BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Cerita Berikut ini adalah rangkuman dari riset penulis dalam pembuatan cerita pendek yang bersumber dari buku, video, dan internet: 2.1.1 Biografi Singkat Penulis Novel Lupus Hilman Hariwijaya yang lahir di Jakarta, Indonesia, 25 Agustus 1964, umur 48 tahun ini adalah seorang penulis Indonesia. Namanya dikenal sejak menulis cerita pendek yang diberi judul Lupus di majalah Hai di bulan Desember 1986, yang kemudian dibukukan menjadi sebuah novel. Karangannya yang pertama berjudul Bian, Adikku Yang Tak Pernah Ada (1978), yang menang sayembara mengarang majalah Hai. Sejak itulah, dia nekat terus menulis. Sampai menghasilkan tiga buah novelet yang bagus-bagus, cerpen-cerpen yang tak terhitung, dan artikel-artikel musik dan remaja. Bakat menulisnya sudah nampak sejak dia belajar menulis. Saat itu dia dengan nakalnya suka menulis-nulis di benda apa pun yang Ia jumpai. Termasuk di gaun putih kesayangan ibunya. Buku-bukunya yang diterbitkan Gramedia Pustaka Utama selain serial Lupus adalah Olga Sepatu Roda, Vladd, Vanya, sampai seri baru seperti Cerita Cinta, Mambo, dan Sexy Sixx. Total buku yang telah Ia ciptakan berjumlah sekitar 80 buku.
Gambar 2.1 Hilman Hariwijaya Sumber: http://www.bukabuku.com/authorscorner/detail/82/hilman-hariwijaya.html
2.1.2 Sejarah dan Karakter dalam Novel Lupus Lupus adalah tokoh fiksi dalam serial novel berjudul sama karangan Hilman Hariwijaya. Novel Lupus pertama diterbitkan pada tahun 1986 berjudul Lupus I: Tangkaplah Daku Kau Kujitak. Walaupun judulnya adalah plesetan dari film Kejarlah Daku Kau Kutangkap, ceritanya tak berhubungan. Lupus memiliki teman-teman seperti Boim, Gusur, Anto, Aji, Fifi Alone, Adi Darwis, Gito (teman masa dewasanya). Iko-iko, Pepno, Happy, Uwi dan masih banyak lagi (teman masa kanak-kanak dan remajanya). Ia memiliki seorang adik bernama Lulu dan mereka berdua kini tinggal bersama sang Mami yang bernama Anita. Sedangkan sang Papi yang bernama Mulyadi, telah meninggal saat Lupus kelas 1 SMA. Beberapa kisah dari novel-novel Lupus juga telah diangkat ke dalam bentuk film dan sinetron. Selain itu juga telah terbit berbagai variasi dari cerita Lupus seperti Lupus Kecil, Lupus Milenia dan lain-lain. Terdapat pula sederetan gadis yang pernah menjadi kekasihnya. Seperti Poppi, Rina, Happy, sampai yang terbaru adalah Nessa. Lupus identik sekali dengan permen karet yang tak pernah lepas darinya. Model rambut berjambul yang sering dihina Lulu dengan sebutan “sarang burung”. Juga sifatnya yang konyol, hingga membuatnya disukai oleh seluruh teman-temannya.
Gambar 2.2 Karakter didalam novel Lupus Sumber: http://www.bukabuku.com/authorscorner/detail/82/novel-lupus.html
2.1.3 Macam-macam fashion pada era 80-an dan 90-an Tahun 80-an adalah masa dimana gaya busana anak muda sedang berkembang pesat di waktu itu, dan saat ini gaya itu sedang digandrungi oleh artis-artis ibukota dan para remaja. Dengan mengandalkan celana ketat dan skinny jeans, tren ini begitu pesat berkembang,hanya dengan sedikit keberanian dalam permainan warna anda akan kembali pada gaya busana tahun 80-an, karena pada waktu itu tren busana ini banyak didominasi oleh warna-warni dari celana ketat, kaos oblong dan gesper berdiameter lebar. Cukup dengan bertanya oleh orang-orang yang pernah mengalami tren busana pada masa itu, anda akan tampil beda dengan gaya busana tahun 80’an. Kemudian gaya berpakaian ditahun 90-an mulai bernuansa grunge, hip hop, namun masih ada sedikit pengaruh dari gaya 80-an. Misalnya ukuran baju yang gedombrangan, celana panjang baggy, ada pula beberapa merek wardrobe yang cukup terkenal dikala itu. Nuansa era 90-an pun didominasi oleh berbagai macam aksesoris pendukung, seperti jam tangan G-shock, pager, topi, dan lain sebagainya.
Gambar 2.3 Fashion era 80-an dan 90-an Sumber: http://lapanpuluhan.blogspot.com/
2.1.4 Gaya Rambut 80-an dan 90-an Tren gaya rambut di era 80-an memang bisa dibilang heboh. Mulai dari potongan mullet dengan jambul tebal, tipis dibagian samping kemudian panjang dibagian belakang rambut hinga sebatas leher. Kemudian keriting yang bervolume, headband, hingga jambul yang disasak ke atas, menjadi tren yang begitu mendunia. Di Indonesia sendiri, para artis maupun masyarakat tak ketinggalan meramaikan gaya ini. Keriting berkerut atau istilah kerennya crimped locks adalah keriting dengan sentuhan wavy berukuran kecil di seluruh bagian rambut. Aksen ini muncul sebagai gaya untuk mengatasi rambut tipis, serta menarik perhatian orang di sekitar. Tetapi di tahun 80-an memiliki rambut lurus tak harus dengan gaya itu-itu saja. Penampilan rambut lurus diperkaya dengan sentuhan hair spray yang membuat rambut tahan dari tiupan angin. Pertama-tama, rambut akan disasak, kemudian hair spray disemprotkan. Poni adalah aksen yang sangat digemari di tahun 80-an. Semakin tinggi poninya, akan semakin populer dan menarik juga orangnya. Poni yang menjulang ini dapat diperoleh dengan bantuan hair spray dan sisir sasak. Gaya yang ikonik di tahun 80-an ini dipopulerkan oleh para fans musik punk rock. Mulai dari rambut spike, mohawk, atau rambut yang diikat acak-acakan. Lalu gaya ikat kuda, di era tahun 80-an ini rambut diangkat setinggi mungkin, kemudian diikat ekor kuda menyamping. Karet yang dipergunakan sangat ketat sehingga tidak mudah terlepas. Dengan atau tanpa jambul atau poni, gaya rambut ini sangat diminati. Kemudian ada gaya rambut nyentrik yang disebut sweatbands atau headbands, pertama kali diperkenalkan di area gym atau lapangan olahraga. Namun aksesoris ini kemudian dikenakan juga oleh masyarakat umum maupun artis yang tengah berlaga di panggung. Warnanya beragam dan bahannya terbuat dari kain agar nyaman dikenakan. Dan gaya rambut unik yang juga terkenal di era 80-an yakni keriting spiral atau keriting ultra permanen. Keriting tipe ini dihasilkan untuk memberikan aksen lebih bervolume dan tebal.
Gambar 2.4 Gaya rambut di era 80-an Sumber: http://lapanpuluhan.blogspot.com/ Selanjutnya penulis ingin membahas tren potongan rambut di era 90-an yang tidak kalah heboh dengan tren potongan rambut di era 80-an. Potongan a la jambul Tin-Tin, Di era 90-an, jambul a la Tin Tin sempat digemari oleh para anak muda. Saat itu semua cowok berlomba-lomba punya jambul semirip mungkin sama jambul milik Tin Tin. Salah satu selebritis Indonesia yang ikut mempopulerkan model rambut a la Tin Tin ini adalah Nico Siahaan. Kemudian ada potongan rambut Shaggy, Ini untuk yang perempuan. Jika potong rambut ke salon, pasti tukang cukurnya merekomendasikan model ini. Model shaggy bisa panjang, bisa juga agak pendek, tapi biasanya panjangnya selalu melebihi bahu. Gaya ini menjadi ikon potongan rambut 90-an. Pria maupun wanita pada umumnya memiliki potongan rambut belah tengah. Trend potongan rambut belah tengah juga banyak digandrungi oleh boyband-boyband dari Amerika. Salah satunya Backstreet Boys. Kemudian ada potongan rambut yang sedikit ekstrim yaitu yang biasa disebut Skin. Potongan yang sangat pendek pada mulai dari bagian samping hingga belakang dan hanya menyisakan rambut dibagian atas saja yang biasanya disisir rapi kearah belakang.
Gambar 2.5 Gaya rambut di era 90-an Sumber: http://toeck.blogspot.com/2012/07/gaya-90an.html
Namun dibalik semua tren gaya di era 80-an dan 90-an juga tidak terlepas dari pengaruh beberapa penyanyi atau band-band idola masing-masing individu. Contohnya gaya dari band glam rock papan atas Motley Crue yang memiliki gaya potongan rambut panjang dan dibagian atas disasak dan dibuat spike dan terkesan acak-acakan. Gaya berbusana mereka sangat mencolok dan terkesan berantakan. Begitu juga dengan band papan atas lainnya seperti Bon Jovi, Guns & Roses yang memiliki gaya yang tidak kalah mencolok dengan Motley Crue. Kemudian masuk ke era 90-an dimana nuansa musik grunge dan hip hop mulai mendominasi. Banyak anak muda yang menyukai band beraliran grunge dan hip hop, salah satunya yang paling menjadi top icon adalah band asal Amerika, Nirvana. Band yang dimotori oleh Kurt Cobain ini sangat disukai oleh anak-anak muda begitu juga dengan tren fashion dan gaya rambut yang mereka miliki. Mulai dari potongan rambut gondrong berantakan dan baju yang berukuran besar. Kemudian bagi para penyuka musik hip hop ada pula rapper yang bernama MC Hammer. Ia juga memiliki gaya yang sangat unik, terlebih pada urusan fashion, sempat populer tren celana harlem a la MC Hammer yang mirip seperti celana Aladdin.
Gambar 2.6 Band-band yang terkenal di era 90-an Sumber: http://toeck.blogspot.com/2012/07/musik-90an.html
2.1.5 Gaya musik era 80-an dan 90-an Ada berbagai macam istilah sosial yang digunakan didalam setiap generasi. Contohnya di generasi akhir 70-an sampai awal 80-an yang disebut Old School, perkembangan gaya hidup Straight Edge ini banyak di adaptasi oleh band-band lainnya seperti, 7 Seconds, SSD, Uniform Choice, Cause for Alarm. Band-band tersebut adalah band hardcore punk yang berada di era old school. Band-band era ini lebih banyak berteriak tentang movement Straight Edge dibanding bernyanyi. Lagu mereka terdengar seperti orang yang sedang orasi dengan diiringi musik agresif dan
cepat a la hardcore punk. Gaya seperti itu akhirnya menjadi ciri khas band hardcore punk di era old school. Pada awalnya paham ini berkembang di Washington D.C dan New York, kemudian akhirnya berkembang juga di Kanada. Kemudian masuk ke pertengahan 80-an yang memiliki istilah Youth Crew, walaupun pada awalnya secara musikal, band-band straight edge terdengar tipikal, di pertengahan tahun 80-an musiknya mulai berkembang dan meluas sesuai dengan karakter band masingmasing. Era Youth Crew lahir ketika band-band hardcore punk Straight Edge mulai menjamur dan akhirnya mereka memiliki kecenderungan untuk bersatu membuat pergerakan dan media sendiri untuk menyebar luaskan gaya hidup straight edge. Namun bukan berarti mereka tidak manggung bersama band-band yang non-straight edge. Mereka justru lebih mengedepankan semangat persatuan. Suatu komunitas yang lahir karena memiliki sudut pandang yang sama: yaitu menyukai musik punk/ hardcore sebagai bagian dari subkultur yang tercipta saat itu. Gorilla Biscuits, Judge, Bold, Youth of Today mereka adalah beberapa band yang menonjol di era Youth Crew. Ternyata seiring perkembangannya, straight edge mulai berkaitan juga dengan perihal pergerakan animal rights, vegan dan vegetarian. Youth Of Today adalah band yang paling lantang menyuarakan perihal hak-hak dan perlindungan terhadap hewan, vegan dan vegetarian pada tahun 1988. Dalam lirik lagu No More, Ray Cappo vokalis Youth Of Today menekankan tentang pandangannya terhadap hakhak hewan dan vegan: “Meat-eating, flesh-eating, think about it/ so callous this crime we commit”. Sampai akhirnya banyak band yang menyuarakan hal yang sama dan hampir semua band pada akhir tahun 80-an di Amerika dan Kanada menyuarakan tentang hak-hak hewan dan kekejaman terhadap hewan. Namun bukan berarti juga bahwa seorang vegan/vegetarian itu adalah seorang straight edge, begitu juga sebaliknya. Menjadi vegan/vegetarian bukanlah sebuah keharusan di dalam gaya hidup straight edge. Vegan dan vegetarian hanya bagian dari perkembangan straight edge itu sendiri dan semua kembali kepada pilihan masing-masing individu. Lalu masuk ke era Militan yang terjadi ketika memasuki era 90-an. Di dalam perkembangannya, straight edge juga sempat ternoda dengan beberapa militan dari band straight edge itu sendiri dan band yang paling menonjol dengan sikap garis keras dan militannya adalah Earth Crisis. Setelah gaya hidup straight edge sempat berkembang sampai ke perihal vegan/vegetarian pada akhir 80-an, pada awal tahun 90-an bermunculan band-band yang mengadopsi paham serupa namun mereka
cenderung lebih militan. Militan disini mereka cenderung picik, mudah menuduh, minim toleransi terhadap non-straight edge dan berpotensi melakukan kekerasan. Mereka berpikir bahwa dengan metode gerakan yang keras dan militan akan lebih efektif dalam mempromosikan hidup bersih, padahal hal tersebut justru menjadi bomerang bagi mereka sendiri dan tentunya straight edge saat itu sempat tercoreng dan mulai menjadi bahan cemoohan di kalangan underground. 2.1.6 Kehidupan percintaan di era 80-an dan 90-an Di era 80-an dan 90-an alat komunikasi seperti HP, apalagi internet belum ada. Jangan bicara televisi swasta, Yang ada hanya TVRI dengan film Boneka Si Unyil, Film Minggu Siang, Film Akhir Pekan, Dunia Dalam Berita, Cerdas Cermat,Serial Losmen, Rumah Masa Depan, Album Minggu, dan masih banyak lagi. Jika kita flashback ke arah tahun 80-an, cara dan gaya berpacaran anak anak muda dikala itu memang unik, anak tahun 80-an itu sama sekali tidak mengarah ke orientasi untuk berhubungan intim dengan pasangannya, namun mereka cenderung menganggap kekasih mereka itu sebagai partner ataupun kerabat. Segala macam hal yang mengarah ke arah keintiman itu sangatlah tabu bagi mereka. Di era 80-an banyak sekali remaja-remaja menggunakan sepeda sebagai alat transportasinya, karena masih belum banyak orang yang mempunyai motor ataupun mobil. Para remaja waktu itu menggunakan surat untuk berkomunikasi dengan pasangannya, jadi rata-rata remaja ditahun 80-an sangat pandai menulis surat cinta. Tidak seperti sekarang HP, internet, bahkan banyak sekali jejaring sosial yang bisa digunakan remaja sekarang. Gaya hidup tahun 90-an sepertinya memang merupakan era dimana kita masih bisa merasakan secara nyata diri kita sebagai manusia, karena kala itu tingkat solidaritas masih sangat tinggi. Meski berbeda-beda, tetapi kita tetap satu juga, karena mungkin rasa dari kemerdekaan kita masih sangat melekat kala itu. Dan adapula beberapa benda yang menjadi favorit remaja maupun orang dewasa di era 90-an. Diantaranya: 1. Memakai sepatu a la ABRI merek Doc Mart. 2. Memakai wardrobe merek ALIEN WORKSHOP. 3. Menjadi Korban Celana Bergaris (KCB) merek MAMBO. 4. Cowok-cowok memotong rambut a la Andy Lau dan yang cewek a la Demi Moore.
5. Game favorit: Game Watch. 6. Mengoleksi Kartu Basket, yang paling dicari gambar Michael Jordan, pebasket terkenal 90-an. 7. Mengoleksi kartu hologram Dragon Ball. 8. Main TAMIYA, bahkan ada pertandingan resminya. 9. Menggunakan alat komunikasi yang bernama Pager, belum kenal HP. 10. Mengidolakan Lupus dan Si Boy.
2.2 Data Pembanding 2.2.1 Analisis Cerita Film Toy Story Woody adalah salah satu dari sekumpulan mainan di rumah Andy. Ia dan teman-temannya sangat resah karena Andy berulang tahun yang berarti ia akan mendapat hadiah dan ada kemungkinan mainan yang lama akan dilupakan. Satusatunya hadiah mainan untuk Andy adalah Buzz Lightyear, sebuah tokoh petualangan luar angkasa. Kedatangannya mengundang kekaguman mainan lain dan kecemburuan Woody. Berbagai atribut Woody di kamar Andy juga diganti dengan pernak-pernik Buzz, selain itu, Buzz belum sadar bahwa ia adalah mainan. Dan tetap menggangap ia petualang luar angkasa dan menganggap bahwa sayap dan penembak lasernya adalah asli. Saat kecemburuannya memuncak, terjadi sebuah masalah. Buzz terlempar keluar dan para mainan meminta Woody bertanggung jawab. Buzz dan Woody pun melewati petualangan yang menegangkan untuk kembali bersama teman-temannya, yang berada dalam truk pindahan karena Andy akan pindah rumah. 2.2.2 Analisis Cerita Film Up Film Up (Disney-Pixar) menceritakan tentang petualangan seorang pria yang mencintai istrinya. Pada salah satu adegan film, terdapat kisah hidup pria tersebut dengan istrinya, yang berisi pengalaman-pengalaman dan mimpinya ketika masih kecil hingga mereka dewasa, bagaimana mereka akhirnya menikah, membangun rumah, dan pada akhirnya adegan tersebut ditutup dengan kematian istrinya. Adegan tersebut dapat dikemas menjadi film pendek.
Gambar 2.7 Poster-poster film pendukung Sumber: http://www.google.com/photobucket/ 2.2.3 Analisis Cerita Olga Sepatu Roda Olga (Deasy Ratnasari), pelajar SMA yang keranjingan sepatu roda. Ia berkalikali juara. Kemana pun pergi, ia menggunakan sepatu roda. Ia merasa sepatu roda yang biasa dipakai sudah rusak. Ia ingin sepatu baru, tapi tak diperbolehkan oleh orangtuanya. Ia cari jalan untuk bisa membeli sepatu yang diidamkannya: jadi
penyiar Radio Gaga. Tak dinyana ia jadi penyiar populer, hingga Somad (Mandra), anak Betawi, jadi tergila-gila dan sering menulis surat maupun memberi oleh-oleh. Suksesnya membuat banyak soal lain. Pelajarannya mundur. Ibunya marah-marah. Ucup (Tino Karno), pegawai Radio Gaga membuat intrik, hingga partner kerja Olga, Andi (Dandung Sadewa), keluar. Olga ikut keluar dan kembali giat berlatih sepatu roda menjelang kejuaraan. Vera (Alba Fuad) membujuk Olga siaran kembali. Olga mau, tapi akan ikut kejuaraan dulu. Ia berhasil juara. Dan Somad datang bersama rombongannya hendak melamar Olga. 2.2.4 Analisis Visual Film Catatan Si Boy Karena alasan tidak suka pada Boy (Onky Alexander), ayah Nuke segera ingin mengirim anaknya ke London untuk menyelesaikan kuliah. Sekarang Boy jadi rebutan antara Vera (Meriam Bellina) yang anak diplomat dan Ocha yang memang sudah lama menyayanginya. Apalagi sekarang saingan utamanya Nuke (Ayu Azhari) telah pergi jauh. Vera memang lebih agresif ketimbang Ocha. Boy pun mulai tertarik pada Vera. Tapi pergaulan mereka diketahui Jefri pacar Vera yang baru pulang dari Los Angeles. Karena cemburu itulah keduanya berkelahi. Boy jadi kesal sehingga dia sering main di pub. Kebetulan bertemu dengan Reny, wanita yang pernah ditolong dari penodongan. Tapi perkenalan itu tidak berlangsung lama karena Reny adalah pecandu narkotik. Ketika sedang asyik memotret Ina dalam suatu pertandingan softball, Boy bertemu kembali dengan Nuke. Ternyata keduanya masih saling mencinta. Tapi sayang Ayah Nuke masih belum mau menerima Boy. Itulah sebabnya Nuke harus segera kembali ke London.
2.2.5 Analisis Animasi, Warna, dan Gaya Visual Film Arthur Christmas Film Disney yang berlatar belakang sebuah pabrik pembuatan hadiah yang terletak di Kutub Utara ini sangat sukses dikalangin penikmat film animasi. Film ini dibuat untuk anak-anak, remaja bahkan orang dewasa sekali pun. Terlebih dilihat dari segi karakter, pemilihan warna dan gaya visual yang dikemas didalam film ini sangat menginspirasi penulis dalam membuat film pendek.
Gambar 2.8 Screenshot film Arthur Christmas Sumber: Pribadi 2.3 Karateristik Produk 2.3.1 Media Film pendek animasi 3 dimensi dengan frame rate 25 FPS dan berdurasi 3 menit. 2.3.2 Judul Film Judul film adalah “Lupus: Tangkaplah Daku, Kau Kujitak!” yang diambil dari salah satu cerita didalam novel “Lupus” karya Hilman Hariwijaya. 2.3.3 Tema Tema film pendek animasi adalah kehidupan anak SMA yang penuh warna. 2.3.4 Genre Genre film pendek animasi adalah drama komedi. 2.3.5 Premis Premis film pendek animasi adalah “Bertanggung jawab lah dengan waktu”. 2.3.6 Target Audien Penulis mengindentifikasikan target audien berdasarkan 3 cara, yaitu: Psikografi: Masyarakat yang lebih cenderung meiliki kehidupan yang sederhana, tidak terlalu sering jalan-jalan ke mall atau pusat perbelanjaan. Masyarakat yang gemar bersosialisasi dan memiliki selera humor yang bagus. Demografi:
Usia
: 16 – 25 tahun.
Jenis Kelamin
: Pria dan Wanita.
Pendidikan
: SMA dan Perguruan Tinggi.
Strata Sosial
: Kelas menengah dan kelas menegah atas.
Hobi
: Menonton film animasi 2D maupun 3D.
Geografis: Masyarakat yang tinggal di perkotaan, didalam suatu kompleks perumahan.
Gambar 2.9 Target Audien Sumber: Pribadi
2.3.7 Strength Lupus adalah seorang karakter yang sangat terkenal pada era 80-an hingga 90an. Sudah beberapa kali dibuat film serinya dan memiliki banyak penggemar dari anak muda hingga orang dewasa. Banyak masyarakat yang dulu menjadi penggemar berat karakter Lupus ini yang ingin kembali menonton kelucuannya dilayar kaca maupun didunia maya. 2.3.8 Weakness Kelemahan film pendek Lupus: “Tangkaplah Daku, Kau Kujitak!” adalah tidak semua masyarakat mengetahui siapakah tokoh Lupus itu sebenarnya dan tidak mengetahui bagaimana kehidupannya sehari-hari sehingga bergantung pada kejelasan cerita dan visual. 2.3.9 Opportunity Film animasi 3 dimensi buatan Indonesia masih jarang dan kurang diminati, sehingga peluang keberhasilan masih besar. 2.3.10 Threat Kebenaran atas konten lokal yang digunakan dalam film dan kemungkinan melesetnya data yang diriset.