2
BAB 2 DATA DAN ANALIS A
2.1 Sumber Data 2.1.1 Literatur •
http://dennysak.multiply.com/journal/item/442/23_Tahun_Silam_Tonny_K oeswoyo_Berpulang
•
http://launch.groups.yahoo.com/group/koesplus/message/706
•
M ajalah TOP No. 26 (1975-1976)
•
Kompas 10 Okt 2003 M eniti Jejak Tony Koeswoyo oleh : Theodore K S / M illis Koes Plus
2.1.2 Data Umum Animasi Dokumenter 2.1.2.1
Sejarah Animasi Animasi adalah gambar diam 2D atau 3D model yang diurutkan dan diputar
secara berulang-ulang sehingga menjadi sesuatu bentuk pergerakan lalu menciptakan ilusi gerak. Animasi, sebenarnya tidak akan terwujud tanpa didasari pemahaman mengenai prinsip fundamental kerja mata manusia atau dikenal dengan nama The Persistance of Vision. Seperti ditunjukan pada karya seorang Prancis Paul Roget (1828), penemu Thaumatrope. Sebuah alat berbentuk kepingan yang dikaitkan dengan tali pegas diantara kedua sisinya. Kepingan itu memiliki dua gambar pada sisinya. Satu sisi bergambar burung, satu sisi lainnya bergambar sangkar burung. Ketika kepingan berputar maka burung seolah masuk
3
kedalam sangkarnya. Proses ini ditangkap oleh mata manusia dalam satu waktu, sehingga mengekspose gambar tersebut menjadi gerak. Dua
penemuan
berikutnya
semakin
menolong
mata
manusia.Phenakistoscope, ditemukan oleh Joseph Plateu (1826), merupakan kepingan kartu berbentuk lingkaran dengan sekelilinganya di penuhi lubanglubang dan gambar berbentuk obyek tertentu. M ata akan melihat gambar tersebut melalui cermin dan pegas membuatnya berputar sehingga satu serial gambar terlihat secara progresif menjadi gambar yang bergerak terus menerus.
Gbr 1. Phenakistoscope Sumber: (http://agesvisual.files.wordpress.com/2008/01/phenakistoscope.jpg?w=235&h=297)
Teknik yang sama di tampilkan pada alat bernama Zeotrope, ditemukan oleh Pierre Desvignes (1860), berupa selembar kertas bergambar yang dimasukan pada sebuah tabung.
4
Gbr 2. Zeotrope Sumber: (http://agesvisual.files.wordpress.com/2008/01/zeotrope.jpg?w=224& h=296)
Pengembangan kamera gerak dan projector oleh Thomas Alfa Edison serta para penemu lainnya semakin memperjelas praktika dalam membuat animasi. Animasi akhirnya menjadi suatu hal yang lumrah walaupun masih menjadi “barang” mahal pada waktu itu. Bahkan Stuart Blackton, diberitakan telah membuat membuat film animasi pendek tahun 1906 dengan judul “Humourous Phases of Funny Faces”, dimana prosesnya dilakukan dengan cara menggambar kartun diatas papan tulis, lalu difoto, dihapus untuk diganti modus geraknya dan di foto lagi secara berulang-ulang. Inilah film animasi pertama yang menggunakan “stop-motion” yang dihadirkan di dunia. Pada awal abad ke dua puluh, popularitas kartun animasi mulai menurun sementara film layar lebar semakin merajai sebagai alternatif media entertainment. Publik mulai bosan dengan pola yang tak pernah berganti pada animasi tanpa didalamnya terdapat story line dan pengembangan karakter. Apa yang terjadi pada saat itu merupakan kondisi dimana mulai terentang jarak antara film layar lebar dan animasi, kecuali beberapa karya misalnya Winsor
5
McCay yang berjudul Gertie the Dinosaur, 1914. M cCay telah memulai sebuah cerita yang mengalir dalam animasinya ditambah dengan beberapa efek yang mulai membuat daya tarik tersendiri. Hal ini juga mulai terlihat pada karya Otto Messmer, Felix the Cat.
2.1.2.2
Sejarah Animasi Indonesia Dimulai dengan Si HUM A produksi PPFN yang disiarkan oleh TVRI,
dilanjutkan Si Unyil karya Pak Raden (Drs. Suyadi) dalam salah satu episode berupa animasi gabungan stop motion, paper cut dan 2D bercerita tentang Timun Mas. Di akhir tahun 80-an menjelang 90-an awal ditandai munculnya beberapa perusahaan animasi yang menerima order dari luar negeri seperti Asiana Wang Animation (kerja sama dengan Wang Film Animation, Taiwan) yang bergaya Disney, sedangkan untuk gaya Jepang / Anime ada Evergreen, M arsa Juwita Indah di Bali, dll. Lalu dilanjutkan dengan munculnya Red Rocket di Bandung, Bening di Yogyakarta, Tegal Kartun, dstnya hingga muncul di tahun 90-an, beberapa perusahaan animasi yang juga mengerjakan 3D animasi seperti Kasatmata dan Wahyu Aditya dengan Hello Motion, dll. Pada 7 M ei 2004, hadir film 3D animasi berdurasi panjang (full animation) buatan Indonesia sekitar 30 menit yaitu “Homeland” yang ceritanya diolah bersama tim Visi Anak Bangsa dan Kasatmata. Di antara berbagai serial kartun di Indonesia, Global TV menyiarkan satu program anak-anak Kabayan dan Liplap. Animasi buatan asli anak negeri ini
6
yang merupakan buah karya Castle Production, perusahaan animasi lokal yang sebelumnya lebih sering menangani proyek animasi untuk negara lain. Beberapa tokoh animator di Indonesia seperti Dwi Koendoro, Gotot Prakosa, Pak Suyadi / Pak Raden dan Pak Denny Djunaid di era munculnya TV swasta pertama untuk iklan Chiky, Poppy Palele yang mendalangi para animator di Red Rocket, lalu beberapa nama yang membuat 3D animasi seperti M as Chandra, untuk JANUS, film layar lebar gabungan life & 3D, hingga para animator yang tengah menyiapkan animasi layar lebar Sing to the Dawn, dari Infinite Frameworks Batam. M unculnya AINAKI (Asosiasi Animasi Industri dan Konten), perlu didukung oleh semua personel yang terlibat dalam mengembangkan animasi di Indonesia, karena beberapa wadah animasi lainnya di Indonesia rata-rata tidak bisa bertahan lama.
2.1.2.3
Data Umum Tentang Video Dokumenter Banyak asumsi tentang makna film documenter, sedikit menyimak beberapa
pendapat dari para pengamat perfilman dunia antara lain: 1.
Paul Rotha Definisi Dokumenter bukan merujuk pada subyek atau sebuah gaya, namun dokumenter adalah sebuah pendekatan. Pendekatan dalam dokumenter dalam film berbeda dari film cerita. Bukan karena tidak dipedulikannya
7
aspek kriya / kerajianan (craftsmanship) dalam pembuatannya, tetapi dengan sengaja justru memperlihatkan bagaimana kriya tersebut digunakan. 2.
Paul Wells Teks Non-Fiksi yang menggunakan footage–footage yang aktual, di mana termasuk di dalamnya perekaman langsung dari peristiwa yang akan disajikan dan materi-materi riset yang berhubungan dengan peristiwa itu, misalnya hasil wawancara, statistik, dlsb. Teks-teks seperti ini biasanya disuguhkan dari sudut pandang tertentu dan memusatkan perhatiannya pada sebuah isu-isu sosial tertentu yang sangat memungkinkan untuk dapat menarik perhatian penontonnya.
3.
S teve Blandford, Barry Keith Grant dan Jim Hillier Pembuatan film yang subyeknya adalah masyarakat, peristiwa atau suatu situasi yang benar-benar terjadi di dunia realita dan di luar dunia sinema.
4.
Frank Beaver Sebuah film non-fiksi. Film Dokumenter biasanya di-shoot di sebuah lokasi nyata, tidak menggunakan actor dan temanya terfokus pada subyek– subyek seperti sejarah, ilmu pengetahuan, social atau lingkungan. Tujuan dasarnya adalah untuk memberi pencerahan, member informasi, pendidikan, melakukan persuasi dan memberikan wawasan tentang dunia yang kita tinggali.
5.
Louis Giannetti Tidak seperti kebanyakan film-film fiksi, dokumenter berurusan dengan fakta-fakta, seperti manusia, tempat dan peristiwa serta tidak dibuat . Para
8
pembuat film dokumenter percaya mereka ‘menciptakan’ dunia di dalam filmnya seperti apa adanya. Inti dari film dokumenter adalah untuk menyajikan informasi yang faktual tentang dunia di luar film itu sendiri. Bedanya dengan fiksi adalah dalam pembuatannya tidak ada rekayasa baik dari tokohnya (manusia), ruang (tempat), waktu dan juga peristiwanya. Kemudian dalam dunia kreatif motion graphic kemudian akan dikemas secara unik dan menarik.
2.1.3 Data Umum Tonny Koeswoyo Tahun 1962 Beliau mendirikan Koes Bersaudara yang anggota anggotanya adalah kakak dan adik-adiknya putra Koeswoyo yaitu John Koeswoyo, Tonny Koeswoyo, Yon Koeswoyo, Yok Koeswoyo dan Nomo Koeswoyo. Di awal tahun 1960-an group musik di Indonesia umumnya lebih bangga menyanyikan lagu asing, namun Koes bersaudara merupakan pelopor mencipta dan merekam lagu berbahasa Indonesia. Atas permintaan penonton ketika Koes Bersaudara manggung, mereka "terpaksa" membawakan lagu-lagu The Beatles, Kalin Twin dan Everly Brothers yang pada akhirnya dituduh Bung Karno sebagai penyebar “M usik Ngak Ngik N gok tak berbudaya Indonesia”. Oleh karenanya mereka mendekam di penjara tanpa proses pengadilan selama 3 bulan. Setelah keluar dari Lembaga Pemasyarakatan, situasi dalam penjara dipotret melalui lagu lagu Koes Bersaudara berikutnya.
9
Koes Plus yang dibentuk pada tahun 1969 sebagai kelanjutan dari grup Koes Bersaudara. Grup musik yang terkenal pada dasawarsa 1970-an ini sering dianggap sebagai pelopor musik pop dan rock 'n roll di Indonesia. Sampai sekarang, grup musik ini kadang masih tampil di pentas musik membawakan lagu-lagu lama mereka, walaupun hanya tinggal dua anggotanya (Yon dan M urry) yang aktif. Lagu-lagu mereka banyak dibawakan oleh pemusik lain dengan aransemen baru. Sebagai contoh, Lex's Trio membuat album yang khusus menyanyikan ulang lagu-lagu Koes Plus, Cintamu T'lah Berlalu yang dinyanyikan ulang oleh Chrisye, serta Manis dan Sayang yang dibawakan oleh Kahitna.
2.2 Target Target dari Animasi Dokumenter ini adalah remaja sampai dewasa, pria dan wanita, masyarakat yang suka dengan musik, dan para penikmat serta penggemar lagu karya Tonny Koeswoyo atau Koes Plus itu sendiri. Dengan membuat media Animasi Dokumenter yang komunikatif dan menarik untuk disimak, diharapkan seluruh pemirsa dapat lebih mengenang seorang figur Tonny Koeswoyo serta kontribusinya terhadap industri musik di tanah air. Serta dapat lebih menghargai karya-karya anak bangsa khususnya pada bidang musik.