BAB 2 DATA DAN ANALISA
2.1 Data & Literatur Data dan informasi yang digunakan untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, diantaranya : 2.1.1 Literatur Pencarian data yang dilakukan melalui melalui buku – buku tentang perkembangan smartphone, baik kelebihan maupun kekurangannya. Serta artikel dari blog maupun website – website yang berhubungan dengan materi yang diangkat, yaitu bagaimana memakai smartphone dengan bijak. •
• •
Social Media Nation, Prasetya Mulya Publishing Buku ini berisikan bagaimana bersosialisasi yang baik menggunakan smartphone maupun social media, selain itu juga berisi data – data kebiasaan para pengguna smartphone saat menggunakan perangkatnya. Website – website internet yang membahas dampak – dampak negatif smartphone, cara memakai smartphone secara bijak, maupun definisi dari komunikasi itu sendiri. Buku – buku desain yang menitikberatkan pada layout dan tipografi agar sesuai dengan tema yang diangkat.
2.1.1.1 Pengertian Smartphone Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, telepon adalah pesawat dengan listrik dan kawat, untuk bercakap – cakap 2 (dua) orang yang berjauhan tempatnya. Telepon genggam adalah telepon dengan antena tanpa kabel yang dapat dibawa kemana – mana. Sedangkan telepon seluler adalah telepon mandiri yang menggunakan baterai, tanpa kabel, dan menerima suara melalui sinyal.
2.1.1.2 Hubungan Manusia dengan Smartphone Sejak telepon seluler pintar lahir atau yang kita kenal akrab smartphone, menimbulkan sisi negatif dan juga sisi positifnya. Ini sudah menjadi rahasia umum memang di semua kalangan. Smartphone tahu bagaimana kita membutuhkan hal itu untuk kebutuhan sehari - hari apalagi untuk aktifitas bisnis. Hampir smartphone melayani kita dengan fitur-fitur menarik serta juga yang tak menarik sekalipun. Dari lini bisnis para pelaku bisnis memang sangat rentan sekali untuk melakukan koneksi bisnisnya lewat smartphone. Selain itu, banyak fitur jejaring sosial yang menawarkan serba gratis itu membuat para provider ciut untuk manifesto 3
4
bisnisnya lagi. Sampai yang sering kita lihat di layar kaca iklan kakao talk yang menawarkan telepon gratis serta juga aplikasi line. Smartphone hadir bukan untuk diskriminasi tetapi para pengguna yang cocok untuk smartphone hanyalah para pengguna yang membutuhkan saja. Karena smartphone sudah menjadi bagian dari gaya hidup akhirnya para pengguna hanya memakai itu dikarenakan eksistensi semata dan untuk melabeli dirinya tidak ketinggalan zaman. Sampai pada efeknya kita menjadi mahkluk virtual, karena adanya smartphone menjadikan kita yang jauh jadi dekat dan yang dekat jadi jauh. Sejak sekolah dasar pasti diajarkan kalau manusia itu makhluk sosial tetapi kenegatifan terbesar dengan adanya smartphone ini manusia sudah tidak lagi sosial. Tidak semua para pemakai smartphone anti-sosial tapi yang kita lihat di sekitar memang begitu adanya. Kita hanya melihat dari sisi negatif saja, karena keuntungan dari adanya smatrphone juga banyak. Tapi banyak juga kegelisahan dengan adanya smartphone untuk para regenerasi kita,mereka adik-adik yang harusnya berkutat dengan dunia sekolah sekarang sudah beralih apa-apa di jejaring sosial. Bagi kita efek terbesar dengan adanya smartphone adalah kita sudah tidak lagi menjadi makhluk sosial melainkan makhluk virtual, smartphone hadir menjadikan kita jauh ke dekat dan menjadikan yang dekat jadi jauh.
2.1.1.2 Tabel Penggunaan Smartphone
5
2.1.1.3 Dampak Negatif Penggunaan Smartphone yang Berlebihan Berikut ini adalah dampak-dampak negatif dari penggunan smartphone yang sangat merugikan dan tidak disadari para penggunanya (Jackson, 2010): 1. Membuat ketagihan Perangkat smartphone ini begitu mudah membuat pemiliknya merasa kecanduan. Studi Rutgers University pada tahun 2006 (dalam Jackson, 2010) menyimpulkan bahwa smartphone memicu kenaikan penggunaan internet yang cukup signifikan, namun berdampak buruk bagi kesehatan mental. 2. Mengganggu tidur Dengan layanan internet 24 jam, smartphone akan bergetar atau berdering setiap saat, ketika ada email dan pesan singkat yang masuk dan setiap saat pula, penggunanya akan memainkan smartphone-nya, termasuk ketika sudah berada di tempat tidur. Tak jarang pula, pengguna begitu sensitif dengan getar smartphone-nya, sehingga mudah terbangun dari tidur untuk membuka pesan yang masuk. Kebiasaan menyanding smartphone di tempat tidur inilah yang akhirnya membuat tidur tak berkualitas. Dampak selanjutnya, tentu menyerang kesehatan. Bukan rahasia lagi bahwa rendahnya kualitas tidur berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental. Sebuah penelitian mengungkap, pengguna smartphone yang memiliki kebiasaan memainkannya sebelum tidur rentan mengalami insomnia, sakit kepala, dan kesulitan berkonsentrasi. Penelitian yang dilakukan Uppsala University di Swedia (dalam Jackson, 2010) menambahkan bahwa radiasi telepon seluler bisa mengganggu aktivitas tidur. 3. Memicu cemas Memiliki smart-phone semacam smartphone memang menyenangkan bagi sebagian orang. Dengan smartphone, aktivitas berkirim email, chatting, hingga mengakses internet bisa dilakukan bersamaan, kapan saja, dan di mana saja. Banyak pula yang mengandalkannya untuk urusan pekerjaan. Studi yang dilakukan MIT's Sloan School of Management pada tahun 2007 (dalam Jackson, 2010) mengungkapkan bahwa, penggunaan smartphone membentuk budaya stres di tempat kerja. Fasilitas internet 24 jam yang diandalkan oleh smartphone mengacaukan waktu luang pekerja. Tugas dan hal-hal yang menyangkut pekerjaan bisa hadir kapanpun, termasuk ketika sedang libur.
6
4. Melemahkan otak Dibalik kemudahan yang diberikan, smartphone berisiko melemahkan daya konsentrasi penggunanya. Karakternya yang mampu membuat pengguna melakukan sejumlah hal dalam waktu bersamaan (multitasking) cenderung membuat seseorang kesulitan menyerap informasi lantaran fokusnya mudah beralih dari satu hal ke hal lain. 5. Membahayakan mata Berlama-lama memelototi teks berukuran kecil di layar ponsel bisa menyebabkan sakit kepala, penglihatan kabur, dan mata kering. Karena itu, jagalah agar ponsel anda berjarak 40-50 sentimeter dari wajah anda. Penelitian baru menunjukkan orang-orang yang membaca pesan teks atau berseluncur internet di smartphone cenderung memegang perangkat canggih ini lebih dekat ketimbang saat membaca buku ataupun surat kabar, sehingga memaksa mata bekerja lebih keras dari biasanya. Menurut penelitian yang telah dipublikasikan pada Optometry and Vision Science, jarak pandang yang dekat ditambah dengan ukuran huruf yang kecil pada smartphone, bisa menambah beban pada orang yang sudah memakai kacamata atau lensa kontak.
Dr. Mark Rosenfield, seorang profesor di SUNY State College of Optometry di New York menuturkan bahwa faktanya orang yang memegang smartphone pada jarak dekat berarti mata harus bekerja jauh lebih sulit untuk fokus. Mata harus bekerja lebih keras dapat membuat gejala seperti sakit kepala dan ketegangan mata. Dr. Rosenfield juga mengatakan saling mengirim pesan singkat dan berseluncur internet pada smartphone dapat membuat mata kering, ketidaknyamanan dan penglihatan kabur setelah penggunaan jangka panjang. Penelitian sebelumnya juga menemukan bahwa sampai 90 persen orang menggunakan komputer mengalami masalah mata. Dr. Rosenfield mendapatkan ide penelitian ini karena sering melihat orang di atas kereta menggunakan smartphone sangat dekat dengan mata mereka. Mengingat semakin banyak orang dewasa dan anak-anak yang menggunakan smartphone untuk menulis dan menerima pesan atau mencari review restoran, masuk akal untuk mengukur persis seberapa dekat orang-orang memegang ponsel mereka. Penelitian ini relatif sederhana. Pada tahap awal, sekitar 130 relawan dengan usia rata-rata 23,2 tahun diminta untuk memegang
7
smartphone saat membaca pesan teks. Dalam percobaan yang berbeda, 100 peserta dengan rata-rata usianyan 24,9 tahun, yang selanjutnya diminta untuk menahan smartphone mereka ketika membaca sebuah halaman web. Peneliti kemudian mengukur jarak antara perangkat dan mata serta ukuran huruf yang digunakan. Para peneliti menuturkan, ketika membaca teks yang tercetak di koran, buku dan majalah, jarak kerja rata-rata mendekati 16 inci (40cm) dari mata, tapi relawan penelitian yang mengirim pesan teks dengan smartphone rata-rata hanya sekitar 14 inci (35,5cm). Pada beberapa orang bahkan sedekat 7 inci (18cm). Sedangkan saat melihat halaman web, jarak kerja rata-rata adalah 12,6 inci (32cm). 6. Membuat otot kaku Belakangan ini cukup banyak orang yang datang ke ruang praktik Dr. Michael Triangto, SpKO dengan keluhan nyeri pada lengan bawah yang berlanjut ke lengan atas, bahkan ada yang sampai nyeri di bahu dan tengkuk. Setelah dievaluasi ternyata mereka terlalu banyak menggunakan smartphone-nya. Dr. Michael juga menuturkan kalau otot-otot tubuh tidak selalu siap dalam mengantisipasi kerja yang berlebihan seperti itu. Akibatnya asam laktat akan tertimbun dan menimbulkan nyeri pada otot-otot yang bersangkutan.
Tidak hanya itu, penggunaan smartphone yang berlebihan juga dapat menghancurkan secara perlahan-lahan kemampuan anakanak di kalangan muda untuk berkemampuan sosial dan membaca bahasa tubuh. Salah satu perubahan yang terjadi adalah pengurangan interaksi dengan sesama mereka dalam jumlah menit perhari. Kerusakan fisik juga sangat mungkin terjadi. Bila menggunakan mouse atau memencet keypad handphone atau smartphone selama berjam-jam setiap hari, maka akan mengalami cidera tekanan berulang-ulang. Jika malam hari, masih sibuk menggunakan jejaring sosial tersebut, maka akan mengalami kekurangan waktu tidur. Kehilangan waktu tidur dapat menyebabkan kantuk yang berkepanjangan,sulit konsentrasi dan depresi dari sistem kekebalan. 2.1.1.4 Definisi Komunikasi Komunikasi merupakan percakapan antara dua orang atau lebih secara verbal atau non-verbal untuk memperbaharui perilaku setiap individu. Komunikasi secara verbal dapat diucapkan dan dituliskan, sedangkan non-verbal dapat dilihat melalui raut wajah, dan tindakan seseorang.
8
Istilah komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang berarti sama atau menjadikan milik bersama. Kalau kita berkomunikasi dengan orang lain, berarti kita berusaha agar apa yang disampaikan kepada orang lain tersebut menjadi miliknya.
Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau untuk merubah sikap, pendapat, perilaku, baik langsung secara lisan atau tidak langsung melalui media (Onong, 1986). Komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang yang terlibat terdapat kesaamaan mengenai hal yang dikomunikasikan. Dari pengertian di atas, maka unsur-unsur atau komponen yang merupakan persyaratan terjadinya komunikasi, adalah: • • • •
Komunikator, seseorang yang akan menyampaikan pesan. Pesan, merupakan pernyataan yang didukung oleh lambing. Media, adalah sarana untuk menyampaikan pesan . Komunikan, orang yang akan menerima pesan.
Ruang lingkup komunikasi : • •
Komunikasi sosial merupakan komunikasi yang lebih diarahkan kepada pencapaian suatu situasi integrasi sosial. Komunikasi massa adalah suatu kegiatan komunikasi yang ditujukan kepada orang banyak yang tidak dikenal, selain itu sifat lain dari komunikasi massa adalah bahwa komunikasi heterogen yaitu heterogen dalam latar belakang sosial, latar belakang ekonomi, latar belakang budaya dan latar belakang pendidikan. Komunikasi massa dapat mempergunakan media massa dan dapat pula terjadi tanpa media. Beberapa kriteria komunikasi massa adalah :
• • •
Khalayak luas (banyak jumlahnya). Khalayak heterogen. Khalayak anonim (tidak dikenal). Beberapa definisi komunikasi adalah:
1. Komunikasi adalah kegiatan pengoperan lambang yang mengandung arti/makna yang perlu dipahami bersama oleh pihak yang terlibat dalam kegiatan komunikasi (Astrid) 2. Komunikasi adalah kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau informasi tentang pikiran atau perasaan (Roben.J.G). 3. Komunikasi adalah sebagai pemindahan informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain (Davis, 1981) 4. Komunikasi adalah berusaha untuk mengadakan persamaan dengan orang lain (Schram,W)
9
5. Komunikasi adalah penyampaian dan memahami pesan dari satu orang kepada orang lain, komunikasi merupakan proses sosial (Modul PRT, Lembaga administrasi)
2.1.1.5 Tujuan Komunikasi Hewitt (1981), menjabarkan tujuan penggunaan proses komunikasi secara spesifik sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Mempelajari atau mengajarkan sesuatu Mempengaruhi perilaku seseorang Mengungkapkan perasaan Menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang lain Berhubungan dengan orang lain Menyelesaikan sebuah masalah Mencapai sebuah tujuan Menurunkan ketegangan dan menyelesaikan konflik Menstimulasi minat para diri sendiri atau orang lain.
2.1.1.6 Proses Komunikasi Semua fungsi manajer melibatkan proses komunikasi. Proses komunikasi dapat dilihat pada skema dibawah ini.
2.2.1 Diagram Proses Komunikasi
10
1. Pengirim pesan dan isi pesan/materi Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide untuk disampaikan kepada seseorang dengan harapan dapat dipahami oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya. Pesan adalah informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan oleh pengirim pesan. Pesan dapat verbal atau non verbal dan pesan akan efektif bula diorganisir secara baik dan jelas. Materi pesan dapat berupa: a. Informasi b. Ajakan c. Rencana Kerja d. Pertanyaan dan sebagainya 2. Simbol/isyarat Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau simbol sehingga pesannya dapat dipahami oleh orang lain. Biasanya seseorang manajer menyampaikan pesan dalam bentuk kata-kata, gerakan anggota badan, (tangan, kepala, mata, dan bagian muka lainnya). Tujuan penyampaian pesan adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah sikap, perilaku atau menunjukkan arah tertentu. 3. Media/penghubung Adalah alat untuk penyampaian pesan seperti : televisi, radio, surat kabar, papan pengumuman, telepon, dan lainnya. Pemilihan media ini dapat dipengaruhi oleh isi pesan yang akan disampaikan, jumlah penerima pesan, situasi dsb. 4. Mengartikan kode/isyarat Setelah pesan diterima melalui indera (telinga, mata dan sejenisnya) maka si penerima pesan harus dapat mengartikan simbol/kode dari pesan tersebut, sehingga dapat dimengerti/dipahaminya. 5. Penerima pesan Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan dari si pengirim meskipun dalam bentuk kode/isyarat tanpa mengurangi arti pesan yang dimaksud oleh pengirim. 6. Balikan (feedback) Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam bentuk verbal maupun non verbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak pesannya terhadap si penerima pesan. Hal ini penting bagi pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar dan tepat. Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang bukan penerima pesan. Balikan yang disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya merupakan balikan langsung yang mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan dilaksanakan atau tidak. Balikan yang diberikan oleh orang lain didapat dari pengamatan pemberi balikan terhadap perilaku maupun ucapan penerima pesan.
11
Pemberi balikan menggambarkan perilaku penerima pesan sebagai reaksi dari pesan yang diterimanya. Balikan bermanfaat untuk memberikan informasi, saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan dan membantu untuk menumbuhkan kepercayaan serta keterbukaan diantara komunikan, juga balikan dapat memperjelas persepsi. 7. Gangguan Gangguan bukan merupakan bagian dari proses komunikasi akan tetapi mempunyai pengaruh dalam proses komunikasi, karena pada setiap situasi hampir selalu ada hal yang mengganggu kita. Gangguan adalah hal yang merintangi atau menghambat komunikasi sehingga penerima salah menafsirkan pesan yang diterimanya.
2.1.1.7 Dasar Komunikasi Komunikasi mempunyai dasar sebagai berikut: Niat, Minat, Pandangan, Lekat, Libat. Niat menyangkut: • • • •
Apa yang akan disampaikan Siapa sasarannya Apa yang akan dicapai Kapan akan disampaikan Minat, ada dua faktor yang mempengaruhi yaitu:
• •
Faktor obyektif : merupakan rangsangan yang kita terima Faktor subyektif : merupakan faktor yang menyangkut diri si penerima stimulus Pandangan, merupakan makna dari informasi yang disampaikan pada sasaran, menafsirkan informasi yang diterima tergantung pada pendidikan, pekerjaan, pengalaman dan kerangka pikir seseorang. Lekat, merupakan informasi yang disimpan oleh si penerima Libat, merupakan keterlibatan panca indera sebanyak-banyaknya.
2.1.1.8 Jenis Komunikasi Pada dasarnya komunikasi digunakan untuk menciptakan atau meningkatkan aktifitas hubungan antara manusia atau kelompok. Jenis komunikasi terdiri dari:
12
1. Komunikasi verbal dengan kata-kata 2. Komunikasi non verbal disebut dengan bahasa tubuh 1. Komunikasi Verbal mencakup aspek-aspek berupa: a. Vocabulary (perbendaharaan kata-kata). Komunikasi tidak akan efektif bila pesan disampaikan dengan kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu olah kata menjadi penting dalam berkomunikasi. b. Kecepatan. Komunikasi akan lebih efektif dan sukses bila kecepatan bicara dapat diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat. c. Intonasi suara: akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga pesan akan menjadi lain artinya bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara yang tidak proposional merupakan hambatan dalam berkomunikasi. d. Humor: dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989), memberikan catatan bahwa dengan tertawa dapat membantu menghilangkan stress dan nyeri. Tertawa mempunyai hubungan fisik dan psikis dan harus diingat bahwa humor adalah merupakan satusatunya selingan dalam berkomunikasi. e. Singkat dan jelas: Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara singkat dan jelas, langsung pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti. f. Timing (waktu yang tepat) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena berkomunikasi akan berarti bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat menyediakan waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa yang disampaikan.
2. Komunikasi Non Verbal Komunikasi non verbal adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata dan komunikasi non verbal memberikan arti pada komunikasi verbal. Yang termasuk komunikasi non verbal: a. Ekspresi wajah Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi wajah cerminan suasana emosi seseorang. b. Kontak mata, merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan mengadakan kontak mata selama berinteraksi atau tanya jawab berarti orang tersebut terlibat dan menghargai lawan bicaranya dengan kemauan untuk memperhatikan bukan sekedar mendengarkan. Melalui kontak mata juga memberikan kesempatan pada orang lain untuk mengobservasi yang lainnya.
13
c. Sentuhan adalah bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan lebih bersifat spontan daripada komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti perhatian yang sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih sayang atau simpati dapat dilakukan melalui sentuhan. d. Postur tubuh dan gaya berjalan. Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep diri, ddan tingkat kesehatannya. e. Suara. Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan juga salah satu ungkapan perasaan dan pikiran seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan dengan semua bentuk komunikasi non verbal lainnya sampai desis atau suara dapat menjadi pesan yang sangat jelas. f. Gerak isyarat, adalah yang dapat mempertegas pembicaraan. Menggunakan isyarat sebagai bagian total dari komunikasi seperti mengetuk-ngetikkan kaki atau menggerakkan tangan selama berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan stress bingung atau sebagai upaya untuk menghilangkan stress.
2.1.1.9 Bentuk Komunikasi Komunikasi sebagai proses memiliki bentuk: 1. Bentuk Komunikasi berdasarkan a. Komunikasi langsung Komunikasi langsung tanpa menggunakan alat Komunikasi berbentuk kata-kata, gerakan-gerakan yang berarti khusus dan penggunaan isyarat, misalnya kita berbicara langsung kepada seseorang dihadapan kita. b. Komunikasi tidak langsung Biasanya menggunakan alat dan mekanisme untuk melipat gandakan jumlah penerima pesan(sasaran) ataupun untuk menghadapi hambatan geografis, waktu. Misalnya menggunakan radio, buku, dll. 2. Bentuk Komunikasi berdasarkan besarnya sasaran: a. Komunikasi massa, yaitu komunikasi dengan sasarannya kelompok orang dalam jumlah yang besar, umumnya tidak dikenal. Komunikasi masa yang baik harus memiliki pesan yang disusun dengan jelas, tidak rumit, dan tidak bertele-tele, bahasa yang mudah dimengerti/dipahami, bentuk gambar yang baik, membentuk kelompok khusus, misalnya kelompokan pendengar (radio) b. Komunikasi kelompok, adalah komunikasi yang sasarannya sekelompok orang yang umumnya dapat dihitung dan dikenal dan merupakan komunikasi langsung dan timbal balik.
14
c. Komunikasi perorangan, adalah komunikasi dengan tatap muka, dapat juga melalui alat bantuan seperti telepon. 3. Bentuk komunikasi berdasarkan arah pesan: a. Komunikasi satu arah: Pesan disampaikan oleh sumber kepada sasaran dan sasaran tidak dapat atau tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan umpan balik atau bertanya, misalnya radio. b. Komunikasi timbal balik: Pesan disampaikan kepada sasaran dan sasaran memberikan umpan balik. Biasanya komunikasi kelompok atau perorangan merupakan komunikasi timbal balik.
2.1.1.10 Hambatan Komunikasi 1. Hambatan dari Proses Komunikasi • Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atas situasi emosional • Hambatan dalam penyandian/simbol. Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang diperginakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang diperginakan terlalu sulit • Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapatt mendengarkan pesan. • Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima • Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima/mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut. • Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya. 2. Hambatan Fisik Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan sebagainya. 3. Hambatan Semantik Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi. Kadang-kadang mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima 4. Hambatan Psikologis Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan.
15
2.1.1.11 Pengertian Kampanye Menurut Glosari Grafis, kampanye dapat diartikan sebagai sebuah rangkaian iklan dan berhubungan dengan usaha perancangan untuk menampilkan dan memperkenalkan sebuah ide penjualan atau jasa dalam jangka waktu yang teratur.Kampanye isu sosial, bukan kampanye politik, bukan kampanye demonstrasi dan bukan kampanye promosi produk atau jasa. Kampanye isu sosial merupakan upaya yang terencana oleh pihak yang jelas dengan maksud mengubah perilaku anggota masyarakat melalui pengembangan wacana tentang sesuatu yang dianggap penting bagi masyarakat tersebut. Pada dasarnya, isu sosial dianggap penting bagi komunikator, tetapi belumtentu penting bagi khalayak, tergantung masing-masing kebutuhan dan keperluan yang berbeda satu sama lain.
Ciri-ciri kampanye sosial: • Informasi ke masyarakat luas; • Mempopulerkan masalah-masalah sosial dalam masyarakat; • Hendak merubah kebiasaan atau perilaku; • Memperbaiki kondisi sosial; • Memberikan sebuah pemecahan
2. 2 Pencarian Data Tanya jawab dengan berbagai pihak yang berhubungan dengan topik dan dapat memberikan informasi yang lebih mendalam guna membantu dalam penentuan strategi komunikasi. Pencarian data dengan metode ini tidak bersifat ilmiah, namun berdasarkan pengalaman dan opini pribadi perorangan yang diwawancarai. Pencarian data dilakukan dengan beberapa variasi cara, diantaranya : 2.2.1 Metode Kuisioner Dengan merangkai beberapa pertanyaan guna mengetahui dan mengumpulkan data yang valid untuk dijadikan pedoman mencari solusi dari masalah yang ada, serta sebagai acuan untuk menentukan target audience yang akan dituju nantinya. Menurut Kamu Besar Bahasa Indonesia, kuisioner adalah alat riset / survei yang terdiri atas serangkaian pertanyaan tertulis, bertujuan mendapatkan tanggapan dari kelompok orang terpilih melalui wawancara. Sedangkan angket merupakan daftar pertanyaan tertulis mengenai masalah tertentu dengan ruang untuk jawaban bagi setiap pertanyaan. Kuisioner / angket merupakan salah satu metode pengumpulan data melalui pendekatan kuantitatif. Kuisioner disebarkan kepada beberapa koresponden, yaitu koresponden untuk target utama, dan koresponden untuk target sekunder.
16
Untuk mengetahui keadaan sebenarnya terhadap user smartphone itu sendiri, penulis membuat sebuah kuisioner untuk mencari tahu seberapa besar pengguna smartphone dan seberapa banyak orang yang mengetahui dampak negatifnya. Kuisioner diadakan dari awal bulan maret hingga pertengahaan bulan maret dan melibatkan setidaknya 60 orang koresponden yang sebagian besar adalah pelajar dan mahasiswa. Pelajar dan mahasiswa merupakan target utama dari kampanye sosial ini, karena sebagian besar pengguna smartphone adalah pelajar dan mahasiswa. Penulis menanyakan apakah mereka suka memainkan smartphone saat berkumpul bersama teman maupun keluarganya. Berikut diagram hasil survey pertanyaan ini:
2.2.1 Diagram Pengguna Smartphone saat sedang berkumpul Dari hasil survey, disimpulkan bahwa sebagian besar anak muda yang ikut mengisi kuisioner ini suka menggunakan atau memainkan smartphone mereka saat sedang berkumpul dengan teman – temannya maupun keluarganya. Ini menggambarkan kalau sebagian besar pengguna smartphone sangat tidak perduli dengan lingkungan sekitarnya, sehingga saat – saat dimana harusnya bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya malah dilewatkan begitu saja. Ini sangat mengkhawatirkan karena ternyata sebagian besar pengguna smartphone justru tidak mengetahui apa itu funsi sebenarnya dari smartphone itu sendiri. Selanjutnya penulis menanyakan apakah mereka mengetahui apa saja dampak – dampak negatif yang dapat ditumbulkan oleh smartphone itu sendiri. Berikut diagram hasil survey pertanyaan ini :
2.2.1 Diagram Pengguna Smartphone yang Tidak Mengetahui Dampak Negatif Smartphone
17
Dari hasil survey ini, sebanyak 80% dari peserta survey tidak mengetahui apa itu dampak negative smartphone. Sehingga penulis menarik kesimpulan bahwa kampanye ini sangatlah penting supaya semua orang terutama target utama dari kampanye ini yaitu anak muda mengetahui apa saja dampak – dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh smartphone itu sendiri.
Selanjutnya kuisioner menyanyakan apa saja yang biasa dilakukan jika memainkan smartphone saat sedang berkumpul bersama teman maupun keluarga.
2.2.1 Diagram Alasan Responden Bermain Smartphone Saat Sedang Berkumpul
Dari 73% yang mengaku sering bermain smartphone saat berkumpul bersama teman – teman dan keluarganya, kebanyakan mereka mengaku bosan saat berkumpul bersama teman – temannya sehingga mereka memilih bermain dengan smartphone nya. Selanjutnya mereka menggunakan smartphone untuk berfoto bersama, hal ini tidak terlalu buruk karena smartphone itu sendiri digunakan bersama teman ataupun keluarga untuk berfoto sehingga justru dapat mendekatkan satu sama lain. Kemudian mereka juga mengaku sering menggunakan smartphone untuk bertukar lagu ataupun aplikasi – aplikasi baru yang sedang populer saat itu. Selain itu para pengguna smartphone yang mengaku sering memainkannya saat berkumpul bersama juga menggunakan smartphone – nya untuk mencari berita – berita yang baru. Sedangkan beberapa orang mengaku sibuk saat memainkan smartphone saat berkumpul bersama.
18
2.3 Analisis SWOT 2.3.1 Strength (Kekuatan) • • • • •
Banyak orang yang ingin berpartisipasi untuk mendukung kampanye sosial ini Dapat mengembalikan fungsi asli dari smartphone itu sendiri Dapat lebih dekat dengan lingkungan sekitar Masih jarang kampanye yang menyerukan dampak negatif smartphone di Indonesia. Urgensi terhadap kampanye dampak negatif smartphone sangat tinggi.
2.3.2 Weakness (Kelemahan) • •
Masih minimnya perhatian terhadap dampak negatif smartphone Tidak semua pengguna smartphone jujur dengan keadaan sebenarnya sehingga sulit menemukan target.
2.3.3 Opportunity (Kesempatan) • • • •
Meningkat drastisnya pengguna smartphone di Indonesia maupun dunia dalam beberapa tahun terakhir. Target audience yang merupakan anak muda bisa cepat tanggap dan mengerti dari pokok permasalahan kampanye sosial ini. Banyaknya dukungan untuk mensukseskan kampanye sosial ini sehingga penyempaian pada target audience dapat lebih mudah. Banyaknya target audience yang sudah melek teknologi sehingga peletakkan media-media yang berupa elektronik / online dapat lebih mudah sampah kepada target audience.
2.3.4 Threat (Ancaman) • •
Biaya untuk memasang banner di website-website sebagai media. Sulit membedakan apakah seseorang menggunakan smartphone saat berkumpul dikarenakan kesibukan maupun urgensi atau bermain dan mencari kesibukan
2.4 Target Audience Berikut dibawah ini adalah data yang menjadi target audience dari Kampanye Sosial ini.
2.4.1 Target Primer 2.4.1.1 Demografi Jenis Kelamin : Laki-laki dan Perempuan Usia : 18 – 24 tahun Status Keluarga : Anak Pendidikan : Mahasiswa
19
Kelas Ekonomi : Menengah atas (B+, A) 2.4.1.2. Geografi Domisili : Kota-kota besar di Indonesia 2.4.1.3. Psikografi Anak muda yang aktif dan dinamis serta pengguna aktif smartphone. Memiliki smartphone dan termasuk orang yang selalu memainkan smartphone – nya saat berkumpul bersama dengan teman ataupun keluarga.
2.4.2. Target Sekunder Pekerja kantor yang selalu disibukkan dengan jadwal kerja yang padat, sehingga saat break yang harusnya dihabiskan untuk bersosialisasi dengan kerabat kerjanya justru malah asik bermain dengan smartphone – nya sendiri.