BAB 2 DATA DAN ANALISA
2.1 Data dan Literature Data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas akhir ini diperoleh dari berbagai sumber antara lain : 1. Buku o Nusa Tenggara Timur – Aneka Mutiara Wisata | penulis : Jes. A Therik dan John V Inkiriwang | penerbit : Pemerintah Dati I NTT. o Indonesia Travel Planner | penerbit : Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia. o Indonesia Ultimate in Destination | penerbit : Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia. o Buku Data Kepariwisataan Nusa Tenggara Timur | DISPARSENIBUD NTT 2. Brosur o Indonesia – Nusa Tenggara Timur , dikeluarkan oleh : Kantor Penghubung Provinsi Nusa Tenggara Timur 3. Website o Pemerintah Provinsi NTT http://www.nttprov.go.id o Kantor Penghubung Provinsi NTT http://www.penghubung.nttprov.go.id o www.nusacendanabiz.com 5
6 o http://www.pos-kupang.com o Kementrian kebudayaan dan pariwisata Indonesia www.indonesia.travel o Badan Pusat Statistika www.bps.go.id o Wikipedia www.wikipedia.org
2.2 Fakta 2.2.1 Sekilas Pariwisata di Indonesia 2.2.1.1 Pengembangan Pariwisata di Indonesia Indonesia adalah Negara kepulauan terbesar di seluruh dunia. Terdiri dari 5 pulau besar yaitu Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua serta terdapat sekitar 30 gugusan pulau kecil dengan total pulau lebih dari 17.000 pulau. Indonesia merupakan daerah tujuan wisata yang tidak hanya menyajikan keanekaragaman
pesona
alam
yang
memukau
tetapi
juga
memiliki
keanekaragaman kebudayaan yang menarik. Indonesia menempati posisi 81 dari 133 Negara di dunia soal daya saing pariwisata, menurut hasil survey World Economic Forum pada 2009. Indeks daya saing kepariwisataan ini dinilai dari 3 hal yakni kerangka regulasi, Infrastruktur dan bisnis, serta sumbardaya manusia,budaya dan alam. Secara Keseluruhan Indonesia dinilai kurang baik dari sisi kerangka regulasi mulai dari peraturan dan kebijakan, lingkungan, keamanan dan keselamatan, serta kebersihan dan kesehatan. Namun untuk soal prioritas pariwisata, Indonesia berhasil merebut posisi 10 besar.
7 Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan World Tourism Organization (WTO), telah mengakui bahwa pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Selain itu sub sektor pariwisata pun diharapkan dapat menggerakan ekonomi rakyat, karena dianggap sektor yang paling siap dari segi fasilitas, sarana dan prasarana dibandingkan dengan sektor usaha lainnya. Harapan ini dikembangkan dalam suatu strategi pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan pariwisata yang berbasis kerakyatan atau community-based tourism development. Prospek pariwisata ke depan pun sangat menjanjikan bahkan sangat memberikan peluang besar, terutama apabila menyimak angka-angka perkiraan jumlah wisatawan internasional berdasarkan perkiraan WTO yakni 1,046 milyar orang (tahun 2010) dan 1,602 milyar orang (tahun 2020), diantaranya masing-masing 231 juta dan 438 juta orang berada di kawasan Asia Timur dan Pasifik. Dan akan mampu menciptakan pendapatan dunia sebesar USD 2 triliun pada tahun 2020. Berdasarkan angka perkiraan tersebut maka, para pelaku pariwisata Indonesia dan pemerintah diharapkan dapat melakukan perencanaan untuk menjawab peluang kesempatan yang akan menanti di depan kita. Perencanaan yang matang dari pihak swasta dan dengan dukungan penuh dari pemerintah dalam peningkatan kualitas pariwisata di Indonesia harus dilaksanakan sejak dini. Dengan mempersiapkan promosi, pengemasan produk pariwisata yang baik, menemukan positioning yang tepat bagi setiap daerah sehubungan dengan produk pariwisata yang ditawarkan setiap daerah, mempersiapkan jaringan
8 pemasaran internasional, dan mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas guna memenuhi standart internasional sehingga Indonesia dapat lebih kompetitif dan menarik dibandingkan dengan negara-negara disekitar Indonesia. Indonesia telah memiliki modal yang besar, dengan memiliki keanekaragaman budaya, terdapat berbagai peninggalan sejarah yang menarik, serta eko-wisata yang memukau. Tanpa adanya budaya maka sektor pariwisata terlihat sangat hambar dan tidak akan menarik untuk di kunjungi oleh wisatawan. 2.2.1.2 Highlight Pariwisata Indonesia Indonesia merupakan salah satu destinasi wisata yang mulai dilirik karena tidak
hanya menyajikan
keindahan
alam yang memukau
tetapi juga
keanekaragaman kebudayaan yang dimilikinya. Berikut ini adalah statistik kunjungan wisatawan nusantara dan juga wisatawan mancanegara, sumber dari website Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.
9 S tatistik Kunjungan Wisatawan di Indonesia 2001 – 2008 RATA-RATA PENGELUARAN JUMLAH TAHUN
PER ORANG (USD)
WISATAWAN MANCANEGARA
PER
PER
KUNJUNGAN
HARI
RATA-RATA LAMA
PENERIMAAN
TINGGAL
DEVISA
(HARI)
(JUTA USD)
2001
5.153.620
1.053,36
100,42
10,49
5.396,26
2002
5.033.400
893,26
91,29
9,79
4.305,56
2003
4.467.021
903,74
93,27
9,69
4.037,02
2004
5.321.165
901,66
95,17
9,47
4.797,88
2005
5.002.101
904,00
99,86
9,05
4.521,89
2006
4.871.351
913,09
100,48
9,09
4.447,98
2007
5.505.759
970,98
107,70
9,02
5.345,98
2008
6.429.027
1.178,54
137,38
8,58
7.377,39
Tabel 2.1 Statistik Kunjungan Wisatawan
Su mber: Statistical Report on Visitor Arrivals to Indonesia
Disamping jumlah wisman yang makin meningkat, saat ini pun telah terjadi perubahan consumers-behaviour pattern atau pola konsumsi dari para wisatawan . M ereka tidak lagi terfokus hanya ingin santai dan menikmati sun-sea and sand, saat ini pola konsumsi mulai berubah ke jenis wisata yang lebih tinggi, yang meskipun tetap santai tetapi dengan selera yang lebih meningkat yakni menikmati produk atau kreasi budaya ( culture ) dan peninggalan sejarah ( heritage ) serta nature atau eko-wisata dari suatu daerah atau negara. Dan sesungguhnya culture dan heritage ini adalah nyawanya atau “roh” dari kegiatan
10 pariwisata Indonesia. Tanpa adanya budaya maka pariwisata akan terasa hambar dan kering, dan tidak akan memiliki daya tarik untuk dikunjungi. Distribusi Wisatawan Mancanegara di 3 pintu utama tahun 2009
B ULAN
SOEKARNO HATTA
NGURAH RAI
B ATAM
Januari
92,136
173,919
81,601
Februari
97,985
146,192
68,964
Maret
121,699
168,036
87,154
April
96,709
188,189
77,788
Mei
119,231
190,697
79,969
Juni
125,111
200,503
84,521
Juli
150,924
235,042
70,864
Agustus
123,405
232,164
78,422
September
87,047
218,245
66,105
Oktober
117,911
225,606
72,195
Nopember
127,299
184,622
78,764
Desember
130,983
221,604
105,037
Total 2009
1,390,440
2.384.819
951,384
Tabel 2.2 Distribusi Wisatawan M ancanegara di 3 pintu utama tahun 2009 Sumber : Badan P usat Statistik
M eningkatnya jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia dari tahun ke tahun, dengan itu Departemen Kebudayaan dan Pariwisata menetapkan target kedatangan Wisatawan untuk tahun 2010 sebagai berikut :
11 Tourism Markets Target 2010 NO
Market Focus
Target
1
Singapore
1.200.000
2
Malaysia
1.150.000
3
Japan
560.000
4
Germany
162.000
5
United Kingdom
210.000
6
Netherland
163.000
7
France
153.000
8
Russia
85.000
9
South Korea
330.000
10
Australia
620.000
11
China
510.000
12
India
155.000
13
Taiwan
210.000
14
USA
175.000
15
Middle East
95.000
Subtotal
5.778.000
Others
1.222.000
TOTAL
7.000.000
Tabel 2.3 Tourism M arket Target 2010 Dept. Kebudayaan dan Pariwisata
12 M enurut Jendral Pengembangan Destinasi Pariwisata, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Firmansyah Rahim “ Ada 3 strategi destinasi pariwisata yang dikembangkan,” katanya. 1. Fokus pertama adalah mengembangkan destinasi pariwisata nasional berdasarkan preferensi dan analisis perilaku serta psikografi pasar. 2. Fokus kedua adalah mengembangkan destinasi pariwisata berdasarkan potensi, karakteristik dan keunggulan sumber daya yang dimiliki. 3. Fokus ketiga adalah mengembangkan destinasi dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat serta memberikan manfaat dan keberlanjutan SDA dalam kegiatan pariwisata setempat. Selain itu pengembangan travel pattern untuk mendorong peningkatan daya saing pariwisata melalui pemetaan dan penataan sumber daya, potensi, diversivikasi, dan diferensiasi produk wisata yang bisa dijadikan nilai paket wisata.
2.2.2 Profil Flores 2.2.2.1 Gambaran umum tentang Flores Flores berasal dari bahasa portugis yang berarti “bunga” berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Flores Termasuk dalam gugusan kepulauan Sunda Kecil bersama Bali dan NTB. Luas wilayah sekitar 14.300km2 , dengan jumlah penduduk di Flores di tahun 2007, mencapai 1,6 juta jiwa. Pulau Flores merupakan salah satu pulau besar di provinsi NTT bersama Pulau Timor, Sumba dan Kep. Alor. Flores merupakan sebuah pulau yang indah dengan deretan pegunungan vulkanis, terdapat 14 gunung aktif di Flores jumlah ini
13 hanya bisa disaingi Jawa dan Sumatra. Kawasan pantainya juga memiliki keindahan terumbu karang dan taman lautnya. Flores memiliki masyarakat dengan kebudayaan local yang beraneka ragam dan juga kerajinan tenun ikat yang terkenal. Selain bahasa, adat pun memiliki corak ragam yang berbeda pula. Sebagian penduduk di kabupaten Ngada yang Bergama Hindu memiliki susunan kasta yang jumlah dan tingkatannya sama seperti di India. Suku bangsa Flores adalah merupakan percampuran etnis antara M elayu, M elanesia, dan Portugis. M ayoritas masyarakat Flores breagama Katolik Roma, karena pada abad ke 16 para pedagang dan misionaris dari Portugis datang ke Flores terutama ke Larantuka dan Sikka. Pengaruh kebudayaan Portugis masih sedikit terdapat dalam bahasa sikka, agama dan kebudayaannya. Dan fakta lain yaitu “Flores” berasal dari bahasa Portugis yang berarti “bunga”. Flores yang merupakan bagian dari Provinsi Nusa Tenggara Timur ini dibagi menjadi delapan kabupaten; Dari barat ke Timur sebgai berikut, Kabupaten M anggarai Barat, Kabupaten M anggarai, Kabupaten M anggarai Timur, Kabupaten Ngada, Kabupaten Nagekeo, Kabupaten Ende, Kabupaten Sikka, dan Kabupaten Flores Timur. Kabupaten Lembata juga termasuk dalam sedaratan Flores.
14 2.2.2.1.1 Logo Provinsi Nusa Tenggara Timur
Gambar 2.1 Logo Provinsi NTT Arti Logo Objek-objek gambar yang ada dalam lambang ini memiliki makna atau arti masing-masing yaitu : B I N T A N G. M elambangkan Ketuhanan Yang M aha Esa. K O M O D O. M elambangkan Kekayaan Alam Khas NTT P A D I dan K A P A S M elambangkan Kemakmuran. TO MBAK M elambangkan Keagungan dan Kejayaan P O H O N B ERIN G IN M elambangkan Persatuan Dan Kesatuan
15 2.2.2.1.2 Letak Geografi dan Iklim
Gambar 2.2 Peta Pulau Flores
Jumlah Kabupaten di pulau Flores Dari gambar peta diatas merupakan peta Provinsi NTT dan dapat dilihat letak pulau Flores. Luas wilayah Flores adalah 14.231,00 km2 sama dengan 30% dari luas Provinsi NTT secara keseluruhan. Berikut table wilayah administratif Provinsi NTT yang ada di Pulau Flores.
16
WILAYAH ADMINISTRATIF PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DI P.FLORES
No
Kabupaten/ Kota
Kecamatan
Desa
Kelurahan
1
Flores Timur
18
209
17
2
Sikka
21
147
13
3
Ende
20
191
23
4
Ngada
9
78
16
5
Manggarai
9
132
17
6
Manggarai Barat
7
116
5
7
Nagekeo
7
84
16
8
Manggarai Timur
6
104
10
9
Lembata
9
137
7
Tabel 2.4 Wilayah Administratif Provinsi Nusa Tenggara TImur yang berada di Pulau Flores
17 Daftar pulau-pulau yang tersebar di beberapa Kabupaten yang berada di Pulau Flores.
Kabupaten Flores Timur Pulau Solor Pulau Adonara Pulau Konga Pulau Suanggi Pulau Besar Pulau Kambing
Kabupaten Sikka
Kabupaten Ende
Kabupaten Ngada
Pulau Palue Pulau Babi Pulau Pangabatan Pulau Damhila Pulau Permaan Pulau Besar Pulau Pemana Besar Pulau Pemana Kecil
Pulau Ende Pulau Sanga Pulau Koa
Pulau Mborong Pulau Dua Pulau Ontoloe Pulau Gong Pulau Lainjawa Pulau Nelo Pulau Bobajie Pulau Pata Pulau Bakau Pulau Rutong Pulau Sui Pulau Tembang Pulau Tiga Pulau Taor Pulau Tembaga Pulau Wire Pulau Batu
Kabupaten Manggarai Barat
Pulau Mules Pulau Longos Pulau Komodo Pulau Gilibodo Pulau Langka Pulau Tala Pulau Logo Pulau Punya Pulau Kelor Pulau Gilibugis Pulau Gililawa Darat Pulau Gililawa Laut Pulau Kecil Pulau Besar Pulau Pilar Pulau Serai Pulau Kode Pulau Rinca Pulau Gilimotang Pulau Baleh Pulau Muang Pulau Nusarohbong Pulau Rinca Pulau Gilimotang Pulau Baleh Pulau Muang Pulau Nusarohbong
Pulau Wainelu Pulau Pengah Kecil Pulau Pengah Besar Pulau Papagaran Besar Pulau Papagaran Kecil Pulau Pungu Besar Pulau Pungu Kecil Pulau Mangiatan Pulau Tatawa Pulau Siaba Besar Pulau Sebay ur Besar Pulau Sebay ur Kecil Pulau Suleman Pulau Kanawa Pulau Situri Pulau Bajo Pulau Kelapa Pulau Tobolon Pulau Kukusan Pulau Seraja Besar Pulau Seraja kecil Pulau Sebolan Besar Pulau Sebolan Kecil Pulau Bidadari
18 Kondisi iklim dan curah hujan Seperti ditempat lain di indonesia, Di Nusa Tenggara Timur hanya dikenal 2 musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Pada Bulan juni sampai september, arus angin berasal dari australia dan tidak banyak mengandung uap air sehingga mengakibatkan musim kemarau. Sebaliknya pada musim desember sampai maret arus angin banyak mengandung uap air yang berasal dari asia dan samudra pasifiksehingga terjadi musim hujan. Keadaan seperti ini berganti setiap setengah tahun setelah melewati masa peralihan pada bulan April sampai M ei dan Oktober sampai November. Walaupun demikian mengingat NTT dekat dengan australia, arus angin yang banyak mengandung uap air dari asia dan samudra pasifik sampai diwilayah
NTT
kandungan
uap
airnya sudah
berkurang yang
mengakibatkan hari hujan di NTT lebih sedikit dibanding wilayah yang dekat dengan asia. 2.2.2.1.3 Demografi, Bahasa dan Agama Penduduk di wilayah NTT terdiri dari berbagai suku dan Setiap suku memiliki corak budaya yang khas dan unik. misalnya tarian, bahasa, pakaian dan peraturan adat. Jumlah Suku /Etnis di P. Flores. Penduduk asli NTT terdiri dari berbagai suku yang mendiami daerah-
19 daerah yang tersebar Diseluruh wilayah NTT, Jumlah Suku dan Etnis yang berada di Flores adalah sebagai berikut: 1. M anggarai Riung: Pulau Flores bagian barat terutama Kan M anggarai dan M anggarai Barat 2. Ngada: Sebagian besar Kab N gada 3. Ende Lio: Kabupaten Ende 4. Sikka-Krowe M uhang: Kabupaten Sikka 5. Lamaholor: Kabupaten Flores Timur meliputi Pulau Adonara, Pulau Solor dan sebagian Pulau Lomblen Bahasa Flores dan pulau-pulau disekitarnya: Bahasanya menggunakan melayu, Laratuka, Lamaholot, Kedang, Krawe, Palue, Sikka, lio, Lio Ende, Naga Keo, Ngada, Ramba, Ruteng, M anggarai, bajo, Komodo. Agama Sebelum Indonesia merdeka, Nusa Tenggara Timur telah menjadi wilayah pengembangan M issi Katolik dan Zending Kristen Protestan serta sedikit Islam. Sedangkan agama Hindu hadir sesudah kemerdekaan. Peta dibawah ini menggambarkan persebaran agama Islam pada abad X V – XX serta agama Katolik dan Protestan pada sekitar abad XVI – XX di Nusa Tenggara Timur. Tidak terlepas dari sejarah masuknya agamaagama di Nusa Tenggara Timur, maka pada perkembangan selanjutnya
20 secara spesifik distribusi penyebaran penganut agama di Nusa Tenggara Timur bervariasi di pelbagai pulau, yaitu : Pulau Flores : Kabupaten M anggarai, N gada, Ende, Sikka, Flotim dan Kabupaten Lembata dengan mayoritas Katolik.
Gambar 2.3.1 Penyebaran Agama Islam di NTT
Gambar 2.3.2 Penyebaran Agama Katolik dan Protestan di NTT
21 Persentase Pemeluk Agama menurut Golongan Agama per Kabupaten Tahun 2007 Lain KRISTEN Kabupaten
KRISTEN
ISLAM
HINDU BUDHA
-
PROTESTAN KHATOLIK Lain
Lembata
27,24
1,5
71,65
0,04
0,00
0,00
19,90
0,77
79,26
0,04
0,00
0,00
Sikka
8,85
1,30
89,67
0,16
0,00
0,00
Ende
27,18
1,82
70,83
0,14
0,00
0,00
Ngada
8,43
0,94
90,35
0,08
0,00
0,00
Manggarai
7,69
0,44
91,76
0,07
0,00
0,00
19,43
0,91
79,50
0,12
0,01
0,00
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Flores Timur
Manggarai Barat
Nagekeo
Manggarai Timur
Tabel 2.5 Presentase Pemeluk A gama di Flores 2.2.2.1.4 Flora Selain jenis tumbuhan (flora) yang telah dibudidayakan oleh penduduk, seperti tanaman padi, jagung, ubi-ubian, kacang-kacangan,
22 sayur-mayur, buah-buahan, kelapa, cengkeh , vanili, jambu mente, kapas, kapuk, kemiri, asam, dll juga terdapat jenis tumbuhan di kawasan hutan seperti kayu akasia, kayu putih, kayu cendana, kayu lontar, kayu gaharu, dll. Dari sekian banyak jenis tumbuhan kayu ini yang paling terkenal adalah kayu cendana yang memiliki kualitas yang lebih baik dibanding kayu cendana yang ada di wilayah lainnya di Indonesia.
pohon kayu putih
pohon cendana
pohon lontar
Gambar 2.4.1 Tumbuhan Di Flores
2.2.2.1.5 Fauna Jenis fauna yang ada di wilayah ini dan sudah diternakkan, antara lain kuda, sapi, kerbau, kambing, berbagai jenis unggas, disamping itu terdapat binatang liar yang hidup di kawasan hutan seperti rusa, babi hutan, kerbau liar, kuda liar. Satu jenis binatang purba yang hanya ada di wilayah ini dan tidak terdapat di daerah lain di dunia adalah Komodo.
23
Kus-kus
Ayam Hutan Komodo
Babi Hutan Orange-footed Scrubfowl Yellow-crested Cockatoo’s P. Komodo
Biawak Black-faced Munia
(varanus salvator)
Kisol,Flores
Gambar 2.4.2 Fauna Di Flores
P. Komodo
24 2.2.2.1.6 Budaya Flores •
BUDAYA FLORES TIMUR Flotim merupakan wilayah kepulauan dengan luas 3079,23 km2,
berbatasan dengan kabupaten Alor di timur, kabupaten Sikka di barat utara dengan laut Flores dan selatan, laut Sawu. Orang yang berasal dari Flores Timur sering disebut orang Lamaholot, karena bahasa yang digunakan bahasa suku Lamaholot.
Konsep rumah adat orang Flotim selalu dianggap sebagai pusat kegiatan ritual suku. Rumah adat dijadikan tempat untuk menghormati Lera Wulan Tana Ekan (wujud tertinggi yang mengciptakan dan yang empunya bumi).
Pelapisan social masyarakat tergantung pada awal mula kedatangan penduduk pertama, karena itu dikenal adanya tuan tanah yang memutuskan segala sesuatu, membagi tanah kepada suku M ehen yang tiba kemudian, disusul suku Ketawo yang memperoleh hak tinggal dan mengolah tanah dari suku M ehen. Suku M ehen mempertahankan eksistensinya yang dinilainya sebagai tuan tanah, jadilah mereka pendekar-pendekar perang, yang dibantu suku Ketawo.
M ata pencaharian orang Flotim/Lamaholot yang utama terlihat dalam
25 ungkapan sebagai berikut: Ola tugu,here happen, lLua watana, Gere Kiwan, Pau kewa heka ana, Geleka lewo gewayan, toran murin laran.
Artinya: Bekerja di ladang, M engiris tuak, berkerang (mencari siput dilaut), berkarya di gunung, melayani/memberi hidup keluarga (istri dan anakanak) mengabdi kepada pertiwi/tanah air, menerima tamu asing.
•
BUDAYA S IKKA Sikka berbatasan sebelah utara dengan laut Flores, sebelah selatan
dengan Laut Sabu, dan sebelah timur dengan kabupaten Flores Timur, bagian barat dengan kabupaten Ende. Luas wilayah kabupaten Sikka 1731,9 km2.
Ibu kota Sikka ialah M aumere yang terletak menghadap ke pantai utara, laut Flores. Konon nama Sikka berasal dari nama suatu tempat dikawasan Indocina. Sikka dan dari sinilah kemungkinan bermula orang berimigrasi kewilayah nusantara menuju ke timur dan menetap disebuah desa pantai selatan yakni Sikka. Nama ini Kemudian menjadi pemukiman pertama penduduk asli Sikka di kecamatan Lela sekarang. Turunan ini bakal menjadi tuan tanah di wilayah ini.
26 Pelapisan sosial dari masyarakat Sikka. Lapisan atas disebut sebagai Ine Gete Ama Gahar yang terdiri para raja dan bangsawan. Tanda umum pelapisan itu di zaman dahulu ialah memiliki warisan pemerintahan tradisional kemasyarakatan, di samping pemilikan harta warisa keluarga maupun nenek moyangnya. Lapisan kedua ialah Ata Rinung dengan ciri pelapisan melaksanakan fungsi bantuan terhadap para bangsawan dan melanjutkan semua amanat terhadap masyarakat biasa/orang kebanyakan umumnya yang dikenal sebagai lapisan ketiga yakni M epu atau M aha.
Secara umum masyarakat kabupaten Sikka terinci atas beberapa nama suku; (1) ata Sikka, (2) ata Krowe, (3) ata Tana ai, desamping itu dikenal juga suku-suku pendatang yaitu: (4) ata Goan, (5) ata Lua, (6) ata Lio, (7) ata Ende, (8) ata Sina, (9) ata Sabu/Rote, (10) ata Bura.
M ata pencaharian masyarakat Sikka umumnya pertanian. Adapun kelender pertanian sbb: Bulan Wulan Waran - M ore Duru (Okt-Nov) yaitu bulan untuk membersihkan kebun, menanam, menyusul di bulan Bleke Gete-Bleke Doi - Kowo (Januari, Pebuari, M aret) masa untuk menyiangi kebun (padi dan jagung) serta memetik, dalam bulan Balu Goit - Balu Epan - Blepo (April s/d Juni) masa untuk memetik dan menanam palawija /kacang-kacangan. Sedangkan pada akhir kelender kerja pertanian yaitu bulan Pupun Porun Blebe Oin Ali-Ilin (Agustus September).
27 •
BUDAYA END E
Batas-batas wilayahnya yang membentang dari pantai utara ke selatan itu adalah dibagian timur dengan kabupaten Sikka, bagian barat dengan kabupaten Ngada, utara dengan laut Flores, selatan dengan laut Sabu. Luas kabupaten Ende 2046,6 km2, iklim daerah ini pada umumnya tropis dengan curah hujan rata-rata 6096 mm/tahun dengan rata rata jumlah hari hujan terbanyak pada bulan November s/d Januari. Daerah yang paling terbanyak mendapat hujan adalah wilayah tengah seperti kawasan gunung Kalimutu, Detusoko, Welamosa yang berkisar antara 1700 mm s/d 4000 mm/tahun.
Nama Ende sendiri konon ada yang menyebutkannya sebagai Endeh, Nusa Ende, atau dalam literatur kuno menyebut Inde atau Ynde. Ada dugaan yang kuat bahwa nama itu mungkin sekali diberikan sekitar abad ke 14 pada waktu orang-orang maleyu memperdagangkan tenunan besar nan mahal yakni Tjindai sejenis sarung patola dalam pelayaran perdagangan mereka ke Ende.
Ende/Lio sering disebut dalam satu kesatuan nama yang tidak dapat dipisahkan. M eskipun demikian sikap ego dalam menyebutkan diri sendiri seperti : Jao Ata Ende atau Aku ata Lio dapat menunjukan sebenarnya ada batas-batas yang jelas antara ciri khas kedua sebutan itu.
M eskipun secara administrasi masyarakat yang disebut Ende/Lio
28 bermukim dalam batas yang jelas seperti tersebut di atas tetapi dalam kenyataan wilayah kebudayaan (tereitorial kultur) nampaknya lebih luas Lio dari pada Ende.
Pola pemukiman masyarakat baik di Ende maupun Lio umumnya pada mula dari keluarga batih/inti baba (bapak), ine (mama) dan ana (anakanak) kemudian diperluas sesudah menikah maka anak laki-laki tetap bermukim di rumah induk ataupun sekitar rumah induk. Rumah sendiri umumnya secara tradisional terbuat dari bambu beratap daun rumbia maupun alang-alang.
Lapisan bangsawan masyarakat Lio disebut M osalaki ria bewa, lapisan bansawan menengah disebut M osalaki puu dan Tuke sani untuk masyarakat biasa. Sedangkan masyarakat Ende bangsawan disebut Ata NggaE, turunan raja Ata Nggae M ere, lapisan menegah disebut Ata Hoo dan budak dati Ata Hoo disebut Hoo Tai M anu.
•
BUDAYA NGADA
Ngada merupakan kabupaten yang terletak diantara kabupaten Ende (di timur) dan M anggarai (di barat). Bajawa ibu kotanya terletak di atas bukit kira-kira 1000 meter di atas permukaan laut. M asyarakat ini dikenal empat kesatuan adat (kelompok etnis) yang memiliki pelbagai tandatanda kesatuan yang berbeda.
29 Kesatuan adat tersebut adalah : (1) Nagekeo, (2) N gada, (3) Riung, (4) Soa. M asing-masing kesatuan adat mempertahankan ciri kekrabatannya dengan mendukung semacam tanda kesatuan mereka.
Arti keluarga kekrabatan dalam masyarakat Ngada umumnya selain terdekat dalam bentuk keluarga inti Sao maka keluarga yang lebih luas satu simbol dalam pemersatu (satu Peo, satu Ngadhu, dan Bagha). Ikatan nama membawa hak-hak dan kewajiban tertentu. Contoh setiap anggota kekrabatan dari kesatuan adat istiadat harus taat kepada kepala suku, terutama atas tanah. Setiap masyarakat pendukung mempunyai sebuah rumah pokok (rumah adat) dengan seorang yang mengepalai bagian pangkal Ngadhu ulu Sao Saka puu.
Rumah tradisional disebut juga Sao, bahan rumah terbuat seperti di Ende/Lio (dinding atap, dan lantai /panggungnya). Secara tradisional rumah adat ditandai dengan Weti (ukiran). Ukiran terdiri dari tingkatantingkatan misalnya Keka, Sao Keka, Sao Lipi Wisu, Sao Dawu Ngongo, Sao Weti Sagere, Sao Rika Rapo, Sao Lia Roda.
Pelapisan sosial teratas disebut Ata Gae, lapisan menengah disebut Gae Kisa, dan pelapisan terbawah disebut Ata Hoo. Sumber lain menyebutkan pelapisan sosial biasa dibagi atas tiga, Gae (bangsawan), Gae Kisa = kuju, dan golongan rendah (budak). Ada pula yang membagi atas empat
30 strata, Gae (bangsawan pertama), Pati (bangsawan kedua) Baja (bangsawan ketiga), dan Bheku (bangsawan keempat).
Para istri dari setiap pelapisan terutama pelapisan atas dan menengah disebut saja Inegae/Finegae dengan tugas utama menjadi kepala rumah yang memutuskan segala sesuatu di rumah mulai pemasukan dan pengeluaran.
M asyarakat Nagekeo pendukung kebudayaan Paruwitu (kebudayaan berburu), masyarakat Soa pendukung Reba (kebudayaan tahun baru, pesta panen), Pendukung kebudayaan bertani dalam arti yang lebih luas ialah N gadhu/Peo, terjadi pada sebagian kesatuan adat Nagekeo, Riung, Soa dan N gada.
•
BUDAYA MANGGARAI
M anggarai terletak di ujung barat pulau Flores, berbatasan sebelah timur dengan kabupaten Ngada, barat dengan Sealat sapepulau Sumbawa/kabupaten Bima, utara dengan laut Flores dan selatan dengan laut Sabu.
Luas wilayah 7136,14 km2, wilayah ini dapat dikatakan paling subur di NTT. Areal pertanian amat luas dan subur, perkebunan kopi yang membentang disebahagian wilayahnya, curah hujan yang tinggi yaitu dalam setahun mencapai 27,574 mm, sepertiga dari jumlah itu (lebih dari
31 7000mm) turun pada bulan Januari. Ibu kota M anggarai terletak kira-kira 1200 meter di atas permukaan laut, di bawa kaki gunung Pocoranaka
Pembentukan keluarga batih terdiri dari bapak, mama dan anak-anak yang disebut Cak Kilo. Perluasan Cak Kilo membentuk klen kecil Kilo, kemudian klen sedang Panga dan klen besar Wau.
Beberapa istilah yang dikenal dalam sistim kekrabatan antara lain Wae Tua (turunan dari kakak), Wae Koe (turunan dari adik), Ana Rona (turunan keluarga mama), Ana Wina (turunan keluarga saudara perempuan), Amang (saudara lelaki mama), Inang (saudara perempuan bapak), Ema Koe (adik dari bapak), Ema Tua (kakak dari bapak), Ende Koe (adik dari mama), Ende Tua (kakak dari mama), Ema (bapak), Ende (mama), Kae (kakak), Ase (adik), Nana (saudara lelaki), dan Enu (saudara wanita atau istri).
Strata masyarakat M anggarai terdiri atas 3 golongan, kelas pertama disebut Kraeng (Raja/bangsawan), kelas kedua Gelarang ( kelas menengah), dan golongan ketiga Lengge (rakyat jelata). Raja mempunyai kekuasaan yang absolut, upeti yang tidak dapat dibayar oleh rakyat diharuskan bekerja rodi. Kaum Gelarang bertugas memungut upeti dari Lengge (rakyat jelata). Kaum Gelarang ini merupakan penjaga tanah raja dan sebagai kaum penyambung lidah antara golongan Kraeng
32 dengan Lengge. Status Lengge adalah status yang selalu terancam. Kelompok ini harus selalu bayar pajak, pekerja rodi, dan berkemungkinan besar menjadi hamba sahaya yang sewaktu-waktu dapat dibawah ke Bima dan sangat kecil sekali dapat kembali melihat tempat kelahirannya.
2.2.2.1.7 Tenun Ikat S EKILAS TENTANG KAIN TENUN Tenunan yang dikembangkan oleh setiap suku/ etnis di Nusa Tenggara Timur merupakan seni kerajinan tangan turun-temurun yang diajarkan kepada anak cucu demi kelestarian seni tenun tersebut. M otif tenunan yang dipakai seseorang akan dikenal atau sebagai ciri khas dari suku atau pulau mana orang itu berasal, setiap orang akan senang dan bangga mengenakan tenunan asal sukunya.
Kain tenun atau tekstil tradisional dari Nusa Tenggara Timur secara adat dan budaya memiliki banyak fungsi seperti : 1). Sebagai busana sehari-hari untuk melindungi dan menutupi tubuh. 2). Sebagai busana yang dipakai dalam tari-tarian pada pesta/upacara adat. 3). Sebagai alat penghargaan dan pemberian perkawinan (mas kawin) 4). Sebagai alat penghargaan dan pemberian dalam acara kematian. 5). Fungsi hukum adat sbg denda adat utk mengembalikan keseimbangan sosial yang terganggu.
33 6). Dari segi ekonomi sebagai alat tukar. 7). Sebagai prestise dalam strata sosial masyarakat. 8). Sebagai mitos, lambang suku yang diagungkan karena menurut corak/ desain tertentu akan melindungi mereka dari gangguan alam, bencana, roh jahat dan lainlain. 9). Sebagai alat penghargaan kepada tamu yang datang (natoni)
Dalam masyarakat tradisional Nusa Tenggara Timur tenunan sebagai harta milik keluarga yang bernilai tinggi karena kerajinan tangan ini sulit dibuat oleh karena dalam proses pembuatannya/ penuangan motif tenunan hanya berdasarkan imajinasi penenun sehingga dari segi ekonomi memiliki harga yang cukup mahal. Tenunan sangat bernilai dipandang dari nilai simbolis yang terkandung didalamnya, termasuk arti dari ragam hias yang ada karena ragam hias tertentu yang terdapat pada tenunan memiliki nilai spiritual dan mistik menurut adat.
Jika dilihat dari proses produksi atau cara mengerjakannya maka tenunan yang ada di Nusa Tenggara Timur dapat dibagi menjadi tiga jenis, yakni :
1. Tenun Ikat ; disebut tenun ikat karena pembentukan motifnya melalui proses pengikatan benang. Berbeda dengan daerah lain di Indonesia, untuk menghasilkan motif pada kain maka benang pakannya yang diikat, sedangkan tenun ikat di Nusa Tenggara Timur, untuk
34 menghasilkan motif maka benang yang diikat adalah benang Lungsi.
2. Tenun Buna ; istilah daerah setempat (Timor Tengah Utara) "tenunan buna" yang maksudnya menenun untuk membuat corak atau ragam hias/motif pada kain mempergunakan benang yang terlebih dahulu telah diwarnai.
3. Tenun Lotis/ Sotis atau Songket ; Disebut juga tenun Sotis atau tenun Songket, dimana proses pembuatannya mirip dengan pembuatan tenun Buna yaitu mempergunakan benang-benang yang telah diwarnai.
Dilihat dari kegunaannya, produk tenunan di Nusa Tenggara Timur terdiri dari 3 (tiga) jenis yaitu : sarung, selimut dan selendang dengan warna dasar tenunan pada umumnya warna-warna dasar gelap, seperti warna hitam, coklat, merah hati dan biru tua. Hal ini disebabkan karena masyarakat/ pengrajin dahulu selalu memakai zat warna nabati seperti tauk, mengkudu, kunyit dan tanaman lainnya dalam proses pewarnaan benang, dan warna-warna motif dominan warna putih, kuning langsat, merah maroon.
Dari ketiga jenis tenunan tersebut diatas maka penyebarannya di pulau Flores ternyata hanya ada 2 jenis tenunan yang dapat dilihat sebagai berikut :
35
1). Tenun Ikat ; penyebarannya hampir merata disemua Kabupaten di Nusa Tenggara Timur kecuali Kabupaten M anggarai dan sebagian Kabupaten Ngada.
3). Tenun Lotis/ Sotis atau Songket ; Flores Timur, Lembata, Sikka, Ngada, M anggarai.
Contoh motif-motif kain tenun di Flores Ragam tenunan Lembata
Gambar 2.5.1 M otif Tenun Lembata Ragam Tenunan Flores Timur
Gambar 2.5.2 M otif Tenun Flores Timur
36 Ragam tenunan Sikka
Gambar 2.5.3 M otif Tenun Sikka Ragam tenunan Ende
Gambar 2.5.4 M otif Tenun Ende Ragam tenuan N gada
Gambar 2.5.5 M otif Tenun Ngada
37 Ragam tenunan M anggarai
Gambar 2.5.6 M otif Tenun M anggarai 2.2.2.1.8 Tarian Tari Caci – Manggarai
Gambar 2.6.1 Tari caci Di daerah asal, M anggarai (sebuah kabupaten di bagian barat Pulau Flores, NTT), caci merupakan pertarungan antara dua orang pria, satu lawan satu, secara bergantian. Caci mengandung makna kepahlawanan dan keperkasaan. Biasanya hanya dipentaskan dalam acara khusus, seperti upacara penti atau hang woja (syukuran hasil panen), penyambutan tamu kehormatan atau upacara-upacara adat lainnya, seperti paca wina (belis).
38 Tari Leke – Sikka
Gambar 2.6.2 Tari Leke Tari ini mengambarkan pesta para masyarakat etnis Sikka Krowe sebagai ungkapan syukur atas keberhasilan. Biasanya ditarikan pada waktu malam hari yang diiringi musik gong waning dengan lantunan syair-syair adat. Tari Poto Wolo – En de
Gambar 2.6.3 Tari Wolo Fungsi tari ini biasa digunakan untuk menjemput para tamu agung, atau seorang kepala suku yang diangkat secara adat. Poto artinya mengangkat atau menjunjung kebesarannya; Wolo artinya gunung atau bukit.
39 Tari Wasa Wojorana – Manggarai
Gambar 2.6.4 Tari Wojorana Tarian ini biasanya dilaksanakan pada upacara adat menjelang padi lading menguning. Wasa Wojarana menggambarkan luapan rasa gembira , dengan meilhat bulir-bulir padi lading yang menjanjikan dan sebagi ungkapan terimakasih kepada pencipta dan sekaligus memohon agar panen
tidak
gagal akibat
bencana
alam dan
ancaman
Tarian ini ditampilkan ditampilkan dengan irama pelan dan cepat . Tari Togadu – Ngada
Gambar 2.6.5 Tari Togadu
hama.
40 Todagu menggambarkan keperkasaan berperang
dan
membangkitkan
pemuda Nage Keo dalam senmangat
patriotisme.
Tarian ini diiringi oleh bambu dan tambur. Tari Hedung Buhu Lelu – Lembata
Gambar 2.6.6 Tari Hedung Buhu lelu Suatu kegiatan kekerabatan penghalusan kapas yang telah dipisahkan dari bijinya. Pekerjaan ini biasanya dilakukan oleh perempuan, baik itu ibuibu maupun gadis-gadis dan aktivitas ini merupakan suatu kerajinan rumah tangga.
41 2.2.2.1.9 Pakaian adat dan aksesoris
Flores Timur
Sikka
Ende
Ngada
42
Manggarai Gambar 2.7 Pakaian Adat 2.2.2.1.10 Informasi infastruktur dan fasilitas pendukung Transportasi darat
Gambar 2.8.1 Kondisi Jalan Raya Jalan darat ini memiliki kondisi yang baik diseluruh kabupaten yang ada di Flores, jalan-jalan darat ini diharapkan akan mempermudah transportasi dari satu daerah ke daerah lainnya. Jumlah angkutan umum darat di daratan Flores juga sudah cukup memadahi.
43
Gambar 2.8.2 Transportasi Darat Transportasi laut
Gambar 2.8.3 Transportasi Laut
44 Pelayanan Angkutan Penyeberangan
No.
Trayek
Armada Perusahaan
1.
Kupang - Pante Baru ASDP Ferry
2.
Kupang - Seba ASDP Ferry
3.
Kupang - Aimere ASDP Ferry
4.
Kupang - Larantuka ASDP Ferry
5.
Kupang – Lewoleba ASDP Ferry
6.
Kupang – Waingapu ASDP Ferry
7.
Kupang – Maritaing ASDP Ferry
8.
Larantuka – Lewoleba – Baranusa ASDP Ferry
9.
Baranusa – Atapupu ASDP Ferry
10.
Waingapu – Seba ASDP Ferry
11.
Waikelo – Aimere ASDP Ferry
12.
Baranusa – Balauring ASDP Ferry
13.
Labuan Bajo – Komodo ASDP Ferry
14.
Komodo – Sape ASDP Ferry
15.
Labuan Bajo – Sape ASDP Ferry
16.
Kupang – Ende – Surabaya Dharma Lautan
17.
Kupang – Maumere – Surabaya Prima Fista
18.
Ende – Surabaya SP Ferry
19.
Teluk Gurita – Kisar(Maluku) PD Flobamor
Tabel 2.6.1 Pelayanan angkutan penyeberangan Prasarana Pelabuhan Penyeberangan No
Pelabuhan
Kap
Tahun
(GT)
Bangun
Type
Pulau
Kab/Kota
1
AIMERE
Dolphin
1000
2001
Flores
Ngada
2
BOLOK
Dolphin
1000
1989
Timor
Kupang
3
BOLOK
Dolphin
1000
Timor
Kupang
4
KALABAHI
Beton
1000
1993
Alor
5
LABUAN BAJO
Beton
1000
1985
Flores
Flores Barat
6
LARANTUKA
Beton
1000
1989
Flores
Flores Timur
Alor
45 7
MARAPOKOT
Dolphin
1000
2004
Flores
Manggarai
8
NANGAKEO
Dolphin
1000
2004
Flores
Ende
9
ROTE
Beton
1000
1990
Rote
10 TELUK GURITA
Dolphin
1000
1997
Timor
Belu
11 WAIKELO
Dolphin
1000
2003
Sumba
Sumba Barat
12 WAINGAPU
Dolphin
1000
1997
Sumba
Sumba Timur
Kupang
Tabel 2.6.2 Prasarana pelabuhan penyeberangan Trayek Angkutan Laut a. Trayek R 13 Kupang – 72 – Ndao – 64 – Sabu – 24 – Raijua – 105 – Ende – 6 – Pulau Ende – 38 –M aumbawa – mborong – 112 – Waingapu - Waingapu - 84 – Waikelo -78 - Labuan Bajo. PP dilayani oleh KM Nembrala. Kupang - 64 - Naikliu - 51 - Wini - 67 - Kalabahi - 72 - M aritaing - 49 Lirang - 82 – Kisar – 32 Leti .PP dilayani oleh KM Nembrala. b. Trayek R 14 Kupang - 131 – M ananga – 24 - Lewoleba - 40 - Balauring - 68 Baranusa - 45 Kalabahi - 64 Atapupu. PP dilayani oleh KM Nangalala Kupang - 131 – M ananga – 63 - M aumere - 54 - M aropokot - 57 - Reo 52 - Labuan Bajo – 76 - Bima. PP dilayani oleh KM Nangalala. c. Trayek R 15 Kupang – 131 – M ananga - 63 - M aumere - 30 – Sukun - 29 - Palue - 24 – M aurole – 50 - M arapokot - 57 - Reo – 52 – Labuhan Bajo – 76 - Bima . – PP Total Jarak 984 M il dilayani oleh KM Berguna.
46 Transportasi Udara Trayek Penerbangan No
Trayek
Armada
1.
Kupang – Denpasar – Dili
Merpati Nusantara Airlines
2.
Kupang – Denpasar – Surabaya – Jakarta
Lion Air, Batavia Air, Sriwijaya Air, Merpati, Mandala Air, Garuda Indonesia Air Way s
Kupang – Surabaya - Bandung 3
Jakarta – Surabaya – Denpasar – Waingapu – Merpati Nusantara Airlines Maumere
Batavia Air, Trigana Air, Merpati
Kupang – Surabaya – Jakarta 4.
Lion Air, Batavia Air, Sriwijaya Air, Merpati, Mandala Air Kupang – Rote
5.
Kupang – Sabu
Trigana Air
6.
Kupang – Waingapu
Trigana Air, Merpati
7.
Kupang – Waikabubak
Trigana Air, Merpati
8.
Kupang – Kalabahi
Trigana Air, Merpati
9.
Kupang – Atambua
Trigana Air, Merpati
10.
Kupang – Lewoleba
Trigana Air, Merpati
11.
Kupang – Larantuka
Trigana Air
12.
Kupang – Maumere
Trigana Air, Merpati
13.
Kupang – Ende
Trigana Air, Merpati
14.
Kupang – Bajawa
Trigana Air, Merpati
15.
Kupang – Ruteng
Trigana Air, Merpati
16.
Kupang – Labuan Bajo
Trigana Air, Merpati
17.
Trigana Air, Merpati
Tabel 2.7 Trayek Penerbangan
47 Daftar Hotel se-Kab / Kota KABUPATEN LEMBATA No.Telepon/ No.
Nama Hotel
Alamat
Ket Fax
1. Hotel Nirwana
Jl. Kartini
(0383) 21308
2. Hotel Niaga
Jl. Niaga
(0383) 21213
KABUPATEN SIKKA
Telepon/ No.
Nama Hotel
Alamat
Ket Fax
Hotel Flores Sao 1.
Jl.Waiara Rt.04 No
(0383)21535
Jl. Kampung Waiara
(0383) 21570
Resort Hotel Sea World 2. Club Jl. Jend. Sudirman 3. Hotel Permata Sari
(0383) 21171 No.49
4. Hotel Maiwali
Jl. Don Thomas No.6
(0383) 21220
5. Hotel Winirai I
Jl. Gajah Mada No.
(0383) 21383
6. Hotel Winirai II
Jl. Dr.Soetomo
(0383) 21115
Hotel Senja 7.
Jl. Yos Sudarso No.81 (0383) 21498 Wairbubuk
8. Hotel Gardena
Jl. P atirangga No.
(0383) 21498
9. Hotel Perintis I
Jl. Moa Toda No.
(0383) 22773
10. Hotel Perintis II
Jl. K.S. Tubun No.
(0383) 21680
11. Hotel Jaya
Jl. Hasanudin No.26
(0383) 21292
12. Hotel Lareska
Jl. Sugyopranata No.4 (0383) 21137
48
.
13. Hotel Kharisma
Jl. Sudirman No.30
(0383) 21223
14. Hotel Lusiana
Jl. Kolombeke No.
(0383) 21679
15. Hotel Mitra
Jl. Sudirman No.
(0383) 21310
16. Hotel Koja Toa
Jl. M.S.Sadipun No.
(0383) 22147
17. Hotel Sugonian
Jl. Dua Toru No.
(0383) 21692
18. Hotel Bogor I
Jl. Soegyopranata No.2 (0383) 21191
KABUPATEN ENDE
No.Telepon/ No.
Nama Hotel
Alamat
Ket Fax
1.
Hotel Dwi P utra
Jl. Yos Sudarso
(0381) 22803
2.
Hotel Safari
Jl. A. Yani
(0381) 21997
3.
Hotel Makmur
Jl. A. Yani
(0381) 22875
4.
Hotel Merpati
Jl. A. Yani
(0381) 22535
5.
Hotel Rachmat
Jl. Aembonga
(0381) 22012
6.
Hotel Cendana
Jl. Kemakmuran
(0381) 21015
7.
Hotel Mentari
Jl. P ahlawan
(0381) 21802
8.
Hotel Flores
Jl. Soedirman
(0381) 21075
9.
Hotel Ikhlas
Jl. A. Yani
(0381) 22555
10. Hotel Rinjani
Jl. A. Yani
(0381) 22676
11. Hotel Nurjaya
Jl. A. Yani
(0381) 21252
12. Hotel H.Mansyur Jl. Aembonga
(0381) 21373
13. Hotel Melati
Jl.Gatot subroto
(0381) 21311
Jl. Mahoni
(0381)21436
Moni
(0381) 41112
Hotel Sinar 14. Harapan 15. Hotel Sao Ria
49 Wisata
.
KABUPATEN NGADA
No.Telepon/ No.
Nama Hotel
Alamat
Ket Fax
1. Hotel Kembang
Jl. Diponegoro
(0384) 21072
Jl. Letjen M.T. 2. Hotel Anggrek
(0384) 21172 Haryono Jl. Ki Hajar
3. Hotel Virgo
(0384) 21061 Dewantara
4. Hotel Korina
Jl. A. Yani
(0384) 21162
5. Hotel Kambera
Jl. Diponegoro
(0384) -
6. Hotel Ariesta
Jl. Diponegoro
(0384) 21292
7. Hotel Nusantara
Jl. Letjen S.P arman
(0384) 21357
8. Hotel Sun Flower Jl. Hayam Wuruk
(0384) 21236
Hotel Stela 9.
Jl. Soekarno Hatta
(0384) 21198
11. Hotel Jhony
Jl. Gajah Mada
(0384) 21079
12. Hotel Elisabeth
Jl. Inerie
(0384) 21079
13. Hotel Edeweis
Jl. A. Yani
(0384) 21345
14. Hotel Sehati
Jl. Basuki Rahmat
(0384) 21431
Jl. P alapa
(0384) 21744
Sasandy II
Hotel Bintang 15. Wisata
KABUPATEN MANGGARAI
50 No.Telepon/ No.
Nama Hotel
Alamat
Ket Fax
1.
Hotel Agung I Jl. Waices No.10
(0385) 21080
2.
Hotel Agung II Jl. Motang Rua
(0385) 21835
3.
Hotel Shinda
Jl. Yos Sudarso (0385) 21197 No.26 4.
Hotel Dahlia
Jl. Kartini
(0385) 21377
5.
Hotel Rima
Jl. A. Yani
(0385) 22196
Jl. Adi Sucipto
(0385) 21008
Hotel 6. Manggarai 7.
Hotel Ranaka
Jl. Yos Sudarso
(0385) 21353
8.
Hotel Karya
Jl. Motang Rua
(0385)
KABUPATEN MANGGARAI BARAT
No.Telepon/ No.
Nama Hotel
Alamat
Ket Fax
1. Hotel Bintang Raya P antai P ede
(0385) 42000
2. Hotel Wisata
Jl. Soekarno
(0385) 41020
3. Hotel Bajo Beach
Jl. Soekarno
(0385) 41008
4. Hotel P uri Komodo Jl. Soekarno
(0385) 41319
5. Hotel Gardena
(0385) 41258
Jl. Soekarno
Hotel Komodo E 6.
Jl. Gorontalo-P antai Marina (0385) 41391 Lodge
7. Hotel Cendana
Jl.No-
(0385)
Jl. Gorontalo
(0385) 41047
Hotel New Bajo 8. Beach
51 9. Hotel Kanawa
P ulau Kanawa
(0385)
10. Hotel Komodo P ark P ulau Komodo
(0385) 41066
11. Hotel Chez Felix
(0385)
Jl.P rof. Dr. W.Z. Yohanes
Tabel 2.8 Tabel Hotel per kabupaten/ kota
2.2.3 Highlight Pariwisata di Flores 2.2.3.1 Kekuatan Daya Tarik Flores sebagai Destinasi wisata Pada bulan Juli 2000, Bank Dunia mulai memikirkan bagaimana caranya menanggulangi masalah kemiskinan melalui sektor pariwisata yang kemudian dikenal dengan “ community-based tourism ” (CBT). Selanjutnya diidentifikasi adanya tiga kegiatan pariwisata yang dapat mendukung konsep CBT yakni adventure travel , cultural travel dan ecotourism. Bank Dunia yakin bahwa peningkatan wisata adventure, ecology dan budaya akan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat setempat dan sekitarnya sekaligus memelihara budaya, kesenian dan cara hidup masyarakat disekitarnya. Dilihat dari sudut pengembangan pariwisata kekuatan utama pulau Flores adalah adanya dua fenomena alam yang tidak ada duanya di dunia. Pertama adalah gunung kelimutu yang mempunyai danau Tiga warna. Kedua adalah binatang melata yang disebut Komodo (Varanus Komodoensis). Gunung Kelimutu merupakan objek wisata yang sangat menarik; dipercaya bahwa warna-warna di ketiga danaunya akan berubah secara perlahan-lahan. Gunung ini sangat mudah didaki karena sudah ada jalan aspal sampai di puncak.
52 Wisatawan dapat menunggu di M oni, desa keci di kaki Kelimutu yang merupakan tempat persinggahan sebelum mendaki puncak Kelimutu. Oleh karenanya M oni sebenarnya dapat berkembang menjadi kawasan wisata karena dari desa ini wisatawan dapat mencapai beberapa objek lain dengan lebih mudah (2-4 jam ke objek lain di sekitar M oni). Objek alam kedua adalah Komodo, sebenarnya Komodo tidak hanya berada di Pulau Komodo saja, tetapi juga berada di Pulau Rinca dan daratan Flores Utara sampai Flores Tengah. Daya Tarik lain yang juga merupakan kekuatan-kekuatan potensial, adalah taman laut, pantai-pantai di pulau-pulau yang tersebar di flores barat sekitar Labuan bajo dan Pulau-pulau di Utara Flores. Selain Taman Nasional Komodo di mana biawak raksasa menjadi daya tarik khusus bagi wisatawan dan juga danau tiga warna Kelimutu di Ende, Flores memiliki obyek dan daya tarik wisata lainnya seperti taman laut di sekitar Labuan Bajo di M anggarai Barat, 17 pulau Riung di N gada, Teluk M aumere di Sikka. Pulau Flores juga memiliki keunikan wisata religi umat Katolik, karena masih melekatnya kebudayaan yang dibawa oleh pedagang dan misionaris dari Portugis terhadap masyarakat Flores terutama di Sikka dan Larantuka contohnya Upacara prosesi Jumat Agung di Larantuka, Flores Timur. Selain itu ritual agama lainnya dan potensi kebudayaan, seperti perburuan ikan paus di Lembata, kampung Bena di Ngada serta aneka Tenun ikat dari Flores yang masih melekat dalam kebudayaan masyarakatnya juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Dengan potensi akan produk-produk pariwisata yang dimiliki Flores terutama dalam wisata adventure, ecology dan budaya diharapkan mampu
53 menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke Flores. Haparan kedepannya adalah dengan meningkatnya sektor pariwisata ini dapat membantu meningkatkan perekonomian daerah Flores. 2.2.3.2 Potensi Pariwisata di Flores Pemerintah menetapkan provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi daerah unggulan baru pariwisata di kawasan timur Indonesia mulai 2007. Penetapan itu bertujuan menjadikan NTT sebagai gerbang Asia-Pasifik berbasis pariwisata, seni, dan budaya yang spesifik. Hal ini membuka peluang yang besar bagi wilayah Flores yang juga termasuk dalam provinsi NTT untuk mengembangkan diri menjadi destinasi wisata favorit di kawasan NTT. Flores yang merupakan bagian dari Provinsi Nusa Tenggara Timur, memiliki peluang bagi Industri pariwisata, karena : -
Didukung oleh objek dan daya tarik yang banyak dan bervariasi serta memiliki keunikan yang tidak dijumpai di daerah lain yaitu : Komodo dan Danau tiga warna.
-
Perairan Nusa Tenggara Timur kaya akan berbagai jenis ikan dan terumbu karang yang merupakan potensi dalam dunia wisata/ olahraga, memancing maupun menyelam.
-
Secara Geografis wilayahnya yang terletak dan sangat dekat dengan Bali dan Australia yang merupakan sumber wisatawan potensial bagi Indonesia umumnya dan Flores dapa khususnya.
54 Perkembangan NTT pada umumnya dan Flores pada khususnya tidaklah lepas dari keterkaitannya dengan propinsi lain. Perkembangan pariwisata di Nusa Tenggara Timur bertumpu pada konsep “multi gateway” yaitu dari arah barat yang mengubungkan dengan Bali dan Lombok; dari arah timur dengan Darwin, Australia, serta utara dengan Ujung Pandang.
Oleh karena itu pemanfaatan
ketiga gerbang tersebut sebagai gerbang pemasaran dan penyediaan Informasi serta perlu pemanfaatan jalur-jalur yang ada dari berbagai pintu masuk yang memungkinkan pencapaian objek-objek wisata di Provinsi NTT. 2.2.3.3 Kendala dan Masalah Pariwisata di Flores Kepala Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Timur (NTT), Ir. Ans Takalapeta, mengemukakan, sampai saat ini, pengelolaan pariwisata di NTT masih bermasalah. Takalapeta mengatakan itu saat memberikan ceramah pada musyawarah daerah (M usda) VI PHRI NTT, di Hotel Sasando Kupang, Selasa (1/9/2009). Dikatakannya, masalah yang dihadapi itu adalah sebagai berikut : -
rendahnya tingkat kunjungan wisatawan
-
rendahnya PDRB (Produk Domestik Regional Bruto)
-
rendahnya asksesibilitas
-
terbatasnya infrastruktur
-
terbatasnya kualitas SDM dan belum optimalnya pendayagunaan sumber daya.
55 Data Wisatawan mancanegara dan nusantara Per-Kabupaten/ Kota di Flores tahun 2006-2008
No
Kabupaten / Kota
Tahun
2006
Man
1.
Lembata
2.
Flotim
3.
2007
Nus
Man
2008
Nus
Man
Total
Nus
Man
Nus
3.003
2.981
500
510
569
2.146
4.072
5.637
772
27.822
185
4.444
60
10.857
1.017
43.123
Sikka
3.343
13.826
2.457
10.629
1.987
6.188
7.787
30.643
4.
Ende
11.296
8.341
3.746
7.469
8.573
11.277
23.615
27.087
5.
Ngada
1.688
5.715
37.510
162.165
7.735
23.487
46.933
191.367
6.
Manggarai
543
8.241
221
3.032
3.566
4.921
4.330
16.194
7.
Manggarai Barat
19.511
13.733
18.482
16.241
21.896
20.125
59.889
50.009
Tabel 2.9 Data Wisatawan mancanegara dan nusantara Per-Kabupaten/ Kota di Flores Sumber : Dinas BUDPAR Prov.NTT
Untuk menyelesaikan masalah itu, lanjut dia, pihaknya telah menempuh beberapa hal. Pertama, meningkatkan kegiatan promosi (dalam dan luar negeri), meningkatkan koordinasi lintas sektor. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Nusa Tenggara Timur (NTT) segera melakukan kajian pembentukan badan promosi pariwisata, sebagaimana disyaratkan oleh Undang-Undang No.10/2009 tentang Pariwisata. Setelah UU
56 tersebut berlaku, pemerintah daerah diberi kesempatan selama tiga tahun untuk membentuk badan tersebut, sehingga pihaknya masih punya waktu untuk lakukan kajian. Sebagai salah satu daerah yang ditetapkan sebagai daerah tujuan wisata di Indonesia, NTT dimana memiliki Flores yang merupakan destinasi wisata yang potensial, harus melakukan terobosan untuk menggaet wisatawan. Hal ini sudah dilakukan dengan menetapkan NTT menjadi 5 kawasan wisata untuk memudahkan wisatawan melakukan perjalanan dari satu daerah ke daerah lain. Hal ini dapat terasa ketika akses transportasi antara Flores dan pulau-pulau terluar atau daerah lainnya saat ini sudah memadahi, baik itu akses darat, laut dan udara. Cara paling efektif untuk meningkatkan aktivitas sektor pariwisata di Nusa Tenggara Timur (NTT) dimana Flores termasuk didalamnya, adalah dengan memperbanyak acara (event), baik itu nasional maupun internasional. Akan tetapi untuk mengembangkan Flores sebagai salah satu destinasi pariwisata yang potensial di wilayah NT, terlebih dahulu perlu ditentukan, Flores ini harus dikembangkan dalam hal pariwisatanya dalam bentuk apa? Untuk hal ini perlu di lihat lebih mendalam mengenai potensi yang dimiliki terutama di wilayah Flores, dimana perlu dikembangkan wisata kelautan, budaya, sosio kemasyarakat dan wisata alam.
2.2.3.4 Daftar Objek dan Daya Tarik wisata sedaratan Flores Flores menyajikan berbagai daya tarik wisata baik itu wisata adventure, ecology dan budaya. Keindahan Flores baik alam dan kebudayaan merupakan salah satu asset untuk meningkatkan sektor pariwisata di daerah tersebut.
57 Secara khusus objek-objek di bawah ini merupakan kekuatan daya tarik wisata di Pulau Flores : 1. Wisata Alam o Taman Nasional Kelimutu, Ende (Danau 3 warna)
Gambar 2.9.1 Kelimutu o Komodo, M anggarai Barat
Gambar 2.9.2 Taman Nasional Komodo o Air Panas Bumi, M enguruda, N gada 2. Wisata Pantai dan bawah laut o Pulau Bidadari dan Pulau Rinca, M anggarai Barat o Taman Laut 17 Pulau di Riung, N gada o Taman Laut Komodo, M anggarai Barat o Taman laut Paga Batang di kab. Sikka dan Alor
58 o Taman Laut Teluk Hading, Flores Timur o Rally Layar International “Sail Indonesia” 3. Wisata Budaya o Perburuan Ikan Paus di Kab. Lembata
Gambar 2.9.3 Perburuan Ikan Paus di Lembata o Upacara Religi Jumat Agung di Larantuka, Kab. Flores Timur
Gambar 2.9.4 Upacara Jumat Agung o Dusun Bena, Desa wisata, Ngada. o Perkampungan tradisional di Desa Wolowaru, Wolotopo, dan Ngela, Ende. o Tari Caci di manggarai o Tenun Ikat di Flores.
59 2.2.3.5 Kalender Event di Flores Januari o PES TA REBA Pesta Adat dari Kabupaten Ngada. Bertempat di Kampung Bena 12 Km dari Kota Bajawa. Reba adalah Pesta Tradisional menyambut tahun baru ditandai dengan makan ubi bersama ditemani tari-tarian tradisional dengan iringan musik tradisional. Diramaikan pertandingan tinju tradisional. Pesta ini dirayakan setiap tahun pada Bulan Januari atau akhir Desember. Maret o PATE BALOI Upacara tradisional dari Kabupaten Alor. Upacara pembukaan musim tanam pada minggu II bulan M aret yang ditandai dengan pemancangan tiang bambu kemudian membelah pinang serta dilanjutkan dengan makan bersama yang diiringi dengan tarian tradisional LEGO-LEGO. Acara ini tepatnya berlangsung di Kampung Takpala Desa Lembor Barat dimana juga terdapat Taman Wisata Alam Laut Selatan Pulau Pantar, kampung tradisional M ombang dan Bampola.
o PROS ES I JUMAT AGUNG Dari Kabupaten Flores Timur. Prosesi ini diawali pada akhir M aret hingga awal April.
60 Devosi terhadap Bunda M aria yang dilakukan oleh seluruh umat Katolik di Kota Larantuka, juga ada yang berasal dari luar daerah yang dilakukan secara turun temurun sejak abad XV yang lalu. Dan masih ada atraksi penunjang yaitu melihat dan berkunjung ke Kampung tradisional M uda Keputu, Kawaliwu Riang Kemie dan Wurek Adonara Barat dan Kongo. o RITUAL BOLE BUNDO Dari Kabupaten Flores Timur. Upacara ritual syukuran atas keberhasilan dalam perang atau panendi desa Lewatolo dan desa Sinar Hadding Kecamatan Tanjung Bunga. Upacara ini dilaksanakan setiap saat tergantung pada keperluan. Disekitar lokasi upacara ini masih ada kampung tradision.
April o Perburuan Ikan Paus LAMALERA, Kabupaten Lembata Upacara tradisional dan keagamaan Penangkapan Ikan Paus atau Ikan Klaru dari Kecamatan Wulan Desa Lamalera, Kabupaten Lembata. Upacara berburu Ikan Paus oleh masyarakat dilaksanakan pada Bulan April atau M ei. Objek dan daya tarik wisata lain disekitarnya, yakni Pantai Pasir Putih Desa Bean, Desa Pasir Putih dan M usium tradisional Ikan Paus di Desa Benhading Kecamatan Wai Riang.
61 Juli o ETU Tinju Tradisional dari Kabupaten Ngada Tinju tradisional dari Kecamatan Boawae, Riung dan Soa-M angeruda, yang dilaksanakan saat panen padi berakhir. o RALLY LAYAR (“S ail Indonesia”) Darwin-Kupang-Alor-Lembata-Riung-Sikka-Ende-Labuan Bajo. Lomba layar internasional ini dilaksanakan tiap tahun pada bulan Juli dengan pesertanya berasal dari berbagai negara diseluruh dunia. Agustus o PES TA S ENI BUD AYA TRAD IS IONAL Kabupaten Ende Pesta ini merupakan Festival Budaya Kabupaten Ende yang diikuti oleh hampir semua kecamatan di wilayah Kabupaten Ende. Biasanya dilaksanakan pada bulan Agustus. Berlokasi di Kota Ende. Daya tarik dan obyek wisata lainnya di Kota Ende adalah Situs Bung Karno, Kampung Tradisional Wolotopo, Ngalupolo, Detusoko, Koanara serta yang paling luar biasa adalah Danau Tiga Warna Kelimutu. o PES TA S ENI BUD AYA S IKKA Kabupaten Sikka. Berlangsung di M aumere yang diikuti oleh 40 sanggar seni se Kabupaten Sikka. Event ini merupakan wahana seleksi untuk festival seni budaya Flores-Lembata Nusa Tenggara Timur dan festival budaya nasional.
62 September o FES TIVAL PAN EN KAC ANG HIJAU Kabupaten Lembata. Upacara ini memperingati leluhur dengan acara sakral yaitu dengan berpantun menyanyi lagu-lagu daerah yang diiringi dengan gong dan rebana. o LOKA PO’O Kabupaten Sikka. Dari Kecamatan Paga desa Wolowiro, Gaikun, Bu Utara, Bu Selatan, Lowofeo, Renggarasi, Nduaria Detumbingga dan Woloata. Upacara ini diselenggarakan dalam rangka menyambut datangnya musim tanam padi dengan tujuan agar hasil padi berlimpah ruah. Oktober o NGGUA UWI, JOKA JU DAN TEAS WELA Kabupaten Ende. Pesta adat yang dilaksanakan di Desa Detusoko, Kabupaten Ende minggu pertama bulan Oktober (Jumat s/d M inggu). M erupakan upacara pembukaan musim tanam, tolak bala dan pengucapan syukur atas hasil yang melimpah kepada leluhur. o TARIAN CACI Kabupaten M anggarai Barat. Tarian rakyat sebagai tanda ucapan syukur dan terima kasih atas keberhasilan di medan laga dengan adu kekuatan saling mencambuk menggunakan cambuk dari kulit ekor kerbau. Tarian ini dapat dipentaskan sewaktu-waktu di Pantai Pede, Labuan Bajo.
63 2.2.3.6 S AIL INDONES IA (event Rally layar Internasional) Sail Indonesia adalah event tahunan Rally Layar yang sudah berlangsung selama 10 tahun dari tempat keberangkatan di Darwin, Australia pada pertengahan bulan Juli dan kemudian dilanjutkan dengan 3 bulan program mengelilingi Indonesia. Untuk Tahun ini event ini akan bekerja sama dengan Sail Banda, Kementrian Kelautan, Sail Indonesia, Angkatan Laut Indonesia, yayasan Cinta Bahari dan Indonesian Sailing Federation.
Gambar 2.9.5 Rute Sail Indonesia Gambar diatas merupakan rute Sail Indonesia, dimana terlihat beberapa pelabuhan besar di sedaratan Flores yaitu Lembata, M aumere, Ende dan Labuanbajo yang akan menjadi tempat pemberhentian kapal-kapal peserta Sail Indonesia ini. Peserta yang mengikuti event ini berasal dari berbagai negara seperti : Amerika, Australia, Jerman, Jepang, Inggris, Belanda, Belgia, Kanada, Swiss, Norwegia, Perancis,
64
Jepang, Spanyol, New Zealand, Afrika Selatan, Swedia, dll. Peserta tahun 2008 sebanyak 117 Kapal dan pada tahun 2009 sebanyak 132 Kapal.
Gambar 2.9.5 Kapal Peserta Sail Indonesia
2.3 Data Pendukung 2.3.1 Pengertian Destination Branding menurut Buku Kamus Brand Menurut buku Kamus Brand karangan Bpk, M endiola pengertian dari Destination Branding atau disebut juga Place Branding adalah penerapan konsep dan model branding pada suatu lokasi tertentu (bisa berupa Negara, kota, propinsi atau wilayah). Tujuan dari Place Branding adalah memaksimalkan potensi suatu wilayah agar terjadi peningkatan kunjungan (wisata maupun bisnis) yang akhirnya meningkatkan devisa dan nilai ekonomi wilayah tersebut. Place branding biasanya digagas atas inisiatif pemerintah setempat lewat rangkaian kebijakan publik.
65
2.3.2 Destination Branding di Dunia 2.3.2.1 Hongkong – Asia’s world city (Design Agency : Landor) Latar Belakang Berawal dari inisiasi menjadi Brand Hong Kong melalui response terhadap rekomendasi dari pemerintah. Dikatakan bahwa “Hong Kong butuh untuk mempromosikan keunikan posisinya. Sebuah kesuksesan program promosi external dapat memberikan impact yang positif bagi kemampuan Hong Kong untuk meraih beberapa kunci dalam sektor ekonomi, sosial, dan tinjauan kebudayaan. Tantangan M r. Tung Chee-Wa, chief executive dari Administratif spesial kawasan Hongkong menjelaskan bahwa, harapan kedepannya adalah untuk menjadikan Hong Kong sebagai kota yang paling Kosmopolitan di Asia. Tantangan bagi Landor adalah untuk mendefinisikan, mensupport, dan mempromosikan kekuatan keunikan Hongkong dan karakteristiknya terhadap target audience internasional yang sangat besar. Untuk memberikan solusi tantangan ini, Landor mengevaluasi dengan melakukan penelitian yang luas guna mengetahui persepsi banyaknya audiece terhadap Hong Kong. S olusi Expresi visual yang diciptakan pada brand adalah memberikan gambaran kontemporer dari naga yang powerful dan energetic. Brandmark nya merupakan
66 komposisi dari 4 element utama yang menggambarkan karakter cina untuk Hong Kong dan huruf HK. Ini memberikan symbol percampuran antara pengaruh barat dan timur dalam style kaligrafi cina. Brandline – Asia’s World City – mengekspresikan identitas Hong Kong dan menggarisbawahi peranan Hong Kong sebagai pusat bagi bisnis, kesenian dan kebudayaan bertaraf Internasional.
Gambar 3.0 Hongkong City Branding 2.3.2.2 Melbourne (Design Agency : Landor) Latar Belakang Kota M elbourne adalah kota yang dinamis, progresif, dan terkenal di kalangan internasional akan keragamannya, Inovasi, berkelanjutan, dan menyenangkan untuk di tinggali. Dewan kota M elbourne mendukung kota ini dalam
67 memberikan penawaran-penawaran berkelas dunia, memperkenalkannya secara nasional dan internasional, dan juga menjamin kualitas M elbourne sebagai pusat bagi kebudayaan, kesenian, hiburan, pendidikan dan pusat belanja terbesar di Australia. Sejak memiliki identitas sebelumnya 15 tahun yang lalu, kota M elbourne telah mengalami banyak perubahan signifikan. Sebagai hasilnya, dewan kota telah mengakumulasikan beberapa logo untuk berbagai jasa pelayanan, dimana telah meningkatkan kesulitan dan mahal untuk diatur. Pemecahan identitas kota M elbourne ini didorong jauh melebihi inti brand nya, dewan kota menyadari bahwa hal ini butuh solusi jangka panjang. Tantangan Kota M elbourne meminta Landor untuk membangun strategi brand yang terpadu dan system identitas yang baru. Tantangannya adalah untuk merefleksikan Kota M elbourne sebagai kota yang simple diantara kota lain di dunia, menangkap gambaran masyarakatnya, dan menyediakan kota ini dengan kesatuan, fleksibel, dan gambaran focus akan masa depan.
68
Gambar 3.1 M elbourne City Branding
2.3.2.3 Baltimore – Get in on it (Design Agency : Landor) Latar Belakang Asosiasi Konvensi Area Baltimore dan Asosiasi Pengunjung Baltimore berusaha untuk memposisikan Baltimore sebagai pilihan tujuan wisata untuk pelancong bisnis dan wisatawan sekitar radius 250 mil dari Baltimore, untuk meningkatkan perekonomian kota. Penelitian terhadap wisatawan dan konvensi perencana Baltimore mengungkapkan bahwa Baltimore bukanlah destinasi wisata impian. Namun, Baltimore menjadi tujuan wisata yang menarik bagi wisatawan yang pernah berkunjung selama 2 tahun terakhir. Landor dengan demikian menyimpulkan bahwa Baltimore tidak memiliki masalah produk, tetapi masalah persepsi. Challenge Satu tujuan utama yang sedang menutup kesenjangan persepsi Baltimore sehingga bisa lebih bersaing di pasar yang termasuk Boston, New York City, Philadelphia, dan Columbia – dimana semua itu merupakan kota yang memiliki
69 keunikan tersendiri dihati dan pikiran wisatawan. Landor juga perlu untuk mengembangkan sebuah ide yang cukup luas sebagai payung yang menadahi keanekaragaman “experience” dari Baltimore. Banyak sekali atribut positif dari Baltimore termasuk relevansi Sejarah, Pelabuhannya, kepribadian yang unik, keragaman lingkungan sekitar, kemudahan aksesibilitas, olahraga yang menarik, dan komunitas seni yang berkembang. S olusi Landor mengidentifikasi kunci pembeda utama dari Baltimore adalah bahwa Baltimore adalah kota kelas dunia dengan pelabuhan yang berkembang dan bukan merupakan kota yang penuh dengan tingkat stress, ketergesa-gesaan hiruk pikuk kota besar. Dalam Brand Driver ™ “go with the flows” diambil untuk menghidupkan dan memberikan brandline yang unik - Get in on it - yang berfungsi sebagai panggilan untuk wisatawan dan menghasilkan identitas visual dinamis yang enerjik, menyenangkan, dan mengundang.
70
Gambar 3.2 Baltimore City Branding 2.3.3 Destination Branding di Indonesia 2.3.3.1 Jogja – Never Ending Asia
Gambar 3.3 Jogja Destination Branding Brand Jogja "Never Ending Asia"
Jogja Never Ending Asia ditetapkan sebagai Brand Image Propinsi DIY yang didesain penuh makna menempatkan posisi baru Yogyakarta sebagai " Experience that never end in Asia". Visinya adalah untuk menjadikan Yogyakarta "the leading economic region in asia for trade, tourism, and invesment in five years". Sedangkan misinya yaitu untuk menarik memberikan kepuasan dan mempertahankan perdagangan, wisatawan, investor, pengembang dan organisasi dari seluruh dunia untuk tetap berada di Yogyakarta. Dengan
71 brand image ini, Yogyakarta akan merangkul dunia dan dunia akan secara antusias disambut di Yogyakarta (Jogja shall intimately embrance the world and the world will anthusiastically welcome Jogja) 2.3.3.2 Bali – Shanti.Shanti.S hanti
Gambar 3.4 Bali Destination Branding Simetris segitiga Segitiga adalah simbol stabilitas dan keseimbangan. Hal ini terbentuk dari tiga garis lurus di mana kedua ujungnya bertemu, mengambil simbol-simbol dari nyala api (Brahma - pencipta), Lingga. Segitiga juga mewakili tiga dewa alam semesta (Trimurti - Brahma, Wisnu, dan Siwa), tiga tahapan alam (bhur, bwah dan swah Loka), dan tiga tahap Kehidupan (Born, Live, dan Die). Segitiga juga menjelaskan esensi dari merek yang dipengaruhi oleh Tri Hita Karana, nilai dasar yang akan membimbing kita untuk kehidupan yang seimbang. Hindu memiliki filosofi dan arti lain dari bentuk segitiga.
72 Motif bunga yang simetris M otif bunga kuat dan dominan. Hal ini meningkatkan kreativitas Bali yang dikenal karena keahlian mereka sangat terampil. M otif bunga digunakan untuk menunjukkan kedekatan masyarakat Bali sekitar mereka alami, yang menekankan keutamaan yang paling kuat, keindahan pemandangan alam. Mahkota pada segitiga M ahkota adalah simbol dari: prestasi, kesadaran besar, dan bangsawan. Ini adalah puncak dari hidup seimbang dicatat dalam Tri Hita Karana (keseimbangan hubungan dengan orang lain, alam, dan pencipta) Warna Branding Bali menggunakan 3 warna dominan yang mewakili Bali: M erah, Hitam, dan Putih (Tri Datu). Red mewakili Brahma-sang pencipta, Hitam-Wisnu, para pengasuh, dan White-Siwa, perusak.Kolaborasi ini 3 warna yang merepresentasikan 3 Dewa (Tri M urti) akan menjaga kehidupan Bali dan mendukung untuk hidup dalam harmoni dan bergerak maju dalam kedamaian. Font Tipografi Bali mengadopsi garis dan kurva Bali tradisional alfabet.B di Bali mengambil bentuk seperti 3 dan Ang alfabet (huruf suci Brahma). Hal ini juga konsisten dengan Tri Hita Karana, segitiga dan tiga berbentuk B di Bali. Pengobatan spesifik akan ditampilkan pada huruf L, yang naik dan mendukung mahkota. Arti sebenarnya di balik itu adalah kebutuhan untuk
73 mempertahankan komitmen yang mendalam dari para pemangku kepentingan untuk mencapai prestasi tertinggi (mahkota). Tagline: Shanti, Shanti, S hanti Shanti berarti "kedamaian, jika kita mengatakan Shanti, kita akan dibanjiri dengan semangat damai dan harmonis. Bagi orang-orang Hindu, Shanti umumnya dikatakan 3 kali sambil menambahkan kata Om (aksara suci Ida Hyang Widhi Wasa-satu-satunya Tuhan) di awal dan akhir: Om Shanti, Shanti, Shanti Om yang berarti damai besertanya hatimu , dunia, dan setelah kehidupan. M engatakan 3 kali ini juga konsisten dengan konsep asli yang menekankan angka 3 (Tri). Shanti, Shanti, Shanti merepresentasikan kedamaian pada Bhuwana alit dan agung (diri dan dunia) yang akan memberikan getaran suci dan kudus yang membangkitkan aura yang mendalam bahwa keseimbangan dan membuat perdamaian untuk semua makhluk hidup.
2.3.3.3 Enjoy Jakarta
Gambar 3.5 Enjoy Jakarta Destination Branding
74 Jakarta adalah ibukota Republik Indonesia yang dinamis, sebuah negara yang terdiri dari 17.000 pula dengan populasi lebih dari 200 juta orang. Terdiri dari 300 kelompok etnis yang berbicara dalam 200 bahasa dan dialek, masyarakat Indonesia menunjukkan keanekaragaman dalam linguistik, kebudayaan dan tradisi keagamaan. Sebagai ibukota negara, Jakarta merupakan "tempat berkumpul" perwakilan dari seluruh Nusantara.
2.4 Target 2.4.1 Target Primer (Target Umum) Demografi Jenis kelamin : Pria dan wanita Usia : 20-54 tahun Kelas sosial : A –B Level Pekerjaan : Seniman, Pecinta seni, Profesional, Karyawan, Manajer, Pelajar, Pekerja Seni, fotografer. Penghasilan : Diatas UMR WNI dan WNA Geografi : -
Wisatawan Mancanegara yang berlibur ke Bali dan Wisatawan dari negaranegara tetangga ( ASEAN). M isalnya : Singapore, Malaysia, Australia, Korea, Jepang, Eropa, dan Amerika.
75 -
Wisatawan nusantara
Psikografi : M enyukai Seni dan Kebudayaan, Sibuk dan butuh liburan, Petualang, M enyukai tempat yag eksotis, M enyukai olahraga yang ekstrim, mapan, kolektor kain tradisional, suka diving, fotografer, menghargai alam (pecinta alam), explorer.
2.5.1 Target Sekunder Peserta event Rally Layar International “ Sail Indonesia” dan pecinta wisata bahari. Demografi Jenis kelamin : Pria dan wanita Usia : 25-54 tahun Kelas sosial : A –B Level Hobby : M enyukai kegiatan berlayar, pecinta wisata bahari. Penghasilan : Diatas UMR WNI dan WNA Geografi : -
Wisatawan Mancanegara yang menjadi peserta Rally Layar Internasional ini.
-
Wisatawan Mancanegara dan wisatawan Nusantara yang tertarik akan event ini atau menyukai wisata bahari.
76
Psikografi : Pelaut, hobby berlayar, meyukai keindahan bahari, suka diving, M enyukai Seni dan Kebudayaan, Petualang, M enyukai tempat yag eksotis, Menyukai olahraga yang ekstrim, mapan, fotografer, backpacker, explorer.
2.5 Faktor Pendukung - Flores memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh daerah lain yaitu komodo, danau kelimutu (danau 3 warna), upacara adat penangkapan ikan paus, manusia purba “Homo Florensis”. - Lingkungan masyarakat Nusa Tenggara Timur yang masih memegang teguh kebudayaan yang tradisional mereka. - Wilayah Flores yang strategis dan dekat dengan Bali, Lombok, Ujung Pandang, serta Australia memberikan peluang yang besar untuk di kunjungi wisatawan dalam negri maupun luar negri.
2.6 Faktor Penghambat - sulitnya mencari informasi mengenai tempat wisata di Flores. - masih kurangnya minat masyarakat untuk berkunjung ke Flores karena biaya dan letaknya yang berada di wilayah Timur Indonesia. - Kurangnya promosi yang dilakukan pemerintah untuk mempromosikan tempat-tempat pariwisata di NTT khususnya di Flores.
77
2.7 Threat, Opportunity, Weakness, Strength Threat -
Ancaman bencana Alam karena wilayah Flores yang memiliki kurang lebih 14 gunung berapi yang masih aktif.
Opportunity -
Banyaknya wisatawan yang berkunjung di Bali yang merupakan salah satu peluang untuk berkunjung ke Flores. Dari segi transporasi dari Bali pun jauh lebih mudah.
-
Wilayah Flores yang strategis dan dekat dengan Bali, Lombok, Ujung Pandang, serta Australia memberikan peluang yang besar untuk di kunjungi wisatawan dalam negri maupun luar negri.
-
Rally layar International “Sail Indonesia” yang telah diselenggarakan bertahuntahun mendukung promosi pariwisata bahari.
Weakness -
Tempatnya yang berada di wilayah timur Indonesia, terkesan sangat jauh.
-
Kurangnya promosi yang dilakukan oleh pemerintah.
-
Belum adanya hotel berbintang di Flores.
Strength -
Flores memiliki keunikan yang tidak dimiliki oleh daerah lain yaitu komodo, danau kelimutu (danau 3 warna), upacara penangkapan ikan paus, manusia purba “Homo Florensis”.
78 -
Lingkungan masyarakat Nusa Tenggara Timur yang masih memegang teguh kebudayaan yang tradisional mereka.
-
Flores memiliki potensi akan produk wisata terutama wisata Bahari, Budaya dan eco-tourism.