BAB 2 DATA DAN ANALISA
2.1 Sumber Data Data dan informasi untuk mendukung tugas akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain : •
Wawancara dengan pihak Polisi Lalu Lintas Kapolresta Bekasi Kota Jalan pramuka No. 79 Bekasi
•
Kuesioner yang disebarkan kepada masyarakat
•
Wawancara dengan salah satu anggota komunitas motor FOURH
•
Brosur HONDA Keselamatan Berkendara Aman dan Nyaman
•
SCRIPTOGRAPHIC BOOKLET by CHANNING L. BITE CO.INK(booklet berseri berisi tentang panduan keselamatan)
•
http://edorusyanto.wordpress.com/
2.2 Tinjauan Umum Kecelakaan berkendara yang terjadi di Jabodetabek bisa dibilang cukup tinggi dan motor adalah penyumbang kecelakaan terbanyak yang presentasenya berbeda-beda dari setiap daerah. Daerah-daerah tersebut meliputi Tanggerang, Jakarta Utara, Jakarta Pusat, Jakarta Timur, dan Bekasi Kabupaten. Bekasi bisa dibilang menjadi penyumbang terkecil yang memiliki presentase kecelakaan berkendara sebesar 8,21% angka ini termasuk rendah dibandingkan daerah-daerah lainnya. Jika dikaitkan dengan fakta yang ada, mungkin tingkat kecelakaan di Bekasi terbilang kecil dikarenakan biaya denda yang relatif lebih mahal.
Gambar 2.1 Statistik daerah kecelakaan Sumber: edorusyanto.wordpress.com
2.2.1 Road Safety Association (RSA) RSA adalah suatu lembaga yang memfokuskan diri pada isu-isu pentingnya keselamatan jalan dengan menekankan ketaatan kepada peraturan lalu lintas, perilaku berkendara yang tepat dan standar minimum keterampilan berkendara.
Gambar 2.2 Logo Road Safety Association Sumber: edorusyanto.wordpress.com
Berikut adalah data yang bersumber dari Bapak Edo Rusyanto Ketua Umum Road Safety Association (RSA) Indonesia, melalui http://edorusyanto.wordpress.com/ Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan kendaraan berimbas juga pada banyak aspek di Bekasi. Salah satu yang menjadi catatan adalah terkait dengan kecelakaan lalu lintas jalan. Setiap hari pasti terjadi kasus kecelakaan di Bekasi. Data Ditlantas Polda Metro Jaya memperlihatkan, sepanjang Januari-Agustus 2013, rata-rata tiap hari ada sekitar empat kasus kecelakaan lalu lintas jalan di Bekasi. Angka itu membaik 14,14% jika dibandingkan periode sama tahun 2012. Kecelakaan selama delapan bulan di tahun 2013 berbuntut tewasnya 90 warga Bekasi. Seiring menurunnya kasus kecelakaan, jumlah korban tewas di Bekasi juga anjlok 33,82%, mengingat pada delapan bulan 2012 masih sebanyak 136 jiwa. Sementara itu, korban luka berat dan luka ringan per akhir Agustus 2013 masingmasing 601 orang dan 491 orang. Korban luka ringan anjlok 49,11%, namun korban luka berat justeru melonjak 171,94% jika dibandingkan periode sama 2012. Tiap hari, rata-rata ada lima orang yang menderita luka-luka akibat kecelakaan pada 2013 di Bekasi. Sedangkan pada delapan bulan 2012, korban luka-luka akibat kecelakaan di Bekasi sebanyak enam orang per hari. Nah, jumlah kendaraan yang terlibat kecelakaan di Bekasi pada delapan bulan 2012 ternyata didominasi sepeda motor. Pada periode itu sebanyak 982 motor terlibat kecelakaan atau rata-rata empat motor per hari. Kontribusi sepeda motor mencapai sebanyak 66,75% dari total kendaraan yang terlibat kecelakaan di Bekasi sebanyak 1.471 kendaraan. Sedangkan sepanjang delapan bulan 2013, tercatat sebanyak 878 unit atau 65,52% dari total kendaraan yang terlibat kecelakaan, yakni 1.340 unit. Artinya, sepanjang Januari-Agustus 2013, sepeda motor yang terlibat kecelakaan turun sekitar 10,59% jika dibandingkan tahun 2012. Dari segi fatalitas kecelakaan, para pesepeda motor yang tewas akibat kecelakaan di Bekasi per akhir Agustus 2013 mencapai sebanyak 64 orang. Angka itu jauh lebih
rendah, yakni anjlok 39,04% dibandingkan periode sama 2012 yang mencapai 105 jiwa. Sekalipun demikian, pesepeda motor masih merupakan korban terbanyak di dalam kecelakaan di Bekasi. Pada Januari-Agustus 2012, dari keseluruhan korban tewas akibat kecelakaan, pesepeda motor berkontribusi 77,20%. Sedangkan periode sama tahun ini sekitar 71,11% Tingginya keterlibatan kendaraan maupun korban kecelakaan dari kalangan pesepeda motor, mestinya menjadi introspeksi. Terutama bagi para penunggang kuda besi, koreksi atas tindak tanduk dalam berkendara menjadi mutlak. Sudah semestinya terus meningkatkan cara berkendara yang aman dan selamat. Dimulai dari perilaku yang terus berkonsentrasi dan waspada. Maklum, pada rentang delapan bulan 2013, sebanyak 62,90% kecelakaan dipicu akibat lengah saat berkendara. Tentu, keterampilan berkendara yang aman dan selamat juga mesti ditingkatkan, seperti teknik mengerem yang aman. Maklum, pada rentang Januari-Agustus 2013, sebanyak 23,73% kasus kecelakaan dipicu aspek tidak terampil dalam berkendara. Sedangkan faktor tidak tertib saat berkendara menyumbang sebanyak 11,86% kasus kecelakaan.
2.2.2 Kalimalang Sebagai urat nadi yang menghubungkan Jakarta Timur dengan daerah Bekasi, Kalimalang termasuk area yang cukup padat pengendara. Sebagai jalur utama, jalan Kalimalang memiliki banyak akses untuk menuju pelosok kota Bekasi. Banyaknya jumlah pengendara yang melintas mungkin menjadi salah satu sebab tingginya tingkat kecelakaan di Kalimalang. Jalur ini juga menjadi rawan terjadi kecelakaan akibat kondisi fisik ketinggian jalan yang berbeda antara ruas jalan yang satu dengan lainnya. Dengan demikian, apabila pengendara kurang memahami kondisi fisik di jalan tersebut, dikhawatirkan menimbulkan kecelakaan. Faktor lain, jalur ini juga sangat minim penerangan jalan umum (PJU) sehingga pengendara dituntut untuk lebih berhati-hati, terutama kendaraan bermotor.
Selain faktor geografis diatas, kecelakaan juga dipicu oleh ketidak tertiban segelintir masyarakat yang sering menerobos lampu merah atau tidak mengindahkan ramburambu jalan yang ada. Berdasarkan hasil survey kepada masyarakat, lampu merah di Kalimalang sering diabaikan, bahkan ada paradigma yang berkembang di masyarakat bahwa,”lampu merah di Kalimalang tidak memiliki kekuatan yang penuh untuk menghentikan laju kendaraan yang melintas walau masih berfungsi dengan baik”. Jika dilihat dari banyaknya persimpangan yang ada di jalur tersebut, wajar jika para pengendara jenuh dengan banyaknya lampu merah dan akhirnya memutuskan untuk melanggarnya karena alasan diburu waktu. Minimnya rambu lalu lintas di sepanjang jalan Kalimalang juga merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya kecelakaan. Kalaupun ada, biasanya terhalang oleh bangunan atau pohon selain itu tidak sedikit rambu lalu lintas yang rusak atau posisinya yang tidak strategis terlihat oleh pengguna kendaraan.
2.3 Tinjauan Khusus 2.3.1 Teori kampanye Kampanye sosial bisa diartikan dengan gerakan atau tindakan serentak yang dilakukan oleh kelompok atau badan-badan tertentu untuk menyuarakan sebuah pesan kepada masyarakat, terkadang melibatkan beberapa pihak tertentu (bisa dengan instantsi pemerintah, media, atau tingkat yang lebih kecil yaitu komunitas). Kampanye yang berhasil adalah kampanye yang dapat merubah pola pikir masyarakat dengan apa yang telah disuarakan atau di sampaikan, biasanya berimbas kepada tindakan atau berhasil merubah pemahaman yang telah ada.
Rogers dan Storey mendefinisikan kampanye sebagai “serangkaian tindakan komunikasi yang terencana dengan tujuan untuk menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu”
Dapat disimpulkan dari pernyataan Rogers dan Storey, bahwa kampanye yang baik adalah kampanye yang berhasil mengugah pemikiran atau pemahaman yang ada pada masyarakat. Terlepas dari dampak kepada arah yang lebih positif ataupun
negatif. Dari pernyataan tadi, Fungsi dari kampanye itu sendiri adalah sebagai berikut: •
Bersifat mengajak dan mendorong masyarakat untuk mencapai tujuan tertentu dengan cara sukarela
•
Mempromosikan sesuatu hingga mencapai target yang ingin dicapai
•
Mengubah pola pikir masyarakat
2.3.2 Teori Promosi Promosi dalam konteks kampanye sosial, adalah serangkaian proses yang dijalankan agar kampanye mendapat respon yang baik dari pihak masyarakat yang menjadi target kampanye itu sendiri. Menurut Lamb, Hair, Mc-Daniel (2001), promosi adalah komunikasi dari para penjual yang menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan para calon pembeli suatu produk dalam rangka mempengaruhi pendapat mereka atau memperoleh suatu respon.
Sedangkan menurut Kotler ada tujuh langkah yang perlu dilakukan untuk mengembangkan komunikasi yang efektif antara lain : •
Mengidentifikasi target konsumen; antara lain pembeli potensial, pemakai terbaru, individu yang mempengaruhi keputusan membeli, bisa individu, grup, masyarakat khusus dan umum.
•
Menentukan objektif komunikasi; ketika pemasar mulai menentukan target konsumen, dia harus mulai memprediksi respon konsumen tersebut terhadap pembelian produk yang ditawarkan.
Merancang pesan;. Setelah memiliki ide berkaitan dengan respon target konsumen, pemasar mulai mengembangkan pesan yang efektif. Idealnya. Pesan haruslah menarik perhatian, menimbulkan minat, mengingkatkan keinginan, dan mendorong tindakan (AIDA)
Pada tahap ini beberapa hal yang harus diputuskan yaitu : 1. Isi pesan. Yang dapat menimbulkan daya penarik antara lain : a. Rasional, berkaitan dengan minat konsumen, contoh pesan yang menunjukkan kualitas atau nilai produk,
b. Emosional positif yang memotivasi pembelian contoh: cinta, harga diri, humor, dan lain-lain. c. Moral misalnya stop merokok 2. Stuktur pesan. Ada 3 model, yaitu : • Apakah menyampaikan kesimpulan atau membiarkan konsumen menyimpulkan sendiri, • Apakah
menyajikan
argument
satu
pihak,
misalnya
hanya
menunjukkan kekuatan produk atau dua pihak yaitu juga menyampaikan keterbatasan, • Apakah menyajikan argument terkuat, pertama atau terakhir; 3. format pesan; meliputi headline, ilustrasi, warna, animasi dsb. Haruslah menggunakan gambar dan headline yang eyecatching, format yang berbeda atau unik. 4. Memilih media komunikasi ada dua tipe : • Saluran komunikasi personal, saluran tidak langsung meliputi Word of-mouth influence, maksudnya komunikasi personal tentang produk antar target pembeli dengan tetangganya, teman-temannya, angota keluarganya dan asosiasinya; dan buzz marketing, menggarap pemimpin opini atau opinion leader, dan mendorong mereka untuk menyebarkan informasi tentang produk kepada orang lain di dalam komunitasnya • Saluran komunikasi non personal, merupakan media yang membawa pesan tanpa kontak personal, meliputi : a. Media, misalnya majalah, surat kabar, radio, tv, billboard, poster, online service, website. b. Atmosfir,
misalnya
menciptakan
lingkungan
yang
dapat
memberdayakan konsumen untuk membeli produk. c. Peristiwa, misalnya kejadian yang dapat mengkomunikasikan pesan produk kepada konsumen, misalnya hubungan masyarakat mengatur konferensi press, pameran dsb 5. Pemilihan pengiriman pesan, pesan haruslah disampaikan melalui sumber yang dapat diandalkan, dipercaya dan memiliki pengaruh. Contoh tokoh olahraga terkenal untuk menyampaikan pesan sepatu olahraga
6. Pemilihan alat komunikasi pemasaran. Ada 5 elemen alat komunikasi pemasaran, disebut bauran promotional, yang dapat digunakan yakni; •
Periklanan,
•
Penjualan tatap muka atau personal,
•
Promosi penjualan,
•
Hubungan masyarakat,
•
Penjualan langsung
Semua elemen tersebut dapat digunakan untuk : •
Menginformasikan prospektif pembeli tentang manfaat produk,
•
Mempengaruhi pembeli untuk mencoba,
Mengingatkan pembeli tentang manfaat bahwa mereka menyukai produk tesebut. 7. Mengumpulkan umpan balik. Sebagai masukan untuk memperbaiki keseluruhan program promosi. 2.3.3 Teori Logo Logo adalah huruf atau lambang yang mengandung sebuah makna. Terdiri dari satu kata atau lebih sebagai lambang. Tujuan dibuatnya sebuah logo adalah untuk membangun image yang ingin disampaikan dari sebuah brand; dan juga untuk mempermudah masyarakat untuk mengenali brand tersebut. Oleh karena itu, logo harus dibuat sesederhana mungkin agar mudah diingat dan dikenali oleh masyarakat. Logo yang baik menurut Lori Siebert dan Lisa Ballard harus mencakup kriteria: 1. Mempunyai arti. 2. Cocok dengan produk atau perusahaan yang diwakili. 3. Dapat direproduksi dengan baik dalam berbagai ukuran. 4. Dapat berfungsi dalam berbagai aplikasi yang diperlukan. 5. Mempunyai daya tarik. 6. Sesuai anggran klien, dalam hubungannya dengan jumlah warna yang dipakai. 7. Logotype harus mudah terbaca dalam berbagai ukuran.
8. Logogram harus mudah diartikan oleh setiap orang. 9. Cocok baik dalam keadaan hitam putih maupun berwarna. Dalam sebuah kampanye sebuah logo bukanlah aspek yang dominan, namun peranan logo akan tetap menjadi penting untuk sebuah identitas. Agar masyarakat mudah mengenali kampanye yang sedang berlangsung.
2.3.4 Teori Warna Dalam konteks kampanye, warna merupakan elemen yang sangat penting dalam menunjukan identitas. Warna dan logo akan menjadi satu kesatuan yang akan menjadi identitas yang kuat dalam pembentukan sebuah brand.
Menurut Graham Davis dalam buku “The Designer’s Toolkit 2000 Colour Palette Swatches” (Ilex, 2008) warna adalah fundamental untuk semua desain. Warna dapat digunakan untuk mengkomunikasikan mood, menarik perhatian, mengidentifikasikan produk, ataupun untuk mengorganisir suatu informasi. Selain itu, warna juga mendorong dan bekerja sama dengan seluruh arti, symbol dan konsep pemikiran secara abstrak. Bergantung pada daya tarik suatu karya, warna dapat digunakan dengan beberapa alasan berikut: •
Warna merupakan sebuah alat untuk mendapat perhatian.
•
Warna dapat menyoroti unsur-unsur khusus secara realistis dalam warna
•
Warna Memiliki bahasa psikologis yang menyusun mood karya tersebut.
2.3.5 Teori Ambient Media Ambient media merupakan salah satu strategi beriklan yang tujuan utamanya adalah untuk membangkitkan feeling dan mood konsumen agar merasa nyaman dan suka ketika berinteraksi dengan produk atau layanan yang ditawarkan oleh produsen. Semangat yang dibawa oleh ambient media adalah memberikan memorable expeperience kepada konsumen. Dalam perkembangannya ambient media menjadi sebuah kegiatan below the line yang terintegrasi dengan media. Ambient media juga bisa disebut sebagai media lingkungan (Lwin dan Aitchison:2002).
Sedangkan menurut Syamsul Bahri, Ambient media: “It works for two simple reasons-it gets people's attention and provokes an emotional response”. (2007)
Ada beberapa faktor pendukung pesatnya pertumbuhan ambient media sebagai salah satu strategi beriklan, antara lain: •
Menurunnya kekuatan media konvensional (seperti spanduk, banner, billboard dan lain-lain)
•
Semakin semrawutnya jumlah iklan televisi yang menggempur konsumen setiap hari
Adanya tuntutan permintaan yang semakin tinggi terhadap media komunikasi non konvensional, media yang tidak biasa -out of standard- dan menarik. •
Kebutuhan untuk menjaring target audience yang lebih signifikan bagi produk
•
Perkembangan teknologi, multi media, internet dan sebagainya.
Ambient media memiliki salah satu sifat yang unik, yaitu sifat hidden (tersembunyi) bagi pesan yang disampaikan.
2.3.6 Teori Optical Illusion Kedalaman dan gerak persepsi Ilusi dapat didasarkan pada kemampuan seseorang untuk melihat dalam tiga dimensi meskipun gambar yang sampai ke retina hanya dua dimensi. The Ponzo ilusi adalah contoh dari sebuah ilusi yang menggunakan persepsi kedalaman untuk menipu mata.
Gambar 2.3 Ponzo Ilusi sumber: Wikipedia.org
Ponzo ilusi Dalam ilusi Ponzo, garis paralel memberitahu otak bahwa gambar yang lebih tinggi di bidang yang lebih jauh oleh karena itu otak merasakan gambar menjadi lebih besar, meskipun dua gambar yang sampai ke retina berukuran sama. Ilusi optik yang terlihat dalam gambar juga memanfaatkan asumsi berdasarkan petunjuk monokuler dari teori kedalaman. Kita juga dapat melihat benda besar, seperti pesawat terbang, kapal laut, ataupun bis yang letaknya sangat jauh bergerak lebih lambat dari benda yang lebih kecil, meskipun objek yang lebih besar benar-benar bergerak cepat.
Gambar 2.4 Penerapan Optical Illusion atau Anamorphic pada signage Sumber: ffffound.com
2.3.7 Teori Hipnotis Kegunaan hipnotis untuk bermacam-macam keperluan telah diselidiki oleh sarjanasarjana dan para ilmuan di dunia barat, telah menunjukan bahwa hipnotisme disamping sebagai pertunjukan, dapat pula dipakai untuk pengobatan, pembentukan watak seseorang.
2.3.8 Teori Rambu-Rambu Nasional Indonesia Rambu lalu lintas adalah salah satu dari perlengkapan jalan, berupa lambang, huruf, angka, kalimat dan/atau perpaduan diantaranya sebagai peringatan, larangan, perintah atau petunjuk bagi pemakai jalan.
Rambu yang efektif harus memenuhi hal-hal berikut: 1.
memenuhi kebutuhan.
2.
menarik perhatian dan mendapat respek pengguna jalan.
3.
memberikan pesan yang sederhana dan mudah dimengerti.
4.
menyediakan waktu cukup kepada pengguna jalan dalam memberikan respon.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pertimbangan-pertimbangan yang harus diperhatikan dalam perencanaan dan pemasangan rambu adalah • Keseragaman bentuk dan ukuran rambu Keseragaman dalam alat kontrol lalu lintas memudahkan tugas pengemudi untuk mengenal, memahami dan memberikan respon. Konsistensi dalam penerapan bentuk dan ukuran rambu akan menghasilkan konsistensi persepsi dan respon pengemudi. • Desain rambu Warna, bentuk, ukuran, dan tingkat retrorefleksi yang memenuhi standar akan menarik perhatian pengguna jalan, mudah dipahami dan memberikan waktu yang cukup bagi pengemudi dalam memberikan respon. • Lokasi rambu Lokasi rambu berhubungan dengan pengemudi sehingga pengemudi yang berjalan dengan kecepatan normal dapat memiliki waktu yang cukup dalam memberikan respon. • Operasi rambu Rambu yang benar pada lokasi yang tepat harus memenuhi kebutuhan lalu lintas dan diperlukan pelayanan yang konsisten dengan memasang rambu yang sesuai kebutuhan. • Pemeliharaan rambu Pemeliharaan rambu diperlukan agar rambu tetap berfungsi baik.
RAMBU PERINGATAN Rambu peringatan digunakan untuk memberi peringatan kemungkinan ada bahaya atau tempat berbahaya di depan pengguna jalan. Warna dasar rambu peringatan berwarna kuning dengan lambang atau tulisan berwarna hitam.
2.3.9 Teori Ilustrasi Menurut Sigit Santoso, ilustrasi berasal dari kata Latin illustre yang artinya menerangkan. Ilustrasi dapat berupa gambar, simbol, relief, atau musik yang bertujuan untuk mengkomunikasikan atau menjelaskan sesuatu. Menurut Simmon Jennings dalam bukunya yang berjudul ”The Complete Guide to Advanced Illustration and Design”, ilustrasi memiliki tiga fungsi, yaitu ilustrasi sebagai informasi, ilustrasi sebagai dekorasi, dan ilustrasi sebagai komentar.
Dalam kampanye ini, ilustrasi yang digunakan bersifat sebagai dekorasi sekaligus komentar. Dengan gaya kartun yang mudah diterima oleh seluruh lapisan masyarakat.
2.4 PEMBANDING “Jadilah Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas dan Budayakan Keselamatan Sebagai Kebutuhan” adalah sebuah selogan yang tidak asing lagi bagi para pengguna jalan di Indonesia.
Selogan ini diciptakan
oleh Korps Lalu
Lintas Polri untuk
mengkampanyekan budaya tertib berkendara kepada seluruh lapisan masyarakat.
2.4.1 SELOGAN
Gambar 2.5 Selogan sumber : korlantaspolri.blogspot.com
2.4.2 SPANDUK
Gambar 2.6 Spanduk sumber : korlantaspolri.blogspot.com
Spanduk sebagai penarik perhatian masyarakat dengan tangan mengacung keatas sebagai elemen visual yang memiliki arti,“Saya mau menjadi pelopor keselamatan berkendara” dengan harapan masyarakat tergerak untuk terus mengedepankan keselamatan berkendara bagi masing-masing individu.
2.5 ANALISA SWOT STRENGHT •
Mood dari kampanye yang fun namun tetap lugas menyampaikan pesan.
•
Mensosialisasikan tentang undang-undang yang berlaku agar masyarakat lebih melek dengan hukum yang ada.
•
Kalimalang merupakan salah satu pilihan rute utama bagi pengendara motor.
WEAKNESS •
Ketidak tertiban di jalan sering dianggap remeh oleh masyarakat, padahal dapat berdampak fatal untuk para korbannya.
•
Sebagian pribadi masyarakat yang terlanjur terbentuk menjadi seorang pelanggar peraturan di jalan.
OPPORTUNITIS • •
Belum ada penggagas kampanye semacam ini di jalan raya di daerah Bekasi. Menghimbau masyarakat agar lebih waspada dijalan terhadap hal-hal yang
bersifat mendadak di jalan raya yang tidak jarang berujung kepada saling menyalahkan satu sama lain. THREAT Ketidak pedulian yang sudah mendarah daging untuk segelintir masyarakat.