4
BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1
Sumber Data
2.1.1 Literatur a. Buku Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: BalaiPustaka, 1990. Mengenal Seluk Beluk Filateli, Surjono H, 1994. b.
Internet
c.
Artikel : Koran Kompas, Suara Pembaruan, dan Majalah Filateli
2.1.2 Interview
-
Ibu Momoh Herawati, Kepala Kantor Filateli Jakarta
-
Bpk. Nyaman, Penjual prangko pinggiran selama 35 tahun.
2.1.3 Survei Lapangan
2.2.
-
Kantor Pos Indonesia Cabang Pasar Baru
-
Kantor Filateli Jakarta
-
Museum Perangko
Data Prangko
2.2.1 Perkembangan Prangko di Indonesia Sebelum prangko tercipta, pelunasan biaya pengiriman surat masih dilakukan dengan sejumlah uang tunai. Pembayaran secara tunai ini ada yang harus dibayar terlebih dahulu oleh si pengirim surat tapi ada pula yang harus dibayar oleh si alamat. Prangko pertama diterbitkan di Inggris pada tanggal 6 Mei 1840, setelah itu berkembang
5 ke beberapa negara termasuk Indonesia. Di Indonesia prangko berkembang dengan melalui beberapa periode yaitu: 2.2.1.1 Masa penjajahan Belanda Pada masa tersebut di Indonesia telah dipergunakan prangko "Raja Willem III" yaitu pada tahun 1864. Prangko pada zaman Hindia Belanda ini berwarna merah anggur dan memuat gambar Raja Willem III dari Belanda dalam bingkai berbentuk persegi, pada bagian atas prangko terdapat tulisan "10 cent" dan pada bagian bawahnya memuat tulisan "Postzegel" pada bagian sebelah kiri memuat tulisan "Nederl" dan pada bagian kanan memuat tulisan "Indie". Prangko Hindia Belanda pertama ini tidak berperforasi (tanpa gigi), dicetak di negeri Belanda (Utrecht) sebanyak 2.000.000 prangko. Gambar prangkonya dirancang oleh T.W kaisar dari Amsterdam. 2.2.1.2 Masa Pendudukan Jepang Sesudah pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada bala tentara jepang tanggal 8 Maret 1942, Pemerintah Sipil dilakukan dibawah Pimpinan Angkatan Perang Jepang. Pada awal Pendudukan Jepang persediaan prangko jaman Belanda masih banyak. Karena prangko baru belum sempat dicetak, Prangko-prangko lama tetap dipergunakan dengan membubuhkan cetak tindih yang mempergunakan huruf Jepang. Gambar-gambar cap tersebut ada yang berupa "Binatang" seperti di daerah Aceh, ada yang berbentuk "Palang" seperti di Sumatra Utara dan ada yang berwujud "Jangkar" seperti di daerah Indonesia Timur. Cetak tindih tersebut memuat kata "Dai Nippos Yubin Kyoku". Setelah melalui masa cetak tindih maka pada tahun 1943 diterbitkan prangko-prangko Jepang yang bergambarkan bola dunia dengan peta kerajaan Jepang, kerbau yang sedang membajak,pantai laut dan lain-lain.
6 2.2.1.3 Masa perang Mempertahankan kemerdekaan Bangsa Indonesia tidak melewatkan peluang emas pada hari hari terakhir perang dunia kedua ketika jepang menyerah kepada sekutu dengan memproklamirkan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945, tetapi pengambilalihan kekuasaan tidak berjalan dengan mulus, karena bala tentara Jepang tidak mau menyerahkan kekuasaan dan persenjataan mereka kepada pihak Indonesia.Demikian pula dengan pelayanan pos, selama lebih dari sebulan setelah Proklamasi Kemerdekaan RI masih ditangani olah Dinas Pos Jepang. Tetapi tanggal 29 September 1945, tentara Belanda yang membonceng tentara sekutu yang bertugas melucuti persenjataan Jepang mendarat di Batavia,terjadilah perang fisik yang paling berdarah dalam sejarah bangsa Indonesia yang menelan korban lebih dari 1 juta jiwa. Perang berlangsung sejak Oktober 1945 s/d akhir 1949. Dari sudut Filateli masa tersebut sangat menarik karena ada 3 pelayanan pos yang diselenggarakan oleh dua negara yang bermusuhan diatas wilayah yang sama. Dikota-kota besar yang berhasil direbut Belanda berlangsung pelayanan pos dengan menggunakan prangko Ned-Indie, dilain pihak daerah yang masih dikuasai oleh RI pelayanan pos diselenggarakan oleh Djawatan PTT dengan menggunakan Prangko Indonesia. Prangko pertama yang dicetak oleh Pemerintahan Republik Indonesia yaitu "Memperingati Setengah Tahun Merdeka", dalam memperingati 1 tahun Merdeka Pemerintah Indonesia menerbitkan prangko seri Revolusi tanpa perekat yang pada waktu di cetak di Jakarta. 2.2.1.4 Masa Demokrasi Liberal Pada awal tahun 1950 setelah berakhirnya masa Perang Kemerdekaan, PTT Indonesia memulai lembaran baru dalam sejarahnya. Sebagai akibat taktik bumi hangus
7 gerakan-gerakan gerilya pejuang, berpuluh-puluh Kantor Pos, Kantor Telegrap dan Kantor Telepon hancur. Hal ini merupakan tantangan bagi PTT karena dengan kejadian tersebut merupakan hambatan terhadap lancarnya usaha pengluasan dan pembangunan Jawatan PTT. Salah satu sumber pendapatan Jawatan PTT untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran eksploitasi Perusahaan adalah hasil penjualan benda-benda pos, antara lain berbagai jenis prangko, sampul, warkatpos, kartupos, kupon balasan internasional formulir-formulir dan lain-lain. Dalam memnuhi kebutuhan tersebut maka diadakan pembaharuan kontrak antara Jawatan PTT dengan N.V Joh.Enschede en Zonen di Haarlem (Negeri Belanda) untuk pencetakan prangko harga Rp 1,- keatas dalam masa 5 tahun mulai tanggal 1 Januari 1950. Pada permulaan tahun 1950 muali terdapat prangko: Prangko biasa seri Angka (smelt) yang terbit pada tanggal 1-1-1949, Prangko Biasa seri Bangunan (dengan gambar rumah dan candi) yang terbit pada tanggal 1-9-1949, Prangko Peringatan UPU seri UPU yang terbit pada tanggal 1-10-1949. Pada awal 1950 sebagian dari sisa persediaan Prangko Seri Angka dan Seri Bangunan dibubuhi cetak tindih" R.I.S". Dan selama tahun 1950 diterbitkanlah prangko-prangko seperti Prangko RIS yang terbit pada tanggal 17-1-1950, Prangko Peringatan Seri Garuda diterbitkan pada tanggal 17-8-1950 dll.
2.2.2
Definisi Prangko Prangko berarti “telah dibayar ongkos kirimnya oleh pengirim”. Prangko berasal
dari bahasa Latin “Franco” yang berarti tanda pembayaran untuk melunasi biaya pengiriman surat. Secara keseluruhan prangko adalah secarik kertas kecil bergambar yang diterbitkan oleh pemerintah di bagian depan memuat suatu harga tertentu dan
8 digunakan sebagai bukti pelunasan pengiriman surat. Prangko merupakan benda berharga disamping fungsi utamanya sebagai tanda pelunasan porto dan biaya pos, juga merupakan wahana untuk menyampaikan pesan mengenai berbagai kepentingan masyarakat, termasuk carik kenangan benda pos bercetakan prangko. Dengan mempelajari prangko Indonesia anda dapat memperoleh wawasan akan keindahan kepulauan Indoneia dan lain-lain. Di zaman modern ini, sesuai dengan tujuan penerbitannya maka perangko dibedakan dalam 4 jenis, yaitu: 2.2.2.1 Prangko Definitif Prangko definitif adalah prangko biasa. Prangko ini diterbitkan oleh pemerintah melalui PT. Pos Indonesia untuk memenuhi kebutuhan prangko berbagai kiriman surat-surat pos yang mempunyai biasa berbeda-beda. Prangko definitif diterbitkan, tidak ada katiannya dengan suatu peristiwa atau kejadian baik dalam maupun luar negeri. Biasanya prangko ini dicetak secara lengkap, mulai dari harga yang terendah sampai dengan harga tertinggi dengan pecahan yang tidak sama. Begitu juga jumlah prangko yang dicetak tidak sama, tergantung dengan harga berapa yang paling banyak diperlukan. Apabila persediaannya telah menipis, prangko ini bisa dicetak ulang beberapa kali. Sesuai dengan namanya prangko biasa diterbitkan tidak dikaitkan dengan suatu kejadian atau peristiwa penting. Masa jual dan masa berlaku prangko biasa tidak terbatas sampai prangko tersebut ditarik kembali oleh pemerintah (Direktorat Jendral Pos dan Telekomunikasi). 2.2.2.2 Prangko Peringatan Prangko peringatan diterbitkan khusus untuk memperingati suatu peristiwa tertentu yang telah dipertimbangkan untuk dibuatkan prangkonya. Peristiwa itu
9 dapat terjadi di dalam negeri maupun luar negeri. Peristiwa itu bisa saja yang sedang berlangsung maupun yang telah terjadi di masa lampau, baik bersifat nasional maupun internasional. Pemerintah melalui PT. Pos Indonesia menerbitkan prangko peringatan untuk memperingati kejadian atau peristiwa tertentu. Prangko ini dicetak dalam jumlah tertentu, walaupun sudah habis dan banyak yang mencari untuk koleksi, tidak akan dicetak ulang. Begitu juga masa penjualan dan masa berlaku prangko itu mempunyai batas waktu tertentu. 2.2.2.3 Prangko Istimewa Prangko istimewa diterbitkan dengan maksud menarik perhatian atau sebagai pemberitahuan kepada seluruh masyarakat, baik di dalam maupun di luar negeri, bahwa gambar yang ada dalam prangko merupakan kegiatan-kegiatan yang sedang menjadi perhatian pemerintah saat itu. Misalnya kampanye pelestarian lingkungan hidup atau mempekenalkan tarian daerah. 2.2.2.4 Prangko Amal Prangko amal diterbitkan dan dicetak dengan tujuan mengumpulkan dana untuk kepentingan kemanusiaan. Dana yang dihimpun oleh pemerintah melalui penjualan prangko dapat membantu meringankan beban penderitaan saudarasaudara kita yang terkena musibah, seperti bantuan bencana alam gunung meletus, banjir, tanah longsor, atau gempa bumi. Selain itu, dapat juga disalurkan untuk membantu orangorang yang menderita cacat atau terserang penyakit tertentu dan tidak mempunyai biaya untuk pengobatan.Perangko amal hanya boleh diterbitkan sekali setahun,dan harus melalui izin Mentri Sosial.Perangko Amal mudah dikenali, karena biasanya ada tambahan harga yag pendapatannya akan disumbangkan kepada suatu badan sosial yang itetapkan oleh pemerintah.
10 2.2.3
Seluk Beluk Filateli
2.2.3.1 Dunia Filateli Prangko yang awalnya hanya dimaksudkan sebagai tanda pelunasan biaya pengeposan, ternyata berkembang menjadi benda koleksi. Seseorang yang gemar mengumpulkan prangko dan benda-bendapos lainnya disebut Filatelis sedangkan filateli meliputi studi tentang prangko serta pelayanan pos, cap pos, system dan sarana pengiriman. Filateli berasal dari bahasa Yunani terdiri dari dua kata yakni philos yang artinya teman dan ateleia yang artinya bebas atau suka dari kewajiban membayar, secara harfiah berarti suka atau gemar mengoleksi prangko siapa saja bebas melakukan pengumpulan prangko, baik oleh orang dewasa , para remaja, dan anak-anak tanpa membeda-bedakan bangsa, bahasa, agama, golongan serta kedudukan social seseorang. Bahkan beberapa tokoh dunia yang terkemuka telah menjadikan pengumpulan prangko sebagai salah satu hobby mereka antara lain Raja George V dari Inggris, Presiden Roosevelet dari Amerika Serikat, Raja Alfonso XIII dari Spanyol, Raja Fuad dari Mesir dan Ratu Marie dari Rumania. Dengan kata lain filateli adalah keinginan untuk meneliti lebih lanjut hal ihwal mengenai prangko dan benda-benada lainnya yang berkaitan dengan prangko sebagai objek ilmiah, sedangkan mereka yang gemar untuk mengumpulkan prangko disebut filatelis. Pada perkembangannya, Prangko merupakan benda seni yang banyak pengagum dan pengumpulnya didunia, antara lain karena sifatnya yang internasional, dapat dilakukan oleh siapa saja . Pengumpul Prangko pertama adalah Dr. Gray seorang pejabat Museum di Inggris yang mencari Prangko melalui media The London Times tahun 1841. Beberapa tokoh dunia yang berhobi mengumpulkan Prangko adalah Raja George
11 V dari Inggris, Presiden Roosevelt dari Amerika Serikat, Raja Alfonso XIII dari Spanyol, Raja Fuad dari Mesir, Ratu Marie dari Rumania. Dengan begitu besarnya minat terhadap Filateli, kemudian lahirlah organisasiorganisasi yang berkaitan dan ingin menumbuh kembangkan kegiatan yang berkaitan dengan Filateli, antara lain : FIAP ( Federation of Inter Asian Philately ), PFI ( Perkumpulan Filatelis Indonesia ), FIP ( Federation Internationale de Philatelie ).
2.2.3.2 Manfaat Filateli Segenap aneka kehidupan manusia dapat tercamtum pada prangko yang diterbitkan oleh semua negara di dunia, sehingga seorang pengumpul prangko dapat menambah pengetahuan yang luas dari seri-seri tema yang diterbitkan setiap tahunnya. Dari aspek-aspek tema yang demikian melimpah pengumpul prangko terbagi menjadi pengumpul prangko umum (advanced collector) dan pengumpul tematik yaitu pengumpul prangko yang membatasi diri pada pengkhususan objek tertentu. Untuk kegemaran mengumpulkan prangko ini waktu, tenaga dan uang tidaklah ada artinya apabila dibandingkan dengan kesenangan, kebahagian serta kepuasan yang dapat dipetik pada saat melihat hasil koleksi prangko yang kita tata.Tanpa disadari, seorang pengumpul Prangko yang menekuni hobinya dengan sungguh-sungguh, akan memperoleh pengetahuan yang luas. Prangko-prangko yang diterbitkan oleh berbagai negara dapat menampilkan gambar-gambar yang berkaitan dengan sejarah, ekonomi, politik, kebudayaan, flora, fauna dan lain-lain. Jika dilakukan dengan sungguh-sungguh, mengumpulkan Prangko dapat membentuk sifat mental yang positif, antara lain: Giat dan bersemangat, Sabar dan
12 tekun, Hati-hati dan teliti, Kreatif dan berseni, Jujur dan saling pengertian, Bersih dan rapih.
2.2.3.3 Kelompok Pengumpul Prangko Berdasarkan tujuannya, mereka yang membeli Prangko dapat digolongkan kedalam kelompok sebagai berikut: a. Pengumpul Murni, pengumpul ini hanya bertujuan semata- mata untuk mendapatkan kepuasan yang maksimal dari koleksinya. Mereka tidak mengharapkan uang kembali dalam waktu tertentu dan bahkan mau membayar mahal dalam memburu koleksi tertentu. b. Pengumpul Investor, pengumpul ini mempunyai tujuan bahwa koleksinya digunakan sebagai sarana investasi , mereka mencari koleksinya untuk disimpan dengan harapan pada suatu saat akan mendapatkan keuntungan dari koleksinya jika dijual kembali. Biasanya mereka hanya memburu beberapa koleksi yang diperkirakan kelak akan berharga tinggi. c.
Pedagang Prangko, pengumpul ini membeli Prangko dengan tujuan utama mendapatkan keuntungan yang besar. Mereka sering memborong se-unit besar Prangko tertentu, menyimpannya dan mengeluarkannya sedikit demi sedikit dengan harga yang tinggi. Mereka dapat menerbitkan Katalogus dengan harga versi mereka sendiri. Pada umumnya mereka bergabung dalam suatu organisasi.
d. Expert, yaitu ahli yang meneliti Prangko-prangko mahal dan langka dengan memperoleh imbalan dari presentasi tertentu dari nilai prangko tersebut. Mereka dapat mengeluarkan sertifikat jaminan disertai foto prangko yang ditelitinya.
13 e. Wartawan Filateli, yang tugas utamanya menangani dan membuat pemberitaan tentang filateli. f. Lembaga Swadaya Filateli, adalah organisasi yang tujuan utamanya memberikan masukan, kritik, saran kepada pemerintah untuk memperbaiki mutu, desain dan kegiatan yang berkaitan dengan prangko.
2.2.3.4 Perlengkapan Filateli Beberapa perlengkapan dalam mengumpulkan prangko antara lain: a. Penjepit prangko (pincet) b. Album prangko c. Engsel prangko d. Pencari tanda air e. Pengukur perforasi f.
Kaca pembesar.
g. Lampu Ultra Violet. h. Katalog Prangko
2.2.3.5 Objek Pengumpulan Benda Filateli Pada awalnya yang dikumpulkan hanyalah Prangko saja. Sejalan dengan perkembangan jaman, beberapa negara menerbitkan pula produk-produk filateli lainnya, antara lain: carik kenangan, sampul hari pertama, dan lain-lain segaimana di bawah ini: a. Prangko, menurut tujuan penerbitannya , Prangko di Indonesia dibedakan manjadi Prangko Definitif, Prangko Peringatan, Prangko Istimewa dan Prangko Amal.
14 b. Sampul Hari Pertama (SHP). Ciri-ciri Sampul Hari Pertama: Diterbitkan oleh PT. Pos Indonesia (Persero) bersamaan dengan terbitnya Prangko Peringatan/Istimewa baru, Pada Unit depan memuat satu atau beberapa prangko baru, Pada Unit depannya diberi teraan Hari Terbit Pertama, Unit kiri depan memuat lukisan, tulisan sesuai dengan maksud penerbitan. c. Karnet, adalah kertas tebal, berbentuk lipatan yang pada Unit dalamnya ditempeli prangko terbitan baru yang telah dibubuhi cap Hari Terbit Pertama, Unit luarnya memuat tulisan, gambar yang sesuai dengan prangko tersebut. d. Buku Prangko (Booklet), adalah buku kecil yang lembaran dalamnya memuat beberapa prangko. Booklet dimaksudkan untuk promosi dan memudahkan penyimpanannya dalam buku saku sehingga mudah dibawa kemana-mana. e. Sampul Peringatan, adalah sampul khusus yang dibuat untuk memperingati suatu peristiwa yang dianggap penting. Sampul Peringatan dapat dibuat oleh siapa saja. f. Kartu Maksimum, adalah kartupos yang memuat gambar yang berkaitan dengan penerbitan prangko baru. Prangko baru ditempelkan pada Unit belakang kartupos yang bergambar dan dibubuhi cap Hari Terbit Pertama. Kartu Maksimum dapat dibuat oleh PT. Pos Indonesia (Persero) atau swasta. g. Dokumen Filateli, adalah lembaran kertas tebal yang ditempeli prangko dan diberi cap khusus hari penerbitan. Lembaran tersebut memuat gambar dan cerita yang sama dengan maksud penerbitan prangko. h. Prisma (Prangko Identitas Milik Anda), pertama kali diperkenalkan di Australia Post pada pameran filateli sedunia Australia 99 tanggal 19 s/d 24 Maret 1999. Di Indonesia mulai diperkenalkan pada 9 Oktober 1999. Prangko ini memiliki prangko asli dan ditambah dengan label/tab. Kolom tab ini dapat diisi dengan foto, gambar,
15 logo dll sesuai keinginan pemesan. Saat ini terdapat 21 Kantor Pos yang dapat secara langsung melayani pemesanan PRISMA.
2.2.3.6 Jenis Koleksi Filateli Bagi seorang filatelis, kesempatan untuk memamerkan koleksinya pada suatu pameran yang dipertandingkan merupakan dambaan utama. Menurut FIP (Federation Internationale de Philatelie), koleksi terdiri atas kelas-kelas sebagai berikut: a.
Aerophilately, yaitu koleksi yang menggambarkan perkembangan pelayanan Pos Udara dan disertai dokumen-dokumen yang menyertainya. Misalnya penerbangan perdana yang membawa pos udara.
b. Astrophilately, yaitu koleksi filateli yang menggambarkan penerbangan luar angkasa, termasuk teraan cap yang dibuat pada saat peluncuran di kantor pos. c. Literature, yaitu tulisan bahkan rekaman elektronik yang memuat hal-hal tentang filateli, majalah filateli, petunjuk filateli dan apapun yang menyangkut filateli. d. Maximaphily, yaitu koleksi yang terdiri atas Kartu Maksimum. Koleksi ini biasanya disusun berdasarkan negara penerbit atau tema tertentu. e. Mophila, yaitu koleksi berupa prangko yang diterbitkan tidak lebih dari 15 tahun sebelum dipamerkan. Koleksi ini dimaksudkan untuk menggugah minat masyarakat terhadap filateli, karena penilaian atas koleksi ini dilakukan oleh pengunjung pameran. f. Postal History, yaitu koleksi yang terdiri atas surat atau dokumen yang menunjukkan perjalanan nya, mulai dari dikirimkan sampai dengan diterima. g. Postal Stationery, yaitu koleksi berupa sampul, warkatpos, kartupos, aerigram yang telah bercetakan prangko.
16 h. Revenue, yaitu koleksi berupa Benda filateli tempel, pita cukai, Benda filateli ijin berburu, Kertas berBenda filateli. i. Thematic Philately, yaitu koleksi berdasarkan tema tertentu. Misalnya tema kebudayaan, flora dan fauna, tarian tradisional, olah raga dll tanpa memandandang negara penerbitnya. Tema ini pada umumnya sangat digemari oleh filatelis. j. Traditional Philately, yaitu koleksi yang terdiri dari prangko dan benda filateli lainnya berdasarkan negara penerbit. k.
Ecophila, yaitu koleksi yang berwawasan lingkungan hidup. Gagasan ini telah diakui oleh FIP sebagai Sub Tematik.
2.2.3.7 Organisasi Filateli Pada jaman Belanda sudah terdapat penggemar prangko. Penggemar tersebut kemudian
membentuk
suatu
kelompok-kelompok
yang
akhirnya
melahirkan
perkumpulan penggemar prangko sebagai berikut: a. 29 Maret 1922 di Batavia berdiri VPNI (Vereniging van Postzegelverzamelaar in Nederlands Indie). b. 1947 berubah nama menjadi Algemene Vereniging voor Philatelisten in Indonesia (AVPI). c. 1953 berganti nama menjadi PUPI (Perkumpulan Umum Philatelis indonesia). d.
1965 menjadi PPI (Perkumpulan Philatelis Indonesia) sebagai hasil Kongres di Semarang.
e. 1 Juli 1985 diubah menjadi PFI (Perkumpulan Filatelis Indonesia). Saat ini hampir di semua kabupaten / Kota di Indonesia sudah terdapat perkumpulan Filatelis lokal.
17 2.2.3.8 Pembinaan Filateli Filateli dengan nilai-nilai edukatifnya memiliki potensi untuk diarahkan menjadi salah satu katalisator dalam mengembangkan kemampuan peserta didik dengan menonjolkan pengembangan behavioran attitudes melalui kegiatan ekstrakurukuler. Dengan tema filateli sebagai wahana pembelajaran bangsa dalam rangka usaha menggalakan perfilatelian di Indonesia, kini pemerintah lebih menggarahkan sasaran pada siswa SD, SMP, DAN SMU. Segmen ini kita bidik dengan nama program Fun & Easy Fun yang artinya gembira dan mudah, sedangkan arti harfiahnya adalah kesepakatan, tanggung jawab, dan kewajiban kami untuk mewujudkan sebuah komunitas Filatelis yang selalu dilingkupi the fun atmosphere. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, mengatakan bahwa fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta beradaban bangsa. Tujuan pendidikan nasional adalah berkembangnya potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif dan mandiri, demokratis dan bertanggung jawab. Kami berkomitmen untuk memberikan manfaat dan keceriaan bagi para mitra dan berbagai pihak yang selama ini telah berinteraksi bersama kami melalui Filateli. Kata sinergis mulai bersemi guna filateli mewujudkan mimpi. Filatelis kami kais, siswa kita bawa, guru kita jadikan kawan berburu ilmu birikrat diangkat sama-sama membangkitkan bangkitnya Filateli.
2.2.3.9 Nilai Edukatif Filateli Sifat sifat inilah menjadikan Filateli memiliki nilai edukatif yang tinggi untuk memupuk karakter generasi muda
18 Mengingat pentingnya filateli untuk pembinaan generasi muda, juga mampu mengharumkan nama negara di mata dunia Internasional, Pemerintah menaruh perhatian lebih terhadap Filateli. Tahun 1992 Menparpostel meluncurkan program Sejuta Filatelis, dgn menargetkan peningkatan jumlah filatelis dari 102.224 orang menjadi 1.000.000 orang, dan target tersebut terlampaui. Pada akhir tahun 2000, berkat kerjasama antara Ditjen Postel, Ditjen Dikdasmen, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan PT Pos Indonesia secara bersinergi meluncurkan program Gerakan Nasional Gemar Berkirim Surat. Ditjen Postel juga menjalin kerjasama dengan Ditjen Dikdasmen melalui pembuatan Surat Kerja Bersama dalam rangka Pembinaan Filateli di sekolah. Tahun 2005, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mencanangkan Gerakan Nasional Saling Berkirim Surat, sebagai kepedulian terhadap korban bencana Tsunami di Aceh. Banyak pihak yang terkait dengan perkembangan filateli yang semuanya mempunyai kontribusi dalam perkembangannya. Ibarat mata rantai, maka diperlukan rantai yang kuat pada semua rantai, tidak ada mata rantai yang patah. Sebagaimana perfilatelian di negara maju, bahkan di Cina yang terus berkembang, maka kita juga patut optimis bahwa kegiatan filateli tidak akan pernah mati.
2.3
Data Perayaan
2.3.1 Data Tahun Baru Tahun Baru adalah suatu perayaan di mana suatu budaya merayakan berakhirnya suatu tahun dan dimulainya tahun berikutnya. Budaya yang mengukur kalender tahunan semuanya mempunyai perayaan Tahun Baru. Hari Tahun Baru di Indonesia jatuh pada 1
19 Januari karena Indonesia mengadopsi kalender Gregorian, sama seperti mayoritas negara Barat. Kebanyakan orang di masa silam memulai tahun yang baru pada hari panen. Mereka melakukan kebiasaan untuk meninggalkan masa lalu dan memurnikan dirinya untuk tahun yang baru. Orang Persia kuno mempersembahkan hadiah telur untuk tahun baru, sebagai lambang dari produktivitas. Orang Romawi kuno saling memberikan hadiah potongan dahan pohon suci. Belakangan, mereka saling memberikan kacang atau koin lapis emas dengan gambar Janus, Dewa Pintu. Bulan Januari mendapat nama dari dewa bermuka dua
ini
yang
memiliki
satu
muka
menghadap
ke
depan
dan
satu
lagi
menghadap belakang. Tahun baru sudah lama menjadi tradisi sekuler yang menjadikannya sebagai
hari
Kebanyakan Desember,
libur
umum
perayaan di
mana
nasional
dilakukan orang-orang
untuk
malam pergi ke
hampir
semua
orang
di
sebelum
tahun
baru,
pada
pesta
yang
dilakukan
dunia.
baik
31 di
rumah, restoran ataupun di hotel. Pada saat lonceng tengah malam berbunyi, sirene dibunyikan, balon bertebaran, kembang api diledakkan dan orang-orang meneriakkan "Selamat Tahun Baru" dan menyanyikan lagu Auld Lang Syne. Sejarah Tahun Baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM.[1] Tak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti penanggalan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ke-7 SM. Dalam
20 mendesain kalender baru ini, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, ahli astronomi dari Iskandariyah, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat dengan mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang Mesir. Satu tahun dalam penanggalan baru itu dikalkulasi sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan Februari, yang secara teoritis bisa menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini. Tak lama sebelum Caesar terbunuh di tahun 44 SM, dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau July. Kemudian, nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius Caesar, Kaisar Agustinus, menjadi bulan Agustus.
Asal–Usul Petasan Tahun Baru. Konon kabar, jaman dahulu kala di puncak sebuah bukit yang penuh dengan bambu. Di celah – celah bambu tersebut hidup sekelompok mahluk yang disebut mahluk gunung. Mereka sangat pendek dan hanya memiliki satu kaki. Suatu hari seorang petani yang baru kembali dari kota membeli makanan untuk pesta tahun baru dirumahnya ia melewati gunung yang didiami mahluk gunung ini. Karena hari sudah mulai gelap ia bergegas melewati gunung itu. Di jalan, ia bertemu dengan mahluk gunung. Mereka mengambil apapun yang dibawa petani itu. Sang petani langsung melawan, ia berhasil menyelamatkan sebagian dari barang bawaannya dan menangkap salah satu mahluk itu. Sang petani mengikat mahluk itu & bermaksud membawanya menghadap kepala desa. Di kaki gunung ia bertemu dengan sekelompok pengembara. Salah satu pengembara sangat terkejut karena si petani telah menangkap seekor mahluk gunung.
21 “Saudaraku cepat lepaskan mahluk itu, jika tidak badanmu akan terasa panas dingin.“ kata sang pengembara. Tidak lama kemudian sang petani benar-benar sakit, sang pengembara kemudian menjelaskan bahwa setiap malam tahun baru mahluk gunung ini selalu turun gunung untuk mencari makan dan siapapun yang mendekati atau menyentuhnya akan sakit. Malam menjadi semakin larut dan petani memutuskan untuk bermalam dengan pengembara karena ia jatuh sakit. Karena sang petani kedinginan si pengembara menambahkan batang–batang bambu ke dalam api unggun agar api bertambah besar. Tak lama kemudian sekelompok mahluk gunung datang untuk menyelamatkan temannya. Pengembara dan petani sangat ketakutan dan berlarian kesana-kemari. Tak lama bambu yang dibakar oleh sang pengembara tadi mengeluarkan suara bambu pecah yang cukup keras “TASS! TASS! TASS!”. Ketika mahluk-mahluk gunung mendengar suara itu mereka langsung lari ketakutan dan bergegas kembali ke gunung. Setelah melihat kejadian itu sang petani dan pengembara memberitahukan pada semua penduduk desa tentang apa yang mereka lihat. Sejak saat itu setiap malam tahun baru mereka selalu membakar petasan untuk mengusir mahluk gunung. Lambat laun kebiasaan ini menjadi tradisi setiap malam tahun baru agar terhindar dari roh jahat.
2.3.2
Data Tahun Baru Imlek Tahun Baru Imlek adalah salah satu hari raya Tionghoa tradisional, yang
dirayakan pada hari pertama dalam bulan pertama kalender Tionghoa, yang jatuh pada hari terjadinya bulan baru kedua setelah hari terjadinya hari terpendek musim dingin (Latin: solstitium => bahasa Inggris: solstice). Namun, jika ada bulan kabisat kesebelas atau kedua belas menuju tahun baru, tahun baru Imlek akan jatuh pada bulan ketiga
22 setelah hari terpendek. Pada tahun 2005 hal ini terjadi dan baru akan terjadi lagi pada tahun 2033. Hari raya ini juga dikenal sebagai 春節 Chun1jie2 (Festival Musim Semi), 農曆新年 Nong2li4 Xin1nián (Tahun Baru), atau 過年 Guo4nián. Imlek dirayakan di seluruh dunia, termasuk di Pecinan di berbagai negara, dan merupakan hari raya terpenting bagi bangsa Tionghoa, dan banyak bangsa Asia Timur seperti bangsa Korea dan Vietnam (Tết) yang memiliki hari raya yang jatuh pada hari yang sama. Sekitar masa tahun baru orang-orang memberi selamat satu sama lain dengan kalimat: Aksara Tionghoa Sederhana: 恭喜发财 - Aksara Tionghoa Tradisional: 恭喜發財 = "selamat dan semoga banyak rejeki", dibaca: "Gōngxǐ fācái" (bahasa Mandarin) "Kung hei fat choi" (bahasa Kantonis) "Kiong hi huat cai" (bahasa Hokkien) "Xīnián kuàilè" (新年快樂) = "Selamat Tahun Baru"
Tahun Baru Imlek di Indonesia Di Indonesia, selama 1965-1998, perayaan tahun baru Imlek dilarang dirayakan di depan umum. Dengan Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967, rezim Orde Baru di bawah pemerintahan Presiden Soeharto, melarang segala hal yang berbau Tionghoa, di antaranya Imlek.
23 Masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia kembali mendapatkan kebebasan merayakan tahun baru Imlek pada tahun 2000 ketika Presiden Abdurrahman Wahid mencabut Inpres Nomor 14/1967. Kemudian Presiden Megawati Soekarnoputri menindaklanjutinya dengan mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 19/2002 tertanggal 9 April 2002 yang meresmikan Imlek sebagai hari libur nasional. Mulai 2003, Imlek resmi dinyatakan sebagai salah satu hari libur nasional. Angpao (Hanzi: 紅包, hanyu pinyin: hong bao) adalah bingkisan dalam amplop merah yang biasanya berisikan sejumlah uang sebagai hadiah menyambut tahun baru Imlek. Namun angpao sebenarnya bukan hanya monopoli perayaan tahun baru Imlek semata karena angpao melambangkan kegembiraan dan semangat yang akan membawa nasib baik, sehingga angpao juga ada di dalam beberapa perhelatan penting seperti pernikahan, ulang tahun, masuk rumah baru dan lain-lain yang bersifat suka cita.
Multikultural Ciri Khas Imlek di Indonesia Perayaan
Imlek
di
Indonesia
lebih
terbuka
dan
tidak
terbatas kepada satu etnis tertentu seperti halnya di sejumlah negara lain, kata seorang pakar budaya China dari Universitas Indonesia (UI). “Imlek di Indonesia jauh lebih multikultural karena banyak melibatkan warga non-Tionghoa, misalnya banyak pemain barongsai yang ternyata bukan keturunan Tionghoa," kata staf pengajar Program Studi China Fakultas Ilmu Budaya UI, Johanes Herlijanto di Jakarta, Jumat. Menurut dia, perayaan Imlek di Malaysia biasanya eksklusif untuk masyarakat Tionghoa, sedangkan di Singapura lebih diarahkan untuk atraksi yang menarik wisatawan asing.
24 Selain multikultural, lanjutnya, kekhususan dari perayaan Imlek di Indonesia adalah menggunakan angka, seperti pada bulan Februari 2007 M dianggap masuk ke tahun Imlek 2558. "Padahal di negara lain seperti Malaysia dan Singapura biasanya tidak mencantumkan angka," ujar Johannes sambil menambahkan bahwa terdapat berbagai versi mengenai angka tersebut. Ia mengungkapkan, angka 2558 mengacu kepada tahun kelahiran Kong Hu Cu yang diperkirakan terjadi pada tahun 551 SM. Etika Konfusianisme memang melekat erat pada kebanyakan masyarakat Tionghoa, baik yang menganut Kong Hu Cu maupun tidak. Pengajar mata kuliah Kebudayaan China di Indonesia itu mengatakan, Imlek merupakan perayaan yang telah berumur ribuan tahun yang dimaksudkan untuk menyambut datangnya musim semi. Johannes menjelaskan, kegembiran terhadap datangnya musim semi karena pada musim dingin sebelumnya rakyat di China tidak dapat bekerja seperti memanen di sawah akibat suhu yang sangat dingin. Istilah Imlek itu sendiri merupakan dialek Hokkian yang kata Mandarinnya adalah Yin Li, yang berarti sistem penanggalan berdasarkan bulan. Sedangkan istilah Mandarin untuk sistem penanggalan berdasarkan matahari adalah Yang Li. Di dalam Imlek terdapat berbagai aksesoris yang merupakan ciri khas perayaan tersebut
seperti
barongsai
dan
angpau.
dihindangkan antara lain ikan dan kue keranjang.
Sedangkan
makanan
yang
biasa
25 Mengenai ucapan yang biasa diucapkan saat Imlek, Johannes mengungkapkan, kalimat lengkapnya adalah "xin nian kuai le gongxi fa cai", yang berarti kurang lebih "selamat tahun baru, semoga berbahagia dan mendapat berkah yang melimpah". "Namun, `gongxi fa cai` saja biasanya sudah cukup," kata lelaki yang telah mengajar di UI sejak 1996 itu.
2.3.3
Data Nyepi Hari Raya Nyepi adalah hari raya umat Hindu Bali yang dirayakan setiap tahun
Baru Saka. Hari ini jatuh pada hitungan Tilem Kesanga (IX) yang dipercayai merupakan hari penyucian dewa-dewa yang berada di pusat samudera yang membawa intisari amerta air hidup. Untuk itu umat Hindu Bali melakukan pemujaan suci terhadap mereka. Tujuan utama Hari Raya Nyepi adalah memohon ke hadapan Tuhan Yang Mahaesa, untuk menyucikan Buwana Alit (alam manusia) dan Buwana Agung (alam semesta). Hari Raya Nyepi sebenarnya merupakan bagian dari rangkaian perayaan yang lebih besar. Berikut perinciannya. Tawur (Pecaruan), Pengrupukan, dan Melasti Sehari sebelum Nyepi, yaitu pada "panglong ping 14 sasih kesanga", umat Hindu melaksanakan upacara Buta Yadnya di perempatan jalan dan lingkungan rumah masingmasing, dengan mengambil salah satu dari jenis-jenis caru (semacam sesajian) menurut kemampuannya. Buta Yadnya itu masing-masing bernama Pañca Sata (kecil), Pañca Sanak (sedang), dan Tawur Agung (besar). Tawur atau pecaruan sendiri merupakan penyucian/pemarisuda Buta Kala, dan segala leteh (kekotoran) diharapkan sirna semuanya. Caru yang dilaksanakan di rumah masing-masing terdiri dari nasi manca
26 (lima) warna berjumlah 9 tanding/paket beserta lauk pauknya, seperti ayam brumbun (berwarna-warni) disertai tetabuhan arak/tuak. Buta Yadnya ini ditujukan kepada Sang Buta Raja, Buta Kala dan Batara Kala, dengan memohon supaya mereka tidak mengganggu umat. Mecaru diikuti oleh upacara pengerupukan, yaitu menyebar-nyebar nasi tawur, mengobori-obori rumah dan seluruh pekarangan, menyemburi rumah dan pekarangan dengan mesiu, serta memukul benda-benda apa saja (biasanya kentongan) hingga bersuara ramai/gaduh. Tahapan ini dilakukan untuk mengusir Buta Kala dari lingkungan rumah, pekarangan, dan lingkungan sekitar. Khusus di Bali, pengrupukan biasanya dimeriahkan dengan pawai ogoh-ogoh yang merupakan perwujudan Buta Kala yang diarak keliling lingkungan, dan kemudian dibakar. Tujuannya sama yaitu mengusir Buta Kala dari lingkungan sekitar. Tahap terakhir adalah melasti, yaitu menghanyutkan segala leteh (kotoran) ke laut, serta menyucikan pretima. Upacara ini dilakukan di laut, karena laut dianggap sebagai sumber amerta. Selambat-lambatnya pada tilem sore, melasti harus selesai. Nyepi Keesokan harinya, yaitu pada panglong ping 15 (atau tilem Kesanga), tibalah Hari Raya Nyepi sesungguhnya. Pada hari ini dilakukan puasa Nyepi yang disebut "Catur Brata" Penyepian dan terdiri dari amati geni (tiada berapi-api/tidak menggunakan dan atau menghidupkan api), amati karya (tidak bekerja), amati lelungan (tidak bepergian), dan amati lelanguan (tidak mendengarkan hiburan). Brata ini dilakukan sejak sebelum matahari terbit. Menurut umat Hindu, segala hal yang bersifat peralihan, selalu didahului dengan perlambang gelap. Misalnya seorang bayi yang akan beralih menjadi anak-anak (1 oton/6 bulan), lambang ini diwujudkan dengan 'matekep
27 guwungan' (ditutup sangkar ayam). Wanita yang beralih dari masa kanak-kanak ke dewasa (Ngeraja Sewala), upacaranya didahului dengan ngekep (dipingit). Demikianlah untuk masa baru, ditempuh secara baru lahir, yaitu benar-benar dimulai dengan suatu halaman baru yang putih bersih. Untuk memulai hidup dalam caka/tahun baru pun, dasar ini dipergunakan, sehingga ada masa amati geni. Intisari dari perlambang-perlambang lahir itu (amati geni), menurut lontar "Sundari Gama" adalah "memutihbersihkan hati sanubari", yang merupakan kewajiban bagi umat Hindu. Tiap orang berilmu (sang wruhing tattwa jñana) melaksanakan brata (pengekangan hawa nafsu), yoga ( menghubungkan jiwa dengan paramatma (Tuhan), tapa (latihan ketahanan menderita), dan samadi (manunggal kepada Tuhan, yang tujuan akhirnya adalah kesucian lahir batin). Semua itu menjadi keharusan bagi umat Hindu agar memiliki kesiapan batin untuk menghadapi setiap tantangan kehidupan di tahun yang baru. Kebiasaan merayakan hari raya dengan berfoya-foya, berjudi, mabuk-mabukan adalah sesuatu kebiasaan yang keliru dan mesti diubah.
Ogoh-Ogoh Ogoh-ogoh di Bali lahir awal 1980-an. Idenya dari Gubernur Bali saat itu, Ida Bagus Mantra. Ogoh-ogoh menjadi simbol hal buruk berupa patung dari bambu atau kayu dengan wujud raksasa jahat (buta kala). Dulunya, ogoh-ogoh dibuat menjelang Nyepi di hampir tiap banjar. Sehari menjelang Nyepi (disebut pengrupukan), ogoh-ogoh itu diarak ke kuburan terdekat lalu dibakar. Ini sebagai simbol membakar hal-hal buruk sebelum penyucian pas Nyepi yang juga tahun baru dalam kalender Bali.
28 Dua tahun terakhir, pemerintah Bali melarang adanya arak-arakan ogoh-ogoh. Sebab, kadang-kadang memang terjadi kericuhan ketika membawa ogoh-ogoh. Sepertinya larangan itu berlebihan. But, begitulah adanya. Sejak taun lalu, tidak ada lagi pawai ogoh-ogoh. Sebagai gantinya, pemkot Denpasar ngadain lomba itu tadi. Kali ini dalam rangka ultah Denpasar. Karena lomba, bentuk ogoh-ogohnya pun tidak lagi konvensional berupa raksasa berwajah jelek. Kemarin misalnya, ada ogoh-ogoh yang berwujud perempuan berpakaian minim membawa jarum suntik dan minuman keras. Ada tulisannya Dewi Kenikmatan Penyakit Masyarakat. Tiap desa adat di Denpasar menampilkan ogoh-ogoh berukuran besar. Ada yang bertugas memikul, memainkan musik, menari, atau membawa tulisan. Dari pukul satu siang sampai sembilan malam, satu per satu ogoh-ogoh itu diarak. Bukan menang kalah yang dicari. Tapi bagaimana bisa membuat tradisi itu tetap bertahan. Karena inilah hidup di Bali sangat menyenangkan. Tiap ritual selalu bernuansa seni. Dalam rangka menyambut Hari Raya Nyepi, umat Hindu, khususnya yang ada di Bali, mengadakan pawai Ogoh-Ogoh. Pawai ini berlangsung sehari sebelum Hari Raya Nyepi. Dahulu pawai ini diarak antar Banjar pada satu tempat. Berhubung rawan dengan adanya persinggungan emosi yg mudah meletup antar pemuda Banjar, maka kebijakan tersebut diubah dengan pengadakan parade pada tiap - tiap Banjar. Tidak boleh mengarak Ogoh-ogoh pada jalur Banjar lain. Ogoh-ogoh selalu digambarkan sebagai sosok-sosok yang jelek, wujud berbentuk Kala, Buta, monster dan lain sebagainya. Penggambaran ini sebagai cerminan dari sisi
29 gelap manusia. Yang penuh dengan angkara murka, nafsu, keserakahan dan sisi jahat lainnya. Setelah ogoh-ogoh ini diarak dan diadakan atraksi antara penggusung masingmasing, maka Ogoh-ogoh tersebut akan dirusak atau dibakar. Pembakaran Ogoh2 ini sebagai bentuk simbolik bahwa sebelum memasuki Hari Raya Nyepi, maka diharapkan umat Hindu bersih jiwa dan raga dari sifat-sifat angkara murka yang durjana. Kembali bersih dan siap untuk amati rasa, amati geni, amati karya Tuhan Yang Maha Esa. Sambut Nyepi sebagai gegambar nyata akan alam kubur, gelap, sepi tanpa bisa beraktivitas seperti ketika kita masih diberi kehidupan oleh Tuhan Alam Semesta.
2.3.4
Data Paskah Paskah merupakan perayaan umat Kristiani dan Katholik atas kebangkitan Tuhan
Yesus. Masa Paskah dimulai dari Pekan Suci sampai Pentakosta. Dalam Pekan Suci umat Kristen memperingati kematian dan kebangkitan Yesus dari alam maut/kematian. Pekan Suci sendiri terdiri dari hari: •
Minggu Palma (Palem), saat Yesus masuk kota Yerusalem dan disambut serta dielu-elukan sebagai seorang raja.
•
Kamis Putih, saat Yesus mengadakan Perjamuan Malam terakhir bersama para muridNya.
•
Jum'at Agung, saat Yesus diadili dan dijatuhi hukuman mati oleh Pontius Pilatus, disalibkan, wafat, dan dimakamkan.
•
Sabtu Suci / Sunyi, saat Yesus turun ke tempat penantian, ke dunia orang mati, untuk mengabarkan Injil.
30 •
Minggu Paskah, saat Yesus bangkit kembali dengan mulia dari antara orang mati. Dengan ini umat Kristen menggantikan perayaan Paskah umat Yahudi, yang
disebut Pesakh (dari bahasa Ibrani ) חספ. Pada saat itu umat Yahudi memperingati keluarnya bangsa Yahudi dari tanah Mesir yang dipimpin oleh nabi Musa, sebagaimana tertulis dalam kitab Perjanjian Lama Keluaran. Setelah kebangkitan-Nya, Yesus beberapa kali menampakkan diri-Nya, sebagaimana tercatat dalam kitab Injil. Pada suatu peristiwa penampakanNya, Yesus menunjuk St. Petrus sebagai pemimpin atas kawanan domba-Nya, atau yang kita kenal sebagai Paus pertama. Ketika genap empat puluh hari setelah kebangkitan-Nya, Yesus naik ke surga. Sepuluh hari kemudian, Roh Kudus turun atas diri para rasul dalam rupa lidahlidah api, sebagaimana yang dijanjikan oleh Yesus sendiri. Hal inilah yang menjadikan para murid-Nya mampu bercakap-cakap dalam pelbagai bahasa yang tidak mereka kenal sebelumnya. Peringatan turunnya Roh Kudus ini disebut Pentakosta, yang berarti hari kelima puluh dalam bahasa Ibrani, karena terjadi 50 hari setelah Minggu Paskah.
Telur Paskah Telur Paskah berasal dari tradisi kesuburan kaum Indo-Eropa. Bagi para leluhur kita yang belum mengenal ajaran Kristiani, sungguh merupakan peristiwa yang menakjubkan menyaksikan suatu makhluk hidup yang baru muncul dari suatu obyek yang tampaknya mati. Bagi mereka, telur merupakan simbol musim semi. Di masa silam, di Persia, orang biasa saling menghadiahkan telur pada saat equinox musim semi, yang bagi mereka juga menandakan dimulainya tahun yang baru.
31 Pada masa Kristen, telur mendapatkan makna religius, yaitu sebagai simbol makam batu darimana Kristus keluar menyongsong hidup baru melalui KebangkitanNya. Selain itu ada alasan yang sangat praktis menjadikan telur sebagai tanda istimewa sukacita Paskah, yaitu karena, dulu, telur merupakan salah satu makanan pantang selama Masa Prapaskah. Kaum beriman sejak awal telah mewarnai telur-telur Paskah dengan warna-warna cerah, meminta berkat atasnya, menyantapnya, serta memberikannya kepada teman dan sahabat sebagai hadiah Paskah. Tradisi telur Paskah berkembang di antara bangsa-bangsa Eropa utara dan di Asia segera sesudah mereka masuk Kristen. Tetapi, di antara bangsa-bangsa Eropa selatan, dan dengan demikian juga di Amerika Selatan, tradisi telur Paskah tidak pernah menjadi populer. Ritual Romawi mempunyai tata cara khusus untuk pemberkatan telur-telur Paskah: “Kami mohon kepada-Mu, ya Tuhan, untuk menganugerahkan berkat-Mu atas telur-telur ini, menjadikannya makanan yang sehat bagi umat beriman, yang dengan penuh syukur menyantapnya demi menghormati Kebangkitan Tuhan kami Yesus Kristus.” Pada abad pertengahan, menurut tradisi telur-telur dibagikan pada Hari Raya Paskah kepada semua pelayan. Terdapat catatan bahwa Raja Edward I dari Inggris (1307) memerintahkan agar 450 butir telur direbus menjelang Paskah, diberi warna atau dibungkus dengan daun keemasan, yang kemudian akan dibagi-bagikannya kepada seluruh anggota keluarga kerajaan pada Hari Raya Paskah. Di beberapa daerah di Irlandia, anak-anak mengumpulkan telur-telur angsa dan bebek sepanjang Pekan Suci, untuk diberikan sebagai hadiah pada Minggu Paskah. Sebelumnya, pada Minggu Palma, mereka membuat sarang-sarang kecil dari batu, dan
32 sepanjang Pekan Suci mereka mengumpulkan sebanyak mungkin telur, menyimpannya dalam sarang-sarang batu mereka yang tersembunyi. Pada Minggu Paskah, mereka memakan semuanya, membaginya dengan anak-anak lain yang masih terlalu kecil untuk mengumpulkan telur-telur mereka sendiri. Orang-orang dewasa juga memberikan telur-telur sebagai hadiah di Irlandia. Jumlah telur yang akan dihadiahkan ditentukan menurut peribahasa kuno di kalangan rakyat Irlandia: “Satu telur untuk pria sejati; dua telur untuk pria terhormat; tiga telur untuk yang miskin; empat telur untuk yang termiskin [pengemis].” Di kebanyakan negara, telur-telur diberi warna polos dengan pewarna dari tumbuh-tumbuhan. Di kalangan orang Chaldean, Syria dan Yunani, kaum beriman saling menghadiahkan telur-telur berwarna merah demi menghormati darah Kristus. Di daerah-daerah di Jerman dan Austria, hanya telur-telur berwarna hijau saja yang dipergunakan pada Hari Kamis Putih, tetapi telur-telur yang berwarna-warni dipergunakan selama perayaan Paskah. Orang-orang Slavic membuat pola-pola istimewa dengan emas dan perak. Di Jerman dan di beberapa negara Eropa tengah, telur-telur yang dipergunakan untuk memasak hidangan Paskah tidak dipecahkan, melainkan ditusuk dengan jarum di kedua ujungnya, lalu isinya dikeluarkan dengan meniupnya ke dalam mangkok. Kulit-kulit telur kosong diberikan kepada anak-anak untuk dipergunakan dalam berbagai macam permainan Paskah. Di beberapa daerah di Jerman, kulit-kulit telur kosong tersebut digantungkan pada semak-semak dan pohon sepanjang Pekan Paskah, mirip pohon Natal. Orang-orang Armenia menghiasi kulit telur kosong mereka dengan gambar-gambar Kristus yang Bangkit, Bunda Maria, dan gambargambar religius lainnya, untuk diberikan kepada anak-anak sebagai hadiah Paskah.
33 Merayakan Paskah Dengan Telur-Telur Cantik Selain Natal, Paskah adalah hari keagamaan umat Kristen yang paling dirayakan. Masa-masa Kebangkitan Kristus itu awalnya hanya diperingati dengan nuansa keagamaan yang kental. Kini, Paskah tak cuma dirayakan dengan kebaktian. Ada pesta meriah yang mengiringi peringatan peristiwa Kebangkitan Kristus. Dan, salah satu komponen pesta yang terkenal adalah telur. Saling bertukar telur adalah tradisi kuno yang sudah ada berabad-abad lalu. Telur disimbolkan sebagai kelahiran kembali di banyak kebudayaan. Untuk mempercantik telur, para petani senang membungkusnya dengan daun emas atau memberi warna-warna cerah dengan merebus telur-telur bersama daun-daun atau kelopak bunga tertentu. Tradisi lama itu tak pernah dilewatkan hingga kini. Bertukar atau berburu telur cantik menjadi kegiatan paling digemari anak-anak pada saat Paskah.
2.3.5
Data Waisak Hari Waisaka atau Waisak merupakan hari suci agama Buddha. Hari Waisak
juga dikenal dengan nama Visakah Puja atau Buddha Purnima di India, Vesak di Malaysia dan Singapura, Visakha Bucha di Thailand, dan Wesak di Sri Lanka. Dirayakan dalam bulan Mei pada waktu terang bulan (purnama sidhi) untuk memperingati 3 (tiga) peristiwa penting, yaitu: 1. Lahirnya Pangeran Siddharta di Taman Lumbini di tahun 623 S.M. 2. Pangeran Siddharta mencapai Penerangan Agung dan menjadi Buddha di BuddhaGaya pada usia 35 tahun di tahun 588 S.M. 3. Buddha Gautama mangkat di Kusinara pada usia 80 tahun di tahun 543 S.M. Umat Budha Maknai Hari Raya Waisak Dengan Beribadah
34 Umat Buddha supaya dapat memaknai Hari Raya Waisak 2550, yang jatuh 13 Mei 2006, dengan melaksanakan ibadah di Vihara maupun secara nasional di komplek Candi Borobudur, kemudian di tengah keluarga, kata Ketua Pengurus Cabang Majelis Agama Buddha Treravada Indonesia Kota Semarang, D. Henry Basuki. Dalam pembinaannya dihadapan umat Buddha di Vihara Tanah Putih Semarang, Minggu, ia mengatakan, umat Buddha hendaknya dapat menunjukkan jatidirinya di Vihara, di masyarakat maupun di rumah, dan perilaku berhari raya menyesuaikan dengan kebiasaan di tempat tinggal. Memaknai Hari Raya Waisak 2550, umat Buddha hendaknya dapat menempatkan dirinya sebagai seseorang berhari raya, katanya. Ia menjelaskan, eksistensi agama Buddha pernah lenyap sejak akhir abad ke-15, muncul kembali awal abad ke- 20 dengan datangnya Bhikkhu Narada yang secara tekun mengajarkan kembali ritual agama yang "hilang" sekitar 500 tahun. Bertitik tolak Perayaan Waisak 1953 di Borobudur menandai eksisnya kembali agama Buddha di Bumi Indonesia. Pengakuan Hari Raya Waisak, kata dia, merupakan salah satu tolok ukur eksistensi agama Buddha yang diperjuangkan oleh pemuka agama Buddha sebagai hari raya resmi. "Kalau pada saat ini kita rayakan Waisak dalam libur nasional, umat Buddha hendaknya dapat memperoleh manfaat akan hari raya tersebut dengan menempatkan jatidirinya sebagai umat Buddha Indonesia," katanya. Mengenai upacara Waisak Nasional 2550 di Candi Borobudur, menurut dia, umat Buddha hendaknya dapat menentukan pilihannya, hadir di Borobudur atau berada di basis Vihara. Nilai peribadatannya sama. Bagi mereka yang tepat Hari Waisak tidak dapat memperoleh manfaat libur karena pekerjaannya, peribadatan Waisak tetap wajib
35 dilaksanakan. "Kita dapat melaksanakan tugas maupun peribadatan secara bergantian," katanya. Menyinggung rangkaian acara Waisak 2550 di Borobudur, kata dia, acara dimulai 11 Mei 2006 dengan pengambilan air dari Umbul Jumprit, dekat Parakan. Tanggal 12 Mei 2006 pengambilan api alam dari Merapen, sedangkan ucapara ritual menyongsong detik waisak dilaksanakan di dalam Candi Mendut, 13 Mei 2006 pukul 13.00 WIB. Prosesi atau kirap keagamaan dimulai pukul 14.30 WIB dari halaman Candi Mendut, menyinggahi Candi Pawon menuju Pelataran Barat Candi Borobudur. Di Pelataran Candi tersebut dilaksanakan Puja Bakti hingga senja, dilanjutkan dengan dharmasanti (resepsi) di zona II kawasan candi Boroburudur, katanya. (Ant/Ba)
2.3.6
Data HUT Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 adalah hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan oleh Ir. Soekarno yang didampingi oleh Drs. Muhammad Hatta di Jalan Pegangsaan Timur 56, Cikini, Jakarta Pusat. Peringatan detik-detik Proklamasi di Istana Merdeka dipimpin oleh Presiden RI selaku Inspektur Upacara. Peringatan ini biasanya disiarkan secara langsung oleh TVRI. Acara-acara pada pagi hari termasuk: penembakan meriam dan sirene, pengibaran bendera Sang Saka Merah Putih (Bendera Pusaka), pembacaan naskah Proklamasi, dll. Pada sore hari terdapat acara penurunan bendera Sang Saka Merah Putih. Setiap tahun pada tanggal 17 Agustus, rakyat Indonesia merayakan Hari Proklamasi Kemerdekaan ini dengan meriah. Mulai dari lomba panjat pinang, lomba makan kerupuk, sampai upacara militer di Istana Merdeka, seluruh bagian dari
36 masyarakat ikut berpartisipasi dengan cara masing-masing. Lomba-lomba tradisional dalam perayaan Kemerdekaan RI meliputi Panjat pinang, Tarik tambang, Sepeda lambat, Makan kerupuk Panjat Pinang yaitu suatu permainan dengan memakai sebuah pohon pinang yang tinggi dan batangnya dilumuri oleh pelumas disiapkan oleh panitia perlombaan. Di bagian atas pohon tersebut, disiapkan berbagai hadiah menarik. Para peserta berlomba untuk mendapatkan hadiah-hadiah tersebut dengan cara memanjat batang pohon. Oleh karena batang pohon tersebut licin (karena telah diberi pelumas), para pemanjat batang pohon sering kali jatuh. Akal dan kerja sama para peserta untuk memanjat batang pohon inilah yang biasanya berhasil mengatasi licinnya batang pohon, dan menjadi atraksi menarik bagi para penonton. Tarik tambang merupakan perlombaan ini sudah sangat akrab ditelinga kita. teriakan akan kalah sudah manjadi ciri khas dari perlombaan ini. dua regu yang bertanding dari dua sisi bersaing agar tim mereka membuat pembatas melewati Sedangkan dalam permainan makan kerupuk panitia perlombaan menyiapkan kerupuk sejumlah jumlah peserta yang digantung dengan tali secara berjejer kepada sebuah tali panjang. Para peserta berlomba untuk memakan kerupuk masing-masing, dan pemenangnya adalah peserta yang paling cepat memakan habis kerupuknya. Tantangan dari lomba ini adalah, peserta tidak diperbolehkan menggunakan tangan dalam memakan kerupuk, peserta hanya diperbolehkan menggunakan mulutnya.
2.3.7
Data Idul Fitri Idul Fitri adalah hari raya umat Islam, yang jatuh pada tanggal 1 Syawal pada
penanggalan Hijriyah. Karena penentuan 1 Syawal yang berdasarkan peredaran bulan
37 tersebut, maka Idul Fitri atau Hari Raya Puasa jatuh pada tanggal yang berbeda-beda setiap tahunnya apabila dilihat dari penanggalan Masehi. Cara menentukan 1 Syawal juga bervariasi, sehingga boleh jadi ada sebagian umat Islam yang merayakannya pada tanggal Masehi yang berbeda. Pada tanggal 1 Syawal, umat Islam berkumpul pada pagi hari dan menyelenggarakan Shalat Ied bersama-sama di masjid-masjid yang ada, bahkan sering tidak tertampung sehingga juga dilakukan di tanah lapang dan jalan raya (terutama di kota besar), seperti halnya ketika Idul Adha. Umat Islam di Indonesia menjadikan Idul Fitri sebagai hari raya utama, momen untuk berkumpul kembali bersama keluarga, apalagi keluarga yang karena suatu alasan, misalnya pekerjaan atau pernikahan, harus berpisah. Mulai dua minggu sebelum Idul Fitri, umat Islam di Indonesia mulai sibuk memikirkan perayaan hari raya ini, yang paling utama adalah Mudik atau Pulang Kampung, sehingga pemerintah pun memfasilitasi dengan memperbaiki jalan-jalan yang dilalui.
Hari Raya Puasa Idul Fitri Hari Raya Puasa merupakan perayaan yang dirayakan diseluruh dunia bagi menandakan berakhirnya bulan puasa Ramadan di mana umat Islam akan berpuasa dan beribadat dengan lebih tekun. Hari Raya Puasa bermula apabila anak bulan kelihatan, menandakan bermulanya bulan Syawal, iaitu bulan ke sepuluh dalam kalender Hijrah Islam. Anak bulan akan diperhatikan oleh pegawai bertugas pada sebelah petang hingga waktu maghrib di beberapa tempat strategik di Malaysia. Perayaan Hari Raya Puasa juga merupakan berakhirnya tempoh untuk membayar zakat fitrah iaitu zakat yang dikenakan kepada mereka yang masih hidup sehingga masa
38 itu. Zakat fitrah tidak perlu dibayar bagi mereka yang telah meninggal. Kebiasaannya orang Islam juga akan mula membayar zakat fitrah semenjak bulan puasa dan zakat fitrah ini akan berhenti dikutip apabila sembahyang sunat Aidil Fitri dimulakan. Perayaan Hari Raya Puasa bermula sebaik sahaja anak bulan disahkan kelihatan oleh pemegang Mohor Besar Diraja, dimana takbir akan bergema di masjid-masjid menandakan mulanya perayaan Hari Raya Puasa. Pada keesokkan harinya, pada awal sebelah pagi, sesetengah orang akan pergi membersihkan perkuburan orang yang disayangi dan berdoa agar roh mereka dirahmati Allah. Pada hari raya, orang Islam disunatkan mengenakan pakaian yang paling cantik, paling bersih, dan juga mengenakan wangi-wangian. Sembahyang sunat Hari Raya Puasa sebanyak 2 rakaat pula akan diadakan pada sebelah pagi, biasanya agak lewat sedikit berbanding Hari Raya Korban. Kita disunatkan untuk makan sedikit sebelum menunaikan sembahyang sunat Aidil Fitri. Selain itu kita disunatkan juga untuk pergi dan balik daripada mengerjakan sembahyang sunat Aidil Fitri melalui jalan yang berlainan. Selepas sembahyang, sekali lagi umat Islam akan berbondong-bondong melawati perkuburan orang yang disayangi. Semua orang akan memakai pakaian baru dan selepas itu, mereka yang muda akan memohon kemaafan daripada mereka yang tua. Selepas itu semua orang akan menjamah pelbagai juadah yang disediakan sebelum ziarah dan menziarahi antara sesama mereka. Pada hari raya, Aidil Fitri, kita disuruh agar membantu mereka yang dari golongan fakir miskin. Mereka yang malang ini jangan dilupakan dan hendaklan diraikan dan diberi bantuan sekadar yang mampu.
39 Pada zaman nabi, perayaan Hari raya Aidil Fitri hanya disambut selama 1 hari sahaja, berbanding dengan perayaan hari raya Aidil Adha yang disambut selama tiga hari. Selepas meraikan hari raya Aidil fitri, orang Islam juga disunatkan untuk berpuasa enam hari atau 'puasa enam'. Puasa enam boleh dilakukan secara berturut-turut atau berselang-seli tetapi mesti dihabiskan di dalam bulan Syawal. Ini berdasarkan sabda Nabi S.A.W.
Ketupat Ketupat atau Kupat adalah hidangan khas Asia Tenggara yang dibuat dari beras. Beras ini dimasukkan ke dalam anyaman daun kelapa dan dikukus sehingga matang. Ketupat paling banyak ditemui sekitar waktu Lebaran, ketika umat Islam merayakan berakhirnya bulan puasa. Ketupat juga sering dihidangkan dengan sate. Bila dihidangkan dengan tahu dan gulai menjadi kupat tahu. Selain di Indonesia, ketupat juga dijumpai di Malaysia, Singapura dan sebagainya. Di antara beberapa kalangan di Jawa, ketupat sering digantung di atas pintu masuk rumah sebagai semacam jimat. Di Bali ketupat sering pula dipersembahkan sebagai sesajian upacara.
2.3.8
Data Idul Adha Idul Adha (atau di Malaysia dan Singapura, Hari Raya Haji, bahasa Arab: ديع
)ىحضألاadalah sebuah hari raya Islam. Pada hari ini diperingati peristiwa kurban, yaitu ketika nabi Ibrahim (Abraham), yang bersedia untuk mengorbankan putranya Ismail
40 untuk Allah, akan mengorbankan putranya Ismail, kemudian digantikan oleh-Nya dengan domba. Pada hari raya ini, umat Islam berkumpul pada pagi hari dan melakukan shalat Ied bersama-sama di tanah lapang, seperti ketika merayakan Idul Fitri. Setelah shalat, dilakukan penyembelihan hewan kurban, untuk memperingati perintah Allah kepada Ibrahim yang menyembelih domba sebagai pengganti putranya. Hari Raya Idul Adha jatuh pada tanggal 10 bulan Dulhijah, hari ini jatuh persis 70 hari setelah perayaan Idul Fitri. Hari ini juga beserta hari-hari Tasyrik diharamkan puasa bagi umat Islam. Pusat perayaan Idul Adha adalah sebuah desa kecil di Saudi Arabia yang bernama Mina, dekat Mekkah. Di sini ada tiga tiang batu yang melambangkan Iblis dan harus dilempari batu oleh umat Muslim yang sedang naik Haji. Hari Idul Adha adalah puncaknya ibadah Haji yang dilaksanakan umat Muslim. Hari Raya Korban Aidil Adha atau Hari Raya Haji merupakan perayaan yang dirayakan diseluruh dunia bagi menandakan berakhirnya tempoh mengerjakan ibadat haji di Mekah, yang merupakan rukun Islam kelima yang terakhir bagi mereka yang mampu, dan menandakan bermulanya ibadat korban untuk dibahagi-bahagikan kepada fakir miskin. Aidiladha adalah perayaan yang istimewa kerana ia merupakan hari untuk umat Islam memperingati kisah pengorbanan Nabi Ibrahim dalam menunaikan perintah Allah dan ke-sabaran anaknya Nabi Ismail dalam memenuhi perintah Allah s.w.t. Selain itu, salah satu keistimewaan Aidiladha dan Hari Tasyrik ialah ibadat korban. Ibadat korban ini hanya boleh dilakukan dalam empat hari iaitu bermula waktu
41 selepas khatib menyampaikan khutbah Aidiladha sehingga sebelum tenggelam matahari pada hari ke-13 Zulhijah. Dari segi bahasa, korban bermaksud dekat, manakala dari segi istilah ia bermaksud menjalankan perintah agama atau taat kepada perintah Allah kerana ingin mendekatkan diri kepada-Nya. Hari Raya Korban jatuh pada hari kesepuluh pada bulan Zulhijjah, bulan terakhir pada kalender Hijrah Islam. 10 Zulhijjah merupakan tarikh penting dalam sejarah Islam di mana Nabi Adam dan isterinya Hawa dikeluarkan dari syurga dan diturunkan ke bumi sebelum berjumpa di padang Arafah, di luar bandar Mekah. Pada hari raya, orang Islam disunatkan mengenakan pakaian yang paling cantik, paling bersih, dan juga mengenakan wangi-wangian. Pada pagi hari raya korban, umat Islam akan mengerjakan sembahyang sunat Hari Raya sebanyak 2 rakaat akan diadakan pada sebelah pagi, biasanya agak awal sedikit berbanding Hari Raya Aidil Fitri. Selain itu, salah satu keistimewaan Aidil Adha dan Hari Tasyrik ialah ibadat korban. Ibadat korban ini hanya boleh dilakukan dalam empat hari iaitu bermula waktu selepas khatib menyampaikan khutbah Aidil Adha sehingga sebelum tenggelam matahari pada hari ke-13 Zulhijah. Selepas bersembahyang, upacara korban akan dimulakan. Lembu, kambing, dan biri-biri yang dikorbankan akan disembelih secara beramai-ramai di kawasan masjid sebelum dibahagi-bahagikan kepada orang ramai terutamanya kepada golongan fakir miskin. Hari Raya Aidil Adha disambut ketika umat Islam membuat penziarahan ke Mekah, mengunjung Kaabah dan melakukan korban sembelihan. Al-Quran tidak
42 menyatakan, tetapi umat Islam memegang bahawa perayaan korban ini memperingati kesanggupan Nabi Ibrahim untuk menyerahkan anaknya sebagai korban kepada Tuhan. Selepas sembahyang, sekali lagi umat Islam akan berbondong-bondong melawati perkuburan orang yang disayangi. Semua orang akan memakai pakaian baru dan selepas itu yang muda akan memohon kemaafan daripada yang tua. Selepas itu semua orang akan menjamah pelbagai juadah yang disediakan sebelum ziarah dan menziarahi sesama mereka.
2.3.9
Data Natal Natal, dari bahasa Portugis yang berarti "kelahiran" adalah hari raya bagi umat
Kristen. Dalam hari ini yang jatuh pada tanggal 25 Desember, kelahiran Yesus Kristus diperingati. Meski para pakar dewasa ini sepakat bahwa Yesus kemungkinan besar sebenarnya tidak lahir pada hari ini, hari kelahirannya tetap dirayakan pada tanggal 25 Desember.
Sejarah Singkat Perayaan Natal Awalnya, perayaan Natal diperkirakan berasal dari festival Romawi dan negara Eropa lainnya yang menandai akhir masa panen dan masa titik balik matahari di musim gugur. Menurut sejarah awal Romawi, penentuan tanggal 25 Desember sebagai masa awal kelahiran Yesus Kristus dilakukan pada abad ke-4. Beberapa kebiasaan dari perayaan yang masih bertahan sampai saat ini termasuk mendekorasi rumah dengan tumbuh-tumbuhan hijau, pemberian hadiah, menyanyikan lagu-lagu dan menyiapkan masakan istimewa.
43 Kaum Puritan beranggapan bahwa Natal bukan bagian dari Kekristenan. Mereka tidak menemukan 25 Desember sebagai tanggal kelahiran Yesus di Alkitab dan berkeras bahwa tanggal tersebut diperoleh dari masa perayaan musim dingin kaum penyembah berhala di Roma kuno, Saturnalia. Pada tahun 1620, Kaum Puritan bekerja dalam proyek pembangunan dan dengan terang-terangan mengabaikan perayaan Natal. Pernyataan bahwa perayaan Natal mengalihkan orang dari kesalehan religius berlanjut sampai Puritanisme menyusut. Pada tahun 1827, seorang Uskup Episkopal menyatakan bahwa Iblis telah mencuri Natal dan membuatnya menjadi suatu festival duniawi yang dirayakan dengan minum-minuman keras dan berbicara kasar. Sepanjang tahun 1800, banyak pemimpin religius yang masih berusaha untuk bertahan pada hal itu. Masa liburan tersebut dikembangkan lebih lanjut dari legenda Santo Nicholas. Meskipun sejarah tidak mengkonfirmasi hal ini, orang yang dianggap Santo Nicholas hidup pada abad ke-4 dan dipercaya sebagai seorang uskup di Asia Kecil. Banyak peristiwa ajaib seputar dirinya yang diragukan, namun demikian, beberapa negara tetap memakai namanya sebagai santo pelindung mereka. Ia dianggap sebagai santo pelindung dari anak-anak, pelaut dan kaum miskin. Untuk menghormatinya, Festival Santo Nicholas diadakan pada tanggal 6 Desember dan hadiah-hadiah diberikan pada malam sebelumnya. Tradisi ini kemudian berkembang di banyak negara Eropa di abad ke-12. Akhirnya, karena Hari Santo Nicholas dan Hari Natal sangat berdekatan, tradisi keduanya pun dikombinasikan.
Santo Nicolas memiliki berbagai karakter di negara-negara tertentu. Contohnya, Belanda memiliki Sinter Klaas; Father Chrismas yang memberikan hadiah di Inggris Raya; Père Noël melakukan hal yang sama di Perancis; dan di Jerman terdapat Santo Nicholas yang
44 memiliki banyak nama termasuk Klaasbuur, Burklaas, Rauklas, Bullerklaas, dan Sunnercla, meskipun Father Christmas juga menjadi popular. Di Amerika Serikat, nama Sinter Klaas menjadi Santa Claus. Natal meraih popularitas saat berubah menjadi perayaan domestik, setelah publikasi Clement Clarke Moore 'Kunjungan dari Santo Nicholas' dan gambar Thomas Nast di Harper's Weekly, yang menggambarkan gambaran Santa dengan janggut putih yang memberikan hadiah bagi anak-anak. Penekanan baru ini mengurangi kekuatiran para pemimpin religius bahwa perayaan itu akan berakhir dengan minum-minum dan berserapah.
Peringatan Hari Natal Dalam hari raya Natal kelahiran Yesus di Betlehem, sebuah desa kecil di selatan Yerusalem, diperingati. Menurut Injil Perjanjian Baru, ketika itu Kaisar Agustus memerintahkan seluruh rakyat kerajaan Romawi untuk pulang ke daerahnya masingmasing karena akan mengadakan sensus. Lalu Yusuf dan Maria orangtua Yesus pergi ke Betlehem. Di sana karena tidak ada penginapan mereka bermalam di sebuah kandang. Lalu Yesus dilahirkan dan ditaruh di atas sebuah palungan (tempat makan hewan).
Kelahiran Yesus dalam Kitab Suci Cerita kelahiran Yesus dalam Injil Perjanjian Baru ditulis dalam kitab Matius (1:18-25) dan Lukas (2:1-21). Dalam Al-Qur'an, kitab suci umat Muslim, kelahiran Yesus atau Nabi Isa dikisahkan dalam Sura ke 19, Sura Maryam.
45 Pohon Natal Dari mana asal mula tradisi memasang pohon Natal? Kelihatannya tak seorang pun tahu dengan pasti siapa yang memulai tradisi tersebut untuk merayakan kelahiran Tuhan Yesus, namun ada cukup banyak legenda/cerita yang beredar di kalangan orang Kristen sendiri, di antaranya adalah: Pengalaman "supranatural" Santo Bonifacius Menurut sebuah legenda, ada seorang rohaniawan Inggris bernama Santo Bonifacius yang memimpin beberapa gereja di Jerman dan Perancis. Suatu hari dalam perjalanannya dia bertemu dengan sekelompok orang yang akan mempersembahkan seorang anak kepada dewa Thor di sebuah pohon oak. Untuk menghentikan perbuatan jahat mereka, secara ajaib St. Boniface merobohkan pohon oak tersebut dengan pukulan tangannya. Setelah kejadian yang menakjubkan tersebut di tempat pohon oak yang roboh tumbuhlah sebuah pohon cemara. Martin Luther dan pohon cemaranya Cerita lain mengisahkan kejadian saat Martin Luther, tokoh Reformasi Gereja, sedang berjalan-jalan di hutan pada suatu malam. Terkesan dengan keindahan gemerlap jutaan bintang di angkasa yang sinarnya menembus cabang-cabang pohon cemara di hutan, Martin Luther menebang sebuah pohon cemara kecil dan membawanya pulang pada keluarganya di rumah. Untuk menciptakan gemerlap bintang seperti yang dilihatnya di hutan, Martin Luther memasang lilin-lilin pada tiap cabang pohon cemara tersebut. Pro-Kontra Pohon Natal Terlepas dari kebenaran kisah-kisah di atas, hingga hari ini pemasangan Pohon Natal masih menimbulkan pro dan kontra di kalangan umat Kristen. Bagi orang-orang
46 yang tidak berkenan dengan pohon Natal, mengisahkan bahwa pada jaman dahulu bangsa Romawi menggunakan pohon cemara untuk perayaan Saturnalia, mereka menghiasinya dengan hiasan-hiasan kecil dan topeng-topeng kecil, karena pada tgl 25 Desember ini adalah hari kelahiran dewa matahari, Mithras, yang asal mulanya dari Dewa Matahari Iran yang kemudian dipuja di Roma. Demikian pula hari Minggu adalah hari untuk menyembah dewa matahari sesuai dari arti kata Zondag, Sunday atau Sonntag. Perlu diketahui juga bahwa dewa-dewa matahari lainnya, seperti Osiris, dewa matahari orang Mesir, dilahirkan pada tanggal 27 Desember. Demikian pula Dewa matahari Horus dan Apollo lahir pada tanggal 28 Desember. Maka dari itu ada aliran-aliran gereja tertentu yang mengharamkan tradisi pohon Natal, sebab mereka menganggap ini sebagai pemujaan dewa matahari. Pohon Natal bukanlah suatu keharusan di gereja maupun dirumah sebab ini hanya merupakan simbol agar kehidupan rohani kita selalu bertumbuh dan menjadi saksi yang indah bagi orang lain "evergreen". Pohon Natal (cemara) ini juga melambangkan "hidup kekal", sebab pada umumnya di musim salju hampir semua pohon rontok daunnya, kecuali pohon cemara selalu hijau daunnya.
2.4
Data Penyelenggara Sampai saat ini, masih ada kesalahpahaman di kalangan masyarakat luas. Banyak
yang menganggap bahwa yang menerbitkan prangko adalah PT Pos Indonesia atau bahkan sering disebut Kantor Pos dan Giro. Padahal, sesuai dengan aturan pemerintah yang antara lain termuat dalam Keputusan Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi (Dirjen Postel) Nomor 23/Dirjen/2003, yang menerbitkan prangko adalah Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi (Ditjen Postel). Dirjen Postel juga pemegang hak cipta
47 prangko. Sementara, PT Pos Indonesia sebenarnya bertugas mendistribusikan dan menjual prangko kepada masyarakat luas.
2.4.1
Direktorat Jendral Pos dan Telekomunikasi
2.4.1.1 Visi dan Misi Visi Terciptanya pembinaan penyelenggaraan pos, telekomunikasi dan informatika yang dinamis dengan peran aktif seluruh potensi nasional. Misi • Meningkatkan kualitas pengaturan dan sumber daya manusia • Meningkatkan pemerataan pelayanan ke seluruh pelosok nusantara • Meningkatkan iklim usaha dan peran serta masyarakat • Meningkatkan jenis dan kualitas pelayanan jasa • Mendorong optimalisasi penguasaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan yang tepat guna • Meningkatkan pembinaaan potensi pos, telekomunikasi dan informatika. Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi, berwenang merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi di bidang pos dan telekomunikasi. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana yang dimaksud di atas Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi menyelenggarakan fungsi: •
Penyiapan perumusan kebijaksanaan Departemen Komunikasi dan Informatika di bidang pos, telekomunikasi dan informatika, spektrum frekuensi radio dan orbit satelit.
48 •
Pelaksanaan kebijakan di bidang pos, telekomunikasi dan informatika, spektrum frekuensi radio dan orbit satelit.
•
Perumusan standardisasi, norma, pedoman, kriteria dan prosedur di bidang pos, telekomunikasi dan informatika, spektrum frekuensi radio dan orbit satelit.
•
Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi.
•
Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi.
2.4.1.2 Fungsi Ditjen Postel Selama ini, Ditjen Postel 3 (tiga) fungsi pokok di bidang penyelenggaraan pos dan telekomunikasi nasional, yaitu: pengaturan, pengawasan dan pengendalian. Fungsi pengaturan meliputi kegiatan yang bersifat umum dan teknis operasional yang antara lain diimplementasikan dalam bentuk pengaturan perizinan dan persyaratan dalam penyelenggaraan pos dan telekomunikasi. Fungsi pengawasan merupakan suatu fungsi dari Ditjen Postel untuk memantau dan mengawasi seluruh kegiatan penyelenggaraan pos dan telekomunikasi agar tetap berada dalam koridor peraturan perundang- undangan yang berlaku.Sedangkan fungsi pengendalian merupakan fungsi yang bertujuan memberi pengarahan dan bimbingan terhadap penyelenggaraan pos & telekomunikasi, termasuk juga agar penegakan hukum (law enforcement) di bidang penyelenggaraan pos dan telekomunikasi dapat dilaksanakan dengan baik. Ketiga fungsi di atas merupakan pengejawantahan dari fungsi penetapan kebijakan yang dimiliki oleh Menteri Komunikasi dan Informatika selaku Menteri yang ruang lingkupnya di bidang pos dan telekomunikasi. Fungsi penetapan kebijakan merupakan fungsi strategis yang dimiliki oleh Menteri dalam hal perumusan perencanaan dasar strategis dan perencanaan dasar teknis pos dan telekomunikasi
49 nasional. Dengan demikian, maka pengaturan pengawasan dan pengendalian yang dilaksanakan oleh Ditjen Postel mengacu kepada kebijakan yang telah ditentukan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika. Ditjen Postel selama ini selalu berusaha untuk dapat mengimplementasikan semua kebijakan Menteri Komunikasi dan Informatika di bidang pos & telekomunikasi dengan baik, sehingga penyelenggaraan pos & telekomunikasi nasional dapat dinikmati oleh rakyat banyak dan tidak terbatas pada masyarakat di kota-kota besar saja.
2.4.1.3 Sub Direktorat Prangko dan Filateli Mempunyai tugas melaksanakan penyusunan pedoman, norma, kriteria, prosedur penerbitan prangko dan benda-benda filateli dan bimbingan teknis di bidang filateli dan penyusunan data informasi prangko dan filateli. Dalam melaksanakan tugas, Sub Direktorat Prangko dan Filateli menyelenggarakan fungsi: 1. Pembinaan di bidang prangko dalam rangka penerbitan prangko. 2. Pembinaan di bidang filateli dan evaluasi kerja sama filateli.
Sub Direktorat Prangko dan Filateli terdiri dari: 1. Seksi Prangko, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan pedoman, norma, kriteria, prosedur dan bimbingan serta evaluasi pelaksanaan kegiatan di bidang penerbitan prangko dan penyiapan bahan penerbitan prangko bersama antar bangsa. 2. Seksi Filateli dan Informasi, mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan pedoman, norma, kriteria, prosedur penerbitan benda-benda filateli, bimbingan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan filateli, penyusunan informasi prangko
50 dan filateli, penyiapan bahan hubungan filateli antar negara serta program pemusnahan prangko dan filateli.
2.4.1.4 Flow Chart Proses Penerbitan Perangko
Tata cara pengiriman usulan penerbitan perangko: Pertama, permohonan usulan penerbitan prangko diajukan dengan informasi selengkap mungkin mengenai latar belakang atau alasan kenapa ingin prangko tersebut diterbitkan, lalu rencana tanggal terbit yang diusulkan, serta mengenai rencana peluncuran prangko itu pada hari terbit pertamanya. Selain itu, lengkapi pula usulan itu dengan rekomendasi atau persetujuan instansi terkait. Bila permohonan diterima, terutama untuk usulan yang disampaikan oleh lembaga, badan, atau instansi tertentu, maka pihak pemohon diwajibkan membentuk tim persiapan yang beranggotakan unsur-unsur pemohon, Ditjen Postel, PT Pos Indonesia, percetakan prangko, dan unsur-unsur terkait lainnya. Pembentukan tim persiapan itu, selambat-lambatnya 12 bulan sebelum rencana tanggal terbit prangko tersebut. Selama
51 ini, semua usulan yang masuk, biasanya kemudian disampaikan kepada Tim Nasional Pembinaan Perprangkoan dan Filateli. Tim ini dibentuk oleh Dirjen Postel yang anggotanya terdiri dari unsur Ditjen Postel, PT Pos Indonesia, Perum Peruri yang mencetak prangko, organisasi filateli, instansi, lembaga, atau perorangan yang dianggap ahli dalam bidangnya. Tugas tim tersebut adalah membantu Dirjen Postel memberikan pertimbangan mengenai permasalahan perprangkoan dan filateli, termasuk memberikan rekomendasi usulan penerbitan prangko yang dapat diterbitkan menjadi prangko atau sebaliknya, merekomendasikan menolak suatu usulan penerbitan prangko.Dalam rapatnya, tim tersebut membahas berbagai aspek yang menyangkut usulan penerbitan prangko.
2.4.2 PT Pos Indonesia (Persero)
2.3.2.1 Sejarah PT Pos Indonesia (Persero) Tahun 26 - 8- 1746
Uraian Kantorpos pertama di Indonesia adalah di Batavia didirikan oleh Gubernur Jendral GW Baron
1906
Posts Telegraafend Telefoon Diensts
27-9 - 1945
Jawatan PTT Republik Indonesia ditandai Pengambilalihan Kantor Pusat PTT di Bandung oleh
Angkatan Muda PTT dari
52 pemerintahan Militer Jepang. Tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Bakti Postel 1961
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.240 Tahun 1961 status Jawatan PTT berubah menjadi Perusahaan Negara (PN) Pos dan Telekomunikasi
1965
PN Pos dan Telekomunikasi dibagi dua menjadi : PN Pos dan Giro berdasarkan Peraturan Pemerintah No 29 Tahun 1965 dan PN Telekomunikasi berdasarkan Peraturan Pemerintah No 30 Tahun 1965
1978
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.9 Tahun 1978, status PN Pos dan Giro diubah menjadi Perusahaan Umum (Perum) Pos dan Giro.
20 - 6-1995
Dasar Hukum : Undang-undangNomor
1
Tahun
1995
tentang
Perusahaan
Perseroan; Peraturan Pemerintah RI Nomor 5 Tahun 1995 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Pos dan Giro menjadi Perusahaan (Persero) (Lembaran Negara RI Tahun 1995 Nomor 11); Anggaran Dasar PT Pos Indonesia (Persero) yang tercantum dalam akta Notaris Sutjipto, SH Nomor117 tanggal 20 Juni 1995 tentang Pendirian Perusahaan Persero PT Pos
Indonesia,
sebagaimana telah diubah dengan akta Notaris Sutjipto, SH Nomor 89 tanggal 21 September 1998 dan Nomor111 tanggal 28 Oktober 1998
53 2.4.2.2 Visi dan Misi Visi Menjadi perusahaan Pos yang berkemampuan memberikan solusi terbaik dan menjadi pilihan utama stakeholder domestik maupun global dalam mewujudkan pengembangan bisnis dengan pola kemitraan, yang didukung oleh sumber daya manusia yang unggul dan menjunjung tinggi nilai. Misi Memberikan solusi terbaik bagi bisnis, pemerintah dan individu melalui penyediaan sistem bisnis dan layanan komunikasi tulis, logistik, transaksi keuangan, dan filateli berbasis jejaring terintegrasi, terpercaya dan kompetitif di pasar domestik dan global
2.4.2.3 Unit Bisnis Salah datu unit bisnis PT pos Indonesia yaitu bidang Keuangan, Regular, Ritel, Filateli, Properti, Express, Admail, Total Logistik, e-bisnis.
2.5
Karakteristik Produk
Nama Produk : Prangko seri “ 9 Perayaan Besar Sepanjang Tahun” Produk yang dipasarkan adalah prangko karena pada akhir-akhir ini benda-benda filateli makin banyak digemari untuk dijadikan sebagai objek koleksi, dalam hal ini khususnya prangko yang sudah menjadi pandangan umum bagi masyarakat. Kegemaran dalam mengumpulkan prangko dapat menanamkan sifat-sifat yang dapat berguna atau melatih diri untuk lebih sabar, tekun, dan rapi pada diri seseorang. Selain itu prangko juga merupakan sumber pengetahuan dan informasi. Usaha yang ditempuh dengan
54 mengadakan acara-acara yang dapat mengundang para penggemar filateli, serta dunia filateli dapat berkembang dengan baik dan sehat. Sikap sehat yang dimaksud yaitu para penggemar filateli menghargai prangko sebagai hasil karya yang mempunyai nilai tersendiri bagi setiap penggemarnya. Sifat yang kurang sehat yang sering dilakukan oleh banyak penggemar filateli hanya memburu prangko sebagai objek untuk investasi dan kesenangan. Produk yang dipasarkan adalah prangko peringatan dengan tema hari perayaan besar yang ada di Indonesia. Tema hari perayaan yang sebagian merupakan hari besar keagamaan digunakan karena pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin modern maka hal-hal yang dapat mempererat silahturami dan semangat persatuan seringkali luput atau terlupakan dari perhatian masyarakat. Pada saat ini keberadaannya di Indonesia kurang diperhatikan. Jika dipelajari lebih dalam, maka setiap hari perayaan tersebut merupakan sesuatu yang sangat kompleks dan menarik sekali karena setiap perayaan tersebut memiliki latar belakang. Maka dari itu untuk lebih mempererat tali silahturahmi serta persatuan dan kesatuan maka dibuatlah prangko tersebut. Desain Prangko seri “ 9 Perayaan Besar Sepanjang Tahun” merupakan prangko yang terdiri dari 9 desain prangko sub tema. Subtema tersebut meliputi: 1. Perayaan Tahun Baru Masehi 2. Perayaan Tahun Baru Imlek 2559. 3. Perayaan Hari Raya Nyepi. 4. Perayaan Hari Raya Paskah 4. Perayaan Hari Raya Waisak. 5. Perayaan Hari Kemerdekaan RI, 17 Agustus 2008. 6. Perayaan Hari Raya Idul Fitri 1 syawal 1429 Hijriah.
55 7. Perayaan Hari Raya Idul Adha1429 Hijriah. 8. Perayaan Hari Raya Natal Penerbitan Prangko seri “9 Perayaan Besar Sepanjang Tahun” diawali dengan Prangko Sub tema Tahun Baru 2008 sebagai launching pertama kali. Setiap prangko Sub tema dan barang filateli yang bersangkutan akan diedarkan tepat pada hari H (hari perayaan tersebut). Contoh: Prangko Perayaan Tahun Baru Masehi, 1 Januari 2008 akan diedarkankan tepat pada tanggal
1 Januari 2008 di outlet-oultet kantor pos yang
tersedia. Begitu pula Prangko Sub Tema yang lainnya. Jika semua perayaan selama tahun 2008 sudah terlewati, maka semua prangko sub tema sudah diterbitkan . Orang yang mengikuti terus pengeluaran seri ini maka akan dapat mengumpulkan secara utuh semua prangko seri “ 9 Perayaan Besar Sepanjang Tahun”. Sistem penerbitan yang bertahap seperti ini dilakukan supaya membuat dunia filateli menjadi lebih menarik. Seperti yang kita ketahui sebelumnya, jika ada suatu seri prangko terbit maka kita bisa langsung membeli komplit tanpa adanya tantangan. Jika ingin mengumpulkan secara utuh prangko seri “Perayaan Besar Sepanjang Tahun” maka harus mengikuti atau melewati perayaan-perayaan besar tersebut selama setahun. Dengan sistem penerbitan seperti ini maka muncullah istilah “Permainan Filateli”. Penerbitan desain prangko seri “ 9 Perayaan Besar Sepanjang Tahun” ini memiliki keunikan. Keunikan tersebut meliputi: - Dengan sistem penerbitan yang bertahap, terciptanya istilah “Permainan Filateli” dalam dunia filateli. -
Perangko yang di dalamnya tersirat keanekaragaman suku, agama, budaya internasional serta identitas budaya bangsa Indonesia yang dimuat dalam 1 tema.
56 2.6
Target Sasaran Potensi pasar dari prangko peringatan ini adalah semua orang yang
menggunakan jasa pos untuk mengirim surat. Selain itu juga ada potensi pasar yang lebih khusus yaitu para penggemar filateli dalam hal ini adalah kolektor prangko, Baik kolektor perangko dalm negri maupun luar negri karena biasanya prangko peringatan ini adalah prangko yang tergolong langka serta banyak diminati dan jumlah cetak dari prangko peringatan ini biasanya juga dibatasi. Prangko ini dicetak dalam jumlah tertentu, walaupun sudah habis dan banyak yang mencari untuk koleksi, tidak akan dicetak ulang, begitu juga masa penjualan dan masa berlaku prangko itu mempunyai batas waktu tertentu. Selain pecinta filateli, target prangko ini yaitu orang yang suka berinvestasi, pecinta identitas budaya Negara. Prangko juga merupakan barang investasi. Jika berseri utuh dan berumur lama serta langka akan menjadi barang antik yang mahal harganya di kemudian hari. Di dalam dunia filateli, terkadang beberapa kesalahan yang terjadi, baik pada desain prangko, stempel, maupun benda filateli yang lain, memberikan nilai tambah pada benda filateli itu sendiri dan biasanya dicari oleh para kolektor. Selain itu benda-benda filateli yang sudah langka dan sulit didapat mempunyai nilai filatelis yang cukup tinggi.
2.7
Analisa SWOT
2.7.1 Strength ( Kekuatan ) 1. Dalam 1 seri ada 9 sub tema atau banyak prangkonya.
57 2. Dengan sistem penerbitannya secara bertahap maka ada tantangan dalam mengumpulkan prangko dengan menantikan penerbitan prangko di hari besar selanjutnya (permainan filateli). 3. Perangko peringatan ini penerbitan dan masa berlakunya terbatas maka menjadi koleksi langka. 4. Dalam 1 tema memperlihatkan budaya suku, budaya agama, budaya nasional serta budaya internasional. Serta dalam setiap subtema terdapat ciri kas bangsa Indonesia. 5. Terdapat pesan moral yaitu: a. Prangko seri tersebut merupakan satu kesatuan artinya, jika salah satu sub tema terlewatkan, maka prangko seri tersebut bukanlah satu kesatuan lagi. b. Mengenal kebudayaan nasional di Indonesia, artinya pengkoleksi mengenal kebudayaan perayaan yang ada lewat prangko.
2.7.2 Weakness ( Kelemahan ) 1. Karena ini perangko peringatan maka penerbitannya tidak banyak. 2. Karena penerbitannya tidak bersamaan, jadi pengkoleksi lupa pada hari H penerbitan prangko sub tema. 3. Untuk mendapatkannya, orang harus ke kantor pos/ tidak dijual umum.
2.7.3 Opportunities (Kesempatan) 1. Adanya Tahun Baru 2008 sebagai awal peluncuran prangko. 2. Belum pernah ada sistem penerbitan perangko dengan teknik ”Permainan Filateli”.
58 2.7.4 Threat (Ancaman) 1. Penggunaan media elektronik untuk saling mengucapkan hari raya lebih populer dan praktis daripada surat menyurat. 2. Orang menganggap surat menyurat itu kuno.