan untuk berpartisipasi dan mengantisipasi derasnya jasa pendidikan yang tidak jarang bergeser dari misi semula. Grasindo pun memilih untuk mengembangkan sumber daya manusia Indonesia yang mayoritas berada pada umur produktif.
Struktur Organisasi
Manager Operasional R. Jarot Yudhopratomo
Vice Manager Operational Ario Bimo N.
Redaksi Buku Sekolah Novi Maria
Redaksi Buku Referensi, novel, dan umum Mira AdiPramono
Alamat Kantor Pusat : PT. GRAMEDIA WIDIASARANA INDONESIA Gd. Kompas Gramedia Unit I, Lt. 3 Jalan Palmerah Barat 33-37 Jakarta 10270 – Indonesia
2.10
Target Market a. Demografis - Umur - Jenis kelamin - Golongan
: 18 - 25 tahun : Pria dan Wanita : A–B
b. Geografis - Domisili - Wilayah - Kepadatan
: Wilayah urban dan sub-urban : Jakarta dan sekitarnya : Wilayah perkotaan
c. Psikografis - Aktifitas - Ciri-ciri - Minat
2.11
: Mahasiswa, karyawan : Suka bermain dan kurang peduli dengan sejarah : Mengoleksi dan menyukai permainan kartu
Analisa SWOT
1. Strength (Kekuatan) - Merupakan ensiklopedia visual mengenai profil dan sejarah singkat tokoh-tokoh pahlawan perjuangan Indonesia sehingga dengan mudah diingat - Memiliki permainan kartu mengenai tokoh pahlawan guna terus menerus mengingatkan akan tokoh pahlawan nasional - Memiliki visual ilustrasi modern sehingga lebih menarik untuk anak muda
2. Weakness (Kelemahan) - Menurunnya minat masyarakat (terutama pelajar dan anak muda) akan sejarah-sejarah Indonesia - Para pelajar jarang membeli buku mengenai sejarah Indonesia - Banyak anak muda zaman sekarang menganggap sejarah adalah hal yang hanya untuk sekedar diketahui, kemudian dilewatkan begitu saja
3. Opportunity (Peluang) - Belum ada buku visual pahlawan Indonesia yang dilengkapi dengan kartu permainan atau media interaktif lainnya. - Dengan menampilkan visual yang lebih modern, dapat menarik minat anak muda, dan dengan media interaktif, meningkatkan pengetahuan mereka terhadap tokoh pahlawan dengan cara yang menyenangkan
4. Threat (Ancaman) - Perkembangan teknologi yang lebih kearah modern yang menjauhkan nilai-nilai nasionalisme para pelajar muda - Perkembangan modernisme membuat nilai-nilai sejarah para anak muda masa kini menjadi luntur seiring berjalannya usia mereka, sehingga minat mereka untuk mendalami sejarah sangat rendah