BAB 2
DATA DAN ANALISA
2.1
Sumber Data
Sumber data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari sumber-sumber sebagai berikut :
2.1.1
Literatur
Pencarian data literatur dilakukan dengan mempelajari : 1.
Buku ”30 Tahun Yayasan Kesehatan Gigi Indonesia (YKGI)”
2.
Buku “Preventive Dentistry untuk Sekolah pengatur Rawat Gigi II”, Mei 1989, oleh Sr. Drg. Be Kien Nio.
3.
Website YKGI (www.ykgi.or.id)
4.
Website Unilever Indonesia (www.unilever.co.id)
5.
Website Wikipedia (wikipedia.org)
serta observasi berbagai alat peraga dan perlengkapan presentasi penyuluhan “Preventive Dentistry” seperti flipchart, slide presentation, buku cerita bergambar, dan sebagainya yang sudah ada saat ini.
2.1.2
Wawancara
Untuk mendapatkan data pelengkap yang lebih aktual dan akurat, Penulis juga memutuskan untuk melakukan wawancara langsung dengan narasumber, yakni
3
4 dengan Sr. Kien sebagai kepala pengurus YKGI dan dengan Ibu titiek selaku perawat serta tenaga pengajar PKG YKGI.
2.1.3
Kuesioner
Kemudian untuk menyelidiki khalayak sasaran lebih lanjut lagi maka Penulis memutuskan untuk menyebarkan kuesioner. Adapun kuesioner ditujukan kepada siswa-siswi Sekolah Dasar Negri (SDN) Nilem, yang beralamat di Jalan Nilem No. 10, Bandung.
Setelah data terkumpul dilakukan proses pengolahan data melalui 2 tahapan yaitu pengeditan dan analisa. Dalam tahap pengeditan, data-data yang sudah terkumpul dipilah-pilah kembali hingga terkumpul data-data yang dapat digunakan untuk mendukung proses pengerjaan proyek Tugas Akhir. Kemudian tahapan selanjutnya adalah analisa, di mana data-data yang sudah dipilah-pilah kemudian dipelajari sedemikian rupa sehingga sehingga ditemukan inti permasalahannya. Adapun hasil rangkuman proses pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut :
2.2
Pengertian Kedokteran Gigi Umum
Ilmu Kedokteran gigi adalah seni dan ilmu mengenai pencegahan, diagnosis, dan perawatan untuk kasus, penyakit, dan kelainan pada rongga mulut, rahang atas, serta struktur lainnya yang berhubungan dengan daerah tersebut pada manusia. Adapun praktek kedokteran gigi umum mencakup sebagian besar pencegahan penyakit, pemeriksaan, diagnosa, perencanaan perawatan, dan perawatan. Akan tetapi peran
5 terpenting dari seorang dokter gigi adalah untuk melakukan tindakan pencegahan sedini mungkin. Apabila seorang dokter gigi dapat memeriksa pasiennya secara berkala, maka penyakit dapat dideteksi lebih awal dan dirawat sebelum menjadi penyakit yang parah dan serius.
Gambar 2.1
2.3
Gambar 2.2
Data Rangkuman Hasil Wawancara
Adapun pada tanggal 24 dan 25 September 2007, Penulis berkesempatan untuk melakukan wawancara dengan Sr. Be Kien Nio selaku Ketua YKGI di asrama putri Providentia, jalan Anggrek No. 60, Bandung. Kemudian pada hari yang sama Penulis juga sempat mewawancarai seorang tenaga pengajar senior Pendidikan Kesehatan Gigi yang sering bertugas mengajar ke kelas-kelas, yakni Ibu Titiek. Adapun data rangkuman hasil dari wawancara yang telah Penulis kumpulkan dapat dibaca di bawah ini :
2.3.1
Rangkuman wawancara dengan Sr. Be Kien Nio (Sr. Kien)
Gambar 2.3
6 Yayasan berdiri pada tahun 1972, di mana pada saat itu Sr. Kien yang baru kembali dari Australia menolak tawaran untuk bekerja di kantor pusat Departemen Kesehatan di Jakarta, dan lebih memilih untuk terlibat secara langsung di lapangan. Pada akhirnya Dr. Rizali Noor (Alm) selaku Kepala Direktorat Kesehatan Gigi Depkes pada waktu itu, mengizinkan sekaligus memberi tantangan kepada Sr. Kien untuk mendirikan unit kesehatan gigi yang berbasis “Preventive Dentistry” di kota Bandung.
Pada awalnya YKGI hanya menawarkan program UKGS dan PKG ke sekolahsekolah dasar saja dan mendapat respons yang cukup posistif. Akan tetapi sekolah yang kemudian mendaftarkan diri masih lebih didominasi oleh sekolah swasta daripada sekolah negri. Hal ini disebabkan oleh birokrasi yang lebih sulit dan keterbatasan dana yang seringkali menjadi hambatan bagi sekolahsekolah negri untuk dapat berpartisipasi dalam program ini. Sangat disayangkan karena murid-murid sekolah negri seharusnya dapat sangat diuntungkan dengan adanya program ini.
2.3.2
Rangkuman wawancara dengan Ibu Titiek
Menurut Ibu Titiek, rata-rata siswa peserta program PKG adalah 25 sampai 35 anak di tiap kelas, dan tenaga pengajar biasanya hanya 1 orang per kelas, walau terkadang juga didampingi oleh guru wali kelas. Rata-rata waktu pembelajaran adalah 40 menit dan seringkali jam pengajaran disatukan dengan pelajaran olah raga. Adapun biaya program yang dikenakan adalah antara Rp
7 45.000 - Rp 65.000 per siswa untuk 1 tahun, tergantung perjanjian awal antara sekolah dengan yayasan.
Respons anak dalam menerima program ini sangatlah baik, dalam arti anak cukup kooperatif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran maupun dalam pengerjaan tugas-tugas yang diberikan. Sebagai catatan saat ini dengan banyaknya sekolah yang lebih menekankan proses belajar aktif sejak dini, siswasiswi di sekolah dasar sudah semakin berani untuk terlibat aktif dalam proses belajar mengajar. Kemudian masih menurut Ibu Titiek, anak-anak siswa sekolah dasar saat ini juga menyukai pendekatan ilustratif dengan menggunakan karakter-karakter kartun dan cerita-cerita petualangan.
2.4
Data Rangkuman Hasil Kuesioner
Untuk menyelidiki khalayak sasaran secara lebih mendalam lagi, maka Penulis memutuskan untuk membuat dan menyebarkan kuesioner. Adapun kuesioner yang berisi 5 pertanyaan tersebut kemudian dibagikan di sebuah Sekolah Dasar Negri, yakni SDN Nilem, Bandung. Masing-masing 20 siswa dari tiap kelas, dari kelas 1 hingga kelas 6, mengisi kuesioner sebagai responden. Akan tetapi setelah proses pengisian, 4 lembar kuesioner yang dibagikan ke kelas 1 akhirnya disisihkan karena hampir tidak diisi sama sekali. Total Responden adalah 116 anak, terdiri dari 65 siswi dan 51 siswa. Adapun contoh lembar kuesioner yang dibagikan kepada responden terlampir pada bagian pelengkap. Kemudian hasil kuesioner tersebut adalah sebagai berikut :
8 1.
Apakah adik-adik di rumah mempunyai televisi? Keterangan : Dari jawaban tersebut dapat disimpulkan kalau mayoritas responden memiliki unit televisi sendiri di rumah.
Tabel 2.1
2.
Jenis acara televisi apa yang sering adik-adik tonton di rumah? Keterangan : Dari respons yang didapat dapat disimpulkan kalau mayoritas responden lebih sering menonton jenis film kartun.
Tabel 2.2
3.
Acara anak apa yang paling kamu sukai? Keterangan : Alasan responden dalam
memilih
acara
favorit
tersebut antara lain adalah karena acara tersebut seru, ramai, atau lucu.
Tabel 2.3
9 4.
Karakter kartun mana yang merupakan favoritmu? sebutkan alasannya! Keterangan : Alasan responden dalam memilih karakter favorit antara lain karena karakter tersebut pemberani, kuat, keren atau lucu
Tabel 2.4
5.
Apa cita-citamu di masa depan? sebutkan alasannya! Keterangan : Alasan responden dalam memilih cita-cita mereka antara lain karena ingin mengikuti orang tua atau alasan ekonomis.
Tabel 2.5
2.5
Data Mandatoris
2.5.1
Penyelenggara (YKGI)
Gambar 2.4
10 Penyelenggara utama kampanye “Preventive Dentistry” ini adalah Yayasan Kesehatan Gigi Indonesia, yang beralamat di : Jl. Anggrek 60, Bandung 40114, Indonesia. Telpon : (022) 7234579 Fax : (022) 7107208 E-Mail :
[email protected]
2.5.2
Pendukung (WHO)
Gambar 2.5
World Health Organization (WHO) adalah agensi spesialis Persatuan BangsaBangsa (PBB) yang bertindak sebagai otoritas koordinasi kesehatan publik dunia yang didirikan tanggal 7 April 1948, dan bermarkas di Jenewa, Swiss. Adapun tugas terbesarnya adalah untuk memerangi penyakit, terutama kunci penyakit menular, dan untuk mempromosikan kesehatan umum kepada penduduk dunia. Adapun untuk region Asia Tenggara, kantor regional WHO dapat ditemui di kota Manila, Filipina.
11 2.5.3
Kerjasama Sponsor (Unilever - Pepsodent)
Gambar 2.6
Gambar 2.7
PT Unilever Indonesia pada awalnya didirikan pada 5 Desember 1933. Adapun Misi Unilever adalah peningkatan vitalitas hidup, yang dilakukan dengan pemenuhan kebutuhan akan nutrisi, kesehatan dan perawatan pribadi sehari-hari dengan produk-produk yang membuat para pemakainya merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan. Pepsodent adalah produk pasta gigi yang diproduksi oleh Unilever, dan merupakan satu-satunya merek pasta gigi yang diakui oleh FDI (Federasi Gigi Dunia), di samping asosiasi dokter gigi di dalam negeri. Sejak tahun 1990an, Pepsodent telah menjalankan Program Sekolah yang hingga tahun 2006 telah menjangkau lebih dari 3,2 juta anak-anak berusia di bawah 12 tahun di seluruh Indonesia.
2.6
Sejarah Berdirinya Yayasan Kesehatan Gigi Indonesia
Pada awalnya, Drg. Rizali Noor (Alm) sebagai Kepala Direktorat Kesehatan Gigi Departemen Kesehatan meminta Sr. Drg Be Kien Nio (Suster Kien) untuk membuktikan bahwa suatu klinik yang mengkhususkan diri pada usaha pencegahan dapat meningkatkan kesehatan gigi sekaligus bermanfaat bagi pengelolanya. Rencana tersebut mendapat dukungan dari rekan-rekan sejawat Suster Kien, yaitu Sr. Dionysia Michels
12 selaku provinsial Ursulin, Mgr. Amtz OSC (Alm) selaku Uskup Bandung, Prof. Drg. R.G. Soemantri, dan Sr. Rosemary Huber MM. Mereka kemudian sepakat untuk mendirikan sebuah yayasan yang mempunyai misi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat melalui upaya pencegahan dan pendidikan.
Gambar 2.8
Gambar 2.9
Yayasan Kesehatan Gigi Indonesia kemudian didirikan dan mengawali pelayanannya pada tahun 1972 dengan pendirian UKGS di sebuah Sekolah Dasar dan Taman KanakKanak. Beberapa tahun kemudian pelayanan YKGI berkembang pesat ke berbagai sekolah lainnya. Kemudian pada tanggal 22 Maret 1973 YKGI meresmikan berdirinya sebuah Poliklinik Gigi di Jalan Anggrek No. 60, Bandung. Hingga saat ini, YKGI telah melayani 16 Taman Kanak-Kanak, 11 Sekolah Dasar, serta 7 Taman Kanak-Kanak & Play Group insidental baik negri maupun swasta dengan jumlah total peserta 9.213 orang anak
13 2.7
Program-Program Yayasan Kesehatan Gigi Indonesia
2.7.1
Unit Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS)
Gambar 2.10
Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah yang mementingkan pendidikan maupun pencegahan semakin bertambah. Setelah 6 tahun pertama, UKGS yang dikelola YKGI bisa menyerahkan anak-anak yang selesai Sekolah Dasar dalam keadaan sehat optimal : dalam arti geligi lengkap, bebas caries yang aktif, semua lubang ditambal dan semua sisa akar telah diekstraksi.
2.7.1.1 Tujuan UKGS 1.
Meningkatkan taraf kesehatan gigi anak-anak sekolah dengan jalan mengadakan usaha preventif dan promotif.
2.
Mengusahakan timbulnya kesadaran dan keyakinan bahwa untuk meningkatkan taraf kesehatan gigi perlu pemeliharaan kebersihan (oral hygiene).
3.
Mengusahakan
agar
anak-anak
Sekolah
Dasar
itu
memelihara kebersihan mulutnya di rumah (habit formation).
mau
14 4.
Meningkatkan taraf kesehatan gigi anak-anak Sekolah Dasar dengan menjalankan usaha kuratif apabila usaha prevensi gagal melalui system selektif (selective approach).
5.
Meningkatkan kesadaran kesehatan gigi dengan suatu sistem pembiayaan yang bersifat pra upaya (pre payment system).
2.7.1.2 Program UKGS YKGI untuk Murid SD 1.
Pendidikan Kesehatan Gigi Pendidikan Kesehatan Gigi dalam kelas dilakukan setiap 1 bulan sekali, 2 minggu atau bahkan seminggu sekali sesuai perjanjian dengan sekolah.
2.
Pencegahan Penyakit Gigi & Perawatan Program ini meliputi : a. Pemeriksaan teratur. b. Diagnosa untuk menentukan perawatan apa yang diperlukan. c. Pembersihan rongga mulut. d. Pemberian pendidikan kesehatan gigi di klinik. e. Mempelajari cara memelihara kebersihan mulut. f. Pengulasan Fluor untuk mencegah kerusakan gigi. g. Pencabutan gigi susu dengan Chlor Aethyl. h. Penambalan gigi tetap dengan Amalgam. i. Penambalan gigi tetap dengan ART.
15 2.7.1.3 Program UKGS YKGI untuk Murid TK. Maksud program ini adalah memperkenalkan Kesehatan Gigi kepada anak-anak murid Taman Kanak-Kanak dengan tujuan agar anak-anak memelihara kebersihan dan kesehatan giginya. 1.
Pendidikan Kesehatan Gigi. Untuk aktivitas murid diperlukan buku pendidikan Kesehatan Gigi untuk Taman Kanak-Kanak, untuk kelas TK besar dan TK kecil.
2.
Pencegahan Penyakit Gigi. Program ini meliputi : a. Pemeriksaan teratur. b. Pembersihan rongga mulut. c. Pemberian pendidikan kesehatan gigi di klinik. d. Mempelajari cara memelihara kebersihan mulut. e. Pengulasan Fluor untuk mencegah kerusakan gigi.
Adapun di Taman Kanak-Kanak tidak diberikan perawatan, apabila anak memerlukan perawatan, yayasan menyerahkan kepada orang tua / wali murid untuk memilih dokter gigi dengan disertai surat rujukan dari Yayasan.
Pertemuan orang tua, guru dan petugas kesehatan gigi dengan topik pembahasan masalah Kesehatan Gigi Anak dilakukan sekali dalam
16 setahun, biasanya pada awal tahun ajaran baru, sebelum program dilaksanakan di sekolah.
Hal itu dimaksudkan selain memberikan penyuluhan masalah kesehatan gigi, juga untuk mengenalkan program-program UKGS yang akan dilaksanakan. Pada pertemuan itu juga diadakan sesi tanya jawab sehingga baik penyuluh maupun pengelola program dapat memberikan hasil semaksimal mungkin.
2.7.1.4 Pelaksanaan Program UKGS 1.
Pemeriksaan awal keadaan gigi dan mulut serta perhitungan DMF (Decay Missing and Filled) Indeks dan Indeks Kebersihan Mulut (OHI-S).
2.
Pelaksanaan pendidikan kesehatan gigi di kelas-kelas yang berintegrasi dalam kurikulum sekolah serta pelaksanaan program pencegahan dan perawatan secara kontinyu di klinik UKGS.
3.
Evaluasi dan penelitian.
2.7.1.5 Peserta Unit Kesehatan Gigi Sekolah YKGI 1.
Sekolah Dasar :
Nama Sekolah SD Santa Ursula
Peserta
Kelas
SES*
467
1-6
B
17 SD Santa Angela
700
1-6
B
SD Taruna Bakti
218
1&2
B
SD Maria Bintang Laut
779
1-6
B
SD Kalam Kudus Ciateul
374
1-6
C1
SD Kalam Kudus Kopo
542
1-6
C1
SD Gamaliel
387
1-6
C1
SD BPK Citepus
999
1-6
B
SD BPK Suryani
990
1-6
B
SD BPK Holis
1127
1-6
B
SD Talenta
165
1&2
A2
*) SES (socio economic status) menurut AC Nielsen (2005).
2.
Taman Kanak-Kanak : a. TK St. Angela b. TK St. Yohanes c. TK Elektrina d. TK Kalam Kudus Kopo e. TK Karuna Bakti f. TK Aselia g. TK N. Centeh h. TK Merpati Pos
18 i. TK Maria Bintang Laut j. TK Kalam Kudus Pasundan k. TK Gameliel l. TK Baptis m. TK BPK Citepus n. TK BPK Holis o. TK BPK Suryani p. TK Sadang Serang q. TK Sukapirena (insidentil) r. TK Vincetius (insidentil) s. TK Bumi Serpong Damai (insidentil) t. TK Jabal Rahmah (insidentil) u. TK Gagas Ceria (insidentil)
3.
Play Group : a. Kalam Kudus Kopo b. ABC Club c. Bandung English Centre d. Kalam Kudus Pansundan e. BPK Suryani f. BPK Citepus g. BPK Holis h. BPK Baptis i. Mutiara Indonesia (insidentil)
19 j. English Made Fun School (insidentil) k. Deutshce Schule Bandung (insidentil)
l. Tumble Tots
2.7.2
Balai Pengobatan Gigi
Setelah klinik UKGS berjalan selama 2 tahun, masyarakat mengiginkan dan mengusulkan agar klinik tersebut juga melayani orang dewasa. Usul tersebut ditanggapi oleh pengurus dan mereka mempersiapkan serta mengajukan permohonan mendirikan sebuah Balai Pengobatan Gigi. Pada tahun 1975, didirikan BPG di Jl. Cikaso Barat II No. 55 yang melayani masyarakat umum.
Pada Tahun 1987, Suster Frances, pimpinan Asrama Putri Providentia mengijinkan sebuah ruangan bekas gudang di kompleks Susteran Ursulin untuk dipakai sebagai Balai Pengobatan Gigi dan hingga kini BPG YKGI terletak di Jl. Anggrek 60, Bandung.
Sejak tahun 1979, YKGI bekerja sama pula dengan Yayasan Wyata Guna mendirikan sebuah klinik gigi yang melayani warga tuna netra dan keluarga karyawan Wyata Guna, yang terletak di Kompleks Wyata Guna di Jalan Pajajaran 52 Bandung. Klinik gigi tersebut melayani masyarakat Wyata Guna setiap Senin dari jam 08.00 – 11.00 hingga kini.
20 2.7.3
Unit Pendidikan Kesehatan Gigi
Pada tahun 1978 Yayasan mengambil inisiatif untuk mengembangkan sayapnya melalui suatu Seksi Pendidikan Kesehatan Gigi / Dental Health Education (DHE), yang mengembangkan metode-metode pendidikan dan bahan-bahannya serta menyebarluaskannya untuk digunakan juga oleh yayasan lain. Salah satu kegiatan unit ini adalah memproduksi dan menyebarluaskan buku-buku dan alatalat peraga dan presentasi untuk penyuluhan kesehatan gigi. Adapun saat ini semua bahan tersebut sudah menyebar ke berbagai propinsi di Indonesia
Pelayanan lain berupa konsultasi bagi sekolah yang ingin mendirikan Klinik Sekolah, Training Tenaga Kesehatan Gigi Sekolah dan Pendidikan Staf Paramediknya termasuk juga metode-metode evaluasi pencegahan yang bisa dilakukan. Untuk menyebarluaskan program-program UKGS dan meningkatkan pelayanan pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi, unit PKG inipun sering berpartisipasi di beberapa pameran yang berhubungan dengan pendidikan dan kesehatan.
2.7.3.1 Fasilitas Unit Pendidikan Kesehatan Gigi (PKG) 1.
Buku : a. Pendidikan Kesehatan Gigi Bagian I b. Pendidikan Kesehatan Gigi Bagian II c. Pendidikan Kesehatan Gigi Bagian III d. Pendidikan Kesehatan Gigi Bagian IV e. Pendidikan Kesehatan Gigi Bagian V
21 f. Pendidikan Kesehatan Gigi Bagian VI g. Buku Kerja Kelas I h. Buku Kerja Kelas II i. Buku Kerja Kelas III j. Buku Kerja Kelas IV k. Buku Kerja Kelas V l. Buku Kerja Kelas VI m. Belajar dan Bermain Tentang Gigi : TK Kecil n. Mari Belajar Tentang Gigi : TK Besar o. Jalan Menuju Gigi Sehat
2.
Brosur : 5 Macam Brosur
3.
Diktat : a. Preventive Denstistry SPRG Bag. I b. Preventive Denstistry SPRG Bag. II c. Public Healthy untuk SPRG
4.
Disclosing : 1 Botol 30 ml (solution)
5.
Flip Chart : a. Si Kokus dan Si Basil
22 b. Ali Bersama si Gigi c. Gicil (Si Gigi Kecil) I d. Gicil (Si Gigi Kecil) II
6.
Model : a. Anatomi Gigi b. Perjalanan Caries c. Perjalanan Penyakit Periodontal d. Karies yang Dibiarkan dan Akibatnya e. Gigi Susu Rahang Atas dan Bawah f. Gigi Tetap Rahang Atas dan Bawah g. Model Gigi Tetap Rahang Ataas dan Bawah h. Penampang Gigi
7.
Slide : a. Kisah Gigi Si Pino b. Kisah si Kokus dan Si Basil c. Pencegahan Penyakit Gigi Dalam
8.
Poster : a. UKGS Plak dan Akibatnya b. Gigiku Sehat Karena Kusikat c. Dia Perawat dan Penasihat d. Berkat Sahabat Gigi Terawat
23 e. 5 Masalah Gigi Bungsu f. Pertumbuhan Gigi Susu dan Gigi Tetap g. Resorpsi Akar Gigi Susu h. Akibat Gigi Susu yang Tanggal Sebelum Waktunya i. Orkes Sikat Gigi j. Bangun Pagi Kusikat Gigi k. Kujauhi Gula Gigi Kusikat l. Kuman Dalam Plak m. Cara Menyikat Gigi n. Gigi Dengan Plak o. Gigiku Kotor Penuh Kuman Perusak p. Rajin Menyikat Gigi Kuman pun Lari q. Kusikat Gigiku Setiap Hari r. Dokter Apakah Gigiku Berlubang? s. Berkat Sahabat Gigi Terawat t. Gigi Sehat Kita Gembira u. Aku Juara v. Sikat Gigi Besar (Model) w. Senyum Gembira Berkat Gigi Sehat / Sikatlah Gigimu Selalu / Ingatlah Selalu Pesan Dokter Gigimu / Dokter Gigi Menjadi Sahabat / Peliharalah Gigimu / Menyikat Cermat Gigi Sehat / Berkat Sahabat Gigi Sehat / Selalu Riang Karena Gigi Sehat
24 9.
Gimmick : a. Disklosing, Sikat Gigi, Cermin, Gelas, Celemek. b. T-Shirt Orkes Sikat Gigi S / L c. T-Shirt Bangun Pagi Kusikat Gigi S / L d. T-Shirt Kujauhi Gula, Gigi Kusikat S / L e. Jaket Orkes Sikat Gigi S / M / L f. Jaket Bangun Pagi Kusikat Gigi S / M / L g. Jaket Kujauhi Gula, Gigi Kusikat S / M / L
10.
Video : Beta / VCD Usaha Preventif dan Promotif dalam UKGS
2.8
Data Kampanye-Kampanye “Preventive Denstistry” Sebelumnya
Untuk menyebarluaskan program-program UKGS dan meningkatkan pelayanan pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi, unit PKG YKGI sering berpartisipasi di beberapa pameran yang berhubungan dengan pendidikan dan kesehatan. Antara lain pada tanggal 24 April 2001 sampai dengan 27 April 2001, YKGI tercatat pernah berpartisipasi pada Pameran Pendidikan Anak 2001 yang bertempat di Graha Manggala Siliwangi. Kemudian pada peringatan 30 tahun YKGI pada tanggal 22-23 Maret 2003 YKGI mengadakan Pameran Hasil Karya Anak-Anak, serta Lomba Gambar dan Lomba Gigi Sehat.
25
Gambar 2.11
Gambar 2.12
gambar 2.13
Gambar 2.14
Adapun Unilever sebagai partner YKGI dalam kampanye kali ini juga aktif dan konsisten dalam berkampanye untuk peningkatan kesehatan mulut melalui produk Pepsodent. Beberapa di antaranya adalah kampanye Pepsodent untuk menyikat gigi pada malam hari dan kampanye Pepsodent untuk bebaskan anak dari gigi berlubang yang diadakan tahun lalu.
Gambar 2.15
Gambar 2.16
Gambar 2.17
26 2.9
Khalayak Sasaran
Khalayak sasaran dari program “Preventive Dentistry” ini adalah :
2.9.1
Sasaran Primer
Adalah anak-anak berusia 6 - 10 tahun (children), yang bersekolah di sekolah dasar negri kelas 1 - 4 di kota Bandung. Alasan mengapa sasaran primer ditujukan kepada anak-anak adalah karena pada rentang usia 6 – 12 tahun, seorang anak mengalami masa transisi dari gigi susu menjadi gigi tetap.
Lebih lanjut dipilih untuk hanya menargetkan kelompok children saja, adalah karena pada usia 10 – 13 tahun, seorang anak sudah memasuki tahap pra-remaja yang seringkali disebut sebagai tweens, serta membutuhkan pendekatan komunikasi yang berbeda dengan children. Adapun intervensi terhadap anak lebih mudah untuk dilakukan ketika si anak masih pada masa children daripada ketika sudah memasuki masa remaja.
2.9.2
Sasaran Sekunder
Adalah guru dan orangtua dari khalayak sasaran primer. Karena selain guru, orang tua juga berperan sebagai pendidik dan pendisplin anak di rumah. Guru dan orang tua juga secara disadari maupun tidak seringkali memberikan contoh yang membangun kebiasaan anak-anak melalui kebiasaannya sendiri. Oleh karena itu untuk menjaga agar anak dapat menjalankan anjuran kampanye dengan konsisten dan kontinyu, guru dan orang tua memiliki peranan penting..
27 2.10
Faktor Pendukung & Penghambat
2.10.1 Faktor Pendukung 1.
Adanya dukungan dari organisasi kesehatan internasional maupun regional seperti WHO dan Depkes RI, untuk aktivitas yang dapat meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.
2.
Unilever sebagai salah satu partner YGKI dalam kampanye ini mempunyai image yang baik di mata masyarakat. Hal ini disebabkan karena
Unilever
sangat
aktif menjalankan
komitmennya
dalam
mempromosikan peningkatan kesehatan mulut di Indonesia selama lebih dari 30 tahun melalui brand Pepsodent. 3.
Kampanye “preventive denstistry” ini menawarkan keuntungan jangka panjang bagi khalayak sasaran, baik primer maupun sekunder, yaitu kesehatan pribadi.
2.10.2 Faktor Penghambat 1.
Masih adanya persepsi yang salah di kalangan masyarakat menengah ke bawah kalau kesehatan adalah sesuatu yang mahal.
2.
Tingkat kedisiplinan masyarakat Indonesia masih sangat rendah sehingga masih dibutuhkan reminder items atau kampanye lanjutan untuk menjaga kontinuitas pesan kampanye.
3.
Beberapa media komunikasi visual yang digunakan saat ini sudah kuno, sehingga kurang dapat menarik perhatian khalayak sasaran.