4 BAB 2 DATA DAN ANALIS A
2.1
Gambaran Umum
IHS adalah yayasan yang tujuan utamanya adalah mendukung perkembangan dan pelestarian seni budaya Indonesia dengan mempelajari dan mensosialisasikannya. Kegiatan IHS dibagi dalam 3 kelompok yaitu : M useum , Community dan Operations. Ketiga kelompok ini memiliki tujuan yang sama yaitu membangun apresiasi terhadap seni budaya Indonesia yang sangat beragam baik kepada anggotanya maupun publik secara umum. Dalam kegiatan untuk mendalami dan mempelajari berbagai pengetahuan tersebut anggota bisa ikut dalam satu kelompok saja , maupun lebih dari satu kelompok. Hampir seluruh kegiatan dan komunikasi menggunakan bahasa Inggris. Tetapi ada juga kelompok khusus untuk bahasa Jepang , Korea dan Perancis yang memungkinkan anggotanya untuk melakukan aktivitas dengan bahasa tersebut. Informasi melalui event dan kegiatan dikabarkan melalui email mingguan dan newsletter bulanan. Di situas resmi http://www.heritagejkt.org juga menyediakan kalender kegiatan bulanan dan informasi lebih lanjut. Bagi anggota yang menginginkan penjelasan lebih lanjut untuk kegiatan tertentu bisa menguhubungi ketua kelompok tersebut. Nama dan contact information mereka tersedia pada setiap newsletter.
5 2.2
Data Penyelenggara
IHS berlokasi di 17th Floor, Sentral Senayan 1 Jl Asia-Afrika 8 Jakarta , dan lokasinya cukup mudah untuk dijangkau karena lokasinya di pusat kota dan bersampingan dengan Plaza Senayan.
2.2.1 Sejarah IHS 2.2.1.1 Tahun 1970-an
Pada bulan Febuari 1970 , para anggota Ganesha Society membentuk Ganesha Volunteers, sebuah kelompok yang dibentuk untuk mendukung pelestarian dan promosi M useum Pusat (yang sekarang dikenal sebagai M useum Nasional) dan juga seni budaya Indonesia. Di tahun-tahun awal organisasi ini , para volunteer melakukan kegiatan inventoris dan penerjemahan di M useum dan memulai kegiatan pemanduan tour M useum beserta kegiatan pelajaran. Pertambahan jumlah volunteer di tahun 1970-an ini menyebabkan perubahan drastis di organisasi dan dibentuklah seksi Newsletter , Study Groups , School Programs , Language Classes m Evening Lectures dan Library . Untuk tur M useum juga ditambahkan tour guide dalam bahasa Perancis , Jerman dan Jepang. Di masa ini pula buku pertama IHS berjudul 'Aspects of Indonesia' diterbitkan.
6
Gambar 2.1 Aspects of Indonesia
2.2.1.2 Tahun 1980-an
Ganesha Volunteers terus melangsungkan pelestarian dan sosialisasi budaya Indonesia selama tahun 1980 -an dengan diterbitkannya 'Guidebook to Sulawesi' , yang bekerja sama dengan M useum Nasional. Di masa ini juga publikasi kalender dan seksi Explorers dibentuk. Kalender dan seksi Explorers tetap menjadi bagian fundamental IHS di masa sekarang.
7
Gambar 2.2 Kalender 2011 2.2.1.3Tahun 1990-an
Tahun 1990-an adalah tahun di mana terjadi perubahan besar dan masa transisi , baik bagi negara Indonesia maupun Ganesha Volunteers. Ganesha Society menyusulkan agar Ganesha Volunteers melanjutkan aktifitas mereka lepas dari Ganesha Society. Dan menjadi lambang pemisahan Ganesha Volunteers dari Ganesha Society menjadi organisasi baru , diusulkan juga untuk memilih nama organisasi dan logo yang baru . Pada tanggal 21 A gustus 1995 , disahkan bahwa Indonesian Heritage Society dibentuk dan mendapatkan status 'y ayasan'. Pengesahan ini memiliki tujuan utama mengesahkan tujuan dari organisasi yaitu : - M endukung dan membantu institusi budaya Indonesia , dan - M elestarikan dan mensosialisasikan pengetahuan , pemahaman , dan apresiasi terhadap seni budaya Indonesia.
8
Gambar 2.3 Logo IHS
Logo yang dipilih melambangkan 'kelahiran kembali' dan 'regenerasi' yang dirasa cocok untuk masa transisi itu. Dilakukannya pemindahan manajemen dan sponsorisasi dari Ganesha Society pada tanggal 31 A gustus memberikan aset dan hak cipta publikasi sepenuhnya kepada IHS. Di masa 1990-an ini dipublikasikan juga ‘The Jakarta Explorer Book' , dibuat berdasarkan pengalaman data penelitian hasil tur seksi Explorers. Buku yang sangat populer ini sudah mencapai edisi ke empat di masa sekarang. 'The Museum Nasional Guidebook' juga dipublikasikan , menjadi sebuah hasil kolaborasi volunteers IHS dan staff M useum Nasional.
9
Gambar 2.4 The Jakarta Explorer
Gambar 2.5 The Museum Nasional Guide
10 2.2.1.4 Tahun 2000-an
Sejak tahun 2000-an , volunteers IHS telah menerjemahkan buku Aspects of Indonesia ke dalam bahasa Perancis dan buku Museum Nasional Guidebook dalam bahasa Korea , Cina dan Jepang. Publikasi bilingual Indonesia-Inggris pertama yang dinamakan M ajapahit / Trowulan dipublikasikan tahun 2006. Publikasi ini merupakan gabungan usaha dari IHS , Departemen Arkeologi dan M useum Nasional. Di tahun 2008 , diperkenalkan buku 'Museum Encounters : Jakarta' .
Gambar 2.6 Majapahit / Trowulan publication
11
Gambar 2.7 Museum Encounter Book series
IHS memasuki masa digital dengan diperkenalkannya situs http://www.heritagejkt.org , e-mail mingguan 'Friends of the Society' bagi anggota terdaftar yang berisi informasi acara-acara yang sedang atau akan berlangsung. Disediakan juga fasilitas wireless internet access gratis di Library untuk membantu kegiatan penelitian.
Gambar 2.8 Library
12
Gambar 2.9 Study Group
Gambar 2.10 evening lecture
Gambar 2.11 school programs
13
Gambar 2.12 French Speaking Section Explorer Group
Gambar 2.13 Japanese speaking section
Gambar 2.14 Japanese Speaking Section Batik events
14 2.2.1.5 IHS sekarang
Dengan grup utama 17 volunteers , IHS telah berkembang menjadi yayasan berangotakan lebih dari 800 orang , dan mewakilkan warga negara dari lebih dari 40 kebangsaan. IHS tetap menjadi organisasi non profit dan berbasis volunteer, di mana aktifitas diorganisasi dan dilaksanakan oleh lebih dari 250 anggota. Setiap tahun kebutuhan tenaga volunteer terus meninggi , sehingga aktifitas dan operasi dapat berjalan mulus. IHS dimanajemen oleh all-volunteer Board of Management beranggotakan Chairman , Scretary , Treasurer dan Vice-Chairs yang mengetuai 3 seksi. Vice-Chair keempat bertugas untuk menjadi Culturar Liaison Officer dan membangun hubungan dengan museum dan berbagai departemen negara.
Gambar 2.15 Tour Guide 2007
15 2.2.2 Struktur Organisasi
A. Board of Trustees - Anak Agung - Wiwoho Basuki - Nafsiah M boi - Juliana Roe
B. Board of S upervisors - M izue hara - Hilde Ardie - Inge Hadibrata
C. Board of Management - Chairman
: Judy Ryon
- Vice-Chair Community
: M ike Nicholson
- Vice-Chair M useums
: Joaquina Testa
- Vice-Chair Operations
: Terry M elendex
- Secretary
: Helen Bugno
- Treasurer
: Robyn Barker
- Cultural Liaison Officer
: Victor Chandrawira
16 D. Museum Sections Language Classes
: Regine Jamimon-Kupper
M useum Projects
: Henrietta Howe, M ellita Reddy
M useum Tours
: Joaquina Testa, Claudia Bellido
School Programs
: Stephanie Rivet
E. Community Sections Evening Lectures
: Anne Ambler , Anita Hibler
Explorers
: Susan Kulkarni , Anjana Srivastava
Heritage Tours French-Speaking section
: Domitille M onvile , Chrystele M orard
Japanese - Speaking section : Ritsuko Kikuta , Shigeko M atsumoto Korean-Speaking section
: Grace Ahn , Teresa Lee
Rumahku
: Faye Skilbeck
Study Grups
: Korinnick Lemarie , M ike Nicholson
F. Operation Sections Events
: Dewi Herawati , Kristina Hugen
Information Technology
: Rebekkah Pinto
Library
: Tinneke Hoekman , Suzette Swart
Publishing
: Heather Chappell , Laura Weaver
Public Relations
: Robyn Curham , Jenny Jantz
Registration
: Carol Beckwith
Sales
: Terry Trashers
17
G. Cultural Section Cultural Liaison
: Windi Zulkarnaen
2.2.2.1 Sections A. Museum Sections - Museum Tour Guides - Museum Projects - Language Classes
B. Community Sections - Explorers - Study Groups - Heritage Tours - French Speaking Section - Japanese Speaking Section - Korean Speaking Section - School Programs - Evening Lectures - Rumahku Lectures
C. Operations Sections - Events - Information Technology
18 - Library - Public Relations - Publishing - Sales - Registration
2.2.3 Visi dan Misi IHS
Visi Promote interest in and knowledge of Indonesia's cultural heritage.
Misi With a large multinational group of registered Friends, the Heritage Society seeks to illuminate the rich artistic, historical and cultural traditions of Indonesia for the international community of Jakarta.
2.3
Target Audience
Target Audience - M ain target audience
: Warga Negara Asing
- Second target audience
: Warga Negara Indonesia
19 Demografi - Usia
: 30 s/d 70 tahun
- Tingkat sosial
:A
- Jenis Kelamin
: Pria waita dengan mayoritas wanita
- Pendidikan
: SD s/d Perguruan Tinggi
Geografi - Domisili
: Daerah perkotaan
Psikografi - Tingkat sosial
:A
- Gaya Hidup
: M odern
Kepribadian - M empunyai apresiasi tinggi terhadap seni budaya Indonesia - M empunyai keinginan untuk bersuka rela dan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan - M emiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap seni budaya Indonesia - Senang menjelajahi tempat bersejarah atau tempat yang mempunyai nilai seni dan budaya - M emiliki hobi secara spesifik yang berhubungan dengan seni budaya Indonesia
20 2.4
Analisa Partner – Preposisi (S WOT Analysis) S WOT Strength (Kekuatan) : - Yayasan yang terdepan dalam wadah pengkajian seni budaya Indonesia yang modern dan multi kultural , multi bahasa - M emiliki fasilitas yang lengkap untuk berbagai aktivitas - M emiliki struktur organisasi dan mediasi yang jelas
Weakness (Kendala) : - Banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang keberadaan IHS - Banyak WNA / WNI yang kurang perduli dengan seni budaya Indonesia - Karena berbasis pada sistem volunteer sering terjadi keterbatsan tenaga dan dana - Biaya keanggotaan yang mungkin akan dirasa cukup berat
Opportunity (Peluang) : - Satu-satunya organisasi non profit yang menjadi tempat dimana WNA dan WNI bisa bergabung dan sama-sama mempelajari dan melestarikan seni budaya Indonesia dalam skala nasional maupun internasional dan dengan cakupan multi kultural , serta multi bahasa.
Threat (Ancaman) : - Adanya kesalahpahaman bahwa IH S merupakan organisasi yang elitist atau hanya bagi kalangan atas dan kekurangan member volunteers.
21 2.5
Pembanding
2.5.1 CCF
Pusat Kebudayaan Prancis Jakarta (CCF Jakarta) Jalan Salemba Raya 25 Jakarta Pusat Tel : (021) 390 85 85, 390 85 80, 390 77 16 Fax : (021) 390 85 86
Jam buka : Dari Senin sampai Jumat, pukul 8.00 - 19.00 dan Sabtu, pukul 8.00 17.00, hari M inggu tutup
CCF Jakarta adalah yayasan kebudayaan Perancis Jakarta yang berlokasi di Jakarta Pusat. CCF mengusahakan banyak sekali pertukaran budaya Perancis dan Indonesia. M ereka memiliki identitas visual yang jelas , dan cukup bagus. M ereka juga membuat Voila , majalah gratis berbahasa Perancis yang terbit setiap 4 bulan sekali. Voila membahas berbagai topik mulai dari acara-acara , seni budaya baik Indonesia , Perancis maupun negara lain sampai teknologi dan pendidikan.
22
Gambar 2.5.1.1 Situs
Gambar 2.5.1.2 Majalah Voila
23 2.5.2 Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI)
Jl. Veteran I No. 27 Jakarta 10110,, Indonesia Phone/ Fax : 62 .21.3511127 Email :
[email protected] Website : www.bppi-indonesianheritage.org Diresmikan pada tahun 2004, BPPI bertujuan melestarikan seni budaya Indonesia seperti IHS. Namun bedanya mayoritas anggota dan pengurus IHS adalah warga ekspatriat. M eskipun mereka sudah mempunyai inisiatif untuk menggunakan logo dan membuat situs, namun desain masih seadanya.
Gambar 2.5.2.1 Situs
24 2.5.3 YPBB Foundation
Yayasan Pecinta Budaya Pebali Jalan Bisma #3 Ubud, Bali 80571 Tel:fax +62.361.971214; Fax: +62.361.976582 * Hours of operation: 9 am to 6 pm, Mon – Fri YPBB yang berlokasi di Ubud , Bali adalah organisasi yang mengusahakan pensejahteraan bagi kaum yang tidak berada , pengusaha kecil dan juga pelestarian seni budaya tradisional. M eskipun belum memounyai logo yang tetap , tetapi desain dari situs YPBB sudah cukup menarik dan kerap di update.
Gambar 2.5.3.1 Situs
25 2.5.4 Goethe Institut Jakarta Jl.Sam Ratulangi 9-15 Jakarta 10350 Alamat surat menyurat: P.O.Box 3640 Jakarta 10036 Tel: +62 21 23550208 Fax: +62 21 23550021
[email protected] Goethe Institut adalah yayasan seni budaya Jerman yang lokasinya tersebar di beberapa Negara. Di Indonesia , nama Goethe Institut sudah cukup terkenal karena kerap mengadakan acara yang berhubungan dengan seni budaya dan pengembangan kerja sama antara Indonesia dan Jerman. Goethe Institut mempunyai identitas visual resmi yang menarik dan mereka juga rajin memperbaharui informasi di situs mereka.
Gambar 2.5.4.1 Situs
26 2.6
Sumber Data
Data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari 1) Pengamatan langsung di lapangan 2) Wawancara dengan beberapa narasumber terkait 3) Buku-buku 4) Internet 5) Data archive IHS