BAB 2 DATA dan ANALISA
2.1.
Data Data yang diperlukan untuk menunjang tugas ini didapatkan dari berbagai sumber, antara lain : • “ Buku Pintar Hewan Langka ” Data yang diperoleh dari buku tersebut merupakan materi pendukung dalam pembuatan iklan televisi nantinya. • Angket atau kuisioner Data yang diperoleh bersifat kuantitatif karena hanya berupa opini dan pengalaman partisipan pengisi kuisioner. • Literatur dari internet Pencarian data yang bersumber dari artikel-artikel di internet, sehubungan dengan hewan – hewan langka di Indonesia yang terancam kepunahannya. Setelah data terkumpul, dilakukan pengolahan data untuk memilah-milah data sehingga dapat diambil kesimpulan berkaitan dengan materi proyek Tugas Akhir. 2.1.1. Orangutan Orangutan (Pongo Pygmaeus) adalah salah satu dari 4 kera besar spesialis primata di Asia dengan sifatnya yang semi sosial, memiliki usia hidup antara 50-60 tahun serta memiliki intelegensi yang tinggi. Habitat yang disukai dominan di dataran rendah, rawa gambut, dataran tinggi, hutan homogen, dan hutan Dipterocarp ( yang memiliki musim buah 5 tahun sekali). Prioritas pakan berasal dari vegetasi berupa buah, bunga, dan daun muda, beberapa Serangga, jamur atau kulit pohon. Soliter (hidup menyendiri) atau tidaknya primata ini dipengaruhi pasokan makanan dan sistem pertahanan dari gangguan predator. Jika pada suatu daerah makanan relatif sulit diperolah atau harus didapatkan dengan sembunyi-sembunyi, maka primata tersebut cenderung untuk hidup secara soliter. Sebaliknya jika suplai makanan tergolong stabil, melimpah, atau makanan yang diperlukan harus diperoleh secara bersama- sama, maka primata tersebut biasanya hidup damai secara berkelompok. Sistem kawin bentukan organisasi primata mirip dengan yang dilakukan manusia.Ternyata pada primata juga terdapat sistem perkawinan
3
monogami, poligami yang terdiri dari poliandri dan poligyni, juga system perkawinan pronusciuty. Dalam suatu kelompok, baik jantan maupun betina bisa memiliki lebih dari satu pasangan .
Pejantan yang muda dan kuat lebih banyak mendominasi kemudahan mendapatkan betina dibandingkan pejantan yang lain. Pejantan yang dominan tadi suatu saat akan kurang dominan, atau bahkan tidak dominan lagi apabila ada pejantan lain yang dapat mengunggulinya. Orangutan saat ini hanya terdapat di Sumatra dan Kalimantan, di wilayah Asia Tenggara. Karena tempat tinggalnya merupakan hutan yang lebat, maka sulit untuk memperkirakan jumlah populasi yang tepat. Di Borneo, populasi orangutan diperkirakan sekitar 55.000 individu. Di Sumatra, jumlahnya diperkirakan sekitar 7.500 individu. Karena kelangkaannya orangutan menjadi ikon dan lambang popular khas Indonesia. Tidak mengherankan pernyataan Asisten Manager Lapangan dan Penelitian Sumatran Orangutan Conservation Programme (SOCP) Asril soal kepemilikan primata hasil sitaan. Dikatakannya hasil sitaan Departemen Kehutanan biasanya diambil oleh aparat yang mengerti hukum seperti pejabat, militer dan pengusaha untuk mengoleksi orangutan tersebut. Mungkin berkaitan dengan “kekuatan” mereka atas kemudahan mendapatkan satwa liar itu. 2.1.2. Review “ Buku Pintar Hewan Langka ” Buku terbitan Harmoni pada tahun 2011 yang ditulis oleh Desi Wijaya ini merupakan ensiklopedi lengkap dan kaya ilmu untuk semua kalangan. Buku ini berisi pengetahuan tentang jenis-jenis hewan langka yang semakin bertambah di Indonesia. Salah satunya orangutan. Buku ini pun sangat tepat sebagai panduan bagi kita untuk mengenal lebih dekat tentang orangutan di Indonesia. Pembahasan mencakup informasi mengenai deskripsi tubuh, habitat, perilaku, perkembangbiakan, dan penyebab kelangkaan. Tidak hanya itu, dengan membaca buku ini, kita akan diajak berkenalan lebih jauh seputar kehidupan orangutan. Setiap pembahasan dalam buku ini dilengkapi pula dengan gambar berwarna, sehingga tidak akan terasa membosankan untuk dibaca. Dengan mengenal lebih dekat, kita bisa ikut menjaga orangutan dari kepunahan. Menumbuhkan kecintaan dan kepedulian kita kepada satwa khas Indonesia itu.
4
2.1.3. Dominasi TV di Tengah Masyarakat Dibandingkan dengan media lainnya, kekuatan televisi sebagai sumber informasi dan hiburan masih sulit dibendung. Masyarakat di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan adalah pengguna terbesar media ini. Pertumbuhan pesat jumlah stasiun televisi swasta - baik yang manamakan dirinya stasiun televisi lokal maupun stasiun televisi siaran nasional - bisa menjadi satu bukti bahwa sebagian besar masyarakat kita belum jemu menikmati hiburan yang disuguhkan di layar kaca. Padahal, seperti yang sering diungkapkan dalam seminar-seminar ataupun artikel-artikel koran dan majalah, pertumbuhan ragam acara di televisi masih "kalah pesat" dibandingkan dengan jumlah stasiun pemancarnya. Meskipun demikian masyarakat penonton Indonesia masih jatuh hati dengan media yang telah berumur tiga perempat abad ini. Media lain, apakah itu media cetak ataupun media elektronik lainnya, seperti radio dan Internet, masih belum mampu membalap jumlah audiens televisi. Nielsen Media Research pada awal Februari silam membeberkan hasil riset mereka yang dilakukan pada 20 Juni-20 Juli 2003 tentang betapa kuatnya pengaruh media ini terhadap masyarakat Indonesia. Dari sisi medium yang paling sering digunakan saja, misalnya. 80 persen responden - dari 1.273 responden - menjadwalkan kegiatan menonton TV sebagai kegiatan rutin mereka. Tentu saja data ini tidak lantas bebas dari duplikasi pemanfaatan media. Jadi bisa saja seorang yang menyalakan TV, juga membaca koran pada saat yang bersamaan. Kendati demikian, Nielsen mencatat televisi dan radio adalah dua media yang paling sering digunakan masyarakat Indonesia.
2.2.
Target Audience 2.2.1. Demografis • • • • •
Unisex Usia 25 tahun ke atas Tingkat pendidikan : minimal SMA Tingkat perekonomian : menengah ke atas Bekerja dan memiliki penghasilan sendiri
2.2.2. Geografis Daerah perkotaan
5
2.2.3. Psikografis • •
Memiliki rasa kepedulian dan kecintaan terhadap hewan, khususnya orangutan. Menyadari akan pentingnya menjaga satwa karena setiap jenis satwa liar mempunyai nilai bagi kelestarian alam, untuk itu setiap jenis satwa liar harus dibiarkan hidup bebas di alam
Dalam konteks protek Tugas Akhir, target audience dipersempit.
2.3.
Analisa Partner ProFauna Indonesia sebelumnya bernama KSBK (Konservasi Satwa Bagi Kehidupan) adalah lembaga independen non profit berjaringan internasional yang bergerak dibidang perlindungan satwa liar dan hutan. Kegiatan ProFauna bersifat non politis dan non kekerasan. ProFauna didirikan pada tahun 1994 di kota Malang, Jawa Timur Indonesia. Kegiatan utama ProFauna adalah kampanye, pendidikan, investigasi dan penyelamatan satwa. Pendirian ProFauna dilatarbelakangi fakta bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki kekayaan satwa liar tertinggi di dunia, namun sayangnya Indonesia juga memiliki daftar terpanjang tentang satwa liar yang terancam punah. Kerusakan habitat dan eksploitasi berlebihan menjadi penyebab utama terancam punahnya satwa liar Indonesia. Kondisi ini semakin diperburuk dengan masih lemahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian satwa liar dan habitatnya. Jika hal itu dibiarkan terus berlangsung maka akan semakin banyak jenis satwa liar yang akan benar-benar punah dari alam. Pendirian ProFauna dilatarbelakangi fakta bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki kekayaan satwa liar tertinggi di dunia, namun sayangnya Indonesia juga memiliki daftar terpanjang tentang satwa liar yang terancam punah. Kerusakan habitat dan eksploitasi berlebihan menjadi penyebab utama terancam punahnya satwa liar Indonesia. Kondisi ini semakin diperburuk dengan masih lemahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian satwa liar dan habitatnya. Jika hal itu dibiarkan terus berlangsung maka akan semakin banyak jenis satwa liar yang akan benar-benar punah dari alam, termasuk orangutan.
2.4.
Data Penyelenggara 2.4.1. Tentang COP Centre for Orangutan Protection (COP) adalah sebuah kelompok aksi langsung yang terdiri dari putra-putri Indonesia asli. COP mengkampanyekan penghentian segera terhadap penghancuran hutan
6
hujan tropis di Indonesia dan pembantaian terhadap orangutan. Kami akan tetap fokus pada penanganan akar permasalahan tersebut sambari menyelamatkan bayi-bayi orangutan korban perburuan liar dan penggundulan hutan - yang sangat sering sekali kami lakukan dimanapun mereka kami temukan. COP bekerja diseluruh wilayah di Kalimantan dan bahkan kadangkadang di Sumatra. Kami akan melakukan perjalanan kemana saja, dimana masalah yang memiliki urgensi untuk segera ditangani dan dituntaskan terjadi. Melakukan investigasi terhadap kejahatan hutan dan berkonfrontasi dengan para pelakunya sudah menjadi bagian dari pekerjaan sehari-hari kami. COP juga bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk memberdayakan masyarakat lokal, yang merupakan pelindung hutan dan orangutan terbaik dalam jangka panjang - karena hutan adalah sumber penghidupan bagi masyarakat lokal. Menolong orangutan yang kami temukan di kebun-kebun binatang yang memperlakukan hewan-hewan koleksinya dengan buruk, juga merupakan hal yang sangat penting bagi kami. Menyediakan makanan, air bersih, pengayaan kandang serta melatih staff di kebun-kebun binatang adalah tanggung jawab moral semua orang, namun saat ini hanya COP yang melakukan hal tersebut di Indonesia. Bagi kami, semua orangutan sangatlah berarti serta layak dihormati dan ditolong. 2.4.2. Donasi untuk Orangutan Siapa saja yang peduli terhadap orangutan dan hutan Indonesia atau peduli terhadap COP bisa menjadi Supporter COP. Ribuan orang dari berbagai daerah di Indonesia dan juga dunia telah menjadi Supporter COP. Mereka mempunyai latar belakang yang berbeda mulai dari selebritis, usahawan, PNS, wartawan, dosen, guru, mahasiswa, ibu rumah tangga hingga aktivis LSM. Meskipun mempunyai latar belakang yang berbeda-beda, mereka mempunyai kesamaan yaitu peduli akan satwa liar dan hutan Indonesia. Mereka memilih menjadi Supporter COP untuk mengekspresikan kepeduliannya terhadap orangutan dan hutan Indonesia Mengenai donasi, mulai Bulan agustus 2011 ini COP menerapkan membayar uang tahunan sebesar Rp 50.000,-. Dari iuran sebesar Rp 50.000,-tersebut, anggota akan mendapat fasilitas publikasi, poster, pin, stiker, kartu anggota dan tentunya bisa terlibat aktif untuk kegitan yang di selenggarakan COP. Selain itu sisa donasi akan digunakan kembali untuk kegitan anggota seperti pameran foto, School Visit (kunjungan edukasi ke sekolah), wild
7
trip dan kegitan lainnya yang berbasis kegitan kerelawanan yang dilakukan oleh Orangufriends (Supporter COP). 2.5.
Analisa SWOT 2.5.1. Threat ( Ancaman ) • • •
Kepedulian yang masih sangat minim dari masyarakat, khususnya masyarakat di perkotaan akan pentingnya pelestarian hewan. Sifat egois yang dimiliki manusia, tidak mempedulikan apa pun demi keuntungan pribadi Masih lemahnya penegakan hukum di Indonesia. Padahal Undang-Undang (UU) menyangkut pelarangan perburuan serta perdagangan satwa langka sudah ada di Indonesia.
2.5.2. Opportunity ( Kesempatan ) • •
Kecintaan masyarakat terhadap satwa liar sudah mulai terbentuk dalam diri masyarakat. Dalam kaitannya dengan proyek Tugas Akhir kali ini, iklan televisi diharapkan dapat menjadi salah satu media kampanye yang efektif untuk dapat menyampaikan pesan kepada masyarakat luas.
2.5.3. Weakness ( Kekurangan ) • •
Terkait dengan projek Tugas Akhir kali ini, penyampaian pesan memalui iklan televisi hanya dapat dinikmati sebentar (pesan berlalu sangat cepat). Khalayak yang selektif, tidak setajam jika menggunakan media lain, seperti media cetak.
2.5.4. Strength ( Kekuatan ) • •
Penyebaran pesan melalui iklan televisi dirasa cukup efektif mengingat masih tinginya tingkat dominasi televisi di tengah masyarakat. Dapat memberikan informasi secara luas sehingga pesan informasi yang sama dapat diterima secara serentak.
8