BAB 2 DATA DAN ANALISA
2.1
Sumber Data
Wawancara dengan pihak Ditlantas Polda Metro Jaya Data dari Badan Intelejen dan Keamanan Polda Metro Jaya Survey dan wawancara dengan remaja dari berbagai SD dan SMP Wawancara dengan orang tua para remaja yang mengendarai sepeda motor Website dan kepustakaan 2. 2
Kondisi Umum
Lalu lintas bercampur dengan sepeda motor adalah tipe lalu lintas utama di beberapa negara Asia. Sebagai contoh: Taiwan, Malaysia dan Vietnam. Kebanyakan dari negaranegara Asia saat ini sedang mengalami pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Saat ini, hanya Jepang dan Singapura yang dapat disebut sebagai negara industri dengan tingkat pendapatan tinggi. Sedangkan negara lainnya berada pada kategori negara dengan tingkat pendapatan menengah ke bawah. Di negara-negara ini, sepeda motor merupakan pilihan utama untuk mobilitas. Jumlah pekerja per sektor juga dapat mempengaruhi kepemilikan dan penggunaan sepeda motor. Di negara dengan tingkat pendapatan rendah, mayoritas pekerja di sektor industri menggunakan sepeda motor. Salah satu negara tersebut adalah Indonesia dengan Jakarta sebagai kota dengan tingkat populasi sepeda motor yang tinggi. Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta adalah sebuah provinsi sekaligus ibu kota Indonesia. Kota ini mempunyai status yang sama dengan sebuah provinsi.Berikut data mengenai kota Jakarta : Luas : 661,62 km2 Jumlah penduduk : 8.603.776 jiwa Kepadatan penduduk : 16.667/km2 Terdiri dari : 1 Kabupaten 5 Kodya/Kota 44 Kecamatan 267 Kelurahan/Desa Keberadaan sepeda motor di Indonesia, telah menjadi bagian dari sistem transportasi kota dan memiliki peranan penting sebagai alat transportasi. Harga yang terjangkau, kemudahan pembelian, dan kemudahan mengendarai menjadi penyebab peningkatan jumlah kepemilikan sepeda motor. Selain itu dampak dari kenaikan BBM dan tidak efisiennya pemakaian angkutan umum juga menjadi penyebab penjualan sepeda motor di Indonesia semakin meningkat. 3
4 Hal ini dibuktikan dengan data yang didapatkan dari Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya yang mendata jumlah kenaikan kepemilikan kendaraan bermotor periode tahun 2006- 2010 :
Gbr 2.2 Grafik Pertambahan Kendaraan di Jadetabek 2006-2010 Hal ini juga menunjukkan kemungkinan remaja untuk memilih mengendarai sepeda motor lebih tinggin daripada kemungkinan mereka mengendarai kendaraan jenis lain. Dari sini terlihat kenaikan motor sangat signifikan dari tahun ke tahun. Kondisi umum sepeda motor adalah: 1. Sepeda motor umumnya memiliki ukuran yang kecil, memiliki kemudahan dalam bermanuver dan dapat diparkir di mana saja. 2. Sepeda motor memiliki kemampuan dan kelincahan untuk menerobos daerah kemacetan. 3. Umumnya sepeda motor ringan dan dapat dipindahkan oleh pengendara 4. Harga sepeda motor murah dan terjangkau, khususnya untuk dimiliki oleh penduduk dengan tingkat pendapatan ekonomi rendah. 5. Tingkat keamanan sepeda motor termasuk rendah karena pengendara menerima efek langsung ke tubuhnya jika terjadi kecelakaan. Tingginya resiko keselamatan pengendara kendaraan beroda dua ini tentunya menjadi salah satu hal yang diperhatikan untuk mengendarainya. Karena itu pemerintah melalui Undang-Undang Lalu Lintas nomor 22 tahun 2009 menetapkan ketentuan dan peraturan demi menjaga ketertiban dan keamanan pengendara kendaraan bermotor. Berikut ini beberapa hal yang dirangkum dari undang-undang tersebut dan harus diperhatikan oleh para pengguna kendaraan bermotor khususnya kendaraan beroda dua :
5 1. Syarat usia pemegang SIM C adalah 17 tahun (UU No. 22 tahun 2009 Pasal 81 ayat 2) 2. Mengenakan helm Standar Nasional Indonesia (SNI) Selain karena alasan keselamatan, menggunakan helm jenis ini sudah menjadi kewajiban seperti diatur dalam Pasal 57 Ayat (2) dan Pasal 106 Ayat (8). Sanksi bagi pelanggar aturan ini, pidana kurungan paling lama satu bulan atau denda paling banyak Rp 250.000 (Pasal 291). Sanksi yang sama juga akan dikenakan bagi penumpang yang dibonceng dan tidak mengenakan helm SNI. 3. Jika tidak memiliki SIM denda Rp 1.000.000,00 Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan dan tidak memiliki SIM, akan dipidana dengan pidana kurungan empat bulan atau denda paling banyak Rp 1 juta (Pasal 281). 4. Konsentrasi dalam berkendara Pasal 283 UU Lalu Lintas mengatur, setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan secara tidak wajar dan melakukan kegiatan lain atau dipengaruhi oleh suatu keadaan yang mengakibatkan gangguan konsentrasi dalam mengemudi, dipidana dengan pidana kurungan paling lama tiga bulan kurungan atau denda paling banyak Rp 750.000 5. Perhatikan pejalan kaki dan pesepeda Para pengendara, baik roda dua maupun roda empat/lebih, harus mengutamakan keselamatan pejalan kaki dan pesepeda. Bagi mereka yang tidak mengindahkan aturan Pasal 106 Ayat (2) ini, dipidana dengan pidana kurungan paling lama dua bulan atau denda paling banyak Rp 500.000,00. 6. Pengemudi sepeda motor diwajibkan memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan yang meliputi kaca spion, klakson, lampu utama, lampu rem, lampu penunjuk arah, alat pemantul cahaya, alat pengukur kecepatan, knalpot, dan kedalaman alur ban (diatur Pasal 106 Ayat (3)). Sanksi bagi pelanggarnya diatur Pasal 285 Ayat (1), dipidana dengan pidana kurungan paling lama satu bulan atau denda paling banyak Rp 250.000. 7. Setiap bepergian, jangan lupa pastikan membawa surat tanda nomor kendaraan bermotor. Kalau kendaraan baru, jangan lupa membawa surat tanda coba kendaraan bermotor yang ditetapkan Polri. Jika tidak membawanya sanksi kurungan paling lama dua bulan atau denda paling banyak Rp 500.000 akan dikenakan bagi pelanggarnya (Pasal 288 Ayat (1)). 8. Nyalakan lampu utama pada malam hari Saat berkendara pada malam hari, pastikan lampu utama kendaraan menyala dengan sempurna. Bagi pengendara yang mengemudikan kendaraannya tanpa menyalakan lampu utama pada malam hari, dipindana dengan pidana kurungan paling lama satu bulan atau denda paling banyak Rp 250.000 (Pasal 293).
6
9. Wajib nyalakan lampu pada siang hari Para pengendara motor yang berkendara pada siang hari diwajibkan menyalakan lampu utama. Sekarang, sudah bukan sosialisasi lagi. Bagi pelanggarnya akan dipidana dengan pidana kurungan paling lama 15 hari atau denda paling banyak Rp 100.000,00. 10. Setiap pengendara yang akan membelok atau berbalik arah, diwajibkan memberikan isyarat dengan lampu penunjuk arah atau isyarat tangan. Jika melanggar ketentuan ini, Pasal 284 mengatur sanksi kurungan paling banyak satu bulan atau denda Rp 250.000,00. 11. Jangan sembarangan pindah jalur Para pengemudi yang akan berpindah jalur atau bergerak ke samping, wajib mengamati situasi lalu lintas di depan, samping dan dibelakang kendaraan serta memberikan isyarat. Jika tertangkap melakukan pelanggaran, akan dikenai sanksi paling lama satu bulan kurungan atau denda Rp 250.000 (Pasal 295) 12. Salah satu peraturan baru dalam UU Lalu Lintas yang baru. Pasal 112 ayat (3) mengatur, pengemudi kendaraan dilarang langsung berbelok kiri. Bunyi pasal tersebut “Pada persimpangan jalan yang dilengkapi dengan alat pemberi isyarat lalu lintas, pengemudi kendaraan dilarang langsung berbelok kiri, kecuali ditentukan lain oleh rambu lalu lintas atau pemberi isyarat lalu lintas”. 13. Pengendara bermotor yang balapan di jalan akan dikenai pidana kurungan paling lama satu tahun atau denda paling banyak Rp 3.000.000 (Pasal 297). 14. Sesuaikan Jalur dengan Kecepatan Ketentuan mengenai jalur atau lajur merupakan salah satu ketentuan baru yang dimasukkan dalam UU Lalu Lintas Nomor 22 Tahun 2009, yang diatur dalam Pasal 108, bahwa sepeda motor, kendaraan bermotor yang kecepatannya lebih rendah, mobil barang, dan kendaraan tidak bermotor harus berada pada lajur kiri jalan. 2.3
Kecelakaan Pada Motor
Kecelakaan menurut M. Sulaksmono (1997) adalah suatu kejadian yang tak terduga dan yang tidak dikehendaki yang mengacaukan suatu proseaktivitas yang telah diatur. Kecelakaan terjadi tanpa disangka-sangka dalam sekejap mata, dan setiap kejadian tersebut terdapat empat faktor bergerak dalam satu kesatuan berantai yakni lingkungan, bahaya, peralatan, dan manusia. Dan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kecelakaan dapat diartikan sebagai mendapat celaka, yang berarti berpengaruh terhadap pelaku penyebab kecelakaan dan kejadian atau peristiwa yang menyebabkan orang celaka.
7 Jadi, jika pengendara sepeda motor terjatuh karena jalanan licin atau karena kelalaian sendiri, hal ini dapat dikategorikan sebagai kecelakaan meskipun tidak ada pihak lain yang terluka.
Menurut buku Kampanye Program Keselamatan Dinas Perhubungan Darat tahun 2008 ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecelakaan : 1. Faktor manusia, manusia sebagai pemakai jalan yaitu sebagai pejalan kaki dan pengendara kendaraan. Pejalan kaki tersebut menjadi korban kecelakaan dan dapat juga menjadi penyebab kecelakaan. Pengemudi kendaraan merupakan penyebab kecelakaan yang utama, sehingga paling sering diperhatikan. 2. Faktor kendaraan, kendaraan bermotor telah dirancang dengan suatu nilai faktor keamanan bagi pengendaranya. Kendaraan harus siap pakai, oleh karena itu kendaraan harus dipelihara dengan baik sehingga semua bagian mobil berfungsi dengan baik. Dengan demikian pemeliharaan kendaraan tersebut diharapkan dapat : 1) Mengurangi jumlah kecelakaan 2) Mengurangi jumlah korban kecelakaan pada pemakai jalan lainnya 3) Mengurangi besar kerusakan pada kendaraan bermotor. 3. Faktor kondisi jalan, sangat berpengaruh sebagai penyebab kecelakaan lalu lintas. Kondisi jalan yang rusak dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas. Begitu juga tidak berfungsinya marka, rambu dan sinyal lalu lintas dengan optimal juga dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas. Ahli jalan raya dan ahli lalu lintas merencanakan jalan dan rambu-rambunya dengan spesifikasi standard, dilaksanakan dengan cara yang benar dan perawatan secukupnya. 4. Faktor ingkungan lalan, Hal ini mempengaruhi pengemudi dalam mengatur kecepatan (mempercepat, memperlambat, berhenti) jika menghadapi situasi seperti : 1) Lokasi Jalan: 1. Di dalam kota (di daerah pasar, pertokoan, perkantoran, sekolah,perumahan) 2. Di luar kota (pedesaan) 2) Iklim, Indonesia mengalami dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Kewaspadaan pengendara tentunya harus lebih tinggi pada musim hujan di mana jalanan akan lebih beresiko. 3) Volume Lalu Lintas makin padat lalu lintas jalan, makin banyak pula kecelakaan yang terjadi, akan tetapi kerusakan tidak fatal, makin sepi lalu lintas makin sedikit kemungkinan kecelakaan akan tetapi fatalitas akan sangat tinggi. Adanya komposisi lalu lintas seperti tersebut diharapkan pada pengemudi yang sedang mengendarai kendaraannya agar selalu berhati-hati.
8 Peningkatan kepemilikan kendaraan dari tahun ke tahun membuat kemungkinan tiap jenis kendaraan untuk terlibat dalam kecelakaan semakin meningkat juga.Sebagai jenis kendaraan dengan tingkat kenaikan paling signifikan untuk periode 2006-2010, tentunya motor memiliki kemungkinan lebih besar untuk terlibat dalam kecelakaan daripada jenis kendaraan lainnya. Hal ini dibuktikan dari grafik yang di buat berdasarkan data dari Ditlantas Polda Metro Jaya berikut :
Gbr 2.3.1 Grafik Kecelakaan Kendaraan di Jadetabek 2006-2010 Dalam hubungannya dengan penggunaan sepeda motor di kalangan remaja, grafik ini menunjukkan kemungkinan keterlibatan remaja dalam kecelakaan lebih besar kemungkinannya pada jenis kendaraan motor dibandingkan jenis kendaraan lainnya. Pada tahun 2010, tercatat bahwa pengendara sepeda motor sebagai pemegang SIM C menjadi penyebab kecelakaan tertinggi.
9
Gbr 2.3.2 Grafik Kecelakaan Kendaraan di Jadetabek tahun 2010 Berdasarkan Jenis SIM Tersangka Penyebab Kecelakaan Dari kecelakaan-kecelakaan yang terjadi pada tahun 2010, 1.822 pengendara penyebab kecelakaan tercatat tidak memiliki ijin mengemudi. Remaja di bawah umur 17 tahun merupakan salah satu kriteria ini karena mereka mengendarai sepeda motor tanpa ijin mengemudi. Menurut data tahun 2010, 27% dari 7.805 kecelakaan yang melibatkan sepeda motor disebabkan olek pengendara sepeda motor yang memiliki SIM C, yang berarti pengendara-pengendara ini dinilai cukup umur dan dewasa untuk mengendarai motor sesuai hukum. Dan menurut survey yang dilakukan kepada 61 anak usia kelas 5 SD-SMP, 49% diantaranya pernah menjadi penyebab kecelakaan. Data di atas menunjukkan presentrase anak di bawah umur 17 tahun mengalami kecelakaan lebih besar daripada pengendara yang sudah dianggap pantas oleh hukum untuk megendarai sepeda motor. 2.4
Data Survei Pemakaian Sepedar Motor Dikalangan Remaja SMP
Berdasarkan data yang diperoleh dari survei, jumlah remaja awal yang dapat mengendarai sepeda motor cukup banyak. Rata-rata dari mulai mengendarai sepeda motor sejak usia 10-12 tahun, dan mulai aktif mengendarainya saat SMP. Perbandingan antara anak laki-laki dan perempuan yang dapat mengendarai sepeda motor hampir seimbang. Menurut YOURS pada situsnya, kemungkinan laki-laki muda untuk meninggal dalam kecelakaan di jalan tiga kali lebih besar daripada perempuan muda. Laki-laki muda lebih berani mengambil resiko, sebagai contoh mereka biasanya
10 mengemudi dengan kecepatan yang tinggi dan seringkali tidak menggunakan helm atau sabuk pengaman. Lebih jauh lagi, perbedaan tingkat testoteron menjelaskan perbedaan kelakuan laki-laki dan perempuan muda. Kebanyakan dari mereka diajari oleh orang tua dan saudara. Hal ini menunjukkan tingginya tingkat persetujuan orang tua untuk mengijinkan anak-anak mereka mengendarai motor pada usia yang belum matang secara emosi dan pikiran. Hal ini tentunya membahayakan diri mereka sendiri dan pengguna jalan lainnya, karena anakanak ini belum dapat mengambil keputusan yang matang dalam berkendara dan belum dapat mempertanggung jawabkan perbuatan mereka secara dewasa apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Dalam tahap perkembangan sebagai remaja, pengakuan dari lingkungan pergaulan sangat penting. Pada tahap ini seorang anak cenderung memberontak, lebih memilih teman daripada orang tua mereka, ingin menjadi pusat perhatian dalam pergaulan, dan berusaha mendapat pengakuan dari lingkungan pergaulannya dengan melakukan hal-hal yang dianggap sebagai suatu tolok-ukur popularitas. Dalam hal ini, motor dijadikan sebagai alat meningkatkan strata mereka dalam lingkup pergaulan. Sehingga terdapat suatu tolok-ukur baru, jika tidak mengendarai motor maka tidak keren. Anak-anak yang sebelumnya beranggapan tidak mengendarai motor juga tidak apa-apa mulai terpengaruh oleh penilaian ini. Demi pergaulan mereka ikut-ikutan mengendarai motor karena takut dianggap tidak keren. Ketika mengendarai motor mereka seakan-akan masuk dalam strata sosial yang lebih tinggi dari anak-anak yang tidak mengendarai motor. Hal ini membuat mereka lebih percaya diri dalam bersosialisasi dengan teman-teman sebayanya. Untuk masalah pendidikan tertib berlalu lintas, mereka mendapatkannya pertama kali dari lingkungan keluarga yang diberikan orang tua dan dari lingkungan pendidikan mereka yaitu sekolah. 2.5
Peranan Orang Tua, Sekolah, dan Polisi 2.5.1 Peranan Orang Tua
Orang tua yang seharusnya melindungi dan mendidik anak-anak mereka justru menjadi pihak yang menghancurkan anak-anak ini.Kebanyakan dari mereka merasa jenis motor automatic dan motor bebek biasa yang menjadi pilihan berkendara mudah dikuasai anak-anak mereka sehingga tidak perlu pengawasan dan pendampingan lebih lanjut dan tidak perlu dilarang. Dalam kenyataannya, anak-anak ini mengalami kesulitan mengendarai motor di jalanan. Sebagian besar diantara mereka seringkali terjatuh dan beberapa kali menabrak sesuatu bahkan seseorang. Alasan mereka antara lain karena mereka tidak dapat menghindar di waktu yang tepat, gugup saat berkendara, sampai ketidak mampuan menguasai motor saat menemui kondisi jalanan yang rusak atau licin.
11 Orang tua dengan tingkat kepekaan akan keselamatan anak-anak mereka saat berkendara dijalan yang rendah secara tidak langsung menyatakan sudah siap kehilangan anak mereka dalam kecelakaan lalu lintas, siap jika anak mereka terluka bahkan cacat, dan siap menanggung biaya ganti rugi apabila sang anak mengalami kecelakaan dengan pihak lainnya. Tentunya orang tua boleh berdalih bahwa membiarkan sang anak mengendarai motor akan memudahkan mereka berpergian, salah satunya ke sekolah, apalagi jika jarak yang ditempuh cukup jauh. Dan para orang tua dapat memanfaatkannya untuk kepentingan lain seperti menyuruh anak mereka berbelanja, mengantarkan suatu barang, atau bahkan sekedar mengantar jemput sang ibu ke tempat kerja. Namun keputusan tersebut mempercayakan anak mengendarai motor harus disertai dengan pertimbangan matang. Misalnya : 1) Umur sang anak, apakah sudah cukup matang dan bertanggung jawab dalam mengambil tindakan jika dilihat dari sikap dan perilakunya sehari- hari. Karena dalam berkendara sang anak akan dihadapkan pada pengambilan keputusan yang tidak hanya menyangkut keselamatan dirinya tetapi juga orang lain. 2) Kestabilan emosi sang anak, jalanan yang ramai dan macet dengan mudah menyulut kekesalan pengendara kendaraan bermotor. Karena ingin cepat sampai, terkadang diperlukan keahlian menyalib kendaraan lain. Tidak jarang terjadi gesekan kecil antar kendaraan dapat menyebabkan masalah yang berlarut-larut. Seringkali yang terjadi adalah, kebut-kebutan pengendara motor hanya karena ingin mengejar pengendara lainnya yang tidak sengaja menyenggol kendaraannya tanpa meminta maaf atau membunyikan klakson terus menerus kepadanya. Hal ini terjadi karena sang pengendara emosi dan ingin memuaskan egonya, salah satunya dengan memaki pengendara lain tersebut.
3) Resiko yang harus diambil, pertanyaan ini harus dipertimbangkan karena orang tua harus memikirkan kemungkinan kecelakaan yang terjadi pada anak di jalan. Apakah orang tua siap dengan kemungkinan yang terburuk sekalipun, mengingat hal yang paling berat dipertaruhkan disini adalah kehilangan seorang anak atau sang anak mengalami kecacatan.
2.5.2 Peranan Sekolah Pihak sekolah sebagai pihak utama kedua yang terlibat dalam mendidik anak-anak ini juga ikut andil memicu tingginya tingkat penggunaan sepeda motor dikalangan anakanak usia dini. Pelajar SMA yang sebagian telah mencapai umur 17 tahun telah diperbolehkan mengendarai sepeda motor sesuai hukum yang berlaku dan bisa mendapatkan pengesahan dengan memiliki surat ijin mengemudi. Karena itu wajar di
12 sekolah-sekolah tingkat menegah atas ini tersedia sara parkir untuk sepeda motor. Karena sebagian dari mereka tentu pergi ke sekolah menggunakan sepeda motor. Yang menjadi masalah adalah ketika pihak sekolah tingkat menegah pertama (SMP) juga menyediakan parkir untuk sepeda motor. Penyediaan fasilitas ini tentunya mendukung secara langsung anak-anak usia sebelum 17 tahun mengendarai motor karena hal ini mempermudah mereka dalam memarkir sepeda motor mereka. Dan karena difasilitasi tentu harus digunakan dengan baik, sehingga mereka berlomba-lomba mengendarai sepeda motor ke sekolah. 2.5.3 Peranan Polisi Pihak kepolisian sebagai panutan masyarakat dalam penegakan hukum menjadi salah sati pendidik bagi masyarakat khususnya dalam hal ini adalah anak-anak usia sekolah.Polisi sebagai pendidik anak-anak usia sekolah dalam tata tertib berlalu lintas dan keselamatan dalm menggunakan jalan memiliki banyak program yang secara berkala dilaksanakan di sekolah-sekolah. Program-program ini berupa pengenalan tentang rambu-rambu lalu lintas, pendidikan tertib berlalu lintas, sampai himbauan untuk tidak mengendarai kendaraan bermotor sebelum mencapai umur yang diizinkan oleh hukum yang berlaku. Namun sebagai pihak yang seharusnya menegakkan hukum dan menjalankannya dengan baik, polisi sebagai panutan masyarakat justru mendapatkan cap buruk karena perilaku beberapa oknum yang jusrtu melanggar hukum, mengabaikan hukum, samapi menggunakan hukum demi kepentingan pribadi. Dalam kaitannya dengan permasalahan penggunaan sepeda motor secara umum, beberapa oknum polisi terlihat melanggar hukum. Seperti mengabaikan rambu-rambu lalu lintas, tidak memperhatikan marka jalan, membahayakan orang lain dengan membaca pesan singkat atau menelepon saat mengendarai motor, mengendarai motor yang tidak memiliki spion, sampai berkendara dengan anak-anak mereka lebih dari batas orang yang diijinkan berada di atas sepeda motor. Hal ini tentu berimbas pada masyarakat khususnya anak-anak sebagai pihak yang memanut mereka. Jika orangorang yang dipanut sudah tidak lagi mengindahkan peraturan, bagaimana mungkin kita mengharapkan orang-orang yang memanut mentaati peraturan. Dalam wawancara dengan Akp. Marince dari Dinas Pendidikan dan Rekayasa Polda Metro Jaya ditemukan fakta bahwa polisi tidak begitu saja tutup mata jika melihat anakanak di bawah umur 17 tahun ini mengendarai motor di jalan raya. Mereka akan menindak anak tersebut dengan menghentikan motor mereka dan mengambil STNK motor yang dikendarai, untuk selanjutnya polisi akan menghubungi orang tua anak dan memanggil mereka untuk diberi himbauan agar sang anak dilarang mengendarai sepeda motor sebelum umur mereka mencukupi untuk mendapatkan surat ijin mengemudi untuk motor. Masalahnya, seringkali anak-anak ini lepas dari penglihatan polisi karena mereka mengendarai motor dengan kecepatan tinggi atau berputar menuju jalan lain yang tidak diawasi polisi sehingga polisi tidak bisa menindak mereka.
13 Kesimpulannya, dari permasalahan ini tidak hanya sudut pandang sang anak saja yang salah karena lebih dipengaruhi oleh pergaulan, namun juga pihak orant tua yang mengijinkan anak mengendarai motor sebelum umur mereka cukup secara hukum, pihak sekolah yang mendukung dengan menyediakan tempat parkir, dan pihak polisi sebagai teladan masyarakat yang memiliki citra yang kurang baik di mata masyarakat khususnya dalam hal berlalu lintas dan dalam menindak pengendara-pengendara di bawah umur ini. 2.6 Program Road Safety Dit lantas Polda Metro Jaya untuk Anak-Anak dan Remaja Direktorat Lalu Lintas Polda Metropolitan Jakarta Raya mencanangkan “Kami Peduli Kemanusiaan” yang merupakan penerapan peran polisi pada fungsi lalu lintas. Tugas polisi di bidang lalu lintas berkaitan dengan kemanusiaan, baik pelayanan, perlindungan, pengayoman, kontrol bahkan penegakan hukum sekalipun.Menangani lalu lintas tidak bisa hanya dari satu sisi saja, harus ditangani secara terpadu (holistik/komprehensif) dan berkesinambungan. Sejalan dengan hal di atas fokus dari penanganan lalu lintas Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya adalah pada keselamatan jalan (road safety). Keselamatan jalan menjadi perhatian dunia melalui WHO dan UNESCAP yang berdasarkan Resolusi PBB tahun 2005 telah menetapkan Global Road Safety. Atas dasar inilah Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya untuk peduli terhadap kemanusiaan, memfokuskan pada keselamatan pengguna jalan. Dalam kaitannya dengan keselamatan berkendara bagi remaja, berikut beberapa program keselamatan di jalan yang dapat diikuti dan dibuat untuk anak-anak dan remaja. 2.6.1 Polisi Sahabat Anak (Polsana) Polsana merupakan kegiatan penanaman tentang kesadaran dan tertib berlalu lintas sejak usia dini. Program ini ditujukan untuk anak-anak tamak kanak-kanak sampai dengan kelas 6SD. Yang juga untuk membangun citra positif polisi terhadap anak-anak. Penanaman disiplin lalu lintas terhadap anak-anak merupakan penyelamatan anak bangsa. Kegiatan Polsana dapat dilakukan melalui kunjungan maupun open house (anakanak yang berkunjung ke kantor polisi), mengadakan kunjungan ke sekolah dan mengadakan permainan terkait keselamatan di jalan, memberi pengenalan dan pengertian awal tentang peraturan dan rambu-rambu lalu lintas, sampai pemberian kenang-kenangan yang bisa berupa topi, kaos, sampai boneka. 2.6.2 Patroli Keamanan Sekolah (PKS) PKS merupakan wadah bagi siswa/siswi SMP maupun SMU untuk berlatih dan belajar untuk mencari akar masalah sosial di lingkungan sekolah dan upaya-upaya penanganananya. Dalam hal ini anak-anak juga diajarkan untuk peduli dan peka terhadap masalah sosial dan berperan aktif mendukung kegiatan belajar mengajar di sekolah. Masalah sosial yang mungkin muncul di lingkungan sekolah antara lain : masalah lalu lintas, perkelahian antar pelajar, narkotika dan obat-obatan terlarang, seks bebas / pornografi, dsb. Melalu kegiatan PKS ini diharapkan anak-anak juga menjadi mitra polisi untuk mencari akar masalah dan solusinya yang tepat.
14
2.6.3 Kampanye Keselamatan Lalu Lintas Kampanye keselamatan lalu lintas merupakan kegiatan bersama sebagai bentuk kegiatan pencegahan dan untuk menumbuhkembangkan kesadaran berlalulintas.Penerapannya dapat melalui penerangan secara langsung, penyuluhan, pembuatan poster, leaflet, stiker, buku , komik, lomba-lomba maupun kesenian, dsb. 2.6.4 Taman Lalu Lintas Taman lalu Lintas merupakan wadah atau tempat bermain dan belajar berlalu lintas baik untuk anak-anak maupun siapa saja yang peduli dan ingin mempelajari tentang lalu lintas.Taman lalu lintas Sem ini sedang dibangun di kawasan Cibubur seluas 5 hektar. Dalam pelaksanaannya polisi mendatangi pihak sekolah terkait lalu mencocokkan jadwal penyuluhan dengan jadwal belajar anak-anak. Kunjungan polisi ini sebagian besar berlangsung dengan hanya mendatangi beberapa kelas dari sebuah sekolah bukan keseluruhan sekolahan. Jika guru pelajaran pada jam terkait setuju agar materi pelajaran sekolah diganti dengan materi penyuluhan dari polisi, maka program kampanye tersebut akan dilaksanakan di kelas tersebut. Kelemahan dari program-program ini adalah belum terjadinya kesepakatan pihak kepolisian dan sekolah dalam menganggap betapa pentingnya kelancaran berlangsungnya program ini. Pihak kepolisian yang bertujuan menyelamatkan dan menjaga keamanan seringkali kurang dimengerti pihak sekolah yang memiliki kepentingan agar materi pelajaran yang harus disampaikan kepada para murid berlangsung tanpa pemotongan waktu kegiatan dikarenakan hal-hal lain yang diadakan selain kegiatan belajar mengajar. Pihak kepolisian mengalami kesulitan menjangkau seluruh anak-anak di wilayah Polda Metro Jaya salah satunya karena pihak sekolah yang tidak memberikan peluang bagi berlangsungnya program-program ini karena dianggap kurang penting dibandingkan kegiatan belajar pokok. Untuk memperbaiki permasalahan ini dari akarnya dimulai dari pihak orang tua, sekolah, maupun polisi tentu sangat sulit, masing-masing dari pihak ini telah dewasa juga memiliki pemikiran dan kepentingan sendiri-sendiri. Permasalahan ini termasuk ke dalam penyakit masyarakat yang sulit disembuhkan. Karena itu, kesempatan untuk memperbaiki permasalahan ini terletak pada anak-anak itu sendiri, di mana mereka masih dapat dibentuk, diberi pengertian, dan terhitung polos sehingga cepat menyerap hal-hal baru yang diberikan dan ditanamkan kepada mereka. 2.7 Kompetitor 2.7.1 Kampanye Klik Byar Tingkat kecelakaan lalu lintas yang tinggi terhadap pengendara motor membuat polisi harus bekerjakeras untuk menurunkan jumlah korban yang berjatuhan. Beberapa kali program safety riding disosialisasikan, namun tetap saja kecelakaan terjadi. Hal ini karena pengendara motor kerap mengabaikan keselamatan sendiri seperti tidak menggunakan helm SNI, kaca spion tidak dipasang, ugal-ugalan dan tidak mematuhi rambu lalulintas.
15
Karena itu, Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI) dan Polda Metro Jaya (PMJ) bekerjasama mengkampanyekan program ‟Klik Byar‟.Untuk menyukseskan program itu, kepolisian meminta Duta Lalulintas, Sheila Purnama Bulan untuk mensosialisasikan agar pengendara menyalakan lampu pada siang hari. Dengan mengikuti anjuran itu, para pengendara motor dijamin aman selama berkendara. Pasalnya, lampu yang menyala akan langsung menyorot ke kaca spion mobil dan kecelakaan dapat dihindari. Program kampanye ini dilaksanakan seringkali dengan pengenalan produk baru Yamaha, dan menghadirkan artis-artis penghibur, penyuluhan dan himbauan dari kepolisian, pasar murah, parade dengan kostum dan marching band yang membawa spanduk kampanye, sampai penawaran pengaturan kembali motor agar hemat bahan bakar saat menyalakan lampu motor. 2.7.2 Kampanye Pemakaian Helm SNI Kampanye ini dicanangkan oleh pemerintah agar para pengendara sepeda motor mengganti helm mereka dengan helm berstandar nasional. Helm-helm SNI ini telah diuji kekuatannya untuk menahan kekuatan benturan yang terjadi pada kepala sampai skala tertentu. Program-program kampanye ini antara lain dengan penyuluhan dan himbauan oleh polisi, aparat kepolisian dan pejabat-pejabat daerah terkait turun ke jalan untuk menempelkan stiker safety riding, pemberian leaflet di jalan-jalan, pemasangan spanduk, acara musik, sampai penukaran helm belum berstandar SNI dengan helm SNI. 2.8 Analisa Preposisi Program keselamatan jalan sejenis yang ada adalah YOURS (Youth For Road Safety). Program ini adalah program keselamatan pengguna jalan yang ditujukan untuk orangorang muda dan merambah negara-negara Amerika, Eropa, sampai Asia. YOURS adalah organisasi kepemimpinan umum yang bertujuan menjaga keselamatan orang-orang muda di jalan-jalan di seluruh dunia.mPemikiran dan nilai-nilai yang YOURS miliki mengarahkan kegiatan-kegiatan dan pencapaian misi yang dimilikinya. Pemikiran mereka yaitu : 1. Kecelakaan dijalan dapat dicegah 2. Keselamatan saat menggunakan jalan lingkupnya tidak terbatas hanya pada keselamatan diri sendiri namun menyangkut orang lain 3. Orang-orang muda memiliki potensi yang tinggi untuk mengalaminya 4. Orang-orang muda sendiri yang dapat merubah hal tersebut 5. Bersama-sama kita dapat memobilisasi, menginspirasi dan menyatukan orangorang muda 6. Bersama-sama mendukung satu sama lain sebagai panutan dalam keselamatan di jalan 7. Dilakukan dengan komunikasi yang sesuai 8. Dilakukan dengan pendekatan yang positif
16 YOURS mempunyai 3 tema aktivitas yaitu advokasi, jaringan & berbagi dan pengembangan kapasitas. 1. Tema pertama adalah advokasi yang memberikan satu suara bagi kaum muda tentang isu-isu keselamatan jalan pada tingkat global dalam rangka meningkatkan kesadaran dan keselamatan pemuda di jalan. Mengangkat keselamatan di jalan raya sebagai isu global dan untuk meningkatkan partisipasi pemuda. 2. Tema kedua adalah jaringan dan berbagi, adalah untuk menghubungkan orangorang muda dengan pimpinan di organisasi yang aktif dalam area keselamatan di jalan di seluruh dunia, sehingga mereka dapat bekerja sama lebih dan lebih mudah dalam berbagi informasi dan pengalaman. 3. Tema ketiga adalah pengembangan kapasitas. Tidak hanya untuk membuat orang muda menjadi pendukung keselamatan di jalan, tetapi juga melengkapi mereka dengan manajemen proyek, komunikasi dan keterampilan advokasi, untuk mengatur kampanye jalan keselamatan yang efektif di negara mereka dan meningkatkan kesadaran untuk posisi rentan orang muda di lalu lintas. 2.9 Analisa SWOT 2.9.1 Strenght Dirlantas Polda Metro Jaya sebagai salah satu pengatur dan pengawas keselamatan jalan banyak mencanangkan program yang murni menanamkan dan menumbuhkan rasa peduli dan kesadaran remaja akan pentingnya keselamatan di jalan. Dengan memberikan edukasi dan berusaha melibatkan remaja sebagai rekan mereka dalam memecahkan berbagai masalah sosial yang timbul di kalangan remaja (termasuk masalah keselamatan di jalan), Polisi berusaha menjalankan fokusnya dalam lingkup kemanusiaan.Kegiatankegiatan diatas merupakan bentuk kepedulian polisi terhadap pendidikan. Mereka menyadari bahwa pada mengedukasi para remaja sebagai penerus masa depan bangsa adalah langkah yang penting untuk meningkatkan standar kompetensi mereka dalam berlalu lintas nantinya. 2.9.2 Weakness 1) Program-program yang diadakan tidak menjangkau keseluruhan anak-anak dan remaja di wilayah tugas Polda Metro Jaya 2) Proses masih berjalan dengan lambat karena pihak yang membantu hanya sedikit 3) Indonesia masih kalah bersaing dengan luar negeri dalam soal teknologi, sehingga menyebabkan kurangnya penyampaian informasi yang jelas tentang keselamatan di jalan. 4) Sarana dan media komunikasi untuk mempromosikan gerakan ini masih kurang disosialisasikan dan kurang menarik. 2.9.3 Opportunity Dengan suksesnya gerakan ini, diharapkan anak-anak dan remaja Indonesia memiliki kesadaran dan kepedulian yang lebih akan keselamatan di jalan dan mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku dalam berlalu lintas. Dengan meningkatnya kewaspadaan remaja di jalan harapan hidup anak-anak dan remaja akan meningkat sehingga mereka
17 mempunyai banyak waktu untuk mengembangkan diri sebaik-baiknya mencapai masa dewasa mereka yang tentunya berguna bagi kemajuan bangsa dan negara. 2.9.4 Threat 1) Terjadinya korupsi dalam pemerintah yang menyebabkan anggaran untuk menyelengarakan program-program ini terhambat. 2) Adanya pandangan negatif bahwa program-program seperti ini membosankan dan tidak menarik sehingga ketika dilaksanakan remaja hanya menganggapnya sebagai angin lalu.
2.10 Target Audiens 1. Geografi : Semua anak yang tinggal di Jakarta. 2. Demografi: Semua anak baik laki-laki maupun perempuan mencakup segala lapisan kelas sosial (A1,A2,B,C1,C2,D,dan E) 3. Psikografi : Semuaanak-anak dan remaja dengan semua kebiasaan dan gaya hidup yang ada. 2.11Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat 2.11.1 Faktor Pendukung 1) Pentingnya nyawa dan keselamatan tiap individu sehingga harus dijaga dengan baik 2) Adanya fungsi polisi sebagai pengawas keselamatan berlalu lintas 3) Banyaknya program keselamatan jalan yang ditujukan untuk anak-anak dan remaja. 4) Kesadaran masyarakat terhadap keselamatan dalam berkendara dapat ditingkatkan dengan adanya pengadaan kampanye 2.11.2 Faktor Penghambat 1) Kurangnya kesadaran akan keselamatan pengguna jalan. 2) Kurangnya kesadaran sekolah akan pemberian pendidikan keselamatan berlalu lintas karena dianggap kurang penting dibandingkan kegiatan belajar pokok di sekolah. 3) Program-program yang ada kurang menjangkau keseluruhan target operasi Polda Metro Jaya. 4) Program-program yang ada kurang mengena kepada target khususnya usia SMP karena kegiatan yang diadakan kurang menarik perhatian mereka. 5) Kurangnya peran orang tua sebagai pengontrol utama anak dalam kebijakannya memberi kepercayaan kepada anak dalam mengendarai kendaraan sendiri. 6) Polisi sebagai pengawas keselamatan dan panutan kurang memainkan perannya dengan baik dan mendapatkan cap buruk dari masyarakat karena beberapa oknum yang melanggar peraturan yang ada.