BAB 2 DATA DAN ANALISA
2.1. Sumber Data Sumber data dan informasi untuk mendukung proyek tugas akhir ini diperoleh dari beberapa sumber sebagai berikut: 1. Literatur Pencarian data melalui buku, catatan, artikel baik di Koran, majalah, maupun website yang ada hubungannya dengan materi yang diangkat, yaitu mengenai perkembangan lidah buaya dan khasiatnya di Indonesia pada umumnya dan produk lidah buaya Rotiku Hidup pada khususnya. Adapun sumber - sumber pencarian data dari media literatur adalah sebagai berikut: • tabloid
:
- Profil (4 Desember 2005 ) • buku
:
- Mengebunkan Lidah Buaya, Edi Wahjono dan Koesnandar - Apotik Hidup, Atin Septiatin - Tumbuhan Obat, Syamsul Hidayat • synopsis : - Penerima penghargaan UPAKARTI 2008 • web -
:
www.iptek.net.id
4
5 2. Wawancara Wawancara dengan narasumber dari pihak terkait yang berfungsi untuk mencari informasi yang lebih spesifik mengenai produk dan program yang ada di perusahaan. Adapun sumber–sumber yang dapat dipercayai untuk wawancara adalah sebagai berikut: • Ibu Yuliana, owner UKM Rotiku Hidup • Pak Hatta, Pembina UKM Rotiku Hidup dari departemen Perindag Setelah data terkumpul maka diadakan pengolahan data, yaitu melalui proses pengeditan dan analisa. Pada proses pengeditan, data yang sudah terkumpul diperiksa kembali untuk disesuaikan dan dipisahkan mana data yang dapat dipergunakan untuk mendukung proyek tugas akhir. Proses selanjutnya adalah menganalisa, yaitu data yang sudah terpilih kemudian diolah dan diambil kesimpulan yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi sebagai dasar dalam mengambil keputusan. Hasil rangkuman pencarian data adalah sebagai berikut: 2.1.1. Bentuk Tanaman • Akar Lidah buaya adalah tanaman berakar serabut pendek dan tumbuh menyebar dibatang bagian bawah tanaman. Akar tidak tumbuh kebawah seperti halnya akar tunjang. Akibatnya, kadang–kadang tanaman mudah roboh karena akar tidak cukup kuat menahan beban daun atau pelepah lidah buaya yang cukup berat. Pajang akar bias mencapai 30–40 cm. • Batang Batang lidah buaya tidak terlalu besar dan relative pendek, yakni hanya sekitar 10 cm. Penampakan batang tidak terlalu jelas karena tertutup oleh daun
6 atau pelepah. Jika batang lidah buaya telah dipotong beberapa kali baru batang akan terlihat jelas. • Daun Letak daun lidah buaya berhadap–hadapan dan mempunyai bentuk yang sama, yakni daun tebal berbentuk roset dengan ujung yang runcing mengarah keatas dan tepi daun berduri. Meskipun demikian, penampakan fisik daun antara jenis yang satu dan yang lain ternyata ada perbedaan.Beberapa varietas lidah buaya antara lain: 1. Aloe ferox Awalnya tanaman ini banyak dijumpai di Afrika Selatan pada abad ke-17 dengan daerah Albetinia sebagai pusat perkebunannya. Selanjutnya tanaman ini dikembangkan di Inggris pada tahun 1759 oleh Miller. Aloe ferox adalah salahsatu penghasil aloin sebagai bahan baku pembuatan obat yang diperdagangkan secara komersial. Afrika Selatan pada tahun 1935-1939 memproduksi sekitar 4.690.996 pound aloin untuk diexport ke beberapa Negara, seperti Amerika Serikat (20%), Australia (12%), Rhodesia (2%), serta Kanada dan Swiss (1%) di antaranya disuplai dari Afrika berupa aloin dari Aloe ferox dan sisanya dipenuhi dari Aruba dan Bonaire yang berupa Aloe barbanensis Miller. Pada tahun 1992, industry local di Afrika Selatan berhasil menjual aloin Aloe ferox dengan total pendapatan 5.000.000 dolar Amerika. Aloin ini sebagian besar diexport ke Eropa, khususnya Negara Italia, Prancis, dan Jerman. Bentuk daun sedikit cekung di bagian atas, duri tidak hanya terdapat di bagian tepi daun, tetapi juga di bagian bawah dan atas daun. Warna daun
7 hijau keabu-abuan dan berlapis lilin. Panjang daun mencapai 50-80 cm dan lebar 10-15 cm. Daging pelepah sangat keras mencapai ketebalan 1-2 cm dan rasanya pahit. 2. Aloe barbadensis Miller Pada awalnya, lidah buaya ini dikembangkan di wilayah Karibia dan Barbados pada abad ke-16, serta di Aruba pada tahun 1836. Selanjutnya tanaman ini berkembang sampai ke Amerika Serikat, Mexico, Venezuela, Republik Dominika, dan Australia. Industri yang memproduksi Aloin pertama kali berdiri di Aruba tahun 1949 dengan kapasitas 90.000 pound (180.000 kg) Aloin per tahun. Kapasitas tersebut merupakan kebutuhan bahan baku obat di Amerika Serikat setiap tahun pada saat itu. Aloin ini diperoleh dari jus lidah buaya segar yang diekstraksi dan dimurnikan dengan kristalisasi sehingga sesuai dengan standar United Standard Patent (USP) Amerika Serikat. Untuk tanaman lidah buaya berumur lebih deri satu tahun, dari setiap hektar bias dihasilkan rata-rata 500-1.000 pound (1.000-2.000 kg) Aloin. Salah satu industry modern di Amerika Serikat, yakni Forever Living Product International Inc. telah berhasil menstabilkan gen lidah buaya. Untuk berhasil memenuhi kebutuhan bahan bakunya, indurtri tersebut membuka ribuan hektar perkebunan Aloe barbanensis Miller, berawal di Texas, Amerika Serikat, kemudian di Mexico dan Republik Dominika, sehingga saat ini perusahaan tersebut merupakan pabrik dan produsen lidah buaya terbesar di dunia. Produk yang dihasilkan perusahaan ini telah diakui International Science Cuoncil, seperti gel lidah buaya (aloe vera gel), sabun lidah buaya (aloe liquid soap), sampo lidah buaya (aloe jojoba shampoo),
8 dan lipstick lidah buaya (aloe lips). Bentuk daun cembung, warna daun hijau tua dan berlapis lilin yang sangat tebal. Duri hanya terdapat di tepi daun. Panjang daun mencapai 60-80 cm, lebar 10-14 cm, dan tebal 2-3 cm. Berat pelepah antara 1,2-1,5 kg per pelepah. 3. Aloe chinensis Baker (Pontianak) Bentuk daun sedikit cekung dibagian atas, berwarna hijau muda, dan mempunyai lapisan lilin tipis di permukaan bawah daun. Lidah buaya jenis ini memiliki panjang daun 50-80 cm, lebar 10-14 cm, dan tebal 2-3 cm dengan berat pelepah mencapai 0,8-1,5 kg per pelepah. Seperti halnya Aloe barbadensis Miller, Aloe chinensis hanya memiliki duri dibagian tepi daun. • Bunga Bunga lidah buaya warnanya bervariasi, berkelamin dua (bisexual) dengan ukuran panjang 25-40 mm. Bunga ini berbentuk seperti lonceng, terletak di ujung atas suatu tangkai yang keluar dari ketiak daun dan bercabang. Panjang tangkai antara 50-100 cm dank eras sehingga tidak mudah patah. Bunga Aloe barbadensis Miller berwarna kuning, bunga Aloe chinensis berwarna oranye, bunga Aloe ferox berwarna merah tua atau oranye. Nektar atau sari bunga Aloe ferox diduga mengandung bahan sejenis nikotin. Bunga lidah buaya mampu bertahan 1-2 minggu. Setelah itu, Bunga akan rontok dan tangkainya mongering. • Biji Biji dihasilkan dari bunga yang telah mengalami penyerbukan yang biasanya dilakukan oleh burung, lebah, atau serangga lainnya. Pada Aloe barbadensis dan Aloe chinensis, bunga yang telah mengalami penyerbukan tidak membentuk
9 bijiatau tidak mengalami germinasi. Kegagalan ini diduga disebabkan oleh serbuk sari steril dan ketidak sesuaian diri. Karenanya, kedua jenis tanaman ini berkembang biak secara vegetative melalui anakan. 2.1.2. Fungsi Lidah Buaya Fungsi lidah buaya bagi kesehatan yaitu sebagai antiinflamasi, antijamur, antibakteri, membantu proses regenerasi sel, menurunkan kadar gula bagi penderita diabetes, mengontrol tekanan darah, menstimulasi kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit kanker, mencegah rambut rontok, meremajakan sel kulit, membantu pengobatan sembelit, batuk rejan, batuk, cacingan dan susah buang air kecil, luka terpukul dan luka dalam (muntah darah), kencing darah, wasir, luka terbakar dan tersiram air panas (yang ringan), bisul, panas dalam, mencegah uban, menyuburkan rambut serta dapat digunakan sebagai nutrisi pendukung bagi orang yang menderita penyakit kanker dan penderita HIV/AIDS. 2.1.3. Perkembangan Lidah Buaya di Indonesia Di Indonesia, lidah buaya yang banyak dibudidayakan adalah jenis Aloe chinensis. Aloe chinensis adalah jenis yang banyak dibudidayakan di Indonesia khususnya di Kalimantan Barat. Aloe chinensis pertama kali dikembangkan oleh J.G. Baker pada tahun 1877. Meskipun namanya berbau China tetapi tanaman ini berasal dari daerah Afrika. Di Indonesia awalnya tanaman
ini ditanam di
perkarangan tanah gambut oleh petani keturunan China dengan skala yang sangat terbatas. Selanjutnya Tanaman ini mulai dikembangkan dengan skala yang lebih luas pada tahun 1997 di daerah Siantan Hulu, Pontianak. Kalimantan Barat mempunyai potensi sumber daya lahan sebesar 14.680.700 ha, Disamping itu, di Kalimantan Barat terdapat lahan yang belum dimanfaatkan seluas 1.588.711 ha.
10 Lahan ini merupakan lahan kering yang luas dan cocok untuk pengembangan tanaman hortikultura seperti lidah buaya. Saat ini, lidah buaya merupakan komoditas unggulan sekaligus andalan Provinsi Kalimantan Barat yang mempunyai keunggulan komparatif dan kompetitif. Hal ini disebabkan oleh factor-faktor sebagai berikut: 1. Tanaman lidah buaya memiliki prospek pasar yang bagus, terutama untuk makanan, minuman, kosmetik, dan farmasi. 2. Tanaman ini dapat tumbuh subur didaerah tanah gambut seperti Kalimantan Barat, khususnya Pontianak. 3. Lidah buaya daerah Kalimantan barat memiliki pelepah yang lebih besar dan lebar, sehingga produksinya lebih tinggi. 2.1.4. Sejarah Perusahaan Rotiku Hidup 1983 - Untuk pertama kalinya Ibu Yuliana bergabung dengan Fisller, yang adalah sebuah perusahaan yang menjual peralatan memasak. Saat itu menjabat dibagian marketing selama 2 tahun dalam group Da Vinci. 1985 - Dengan prestasi terbesarnya selama bergabung dengan fisller, yaitu menjadi juara kedua penjualan terbesar tingkat nasional. Ibu Yuliana bergabung dengan fisller sampai selama 8 tahun sampai tahun 1991. 1993 - Setelah resign dari fisller kemudian Ibu Yuliana bergabung dengan perusahaan asuransi Manulife. 1996 - Setelah 3 tahun bergabung dengan Manulife, pada tahun 1996 Ibu Yuliana menjadi manager Manulife selama 4 tahun. 2000 - Ibu Yuliana mencapai jabatan tertingginya yaitu unit manager. Sambil menjadi unit manager selama lebih kurang 5 tahun, Ibu Yuliana mulai
11 merintis usaha pembuatan dodol lidah buaya nya. Ketika awal pembuatan dodol itu, Ibu Yuliana melakukan research resep- resep pembuatan dodol bersama dengan seorang putranya yang baru menyelesaikan kuliahnya di Malaysia yang kini menjabat sebagai direktur. Setiap dodol yang dihasilkan hanya untuk teman- teman sendiri saja. Dan prose itu terjadi sampai akhir tahun 2004 2005 - Ibu Yuliana resmi mengundurkan diri dari perusahaan asuransi Manulife Karena permintaan dodol yang semakin lama semakin meningkat ditambah oleh proses pembuatan dodol selama ini hanya menggunakan tenaga pekerja untuk mengaduknya, Ibu Yuliana mulai merasa bahwa perlu adanya peningkatan produksi dan hal itu hanya dapat dicapai dengan perubahan cara pembuatan dodol. Lalu pada tahun ini juga Ibu Yuliana bersama suami merancang sendiri mesin pengaduk dodol . Uji coba pemanfaatan mesin dan peralatan produksi baru selama tahun 2005 s/d 2006 ternyata menghasilkan produk yang lebih baik dan meningkat. 2006 - Produk yang dihasilkan tidak lagi hanya dodol, tetapi sudah dikembangkan sampai memproduksi jelly lidah buaya dan kerupuk lidah buaya. Pada saat itu produk lidah buaya sudah dikemas dalam packaging yang layak dan bergabung menjadi UKM binaan Perindag 2007 - Produk lidah buaya UKM Rotiku Hidup tidak hanya berhenti sampai disana tetapi dilanjutkan lagi dengan pembuatan variasi baru sampai menjadi 5 produk, yaitu: dodol, jelly, kerupuk, the, minuman siap saji dalam bentuk cup yang semua itu dihasilkan dari bahan lidah buaya sehingga setiap bagian tanaman lidah buaya bisa dimanfaatkan.
12 Dengan memiliki produk yang berprestasi begitu baik akhirnya diakhir tahun 2007 UKM Rotiku Hidup mengikuti seleksi nasional untuk UKM Modern dimana setiap pemenang mendapatkan penghargaan berupa Piala Upakarti yang diberikan langsung oleh Presiden RI. Standar seleksi Upakarti dimulai dengan tingkat Kotamadya dan setelah lolos lalu mengikuti seleksi tingkat nasional. Dari seleksi Upakarti seluruh Indonesia, didapat 88 UKM yang akan disaring lebih lanjut kemudian baru dipilih 5 UKM yang lolos dan berhak mendapat penghargaan Upakarti dan Presiden RI dan UKM Rotiku Hidup menjadi salahsatunya. 2008 - Setelah produk UKM Rotiku Hidup berhasil memperoleh penghargaan Upakarti dari Presiden RI, sekarang produk UKM Rotiku Hidup banyak mengikuti pameran- pameran makanan tradisional di kota- kota besar, seperti: Pontianak, Batam, Bandung, Jakarta dan pameran- pameran tersebut banyak dihadiri oleh petinggi- petinggi Negara luar. UKM Rotiku Hidup sudah mulai ditawarkan pemerintah Kalimantan untuk mengikuti uji kelayakan produk untuk diexport keluar negeri, seperti: Finlandia ( Oktober 2008 ) 2009 - Beberapa tawaran export kemancanegara lainnya: Kairo/Mesir (Maret 2009), Meksiko (Mei, Juni 2009) Serta tahun ini hasil produksi UKM Rotiku Hidup tidak hanya lulus seleksi makanan MUI Kalimantan saja, tetapi sudah diakui di tingkat nasional.
13 Saat ini produk lidah buaya UKM Rotiku Hidup, diantaranya kerupuk dan teh sudah masuk distribusi supermarket Farmer Jakarta dan Kalimantan. 2.1.5. Visi dan Misi Motivasi UKM Rotiku Hidup dalam menjalankan UKM ini adalah keinginan untuk mengembangkan komoditi unggulan Kota Pontianak, yakni lidah buaya semaksimal mungkin. Visi yang dicanangkan UKM Rotiku Hidup adalah menjadikan lidah buaya menjadi salah satu produk unggulan di Indonesia Misi yang dijalankan UKM Rotiku Hidup adalah membawa produk olahan lidah buaya ketingkat nasional dan internasional. Motto UKM Rotiku Hidup adalah Sehat Bersama Aloevera. 2.1.6. Pembinaan UKM oleh Disperindag Pada tahun 2006 UKM Rotiku Hidup mulai mendapat program pembinaan oleh Disperindag. Strategi pembinaan yang diberikan oleh Disperindag Provinsi Kalimantan Barat adalah berupa pendampingan secara langsung ditingkat perusahaan, atau yang dikenal dengan Program On Company Level (OCL), pada tahun 2007 mendapat pendampingan regular oleh tenaga ahli UKM pangan Disperindag.
2.2. Karakteristik Produk Setiap produk lidah buaya Rotiku Hidup sudah didistribusikan di setiap stand dan toko-toko yang menjual jajanan / oleh-oleh khas pontianak, seperti airport, PSP (pusat jajanan kota Pontianak), Aloe Vera Center (pusat penelitian aloe vera Pontianak),
14 dll.Produk lidah buaya Rotiku Hidup sangat mudah dijumpai di setiap toko karena warna kuningnya yang menyala membuat produknya menjadi sorotan utama setiap pembelian produk lidah buaya apa saja. 2.2.1. Jenis-jenis Produk Produk siap saji adalah produk dari UKM Rotiku Hidup yang pada penyajiannya dapat langsung dinikmati. Setiap produk siap saki dianjurkan di simpan di tempat yang kering dan jauh dari matahari. Berikut adalah beberapa produk UKM Rotiku Hidup yang merupakan produk siap saji, yaitu: 1. Dodol lidah buaya adalah produk pertama dari UKM Rotiku Hidup. Harga perkotaknya Rp 20.000,00.Terbuat dari olahan lidah buaya, tepung beras ketan, gula, santan, susu. Berat bersih 300 gr. Kandungan nutrisi, yaitu: • lemak
0,2%
• Protein
2,38%
• Serat Kasar
0,33%
• Karbohidrat
60,3%
• Kalsium
0,1%
• Natrium
0,05%
• Gula total
50,6%
• Pemanis: a. Sakarin = negatif b. Siklamat = negative
15
Gambar 2.1 Kemasan Dodol
Kermasan yang dipakai pada Dodol sekarang seperti yang terlihat pada gambar diatas berwarna kuning terang dan diberi lubang ditengah untuk memudahkan konsumen melihat isi produk. Sedangkan isi produk sendiri dibungkus satu per satu agar tidak lengket dan memudahkan pada saat memakannya. 2. Jelly lidah buaya adalah produk lain olahan UKM Rotiku Hidup selain dodol yang terbuat dari olahan lidah buaya, rumput laut, gula dan tanpa bahan pengawet, sehingga walaupun merupakan jenis makanan kering tetapi jelly lidah buaya tidak dapat disimpan lebih dari 9 bulan. Harga Rp 15.000,00 dengan Berat bersih 200 gr. Kandungan nutrisi, yaitu: • lemak
0%
• Serat
338%
• Karbohidrat
0%
• Kalsium
99,4%
• Natrium
48,2%
• Gula total
49,2%
16 • Pemanis: c. Sakarin = negatif d. Siklamat = negative
Gambar 2.2 Kemasan Jelly
Jelly lidah buaya Rotiku hidup pada kemasan awalnya tidak dimasukkan kedalam botol dan hanya menggunakan plastic untuk membungkusnya tetapi pada pengembangannya sekarang ini dibungkus terlebih dahulu lalu dimasukkan dalam botol terlebih dahulu sebelum dipasarkan. 3. Cup minuman lidah buaya adalah produk lain dari UKM Rotiku Hidup selain dodol dan jelly yang terbuat dari olahan lidah buaya, air mineral, gula dan bahan tambahan makanan. Produk minuman cup lidah buaya ini dijual dengan harga Rp.3.500,00 per gelas. Produk lidah buaya ini tidak mengandung bahan pengawet dan merupakan produk yang bersifat basah sehingga produk lidah buaya ini hanya dapat dikonsumsi sebelum 6 bulan sejak masa produksi. Isi bersih 300ml.
17
Gambar 2.3 Kemasan Minuman
Untuk cup minuman masih terbilang sangat sederhana, tampilan visual hanya sedikit terlihat pada tutup cup dan pada bagian samping hanya polos putih dengan dicetak gambar seperti tutup cup. 2.2.2. Keunggulan Adapun beberapa keunggulan yang menjadi sebuah titik ukur kualitas UKM ini, yaitu: • Kemasan lidah buaya Rotiku hidup beberapa sudah memiliki kemasan dengan identitas yang cukup baik dipasaran, yaitu warna kuning yang sangat melekat dimata konsumen. • Banyaknya variasi produk yang terus menjadi inovasi sehingga produk yang dihasilkan UKM Rotiku Hidup, semakin lama semakin berkembang. Hal ini juga yang membedakan produksi Rotiku Hidup dengan prusahaan lain yang hanya memproduksi satu atau dua jenis produk saja. • Mendapat pembinaan UKM dari disperindag yang hasilnya dapat dilihat secara
18 langsung seperti tata cara produksi dan lain sebagainya • Mendapat penghargaan Upakarti denagn mengikuti seleksi tingkat nasional yang ketat dan membuktikan bahwa UKM Rotiku Hidup adalah sebuah perusahaan yang sedang berkembang tetapi tetap menjaga kualitas dan kuantitas peoduk • Pengalaman mengikuti pameran-pameran tingkat nasional
sehingga UKM
Rotiku Hidup memiliki gambaran untuk bersaing dengan perusahaan yang sudah memiliki nama besar • Mendapat tawaran uji kelayakan export produk Indonesia ke mancanegara dari pemerintah langsung karena sudah memiliki penghargaan Upakarti yang sekaligus membuktikan kualitas UKM ini • Produk UKM Rotiku Hidup sudah didistribusikan ke supermarket farmer Jakarta dan Kalimantan Barat
2.3. Target Audience Yang menjadi target audience dari UKM Rotiku Hidup adalah: 2.3.1. Premier 1. Demografi : Pria atau wanita yang memiliki usia antara 25-50 tahun dan berpendidikan dengan golongan ekonomi menengah dan menengah atas yang sudah memiliki kehidupan yang sudah stabil dan mantap 2. Psikografi : Karakter target audience ditinjau dari segi psikografi adalah mereka yang memiliki kepribadian melankolis dimana mereka lebih menyukai segala sesuatu
19 yang bercitarasa dan memiliki estetika seni, sehingga dapat dijangkau melalui pendekatan-pendekatan seperti disain kemasan yang lebih cantik dan lebih menarik daripada produk kompetitor. Dari behavior target audience, Rotiku Hidup memposisikan produk untuk mereka yang memiliki ketertarikan (hobby) lebih pada sesuatu yang unik, tetapi mereka bukanlah konsumen yang sampai menjadikan produk yang menarik sebagai barang koleksi. Lifestyle konsumen yang menjadi target market dari UKM Rotiku Hidup adalah mereka yang ketertarikan untuk mencoba hal-hal baru yang belum pernah mereka temui karena konsumen dengan lifestyle seperti ini adalah konsumen yang memiliki daya beli lebih tinggi. Peketjaan target audience adalah perkantoran dan menyukai hal-hal yang halus. 3. Geografi : Konsumen dari luar kota atau luar negeri pada umumnya untuk menjadikan produk lidah buaya produksi UKM Rotiku hidup sebagai oleh-oleh khas Kalimantan Barat, seperti: Singapura, Thailand, Malaysia, Mesir, Finlandia, Mexico, Brugaria, Indonesia, Jakarta, Bandung, dan Negara ataupun kota besar di dunia. 2.3.2. Sekunder Konsumen domestik yang berasal dari dalam kota, karena di Pontianak, Kalimantan Barat sudah banyak perusahaan yang memproduksi produk olahan lidah buaya sehingga pasar utama yang ingin dicapai oleh UKM Rotiku Hidup adalah konsumen luar.
20 2.4. Kompetitor 2.4.1. Dodol 1. Pelabor • Harga
: Rp 15.000,00
• Rasa
: susu
• Komposisi
: pelepah lidah buaya, gula, tepung ketan, susu, santan
• Netto 200gr • Diproduksi oleh: Parit H Husin 1 Gg Mulia No.21, Pontianak, Kalbar Telp : (0561) 711113
Gambar 2.4 Dodol Pelabour
Produk lidah buaya Pelabour sudah terbilang cukup mendapat penanganan secara grafis baik dari sisi kemasan ataupun brand, akan tetapi menurut hasil Tanya jawab dengan dengan beberapa pihak penjual produk ini di toko jajanan makanan daerah, produk ini masih terbilang asing karena jika ditinjau dari segi desain, layout, warna kemasan secara keseluruhan maka desain produk ini lebih sesuai untuk desain produk bumbu masakan dari pada untuk kemasan produk makanan siap saji.
21 2. Hidayah • Harga
: Rp 15.000,00
• Rasa
: susu
• Komposisi
: tidak disebutkan
• Netto
: tidak disebutkan
• Diproduksi oleh: Jl. Parit Pangeran Gg Melati IV Siantan Hulu Telp : (0561) 7556878 Pontianak Utara, Kalbar
Gambar 2.5 Dodol Hidayah
Produk lidah buaya Hidayah masih terbilang sangat tradisional dan minim informasi pada kemasan. Masih banyak kelemahan yang kita jumpai pada produk ini, hal ini dapat kita lihat dari tidak adanya informasi komposisi produk, berat produk dan tidak adanya kemasan khusus yang dibuat untuk produk ini sendiri. Kelemahan lain dari produk ini adalah dari tampilan luar yang sangat berbeda dengan produk kompetitor saja, produk ini menjual produk dengan harga yang nyaris sama dengan kompetitor akan membuat konsumen lebih tertarik pada kompetitor.
22 2.4.2. Jelly Isun Vera • Harga
: Rp 10.000,00
• Rasa
: aneka rasa buah
• Komposisi
: lidah buaya, gula, aroma buah, pewarna makanan
• Netto
: tidak disebutkan
• Diproduksi oleh
: Sunani Jl. Budi Utomo Telp : (0561) 882794 Siantan Hulu - Pontianak, Kalbar
Gambar 2.6 Jelly Isun Vera
Produk lidah buaya ini sangat sedikit kita jumpai beredar dipasaran bukan karena produk baru atau hal lain tetapi kemasan produk lidah buaya ini sangat tidak ramah lingkungan dan cenderung mengundang semut.Dari sifat makanan yang manis ditambah kemasan tidak dapat ditutup rapat membuat semut suka mengerumuni makanan dan akhirnya produk tidak laku dipasaran yang membuat produk kurang penjualannya.
23 2.4.3. Minuman 1. Rivera • Harga
: Rp 15.000,00
• Rasa
: lychee
• Komposisi
: lidah buaya, gula fruktosa, air, essence
• Netto
: 310ml
• Diproduksi oleh : CV. An Nur PT. Kavera Biotech ( support ) Pontianak, Kalbar
Gambar 2.7 Minuman Rivera
Rivera adalah produk lidah buaya yang sudah mengalami sentuhan grafis pada kemasannya, dengan berbahan kaca dan tutup botol aluminium yang higienis dan cukup menarik untuk sebuah minuman. Tetapi penjualan minuman ini tidak begitu baik karena harga yang kurang sesuai dengan target market dan tempat pemasaran produk. Konsumen biasanya lebih memilih produk-produk competitor. Dari segi kemasan, produk lidah buaya biasanya dibeli untuk dijadikan oleh-oleh tetapi untuk membawa oleh2 yang hanya sebuah minuman sangat tidak efisien jika yang harus dibawa adalah kaca yang bisa pecah dan berbeban cukup berat dengan isi yang
24 hanya sedikit. 2. Saviera • Harga
: Rp 12.000,00 /pack
• Rasa
: lychee
• Komposisi
: lidah buaya, gula, air, s.benzoat, asam sitrat aroma lychee
• Netto
: 250ml/bungkus
• Diproduksi oleh : CV. Madinah Pontianak, KalBar
Gambar 2.8 Minuman Saviera
Saviera adalah competitor lidah buaya dengan kemasan paling sederhana yaitu hanya dibungkus plastik kecil lalu lima bungkusan kecil dipacking menjadi satu. Kemasan ini sama seperti kemasan lidah buaya Rotiku Hidup yang awal. Perbedaan lainnya adalah saviera membuat daging lidah buayanya dalam ukuran perpotong yang lebih besar yaitu lebih kurang 2cm disetiap sisinya. Walaupun saviera adalah kompetitor paling sederhana tetapi ini adalah salah satu produk laris diantara competitor yang lain. Dari sisi kemasan sangat efisien karena hanya menggunakan bungkus plastik yang mudah dibawa juga memiliki isi yang lebih banyak dengan
25 harga yang sangat terjangkau. 3. Aloebest • Harga
: Rp 8.000,00 /pack
• Rasa
: orange dan blackcurrant
• Komposisi
: lidah buaya, gula, air, gum Arab, Perasa blackcurrant dan orange, pengatur keasaman asam sitrat, asam askorbats
• Netto
: 500ml/bungkus
• Diproduksi oleh : PT. Aloe Vera Indonesia www.aloe-best.com Bogor, Indonesia
Gambar 2.9 Minuman Aloebest
Aloebest adalah produk kompetitor yang berasal dari luar daerah Pontianak, Kalimantan Barat tetapi untuk supply bahan baku masih tetap berasal dari Kalimantan. Desain kemasan juga efisien untuk pemakaiann dan dibawa-bawa. 4. Aloefit • Harga
: Rp 5.000,00 /pack
• Rasa
: mangga, orange apeldan jeruk nipis
• Komposisi
: air, jus lidah buaya, gula pasir, konsentrat rasa buah jeruk,
26 mangga, apel, jeruk nipis, asam malat, vitamin C, pencita rasa jeruk, mangga, apel, jeruk nipis • Netto
: 200ml
• Diproduksi oleh : PT. Cahaya Kalbar TBK., www.cahayakalbar.com Bekasi, Indonesia
Gambar 2.10 Minuman Aloefit
Produk lidah buaya ini bukan minuman seperti yang lain karena pengolahannya yang menjadikan lidah buaya menjadi jus terlebih dahulu baru setelah itu diberi perasa buah. Kemasan yang dipakai adalah kotak yang menutupi seluruh permukaan sehingga isi produk lebih terjaga dari sinar matahari langsung yang dapat menyebabkan produk mudah rusak tetapi kemasan ini membuat konsumen tidak dapat melihat langsung kedalam isi produk. 5. Kavera • Harga
: Rp 7.500,00 /pack
• Rasa
: lychee
• Komposisi
: gula, air, aroma lychee
• Netto
: 300ml
27 • Diproduksi oleh : PT. Botani Tropical Lestari Dipasarkan oleh MQ Consumer Goods Jakarta, Indonesia
Gambar 2.11 Minuman Kavera
2.5. Analisa 2.5.1. Analisa Perusahaan 2.5.1.1. Strenght (kekuatan) -
mendapat pembinaan UKM yang diberikan oleh Disperindag Provinsi Kalimantan Barat.
-
pendampingan regular oleh Tenaga Ahli UKM Pangan Disperindag
-
teknologi yang terus dikembangkan dalam produksi sehingga dapat menambah jenis produk atau diversifikasi, yaitu: - dodol lidah buaya - Jelly lidah buaya
28 - minuman kesehatan cup lidah buaya -
produk sudah dipasarkan di beberapa kota besar dan ibukota
-
mendapatkan penghargaan UPAKARTI yang secara langsung menjadi bukti keunggulan produk dari segi kualitas maupun kuantitas karena seleksi penghargaan tingkat nasional yang diikuti begitu ketat
-
mendapat tawaran export produk kebeberapa negara yang membuktikan produk lidah buaya sudah lulus seleksi export makanan
2.5.1.2. Weakness (kelemahan) -
desain kemasan produk belum memiliki kekuatan karena secara grafis belum ditangani secara serius
-
tidak ada komunikasi visual yang mencerminkan identitas produk
-
belum memiliki brand yang baik
2.5.1.3. Opportunity (kesempatan) -
produk lidah buaya sudah banyak dikenal sebagai produk kesehatan
-
Kalimantan Barat sebagai produsen lidah buaya terbesar sangat membantu dalam distribusi bahan baku utama
-
daya beli konsumen produk lidah buaya cukup tinggi
-
permintaan pasar semakin hari semakin meningkat
2.5.1.4. Threatness -
semakin banyak UKM produsen produk lidah buaya karena masyarakat Kalimantan Barat semakin menyadari peluang usaha dari bisnis lidah buaya yang begitu baik.
-
menejemen perusahaan yang masih tradisional membuat distribusi produk lemah
29 -
Visi yang cukup susah dicapai karena masih besarnya konsumen dan masyarakat yang merasa bahwa produk lidah buaya UKM Rotiku Hidup adalah produk lokal yang belum pantas menjadi oleh-oleh apalagi menjadi produk unggulan untuk mewakili Indonesia.
-
menejemen perusahaan yang lemah juga dapat mengakibatkan produsen lokal yang baru berdiri dapat menyaingi UKM Rotiku Hidup.
2.5.2. Analisa Kemasan 2.5.2.1. Strengh (kekuatan) -
Warna kuning pada kemasan yang selama ini beredar sudah melekat pada konsumen.
-
Warna terang pada kemasan membuat kemasan mudah untuk dikenal oleh konsumen.
2.5.2.2. Weakness (kelemahan) -
Sebagian produk masih dikemas dengan kemasan yang seadanya saja
-
Informasi pada produk seperti nutrision fact, manfaat, bahasa, dll masih minim sehingga menimbulkan kesan bahwa produk kurang berkualitas.
-
Identitas kemasan masih sangat beragam membuat kemasan tidak terlihat berasal dari satu produsen sehingga konsumen terkadang tidak mengetahui Rotiku Hidup memiliki produk apa saja karena tidak memiliki satu kesatuan.
-
kemasan masih belum memiliki brand yang jelas. Hal ini terlihat dari belum adanya nama jelas dari setiap produk.
2.5.2.3. Opportunity (kesempatan) -
konsumen banyak yang sudah mengenal produk Rotiku Hidup dari kemasan.
-
Permintaan pasar yang semakin meningkat secara tidak langsung menuntut
30 produk lidah buaya Rotiku Hidup harus tampil semakin baik dan lebih berkesan. 2.5.2.4. Threatness -
Produk yang begitu banyak dan beragam dapat menimbulkan kesulitan dalam membuat identitas kemasan agar selaras.
-
Kemasan yang dimiliki sebagian produk saat ini sudah melekat pada konsumen sehingga kemasan yang baru harus dapat menjadi lebih baik tanpa meninggalkan identitas lama produk