BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Perusahaan Nama Perusahaan
: PT. GODANG TUA JAYA.
Alamat Perusahaan - Kantor Pusat
: Jl.Berlian no.35, RT 001/011 Cawang Atas, Kel. Bidara Cina, Jakarta Timur. Telp : (021) 850 6831. Email :
[email protected].
- Kantor Cabang
: Central Niaga Kalimalang, Jl. Ahmad Yani Blok A4/12-14, Bekasi. Telp : (021) 8894677. Fax : (021) 88961204.
- Factory / Landfil
: TPST Bantargebang Jl. Raya Narogong Pangkalan V Bantargebang, Kota Bekasi. Telp : (021) 8250844. Fax : (021) 8250844.
- Pool Armada dan Alat Berat
: Jl. Raya Norogong Pangkalan X Cileungsi, Kab. Bogor. Telp: (021) 8230817.
- Contact Person
: Ir. Douglas J. Manurung, MBA, M.Si. Telp: 08121219678. Email :
[email protected].
2.2 Sejarah Perusahaan PT. Godang Tua Jaya adalah perusahaan yang berdiri sejak tahun 1993 dan mempunyai berbagai kegiatan dibidang kontraktor, baik konstruksi, pengurukan tanah maupun berbagai kegiatan lainnya yang berhubungan dengan aktivitas
3
pemborongan. Usaha pemborongan ini digeluti sejak tahun 1990-an, sehingga pada akhirnya saat dibutuhkan sebuah badan usaha untuk menaungi kegiatan-kegiatan yang dimaksud, lahirlah PT.Godang Tua Jaya. PT. Godang Tua Jaya telah berpengalaman dalam kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan sampah antara lain pengolahan sampah organik menjadi kompos (industri kompos di sekitar TPST Bantargebang), penutupan sampah dengan tanah merah (cover soil), konstruksi sanitary landfill, produksi alat-alat pengolah kompos, pengangkutan sampah. Perusahaan PT Godang Tua Jaya memiliki beberapa titik pengurukan tanah yang terletak di kawasan TPST Bantargebang, antara lain Desa Ciketing Udik, Sumur Batu dan Desa Cikiwul yang mengelilingi kawasan TPST Bantargebang. Tanah yang ada digali lalu diangkut ke daerah-daerah yang membutuhkan, seperti DKI Jakarta, Bekasi dan sekitarnya termasuk kebutuhan sanitary landfill sampah di TPST. Sebagaimana disebutkan di atas bahwa keterlibatan PT. Godang Tua Jaya dalam mengelola sampah bukanlah semata-mata mencari keuntungan akan tetapi merupakan suatu kepedulian terhadap lingkungan disekitar TPST, baik dari segi kesempatan kerja bagi masyarakat setempat, ekonomi dan sosial. Disamping PT. Godang Tua Jaya sebagai mitra kerja masyarakat di lingkungan TPST Bantargebang, perusahaan pun selalu melakukan studi dan pengamatan terhadap sampah yang ada. Tentu saja ilmu dan pengalaman tersebut menjadi bekal untuk melakukan kegiatan pengelolaan dan pengolahan sampah di TPST Bantargebang . Perlu digaris bawahi bahwa teknologi tinggi untuk mengolah sampah tidak merupakan suatu jaminan tapi yang pasti adalah niat dan kemauan untuk beradaptasi
hingga
ada
rasa
kebersamaan
dengan
kehidupan di
atas
sampah. Disamping itu pengalaman mengelola sampah untuk skala besar seperti di TPST Bantargebang sangat penting artinya karena metode mengolah sampah untuk skala Kabupaten, Kota sangat jauh berbeda dengan mengelola sampah Kota Metropolitan. Perbedaan yang sangat menonjol adalah masalah waktu jam buang (operasional), volume sampah, sosial dan penerapan sistem, teknis maupun manajemen. Jadi tidaklah segampang apa yang disebut para ahli di dalam tulisannya tentang teori-teori pengelolaan sampah kota, karena tempat saja sudah beda maka sistem pengelolaan pun sudah pasti berbeda. Salah satu wujud dari ketekunan dan keinginan mengolah sampah adalah PT. Godang Tua Jaya melakukan investasi lahan disekitar TPST hingga puluhan Ha, 4
memiliki pabrik pengolahan sampah organik menjadi kompos, memiliki sejumlah alat berat yang dipekerjaan di TPST, memiliki tenaga ahli yang handal untuk melakukan sanitary landfill. Sejak diterapkannya sistem sanitary landfill oleh pemerintah DKI Jakarta dalam rangka pengolahan sampah DKI di TPST Bantargebang, PT. Godang Tua Jaya adalah salah satu pihak kontraktor yang mendukung Pemda DKI Jakarta untuk melaksanakan program tersebut. Hal ini disebabkan karena PT. Godang Tua Jaya merupakan perusahaan satu-satunya yang dekat dengan sumber tanah pengurukan, memiliki peralatan yang memadai, serta didukung oleh masyarakat sekitar.
2.3 Kebijakan Mutu ” Seluruh jajaran PT Godang Tua Jaya bertekad untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan persyaratan melalui pengendalian pada setiap tahapan kegiatan dan selalu melakukan perbaikan secara berkelanjutan melalui peningkatan sumber daya dan pembinaan mitra kerja sehingga tercipta peningkatan kepuasan pelanggan”.
2.4 Visi dan Misi Visi Menjadi perusahaan yang kuat dan profesional berbasis pada pengelolaan sampah dan lingkungan dengan memiliki beberapa divisi unit usaha lain. Misi 1. Memiliki personal yang profesional pada bidang pengelolaan sampah. 2. Mitra pemerintah dan masyarakat dalam pengelolaan sampah baik dalam negeri maupun luar negeri. 3. Mengembangkan bisnis dengan mendirikan unit – unit usaha lain. 4. Pemanfaatan sampah menjadi bahan baju industri. 5. Memberikan
pembelajaran
pengolahan
sampah
kepada
instansi
pemerintah (PEMDA) maupun masyarakat.
2.5 Kegiatan Perusahaan PT Godang Tua Jaya terbagi atas 2 divisi besar yang masing-masing mengelola bidang industri yang berbeda. Divisi tersebut adalah divisi alat berat dan divisi pengolahan sampah. Namun selama beberapa tahun terakhir ini, PT Godang 5
Tua Jaya memfokuskan diri untuk mengelola divisi pengolahan sampah.
2.5.1 Pengertian Sampah Sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (termasuk kegiatan industri), tetapi yang bukan biologis (karena human waste tidak termasuk didalamnya) dan umumnya bersifat padat (karena air bekas tidak termasuk didalamnya).
2.5.2 Jenis – Jenis Sampah Sampah terdiri dari berbagai jenis. Jenis – jenis sampah dapat dibagi menjadi sampah padat, sampah cair dan sampah dalam bentuk gas. a. Sampah Padat 1. Organik Sampah organik merupakan sampah yang masih bisa dipakai atau dikelola dengan prosedur yang benar. Sampah organik berasal dari bahan – bahan organik yang dapat didaur ulang seperti sisa sayuran, hewan, kertas, potongan kayu, potongan ranting, rumput, dan sebagainya. 2. Anorganik Sampah anorganik yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang sulit terurai secara biologis sehingga penghancurannya membutuhkan waktu yang sangat lama. Sampah anorganik berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, botol plastik, tas plastik, dan kaleng.
b. Sampah Cair Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah. Sampah cair berasal dari limbah yang dibagi menjadi dua jenis, yaitu : 6
- Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen yang berbahaya. - Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat cucian.
c. Sampah Gas Sampah gas dapat dikatakan sebagai emisi, dan emisi biasa dikaitkan dengan polusi. Sampah gas seringkali berasal dari berbagai kegiatan industri yang dalam prosesnya seringkali mengeluarkan zat dan bau tidak sedap yang menyebabkan terkontaminasinya udara dengan polusi.
2.5.3 Pengolahan Sampah Pengolahan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi perencanaan, pengurangan, dan penanganan sampah. Dalam proses pengolahannya, sampah diperoleh melalui beberapa tahap pendistribusian dari berbagai lokasi yang kemudian akhirnya dikumpul di suatu tempat khusus yang mengelola sampah. Tempat tersebut dibagi menjadi tiga, yaitu : 1. TPS atau tempat penampungan sementara. TPS adalah tempat sebelum sampah diangkut ke tempat pendauran ulang, pengolahan, dan/atau tempat pengolahan sampah terpadu. 2. Tempat pengolahan sampah terpadu, yang selanjutnya disingkat TPST, adalah tempat dilaksanakannya kegiatan penggunaan ulang, pendauran ulang, pemilahan, pengumpulan, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah. 3. Tempat pemrosesan akhir, yang selanjutnya disingkat TPA, adalah tempat untuk memproses dan mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi manusia dan lingkungan.
2.5.4 Pengembangan Sarana dan Prasana Perusahaan a. Pengembangan Sarana dan Prasarana Eksisting Optimalisasi zona TPST Bantargebang dapat dilakukan dengan peninggian TPST dan penggabungan zona yang bertujuan untuk
7
memperpanjang usia pakai TPST. Peninggian dan penggabungan zona akan diuraikan di bawah ini. Penggabungan zona dilakukan dengan menggunakan jalan kerja antar zona sebagai tempat pembuangan sampah setelah dilakukan konstruksi lapisan kedap air (liner) terlebih dahulu dengan mengacu pada kondisi zona dan sub zona yang masih dapat digabung. Peninggian zona dilaksanakan dengan membuang sampah baru di atas sampah lama yang sudah ditutup dengan lapisan tanah serta mempertimbangkan daya dukung tanah serta kemungkinan terjadinya longsor. Jalan operasional di TPST Bantargebang sebagian sudah mengalami kerusakan, sehingga sudah tidak dapat digunakan sebagai jalan kerja. Jalan yang sudah rusak tersebut harus diperbaiki supaya lalu lintas truk angkutan sampah berjalan dengan baik. Penerangan jalan umum merupakan bagian sarana pendukung untuk pekerjaan pengolahan sampah pada malam hari, karena jam operasi TPST Bantargebang adalah 24 jam setiap hari, sehingga prasarana PJU tersebut harus diperbaiki. Pagar pengaman di sekeliling TPST akan diperbaiki dan dibangun yang baru, sehingga seluruh lokasi TPST dapat terhindar dari gangguan luar.
b. Pengembangan Sarana Prasarana Baru • Sanitary Landfill Fasilitas sanitary landfill akan dibangun pada area seluas 47 Ha diatas lahan TPST. Tujuannya adalah untuk mengolah sampah organik sekaligus menangkap gas methan yang akan digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik. Fasilitas sanitary landfill ini terdiri dari unitunit : - Pemasangan lapisan kedap air geomembrane (liner) - Pemasangan perpipaan pengumpul lindi (leachate) - Pemasangan Perpipaan Pengumpul Gas - Fasilitas Pemilahan Sampah • Fasilitas Pengomposan Pengembangan TPA Bantargerbang menjadi TPST PT. Godang Tua 8
Jaya telah memiliki “modal awal” yang sangat besar , antara lain karena telah memiliki fasilitas pengomposan yang beroperasi sejak tahun 2004 dan saat ini dapat mengolah sampah organik sebanyak 200 ton/hari dengan produksi kompos rata-rata 40 ton/hari. Kapasitas pengomposan akan ditingkatkan menjadi 1000 ton/hari sampah kota atau 550 ton/hari sampah organik (terpilah) di atas tanah 10.5 Ha milik PT. Godang Tua Jaya.
Gambar 2.5.4.1 Fasilitas Pengomposan
Proses pengomposan yang dilakukan adalah metode Aerobic (Open Windrows)
yaitu
dengan
mekanisme,
pemilahan,
pencacahan,
pembalikan, pengayakan, penyimpanan sementara dan pengemasan. Sistem tersebut dikembangkan dengan cara menyuntikkan mikro organisme (bioactivator). Kompos yang dihasilkan dari proses pengomposan tersebut berupa kompos serbuk (powder), granul dan organic soil treatment (OST) dengan kualitas yang telah bersertifikat uji perlakuan dan efektivitas kompos, terdaftar sebagai produsen pupuk kompos dan memiliki hak paten dengan merk “Green Botane”. Pemasaran kompos yang dihasilkan oleh PT. Godang Tua Jaya telah didstribusikan ke: 9
- PT. Panca Kokoh untuk Tanaman Jati. - PT. Biozyme untuk tambak udang dan kelapa sawit di Kalimantan. - PT. PERTANI (Sedang proses kontrak produksi granul 20,000 ton dengan tahapan Tahap I: 10,000 ton dan tahap II 10,000 ton). • Pembangunan Fasilitas Daur Ulang Plastik Sampah plastik hasil pemilahan diolah pada fasilitas daur ulang plastik. Plastik hasil pemilahan terlebih dahulu dibersihkan pada bak pencucian yang kemudian dikeringkan. Setelah plastik bersih dan kering kemudian dipilah sesuai dengan jenis-jenis plastik, palstik yang dapat diaur ulang dicacah dan dimasukkan kemesin pengolah plastik yang menghasilkan pellet plastik, sedangkan plastik yang tidak dapat didaur ulang dikemas untuk dijual. • Pembangunan Fasilitas GALFAD Gasification (Pirolysis) Gasification adalah proses konversi sampah non organik dan organik kering menjadi gas melalui suatu proses pemanasan tertutup (pirolysis). Gas yang diproduksi adalah karbon monoksida, methan dan hidrogen. Sebesar 85% energi yang didapat dari gas maupun energi panas dimanfaatkan menjadi listrik. Sisa limbah padat dari proses ini hanya 6% dari volume awal dapat digunakan untuk pembuatan bata. Kapasitas pengolahan pirolysis adalah sebesar 290 ton/hari sampah kering. Sampah yang dapat digunakan dalam proses gasification adalah sampah plastik, sampah kayu, sampah karton, kompos hasil proses, dan sampah kering.
Gambar 2.5.4.2 Gambaran Proses dan Fasilitas GALFAD
10
Mesin yang digunakan dalam proses pirolysis adalah Structure Landfill Cells, yang merupakan mesin pengolahan sampah organik yang terbuat dari bak beton besar, dimana terjadi proses biologi untuk merubah bahan organik menjadi gas yang bisa digunakan sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Sampah ditampung dalam bak sampah besar 12.000m3 (20m x 58m x 12m), kemudian ditutup dengan membran dan diberi
sirkulasi
air
sehingga
terjadi
proses
fermentasi
yang
menghasilkan gas. Materi organik dipecah untuk menghasilkan metan dan karbondioksida, berlangsung dilingkungan basah dan hampa udara. Sampah yang akan diproses di dalam Structure Landfill Cell adalah sampah organik seperti sampah pasar, sampah buah dan sayur, sampah restoran, sampah kebun, serta sampah organik basah. • Diagram Alir aur Ulang Plastik (POWER PLANT) Pembangkit listrik (powerplant) yang akan dibangun terdiri dari 2 jenis yang dihasilkan dari pemanfaatan gas metan dari sanitary landfill dan panas dari pirolysis. Powerplant untuk pirolysis akan menghasilkan listrik sebesar 7 MW, yang komponen utamanya terdiri dari Boiler, Turbin, Generator Set. Powerplant untuk gas metan menghasilkan listrik sebesar 19 MW, yang komponen utamanya terdiri dari Fuel Skid, Gas Engine, Transformator.
Gambar 2.5.4.3 Gambaran Proses dan Fasilitas Powerplant
• Penambangan / Penggalian Sampah Lama (LANDFILL MINING) Landfill mining dilakukan dengan menggali dan memindahkan
11
sampah lama untuk mendapatkan lahan baru yang akan digunakan untuk fasilitas sanitary landfill dan lokasi pembangunan GALFAD. Penambangan sampah lama akan dilakukan di Zona III-C, III-B dan Zona I. sampah lama pada zona tersebut akan dipindah ke Zona II. Hasil landfill mining dapat digunakan untuk cover soil dan kompos, sehingga dapat mengurangi tumpukan landfill yang ada.
2.5.5 Metode Pengolahan Sampah • Proses pengoperasian pengolahan sampah dengan metode Sanitary Landfill 1. Pemeriksaan dan Penimbangan Sebelum melakukan tahap-tahap operasional penimbunan, setiap kendaraan pengangkut harus melalui tahap berikut:
Gambar 2.5.5.1 Proses Penimbangan Truk Sampah
- Pemeriksaan izin masuk ke TPST. Di dalam surat izin tercantum seperti nomor polisi, nomor daftar kendaraan pengangkut, jenis kendaraan
pengangkut,
berat
kosong
pengangkut,
nama
pengemudi. - Penimbangan kendaraan pengangkut sampah. Penimbangan bertujuan untuk mengetahui jumlah sampah yang masuk ke dalam TPST berdasarkan satuan waktu tertentu (bulan, tahun). - Setiap kendaraan yang masuk harus memiliki izin penimbangan dari Dinas Kebersihan DKI Jakarta. Surat Izin ini bertujuan
12
untuk mencegah adanya kendaraan pengangkutan liar yang ingin melakukan pembuangan di dalam lahan TPST.
2. Pembuangan Sampah Kegiatan pembuangan sampah selanjutnya terbagi ke dalam 4 (empat) tahapan utama yaitu:
Gambar 2.5.5.2 Proses Unloading di Titik Buang
Operasi penurunan sampah (unloading), yang dilakukan dilokasi penurunan (titik buang). Untuk menghindari antrian truk pengangkut sampah pada lokasi penurunan (titik buang) maka harus disediakan titik lokasi penurunan (titik buang) lebih dari satu. Dari hasil pengamatan di lapangan rata-rata truk sampah masuk 500 truk. Waktu unloading sampah rata-rata 5 menit, satu hari dengan asumsi efisiensi kerja 20 jam, satu lokasi penurunan samah melayani 200 truk sampah, sehingga untuk melayani 500 truk sampah harus disediakan 3 lokasi penurunan sampah. Operasi penimbunan sampah, merupakan operasi yang bertujuan memindahkan
sampah
menuju
ke
dalam
lokasi
kerja
penimbunan. Operasi ini meliputi pengambilan dan penyebaran sampah serta pemadatan. Operasi pemadatan sampah, yang bertujuan untuk memadatkan sampah sehingga tumpukan sampah menjadi lebih kecil. Pemadatan sampah ini juga bertujuan untuk perkerasan pondasi
13
landfill. Pekerjaan ini harus menggunakan alat berat (bulldozer) untuk meratakan sampah. Pekerjaan membentuk terasering sampah
dengan
kemiringan
maksimum
30o
dengan
menggunakan excavator. Selain untuk meratakan sampah bulldozer juga sebagai alat untuk memadatkan sampah lapis demi lapis sampai mencapai ketinggian 2 - 2,5 meter sehingga pekerjaan penutupan sampah dengan tanah merah dapat dilaksanakan dengan sempurna.
3. Penutupan Tanah (Cover Soil)
Gambar 2.5.5.3 Proses Penutupan Tanah
a. Harian Sesuai dengan syarat sanitary landfill dimana sampah yang telah ditimbun dan dipadatkan setiap harinya harus ditutup dengan material penutup dan dipadatkan paling sedikit setebal 20 cm. b. Antara Penutup antara dilakukan setiap ketinggian sampah 5 m dengan ketebalan tanah penutup antara 30 cm. c. Akhir Jika telah mencapai tinggi timbunan yang direncanakan dilakukan penutupan akhir (final coversoil) dengan ketebalan 50 cm. Penutup akhir selain mempunyai fungsi yang sama dengan penutup harian dan penutup intermediate, berfungsi pula sebagai
14
tempat untuk tumbuhnya tanaman. Pada penutup akhir harus dicegah adanya cekungan-cekungan pada permukaan dan pada permukaannya dibentuk kemiringan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi erosi (kemiringan 1-2 %). Jika terjadi keretakan maka harus segera dilakukan penutupan kembali. • Pengoperasian Instalasi Pengolahan Air Sampah (IPAS)
Gambar 2.5.5.4 Proses Pengolahan Air Sampah
Instalasi Pengolahan Air Sampah (IPAS) yang terdapat di TPST Bantargebang saat ini adalah 4 (empat) unit pada lokasi yang berbeda. Tujuan utama pengolahan air sampah ialah untuk mengurai kandungan bahan pencemar di dalam air terutama senyawa organik, padatan tersuspensi, mikroba patogen, dan senyawa organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang terdapat di alam. Pengolahan air sampah tersebut dapat dibagi menjadi 5 (lima) tahap: 1. Pengolahan Awal (Pretreatment) Tahap pengolahan ini melibatkan proses fisik yang bertujuan untuk menghilangkan padatan tersuspensi dan minyak dalam aliran air sampah. Proses pengolahan yang berlangsung pada tahap ini ialah equalization. 2. Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment) Pada dasarnya, pengolahan tahap pertama ini masih memiliki
15
tujuan yang sama dengan pengolahan awal. Letak perbedaannya ialah pada proses yang berlangsung. Proses yang terjadi pada pengolahan tahap pertama ialah neutralization, chemical addition and coagulation, flotation, sedimentation. 3. Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment) Pengolahan tahap kedua dirancang untuk menghilangkan zat-zat terlarut dari air sampah yang tidak dapat dihilangkan dengan proses fisik biasa. Peralatan pengolahan yang umum digunakan pada pengolahan tahap ini ialah rotating biological contactor. 4. Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment) Proses-proses yang terlibat dalam pengolahan air sampah tahap ketiga ialah coagulation and sedimentation dan membrane separation. 5. Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment) Lumpur yang terbentuk sebagai hasil keempat tahap pengolahan sebelumnya kemudian diolah kembali melalui proses pressure filtration atau landfill.
2.6 Analisa Strength : • Inovatif
dalam
mengembangkan
teknologi
untuk
kesejahteraan
lingkungan. • Mengubah sampah yang tidak bernilai menjadi sesuatu yang bernilai. • Memiliki pengalaman dan teknologi yang maju dalam hal mengolah sampah. Weakness : • Teknologi yang dimiliki ketinggalan jika dibandingkan dengan teknologi pengembangan sampah yang ada di luar negeri. • Cara dan teknologi pengolahan sampah yang diterapkan masih baru di Indonesia. Opportunity : • Dapat menjadi terobosan baru bagi manusia untuk memanfaatkan hal yang negatif menjadi suatu hal yang berguna.
16
• Pasar bisnis dalam hal mengolah sampah masih terbuka luas. • Masyarakat luas sedang menerapkan tren recycling. Thread : • Masih sedikit orang yang sadar akan pentingnya pemanfaatan sampah. • Masyarakat yang berada di dekat lokasi lingkungan TPST Bantargerbang merasa terganggu.
2.7 Target Pasar 2.7.1 Target Primer 1. Demografi Dewasa, usia 18 – 25 tahun ke atas. Masyarakat peduli lingkungan. 2. Geografi Wilayah sekitar Bantargerbang. Wilayah perkotaan, khususnya DKI Jakarta dan Bekasi. 3. Psikografi Memiliki pikiran terbuka terhadap inovasi dan teknologi baru. Memiliki tujuan dan kemauan yang sama untuk mengubah hal – hal negatif sampah menjadi sesuatu yang lebih berguna.
2.7.2 Target Sekunder 1. Demografi Dewasa, usia 21 – 30 tahun. BtoB, perusahaan peduli lingkungan. 2. Geografi Wilayah perkotaan, khususnya DKI Jakarta dan Bekasi. 3. Psikografi Prihatin dengan kondisi lingkungan. Memiliki tujuan dan kemauan yang sama untuk mengurangi dampak buruk sampah.
17