BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1
Sumber Data Data dan informasi yang akan digunakan untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber terpercaya, yaitu: 1. Literature Berupa elektronik maupun non elektronik, berupa artikel media cetak (versi cetak dan online/internet) mengenai hal-hal yang berhubungan dengan tema yang diangkat. 2. Kuesioner Untuk pencarian data dengan metode kuisioner, data yang diperoleh merupakan data kuantitatif, bukan kualitatif, hanya merupakan pendapat pribadi, pengalaman perorangan, serta bersifat tidak ilmiah. Setelah data terkumpul maka dilakukan pengolahan data, yaitu melalui proses pengeditan dan analisa. Pada proses pengeditan, data yang telah terkumpul diperiksa kembali untuk disesuaikan dan dipisahkan mana data yang dapat dipergunakan untuk mendukung proyek tugas akhir. Proses selanjutnya adalah menganalisa, yaitu data yang sudah terpilih kemudian diolah dan diambil kesimpulan yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi sebagai dasar pengambilan keputusan.
2.2
Hasil Survey di Lapangan Metode pengumpulan data yang digunakan untuk mempelajari target market serta tanggapan mengenai produk Chocolate Monggo itu sendiri maka dilakukanlah metode kuesioner. Kuesioner tersebut terdiri dari 16 pertanyaan dengan jawaban pilihan. Pelaksanaan Survey ini dilakukan pada tanggal 4 - 17 Maret 2012 kepada 80 orang di Jakarta dan Yogyakarta. Jajak Pendapat ini tidak dimaksud untuk mewakili pendapat seluruh masyarakat. 1. Apa jenis kelamin anda?
3
4 2. Berapakah usia anda?
3. Apa pekerjaan anda?
4. Berapa penghasilan anda tiap bulan?
5. Kegiatan apa yang sering anda lakukan dikala senggang?
5 6. Apakah anda menyukai cokelat?
7. Cokelat dengan rasa apa yang lebih anda sukai?
8. Seberapa sering anda mengkonsumsi cokelat?
9. Jika membeli cokelat baru, apa yang membuat anda tertarik untuk membelinya?
6 10. Apa anda tahu cokelat Monggo?
11. Apa anda tertarik untuk membeli cokelat Monggo?
12. Apakah ada kesulitan dalam mendapatkan produknya?
13. Dari mana anda tahu Chocolate Monggo?
7 14. Bagaimana menurut anda dari segi rasa?
15. Bagaimana menurut anda dari segi harga?
16. Bagaimana menurut anda dari segi kemasannya?
Kesimpulan: Banyaknya penyuka cokelat yang lebih menyukai milk chocolate dibanding dengan dark chocolate. Namun sebagai perusahaan yang lebih memfokuskan diri pada dark chocolate, Cokelat Monggo bukan berarti kehilangan konsumennya. Terlihat juga 3 kategori yang paling dilihat konsumen dan mendasari mereka untuk memilih sebuah produk cokelat baru yaitu dari rasa, kemasan, dan mereknya. Sehingga hal ini harus dikejar untuk menjadi sebuah produk yang dapat menjadi top of mind di benak konsumennya.
8 Sebagai produk yang terbilang baru, Chocolate Monggo sudah cukup banyak dikenal oleh masyarakat namun masyarakat masih kesulitan dalam mendapatkan produknya. Ini dikarenakan pemasarannya yang belum merata. Kebanyakan masyarakat juga mengetahui Chocolate Monggo dari kerabatnya. Sehingga dari survey terlihat bahwa promosi dan pemasaran harus semakin merata dilakukan untuk memenuhi tujuan perusahaan menjadi perusahaan lokal yang berkualitas internasional Dari segi rasa, Chocolate Monggo terbilang cukup enak dan dari segi harga cukup relatif, sebanding dengan rasa dan kualitas yang diberikan. Dari segi kemasan cukup bagus. 2.3
Data 2.3.1
Sejarah Cokelat Mengutip artikel dari situs www.chocolatemonggo.com (diakses tanggal 23 Februari 2012) tentang sejarah cokelat yaitu sebagai berikut. 1900 SM - Asal-Usul Asal usul cokelat pertama kalinya ditemukan hampir 4000 tahun yang lalu di Mesoamerika, lokasi tepatnya di Amerika tidak diketahui, tetapi dari bukti-bukti arkeologi yang ditemukan pada keramik dengan residu dari minuman kakao di situs arkeologi peradaban Mokaya dan Olmec di sepanjang sungai Orinoco. 1000 SM - Nama Awal Pohon Kakao 'Kakawa' kata yang digunakan oleh suku Olmec, suku yang berasal dari teluk Meksiko yang membangun peradaban besar pertama Mesoamerika. Sepertinya pada waktu itu bangsa Olmec sudah membudidayakan pohon kakao. 100 M - Kata “Kakao” Suku Maya mengadopsi kata “Kakao” dari suku Olmec. Terlihat bahwa suku Maya juga membudidayakan pohon kakao. Pohon Kakao diambil dari hutan hujan dan ditanamnya di halaman rumah mereka dan biji kakao dihaluskan menjadi pasta. Ketika dicampur dengan air, cabai, tepung jagung, dan bahan lainnya, pasta ini dibuat minuman coklat pedas berbusa. 600 M - Cokelat Sebagai Simbol Status Pada periode ini, bejana keramik yang digunakan untuk mengkonsumsi minuman cokelat di temukan dalam makam bangsawan dari suku Maya, bukti kuat bahwa mengkonsumsi cokelat adalah simbol status penting.
9 1000 M - Nilai Kakao Orang – orang dari Amerika Tengah menggunakan biji kakao sebagai alat pembayaran seperti terlihat pada relief bangsa Meksiko, keranjang berisi 8000 biji kakao yang menggambarkan angka 8000. Penguasaan terhadap daerah – daerah utama penghasil biji kakao menjadi tujuan utama dalam perang antar suku pada beberapa abad berikutnya. 1200 – 1500 - Perang Cokelat Dengan menundukkan suku Chimimeken dan Maya, suku Aztec memperkuat supremasi mereka di Meksiko. Kekaisaran Aztec mengambil alih daerah penghasil kakao terkaya di Mesoamerika, Chiapas modern (Mexico, Guatemala). Suku Aztec menyebut cokelat sebagai "xocalatl" yang berarti hangat atau cairan pahit. 1502 - Eropa Menemukan Cokelat Kontak pertama orang Eropa dengan biji kakao (pelayaran ke empat yang dilakukan oleh Christopher Columbus) namun nilainya belum disadari. 1528 - Penaklukan Spanyol Atas Cokelat Penaklukan Spanyol atas Aztec, Hernando Cortez terkejut mengetahui bahwa Suku Aztec menggunakan biji kakao sebagai alat pembayaran. Hernando membuka perkebunan untuk menumbuhkan “uang” yang ditukar dengan emas dari suku Aztec. Kemudian Spanyol memiliki monopoli utama dalam perdagangan cokelat selama hampir satu abad. 1544 - Maya Pergi ke Spanyol Delegasi Kekchi (penduduk asli) Maya dari Guatemala mengunjungi Spanyol dan bertemu Pangeran Philip. Di antara hadiah yang diberikan adalah tempat minuman cokelat Maya, merupakan catatan pertama kemunculan kakao di dunia . Orang Spanyol mulai menambahkan gula tebu dan perasa seperti vanili untuk minuman kakao manis mereka. 1560 - Kakao di Asia Pertama kalinya kakao dikenalkan di Asia, pohon kakao dibawa ke pulau Sulawesi Indonesia dari Caracas, Venezuala. 1657 - Tempat Pertemuan Kalangan Atas Rumah cokelat pertama dibuka di London. Tingginya harga kakao membatasi akses hanya untuk kalangan yang paling kaya. Tapi setelah harga turun, usaha jenis ini berkembang pesat dan bahkan menggantikan kafe, tempat minum teh dan pub. 1671 - Asal dari "praline" Koki untuk Duke Plessis-Praslin tidak sengaja menumpahkan gula mendidih yang meleleh pada bubuk almond. Lahirlah Praline, campuran almond atau kacang kupas, yang dilapisi karamel dan dihaluskan
10 bersama. Beberapa abad kemudian ahli cokelat Belgia mengembangkan resep ini dengan menempatkan adonan ini ke dalam lapisan cokelat. 1674 - Masakan Cokelat Pertama Cokelat saat itu masih hanya diminum di seluruh Eropa, ahli kue Inggris punya ide untuk menambahkan kakao didalam campuran kue mereka. Cokelat dimakan untuk pertama kalinya. 1697 - Dari Brusselske Zurich Belgia kemudian menjadi pusat cokelat terkenal. Di Grand-Place, Brussels Walikota Zurich menemukan cokelat dan memutuskan untuk memperkenalkannya ke Swiss. Sebuah inisiatif yang berakibat kelezatan. 1712 - Cokelat Kembali ke Amerika Pada pergantian abad ke-18, cokelat kembali ke Amerika Utara. Dalam sedikit lebih dari satu dekade, kita melihat berkembangnya periklanan di Boston untuk coklat yang diimpor dari Eropa. 1778 - Produksi Kakao di Indonesia Dimulai Belanda membawa kakao dari Filipina ke Jakarta dan Sumatera, dimana mereka membangun fasilitas propagasi yang kemudian membawanya ke produksi utama di Hindia Belanda timur (sekarang Indonesia dan Malaysia). 1828 - Terciptaanya Kakao Revolusi industri memekanisasi pembuatan cokelat dan membawa harga cokelat dalam jangkauan publik. Conrad Van Houten, seorang ahli kimia Belanda, belajar untuk menekan lemak kakao keluar dari biji cokelat yang dihaluskan (chocolate liquor). Hal ini memungkinkan produksi bubuk kakao. 1848 - Makan Cokelat Pengenalan cokelat bubuk membuat minuman cokelat lebih mudah dan juga kemudian memungkinkan untuk mengkombinasikan cokelat dengan gula dan kemudian mencampurnya kembali dengan mentega kakao untuk membuatnya padat. Lainnya mulai membangun kesuksesan seperti Van Houten, bereksperimen untuk membuat produk cokelat baru. 1850 – 1860 - Musuh Tanaman Kakao Hama penggerek buah kakao (Borer), ngengat yang lavanya menyerang buah kakao, muncul di kepulauan Indonesia. Merusak perkebunan kakao yang berkembang. Mendorong pemindahkan kebun kakao ke daerah hutan yang masih aman. Hama penggerek “Borer” masih menjadi serangga yang paling ditakuti bagi tanaman kakao.
11 1875 - Cokelat Susu Batangan Pertama Daniel Peter dan Henri Nestle mencampurkan cokelat dan susu bubuk dan menciptakan cokelat susu batangan untuk pertama kalinya. Ini langsung menjadi kesuksesan komersial. 1879 - Proses “Conching” Cokelat Rodolphe Lindt memproduksi cokelat yang mencair di lidah. Dia mengembangkan proses “conching” sehingga cokelat yang dihasilkan memiliki tekstur yang lebih halus. Pada tahun yang sama kakao berhasil diperkenalkan di benua Afrika yaitu daerah Gold Coast, yang sekarang dikenal dengan Ghana. 1912- Kreasi Cokelat Jean Neuhaus menemukan kulit cokelat yang bisa diisi dengan krem atau selai kacang. Lahirlah cokelat pralin Belgia. Sejak awal cokelat digunakan sebagai hadiah di Belgia. Tidak heran bahwa cokelat pralin menjadi salah satu hadiah yang paling populer di Belgia. 2.3.2
Jenis Kakao Mengutip artikel dari situs www.forum.upi.edu (diakses tanggal 1 Maret 2012) dan Bakery Magazine vol.1 no.1 Januari 2011 tentang jenis Tanaman kakao (Theobroma Cacao L) atau lebih dikenal dengan nama cokelat berasal dari hutan di Amerika Serikat. Indonesia sendiri merupakan penghasil biji kakao terbesar nomor tiga di dunia. Kakao Jawa jenis A (“Java A” Cacao Bean) adalah salah satu jenis biji kakao berkualitas tinggi yang diakui dengan volume tersedia di pasaran dalam jumlah yang sangat terbatas. Jenis tanaman kakao ada berbagai macam tetapi yang banyak dikembangkan sebagai tanaman perkebunan ada empat, yaitu: criollo, forastero, trinitario dan Nacional / Arriba. 1. Criollo Menghasilkan biji cokelat yang bermutu tinggi dan dikenal sebagai edel cocoa atau cokelat mulia. Kulit buah berwarna merah atau hijau, berbintil-bintil kasar dan lunak. Bijinya berbentuk bulat dan berukuran besar, kulit bijinya (kotiledon) berwarna putih waktu masih basah. Biasanya digunakan sebagai bahan pembuatan cokelat yang memiliki mutu tinggi. 2. Forastero Menghasilkan cokelat yang bermutu sedang, dikenal dengan bulk cocoa atau ordinary cocoa. Kulit buah berwarna hijau dan tebal. Bijinya tipis atau gepeng dan kulit bijinya (kotiledon) berwarna ungu waktu masih basah.
12 3. Trinitario Merupakan campuran atau hibrida dari jenis criollo dan forastero sehingga cokelat jenis ini sangat heterogen baik warna kulit, bentuk biji, maupun mutunya. 4. Nacional / Arriba Asli tumbuhan dari Ekuador, adalah jenis Forastero namun memiliki banyak kateristik dari Criollo, disebut biji beraroma. Hal ini terjadi dikarenakan biji buah ini memiliki aroma yang unik, arriba, perpaduan aroma bunga melati dan jeruk. Mensuplai 4 % kebutuhan dunia. 2.3.3 Jenis cokelat Dalam majalah Kulinologi Indonesia (Vol 3, 2011) berdasarkan kualitasnya serta prosesnya ada beberapa jenis cokelat yang dapat dikelompokkan menjadi: 1. Couverture Chocolate Couverture Chocolate mempunyai kadar cocoa butter sangat tinggi karena dimasak dengan cocoa butter 100%. Couverture Chocolate memiliki penampakan yang mengkilap, konsentrasi leleh yang bagus dan citrarasa cokelat asli yang sangat enak. Cokelat ini biasanya digunakan untuk melapisi cake dicetak, untuk topping serta dekorasi atau hiasan. Couverture Chocolate relative lebih mahal dibanding dengan jenis cokelat lain. 2. Compound Chocolate Cokelat compound merupakan cocoa liquor yang dimasak dengan cocoa butter yang dicampur lemak nabati seperti minyak kelapa. Tujuan penambahan lemak nabati adalah untuk meningkatkan titik didih cokelat biar tak gampang lumer. Hal ini banyak dipakai di negara-negara tropis. Penggunaan cokelat compound tidak terlalu berbeda dengan cokelat couverture, yaitu untuk campuran kue, saus, topping, praline, truffle, fondue, dan lain-lain. Perbedaan cokelat compound dengan cokelat couverture adalah cokelat couverture lebih lembut dan gampang lumernya. Salah satu jenis cokelat compound yang terkenal di pasaran adalah dark cooking chocolate, yaitu cokelat masak polos tanpa bahan tambahan susu. Warnanya lebih hitam dan citarasa pahit karena dihasilkan dari rasa asli dari cokelat itu sendiri. Dark cooking chocolate terbuat dari chocolate liquor dan 50% cocoa butter. Selain dark cooking chocolate, ada jenis white chocolate yang digunakan sebagai dekorasi dan dicampurkan ke dalam adonan. Sebenarnya white chocolate sulit digolongkan sebagai cokelat karena hanya terbuat dari cocoa butter (lemak cokelat) atau minyak sayur yang ditambah susu, gula dan essens, tanpa chocolate liquor. Cokelat
13 putih lebih cepat mengeras jika dilelehkan tapi lebih lembek dari pada cokelat masak. Menurut standar, seharusnya cokelat putih mempunyai kadar cocoa butter minimal 20%, akan tetapi pada kenyataannya banyak cokelat putih tidak mengandung cocoa butter, karena digantikan dengan minyak nabati lain. 2.3.4 Manfaat Cokelat Dalam buku Seri Rahasia Alam 39: Rahasia Cokelat (Cornerstone, 2009) dan mengutip artikel dari situs www.chocolatemonggo.com (diakses tanggal 1 Maret 2012) dijelaskan tentang beberapa manfaat dari cokelat dan berdasarkan bahwa penggunaan warna dominan dalam poster perang memiliki makna: a. Cokelat sebagai antioksidan Antioksidan adalah zat yang menangkal radikal bebas yang dapat membuat kita sakit. Antioksidan dalam cokelat diperoleh dari biji kako yang mengandung flavonoid. Semakin gelap suatu cokelat, semakin besar kadar kako yang terkandung di dalamnya. Flavonoid dalam biji kakao sebdanding dengan enam apel atau 4,5 cangkir teh. b. Cokelat dapat membuat senang serta penambah semangat Cokelat mengandung teobromin yang dapat meningkatkan hormone serotonin, Yaitu hormone yang menyebabkan kita merasa senang. Khasiat lainnya adalah cokelat mampu menyuplai kalsium dan magnesium untuk tubuh. Oleh karena itu cokelat bermanfaat membuat seseorang bersemangat kembali. c. Dark Cokelat baik bagi jantung dan menurunkan resiko penyakit lainnya seperti kanker, stroke, dan diabetes mellitus karena memiliki zat aktif dalam cokelat, yakni epicatechin. Selain itu memiliki manfaat seperti menurunkan tekanan darah. Penelitian menunjukkan bahwa dengan menkonsumsi sepotong kecil dark cokelat batangan tiap hari dapat menurunkan tekanan darah bagi para penderita tekanan darah tinggi dan dapat menurunkan kolesterol. Dark coklat juga berguna untuk menurunkan LDL kolesterol, yaitu salah satu kolesterol jahat dalam tubuh sampai 10%. d. Mengurangi gangguan susah tidur Cokelat juga berkhasiat membantu tubuh beristirahat atau mengurangi susah tidur. Khasiat ini terkandung dalam protein biji kakao, protein yang kaya akan asam amino triptofan, fenilalanin, dan tyrosin. c. Cokelat dapat memperpanjang umur Ditemukan mereka yang menyukai makan permen cokelat umurnya lebih lama satu tahun dibanding yang bukan pemakan. Diduga antioksidan fenol yang terkandung dalam cokelat adalah penyebab mengapa mereka bisa berusia lebih panjang.
14 2.3.5
Sekilas Tentang Chocolate Monggo Pembuat Cokelat Pertama di Yogyakarta Petualangan berawal di Yogyakarta pada tahun 2001, seorang pria berumur 35 tahun asal Belgia datang ke Indonesia tanpa sebuah perencanaan. Kecewa dengan kurangnya kualitas cokelat yang tersedia di toko - toko di Indonesia sebagai negara ketiga terbesar penghasil kakao. Pria Belgia tersebut memutuskan untuk membuat beberapa produk cokelat cita rasa Belgia sendiri dengan sumber daya yang terbatas. Kemudian pria itu membuat cokelat lebih banyak lagi dengan mengendarai Vespa tua berwarna pink, yang disulap menjadi sebuah Gambar 2.3.5.1 tempat berjualan. Setiap Minggu pagi pria ini berjualan di daerah UGM dan di daerah luar Gereja Kota Baru. Tujuannya untuk kesenangan serta mencari minat dan reaksi dari masyarakat, bukan semata – mata untuk mencari keuntungan. Hal tersebut sangat menarik dan menjadikan pria itu sebagai pembuat cokelat pertama di Yogyakarta. Untuk mewujudkan impiannya, maka pria tersebut menggabungkan sumber daya yang terbatas dengan modal yang ada. Ide pertama muncul untuk membuat sebuah toko, namun hal itu gagal dan tidak di lanjutkan. Namun demikian, pria tersebut tetap melanjutkan rencananya, dengan pembukaan sebuah perusahaan Anugerah Mulia, pada tahun 2005. Perusahaan tersebut memiliki tim kecil yang penuh kreasi dan akhirnya meluncurkan produknya yang pertama dengan nama Cacaomania yang berupa cokelat praline yang ditujukan bagi kawula muda. Nama tersebut akhirnya ditinggalkan karena nama tersebut terlalu umum dan mereka membutuhkan nama yang khusus untuk dapat diluncurkan di pasaran.
Lahirnya Cokelat Monggo Sejarah dari pemilihan kata “Monggo” berawal dari suatu sore yang panas di Yogyakarta. Tim Anugerah Mulia berkumpul untuk mencari inspirasi, yaitu Edo sebagai direktur, Burhan sebagi staf kreatif, dan Thierry sebagai pembuat cokelat. Mereka berusaha menemukan nama untuk cokelat tersebut yang memiliki tipikal khas Yogyakarta. Nama tersebut harus mudah didengar, mudah diingat dan unik. Suatu kata dalam bahasa Jawa. Beberapa istilah muncul dalam diskusinya dan tiba
15 tiba salah seorang dari mereka mengucapkan “Monggo” Yes! Yes! Eureka! Monggo adalah sebuah kata dalam bahasa Jawa yang berarti “silahkan” yang selalu digunakan oleh orang – orang Yogya sambil mengacungkan ibu jari, ataupun ketika kita lewat di depan orang, serta pada saat kita mengundang orang masuk ke rumah atau meninggalkan rumah seseorang. Namun demikian banyak orang menggunakan kata “Monggo” dan juga orang yang bukan berasal dari Yogya. Nama tersebut sangat menggambarkan budaya Jawa, kota Yogyakarta, serta nama yang tepat untuk cokelat itu sendiri.
Monggo Hari Ini Sejak memulainya tahun 2005, Cokelat Monggo sekarang telah berkembang dengan hampir 100 staf yang bekerja di kantor kami di Yogyakarta dan Jakarta dan di pabrik kami. Produksi utama dilakukan di pabrik kami di Kotagede, Yogyakarta, di mana ditangan kami kelezatan diciptakan. Kemudian mendistribusikan ke kota-kota di seluruh Jawa dan Bali dan berencana untuk memperluas ke pulau-pulau lain di seluruh Indonesia dalam waktu tidak terlalu lama. Kami terus bekerja untuk mengembangkan produk – produk kami dengan menghargai yang ditawarkan Indonesia untuk kami. Pada akhirnya kami berharap dapat memperkenalkan cokelat khas Indonesia kami di luar negeri. 2.3.6
Produksi dari biji kakao hingga menjadi Monggo
1. Pohon dan Biji Kakao Biji kakao berasal dari pohon kakao. Pohon kakao biasanya hidup pada iklim tropis, berudara panas dan hujan. Oleh karena itu, pertanian kakao sebaiknya berada di daerah yang tidak lebih dari 20 derajat di utara atau selatan katulistiwa. Awalnya pohon tersebut hanya tumbuh di daerah Amerika Tengah dan Selatan selanjutnya menyebar ke daerah Afrika dan Asia. Pada Gambar 2.3.6.1 tahun 1778 orang - orang Belanda membawa biji kakao dari Filipina ke Jakarta. Mereka membangun sebuah fasilitas perkebunan yang pada masa mendatang akan menjadi pusat produksi yang besar. Walaupun buah kakao dapat di petik sepanjang tahun tetapi biasanya panen buah kakao terbesar berada di musim tertentu. Terdapat tiga jenis pohon kakao yaitu, Criollo, Forastero dan Trinitario. Mengambil buah kakao yang akan dipanen bukan hal yang mudah begitu saja. Pohon kakao tidak begitu kuat dan akarnya lunak sehingga tidak
16 mudah untuk memanjat dan memanen buah kakao tersebut. Buah – buah kakao tersebut dipetik dan dimasukkan ke dalam keranjang dan dikumpulkan di pinggir ladang lalu buah kakao tersebut dikupas. Antara 20 sampai 50 biji kakao berwarna krem dapat dihasilkan dari satu buah kakao. Karena adanya tekanan udara yang berbeda maka biji kakao berwarna krem dapat berubah warna menjadi lavender atau ungu.
2. Fermentasi dan Pengeringan Biji kakao basah diletakkan di dalam keranjang dan ditutup daun pisang. Di sekeliling biji kakao terdapat lapisan yang mulai memanas dan menfermentasi. Proses ini dilakukan untuk menghilangkan rasa pahit dan memperkuat rasa cokelat itu sendiri. Hasilnya adalah biji kakao Gambar 2.3.6.2 tersebut menjadi padat dan berwarna cokelat serta siap untuk dikeringkan, biasanya dijemur di luar. Dengan cuaca yang sesuai, biasanya pengeringan biji kakao dapat dilakukan dalam beberapa hari. Selama proses pengeringan, biji kakao akan kehilangan kelembabannya yang berukuran lebih dari setengah berat biji basah. Petani tersebut terus membalik – balik biji kakao tersebut serta memisahkan serpihan – serpihan biji kakao. Biji kakao dari satu buah kakao standar yang sudah dikeringkan apabila ditimbang beratnya tidak lebih dari 55 g, dan biasanya dibutuhkan 400 buah kakao untuk membuat 450g cokelat. Biji kakao kering yang sudah siap untuk dikirimkan dalam karung mempunyai berat 60 sampai 90 kg.
3. Pemanggangan dan Pengilinggan
Gambar 2.3.6.3
17 Setelah kualitas biji kakao diteliti oleh pembeli maka tiba saatnya untuk mengolah biji kakao tersebut. Langkah pertama dari pengolahan adalah pembersihan. Hal ini dilakukan dengan memasukkan biji kakao tersebut kedalam mesin pembersih yang akan memisahkan sisa daging dan kulit buah kakao. Ketika biji tersebut sudah dibersihkan secara keseluruhan, maka biji kakao tersebut ditimbang dan dihaluskan sesuai dengan ukuran dan standar dari perusahaan. Untuk mendapatkan cita rasa yang kuat dari biji kakao tersebut, maka buah cokelat tersebut di panggangdi dalam sebuah tabung silinder yang besar dan berputar. Proses ini dapat berlangsung selama 30 menit sampai 2 jam tergantung dari keinginan pembeli. Setelah pemanggangan maka biji kakao tersebut didinginkan dan dikupas kulit luarnya yang gosong akibat proses pemanggangan tadi.
4. Cokelat Yang Dapat di Makan Pada saat bubuk cokelat di buat maka lemak nabati dari biji kakao bernama mentega kakao akan dihilangkan, sedangkan untuk membuat cokelat yang dapat dimakan maka lemak nabati tadi justru ditambahkan dalam pembuatannya. Cokelat batangan berkualitas tinggi memadarkan minimal 25% mentega Dengan adanya mentega kakao tersebut, cokelat akan lebih bercita rasa dan akan lebih lunak. Campuran kakao massa, mentega kakao, gula dan perasa ini kemudian akan memasuki proses “conching”, proses ini menciptakan pasta cokelat yang halus. Proses ini berlangsung selama yang diinginkan, biasanya selama beberapa jam sampai dengan 5 hari. Setelah proses penghalusan, campuran cokelat tersebut melalui proses pengaturan suhu dengan proses dipanaskan, didinginkan, dan dipanaskan kembali (tempering process). Akhirnya campuran cokelat tersebut dimasukan ke dalam cetakan dan dibentuk sesuai keinginan. Ketika cokelat sudah di cetak, maka cokelat dimasukkan ke tempat pendinginan dengan suhu yang stabil untuk menjaga cita rasa cokelat tersebut. Setelah itu, cokelat dilepaskan dari cetakan dan dikemas yang kemudian dipasarkan pada distributor dankonsumen. Lapisan tipis luar dari biji kakao dipisahkan dengan menggunakan mesin. Selanjutnya daging biji kakao digiling sampai dengan mentega kakao mulai mencair akhirnya akan berbentuk cairan kental yang di beri nama cokelat liquor dan akan dimasukkan ke dalam cetakan dan didiamkan sampai padat . Cokelat liquor tersebut akan terasa pahit.
18 2.3.7
Produk yang ditawarkan Chocolate Monggo a. Bars (40 gram)
Gambar 2.3.7.1
Praliné – Krim Kacang Mete
Gambar 2.3.7.2
Caramello – Krim Karamel
Gambar 2.3.7.3
Gambar 2.3.7.4
Dark - 58% Kakao
Stroberi
Gambar 2.3.7.5
Durian
Gambar 2.3.7.7
Mangga
Gambar 2.3.7.6
Milk Chocolate 41%
Gambar 2.3.7.8
Marzipan
19 b. Monggo tablets ( 80 gram )
Gambar 2.3.7.9
Gambar 2.3.7.10
Kacang Mete Organik
Orange Peel
Gambar 2.3.7.11
Gambar 2.3.7.12
Macadamia
Jahe
Gambar 2.3.7.13
Gambar 2.3.7.14
Dark Tablet - 58% kakao
Gambar 2.3.7.15
Milk Chocolate 41%
Dark 69% Kakao
Gambar 2.3.7.16
Gambar 2.3.7.17
Red Chilli
Mangga
20 c. Monggo oleh-oleh
Gambar 2.3.7.18
Gambar 2.3.7.19
Box Pariwisata
Borobudur - Jahe
Gambar 2.3.7.20
Gambar 2.3.7.21
Petruk – Dark 58% kakao
Gambar 2.3.7.22
Gareng - Praliné
Gambar 2.3.7.24
Punakawan Box
Semar – Kismis & Kacang Mete
Gambar 2.3.7.23
Becak - Kacang Mete
21 d. Praline & Custome made
Gambar 2.3.7.25
Gambar 2.3.7.26
f. Product event
Gambar 2.3.7.27
Valentine
Gambar 2.3.7.28
Chineses New Year
g. Hotel dan restaurant
Gambar 2.2.7.29
Couverture 58%
Gambar 2.2.7.30
Couverture 69%
22 2.4
Profil Target 1.
2.
3.
2.5
Demografi Jenis Kelamin Usia Status Sosial
: : :
Pria dan wanita, dikhususkan wanita. >20 A dan B+
Pekerjaan Agama
: :
Mahasiswa / pekerja Mencakup semua golongan agama yang ada di Indonesia
Geografis Domisili Sasaran umum Sasaran khusus
: : :
Wilayah perkotaan Kota-kota besar di Indonesia Jakarta
Psikografi Personality
:
Lifestyle
:
Perilaku
:
Mementingkan prestige (gengsi, wibawa, martabat), perfeksionis, open-minded, trendsetter, sadar teknologi. Suka traveling, meononton bioskop, suka hangout di café. - Menyukai makanan manis - Menyukai dan sering mengadakan acara kumpul bersama (teman, saudara dan keluarga) - Memperhatikan rasa serta kualitas dari produk yang dia beli
Kompetitor 2.5.1 Kompetitor langsung 1. Cokelat Roso
Gambar 2.5.1.1
23 Cokelat Roso “Taste of Jogja” telah hadir sebagai pilihan oleholeh cokelat asli Jogja yang diproduksi di Ngayogyakarta dan diramu oleh chocolatier asli Indonesia. Cokelat Roso dengan kemasan yang unik dan kemasan yang menarik hadir untuk melengkapi oleh-oleh makanan aseli Jogja lainnya yang telah hadir lebih dulu. Berbagai varian rasa kami hadirkan seperti Cokelat Roso Bener dengan 3 varian rasa Dark Chocolate, Milk Chocolate dan White Chocolate dikemas dengan berbagai icon pariwisata Jogja seperti tempat wisata Kraton Jogja, Tugu Jogja dan Tamansari. Cokelat Roso Kacang-an: Mete, Almond dan Huzelnut kami hadirkan dengan kemasan alat transportasi khas Jogja: onthel, becak dan andhong. Dan Edisi spesial Cokelat Roso Jejamuan dengan 3 varian rasa Gula Asem, Kunyit dan Beras Kencur kami kemas dengan gambar Mbok Jamu kami angkat sebagai produk aseli Cokelat Roso yang bercitrakan “Taste of Jogja”. 2. Chocodot Garut selama ini dikenal sebagai kota dodol. Karena dodol salah satu icon oleh oleh dari kota ini. Selain kenyal, rasanya juga enak dan sering membuat orang ketagihan.
Seiring dengan perkembangan jaman, ternyata dodol biasa dimodifikasi dengan bahan lain, salah satunya bahan cokalat. Gambar 2.5.1.2
Percampuran ini menghasilkan makanan yang kenyal dengan dominan rasa coklat, dan belakangan dodol dengan rasa kopi. Percampuran ini dinamakan chocodot yang merupakan kepanjangan chocolate dodol garut. 3. Cokelat Roslyn’
Gambar 2.5.1.3
Cokelat Roslyn’s memiliki jenih Chocodol yang memiliki kelezatan cokelat dipadu dengan isi dodol aneka buah. Dengan
24 ukuran 45 gram seharg Rp 6.500,- dan ukuran 35 gram seharga Rp 5.500,2.5.2
Kompetitor tidak langsung 1. Dapur Cokelat Dapur Cokelat adalah sebuah konsep nyata tentang sebuah industry pastry yang memproduksi cokelat dan kue hasil karya anak bangsa. Bermula dari bisnis sampingan di rumah, pemilik dari Dapur Cokelat Okky Dewanto dan Ermey Trisniarty sukses merubah bisnis rumahan yang satu ini menjadi bisnis perusahaan dengan tetap membawa ide buatan rumah yang elegan yang ditampilkan di outlet dan dengan harga yang masuk dalam kategori kebanyakan konsumen Gambar 2.5.2.1 di Indonesia. Produk yang mereka jual selain cake adalah cokelat praline dengan berbagai pilihan rasa dan bentuk. 2. The Harvest The Harvest didirikan pada tahun 2004, kami menjadi gaya khusus pastry Eropa pertama toko rantai di Indonesia. Sekarang dengan 11 outlet, 08 di Jakarta, 1 di Surabaya, 1 di Bandung dan terbaru dalam City Plaza Building - Jakarta, The harvest telah berkembang dengan konstan memberikan janji kualitas terusmenerus kepada pemegang saham mereka. Banyak pilihan dari produk mereka salah satunya mereka juga menjual cokelat dengan berbagai pilihan termasuk cokelat praline, truffle dan lain-lainnya.
Gambar 2.5.2.2
25 2.6
Analisa SWOT (Strength Weakness Opportunity Threat) Strength (kekuatan) • Cokelat memiliki banyak manfaat baik bagi tubuh manusia. • Produk yang ditawarkan mengusung local content. • Memiliki rasa khas dark chocolate seperti cokelat Belgia. • Seluruh cokelat yang dijual berupa cokelat homemade sehingga kualitas dan kebersihannya diperhatikan lebih seksama. Weakness (kelemahan) • Harganya relative lebih mahal dari cokelat biasa sejenis. • Keberadaan Cokelat Monggo masih sedikit sulit ditemukan di toko – toko yang banyak ditemui, khususnya di luar Yogyakarta. • Desain packagingnya kurang digarap maksimal. • Kurangnya promosi produk-produk cokelat monggo dan tempat produksinya sebagai objek wisata. Opportunity (kesempatan) • Tingginya minat masyarakat akan dark chocolate. • Memiliki potensial pasar yang luas jika dikembangkan. • Boomingnya gerakan cintai dan konsumsi produk dalam negeri. • Harga dan kualitas bersaing dengan para penjual cokelat homemade lainnya. Threat (ancaman) • Banyaknya cokelat lain yang sudah familiar dibenak masyarakat dan mudah pula mendapatkannya. • Harga yang relative mahal membuat konsumen memilih untuk membeli cokelat lain yang lebih terjangkau harganya. • Konsumen masih memiliki anggapan yang keliru mengenai dampak mengkonsumsi cokelat. • Banyaknya camilan lain yang bersaing, baik dari segi rasa dan harga yang lebih terjangkau seperti kue, donat dll.