BAB 2
DATA DAN ANALISA
2.1 Sumber Data
Data yang mendukung proyek Tugas Akhir ini didapat dengan beberapa metode, seperti: •
Literatur dari media elektronik dan cetak
•
Website perusahaan
•
Data-data dari Internet
2.2 Data Produsen
2.2.1 Sejarah Madu Pramuka
Pada awal berdirinya madu pramuka bernama Pusat Perlebahan Apiari Pramuka yang didirikan atas gagasan dari Sekjen Kwartir Nasional Pramuka yang ingin menerapkan kegiatan peternakan lebah secara moderen di Indonesia pada tahun 1970. Tujuannya adalah sebagai pusat promosi perlebahan guna mendorong pengembangan, peningkatan, pemanfaatan, dan pelestarian lebah, serta memberik bekal pengetahuan kepada peserta didik Gerakan Pramuka.
Gagasan tersebut diungkapkan pada workshop peternakan lebah di Jakarta yang diselenggarakan pada tanggal 28 Mei 1970. Salah satu hasil dari workshop tersebut yaitu pembentukan sebuah badan untuk menampung segala aktivitas peternakan lebah di lingkunan Gerakan Pramuka. Sehingga terbentuklan sebuah unit usaha Pramuka yang disebut Pusat Perlebahan Apiari Pramuka. 3
4
Pada awal tahun 2004, Kepala Unit Pusat Perlebahan Apiari Pramuka untuk mengubah status unit usahanya menjadi Perseroan Terbatas (PT). Usulan tersebut untuk memudahkan perusahaan dalam bekerjasama dengan pihak lain sehingga Madu Pramuka dapat semakin berkembang dan dikenal luas sebagai pionir perlebahan moderen di Indonesia. Akhirnya pada tanggal 5 Januari 2005, Pusat Perlebahan Apiari Pramuka resmi menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Madu Pramuka.
2.2.2 Visi dan Misi
Visi Menjadikan usaha Perlebahan sebagai usaha yang bernuansa edukasi, penghijauan lingkungan dan menjadikan masyarakat sehat dengan minum madu.
Misi 1. Bekerja Untuk Kwarnas ( Membantu Dana Gerakan Pramuka) 2. Bekerja Untuk Kantor (Membangun Kantor) 3. Bekerja Untuk Karyawan (Mensejahterakan Karyawan) 4. Bekerja Untuk Kemasyarakatan ( Membantu Masyarakat)
2.2.3 Ruang Lingkup Usaha Madu Pramuka
Dalam kegiatan usahanya Madu Pramuka menghasilkan produk berupa barang dan jasa yang berhubungan dengan perlebahan. Produk yang berupa barang yaitu: •
Penjualan berbagai madu murni seperti madu kapuk, madu karet, madu klengkeng, madu rambutan, madu apel, madu mangga, madu kopi, madu
5
mahoni, madu durian, madu hutan, madu super, madu royal jelly, madu pollen, madu propolis, dll •
Penjualan Bee Pollen, Royal Jelly, dan Bee Propolis
•
Peralatan beternak lebah
•
Penyediaan bibit lebah unggul dan lokal
Sedangkan produk berupa jasa yaitu: •
Pelatihan budi daya lebah madu
•
Pengobatan dengan sengatan lebah (apitheraphy)
•
Wisata lebah bagi pelajar, mahasiswa, dan umum
2.3 Analisa Produk
Gambar 2.1
Gambar 2.2
Gambar 2.3
6
Gambar 2.4
Data Kemasan Nama Produk
: Madu Pramuka
Ukuran
: 300 gr, 400 gr, 350 ml, 650 ml, 2000 ml
Harga
: Rp 60.000 - Rp 430.000
Jenis kemasan
: toples kaca dan sticker, botol kaca dan sticker, jirigen
plastik dan sticker Visual
: Kemasan botol kaca/toples kaca/jirigen plastik seperti
tube, diberi stiker merk
Produk Madu Pramuka memilki beberapa kekurangan, yaitu: • Semakin banyak produk-produk madu kesehatan alami yang serupa dengan madu pramuka, tetapi dikemas dan dipasarkan dengan cara yang lebih moderen dan dinamis, sehingga produk-produk Madu Pramuka kalah bersaing dengan kompetitornya tersebut. • Kemasan yang sangat terlihat seperti produk jamu, meyebabkan Madu Pramuka dianggap sebagai madu obat/madu jamu, yang hanya dikonsumsi saat sakit. Padahal Madu Pramuka dapat dikonsumsi setiap hari • Label pada setiap botol Madu Pramuka terlihat sama. Tidak ada perbedaan warna/penambahan visual bagi setiap produk yang berbeda. Yang membedakan hanyalah tulisan dari jenis madu yang berbeda. Hal
7
ini bisa menambah resiko kesalahan beli bagi konsumen yang kurang teliti
2.4 Varian Madu Pramuka
Madu Pramuka memilik 13 varian madu yang berbeda. Terciptanya 13 varian tersebut disebabkan oleh perbedaan sumber nektar yang berbeda, dan setiap sumber nektar tersebut memiliki manfaat yang berbeda-beda juga bagi yang mengkonsumsinya. Berikut ada setiap varian Madu Pramuka yang tersedia beserta manfaatnya: - Madu Kapuk Randu: •
Menambah nafsu makan
•
Menambah daya tahan tubuh
•
Mengobati sariawan
•
Mengobati luka bakar
•
Mencerdaskan otak
- Madu Kopi •
Meningkatkan daya tahan tubuh
•
Mengatasi susah tidur
- Madu Klengkeng •
Memperlancar fungsi ginjal
•
Menyembuhkan luka
•
Memperlancar buang air kecil
•
Meningkatkan daya tahan tubuh
- Madu Rambutan •
Memperlancar buang air kecil
•
Memperlancar fungsi ginjal
•
Mengobati sakit pinggang
•
Menyembuhkan maag
8
- Madu Apel •
Memberi kenyamanan tidur
•
Menghilangkan mual
- Madu Mangga •
Memperkuat kandungan ibu hamil
•
Menghilangkan rasa mual
- Madu Super •
Meningkatkan hormon
•
Menyuburkan peranakan
•
Mengobati darah tinggi
•
Memperbaiki sel tubuh yang rusak
•
Mengendurkan sel saraf yang tegang
•
Menghaluskan kulit
•
Menurukan kolesterol
•
Menghilangkan rasa letih
2.5 Hasil Survey
Survey di lakukan dengan membagikan kuisioner online secara acak kepada pengguna media sosial. Dari survey yang dibagikan terdapat 100 orang yang sudah mengisi kuisioner tersebut, berikut adalah hasil dari survey tersebut. •
59 orang responden (59%) berumur 15 – 20 tahun, 23 orang (23%) berumur 21 – 25 tahun, 16 orang (16%) berumur kurang dari 15 tahun, 1 orang (1%) berumur 26 – 30 tahun, dan 1 orang (1%) berumur lebih dari 35 tahun
•
78 orang responden (78%) berjenis kelamin Perempuan, sedangkan 22 orang lainnya (22%) berjenis kelamin Laki-laki
9 •
54 orang responden (54%) adalah Pelajar, 42 orang (42%) adalah Mahasiswa, 2 orang (2%) Pegawai Swasta, 1 orang (1%) tidak bekerja, dan 1 orang (1%) menjawab lainnya
•
67 orang responden (67%) bertempat tinggal di Jabodetabek, 21 orang (21%) tinggal di Pulau Jawa non-Jabodetabek, 8 orang (8%) berasal dari Pulau Sumatra, 1 orang (1%) berasal dari Pulau Kalimantan, dan 1 orang (1%) berasal dari Sulawesi
•
45 responden (45%) memiliki pendapatan kurang dari Rp 500.000, 32 orang (32%) memiliki pendapatan diantara Rp 500.000 – Rp 1.000.000, 19 orang (19%) memiliki pendapatan antara Rp 1.000.000 – Rp 5.000.000, 2 orang (2%) memiliki pendapatan antara Rp 5.000.000 – Rp 10.000.000, dan 2 orang lainnya (2%) memiliki pendapatan diatas Rp 10.000.000
•
82 orang responden (82%) mengetahui manfaat madu tapi tidak seluruhnya, 13 orang (13%) mengetahui semua manfaat madu, 5 orang (5%) tidak mengetahui manfaat madu
•
51 responden (51%) mengkonsumsi madu karena alasan kesehatan, 32 orang (32%) mengkonsumsi madu karena rasanya enak, 30 orang (30%) mengkonsumsi madu karena untuk pengobatan, 13 orang (13%) mengkonsumsi madu dengan dicampur dimasakan
•
46 responden (46%) biasa membeli madu di Supermarket/Hipermarket, 26 orang (26%) membeli madu langsung dari agen penjual madu tersebut, 10 orang (10%) membeli di minimarket, 10 orang (10%) membeli madu langsung dari peternakan lebah, dan 8 orang lainnya (8%) membeli di pasar tradisional
•
42 responden (42%) lebih menyukai kemasan madu dalam botol kaca, 24 orang (24%) menyukai kemasan madu dalam toples kaca, 23 orang (23%) menyukain madu dalam botol plastik, dan 11 orang (11%) menyukai madu dalam wadah Jirigen kecil
•
52 responden (52%) TIDAK mengetahui apa itu Madu Pramuka, 28 orang (28%) hanya pernah mendengar nama Madu Pramuka, dan 20 orang (20%) mengetahui dan pernah membeli produk Madu Pramuka
10 •
42 responden (42%) membayangkan madu alami ketika mendengar nama Madu Pramuka, 32 orang (32%) membayangkan sebuah produk madu yang dibuat oleh peserta Pramuka ketika mendengar Madu Pramuka, 25 orang (25%) membayangkan madu yang menyehatkan, 21 orang (21%) membayangkan lokasi BUPERTA Cibubur jika mendengan Madu Pramuka, 8 orang (8%) membayangkan produk madu yang murahan, dan 1 orang (1%) membayangkan produk madu dengan rasa tidak enak jika mendengar Madu Pramuka
2.6 Kompetitor Madu Pramuka
Berikut beberapa pesaing Madu Pramuka di pasaran •
Madu HPAI
Gambar 2.5
Data Kemasan Nama Produk
: Madu Asli HPAI
Alamat
: Komplek Billy & Moon Jl. Kelapa
Kuning IX Blok H-2 No. 6 Pondok Kelapa Duren Sawit Jakarta Timur 13450 Ukuran
: 350 ml
11
Harga
: Rp 150.000
Jenis kemasan
: Botol plastik dan stiker
Visual
: Kemasan botol plastik seperti tube,
diberi stiker merk
• Madu Nusantara
Gambar 2.6
Data Kemasan Nama Produk
: Madu Murni Nusantara
Alamat
: Jl. Tanah Abang II No.57A,
Jakarta Pusat 10160 Ukuran
: 100 ml, 250 ml, dan 650 ml
Harga
: Rp 20.000 (100ml), Rp 33.000
(250ml), Rp 63.000 (650ml) Jenis kemasan
: Botol kaca dan stiker
Visual
: Kemasan botol kaca pipih (100ml dan
250 ml), kemasan botol kaca bulat (650 m), diberi stiker merk
12 • Madu Tresno Joyo
Gambar 2.7
Data Kemasan Nama Produk
: Madu TJ (Tresno Joyo)
Alamat
: ritel supermarket dan minimarket
Indonesia Ukuran
: 150 gr dan 250 gr
Harga
: Rp 16.500 (150gr), Rp 27.500 (250gr)
Jenis kemasan
: Botol plastik dan stiker
Visual
: Botol plastik, diberi stiker merk
2.7 Landasan Teori
2.7.1 Teori Kemasan
Menurut Steven DuPuis dan John Silva dalam buku Package Design Workbook: The Art and Science of Successful Packaging. Kemasan adalah wadah untuk sebuah produk, tetapi juga berfungsi sebagai bagian dari alat pemasaran dengan menyampaikan komunikasi grafis dan pesan yang ingin disampaikan oleh brand bersamaan dengan produk itu langsung ke tangan pembeli.
Berdasarkan Iwan Wirya (1999) kemasan yang baik adalah kemasan yang bisa melindungi isi produk tersebut dari cuaca dan kondisi alam lainnya.
13
Kemasan juga digunakan sebagai wadah agar produk mudah dibawa, tetapi juga harus bisa berkomunikasi agar bisa menerangkan dan merefleksikan produk, citra, brand yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari promosi dan pemasaran, tentunya dengan pertimbangan mudah dikenali, dipahami, dilihat, dan diingat.
Maka dari itu kemasan Madu Pramuka, selain dapat melindungi dan menjaga kualitas isi produk dari cuaca dan gangguan-gangguan dari luar lainnya, juga harus mampu menyampaikan pesan yang ingin disampaikan oleh brand dengan mudah ke pembeli.
Kemasan memiliki dua daya tarik utama, yaitu •
Daya Tarik Visual Daya tarik yang berhubungan dengan penampilan kemasan itu sendiri, yang mencangkup unsur grafis seperti, warna, teks, ilustrasi, dan layout
•
Daya Tarik Praktis Hal ini berhubungan dengan efektifitas dan efisiensi kemasan yang
ditujukan
kepada
konsumen
dan
distributor,
penyimpanan dan pemajangan
Desain kemasan dipengaruhi oleh: • Perilaku konsumen • Volume penjualan • Pangsa pasar • Pertumbuhan pasar • Kemasan (material, ukuran, kepemilikan desain) • Iklan/Pemasaran/Distribusi • Tren regional • Merek yang memimpin/competitor • Desain ritel • Display
meliputi
14
• Poin penjualan • Demografi • Proyeksi Marianne Rosner Klimchuk & Sandra A. Krasovec. (2007). desain kemasan. Indonesia: Erlangga
2.7.2 Teori Struktur Kemasan
2.7.2.1 Botol Plastik
Wadah kecil yang biasanya digunakan untuk menyimpan produk dalam bentuk cair. Biasanya di proses dengan cara blow-molding. Keuntungan menggunakan plastik yaitu sangat serbaguna, memiliki daya tahan yang tinggi, ringan, tahan terhadap zat kimia, air, dan benturan. Merupakan bahan yang aman dan higienis untuk mengemas produk makanan. Biaya produksinya juga murah.
Materials: •
PET (polyethylene terphthalate) Kuat, tembus pandang, murah, ringan, tahan banting, dan dapat didaur ulang.
•
PVC (polyvinyl chloride) Tembus pandang, tahan terhadap minyak, kedap gas, tahan benturan.
•
P/P (polypropylene) Ekonomis, tahan benturan, tahan lembab, tidak terlalu tembus pandang seperti PET atau PVC.
2.7.2.2 Botol Kaca
Wadah kecil yang biasanya digunakan untuk menyimpan cairan.
15
Biasa leher botol selalu lebih kecil dari bagian badan. Kaca/beling dapat menjaga kesegaran produk dalam waktu yang lama. Bila diberi warna, khususnya warna hijau atau coklat ke-kuningan, dapat menjaga produk yang sensitif terhadap cahaya. Kaca sangat higienis, kedap air sehingga tidak mungkin bocor, kecuali bila ada kesalahan saat penutupan atau penyegelan, dan juga dapat didaur ulang sehingga ramah lingkungan.
2.7.3 Teori Identitas Visual
Identitas visual merupakan salah satu komponen yang tidak terpisahkan terhadap sebuah brand. Sebuah brand/merek yang baik tentunya harus memiliki identitas visual berupa logo yang kuat, konsisten, dan berkarakter beserta dengan segala kelengkapannya, sehingga brand tersebut dapat dengan mudah dikenali dan diidentifikasi oleh konsumen. Identitas visual mampu memicu persepsi dan membuka kunci hubungan produk dengan sebuah brand. Membuat identitas visual berarti mengelola persepsi manusia melalui bentuk visual yang membentuk kesatuan makna. Identitas visual berkaitan erat dengan logo dan brand. Surianto Rustan (2009:13) menyatakan bahwa fungsi dari logotype adalah sebagai berikut: 1. Identitas diri, untuk membedakannya dengan identitas milik orang lain 2. Tanda kepemilikan, untuk membedakan miliknya dengan milik orang lain 3. Tanda jaminan kualitas 4. Mencegah peniruan atau pembajakan
Kata logo merupakan penyingkatan dari logotype. Istilah logo baru muncul pada tahun 1937 dan hingga saat ini, istilah logo lebih populer dibandingkan istilah logotype. Logo bisa menggunakan elemen apa saja, baik tulisan, logogram, gambar, ilustrasi, dan lain-lain. Banyak juga yang 29 mengatakan bahwa logo merupakan elemen gambar atau simbol pada identitas visual.
16
Saat ini, pembagian logo secara sederhana terbagi menjadi dua bagian, yaitu nama brand (logotype) dan simbol atau lambang (logogram). Penggunaan logotype dilakukan dengan menuliskan nama perusahaan/produk yang bersangkutan dengan gaya huruf atau tipografi yang unik dan khusus, serta digunakan secara konsisten. Penggunaan logogram dilakukan dengan menciptakan sebuah simbol atau lambang yang mampu mencerminkan citra dari perusahaan/produk yang bersangkutan. Sebuah logo perusahaan/produk yang unik dapat berupa logotype saja, logogram saja, atau gabungan keduanya
2.7.4 Teori Tipografi
Marianne Rosner Klimchuk dan Sandra A. Krasovec dalam bukunya yang berjudul Desain Kemasan (2007:92) menyatakan bahwa tipografi untuk desain kemasan haruslah: 1. Dapat dibaca dan mudah dibaca dari jarak beberapa kaki jauhnya 2. Didesain pada skala dan bentuk struktur tiga dimensi 3. Dapat dimengerti oleh sejumlah pengamat yang berbeda-beda latar belakangnya 4. Dapat dipercaya dan informatif dalam mengkomunikasikan informasi produk
2.7.5 Teori Ilustrasi
Ilustrasi merupakan unsur
yang memegang peranan penting dalam
komunikasi kemasan karena dianggap sebagai bahasa universal yang dapat menjembatani perbedaan bahasa.
Ilustrasi terbagi menjadi dua, yaitu ilustrasti dengan gambar manual dan ilustrasi dengan fotografi. Beberapa produk ada yang lebih menarik bila menggunakan gambar manual pada visual kemasannya, seperti produk
17
makanan ringan untuk anak-anak, aksesoris untuk remaja, atau produk yang berkesan tradisional. Sedangkan penggunaan teknik fotografi biasanya digunakan untuk produk makanan atau minuman yang menonjolkan cita rasa. Namun penggunaan ilustrasi manual dan fotografi dapat juga dikombinasikan dalam sebuah desain kemasan.
Menurut Iwan Wirya (1999), ilustrasi manual maupun fotografi dalam kemasan berfungsi antara lain sebagai berikut: 1. Menarik perhatian konsumen 2. Menonjolkan keistimewaan produk 3. Mendramatisasi pesan 4. Merangsang minat konsumen untuk membaca kesuluruhan pesan 5. Menjelaskan suatu pertanyaan 6. Menciptakan suasana tertentu 7. Menonjolkan
suatu
merek
atau
menunjang
slogan
yang
ditampilkan
2.7.6 Teori Warna
Menurut Iwan Wirya (1999), warna pada dasarnya merupakan suatu mutu cahaya yang dipantulkan dari suatu objek ke mata manusia. Hal ini menyebabkan kerucut-kerucut warna pada retina beraksi, yang memungkinkan timbulnya gejala warna pada objek-objek yang dilihat sehingga dapat mengubah persepsi manusia.
Warna pada kemasan merupakan hal pertama yang dilihat oleh konsumen dan mungkin mempunyai pengaruh yang terbesar untuk menarik konsumen. Warna merupakan perangsang yang paling penting untuk menciptakan daya tarik visual terhadap konsumen. Penggunaan warna yang tepat merupakan pusat dari seluruh proses desain kemasan. Berikut ini adalah beberapa fungsi warna pada kemasan:
18
1. Untuk identifikasi. Komposisi warna pada desain kemasan sebuah produk harus berbeda dengan produk-produk lainnya agar konsumen dapat dengan mudah mengenali dan mencari produk 2. Untuk menarik perhatian konsumen (eye catching) 3. Untuk menimbulkan pengaruh psikologis, di mana warna dapat membangkitkan selera konsumen dan merangsang sistem syaraf otonomi, termasuk pencernaan, terutama warna merah, jingga, atau kuning 4. Untuk menciptakan suatu citra, karena setiap warna mampu mencerminkan atau menggambarkan keadaan produknya, misalnya warna hijau yang melambangkan kesegaran produk sayuran 5. Untuk memastikan tingkat keterbacaan yang maksimum, yaitu dengan penggunaan warna kontras sehingga dapat memperlihatkan sesuatu yang ingin ditonjolkan dan tulisan menjadi mudah dibaca 6. Untuk mendorong tindakan, karena pemberian warna yang tepat dapat memberikan dampak yang lebih dibandingkan dengan kemasan tanpa warna 7. Untuk proteksi produk dari cahaya, di mana warna dapat digunakan untuk melindungi isi dari efek cahaya yang merusak 8. Untuk mengendalikan temperatur, di mana warna yang terang cenderung memantulkan panas dari sebuah benda dan menjaga bagian dalam kemasan tetap sejuk, biasanya diperlukan bagi produk yang sensitif terhadap perubahan temperatur
Menurut buku “Color and Healing”, warna-warna earth tone merupakan warna-warna yang hangat yang menjaga kestabilan pikiran dan menenangkan sehingga seringkali digunakan untuk tujuan relaksasi. Menurut buku “Packaging Design: Successful Product Branding From Concept to Shelf”, dalam desain kemasan, Jingga atau oranye adalah warna yang dekat dengan merah, warna ini dapat mengesankan asosisasi yang kuat dari sisi negative atau positif, warna oranye yang cerah mengesankan keceriaan dan warna oranye yang lebih gelap mengesankan kehangatan serta energi. Efek warna ini menstimulasi untuk beraktivitas, menggugah selera makan, dan memicu untuk
19
bersosialisasi. 2.8 Analisa SWOT
2.8.1 Strength • Madu Pramuka sudah berdiri sejak tahun 1970. Sehingga bisa dikatakan merupakan produsen yang sudah berpengalaman • Produk madu dari Madu Pramuka sudah terjamin kemurniannya • Jenis produk madu yang ditawarkan sangat beragam • Memilik produk unggulan, yaitu Propolis yang sangat banyak manfaatnya • Target market untuk segala usia, karena madu baik untuk dikonsumsi dari golongan usia apapun
2.8.2 Weakness • Kadar air untuk produk Madu Pramuka masih tinggi (20%-24%), sedangkan standar madu yang baik untuk lebah ternak adalah 18%-20% • Alat produksi masih bersifat manual • Proses pengemasan kurang higienis, karena karywan tidak memilik SOP (standard operational procedure) • Harga jual relatif tinggi • Kurang bisa diidentifikasi dengan varian yang lain
2.8.3 Opportunity • Loyalitas konsumen, dikarenakan sudah lama berdirinya Madu Pramuka • Terapi sengat lebah (apitheraphy) yang ditawarkan Madu Pramuka ikut membantu penjualan madu. Kompetitor tidak memiliki fasilitas ini
2.8.4 Threat
20
• Biaya pemeliharaan yang fluktatif • Petani lebah yang dibina oleh Madu Pramuka, menjadi pesaing dengan membuka usaha sendiri.